SKRIPSI
Oleh:
NOVIANA
07.01.027
SKRIPSI
Oleh:
NOVIANA
07.01.027
SKRIPSI
Oleh:
NOVIANA
07.01.027
JUDUL
Tim Penguji
Tanda tangan
Diketahui Oleh :
Nama : Noviana
Tempat/Tanggal Lahir : Aceh Selatan, 10 November 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Ranto, SE
Nama Ibu : Partini
Jumlah Bersaudara : 3 (Tiga) bersaudara
Alamat : Jl. Hamza Fansuri Singkil
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
2. Dr. Dra Ivan E Purba, M.Kes, selaku ketua STIKes Mutiara Indonesia.
Indonesia.
4. T.H Teddy BS, SKM, M.Kes dan Frida Saragih M.Kes, selaku dosen
ini.
5. Seluruh dosen dan staf Program Studi ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes
Mutiara Indonesia.
6. Kedua orang tua yang telah mendidik dan membimbing dengan tulus serta
memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tak terhimgga.
Penulis menyadari atas segala kekurangan salam penulisan skripsi ini, untuk
itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini dengan harapan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan
selanjutnya.
Medan, Agustus 2011
Penulis
NOVIANA
DAFTAR TABEL
33
34
35
35
36
36
37
38
39
DAFTAR LAMPIRAN
3. Daftar pertanyaan/Kuisioner
BAB I
PENDAHULUAN
yang merupakan faktor dominan dan modal utama tercapainya pembangunan manusia
seutuhnya.
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes, 2001). Menurut H.L
Blum (1974), derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat macam faktor yaitu faktor
keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan. Dari
keempat factor tersebut, faktor perilaku merupakan faktor yang mempunyai pengaruh
dan peranan paling besar terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, perilaku sehat merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan
perilaku pembuangan air limbah rumah tangga dan perubahan gaya hidup cenderung
1
semakin kompleks. Sehingga perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek
keturunan, tetapi perlu juga memerhatikan faktor perilaku. Faktor perilaku beresiko
seperti adanya kondisi lingkungan yang tidak kondusif terhadap kesehatan merupakan
faktor risiko bersama terjadinya penyakit menular dan tidak menular tertentu. Salah
satu upaya yang dilaksanakan pemerintah adalah melalui program PHBS (Pusat
Promkes,2003).
kulit dan sebagainya. Seperti halnya di Desa Teluk Ambun bahwa masyarakat
Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga di Desa Teluk Ambun Kecamatan
pengadaan saluran pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Teluk Ambun
pembuangan air limbah rumah tangga di Desa Teluk Ambun Kecamatan Singkil
rumah tangga.
3. Untuk mengetahui hubungan tindakan masyarakat terhadap pembuangan limbah
rumah tangga.
4. Untuk mengetahui jenis pembuangan limbah rumah tangga.
5. Untuk mengetahui aliran pembuangan limbah rumah tangga.
yang ada di Desa Teluk Ambun, khususnya saluran pembungan air limbah rumah
tangga.
3. Sebagai proses belajar bagi penulis dalam rangka salah satu penyelesain
Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku
lingkungan adalah suatu kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan perilaku
tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalam rangka
merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon) dan
misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan
sakit, muka merah (tekanan darah meningkat karena marah). Sebaliknya hal-hal yang
suatu perilaku yang telah dilakukan. Apabila seorang anak belajar atau telah
kata lain responnya akan lebih intensif atau lebih kuat lagi.
Didalam kehidupan sehari-hari, respons jenis pertama (responden respons atau
disebabkan karena hubungan yang pasti antara stimulus dan respons, kemungkinan
kemungkinan untuk memodifikasi sangat besar bahkan dapat dikatakan tidak terbatas.
Fokus teori Skinner ini adalah pada respons atau jenis perilaku yang kedua ini.
Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku
terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk
menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari
perilaku manusia.
