Yah , saya akan bercerita dari awal , mengapa selalu ku berkeluh kesah
ketika terpaksa pindah dan menetap di Makassar . Namaku Ucok , saya
sebenarnya berasal dari Makassar . Hanya saja . . . Karena pendidikan , Ayahku
meninggalkan Makassar dan menimba ilmu di Surabaya . Ibu , dan tentu saja
saya beserta saudaraku pun ikut bersama Ayah . Di kala itu , saya masih berusia
tiga tahun , sehingga dalam benakku yang masih balita, saya tidak dapat
mengingat masa kecil yang kujalani di Makassar . . . Sehingga akhirnya , saya
pun tumbuh dan mengenal dunia di kota yang dijuluki kota pahlawan itu .
Selain itu ,hal yang membuatku sulit melupakan kota yang sudah
kuanggap sebagai kampungku sendiri adalah di sana lah ku mengenal teman
pertama dan mendapatkan sahabat . Saya mulai duduk di bangku TK pada saat
berusia empat tahun . Dan saya telah mendapatkan berbagai pengalaman , baik
yang bersifat umum maupun unik , seperti saya pernah melempar sepatuku
secara tidak sengaja ke dalam ruang guru . . . Dan juga , saya mendapat sahabat
, yang walaupun kami sudah berpisah selama 7 tahun lebih , kami masih sering
bertukar pengalaman . Tetapi . . . dari semua hal di atas . . . akan selalu kuingat
jasa Ibuku yang selalu menemaniku hingga jam pelajaran berakhir .
Selain masalah teman , saya pun merasa tidak puas dengan lingkungan di
Makassar , karena saya merasa Makassar masih sangat tertinggal bila
dibandingkan dengan Surabaya . Tidak ada ini , tidak ada itu . . . Serba kurang
lah pokoknya ! Itulah yang selalu memicu rasa jengkelku terhadap Makassar dulu
...
Hanya , entah mengapa , tak dapat kuingat lagi ,tiba tiba telingaku
menjadi terbiasa mendengar kata kata kasar yang diucapkan teman temanku
. . . Malahan saya pun menjadi cukup sering mengucapkannya , sehingga tidak
seperti sewaktu di Surabaya , kini saya mendapat menjalin persahabatan dengan
siswa yang boleh dikata dapat digolongkan sebagai siswa nakal . . . Sewaktu
kelas satu SMP , saya pun menjadi semakin menyukai Makassar , karena
temanku sekarang sangat beragam . Hal hal kecil , seperti tertinggalnya kota
Makassar dibandingkan kota kota di Jawa , sudah tidak kupedulikan , karena
saya sudah puas selama mempunyai sahabat yang mau menerima dan
menanggapiku , sehingga aku boleh betul betul mengalami persahabatan yang
sesungguhnya .
Akhir kata , hingga hari ini . . . Aku pun masih berpikir Wah , kalau dulu ,
saya tidak pindah , saya sekarang bagaimana ya ? . Tanpa dijawab pun saya
tahu bahwa saya tidak akan mempunyai sahabat sebanyak sekarang dan juga
tidak mengalami pengalaman pengalaman unik dan kocak baru bersama
teman teman di Makassar . . . Saya pun belajar untuk tidak menyesali sesuatu
karena Tuhan pasti punya rencana yang lebih baik . . .