Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. KONSEP MEMANDIKAN
A. Pengertian

Menurut Perry & Poeter (2005) personal hygiene adalah suatu tindakan
perawatan diri untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikologi.

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan


kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah
kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
Melihat hal itu personal hygiene diartikan sebagai hygiene perseorangan yang mencakup
semua aktivitas yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh,
mandi, merawat rambut, kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital.

Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien


yang tidak mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan. Dengan cara
membersihkan pasien dengan air dan sabun.
B. TUJUAN
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
2. Memberikan rasa nyaman
3. Merangsang peredaran darah
4. Sebagai pengobatan
5. Mencagah infeksi kulit
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan.

Dilakukan pada :

1. Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan umumnya memungkinkan.

2. Pada pasien yang dirawat, sekurang-kurangnya dua kali sehari dengan kondisinya.

C. PROSEDUR dan TEKNIK


Memandikan biasanya dilakukan pada jam-jam tertentu sesuai dengan kebijakan
rumah sakit atau sesuai dengan kebutuhan.

1. Sebelum memulai memandikan, hal yang harus dipersiapkan adalah peralatan.


Peralatan memandikan terdiri dari :
2 baskom sebagai tempat air,
2 waslap,
sabun,
handuk
pakaian, selimut, dan underpad ganti
perlak
sarung tangan
trolli
bila perlu minyak talon dan bedak
air hangat
2. Proses memandikan di tempat tidur pada pasien dengan ketergantungan total adalah
dengan membasuh daerah kepala dan kemudian turun sampai ke anggota badan yang
paling bawah
3. Apabila pasien dalam keadaaan sadar penuh, tawarkan dahulu apakah klien
menghendaki untuk dimandikan, jika iya maka, tawarkan lagi apakah klien memiliki
sabun tersendiri terutama untuk wajah atau klien tidak menghendaki menggunakan
sabun sama sekali.
4. Proses memandikan diawali dengan mencuci tangan terlebih dahulu dan memastikan
privatisasi klien terjaga
5. Dengan menggunakan sarung tangan, Letakkan perlak di daerah yang mungkin
terkena aliran air agar tidak mengotori tempat tidur.
6. Dengan menggunakan waslap yang telah dibasahi air usaplah wajah klien dengan
hati-hati dan pertahankan komunikasi yang baik, kemudian gunakan sabun dan bilas
dengan menggunakan air bersih pada baskom lainnya serta seka dengan handuk
bersih.
7. Saat membasuh dada, tangan dan perut, letak perlak adalah di bawah tangan dan
sedikit tertindih badan. Pada proses ini privasi klien anngota bagian bawah harus tetap
terjaga.
8. Apabila posisi klien dalam keadaan duduk maka, letakkan handuk di pangkuan di atas
paha klien.
9. Teknik ini dilanjutkan sampai daerah anggota tubuh yang paling bawah
10. Saat membasuh punggung, klien diposiikan miring kanan atau ke kiri. Memposisikan
seperti ini selain bertujuan untuk membasuh juga sebagai kesempatan bagi klien
dalam upaya latihan mobilisasi.
11. Pada saat memandikan ini, juga bisa dilakukan untuk mengganti baju dan seprai klien.
Pelaksanaan :

1. Pintu, jendela atau gorden ditutup, bila digunakan scherm bila perlu.
2. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur. Bila masih dibutuhkan, bantal
digunakan seperlunya
3. Perawat berdiri disisi kiri atau kanan pasien
4. Beri tahu pasien, bahwa pakaian bagian atas harus dibuka, lalu bagian yang terbuka
itu ditutup dengan selimut mandi atau kain penutup
5. Pasien siap dimandikan dengan urutan sbb :
o Mencuci muka
o Mencuci lengan
o Mencuci dada dan perut
o Mencuci punggung
o Mencuci kaki
o Mencuci daerah lipat paha dan genetalia

a. Mencuci Muka

Handuk dibentangkan dibawah kepala


Muka, telinga dan leher dibersihkan dengan waslap lembab lalu dikeringkan
dengan handuk
Tanyakan, apakah pasien biasa menggunakan sabun atau tidak

b. Mencuci Lengan

1. Selimut mandi atau kain penutup diturunkan


2. Kedua tangan pasien dikeataskan, letakkan diatas dada pasien dan lebarkan
kesamping kiri dan kanan sehingga kedua tangan dapat diletakkan diatas
handuk
3. Kedua tangan pasien dibasahi dan disabuni, pekerjaan ini dimulai dari bagian
yang jauh dari petugas. Kemudian dibilas bersih selanjutnya dikeringkan
dengan handuk

c. Mencuci Dada dan Perut

1. Pakaian pasien bagian bawah ditinggalkan dan selimut atau kain penutup
diturunkan sampai perut bagian bawah
2. Kedua tangan pasien dikeataskan, handuk diangkat dan dibentangkan pada
sisi pasien
3. Ketiak, dada dan perut disabuni, dibilas sampai bersih dan dikeringkan
dengan handuk, selanjutnya ditutup dengan kain penutup atau handuk.

