Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb.

2016

KARAKTERISASI MASSA BATUAN DAN ANALISIS KESTABILAN LERENG UNTUK
EVALUASI RANCANGAN PADA PENAMBANGAN BIJIH EMAS DI DINDING TIMUR PIT
ARAREN PT. TAMBANG TONDANO NUSAJAYA SULAWESI UTARA

Pandu Wibawa S. P., R. Hariyanto, Bagus Wiyono

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral


Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta 55283 Indonesia

Abstrak
PT. Tambang Tondano Nusajaya (PT.TTN) merupakan perusahaan tambang emas di Kabupaten Minahasa Utara
dan Kotamadya Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Sistem penambangan yang diterapkan adalah tambang terbuka
dengan metode penambangan open pit. PT. TTN merencanakan untuk membuka pit baru yaitu Pit Araren
dengan rancangan lereng keseluruhan berjumlah 16 lereng tunggal, kemeringan lereng keseluruhan 51 dan
tinggi lereng keseluruhan 235 m. Rancangan lereng tersebut belum dilakukan analisis geoteknik, oleh karena itu
perlu dilakukan evaluasi rancangan lereng dengan analisis geoteknik. Data untuk melakukan analisis diperoleh
dengan melakukan karakterisasi massa batuan pada inti bor hasil pengeboran geoteknik.
Massa batuan konglomerat termasuk weak rock, memiliki estimasi nilai kuat tekan uniaksial berkisar antara 5-
25 MPa dan masuk ke dalam batuan kelas III yaitu fair rock dengan nilai RMR 50. Massa batuan andesit
termasuk medium strong rock, memiliki estimasi nilai kuat tekan uniaksial berkisar antara 25-50 MPa dan masuk
ke dalam batuan kelas III yaitu fair rock dengan nilai RMR 60. Massa batuan basaltic andesite termasuk strong
rock, memiliki estimasi nilai kuat tekan uniaksial berkisar antara 50-100 MPa dan masuk ke dalam batuan kelas
II yaitu good rock dengan nilai RMR 64.
Hasil analisis kestabilan lereng keseluruhan desain awal menggunakan metode elemen hingga menghasilkan
nilai faktor keamanan sebesar 1,44. Hal ini menunjukan lereng keseluruhan desain awal tidak aman karena
memiliki nilai faktor keamanan < 1,5, sehingga perlu dilakukan rancangan ulang. Perancangan ulang
merekomendasikan rancangan lereng keseluruhan dengan jumlah 19 lereng tunggal, kemiringan lereng
keseluruhan 44 dan tinggi lereng keseluruhan 236 m. Hasil analisis kestabilan lereng yang direkomendasikan
menggunakan metode elemen hingga menghasilkan nilai faktor keamanan sebesar 1,61. Nilai tersebut
dinyatakan aman karena memiliki nilai faktor keamanan > 1,5.
Antisipasi pergerakan terhadap lereng sebelum mengalami kelongsoran dilakukan dengan pemantauan secara
instrumentasi yaitu penerapan peralatan dan elektronik. Pemantauan yang direkomendasikan adalah pemantauan
dengan menggunakan alat instrumentasi ekstensometer.
Kata Kunci : Massa Batuan, Nilai Kuat Tekan Uniaksial, Metode Elemen, Kestabilan Lereng

1. PENDAHULUAN berjumlah 16 lereng tunggal, kemiringan lereng


keseluruhan 51 dan tinggi lereng keseluruhan 235 m.
PT. Tambang Tondano Nusajaya (PT. TTN)
Rancangan lereng tersebut belum dilakukan analisis
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
geoteknik.
bidang penambangan bijih emas yang baru
melakukan kegiatan produksinya pada tahun 2011. Dalam rangka menganalisis kestabilan lereng PT.
Sistem penambangan yang diterapkan adalah sistem TTN melakukan pengeboran geoteknik. Dari hasil
tambang terbuka dengan metode open pit. Kegiatan pengeboran geoteknik diperoleh inti bor, kemudian
utama pada penambangan bijih emas terdiri dari dilakukan orientasi terhadap inti bor tersebut. Hasil
pembersihan lahan, pengupasan lapisan tanah orientasi inti bor maka diperoleh data karakteristik
penutup dan penimbunan tanah penutup di waste massa batuan. Dengan diketahuinya data karakteristik
dump, penambangan, serta peremukan dan massa batuan, maka dapat dilakukan suatu analisis
pengolahan bijih menjadi bullion. kestabilan terhadap lereng tunggal dan lereng
keseluruhan menggunakan metode elemen hingga.
PT. TTN telah membuka tiga buah pit yaitu Pit
Hasil dari analisis kestabilan lereng diharapkan
Pajajaran, Pit Blambangan, dan Pit Kopra. PT. TTN
memberikan kontribusi rancangan lereng tambang
merencanakan untuk membuka pit baru yaitu Pit
yang aman.
Araren dengan rancangan lereng keseluruhan

38

Karakterisasi Massa Batuan Dan Analisis Kestabilan Lereng Pandu Wibawa S. P.


