Anda di halaman 1dari 13

GASTROENTRITIS

A. DEFINISI
Gastroentritis adalah: keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih pada anak, konsistensi feses encer dapat berwarna hijau atau
padat pula bercampur lendir.
(Ngastyah 1997 )

Gastroentritis adalah:defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan tanpa


darah atau lender dalam tinja .
(Arif Mansjoer 2000)

Gastroentritis adalah : buang air besar yang tidak normal dengan konsistensi
tnija yang encer dan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam .
(IPD. Suparman jilid 1.)

Dari ketiga definisi tersebut gastroenteritis adalah: suatu frekuensi buang air
besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dalam waktu 24
jam dengan konsistensi feses encer dapat berwarna hijau dan berlendir .

B. PATOFISIOLOGI
1.Etiologi:
Ada dua factor infeksi yang menyebabakan gastroentritis sebagai berikut:
infeksi enteral ( infeksi saluran penceernaan ) nyang disebabkan oleh
bakteri ( vibrio, e, coli, salmonella, campylobarcier)
viru( enterovirus, rotavirus, cholerae, adenovirus.)
parasit( cacing kremi)
jamur,
infeksi parenteral ( infeksi diluar saluran pencernaan)
seperti, otitis media akut, tonsilofaringitis, tonsillitis, bronkopeneumonia,
ensefalitis.
malabsorbsi( karbohidrat, lemak, protein,)
makanan( makana yang basi , beracun, alergi terhadap makanan,)
bukan factor infeksi .
iritasi langsung pada saluran pencernaan,
faktor obat-obatan, antibiotik untuk membunuh kuman yang sering digunakan
sehingga kuman yang ada di usus yang normal menjadi kebal terhadap reaksi
obat sehingga organisme yang kebal dapat berkembang bebas.
Faktor lingkungan yang kumuh dan kotor, yang dapat menimbulkan berbagai
organisme penyakit, bakteri yang bebas dan menyebabkan terinfeksi tubuh.

2.Manifestasi klinik:
Anak menjadi cengeng
Sering gelisah
Suhu badan meningkat
Nafsu makan berkurang (anoreksia)
Tinja makin cair mungkin campur darah atau lender
Warna tinja berubah menjadi kehijauan-hijauan karena bercampur empedu
Anus dan sekitrarnya lecet karena tinja menjadi asam
Dehidrasi yang terjadi secara drastis,
Turgor kulit menjadi kurang elastis
Anak menjadi rewel
Pada bayi ubun-ubun menjadi cekung
Berat badan menurun
Dan disertai mual, muntah
Selaput lendir mulut dan mulut menjadi kering.
3.Proses Penyakit

Terinfeksi (bakteri e, coli., virus cholerae.)

Demam
Muntah
gastroentritis
Menurunnya pemasukan atau hilangnmya cairan secara tiba-tiba

Tiba-tiba dengan cepat cairan ekstraseluler hilang

Hilangnya cairan dalam intraseluler

Ketidakseimbangan elektrolit

Disfungsi selular

Syok hipovolemik

Kematian

Pada setiap yang mengalami Gastroentritis atau yang lebih dikenal dengan
diare maka akan terjadi dehidrasi secara drastis dan hilang cairan tubuh sera
tiba-tiba baik itu melalui intrasel dan ekstrasel karena menurunnya pemasukan
cairan dalam tubuh dan hilang cairan tubh akibat hilangny cairan akibat dari
badan panas dan terinfeksi, diseertai muntah-muntah yang berlebihan dan
tiba-tiba dengan cepat cairan ekstrasel dan intraseluler hilang sehingga
pemenuhan cairan elektrolit menjadi tidak seimbang mengakibatkan disfungsi
seluler sehingga sel dan jaringan tubuh kekurangan cairan mengakibatkan
syok hipovolemik jika tidak segers ditangani akan menyebabakan kematian
pada penderita tersebut
4.Komplikasi
Dehirasi
Hipokalemia Cardiacdysthmias akibat hipokalemia dan hipokalsemia
Hipohatremi
Syok hipovelemik
Asidosis
Intoleransi sekunder akibat kerusakan vilimukosa usus dan
defisiensiu enzimlaktose
Menjadi kejang.

C. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis
1.Tes diagnostic
Pemeriksaan tinja,ph,urinalis berat jenis badan serta pembiakan organisme.
Pemeriksaan darah lengkap: leukosit. Erittrosit, hemoglobin, trombosit,
hematokrit.
Pemeriksaan kadar ureumdan kreatinin, darah untuk mengetahui faal ginjal
Duobetal intubation, pemeriksaan elektrolit, BUN kreatinin dsn glukos.
Kultur feses (push dalam feses diperiksa jika diare yang berkepanjangan .
2.Terapi
Dasar dasar pengobatan diare memberi cairan secara parenteral untuk bayi
,anak yang diberikan sesuai berat, jenis dehidrasi sesuai dengan umur dan
berat badan,
Pemberian cairan secara peroral seperti NaCl, NaHCO2, dan glukosa untuk
diare akut dan kolera.
Diettetik untuk bayi dan anak yang umurnya dibawah 1 tahun dan diatas 1
tahun diberikan: ASI, susu formula, yang mengandung laktosa rendah bubur,
dan nasi tim.
Obat-oabt obat anti sekresi, Acetosal, dan khlorpromazin.
Penatalaksanaan Keperawatan
Mengkaji riwayat gastroenteritis
Mengkaji status dehidrasi: ubun-ubun, turgor kulit, mata, membran mukosa
mulut dan bibir.
Mengkaji tinja: jumlah, warna, bau, konsistensi, dan waktu buang air besar.
Mengkaji intake dan output.
Mengkaji berat badan.
Mengkaji aktivitas
Mengobservasi tanda-tanda vital.

