Tugas Khusus
Manajemen produksi
1. Perencanaan Sistem Produksi
Perencanaan produksi bertujuan agar dilakukkannya persiapan yang sistematis
bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam
perencanaan produksi:
a. Perencanaan produk
Jenis barang yang diproduksi
PTPN IX memiliki 3 jenis afdeling yang ditanami oleh beberapa jenis
tanaman yang berbeda, yaitu:
Afdeling semugih
Afdeling semugih terletak di kecamatan moga dan pilosari, yaitu di
bagian utara kaki gunung slamet 43 km sebelah selatan kota
pemalang.areal tanah ini digunakan untuk budidaya tanaman teh.
Afdeling semakir
Afdeling semakir terletak di kecamatan randudongkal yang terletak 14
km dari kantor induk. Areal ini digunakan utuk budidaya tanaman
kakao, kelapa, tebu dan jarak.
Afdeling pesantre
Afdeling pesantre terletak di kecamatan ulujami dan berjarak 65km
dari kantor induk. Lokasi afdeling pesantre ini paling jauh lokasinya
dari kantor induk. Areal ini digunakan u ntuk budidaya tanaman
kelapa, tebu dan jarak.
Dari beberapa jenis tanaman tersebut yang paling banyak di produksi di PTPN IX
yaitu jenis tanaman teh. Teh yang dihasilkan dari PTPN IX yaitu teh hitam dan teh
celup.
Teh hitam
Teh hitam memiliki beberapa jenis yaitu:
1. BOP ( Broken Orange Pekoe ), bubuk teh yang lolos mesh 12 dan tertahan
pada mesh 14. terdiri dari tulang-tulang daun muda dan banyak
mengandung tip ( bagian paling pucuk) yang utuh dengan bentuk partikel
pendek, kecil, hitam dan terpilin.
2. BOPF ( Broken Orange Pekoe Fanning ), bubuk teh yang lolos mesh 14
dan tertahan mesh 18. Partikel lebih kecil dari BOP, pendek, hitam, kecil,
keriting, berasal dari daun muda, terdiri dari tangkai muda dan banyak
mengandung tip
3. PF ( Pekoe Fanning ), lolos mesh 18 dan tertahan mesh 24. Merupakan
jenis teh yang berasal dari pecahan daun yang menggulung, berwarna
hitam, memiliki ukuran kecil serta memiliki tip.
4. DUST , merupakan jenis teh yang memiliki ukuran sangat kecil, lembut
seperti debu, berwarna hitam, lolos mesh 24 dan tertahan mesh 60.
5. PF II ( Pekoe Fanning II ), berbentuk seperti PF tetapi berwarna hitam
kemerahan, berasal dari potongan serat berukuran kecil dan agak rata
6. BP ( Broken Pekoe ), merupakan jenis teh yang berasal dari tulangtulang
dan tangkai muda, berukuran besar, bersih dan berwarna hitam. Lolos
pada ayakan mesh 12 dan tertahan pada ayakan mesh 14.
7. BP II ( Broken Pekoe II ) Berbentuk seperti BP tetapi lebih banyak
mengandung tangkai dan tulang terkelupas serta warna lebih merah
daripada BP.
8. BT ( Broken Tea ) Merupakan jenis teh yang mempunyai ukuran sama
dengan BOP tetapi berasal dari pecahan daun yang tidak menggulung,
berwarna hitam dan tidak banyak tipnya. Lolos ayakan 12 dan tertahan
ayakan 14.
9. DUST II Partikelnya sangat kecil dan banyak serat berwarna kemerahan,
lolos ayakan mesh 40 dan tertahan pada ayakan mesh 60.
10. DUST III Lolos ayakan mesh 60, partikelnya sangat kecil seperti debu,
banyak serat dan berwarna kemerahan
11. BM ( Broken Mixed ) Campuran dari dua atau tiga jenis mutu teh.
12. KAWUL Merupakan sisa pengolahan akhir, seduhannya lemah, aroma
kurang, berwarna merah, terdiri atas potongan serat tidak rata dan
berukuran panjang.
Teh celup
The celup yang diproduksi di semugih bahan bakunya diambil
di kaligua. Hal ini karena kaligua memiliki daun the yang
menghasilkan aroma yang lebih wangi dari pada di semugih. Aroma
daun teh dari kaligua lebih khas dikarenakan datarannya yang lebih
tinggi 1500-2000 m dpl. Jenis the yang dipakai adalah jenis BOPF
yang termasuk ke dalam kelas mutu yang pertama. Karena mesin dan
tenaga kerja yang terbatas sehingga dalam sehari hanya mampu
memproduksi 6 kardus. Setiap kardus terdiri dari 60 kemasan dan tiap
kemasan terdiri dari 25 buah teh celup dengan berat masing-masing 2
gram.