Air limbah adalah yang bercampur zat-zat padat (Dissolved dan Suspended)
yang berasal dari pembungan kegiatan rumah tangga, pertanian, perdagangan, dan
industri.
kombinasi dari cairan dan sampah-sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan, perkantoran dan industri bersama-sama dengan air tanah, air permukaan
Secara umum dapat dikemukakan bahwa air limbah (air buangan) adalah
cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industry maupun tempat-tempat
umum lainnya mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan
Sama halnya dengan sampah, maka sumber serta macam air limbah sangat
bahwa makin tinggi tingkat kebudayaan, makin komplek pula sumber serta macam
Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber yang pada umumnya karena
hasil pembuatan manusia dan kemajuan manusia dan kemajuan teknologi. Dalam
perabot dan bahan makanan, dan lain-lainnya. Air ini tentunya mengandung
banyak sabun atau deterjen dan mikroorganisme, selain itu ada lagi air buangan
dengan air bekas cuci, maka excreta ini jauh lebih berbahaya karena mengandung
banyak kuman pathogen. Excreta ini merupakan cara transport utama bagi
penyakit bawaan air, terutama bahaya masyarakat berpenghasilan rendah yang
tempat-tempat ibadah dan tempat-tempat lainya seperti hotel, rumah sakit, dan
lain-lain.
3. Air limbah industry (industrial wastes water).
Air limbah yang berasal dari berbagai jenis akibat proses produksi ini pada
umumnya lebih sulit dalam pengolahannya serta mempunyai variasi yang luas.
Zat-zat yang terkandung didalamnya dapat berupa zat pelarut, mineral, logam
berat, zat-zat organic, lemak, garam-garam, zat warna, nitrogen, sulfide, amoniak,
per kapita, sedangkan pada system terpisah volume limbah rata-rata 25-50 galon
per kapita.
3. Waktu
Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi tergantung
pada waktu dalam sehari dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung
menggunakan air yang menyebabkan aliran air limbah lebih banyak, sedangkan
ditengah hari volumenya sedikit, dan di malam hari agak meningkat lagi.
2.2.3. Komposisi Dan Karakteristik Air Limbah
2.2.3.1. Komposisi Air Limbah
Komposisi air limbah sebagian besra terdiri dari air (99.9%) dan sisanya
terdiri dari partikel-partikel padat terlarut (disselved solids) dan tidak terlarut
(suspended solids) sebesar 0.1%. partikel-partikel padat terdiri dari zat organic
(70%) dan anorganik (30%). Zat-zat organic tersebut sebagian besar sudah terurai
(degradable) yang merupakan makanan dan media yang baik bagi bakteri dan
mikroorganisme yang lain. Sedangkan zat-zat organic terdiri dari grit, salts, dan
metals ( logam berat ) yang merupakan bahan pencemaran yang penting. Solids
1. Karakteristik Fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan solid dan bahan
yang volumenya bervariasi antara 100-500 mg/1, air limbah disebut lemah,
bersih dan zat organic dari limbah itu sendiri. Saat keluar dari sumber, air
limbah bersifat basa. Namun, air limbah yang sudah lama atau membusuk
akan bersifat asam karena sudah mengalami kandungan bahan organiknya
menyenangkan.
3. Karakteristik Bakteriologis
Mikroorganisme yang penting dalam air limbah dan air permukaan
oleh manusia.
Virus yang dikeluarkan oleh manusia yang infected kedalam air limbah dan
100.000 virus yang infeksius dari tiap garam tinja penderita hepatitis. Virus
dapat hidup sampai 41 hari pada air limbah dan 6 hari di sungai pada suhu
dalam rangka mendukung tercapainya tingkat kesehatan yang optimal. Upaya ini
dikembangkan sejak tahun 1982 melalui program pemerintah yang termasuk Program
limbah menurut petunjuk pelaksanaan dan teknis pembangunan adalah : (Depkes RI,
1985).
Suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan air
buangan dari kamar mandi, tempat cuci dapur dan lain-lain, bukan dari jamban dan
peturasan, sehingga air limbah tersebut tersimpan atau meresap dalam suatu tempat
tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyakit dan mengotori lingkungan
pemukiman.
Sarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi persyaratan
nyamuk.
3. Tidak menimbulkan bau
4. Tidak menimbulkan becek-becek, kelembaban atau pandangan yang tidak
menyenangkan.
