Anda di halaman 1dari 27

3.1.

Tugas Khusus
Manajemen produksi
1. Perencanaan Sistem Produksi
Perencanaan produksi bertujuan agar dilakukkannya persiapan yang sistematis
bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam
perencanaan produksi:
a. Perencanaan produk
Jenis barang yang diproduksi
PTPN IX memiliki 3 jenis afdeling yang ditanami oleh beberapa jenis
tanaman yang berbeda, yaitu:
Afdeling semugih
Afdeling semugih terletak di kecamatan moga dan pilosari, yaitu di
bagian utara kaki gunung slamet 43 km sebelah selatan kota
pemalang.areal tanah ini digunakan untuk budidaya tanaman teh.
Afdeling semakir
Afdeling semakir terletak di kecamatan randudongkal yang terletak 14
km dari kantor induk. Areal ini digunakan utuk budidaya tanaman
kakao, kelapa, tebu dan jarak.
Afdeling pesantre
Afdeling pesantre terletak di kecamatan ulujami dan berjarak 65km
dari kantor induk. Lokasi afdeling pesantre ini paling jauh lokasinya
dari kantor induk. Areal ini digunakan u ntuk budidaya tanaman
kelapa, tebu dan jarak.
Dari beberapa jenis tanaman tersebut yang paling banyak di produksi di PTPN IX
yaitu jenis tanaman teh. Teh yang dihasilkan dari PTPN IX yaitu teh hitam dan teh
celup.
Teh hitam
Teh hitam memiliki beberapa jenis yaitu:
1. BOP ( Broken Orange Pekoe ), bubuk teh yang lolos mesh 12 dan tertahan
pada mesh 14. terdiri dari tulang-tulang daun muda dan banyak
mengandung tip ( bagian paling pucuk) yang utuh dengan bentuk partikel
pendek, kecil, hitam dan terpilin.
2. BOPF ( Broken Orange Pekoe Fanning ), bubuk teh yang lolos mesh 14
dan tertahan mesh 18. Partikel lebih kecil dari BOP, pendek, hitam, kecil,
keriting, berasal dari daun muda, terdiri dari tangkai muda dan banyak
mengandung tip
3. PF ( Pekoe Fanning ), lolos mesh 18 dan tertahan mesh 24. Merupakan
jenis teh yang berasal dari pecahan daun yang menggulung, berwarna
hitam, memiliki ukuran kecil serta memiliki tip.
4. DUST , merupakan jenis teh yang memiliki ukuran sangat kecil, lembut
seperti debu, berwarna hitam, lolos mesh 24 dan tertahan mesh 60.
5. PF II ( Pekoe Fanning II ), berbentuk seperti PF tetapi berwarna hitam
kemerahan, berasal dari potongan serat berukuran kecil dan agak rata
6. BP ( Broken Pekoe ), merupakan jenis teh yang berasal dari tulangtulang
dan tangkai muda, berukuran besar, bersih dan berwarna hitam. Lolos
pada ayakan mesh 12 dan tertahan pada ayakan mesh 14.
7. BP II ( Broken Pekoe II ) Berbentuk seperti BP tetapi lebih banyak
mengandung tangkai dan tulang terkelupas serta warna lebih merah
daripada BP.
8. BT ( Broken Tea ) Merupakan jenis teh yang mempunyai ukuran sama
dengan BOP tetapi berasal dari pecahan daun yang tidak menggulung,
berwarna hitam dan tidak banyak tipnya. Lolos ayakan 12 dan tertahan
ayakan 14.
9. DUST II Partikelnya sangat kecil dan banyak serat berwarna kemerahan,
lolos ayakan mesh 40 dan tertahan pada ayakan mesh 60.
10. DUST III Lolos ayakan mesh 60, partikelnya sangat kecil seperti debu,
banyak serat dan berwarna kemerahan
11. BM ( Broken Mixed ) Campuran dari dua atau tiga jenis mutu teh.
12. KAWUL Merupakan sisa pengolahan akhir, seduhannya lemah, aroma
kurang, berwarna merah, terdiri atas potongan serat tidak rata dan
berukuran panjang.
Teh celup
The celup yang diproduksi di semugih bahan bakunya diambil