d. Mencuci Punggung

1. Pasien dimiringkan kekiri


2. Handuk dibentangkan dibawah pungguntg sampai bokong
3. Punggung sampai bokong dibasahi, disabuni, dibilas dan selanjutnya
dikeringkan dengan handuk
4. Pasien dimiringkan kekanan dan handuk dibentangkan dibawah punggung
5. Punggung kiri dicuci seperti pada punggung kanan
6. Pasien ditelsntsngksn, pakain bagian atas dipasang dengan rapi

e. Mencuci Kaki

1. Kaki pasien yang terjauh dari petugas dikeluarkan dari bawah kain penutup
atau handuk
2. Handuk dibentangkan dibawahnya dan lutut ditekuk
3. Kaki disabuni, dibilas, selanjutnya dikeringkan, demikian juga kaki yang satu
lagi

f. Mencuci Daerah Lipat Dan Paha dan Genetalia

1. Handuk dibentangkan dibawah bokong dan pakaian bagian bawah perut


dibuka
2. Daerah lipatan paha dan genetalia dibasahi, disabuni lalu dibilas dan
dikeringka.
3. Pakaian bagian bawah dikenakan kembali, kain penutup atau handuk
diangkat, selimut pasien dipasangkan lagi
4. Pasien dan tempat tidur dirapikan kembali
5. Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan lain dibereskan dan dibawa
ketempatnya

Hal yang harus diperhatikan

1. Hindari tindakan yang menimbulkan rasa malu pasa pasien dan tetap menjaga
kesopanan
2. Perhatikan keadaan umum pasien dan kelainan pada badannya (misalnnya luka dan
sebagainya).
3. Menanggalkan pakaian sesuai dengan urutan tindakan.
4. Waslap dibasahi dengan secukupnya tidak terlalu basan atau kering.
5. Bila air sudah kotor segera diganti.
6. Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan lainnya dibereskan dan dibawa ke
tempatnya.
II. PASIEN DI RUANG ICU

ICU (Intensive Care Unite) adalah ruang rawat di rumah sakit dengan staf dan
perlengkapan khusus ditunjukan untuk mengelola pasien dengan penyakit, trauma atau
komplikasi yang mengancam jiwa akibat kegagalan disfungsi satu organ atau lebih akibat
penyakit, bencan atau komplikasi yang masih ada harapan hidup.

a) Tujuan Pengelolaan di ICU


Melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kematian atau cacat
Mencegah terjadinya penyulit
Menerima rujukan dari level yang lebih rendah & melakukan rujukan ke level yang
lebih tinggi

b) Indikasi pasien masuk ICU


a. Prioritas 1
Penyakit atau gangguan akut pada organ vital yang memerlukan terapi intensif
dan agresif.
Gangguan atau gagal nafas akut
Gangguan atau gagal sirkulasi
Gangguan atau gagal susunan syaraf
Gangguan atau gagal ginjal
b. Prioritas 2
Pementauan atau observasi intensif secara ekslusif atas keadaan-keadaan yang
dapat menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ vital
Misal :
o Observasi intensif pasca bedah operasi : post trepanasi, post open
heart, post laparatomy dengan komplikasi,dll.
o Observasi intensif pasca henti jantung dalam keadaan stabil
o Observasi pada pasca bedah dengan penyakit jantung.
c. Prioritas 3

Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai harapan
kecil untuk penyembuhan (prognosa jelek). Pasien kelompok ini mugkin memerlukan
terapi intensif untuk mengatasi penyakit akutnya, tetapi tidak dilakukan tindakan
invasife Intubasi atau Resusitasi Kardio Pulmoner

III. PENGGUNAAN SABUN CHLORHEXIDINE PADA PASIEN ICU


Chlorhexidine adalah kationik antiseptik yang mengubah integritas membran
mikroba. Berbagai formulasi yang tersedia, dengan chlorhexidine glukonat yang paling
umum digunakan dalam pengaturan perawatan kesehatan. Chlorhexidine memiliki aktivitas
spektrum luas terhadap bakteri gram-positif dan gram negatif bakteri, ragi, dan beberapa
virus lipid-menyelimuti. Kegiatan sporicidal ampuh dapat diinduksi di klorheksidin dalam
kondisi fisik dan kimia diubah (misalnya, suhu tinggi, diubah pH, dan penambahan etanol).

Mandi dengan Chlorhexidine meningkatkan pengendalian infeksi terhadap


Staphylococcus aureus resisten methicillin (MRSA) dan vancomycin-resistant Enterococcus
(VRE) di unit perawatan kritis, hal ini menurut sebuah penelitian di New England Journal of
Medicine.

Dalam menurunkan kejadian infeksi pada kateter vena sentral, maka beberapa peneliti
sebagaimana yang dipublikasi dalam jurnal American Journal of Medicine edisi Mei 2012,
dalam studi tersebut disimpulkan bahwa penggunaan antiseptik chlorhexidine pada saat
mandi dapat mengurangi kejadian infeksi pada pasien dengan pemasangan kateter vena
sentral dibeberapa rumah sakit, terutama dibagian Intensive Care Unit (ICU) dan bagian
Respirasi. penggunaan chlorhexidine dalam mandi dihubungkan penurunan bermakan infeksi
aliran darah yang terkait dengan kateter vena sentral, dan penurunan ini berkembang pada
pasca intervensi ketika penggunaan chlorhexidine dalam mandi tidak termonitor.
Penggunaan Chlorhexidine pada mandi dapat ditoleransi baik dan berguna dalam menambah
penurunan infeksi aliran darah yang terkait dengan kateter vena sentral.

Referensi:Montecalvo MA, McKenna D, Yarrish R, Mack L, Maguire G, Haas J, et al. Chlorhexidine


bathing to reduce central venous catheter-associated bloodstream infection: impact and sustainability.
Am J Med. 2012;125(5):505-11

Anda mungkin juga menyukai