PT. TTN belum melakukan analisis kestabilan aman karena memiliki nilai faktor keamanan < 1,5,
terhadap lereng tunggal dan lereng keseluruhan, oleh sehingga perlu dilakukan rancangan ulang.
karena itu perlu dilakukan analisis kestabilan lereng. Perancangan ulang merekomendasikan rancangan
Dilakukan karakterisasi massa batuan untuk lereng keseluruhan dengan jumlah 19 lereng tunggal,
menganalisis kestabilan lereng serta menentukan kemiringan lereng keseluruhan 44 dan tinggi lereng
tindakan antisipasi kestabilan lereng. keseluruhan 236 m (Gambar 3). Hasil analisis pada
rancangan lereng keseluruhan desain baru yang
PT. Tambang Tondano Nusajaya (PT. TTN) memiliki
direkomendasikan menghasilkan nilai faktor
lokasi kegiatan penambangan bijih emas terletak di
keamanan 1,61. Nilai tersebut dinyatakan aman
Provinsi Sulawesi Utara, di dalam wilayah
karena memiliki nilai faktor keamanan > 1,5.
administrasi Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten
Minahasa Utara dan Kecamatan Ranowulu,
Kotamadya Bitung pada 10306 103915 Lintang
Utara dan 12405236 12501128 Bujur Timur.
Luas wilayah Kontrak Karya PT. TTN saat ini adalah
42.845,7 ha.
2. HASIL PENELITIAN
Pembobotan Parameter Rock Mass Rating
Hasil pengukuran di lapangan terhadap parameter-
parameter RMR seperti kuat tekan batuan utuh, rock
quality designation (RQD), spasi bidang diskontinu,
kondisi bidang diskontinu, dan kondisi umum air
tanah pada bidang diskontinu diberikan bobot sesuai
dengan klasifikasi massa batuan rock mass rating
system (After Bieniawski, 1989).
Nilai GSI
Nilai GSI dapat ditentukan dengan pendekatan nilai
RMR suatu massa batuan.
Karakterisasi Massa Batuan
Gambar 1. Geometri Lereng Keseluruhan Desain
Untuk menganalisis kestabilan lereng di daerah PT.
Awal Dinding Timur Pit Araren
TTN, nilai kohesi dan sudut gesek dalam untuk
material lapuk menggunakan data sekunder,
kemudian didasarkan pada kriteria keruntuhan Hoek
& Brown (2002) adapun parameter untuk
mendapatkan nilai kohesi dan sudut gesek dalam
yaitu nilai GSI, mi, kuat tekan uniaksial, dan nilai D
untuk masing-masing batuan.
Analisis Kestabilan Lereng
Analisis kestabilan lereng dilakukan terhadap lereng
tunggal dan lereng keseluruhan. Berpedoman pada
kondisi massa batuan yang ada, kemudian dilakukan
perhitungan nilai faktor keamanan untuk berbagai
tinggi dan kemiringan menggunakan metode elemen
hingga, dengan kondisi lereng static dan bidang
diskontinu terisi air penuh.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka
diperoleh nilai faktor keamanan dengan simulasi Gambar 2. Geometri Lereng Keseluruhan Desain
metode elemen hingga pada rancangan geometri Baru Dinding Timur Pit Araren
lereng tunggal yang digunakan untuk merancang
lereng keseluruhan. Setelah mendapatkan nilai faktor Tindakan Antisipasi Kestabilan Lereng
keamanan untuk berbagai material lereng dapat Kegiatan penggalian pada massa batuan dapat
ditentukan dimensi lereng keseluruhan. Hasil analisis mengganggu kestabilan lereng. Salah satu dari
lereng keseluruhan desain awal dengan jumlah 16 berbagai macam tindakan antisipasi kestabilan lereng
lereng tunggal, sudut kemiringan lereng keseluruhan yaitu pemantauan lereng. Antisipasi pergerakan
51 dan tinggi lereng keseluruhan 235 m terhadap lereng sebelum mengalami kelongsoran
(menghasilkan nilai faktor keamanan 1,44. Hal ini dilakukan dengan pengamatan secara instrumentasi
menunjukan lereng keseluruhan desain awal tidak yaitu penerapan peralatan dan elektronik. Pemantauan

39

Karakterisasi Massa Batuan Dan Analisis Kestabilan Lereng Pandu Wibawa S. P.


yang direkomendasikan adalah pemantauan dengan
menggunakan alat instrumentasi ekstensometer.