di kaligua. Hal ini karena kaligua memiliki daun the yang
menghasilkan aroma yang lebih wangi dari pada di semugih. Aroma
daun teh dari kaligua lebih khas dikarenakan datarannya yang lebih
tinggi 1500-2000 m dpl. Jenis the yang dipakai adalah jenis BOPF
yang termasuk ke dalam kelas mutu yang pertama. Karena mesin dan
tenaga kerja yang terbatas sehingga dalam sehari hanya mampu
memproduksi 6 kardus. Setiap kardus terdiri dari 60 kemasan dan tiap
kemasan terdiri dari 25 buah teh celup dengan berat masing-masing 2
gram.
Kualitas barang
Pt Perkebunan Nusantara IX kebun semugih mengelompokkan produk teh
hitam yang diproduksi berdasarkan mutunya, antara lain:
1. Grade 1
BOP (broken Orange Peko)
Bubuk ini berasal dari daun muda dan banyak mengandung sedikit
tip/peko (bagian paling pucuk) yang utuh dengan bentuk partikel pendek,
agak kecil, hitam, terpilin, dan kriting.
BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning)
Partikel BOPF lebih kecil dibandingkan dengan BOP, pendek, hitam,
lebih kcil, keriting, berasal dari daun muda dan tangkai muda serta
mengandung sedikit tip.
PF (Pekoe Fanning)
Bubuk yang berasal dari pecahan daun yang menggulung, pendek, terpilin,
agak keriting, berwarna hitam, berukuran lebih kecil dari BOPF dan masih
terdapat tip.
DUST
Merupakan jenis the yang memiliki ukuran sangat kecil, grainny 9lembut
seperti debu). Berwarna hitam.
BP (broken Pekoe)
Merupakan jenis the yang berasal dari tulang daun dan tangkai daun
muda, berukuran agak besar, pendek dan berwarna hitam.
BT (Broken Tea)
Partikelnya agak pipih, terpilin, dan berwarna hitam.
2. Grade II
BP II
Bubuk yang bentuknya seperti BP tetapi lebih banyak mengandung
tangkai dan tulang daun tua yang terkelupas sehingga berwarna hitam
kemerahan.
PF II
Berbentuk seperti PF tetapi berwarna hitam kemerahan, berasal dari
potongan serat berukuran kecil dan agak rata.
FANN II
Partikel pendek, hitam kemerahan dan mengandung serat.
DUST II
Partikelnya sangat kecil dan banyak mengandung serat sehingga berwarna
kemerahan.
DUST III
Partikelnya sangat kecil seperti debu, banyak mengandung serat dan
berwarna kemerahan.
3. Grade III
BM
Jenis the yang merupakan sisa dari proses sortasi kering yang banyak
mengandung serat dan berwarna merah.
Kawul
Jenis the sisa dari proses sortasi kering yang banyak mengandung tangkai
daun dan berwarna merah.
Jumlah barang
PTPN IX melakukkan proses produksi setiap hari selama 24 jam dari
proses pemetikan hingga proses pengolahan. Jumlah teh yang di proses setiap
hari yaitu 9-10 ton pucuk sehingga teh kering yang di hasilkan tiap 1 kali
produksi yaitu 2 ton. Sedangkan untuk jumlah teh berdasarkan grade tidak
dapat di perkirakan tergantung hasil dari proses produksinya, karena poses
produksi mempengaruhi mutu yang di hasilkan.
Bahan baku
Bahan baku merupakan elemen terpenting dalam proses produksi yang
nantinya akan diolah dari bahan mentah menjadi produk jadi. Bahan baku
yang ditanam di kebun semugih dari dua varietas Assamica dan varietas
Sinensis. Namun, jumlah varietas Assamica lebih banyak ditanam di
bandingkan varietas sinensis. Pengadaan bahan baku di PT Perkebunan
Nusantara IX kebun semugih diperoleh dari kebun milik sendiri dengan luas
areal kebun produktif sebesar 356,06 Ha.
b. Perencanaan Lokasi Pabrik