5. Tidak menimbulkan tempat berlindung/beristirahat bagi nyamuk dan serangga
lain.
6. Saluran pembuangan air limbah disekitar sumur dibuat dari tembok yang kedap
10 m.
2. Pipa air limbah dan leher angsa dengan kemiringan minimal 1% arah
peresapan.
3. Isi sumur peresapan dengan koral setinggi 25 cm.
4. Pipa saluran dengan kemiringan 1%.
5. Tutp sumur peresapan dari beton dan pondasi tutup sumur disusun batu bata.
6. Pipa saluran dengan kemiringan 1% dan leher angsa serta bak penangkap air
limbah.
7. Isi antar dinding drum dan dinding sumur peresapan dengan batu kerol sampai
sudah barng tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak digunakan
lagi. Akan tetapi, tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan
pengelolaan, karena apabila limbah ini tidak dikelola secara baik akan dapat
banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini ada yang
hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus,
didalam air limbah itu sendiri banyak terdapat bakteri pathogen penyebab penyakit
masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan
Merupakan penyakit kolera dengan penyebaran utama melalui air limbah yang
4. Salmonella Sp
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat
tanah.
6. Basillus Anthraksis
Adalah penyebab penyakit antrak, terdapat pada air limbah dan sporanya
selokan.
9. Ascari Sp dan Enterobius Sp
Menyebabkan penyakit kecacingan dan banyak terdat pada air hasil
terserang penyakit anemia, kerusakan fungsi otak, serta kerusakan pada ginjal.
2. Krom
Krom senyawa bervalensi tujuh lebih berbahaya bila dibandingkan dengan krom
yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh krom ini dapat menyebabkan kanker
Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah antara lain : (Candra, 2006)
Sistem atau cara pengelolaan air limbah dikenal beberapa macam, antara lain:
1. Sistem Pengenceran
Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami pengenceran.
Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi. Namun, cara semacam
ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri pathogen, larva dan telur
cacing, serta bibit penyakit yang ada didalam air limbah itu. Apabila hanya
cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikut harus dipenuhi:
a. Air sungai atau danau tidak boleh dipergunakan untuk keperluan lain.
b. Volume air mencukupi sehingga pencemaran berlangsung kurang dari 30-
40 kali.
c. Airnya harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus
air limbah. Dibuat pada tanah yang proses (berpasir) agar air buangan mudah
meresap kedalam tanah. Apabila cesspool sudah penuh 9kurang dari 6 bulan),
lumpur didalamnya dapat diisap keluar atau dari semula dibuat cesspool
secara berangkai, sehingga apabila yang satu penuh, air akan mengalir ke
cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih adalah 45 m dan
mengalami pengolahan dan system lain, misalnya dari aqua-privy atau sptic
tank. Didalam seepage it ini airnya hanya tinggal mengalami peresapan saja
kedalam tanah. Seepage pit dibuat pada tanah yang poreus, diameternya 1-2,5
perombakan dan lumpur. Gas dan cairan sebuah pipa akan masuk kedalam
dosing chamber. Lumpur akan masuk kedalam ruang lumpur. Pengaliran
kecepatan air yang akan dialirkan kebidang resapan, supaya teratur merata.
harus termasuk dalam rencana pembuangan kota. Semua sewage baik dari
hujan.
a. System tercampur (combined system) : air kotor dan air hujan dilakukan
antara saluran air buangan dan saluran air hujan, dimana pada waktu
musim hujan air buangan dan air hujan tercampur dalam saluran air
Pengolahan air limbah pada dasarnya bertujuan untuk (Azrul, Azwar, 1990).
penyakit. Hal ini mudah dipahami karena air limbah sering dipakai sebagai
dahulu selalu menimbulkan problema bagi kesehatan. Sebab itu banyak dilakukan
usaha pengolahan air limbah. Beberapa cara pengolahan air limbah yang sering
dilakukan yaitu:
1. Dillution
Yakni mencairkan air limbah sehingga terjadi kekentalan yang amat rendah
tentu saja disini diperlukan jumlah air yang cukup banyak biasanya diambil
dari air kali, danau ari laut. Umumnya dibutuhkan air 20-40 kali lebih banyak
Untuk terjadi sedimen dapat diperlukan septic tank, atau imhoff tank, atau
bakteri aerob.