Kualitas barang
Pt Perkebunan Nusantara IX kebun semugih mengelompokkan produk teh
hitam yang diproduksi berdasarkan mutunya, antara lain:
1. Grade 1
BOP (broken Orange Peko)
Bubuk ini berasal dari daun muda dan banyak mengandung sedikit
tip/peko (bagian paling pucuk) yang utuh dengan bentuk partikel pendek,
agak kecil, hitam, terpilin, dan kriting.
BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning)
Partikel BOPF lebih kecil dibandingkan dengan BOP, pendek, hitam,
lebih kcil, keriting, berasal dari daun muda dan tangkai muda serta
mengandung sedikit tip.
PF (Pekoe Fanning)
Bubuk yang berasal dari pecahan daun yang menggulung, pendek, terpilin,
agak keriting, berwarna hitam, berukuran lebih kecil dari BOPF dan masih
terdapat tip.
DUST
Merupakan jenis the yang memiliki ukuran sangat kecil, grainny 9lembut
seperti debu). Berwarna hitam.
BP (broken Pekoe)
Merupakan jenis the yang berasal dari tulang daun dan tangkai daun
muda, berukuran agak besar, pendek dan berwarna hitam.
BT (Broken Tea)
Partikelnya agak pipih, terpilin, dan berwarna hitam.
2. Grade II
BP II
Bubuk yang bentuknya seperti BP tetapi lebih banyak mengandung
tangkai dan tulang daun tua yang terkelupas sehingga berwarna hitam
kemerahan.
PF II
Berbentuk seperti PF tetapi berwarna hitam kemerahan, berasal dari
potongan serat berukuran kecil dan agak rata.
FANN II
Partikel pendek, hitam kemerahan dan mengandung serat.
DUST II
Partikelnya sangat kecil dan banyak mengandung serat sehingga berwarna
kemerahan.
DUST III
Partikelnya sangat kecil seperti debu, banyak mengandung serat dan
berwarna kemerahan.
3. Grade III
BM
Jenis the yang merupakan sisa dari proses sortasi kering yang banyak
mengandung serat dan berwarna merah.
Kawul
Jenis the sisa dari proses sortasi kering yang banyak mengandung tangkai
daun dan berwarna merah.
Jumlah barang
PTPN IX melakukkan proses produksi setiap hari selama 24 jam dari
proses pemetikan hingga proses pengolahan. Jumlah teh yang di proses setiap
hari yaitu 9-10 ton pucuk sehingga teh kering yang di hasilkan tiap 1 kali
produksi yaitu 2 ton. Sedangkan untuk jumlah teh berdasarkan grade tidak
dapat di perkirakan tergantung hasil dari proses produksinya, karena poses
produksi mempengaruhi mutu yang di hasilkan.
Bahan baku
Bahan baku merupakan elemen terpenting dalam proses produksi yang
nantinya akan diolah dari bahan mentah menjadi produk jadi. Bahan baku
yang ditanam di kebun semugih dari dua varietas Assamica dan varietas
Sinensis. Namun, jumlah varietas Assamica lebih banyak ditanam di
bandingkan varietas sinensis. Pengadaan bahan baku di PT Perkebunan
Nusantara IX kebun semugih diperoleh dari kebun milik sendiri dengan luas
areal kebun produktif sebesar 356,06 Ha.
b. Perencanaan Lokasi Pabrik
Alat dan mesin dalam tahapan bahan baku adalah alat dan mesin yang
digunakan dalam kegiatan pemetikan pucuk teh dikebun dan alat yang digunakan
untuk menampung pucuk teh selama proses pemetikan pucuk. Alat alat yang
digunakan adalah:
a) Keranjang Petik
Keranjang petik terbuat dari anyaman bambu. Kapasitas dari keranjang
petik adalah 10 kg pucuk basah dan dilengkapi dengan tali agar dapat dibawa
oleh pemetik dengan cara menggendongnya.
Gambar Waring
c) Timbangan
Timbangan yang dipergunakan adalah timbangan pegas dan jembatan
timbang. Timbangan pegas dipergunakan dikebun untuk menimbang berat
pucuk teh hasil petikan sedangkan jembatan timbang dipergunakan dipabrik
untuk menimbang berat pucuk teh setelah tiba dipabrik.