c. Perencanaan letak fasilitas produksi


Tata letak ditujukan untuk mengatur kondisi yang dihasilkan suatu tahapan
proses tertentu agar kondisinya tidak mempengaruhi tahapan proses lainnya. Tata
letak ini sangat penting untuk menunjang efisiensi dalam suatu proses produksi.
Aspek yang tercakup dalam tata letak adalah pengaturan peralatan, mesin
pengolahan dan luas ruangan proses yang tersedia. Luas ruangan produk harus
dihitung dengan teliti dan disesuaikan dengan kapasitas produksi, jenis, jumlah,
ukuran alat dan mesin produksi serta jumlah karyawan yang bekerja.
Pengaturan alat dilakukan dengan cara memberi jarak antara alat. Hal ini akan
memberikan beberapa keuntungan diantaranya memudahkan pengawasan,
pembersihan serta member rasa nyaman dan aman bagi karyawan yang bekerja
didekatnya. Pengaturan letak alat dan mesin disesuaikan dengan urutan prosesnya
sehingga aliran proses berjalan dengan baik. Pentingnya tata letak ini juga dapat
dilihat dari proses yang memerlukan persyaratan tertentu. Contoh paling ekstrim
adalah antara proses oksidasi enzimatis dengan proses pengeringan. Kedua proses
tersebut membutuhkan kondisi ruangan yang jauh berbeda, sehingga diperlukan
penataan ruangan beserta alatnya agar proses berjalan lancer.
Gambar1. Lay Out perusahaan
Gambar1. Lay Out Pengolahan Basah

Gambar 3. Lay out Pengeringan


Gambar 4. Lay Out Pengolahan kering (Sortasi Kering)

d. Perencanaan lingkungan kerja


e. Perencanaan standr produksi
2. System Pengendalian produksi dan perencanaan oprasi
Bertujuan agar mencapai hasil maksimal demi biaya seoptimal mungkin dan juga
bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Kegiatan yang dilakukkan antara lain:
a. Membuat penjadwalan kerja
Pengaturan Kerja di PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih dibagi
menjadi dua bagian yaitu,
1. Waktu Kerja Bagian Kantor
Diberlakukan untuk karyawan yang tidak berhubungan langsung dengan
proses produksi, seperti karyawan kantor induk, kantor kebun, dan kantor
teknik.
Hari senin-kamis, sabtu : pukul 06:30-14:00 (istirahat jam)
Hari Jumat : Pukul 06:30-11:30
2. Waktu kerja bagian pengolahan
Diberlakukkan untuk karyawan yang berhubungan langsung dengan
proses produksi, seperti tenaga kerja bagian pengolahan.
Pelayuan
Shift I : Pukul 15:00-22:00
Shift II : Pukul 22:00-05:00
Pengolahan Basah
Shift I : 04:00-11:00
Shift II : Pukul 11:00-18:00
Pengeringan : Pukul 06:00-13:00
Sortasi Kering : Pukul 11:00-18:00
Pengepakan : Pukul 06:00-13:00