D. PENGKAJIAN
1.Pengkajian data dasar
Aktivitas / istrirahat,
Gejala : kesulitan tidur.
Ketidakmampuan bekerja, ketidakmampuan intuk berpartipasipasi /dalam
aktivitas/olah raga yang dinginkan
Tanda : lemah, lemas, serta sulit bergerak.
integritas ego,
gejala : motivasi untuk penurunan berat badan untuk diri sendiri atau untuk
kepuasan orang lain. Riwayat psikiatri/pengobatan
tanda : gejala penyakit emosi/psikiatri .
makanan/ cairan
gejala : percobaan adekuat dan kegagalan pendekatan pengobatan lain
tanda : berat badan menurun dari berat badan ideal

2.Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan tergantung pada kondisi individu, mengesampingkan penyakit
Sebagai tambahan untuk preoperasi, termasuk evaluasi psikiatrik.
3.Prioritas keperawatan
mengandung fungsi respirasi
mencegah/ meminimalkan komplikasi.
Memberikan masukan nutrisi yang tepat.
Memberikan imformasi tentang prosedur operasi, harapan pasca operasi dan
kebutuhan pengobatan.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat.
2. kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.
3. gangguan integritas kulit berhubungan dengan BAB yang sering dan asam
4. resiko tinggi terjadinya infeksi pada orang lain berhubungan dengan
terinfeksinya kuman penyebab diare
5. kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya imformasi, pengetahuan

F. Perencanaan Asuhan Keperawatan


Diagnosa I: ganggauan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

Kemungkinan dibuktikan oleh :


Ketidakadekuatan masukan makanan
Tidak ada nafsu makan
Membrane mukosa pucat

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan diharapkan Intake


adekuat
Kriteria Hasil : Menunjukan berat badan stabil.
Menunjukan perilaku mempertahankan nutrisi yang
adekuat.
Intervensi :
awasi masukan makan-makanan dan pertahankan masukan makanan dan
hitung asupan cairan yang masuk.
Rasionalnya:
Mengidentifikasi asupan makanan dan cairan apakah kebutuhan sudah
tercapai
Intervensi :
Berikan asupan makanan sedikit tapi asupan makananya sering
Rasionalnya :
Dalam porsi kecil dapat meningkat masukan makanan pasien
Intervensi:
Berikan perawatan mulut secara teratur, pagi,siang dan sore .
Rasionalnya:
Menurunkan ketidaknyamanan stomatis oral dan rasa yang tidak disukai
dalam mulut yang dapat mempengaruhi asupan makanan
Intervensi:
Berikan makanan sewaktu yang masih hangat .
Rasionalnya :
Untuk meningkatkan nafsu makan .

Diagnosa I1 : kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang


berlebihan .

Kemungkinan dibuktikan oleh :


Terjadi dehidrasi
Membrane mukosa kering
Tampak lemas
Tujuan : setelah dilakukan tindakan diharapkan kekurangan volume
cairan dapat teratasi.
Kriteria hasil : mempertahankan volume cairan dalam tubuh yang adekuat
dengan keseibangan masukan dan bebas dari tanda dehidrasi.
Intervensi :
kaji tanda-tanda vital
Rasionalnya :
Untuk mengetahui keadaan umum
Intervensi:
pantau masukan dan pengeluaran kehilangan cairan dan catat kehilangan cairan
dalam waktu 24 jam .
Rasionalnya :
Untuk mengetahui Perubahan masukan cairan dan mengetahui resiko terjadi
dehidrasi.
Intervensi :
Berikan cairan melalui IV
Rasionalnya :
Mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan cairan dalam
tubuh.

Diagnosa III : resiko tinggi terjadinya infeksi pada orang lain berhubungan
dengan penyebaran kuman penyebab diare.

