Latar Belakang
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas yang paling
sering ditemukan. Akhir- akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Gagal
jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan merupakan masalah
kesehatan dunia. Di Asia, terjadi perkembangan ekonomi secara cepat, kemajuan industri,
urbanisasi dan perubahan gaya hidup, peningkatan konsumsi kalori, lemak dan garam,
peningkatan konsumsi rokok, dan penurunan aktivitas. Akibatnya terjadi peningkatan
insiden obesitas, hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit vaskular yang berujung pada
peningkatan insiden gagal jantung.
Gagal jantung adalah penyakit klinis yang sering terjadi. Hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga kontribusi penyakit jantung terhadap kematian 19,8% pada tahun 1993
menjadi 24,4% pada tahun 1998. Sementara hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun
1986 dan 2001 terlihat adanya kecenderungan peningkatan proporsi angka kesakitan pada
penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan perkiraan tahun 1989, di Amerika terdapat 3 juta
penderita gagal jantung dan setiap tahunnya bertambah dengan 400.000 orang. Walaupun
angka-angka pasti belum ada untuk seluruh Indonesia, tetapi dengan bertambah majunya
fasilitas kesehatan dan pengobatan dapat di perkirakan jumlah penderita gagal jantung
akan bertambah tiap tahunnya (Sitompul & Sugeng, 2003).
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa jumlah penderita mengalami peningkatan,
oleh karena itu semua usaha yang dapat dilakukan dengan membantu upaya promotif
tentang cara/pola hidup sehat, serta menerapkan ilmu pengetahuan yang meningkat
tentang kardiovaskuler dan faktor-faktor resiko sehingga mampu menunjang para pemberi
pelayanan kesehatan dalam meraih dan melestarikan kesehatan yang optimal.
B. Definisi
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada jika disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri
(Smeltzer & Bare, 2001).
C. Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2001) penyebab kegagalan jantung yaitu :
1. Kelainan oto jantung. Gagal jantung paling sering terjadi pada kelainan oto jantung,
menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung.
2. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung.
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal meningkatkan beban kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek
tersebut dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan
kontraktilitas jantung.
4. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, dan menyebabkan
kontraktilitas menurun.
5. Penyakit jantung lain. Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung
yang sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung.
6. Faktor sistemik. Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan
beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (demam, tirotoksikosis),
hipoksia, dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen sistemik.
D. Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespons terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme
yang menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan
kardiak output. Ini mungkin meliputi: respons sistem syaraf simpatetik terhadap baro
reseptor atau kemoreseptor, pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuikan
terhadap peningkatan volume, vasokonstyrinksi arteri renal dan aktivasi sistem renin
angiotensin serta respon terhadap serum-serum sodium dan regulasi ADH dari reabsorbsi
cairan.
Kegagalan mekanisme kompensasi di percepat oleh adanya volume darah sirkulasi
yang di pompakan untuk menentang peningkatan resisitensi vaskuler oleh pengencangan
jantung. Kecepatan jantung memperpendeka waktu pengisian ventrikel dan arteri
koronaria, menurunnya kardiak ouput menyebabkan berkurangnya oksigenasi pada
miokard.
Peningkatan tekanan dinding pembuluh darah akibat dilatasi menyebabkan
peningkatan tunutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertropi) terutama pada jantung
iskemik atau kerusakan, yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.
G. Pathway
Beban sistol
Beban jantung
Suplai darah ke Kelebihan volume Gangguan pertukaran
jaringan
Nutrisi
Metabolisme
Lemah dan
dan
Intoleransi sel
Oletih
2 sel
Curah
Forward
aktivitas jantung
failure
(COP) cairan
Retensi
Pelepasan
Renal
Edema
Na
flow
Gagal
dan
RAA
Gagal Jantung
air
pompa ventrikel
Kongestif Tekanan
Tekanan
Back vena
Edema
ward pulmo
gas paru
kapiler
failure
Penurunan paru jantung
curah
H. Pengkajian
Pengkajian Primer
a. Airways
Sumbatan atau penumpukan secret
Wheezing atau krekles
b. Breathing
Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
Ronchi, krekles
Ekspansi dada tidak penuh
Penggunaan otot bantu nafas
c. Circulation
Nadi lemah , tidak teratur
Takikardi
TD meningkat / menurun
Edema
Gelisah
Akral dingin
Pengkajian Sekunder
a. Keluhan
Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat).
Palpitasi atau berdebar-debar.
sesak nafas saat beraktivitas, batuk (hemoptoe), tidur harus pakai bantal
lebih dari dua buah.
Kaki bengkak dan berat badan bertambah
b. Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark miokard kronis, diabetes
melitus, bedah jantung, dan disritmia.
c. Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
d. Merokok: perokok, cara/ jumlah batang per hari, jangka waktu.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan kontraktilitas miokardial
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan berlebihan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan keletihan
J. Fokus Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
. Keperawatan Hasil
1. Penurunan curah NOC : NIC :
jantung Cardiac Pump
Cardiac Care
berhubungan effectiveness
Evaluasi adanya nyeri dada
dengan Circulation
Perubahan ( intensitas,lokasi, durasi)
Status
kontraktilitas Catat adanya disritmia jantung
Vital Sign Status
miokardial Catat adanya tanda dan gejala
Kriteria Hasil:
penurunan cardiac output
Monitor status kardiovaskuler
Tanda Vital dalam
rentang normal Monitor status pernafasan yang
(Tekanan darah, menandakan gagal jantung
Nadi, respirasi) Monitor abdomen sebagai
indikator penurunan perfusi
Dapat mentoleransi Monitor balance cairan
aktivitas, tidak Monitor adanya perubahan
ada kelelahan tekanan darah
Monitor respon pasien terhadap
Tidak ada edema efek pengobatan antiaritmia
paru, perifer, dan Atur periode latihan dan istirahat
tidak ada asites untuk menghindari kelelahan
Monitor toleransi aktivitas pasien
Tidak ada penurunan
Monitor adanya dyspneu, fatigue,
kesadaran
tekipneu dan ortopneu
Anjurkan untuk menurunkan stress
Mansjoer, A., Suprohita., Wardani, W.I., & Setiowulan, W. (2000). Kapita selekta
kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Price, A & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit (Vol
2). Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah (8 ed)(Vol
2). Jakarta: EGC.