Gambar Truk
e) Neraca Digital
Neraca digital adalah alat yang digunakan untuk menimbang berat dari
pucuk teh yang akan dianalisa. Masing-masing golongan dari pucuk teh
ditimbang dengan menggunakan neraca digital untuk dihitung presentase pucuk
teh petikan kasar dan halus. Neraca digital dilengkapi dengan tombol-tombol
yang digunakan untuk mengatur neraca digital. Kapasitas dari neraca digital ini
sekitar 6 kg. Terdapat 1 neraca digital yang digunakan untuk menimbang pucuk
teh yang dianalisa.
Gambar Neraca Digital
Gambar Trolley
g) Gerobak
Gerobak dorong digunakan sebagai wadah bubuk teh yang telah
digulung melalui mesin OTR dan PCR. Gerobak dorong ini digunakan untuk
memindahkan bubuk teh menuju ke mesin RRB untuk diayak. Gerobak
dilengkapi dengan roda untuk memudahkan pemindahan. Kapasitas dari
gerobak sekitar 15 kg bubuk teh. Terdapat sekitar 7 gerobak yang digunakan
pada proses pengolahan basah.
Gambar Gerobak
h) Humidifier
Humidifier adalah alat yang digunakan untuk mengatur kelembaban
udara pada ruang pengolahan basah, sehingga sesuai kondisi yang
dipersyaratkan. Prinsip kerja alat ini yaitu elektromotor membuat kipas
berputar. Di waktu yang bersamaan air mengalir dipompakan melalui pipa saat
kipas berputar. Air ini kemudian akan terpecah merata membentuk butiran halus
seperti kabut. Jumlah humidifier yang digunakan pada pengolahan basah yaitu 6
unit.
Gambar Humidifier
3. Alat dan Mesin Proses Pengeringan (Dryer)
Adapun alat dan mesin yang digunakan dalam proses ini adalah:
a) Dryer
Dryer atau mesin pengering adalah mesin yang digunakan untuk
mengeringkan bubuk teh yang telah mengalami fermentasi. Proses pengeringan
ini harus dilakukan sebaik mungkin karena kadar air yang dikehendaki yaitu
2,5%-3%. Jumlah mesin pengering bubuk teh yang digunakan oada proses
pengeringan yaitu 2 unit dengan kapasitas sebesar 200kg/jam.
Gambar Dryer
b) Konveyor
Konveyor yang digunakan pada proses pengering prinsipnya sama seperti
konveyor pada pengolahan sebelumnya. Konveyor berfungsi memindahkan
bubuk teh yang telah dikeringkan menuju ruang sortasi. Konveyor yang
digunakan pada pengeringan berjumlah 2 unit. Bentuk konveyor proses
pengeringan dapat dilihat pada gambar:
Gambar Crusher
e) Chota shifter
Chota shifter adalah alat yang digunakan untuk mensortasi jenis teh
sesuai dengan grade atau kualitasnya berdasarkan besarnya fraksi yang lolos
dari ayakan. Prinsip kerja alat ini yaitu mengayak bubuk teh kering dengan
sistem ayakan yang bertingkat. Alat ini terdiri dari beberapa tingkat mesh yang
berbeda yaitu 12, 14, 18, 24, dan 60. Dan memiliki kapasitas 75 kg.
Gambar Chota shifter
f) Vibro Mesh
Vibro mesh adalah alat yang digunakan untuk membersihkan bubuk teh
kering dari serat-serat dan tulang daun sehingga diperoleh bubuk standar yang
dikehendaki. Prinsip kerja dari vibro mesh mirip dengan vibro blank.
Perbedaannya yaitu pada vibro mess terdapat adanya mesh di bawahnya. Alat
ini memiliki kapasitas sebesar 200 kg. Alat Vibro mesh dapat dilihat pada
Gambar
Gambar Timbangan
5. Tea Packer
Tea packer adalah alat yang digunakan untuk memadatkan bubuk teh
dalam kemasan paper sack sehingga paper sack membentuk kotak persegi
panjang. mesin ini dilengkapi tombol power untuk menjalankan mesin. Terdapat
2 unit tea packer pada ruang pengepakan. Bentuk dari tea packer dapat dilihat
pada Gambar
Gambar Tea Packer
6. Pallet
Pallet adalah alat yang digunakan untuk meletakkan teh yang sudah dikemas
dengan paper sack. Selain itu pallet juga berfungsi untuk mempermudah
pemindahan barang. Pallet terbuat dari kayu sehingga memiliki berat yang ringan.
Kapasitas 1 pallet yaitu 20 tumpukan paper sack (1 chop) Terdapat lebih dari 10
pallet pada ruang pengepakan. Bentuk pallet dapat dilihat pada Gambar
Gambar Pallet