Kemungkinan dibuktikan oleh :


Terkontaminasinya area yang bersih yang dapat nenimbulkan diare
pada orang lain.
Orang lain terinfeksi virus penyebab diare seperti virus cholera

Tujuan : setelah dilakuan tindakan penyebaran kuman peyebab diare tidak


terjadi.
Kriteria hasil : Anggota keluarga tidak terinfeksi kuman diare .
Intervensi:
Berikan area yang bersih dan bebas terkontaminasi pada anggota keluarga.
Rasionalnya ; agar anggota keluarga terbebas dari penyakit diare.
Anjurkan pada keluarga dan pengunjung dalam praktisi isolasi
Rasionalnya :
Agar pengunjung bebas dari tercemar diare pada penderita.
Intervensi :
Gunakan popok sekali pakai.
Rasionalnya :
Dengan pakaian yang bersih maka akan mengurangi proses terjadinya infeksi
pada
penderita .
Intervensi :
Anjurkan pada orang tua sebelum dan sesudah memegang supaya menccuci
tangan
Rasionalnya :
Dengan kondisi yang bersih maka akan terbebas dari kuman diare ,

Diagnosa IV : gangguan integritas kulit berhubungan dengan BAB yang


sering dan asam

Kemungkinan dibuktikan oleh:


Area disekitar anus merah
Adnya iritasi
Kulit tampak merah .

Tujuan : setelah dilakukan tindakan diharapakan integritas kulit tidak


terjadi .
Kriteria hasil : integritas kulit disekitar area anus tampak utuh dan terbebas
dari iritasi.
Intervensi :
Obsevasi area disekitar anus yang biasa terjadi iritasi.

Rasionalnya:
Mengetahui area disekitar anus membeeri perawatan segera pada penderita.
Intervensi :
Gunakan popok yang mampu menyerap feses yang cair
Rasionalnya :
Dengan popok yang daya serap tinggi maka akan mengurangi iritasi.
Intervensi :
Kaji tanda tanda vital
Rasionalnya :
Untuk mengetahui keadaan umum
Intervensi :
Kompres area disekitar anus yang iritasi dalam keadaan bersih.
Rasionalnya :
Untuk mengurangi rasa nyeri diarea disekitar anus.

Diagnosa V : kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi ,
pengetahuan.

Kemungkinan dibuktikan oleh :


Sering bertanya pada pihak medis,
Tidak tahu cara merawat dan mengatasi diare
Meminta informasi lebih lanjut pada pihak kesehatan .

Tujuan : setelah dilakukan tindakan diharapkan keluarga mampu


memahami dan mencegah diare.
Kriteria hasil : keluarga mampu melakukan perubahan hidup yang sehat dan
terpola.
Intervensi :
Berikan informasi yang akurat dan lengkap.
Rasionalnya:
Dengan memberi informasi pada si penderita maka akan membantu keluarga
keluar dari masalah yang dialami(diare)
Intervensi :
Tentukan persepsi terhadap penyebab diare .
Rasionalnya:
Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran konstruktif Pada individu
Intervensi :
Berikan perhatian tentang gangguan ukuran gambaran tubuh .
Rasional:
Antisipasi masalah dapat membantu dan menerima stimuluys yang buruk .
Intervensi :
Kaji ulang keluarga tanda dan gejala seperti muntah feses berbentuk cair dan
berwaran kehijauan..
Rasionalnya :
Evaluasi intervensi dibutuhkan untuk mencegah komplikasi lebih serius, misalnya,
dehidrasi, hipotremi, dan asidosis .

G. PELAKSANAAN
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnosa dan msalah keperawatan
kolaborasi dan membantu pencapaian tujuan yang ditetapkan memfasilitaskan
koping.
Tahap tindakan ada 3 diantaranya :
Persiapan.
Perawat menyiapkan segala seuatu yang diperlukan dalam tindakan keperawatan
yaitu review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap intervensi,
menganalisa, pengetahuan ,kemampuan dan yang diperlukan untuk mengetahui
komplikasi dari tindakan yang mungkin timbul.
Menentukan kelengkapan, serta menyiapkan lingkungan yang
kondusif,mengidentifikasi aspek hukum,dan kode etik terhadap etika terhadap
resiko dari kesalahan tindakan.

Intervensi.
Pelaksanaan keperawatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional dan adapun sifat tindakan keperawatan yaitu ; independent
,interdependen, dan dependen.
Dokumentasi.
Mendokumentasi suatu proses keperawatan secara lengkap dan akurat.

H. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
melihat sejauh mana diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan dan
mengevaluasi kesalahan yang terjadi selama pengkajian , analisa, intervensi, dan
implementasi keperawatan dadpun taha-tahtap evaluasi antara lain:
mengukur pencapaian tujuan dilihat dari kognitif, afektif, dan psikomotor.
Membandingkan data yang sudah ada dengan pencapaian tujuan komponen untuk
mengevaluasi kualitas implementasi keperawatan antara lain.
Formatif:
Evaluasi setelah rencana keperawatan dilakukan untuk membantu keefektifan
tindakan secara berkelanjutan hingga tujuan tercapai.
Somatif :
Evaluasi yang diperlukan rencana keperawatan dilakukan pada akhir tindakan
keperawatan secara objebtif, fleksible, dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Cecily L. Bezt, dkk. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatic. Edisi 2. Jakarta :
EGC

Mansjoer, Arief. (2000). Buku Saku Keperawatan Pediatric. Edisi 2. Jakarta :EGC.

Ngastyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Edisi 1. Jakarta : EGC.

Suryadi, Rita Yuliani. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 1. Jakarta :
EGC.

Wong, L Dona. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai