Anda di halaman 1dari 38

PELAYANAN PENYAKIT

MENULAR (TUBERCULOSIS) DI
KELUARGA

Pelatihan Keluarga Sehat


Oleh
Marlis Roni Tua. SKM. MKM
Widyaiswara UPT. Pelkes
Rov. Sumatera Utara
Horas... Saya Marlis Roni Tua
Widyaiswara Ahli Muda UPT Pelatihan Kesehatan
Prov SU
Rumah di Perum Tamora Indah II, Tanjung Morawa
HP 0812 631 88488,
FB Roni Siregar

WI : 2006-Sekarang
Dosen Universitas Sari Mutiara Indonesia : 1992-
2017
TOT Keluarga Sehat
TUJUAN PEMBELAJARAN

• Tujuan Pembelajaran Umum


• Peserta mampu memahami pelayanan penyakit tuberkulosis di
dalam keluarga

• Tujuan Pembelajaran Khusus


• Menjelaskan pelayanan dasar TB
• Menjelaskan Instrumen pendataan Pelayanan Dasar TB
POKOK BAHASAN & SUB POKOK BAHASAN
A.Pelayanan dasar TB

1. Definisi dan Tipe TB


• Definisi TB
• Tipe TB
2. Penyebab TB
3. Cara Penularan TB
4. Cara Penemuan Terduga TB
5 Cara merujuk penemuan terduga TB
6. Pengobatan TB
• Tujuan Pengobatan TB
• Prinsip Pengobatan TB
• Pengawas menelan obat
7. Pencegahan TB
B.Instrumen pendataan pelayanan Dasar TB
STRATEGI DOTS

Pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung dapat


memberi angka kesembuhan yang tinggi, dengan biaya paling
efektif.
Komponen Strategi DOTS:
• Komitmen politis
• Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya.
• Pengobatan jangka pendek yang standar dengan tatalaksana
kasus yang tepat, pengawasan langsung pengobatan.
• Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu
• Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan
penilaian terhadap hasil pengobatan
Beban TB, Indonesia, 1990-2014
Sebelum dan Setelah Survey Prevalensi TB 2013-2014
1200 1200
Sebelum Setelah
1,0
1000 1000 45

800
800

647
600
600

443 453
399
400
400
272
200 206
183 200
70 65 41
0 25
2012
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010

0
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
Prevalens Insidens Mortalitas
200
600
800

400
1000
1200

0
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
1.000.000
Kasus TB yang Hilang (Missing Cases)

2010
2011
2012
68%

324.000
680.000

2013
2014
Target

• Target Program Penanggulangan TB sesuai dengan


target eliminasi global adalah Eliminasi TB pada tahun
2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050. EliminasiTB
adalah tercapainya cakupan kasus TB 1 per 1
jutapenduduk.
Pengertian TB

Tuberkulosis (TB) atau yang dulu dikenal TBC adalah


penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium tuberculosis).

TB bukan disebabkan oleh guna-guna atau kutukan. TB


juga bukan penyakit keturunan. Sebagian besar kuman
TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang
organ atau bagian tubuh lainnya (misalnya: tulang,
kelenjar, kulit, dll).
Gejala utama TB : Batuk terus menerus dan berdahak
selama 2 minggu atau lebih

Gejala Lain :
- Batuk bercampur darah
- Sesak nafas dan nyeri dada
- Badan lemas
- Nafsu makan berkurang
- Berat badan turun
- Rasa kurang enak badan (lemas)
- Demam/ meriang berkepanjangan
- Berkeringat di malam hari walaupun tidak
melakukan kegiatan
Gejala tambahan selain TB
• Bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan
lain-lain.

• Pertimbangan juga pada pemeriksaan pada orang


dengan faktor risiko, seperti : kontak erat dengan pasien
TB, tinggal di daerah padat penduduk, wilayah kumuh,
daerah pengungsian, Lapas dan Rutan serta orang yang
bekerja dengan bahan kimia yang berrisiko menimbulkan
paparan infeksi paru.
Penularan TB
1. Sumber penularan adalah pasien TB yang dahaknya
mengandung kuman TB BTA Positif.
2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Sekali
batuk dapat menyebarkan sekitar 3.000 kuman dalam
percikan dahak.
3. Penularan terjadi melalui percikan dahak yang dapat
bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak
terkena sinar matahari dan lembab.
4. Semakin banyak kuman yang ditemukan dalam tubuh
pasien berarti semakin besar kemungkinan menularkan
kepada orang lain
5. TB tidak menular melalui perlengkapan pribadi pasien
yang sudah dibersihkan, seperti: peralatan makan, pakaian
dan tempat tidur yang digunakan pasien TB.
Risiko TB
1. Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit
TB.
2. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang
menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah,
diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk).
3. HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang
terinfeksi TB menjadi sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan
kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler (cellular
immunity), sehingga jika terjadi infeksi penyerta
(oportunistic infection), seperti tuberkulosis. Bila jumlah
orang terinfeksi HIV meningkat, maka jumlah pasien TB
akan meningkat, dengan demikian penularan TB di
masyarakat akan meningkat pula.
Faktor Risiko Kejadian TB
Strategi Penemuan TB

• Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif intensif di


fasilitas kesehatan dengan jejaring layanan TB

• Penemuan pasien TBsecara aktif dan/atau masif berbasis


keluarga dan masyarakat :
• Investigasi kontak pada paling sedikit 10 - 15 orang kontak erat
dengan pasien TB.
• Penemuan di tempat khusus: Lapas/Rutan, tempat kerja, asrama,
pondok pesantren, sekolah, panti jompo.
• Penemuan di populasi berisiko: tempat penampungan pengungsi,
daerah kumuh

Pengelompokan Pasien TB
Adalah pasien TB yang belum pernah diobati dengan Obat Anti
1. Pasien Baru Tuberkulosis (OAT) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu
bulan (4 minggu).

2. Pasien Kambuh Adalah pasien TB yang telah sembuh atau mendapat pengobatan lengkap,
(Relaps) kemudian dinyatakan sakit TB kembali dengan hasil BTA positif.

3. Pasien Pengobatan
Adalah pasien TB yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih, kemudian
Setelah Putus
dinyatakan masih sakit TB dengan hasil BTA positif.
Berobat (Default )
Adalah pasien TB yang mulai pengobatan kembali setelah hasil
4. Pasien Gagal
pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada
(Failure)
bulan ke-5 atau lebih, pada masa pengobatan sebelumnya.

5. Pasien Pindahan Adalah pasien TB yang dipindahkan dari Puskesmas/Rumah Sakit antar
(Transfer In) Kabupaten/Kota yang berbeda untuk melanjutkan pengobatannya.

Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam


6. Lain-lain: kelompok ini termasuk pasien dengan Kasus Kronik, yaitu pasien dengan
hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.
Catatan:
TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh, gagal, default maupun
menjadi kasus kronik. Hal ini sangat jarang terjadi dan harus dibuktikan melalui pemeriksaan
lebih lanjut.
Cara Menentukan Pasien TB
A. Pemeriksaan Bakteriologi
 Seorang sakit TB melalui pemeriksaan dahak bakteriologis
(Mikroskopis atau Tes Cepat Molekuler) dan klinis serta dapat
didukung dengan pemeriksaan penunjang lainnya.

 Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan


mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak
Sewaktu-Pagi (SP) atau Sewaktu-Sewaktu (SS):
• S (Sewaktu) : dahak ditampung di fasyankes.
• P (Pagi) : dahak ditampung pada pagi segera setelah bangun
tidur. Dapat dilakukan dirumah pasien atau di bangsal rawat inap
bilamana pasien menjalani rawat inap.

 Jika hasil pemeriksaan dahak positif maka artinya dahak tersebut


mengandung kuman TB. Jika hasil pemeriksaan dahak negatif, maka
harus dilanjutkan pemeriksaan penunjang lainnya dan pada pasien
tersebut harus dirujuk kelayanan kesehatan yang lebih lengkap
Pasien TB ekstra paru.
TB ekstra paru ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala
TB. Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena.
Cara Menentukan Pasien TB
B. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TB
Pemeriksaan tes cepat molekuler dengan metode Xpert
MTB/RIF /Tes Cepat Molekuler yang disingkat dengan TCM
merupakan sarana untukpenegakan diagnosis, namun tidak
dapat dimanfaatkan untuk evaluasi hasil pengobatan.

C. Pemeriksaan Biakan
Pemeriksaan biakan dapat dilakukan dengan media padat
(Lowenstein-Jensen) dan media cair (Mycobacteria Growth
Indicator Tube) untuk identifikasi Mycobacterium tuberkulosis
(M.tb).
Cara Menentukan Pasien TB

2. Pemeriksaan Penunjang Lainnya


• Pemeriksaan foto toraks.
• Pemeriksaan histopatologi pada kasus yang dicurigai
TB ekstraparu.

3. Pemeriksaan uji kepekaan obat


Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan
ada tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT.
TB Pada Anak
Batuk bukan merupakan gejala utama TB pada anak.
Penentuan TB pada anak dilakukan oleh dokter dengan
menggunakan Sistem Skoring (penilaian).
Tanda-tanda TB anak atau anak yang dicurigai TB adalah:
1. Adanya kontak erat dengan pasien TB dewasa.
2. Batuk lama selama 3 minggu atau lebih.
3. Berat badan anak tidak naik atau malah turun walaupun
gizi sudah diperbaiki.
4. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di leher,
ketiak, pangkal paha.
5. Demam lama berulang tanpa sebab yang jelas selama 2
minggu atau lebih.
6. Tidak nafsu makan.
Pengobatan TB
Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program
Nasional Penanggulangan TB di Indonesia:
 Kategori 1 diberikan kepada pasien baru TB paru BTA positif,
Pasien TB paru BTA negatif rontgen positif dan pasien
TB ekstra paru

 Kategori 2 diberikan kepada pasien TB BTA positif yang telah diobati


sebelumnya (pasien kambuh, pasien gagal dan pasien
pengobatan setelah putus berobat)

 Kategori diberikan kepada pasien TB anak


Anak
Efek Samping Pada Pengobatan TB
Efek Samping Yang harus dilakukan
Warna kemerahan Jelaskan kepada pasien untuk tidak
pada air seni (urin) perlu khawatir karena warna merah
berasal dari salah satu obat yang
diminum
Tidak ada nafsu Jelaskan kepada pasien agar obat
makan, mual, sakit diminum malam sebelum tidur
perut
Nyeri sendi Segera rujuk ke Petugas kesehatan
Kesemutan sampai Segera rujuk ke Petugas kesehatan
dengan rasa
terbakar di kaki
Efek Samping Berat
Gejala Efek Samping Berat :
1. Gatal dan kemerahan kulit
2. Tuli
3. Gangguan keseimbangan/limbung
4. Kuning pada mata dan atau kulit tanpa penyebab lain
5. Gelisah dan muntah-muntah
6. Gangguan penglihatan
7. Bintik-bintik kemerahan pada kulit dan renjatan/syok
Bila ditemukan gejala-gejala diatas, pasien harus
menghentikan pengobatannya dan segera rujuk ke
petugas kesehatan.
Pemantauan Kemajuan Pengobatan Pada Anak:
Bahaya Pengobatan Tidak Tuntas /
Melalaikan Pengobatan
Pasien akan berisiko :

1. Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang


lain
2. Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian
3. Obat Anti TB (OAT) biasa tidak dapat membunuh
kuman, sehingga pasien tidak bisa disembuhkan, harus
menggunakan penanganan yang lebih mahal dan waktu
pengobatan lebih lama.
PESAN PENTING UNTUK PASIEN TB
1. Menelan OAT secara teratur sampai tuntas sesuai jadual dan aturan
yang diberikan oleh dokter.
2. Selalu menutup hidung dan mulutnya dengan tisu/sapu tangan/lengan
tangan jika batuk atau bersin.
3. Tidak membuang dahak di sebarang tempat, tetapi dibuang pada
tempat khusus dan tertutup.
4. Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antara lain :
a) Menjemur alat tidur dan membuka jendela dan pintu setiap pagi
agar udara dan sinar matahari masuk. Aliran udara (ventilasi) yang
baik dapat mengurangi jumlah kuman di udara. Sinar matahari
langsung dapat mematikan kuman.
b) Makan makanan bergizi dan beristirahat cukup
c) Tidak merokok dan minum minuman keras
d) Olahraga secara teratur
e) Mencuci tangan hingga bersih,
Bagaimanakah etika batuk yang benar?

1. Palingkan muka dari orang lain atau makanan


2. Tutup hidung dan mulut dengan
tisu/saputangan/lengan tangan ketika batuk dan
bersin
3. Setelah batuk atau bersin segera cuci tangan
dengan air bersih dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol
4. Hindari batuk di tempat keramaian
5. Gunakan masker atau penutup mulut dan hidung
bila sedang batuk/flu
6. Jangan bertukar saputangan atau masker dengan
orang lain
Pengawas Menelan Obat (PMO)
Definisi: Seseorang yang secara sukarela membantu pasien TB dalam
masa pengobatan hingga sembuh

Kriteria PMO
1. Sehat jasmani dan rohani serta bisa baca tulis
2. Bersedia membantu pasien dengan sukarela
3. Tinggal dekat dengan pasien
4. Dikenal, dipercaya dan disegani oleh pasien
5. Disetujui oleh pasien dan petugas kesehatan
6. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama
dengan pasien
TUGAS PMO
1. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal
pengobatan sampai sembuh.
2. Mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada
pasien agar dapat menjalani pengobatan secara lengkap
dan teratur.
3. Mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa
ulang dahak sesuai jadwal.
4. Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT
dan merujuk ke Sarana Pelayanan Kesehatan.
5. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien sesuai petunjuk
(petunjuk terdapat di sudut bawah kartu kontrol).
6. Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien
atau orang yang tinggal serumah
PENCEGAHAN PENULARAN TB

• Menelan OAT secara lengkap dan teratur sampai


sembuh.

• Menutup mulutnya dengan sapu tangan atau tisu atau


tangan pada waktu bersin dan batuk.

• Tidak membuang dahak di sembarang tempat, dibuang


pada tempat khusus dan tertutup.

• Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS):


Definisi Operasional
Penderita Tuberkulosis Paru yang berobat sesuai standar
adalah :

 Terduga TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar,


yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai
kewenangannya di FKTP (puskesmas dan jaringannya)

Pengobatan dengan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis


(OAT) dengan panduan OAT standar.

 Pasien meminum obat sesuai jadwal sampai tuntas dibantu


PMO
Instrumen pendataan pelayanan Dasar TB
Berlaku untuk ART berumur ≥ 15 tahun

5 Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita


tuberkulosis (TB) paru?
1. Ya 2. Tidak  P.7

6 Bila ya, apakah meminum obat TBC secara teratur


(selama 6 bulan)?
1. Ya  P.8 2. Tidak  P.8

7 Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak > 2


minggu disertai satu atau lebih gejala:
1. Ya 2. Tidak
Kontak..
Subdit TB,Direktorat P2PML,Ditjen P2P Gedung B Lantai 4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
• Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560
• Telp. 021-42804154, Fax. 021-4200405
• subdittb@tbindonesia.or.id

Anda mungkin juga menyukai