Tabel 1. Klasifikasi Massa Batuan Setiap Litologi Bedasarkan RMR


Jenis Batuan
Parameter
Konglomerat Andesit Basaltic Andesite
Kuat Tekan Batuan Nilai (Mpa) 5 - 25 25 - 50 50 - 100
Utuh Bobot 2 4 7
Rock Qualiy Nilai (%) 56,26 % 83,60 % 86,45 %
Designation (RQD) Bobot 13 17 17
Spasi Bidang Nilai (m) 0,058 0,124 0,357
Diskontinu Bobot 5 8 10
Kondisi Bidang
Bobot 20 21 20
Diskontinu
Kondisi
Kondisi Air Tanah Kering Kering Kering
umum
Bobot 15 15 15
Adjustment -5 -5 -5
RMR Bobot 50 60 64
Kelas III III II
Fair
Deskripsi Fair Rock Good Rock
Rock

Tabel 2. Hasil Perhitungan Nilai GSI


Hoek & Brown (1995)
Jenis Batuan
Nilai RMR Nilai GSI
Konglomerat 50 45
Andesit 60 55
Basaltic Andesite 64 59

Tabel 3. Karakterisasi Massa Batuan

Parameter
Sudut
No Jenis Material Bobot isi UCS RQD Kohesi Gesek
mi D GSI
(kN/m) (Mpa) (%) (kPa) Dalam
(...)
1 Material Lapuk 9 0,3 18 0,5 30 - 30 16
2 Konglomerat 21 0,7 18 15 45 56,26 66 53,57
3 Andesit 25 0,7 25 38 55 83,6 245 58,4
Basaltic
4 28 0,7 28 75 59 86,45 447 63,59
Andesite

40

Karakterisasi Massa Batuan Dan Analisis Kestabilan Lereng Pandu Wibawa S. P.

Tabel 4. Nilai Faktor Keamanan Lereng Tunggal pada Material Lapuk

Tinggi Kemiringan (0)


(m) 50 55 60 65 70 75 80
5 1,37 0,995 0,98 0,86 0,63 0,57 0,24
5,5 1,33 0,96 0,94 0,84 0,6 0,56 0,24
6 1,31 0,93 0,87 0,81 0,57 0,55 0,24
6,5 1,23 0,91 0,85 0,79 0,5 0,47 0,24
7 1,19 0,89 0,81 0,77 0,49 0,45 0,24

Tabel 5. Nilai Faktor Keamanan Lereng Tunggal pada Konglomerat

Tinggi Kemiringan (0)


(m) 50 55 60 65 70 75 80
8 1,33 0,92 0,63 0,6 0,3 0,25 0,23
8,5 1,3 0,9 0,6 0,56 0,22 0,22 0,21
9 0,91 0,89 0,59 0,54 0,22 0,21 0,21
9,5 0,91 0,83 0,57 0,53 0,22 0,21 0,21
10 0,74 0,74 0,56 0,53 0,21 0,21 0,21

Tabel 6. Nilai Faktor Keamanan Lereng Tunggal pada Andesit

Tinggi Kemiringan (0)


(m) 50 55 60 65 70 75 80
14 3,85 3,4 2,79 2,21 1,92 0,48 0,33
14,5 3,71 3,38 2,68 2,14 1,87 0,46 0,3
15 3,62 3,2 2,39 2,1 1,53 0,45 0,3
15,5 3,53 3,2 2,31 2,02 1,4 0,43 0,3
16 3,37 3,13 2,25 1,92 1,32 0,39 0,3

Tabel 7. Nilai Faktor Keamanan Lereng Tunggal pada Basaltic Andesite

Tinggi Kemiringan (0)


(m) 50 55 60 65 70 75 80
15 6,84 6,33 5,56 5,06 4,56 3,74 2,88
15,5 6,69 6,29 5,37 4,93 4,28 3,57 2,64
16 6,42 6,15 5,29 4,67 4,26 3,34 2,57
16,5 6,4 5,91 5,16 4,6 4,11 3,12 2,4
17 6,24 5,87 5,02 4,59 3,99 2,15 0,99