5. Stabilization Pond
Yakni menetapkan air limbah pada lubang galian yang luas atau danau. Disini
bermanfaat jika air tersebut mengandung zat kimia yang berbahaya : (Candra,
2006).
1. Primer terdiri:
a. Screen (saringan), kotoran yang berasal dari saring.
b. Grith Chamber, Detritus berupa lapisan air, kerikil dan pasir, air
skunder.
2. Skunder terdiri:
a. Cairan yang berasal dari Primary Treatment dialirkan ke bak
dijadikan pupuk.
b. Air yang tertinggal cukup jernih sehingga dapat langsung disalurkan
pengering lumpur.
Dalam merencanakan pembuangan air kotor maka ada beberapa hal yang
demikian merencanakan pembuangan air kotor yang baik, perlu diadakan langkah-
daerah maka perlu keadaan daerah yang lengkap mutlak diperlukan, guna untuk
mengetahui tentang kondisi tanah dalam rangka pemasangan saluran. Sehingga dapat
member penjelasan pada kita dalam penggalian tanah yang akan digali, lembek atau
berpasir bahkan tanah longsor yang memerlukan penahanan untuk pemasangan pipa
saluran pembuangan air limbah atau air kotor. Jadi dengan demikian jenis pipa yang
menimbulkan dampak yang tidak dinginkan. Dampak tersebut antara lain : (Candra,
2006)
a. Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air yang
Berdasarkan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka
Variabel Independen
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik yang bertujuan untuk mengetahui
rumah tangga di Desa Teluk Ambun Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil
Tahun 2011.
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di
Desa Teluk Ambun Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil yaitu 778 kepala
keluarga.
3.3.2. Sampel
26
Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus:
n = 88,6
Keterangan :
n = Besar Sampel, dengan populasi <10.000
N = Besar Populasi
d = Tingkat Kepercayaan / ketetapan yang diinginkan 10%
jumlah besar sampel yang diteliti yaitu 90 KK
tehnik pengumpulan dengan sampel random sampling.
menjadi:
a. Riool terbuka
b. Roil tertutup
8. Aliran air limbah adalah keadaan dari pada aliran limbah yang dikategorikan
menjadi 2 yaitu:
a. Lancar
b. Tidak lancar
Desa Teluk Ambun meliputi : Jumlah Kepala Keluarga, Jumlah Rumah dan 22
penyakit.
Data yang telah diolah disajikan secara narasi dan tabel distribusi frekuensi.
limbah runah tangga maka data diolah secara analitik yaitu dengan menggunakan uji
adalah pertanian.
Lokasi desa Teluk Ambun ini berjarak kira-kira 3 Km dari Kabupaten aceh
Teluk Ambun ini berjumlah 4.271 jiwa adalah warga negara Indonesia.
Penduduk desa Teluk Ambun terdiri ari 2.137 jiwa laki-laki dan 2.134 jiwa
perempuan dengan jumlah kepala keluarga 874 Kepala Keluarga.Dari jumlah 4.271
jiwa penduduk, 3.243 jiwa menganut agama Islam dan selebihnya menganut agama
Kristen.
4.2. Hasil Penelitian
Dari pengolahan hasil penelitian yang dilaksanakan,maka diperoleh data
32
tentang masalah pengadaan saluran pembuangan air limbah rumah tangga di Desa
Teluk Ambun Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil adalah sebagai berikut.
4.2.1. Tingkat Pendidikan
Adapun tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Teluk
Ambun Tahun 2011
Dari Tabel 4.1. diatas,dapat dilihat bahwa responden yang Tidak Tamat SD
Akademi/PT 2,2%.
Dari Tabel 4.2 diatas,dapat dilihat bahwa pekerjaan yang terbanyak adalah
Dari Tabel 4.5 diatas,dapat dilihat bahwa sikap yang rendah yaitu sebanyak
4.2.4.2.Tindakan
Adapun tindakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6.