b. Distribusi dan Pemasaran Produk


1. Prinsip pemasaran produk
Pemasaran merupakan suatu system keseluruhan dari kegiatan bisnis
yang ditujukkan untuk berstrategi dalam merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan produk yang memuaskan kebutuhan
konsumen. Pemasaran menjadi salah satu kegiatan pokok perusahaan untuk
tetap survive, berkembang dan memperoleh laba.
Produk the yang dihasilkan PT Perkebunan Nusantara IX Kebun
Semugih berupa teh hitam kering. Pemasaran produk dilakukan sepenuhnya
oleh Kantor Direksi. Kebun semugih hanya bertanggung jawab memproduksi
barang dan mengirimkannya ke gudang (veem) yang berada di Semarang.
Pemasaran produk dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. System pelanggan yang dikoordinasi oleh Kantor Pemasaran Bersama
(KBH), biasanya untuk pasar ekspor. Sebelu, membeli, calon pembeli
diberikan sampel (berupa monster the) sehingga dapat mengetahui kualitas
the yang ditawarkan. Apabila telah terjadi kesepakatan harga dan
ketersediaan barang maka produk dikirimkan ke pembeli sesuai dengan
jumlah yang disepan, sedangkan system pembayaran dilakukan saat
pelelangan.
b. Pemasaran untuk pasar lokal yaitu the jenis BM dan Kawul dilakukan
dengan pembeli yang langsung dating ke tempat pengolahan.
2. Analisis Ekonomi Pemasaran Produk
Bauran pemasaran merupakan serangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam arah sasaran (Kotler,
2005). Elemen kegiatan pemasaran meliputi kegiatan yang menyangkut
karakteristik barang atau jasa yang dipasarkan (product), cara penetapan harga
(price), cara distribusi produk ke konsumen (place), dan cara memberitahukan
produk kepada calon konsumen (promotion).
a. Produk (Product)
Produk the yang dihasilkan olek Kebun Semugih secara garis besar
dikelompokkan menjadi tiga grade, antara lain:
- Grade I, meliputi BOP, BOPF, PF, DUST, BP dan BT
- Grade II, meliputi PF II, DUST II, FANN II dan DUST III
- Grade III, meliputu BM dan Kawul.
Namun, apabila ditinjau dari tujuan pemasarannya maka produk teh
tersebutn dikelompokkan menjadi dua yaitu produk the hitam yang
ditunjukkan untuk pasar ekspor dan produk teh hitam untuk pasar lokal.
Produk untuk pasar ekspor berasal dari grade I dan grade II, sedangkan
produk untuk pasar lokal yaitu grade III yang hanya dipasarkan didalam n
Egeri. Pasar ekspor lebih menjadi prioritas utama karena lebih
menguntungkan dibandingkan dengan pasar lokal.
- Harga (Price)
Kebujakan penentuan harga produk sepenuhnya dilakukan oleh Kantor
Dioreksi. Harga produk teh hitam di pasaran bersifat fakultatif dan tidak pasti
sehingga untuik menentukan harga produk ditentukan langsung oleh calon
pembeli pada waktu pelelangan di Kantor Pemasaran Bersama (KPB) yang
berada di Jakarta. Setiap calon pembeli dapat menetapkan harga setelah
melakukan pengujian terhadap sampel (monster teh ) yang merupakn hasil
produksi dari PT Nusantara IX Kebun Semugih.
- Tempat (Place)
Dalam hal ini berkaitan dengan cara pendistribusian dan penjualan
produk ke konsumen. Proses distribusi hasil pengolahan KebunSemugih
melalui jalur darat dengan diangkut menggunakan truk. Produk teh hitam
tersebut dibawa ke gudang (veem) yang belokasi di Semarang. Sedangkan
monster teh yang digunakan sebagai sampel dikirim ke Kantor Direksi
kemudian Direksi mengirimkannya ke Kantor Pemasaran Bersama (KPB)
yang berada di Jakarta.
Pendistribusian produk setelah terjadi kesepakatan dengan pembeli
dilakukan oleh Kantor Direksi. Sebagian besar pembeli berasal dari luarnegeri
sehingga produk harus diekspor. Beberapa Negara tujuan ekspor teh hitam
seperti Amerika Serikat, Rusia, India, German, Belanda, Cina, Iran, Irak,
Mlaysia, dan Astralia.
- Promosi (Promotion)
Kegitan promosi dilakukan sepenuhnya oleh Kantor Direksi dengan
menggunakan sampel (monster) yang dikirimkan oleh Kebun Semugih.
Monster teh yang telah sampai di Kantor Pemasaran Bersama (KPB)
kemudian dipasarkan dengan cara dilelang. Pelelangan dihadiri oleh para
calon pembeli yang terdiri dari perwakilan perusahaan besar yang berada di
luar negeri. Untuk pasar lokal, promosi yang dilakukan dengan mengirimkan
sampel ke perusahaan yang sudah berlangganan.
3. Organisasi Distribusi Pemasaran Produk
Distribusi digunakan oleh perusahaan untuk menyalurkan barang yang
sudah diproduksi supaya sampai ke tangan konsumen. Dalam sistem distribusi
pemasaran the hitam, perusahaan menggunakan perantara yaitu Kantor
Pemasaran Bersama yang berada dibawah kendali Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Pendistribusian dan pemasaran produk sepenuhnya dilakukan oleh Kantor
Direksi yang beralokasi di Semarang. PT Perkebunan Nusantara IX Kebun
Semugih hanya menyediakan barang dan melakukan pengiriman ke gudang
(veem). Kebun Semugih juyga menyediakan sampel (monster teh). Yang akan
digunakan sebagai salah satu alat dalam pemasaran produk. Monster teh tersebut
akan di uji coba oleh calon pembeli sehingga pembeli dapat memperioleh produk
sesuai dengan yang diharapkan.
c. Pengawasan produksi
Pengendalian bahan baku
Pengendalian tenaga kerja
Pegendalian kulaitas
Kapasitas Alat Produksi
Alat dan mesin merupakan sarana utama yang mutlak dibutuhkan dalam
suatu proses produksi. Alat dan mesin yang dipergunakan dalam setiap
tahapan proses
produksi teh hitam adalah sebagai berikut:
1. Alat dan Mesin Pengadaan Bahan Baku

Alat dan mesin dalam tahapan bahan baku adalah alat dan mesin yang
digunakan dalam kegiatan pemetikan pucuk teh dikebun dan alat yang digunakan
untuk menampung pucuk teh selama proses pemetikan pucuk. Alat alat yang
digunakan adalah:
a) Keranjang Petik
Keranjang petik terbuat dari anyaman bambu. Kapasitas dari keranjang
petik adalah 10 kg pucuk basah dan dilengkapi dengan tali agar dapat dibawa
oleh pemetik dengan cara menggendongnya.

Gambar. 1 Keranjang petik


b) Karung plastik atau Waring
Waring atau dipergunakan untuk menyimpan sementara pucuk teh
dikebun sebelum angkutan yang akan membawanya ke pabik datang. Waring
juga dipergunakan untuk mempermudah kegiatan penimbangan dikebun.
Kapasitas dari alat ini sekitar 20-30 kg pucuk teh segar.

Gambar Waring
c) Timbangan
Timbangan yang dipergunakan adalah timbangan pegas dan jembatan
timbang. Timbangan pegas dipergunakan dikebun untuk menimbang berat
pucuk teh hasil petikan sedangkan jembatan timbang dipergunakan dipabrik
untuk menimbang berat pucuk teh setelah tiba dipabrik.

Gambar 3.2.3 Timbangan


d) Truk
Truk dipergunakan untuk mengangkut hasil petikan dari kebun ke
pabrik. Truk dapat juga dipergunakan untuk mengangkut pemetik pucuk dan
bibit ke tiap-tiap kebun.

Gambar Truk
e) Neraca Digital
Neraca digital adalah alat yang digunakan untuk menimbang berat dari
pucuk teh yang akan dianalisa. Masing-masing golongan dari pucuk teh
ditimbang dengan menggunakan neraca digital untuk dihitung presentase pucuk
teh petikan kasar dan halus. Neraca digital dilengkapi dengan tombol-tombol
yang digunakan untuk mengatur neraca digital. Kapasitas dari neraca digital ini
sekitar 6 kg. Terdapat 1 neraca digital yang digunakan untuk menimbang pucuk
teh yang dianalisa.
Gambar Neraca Digital

2. Alat dan Mesin Proses Penggilingan, Sortasi Basah dan Fermentasi


Adapun alat dan mesin yang digunakan dalam proses ini adalah:
a. Open Top Roller (OTR)
Open Top Roller (OTR) merupakan mesin penggiling yang terdiri dari
silinder (jubung), Conus, Batten, dan pintu keluar. Open Top Roller (OTR)
berfungsi untuk menggulung dan memotong pucuk teh yang sudah di layukan
Jumlah Open Top Roller (OTR) di kebun Semugih yaitu senyak 3 unit, waktu
proses selama 50 menit dan memiliki kapasitas 350-375 kg