41

Karakterisasi Massa Batuan Dan Analisis Kestabilan Lereng Pandu Wibawa S. P.


adalah unweathered. Tingkat pelapukan dilokasi
penelitian dipengaruhi oleh alterasi lempung.
3. PEMBAHASAN
Material konglomerat berdasarkan hasil pengamatan
Karakteristik Massa Batuan dilokasi penelitian kondisi bidang diskontinu
a. Kuat Tekan Batuan Utuh konglomerat adalah agak kasar, pemisahan < 1 mm
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan terdapat tiga dan sangat lapuk.
jenis batuan yaitu konglomerat, andesit dan basaltic
e. Kondisi Air Tanah pada Bidang Diskontinu
andesite. Nilai kuat tekan untuk konglomerat adalah
Berdasarkan hasil pengamatan dilokasi penelitian
15 MPa, andesit 38 MPa dan basaltic andesite 75
kondisi konglomerat, andesit dan basaltic andesite
MPa. Berdasarkan hal tersebut basaltic andesite
serta bidang diskontinunya dalam keadaan kering.
memiliki kuat tekan lebih besar dibanding
Hal ini disebabkan dilokasi penelitian tidak
konglomerat dan andesit.
ditemukannya air tanah dan juga tidak adanya
b. Rock Quality Designation (RQD) infiltrasi akibat air hujan.
RQD untuk masing- masing batuan adalah
f. Rock Mass Rating (RMR)
konglomerat 56,26% , andesit 83,60% dan basaltic
Berdasarkan hasil pembobotan lima parameter RMR
andesite 86,45%. Secara berurutan berdasarkan RQD
maka didapatkan nilai RMR untuk konglomerat 50,
kualitas batuan yang baik adalah basaltic andesite ,
hal ini menunjukan bahwa konglomerat termasuk
andesit dan konglomerat.
dalam batuan kelas III yaitu fair rock. Andesit
c. Spasi Rata-Rata Antar Bidang Diskontinu mempunyai nilai RMR 60, hal ini menunjukan bahwa
Spasi rata-rata antar bidang diskontinu untuk masing andesite termasuk dalam batuan kelas III yaitu fair
msaing batuan adalah konglomerat 0,058 m, andesit rock. Basaltic Andesite mempunyai nilai RMR 64,
0,124 m dan basaltic andesite 0,357 m. Berdasarkan termasuk dalam kelas II yaitu good rock. Dari ketiga
spasi bidang diskontinu maka kualitas basaltic jenis batuan tersebut basaltic andesite memiliki
andesite lebih baik dibandingkan andesit dan kualitas batuan yang paling bagus karena memiliki
konglomerat. nilai RMR paling tinggi.
d. Kondisi Bidang Diskontinu Analisis Kestabilan Lereng
Kemenerusan bidang diskontinu (persistence), pada Analisis Lereng Tunggal
pengeboran geoteknik salah satu kekurangannya Desain lereng tunggal awal untuk material lapuk
adalah tidak dapat menentukan nilai kemenerusan mempunyai tinggi 10 m dengan sudut 65. Setelah
bidang diskontinu. Pada penelitian ini kondisi dilakukan analisis menggunakan metode elemen
kemenerusan didapatkan dari hasil penelitian hingga didapatkan nilai faktor keamanan sebesar 0,32
terdahulu PT. TTN. , hal ini menunjukan kondisi lereng tunggal untuk
material lapuk tidak aman. Desain baru dirancang
Lebar bukaan bidang diskontinu (Aperture), hasil
untuk mendapatkan nilai faktor keamanan > 1,3.
pengukuran untuk lebar bukaan pada masing masing
Rancangan lereng tunggal kemudian disimulasi
batuan adalah andesit < 0,1 mm dan basaltic andesite
untuk lereng dengan tinggi 5 7 m, dengan variasi
0,1- 1 mm. Hal ini berarti andesit memiliki lebar
sudut 50 - 80. Dari hasil simulasi didapatkan nilai
bukaan bidang diskontinu yang lebih kecil sehingga
faktor keamanan > 1,3 adalah lereng dengan tinggi 5-
kualitas andesit berdasarkan lebar bukaan memiliki
6 m untuk sudut 50 (Gambar 4). Lereng tunggal
kualitas yang lebih baik dibandingkan basaltic
untuk material lapuk terdiri dari dua lereng tunggal
andesite.
yaitu lereng dengan tinggi 5 m dan tinggi 6 m dengan
Kekasaran bidang diskontinu (Roughness), hasil sudut keduanya 50. Hal ini dikarenakan tebal untuk
pengukuran kekasaran pada masing-masing jenis material lapuk adalah 11 m.
batuan konglomerat, andesit dan basaltic andeite
adalah rough. Ini berarti bahwa bidang diskontinu
batuan tersebut memiliki kualitas yang baik.
Isian bidang diskontinu (Infilling), hasil pengukuran
isian bidang diskontinu pada masing-masing jenis
batuan konglomerat, andesit dan basaltic andesite
didapatkan material isian sebagian besar kalsit.
Material kalsit termasuk material yang keras sehingga
isian pada bidang diskontinu termasuk dalam hard
filling <5 mm.
Pelapukan pada bidang diskontinu (Weathering),
pelapukan pada bidang diskontinu pada andesit
adalah moderately weathered dan basaltic andesite