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan di Desa Teluk Ambun
Tahun 2011
Dari Tabel 4.6 diatas,dapat dilihat bahwa tindakan yang paling rendah yaitu
pembuangan air limbah yaitu jenis sebanyak 17,8% dan aliran 82,2%.
Air Limbah
Adapun tabulasi silang penghasilan dengan sistem pengadaan saluran
Tabel 4.8.
Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Sistem Pengadaan Saluran Pembuangan
Air Limbah di Desa Teluk Ambun Tahun 2011
orang (67,8%) pengetahuan rendah,dengan jenis air limbah 10 orang (11,1%) dan
sedang,dengan jenis air limbah 5 orang (5,6%) dan aliran air limbah 18 orang
(1,1%) dan aliran air limbah 5 orang (5,6%). Dari uji chi-square diperoleh nilai p =
0,034 (< 0,05) artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan sistem pengadaan
Limbah
Adapun tabulasi silang sikap dengan sistem pengadaan saluran pembuangan
Tabel 4.9.
Tabulasi Silang Sikap dengan Sistem Pengadaan Saluran Pembuangan Air
Limbah di Desa Teluk Ambun Tahun 2011
orang (76,7%) sikap rendah,dengan jenis air limbah 13 orang (14,4%) dan aliran air
limbah 3 orang (3,3%) dan aliran air limbah 18 orang (20,0%).Dari uji chi-square
diperoleh nilai p = 0,047 (< 0,05) artinya ada hubungan antara sikap dengan sistem
Limbah
Adapun tabulasi silang Tindakan dengan sistem pengadaan saluran
Tabel 4.10.
Tabulasi Silang Tindakan dengan Sistem Pengadaan Saluran Pembuangan Air
Limbah di Desa Teluk Ambun Tahun 2011
83 orang (92,2%) tindakan rendah,dengan jenis air limbah 15 orang (16,7%) dan
jenis air limbah 1 orang (1,1%) dan aliran air limbah 6 orang (6,7%).Dari uji chi-
square diperoleh nilai p = 0,042 (< 0,05) artinya ada hubungan antara tindakan
orang (67,8%) pengetahuan rendah,dengan jenis air limbah 10 orang (11,1%) dan
sedang,dengan jenis air limbah 5 orang (5,6%) dan aliran air limbah 18 orang
terbentuknya tindakan seseorang,sebab dari pengalaman akan lebih baik dari pada
limbah.
Menurut asumsi penulis tentang pengadaan saluran pembuangan air limbah
mayoritas rendah hal ini disebabkan karena latar pendidikan responden yang
Air Limbah
Dari Tabel 4.9 diatas,dapat dilihat bahwa dari 90 orang responden terdapat 69
orang (76,7%) sikap rendah,dengan jenis air limbah 13 orang (14,4%) dan aliran air
diperoleh nilai p = 0,047 (< 0,05) artinya ada hubungan antara sikap dengan sistem
merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
ada hubungan antara sikap dengan sistem pengadaan saluran pembuangan air limbah.
Menurut asumsi penulis tentang sikap responden yaitu mayoritas rendah hal
ini disebabkan karena kurangnya informasi dan wawasan responden terhadap sistem
83 orang (92,2%) tindakan rendah,dengan jenis air limbah 15 orang (16,7%) dan
jenis air limbah 1 orang (1,1%) dan aliran air limbah 6 orang (6,7%).
Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh nilai p = 0,042 (< 0,05) artinya
ada hubungan antara tindakan dengan sistem pengadaan saluran pembuangan air
limbah.
Menurut asumsi penulis tentang tindakan responden yaitu mayoritas rendah
hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran responden terhadap sistem pengadaan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.1.4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan sistem pengadaan saluran
pembuangan air limbah diperoleh nilai p = 0,034 (> 0,05) artinya pengetahuan
limbah diperoleh nilai p = 0,047 (> 0,05) artinya sikap kepala keluarga masih
rendah.
5.1.6. Ada hubungan antara tindakan dengan sistem pengadaan saluran pembuangan
air limbah diperoleh nilai p = 0,042 (> 0,05) artinya tindakan kepala keluarga
masih rendah.