Gambar 3.2.9 Open Top Roller


b) Rotary Roll Breaker (RRB)
Rotary Roll Breaker (RRB) berfungsi untuk mengayak bubuk teh
basah hasil penggulungan dari OTR. Pada RRB satu mesin hanya terdapat satu
ayakan besar. Ayakan pada RRB terdiri dari tiga bagian yaitu mesh yang
berukuran 6,6 dan 7. Dipabrik teh Semugih mempunyai 4 unit RRB dengan
waktu proses selama 15-20 menit. RRB memiliki kapasitas 300 kg/jam.
Gambar Rotary Roll Breaker (RRB)
c) Press Cup Roller (PCR)
Press Cup Roller (PCR) berfungsi untuk menggulung bubuk teh basah
yang tidak lolos dari RRB I sehingga mengeluarkan cairan essensial oil akibat
gencetan yang dilakukan oleh penutup pada PCR. Dipabrik teh semugih
mempunyai mesin PCR sebanyak 4 unit dengan waktu proses 30 menit dan
memiliki kapasitas 300-350 kg.
d) Rotor Vane (RV)
Rotor Vane (RV) adalah mesin yang digunakan untuk mengecilkan ukuran
dengan cara pemotongan melewati putaran poros dalam silinder. Mesin RV ini
digunakan untuk memotong bubuk teh yang tidak lolos dari RRB II dan RRB
III. Jumlah RV yang digunakan pada pengolahan basah yaitu 2 unit. Waktu
proses pada Rotor Vane 20 menit dan memiliki kapasitas sebesar 300 kg.

Gambar Rotor Vane (RV)


e) Baki Fermentasi
Baki fermentasi digunakan untuk meletakkan bubuk teh yang sudah
diproses melalui mesin OTR, RRB, PCR, dan RV. Ketebalan bubuk teh yang
diletakkan di baki fermentasi yaitu 5-7 cm. Baki fermentasi terbuat dari plat
besi. Terdapat sekitar 140 baki fermentasi karena bubuk teh yang dihasilkan
setiap produksi juga banyak.

Gambar Baki Fermentasi


f) Trolley
Trolley adalah alat yang digunakan untuk memindahkan baki
fermentasi dari ruang pengolahan basah menuju pengeringan. Trolley
dilengkapi dengan rak-rak tempat baki fermentasi dan roda untuk memudahkan
pemindahan. Kapasitas trolley yakni sekitar 20 baki fermentasi dengan trolley
yang digunakan yaitu 10 buah.

Gambar Trolley
g) Gerobak
Gerobak dorong digunakan sebagai wadah bubuk teh yang telah
digulung melalui mesin OTR dan PCR. Gerobak dorong ini digunakan untuk
memindahkan bubuk teh menuju ke mesin RRB untuk diayak. Gerobak
dilengkapi dengan roda untuk memudahkan pemindahan. Kapasitas dari
gerobak sekitar 15 kg bubuk teh. Terdapat sekitar 7 gerobak yang digunakan
pada proses pengolahan basah.
Gambar Gerobak
h) Humidifier
Humidifier adalah alat yang digunakan untuk mengatur kelembaban
udara pada ruang pengolahan basah, sehingga sesuai kondisi yang
dipersyaratkan. Prinsip kerja alat ini yaitu elektromotor membuat kipas
berputar. Di waktu yang bersamaan air mengalir dipompakan melalui pipa saat
kipas berputar. Air ini kemudian akan terpecah merata membentuk butiran halus
seperti kabut. Jumlah humidifier yang digunakan pada pengolahan basah yaitu 6
unit.