42

Karakterisasi Massa Batuan Dan Analisis Kestabilan Lereng Pandu Wibawa S. P.


Gambar 4. Grafik Nilai Faktor Keamanan pada
Material Lapuk
Desain lereng tunggal awal untuk basaltic andesite
Desain lereng tunggal awal untuk konglomerat mempunyai tinggi 15 m dengan sudut 70 dengan
mempunyai tinggi 15 m dengan sudut 70. Setelah nilai faktor keamanan sebesar 4,56. Lereng
dilakukan analisis menggunakan metode elemen dinyatakan aman, tetapi nilai faktor keamanan tinggi
hingga didapatkan nilai faktor keamanan sebesar dan masih dapat dioptimalkan lagi. Lereng yang
0,44. Simulasi dilakukan untuk lereng konglomerat diterapkan untuk basaltic andesit adalah dengan
dengan tinggi 8 10 m, dengan variasi sudut 50 - 80. tinggi 16 m dan sudut 70 dengan nilai faktor
Dari hasil simulasi didapatkan nilai faktor keamanan keamanan sebesar 4,26 (Gambar 7).
> 1,3 adalah lereng dengan tinggi 8- 8,5 m untuk
sudut 50 (Gambar 5). Lereng yang diterapkan untuk
material konglomerat adalah 8 m dengan sudut 50.

Gambar 5. Grafik Nilai Faktor Keamanan pada Gambar 7


Grafik Nilai Faktor Keamanan pada Basaltic Andesite
Konglomerat
Analisis Lereng Keseluruhan
Rancangan awal lereng tunggal pada material andesit
Analisis kestabilan lereng dilakukan terhadap lereng
mempunyai tinggi 15 m dengan sudut 70 dengan
keseluruhan desain awal dan lereng keseluruhan
nilai faktor keamanan sebesar 1,53 (Gambar 6), hal
desain baru. Lereng dinyatakan aman apabila nilai
ini menunjukan lereng dalam keadaan aman sehingga
faktor keamanannya > 1,5. Dari hasil analisis
tidak perlu dilakukan desain ulang.
kestabilan lereng keseluruhan desain awal dengan
jumlah 16 lereng tunggal, sudut kemiringan lereng
keseluruhan 51 dan tinggi lereng keseluruhan 235 m
didapatkan nilai faktor keamanan sebesar 1,44
(Gambar 8) , hal ini menunjukan bahwa lereng
keseluruhan desain awal memiliki tingkat risiko
longsor tinggi karena memiliki nilai faktor keamanan
< 1,5. Oleh karena itu, maka dilakukan analisis
kestabilan lereng keseluruhan desain baru dengan
jumlah 19 lereng tunggal, sudut kemiringan lereng
keseluruhan 44 dan tinggi lereng keseluruhan 236 m
didapatkan nilai faktor keamanan sebesar 1,61
(Gambar 9), nilai tersebut dinyatakan aman karena
memiliki nilai faktor keamanan > 1,5.

Gambar 6
Grafik Nilai Faktor Keamanan pada Andesit

43

Karakterisasi Massa Batuan Dan Analisis Kestabilan Lereng Pandu Wibawa S. P.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah
dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu:

1. Massa batuan konglomerat termasuk weak


rock, memiliki estimasi nilai kuat tekan
uniaksial berkisar antara 5-25 MPa dan
Gambar 8. Hasil Perhitungan FK pada Lereng masuk ke dalam batuan kelas III yaitu fair
Keseluruhan Desain Awal Dengan Menggunakan rock dengan nilai RMR 50. Nilai kohesi dan
Metode Elemen Hingga sudut gesek dalam pada massa batuan
konglomerat sebesar 66 KPa dan 53,570.
2. Massa batuan andesit termasuk medium
strong rock, memiliki estimasi nilai kuat
tekan uniaksial berkisar antara 25-50 MPa
dan masuk ke dalam batuan kelas III yaitu
fair rock dengan nilai RMR 60. Nilai kohesi
dan sudut gesek dalam pada massa batuan
andesit sebesar 245 KPa dan 58,400.
3. Massa batuan basaltic andesite termasuk
strong rock, memiliki estimasi nilai kuat
Gambar 9. Hasil Perhitungan FK Pada Lereng tekan uniaksial berkisar antara 50-100 MPa
Keseluruhan Desain Baru Dengan Menggunakan dan masuk ke dalam batuan kelas II yaitu
Metode Elemen Hingga good rock dengan nilai RMR 64. Nilai
kohesi dan sudut gesek dalam pada massa
Tindakan Antisipasi Kestabilan Lereng batuan basalt andesit sebesar 447 KPa dan
Antisipasi terhadap pergerakan lereng sebelum 63,590.
mengalami kelongsoran dilakukan pemantauan lereng 4. Lereng keseluruhan desain awal dengan
jumlah 16 lereng tunggal, sudut kemiringan
menggunakan alat instrumentasi ekstensometer.
lereng keseluruhan 51 dan tinggi lereng
keseluruhan 235 m dalam kondisi tidak
aman dengan nilai faktor keamanan (FK)
sebesar 1,44, sehingga dilakukan perubahan
desain dengan jumlah 19 lereng tunggal,
sudut kemiringan lereng keseluruhan 44 dan
tinggi lereng keseluruhan 236 menghasilkan
kondisi yang aman dengan nilai faktor
keamanan (FK) sebesar 1,61.

Saran

1. Perlu dilakukan uji kuat tekan uniaksial di


Gambar 10 laboratorium untuk memperoleh nilai kuat
Prinsip Kerja Ekstensometer tekan.
Alat ekstensometer dipasang permanen, tetapi apabila 2. Perlu dilakukan lebih banyak pengeboran
pengamatan telah selesai dapat dipindahkan. Alat geoteknik di daerah sekitar Pit Araren untuk
instrumen ini diletakan dipermukaan kemudian kabel mengetahui sebaran litologi yang lebih
dibentangkan ke permukaan lereng dibawahnya, detail.
sedangkan sensor inklinometer dan strain dipasang
didalam tanah. Prinsip kerjanya adalah bila terdapat
crack pada lereng dan terjadi pergerakan material,
maka kabel akan tertarik sehingga sensor pada alat
ekstensometer terbaca dan memberikan data seberapa
besar pergerakan lereng tersebut (Gambar 10).

44

Karakterisasi Massa Batuan Dan Analisis Kestabilan Lereng Pandu Wibawa S. P.


5. DAFTAR PUSTAKA Hoek, E. Torres, C. and Corkum, B., 2002, Hoek-
Brown Failure criterion - 2002 edition,
Bieniawski Z. T., 1989, Engineering Rock Mass
Vancouver, Canada.
Clasifications, John Wiley & Sons, Inc.,
Mining Department, 2012, Laporan Perkembangan
New York, U.S.A.
Kegiatan Penambangan, PT. Tambang
Environment Department, 2014, Laporan Curah
Tondano Nusajaya, Minahasa Utara,
Hujan. PT. Tambang Tondano Nusajaya,
Sulawesi Utara.
Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Rai, M.A., Kramadibrata, S., dan Wattimena, R.K.,
Hoek, E. and Bray, J.W.(1981), Rock Slope
rd 2014, Mekanika Batuan, Jurusan Teknik
Engineering Revised 3 Edition, The Pertambangan, ITB, Bandung.
Institution of Mining and Metallurgy, Weaver, William. Johnstone, Paul.R., 1989, Elemen
London. Hingga Untuk Analisis Struktur, PT Eresco,
Hoek, E., Kaiser, P.K. and Bawden. W.F. 1995. Bandung.
Support of Underground Excavations in Wyllie, Duncan C. and Mah, C. W. 2004, Rock
Hard Rock. Rotterdam: Balkema. Slope Engineering Civil and Mining 4th
Edition, Spon Press, 270 Madison Avenue,
New York, USA.

45

Anda mungkin juga menyukai