5.2. Saran
5.2.1. Peningkatan pembinaan dan memberikan petunjuk tehnis tentang pedoman
DAFTAR PUSTAKA
________., 1985. Petunjuk Pelaksana dan Teknis Pembangunan Jaga dan SPAL
Program Bantuan Inpres Sarana Kesehatan Tahun 1985/1986, Jakarta.
Entcang, Indan., 1991, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Slamet, Juli S., 1994, Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Pers,
Jogjakarta.
Soesanto, Sri S., 1994, Limbah Industri dan Dampaknya Pada Kesehatan,
Majalah Kesehatan Masyarakan Indonesia, Yahun ke-V, No 10, Hal 579-582,
Jakarta.
Suparmin, S., 2001, Pembuangan Tinja dan Limbah Cair, EGC, Jakarta.
KUESIONER
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN PENGADAAN
SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
DI DESA TELUK AMBUN KECAMATAN SINGKIL
KABUPATEN ACEH SINGKIL
TAHUN 2011
I. Identifikasi
1. Nama kepala keluarga :
2. Umur kepala keluarga :
3. Pendidikan kepala keluarga:
a. Tidak Tamat SD
b. Tamat SLTP
c. Tamat SLTA
d. Tamat Akademi/PT
4. Pekerjaan kepala keluarga
a. Pegawai negri
b. Wiraswasta
c. Petani
d. Nelayan
e. Buruh perkebunan
5. Penghasilan/pendapatan kepala keluarga perbulan
a. < Rp. 500.000
b. Rp. 500.000-Rp. 1.000.000
c. >Rp. 1.000.000
II. Pengetahuan
1. Beberapa jarak sumber air minum dengan pembuangan air limbah :
a. Jarak > 10 meter (2)
b. Jarak < 10 meter (1)
c. Tidak tahu (0)
2. Jenis penyakit yang ditimbulkan oleh pembuangan air limbah yaitu :
a. Diare (2)
b. Demam Berdarah (1)
c. Jantung (0)
3. Bila menggunakan SPAL, tempat akhir pembuangan yaitu :
a. Selokan (2)
b. Kolam (1)
c. Tidak tahu (0)
4. Siapakah yang bertanggung jawab dalam pembuatan saluran limbah :
a. Pemerintah (2)
b. Masyarakat sendiri (1)
c. Tidak tahu (0)
5. Kemana air buangan limbah tersebut dibuang :
a. Sungai (2)
b. Halaman rumah (1)
c. Sembarangan tempat (0)
6. Apa alasan Ibu/bapak tidak memiliki saluran pembuangan air limbah
rumah tangga :
a. Tidak ada biaya (2)
b. Sudah terbiasa membuang air limbah kesungai (1)
c. Tidak tahu (0)
7. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap : (2)
a. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan (1)
b. Tidak tahu (0)
8. Apakah tujuan dari pengolahan air limbah :
a. Melindungi masyarakat dari ancaman terjangkitnya penyakit (2)
b. Melindungi timbulnya kerusakan tanaman (1)
c. Tidak tahu (0)
9. Bagaimana sebaiknya pembuangan air limbah yang sehat :
a. Tidak mencemari sumber air bersih (2)
b. Tidak menimbulkan bau (1)
c. Tidak tahu (0)
10. Apakah pembuangan limbah disembarangan tempat dapat merusak
keindahan
a. Iya, karena lingkungan jadi buruk (2)
b. Iya, mengganggu kenyamanan (1)
c. Tidak tahu (0)
III. Sikap
1. Apakah pembuangan limbah itu penting :
a. Ya
b. Tidak
2. Setujukah bapak/Ibu jika tempat limbah dibuang kesembarangan tempat:
a. Setuju (1)
b. Tidak setuju (0)
3. Setujukah Bapak/ibu jika tempat pembuangan limbah itu ditutup :
a. Setuju (1)
b. Tidak setuju (0)
4. Apakah air limbah itu menimbulkan penyakit :
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
IV. Tindakan
1. Setujukah anda penanggulangan limbah itu dilakukan bersama-sama :
a. Setuju (1)
b. Tidak setuju (0)