Gambar Humidifier
3. Alat dan Mesin Proses Pengeringan (Dryer)
Adapun alat dan mesin yang digunakan dalam proses ini adalah:
a) Dryer
Dryer atau mesin pengering adalah mesin yang digunakan untuk
mengeringkan bubuk teh yang telah mengalami fermentasi. Proses pengeringan
ini harus dilakukan sebaik mungkin karena kadar air yang dikehendaki yaitu
2,5%-3%. Jumlah mesin pengering bubuk teh yang digunakan oada proses
pengeringan yaitu 2 unit dengan kapasitas sebesar 200kg/jam.
Gambar Dryer
b) Konveyor
Konveyor yang digunakan pada proses pengering prinsipnya sama seperti
konveyor pada pengolahan sebelumnya. Konveyor berfungsi memindahkan
bubuk teh yang telah dikeringkan menuju ruang sortasi. Konveyor yang
digunakan pada pengeringan berjumlah 2 unit. Bentuk konveyor proses
pengeringan dapat dilihat pada gambar:

Gambar 3.2.17 Konveyor

4. Alat dan Mesin Proses Sortasi


Aapun alat dan mesin yang digunakan dalam proses ini adalah:
a) Hopper
Hopper adalah alat yang digunakan untuk menampung bubuk teh
kering hasil pengeringan. Hopper ini dihubungkan langsung dengan mesin
pengering melalui konveyor. Hopper terbuat dari stainless steel dan
berbentuk silinder yang bagian bawahnya berbentuk kerucut yang
terdapat klep untuk membuka dan menutup. Kapasitas hopper sekitar 2
ton teh kering dan berjumlah 2 unit.
Gambar Hopper
b) Bubble Tray
Bubble tray adalah alat yang digunakan untuk memisahkan bubuk
teh menjadi fraksi halus dan kasar. Bubble tray memiliki ayakan yang
membentuk lubang cembung. Prinsip kerja alat ini digerakkan oleh
elektromotor yang membuat bubble tray bergerak memutar. Gerakan
tersebut membuat bubuk teh tersortir menurut fraksi halus dan kasar.
Kapasitas 300 kg teh kering dan jumlah 2 unit.

Gambar Bubble Tray


c) Vibro Blank
Vibro blank adalah alat yang digunakan untuk memisahkan bubuk teh
kering dengan serat-serat dan tulang daun. Vibro blank mampu
mengelompokkan bubuk teh lebih seragam. Alat ini akan memisahkan fraksi
bubuk teh yang ringan (serat dan tulang daun) dengan prinsip elektrostatis
dan alat ini memiliki kapasitas 200 kg Bentuk dari vibro blank dapat dilihat
pada Gambar
Gambar Vibro Blank
d) Crusher
Crusher adalah alat yang digunakan untuk mengecilkan ukuran partikel
bubuk teh kering. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggilas bubuk teh
dengan roll. Bubuk teh yang melewati roll tersebut akan tergencet dan
terpotong sehingga membuat ukuran teh menjadi lebih kecil dan halus. Alat ini
memiliki kapasitas 300kg.

Gambar Crusher
e) Chota shifter
Chota shifter adalah alat yang digunakan untuk mensortasi jenis teh
sesuai dengan grade atau kualitasnya berdasarkan besarnya fraksi yang lolos
dari ayakan. Prinsip kerja alat ini yaitu mengayak bubuk teh kering dengan
sistem ayakan yang bertingkat. Alat ini terdiri dari beberapa tingkat mesh yang
berbeda yaitu 12, 14, 18, 24, dan 60. Dan memiliki kapasitas 75 kg.
Gambar Chota shifter
f) Vibro Mesh
Vibro mesh adalah alat yang digunakan untuk membersihkan bubuk teh
kering dari serat-serat dan tulang daun sehingga diperoleh bubuk standar yang
dikehendaki. Prinsip kerja dari vibro mesh mirip dengan vibro blank.
Perbedaannya yaitu pada vibro mess terdapat adanya mesh di bawahnya. Alat
ini memiliki kapasitas sebesar 200 kg. Alat Vibro mesh dapat dilihat pada
Gambar

Gambar Vibro Mesh


g) Winnower
Winnower adalah alat yang digunakan untuk memisahkan bubuk teh
kering berdasarkan berat jenisnya. Winnower juga digunakan untuk
membersihkan bubuk teh dari debu dan kotoran lain dengan bantuan angin yang
dihembuskan melalui blower. Kapasitas winnower ini sekitar 60 kg/jam dengan
jumlah 1 unit.
Gambar Winnower
h) Exhaust Fan
Exhaust fan adalah alat yang digunakan untuk menghisap debu dan
kotoran yang dihasilkan selama proses sortasi. Dengan adanya exhaust fan
debu dan kotoran dapat dikurangi jumlahnya agar tidak menyebabkan polusi
udara terlalu banyak. Exhaust fan dilengkapi dengan kipas untuk menyedot
dan mengeluarkan debu. Kapasitas atau jangkauan mesin ini yaitu 1 ruangan
sortasi kering. Terdapat 3 unit exhaust fan pada ruang sortasi kering.

Gambar 3.32.25 Exhaust Fan


5. Mesin dan Peralatan Proses Penyimpanan dan Pengepakan
1. Lift
Lift adalah alat yang digunakan untuk memindahkan teh ketika akan
dimasukkan ke dalam peti miring. Prinsip kerjanya yaitu memindahkan jembung
berisi bubuk teh menuju peti miring. Lift terdiri dari motor penggerak, rantai
penarik, dan tempat untuk meletakkan barang berupa jembung. Terdabat 1 unit
lift pada ruang sortasi kering. Bentuk lift dapat dilihat pada Gambar dibawah ini
Gambar Lift
2. Peti Miring
Peti miring adalah suatu tempat yang digunakan untuk penyimpanan
bubuk teh yang bersifat sementara. Bagian dalam peti miring dilapisi seng agar
tidak terjadi kenaikan kadar air pada bubuk teh. Bubuk teh diletakkan di dalam
peti miring sesuai dengan kualitasnya. Bagian bawah peti miring dibuat miring
agar memudahkan proses pengeluaran teh yang akan dikemas. Kapasitas peti
miring ini mencapai 1 ton bubuk teh berbagai grade. Terdapat 1 unit peti miring
pada ruang pengepakan. Bentuk peti miring dapat dilihat pada Gambar

Gambar Peti Miring


3. Tea Bulker
Tea bulker adalah alat yang digunakan untuk mencampur beberapa bubuk
teh yang sejenis tetapi berbeda waktu pengolahannya. Bagian atas tea bulker
terdapat corong yang berputar yang berfungsi mencampur bubuk teh yang akan
dikemas. Bagian dalam tea bulker terbagi menjadi delapan sekat dengan lubang
pengeluaran bubuk berjumlah dua buah. Kapasitas alat ini mencapai 1 ton
dengan jumlah 1 unit. Bentuk tea bulker dapat dilihat pada Gambar
Gambar Tea Bulker
4. Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat bubuk teh
yang dikemas dalam paper sack sesuai dengan ketentuan. Timbangan ini
dilengkapi dengan jarum yang menunjukkan berapa berat teh yang dikemas
dalam paper sack. Timbangan yang digunakan pada proses pengepakan
berjumlah 1 unit. Bentuk dari timbangan pengepakan dapat dilihat pada Gambar

Gambar Timbangan
5. Tea Packer
Tea packer adalah alat yang digunakan untuk memadatkan bubuk teh
dalam kemasan paper sack sehingga paper sack membentuk kotak persegi
panjang. mesin ini dilengkapi tombol power untuk menjalankan mesin. Terdapat
2 unit tea packer pada ruang pengepakan. Bentuk dari tea packer dapat dilihat
pada Gambar
Gambar Tea Packer
6. Pallet
Pallet adalah alat yang digunakan untuk meletakkan teh yang sudah dikemas
dengan paper sack. Selain itu pallet juga berfungsi untuk mempermudah
pemindahan barang. Pallet terbuat dari kayu sehingga memiliki berat yang ringan.
Kapasitas 1 pallet yaitu 20 tumpukan paper sack (1 chop) Terdapat lebih dari 10
pallet pada ruang pengepakan. Bentuk pallet dapat dilihat pada Gambar

Gambar Pallet

Anda mungkin juga menyukai