Oleh :
Syarifa
30101206817
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
Oleh :
Syarifa
30101206817
Mengetahui,
PRAKATA
2
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
laporan kasus kejadian demam tifoid pada An. I di puskesmas Pandanaran kota
Semarang.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus demam tifoid di
wilayah kerja puskesmas Pandanaran Semarang berdasarkan pendekatan segitiga
epidemiologi di puskesmas Pandanaran ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
PRAKATA.................................................................................................... iii
4
2.2.1 Identitas pasien................................................ 29
2.2.3 Anamnesis....................................................... 30
2.2.7 Terapi.............................................................. 34
4.1 Kesimpulan............................................................................ 47
4.2 Saran...................................................................................... 47
5
4.2.2 Untuk Puskesmas........................................................... 48
LAMPIRAN .............................................................................................. 50
6
BAB I
PENDAHULUAN
terutama negara tropis dan berkembang termasuk Indonesia. Salah satu infeksi
sistemik akut yang endemis di Indonesia adalah demam tifoid. 96% infeksi ini
(IDAI, 2009). Penyakit ini termasuk penyakit menular dan dapat menyerang
untuk semua umur. Insidensi demam tifoid bervariasi di tiap daerah. Hal ini
erat hubungannya dengan penyediaan air bersih serta sanitasi lingkungan yang
Sebagian kuman dapat dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi dapat
lolos dan berkembang biak di usus. Jika tidak segera diobati dengan tepat
bahwa gambaran 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit,
prevalensi kasus demam tifoid pada pasien laki-laki sebesar 47,97% dan
dengan Case Fatality Rate tertinggi sebesar 0,67%. Prevalensi Tifoid di Jawa
1
Tengah tahun 2011 adalah 0,10% lebih tinggi dibandingkan dengan angka
tahun 2009 sebesar 0,08%. Prevalensi tertinggi tahun 2010 adalah di Kab.
tertinggi tifoid adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 3.993 kasus (18,91%)
dibanding dengan jumlah keseluruhan kasus Tifoid di kabupaten atau kota lain
dari Januari sampai Desember 2013 sebanyak 41 penderita, tahun 2014 dari
Januari sampai Desember 2015 sebanyak 221 penderita, tahun 2016 dari
Januari sampai Oktober 2016 sebanyak 241 penderita., sampai pada tanggal
masyarakat mengenai Demam Tifoid, baik itu gejala, cara penularan, cara
antara berbagai faktor seperti faktor host (pejamu), agent, dan environment
2
demam tifoid adalah hygiene perorangan yang rendah meliputi kebiasan cuci
satu penyebab terjadi kejadian demam tifoid terlihat dari keadaan sanitasi
Semarang ?
1.3 Tujuan
3
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
dan preventif.
4
BAB II
ANALISA SITUASI
5
2.2. Laporan Hasil Pengamatan
Nama : An. I
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Kewarganegaraan : WNI
A Aspek 1 Personal
sedia kala.
bertambah parah.
6
Riwayat Penyakit Sekarang
makan pasien turun karena merasa lidah pasien pahit dan nyeri
sekolah.
7
Riwayat Penyakit Keluarga
dalam 1 bulan kurang lebih satu juta rupiah dan ibu pasien
Data Rumah
- Lantai semen,
- atap genteng.
8
- Ventilasi : Setiap ruangan terdapat ventilasi >10%
pintu
air PDAM
LPG.
1 Data Individu :
bangku SMA. Berat badan pasien 44 kg, dan tinggi badan 149 cm
2 Data Perilaku
Perilaku Makan
9
Pasien makan 3 kali sehari pada pagi, siang, dan
air.
1. Data Lingkungan
Ekonomi
10
Pasien sedang duduk di bangku SMA. Pasien
BPJS.
Sosial Masyarakat
kesulitan
11
2.2.3 Data Penghuni Rumah
Genogram
Keterangan :
: Perempuan hidup
: Pasien Laki-laki
: Satu rumah
No Nama Usia (tahun) Status Pendidikan
terakhir
1 Tn. S 48 Ayah SMA
2 Ny. F 45 Ibu SMP
3 An. I (PASIEN) 15 Anak SMA
4 An. A 13 Anak SMP
5 An. F 5 Anak TK
12
2.2.4 Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Nadi : 86x/menit
RR : 18x/menit
Temperature : 37,20 C
(Normo)
Status Presens :
Kepala : normocephal
13
Hidung : deformitas (-), sekret (-/-)
Thorax
vocal simetris
Auskultasi
Abdomen
(-)
darah (-)
(-/-)
14
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), hepar teraba,
dullness (-)
tekan (-)
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin
ASPEK 1 :
parah.
ASPEK 2
ASPEK 3 :
15
Faktor Resiko Internal:
Stress, kelelahan
ASPEK 4 :
ASPEK 5 :
16
Derajat Fungsional Skala 2 : Pasien mengalami sedikit
kesulitan.
Hb : 11,2 gr/dl
Ht : 33,72%
I Identifikasi Masalah
terutama malam hari ketiga pagi hari pasien merasa demam berkurang
namun pasien merasa sangat nyeri kepala ketika di pagi hari. Demam
tidak disertai kejang. Selain demam pasien juga mengeluh mual, dan
17
sesekali sesaat setelah makan pasien merasakan ingin muntah, pasien
pasien juga mengeluh nyeri diseluruh bagian perut, nyeri perut hilang
turun karena merasa lidah pasien pahit dan nyeri saat menelan. Dari
bahwa usia pasien usia 15 tahun dimana usia tersebut merupakan usia
ada tutupnya.
II Intervensi
1 Promotif
18
a Patient Centered
yang baik
pencegahannya.
hygenitas personal.
b Family Focused
c Community Oriented
19
2 Preventive
a Patient Centered
sabun.
b Family Focused
tertutup.
c Community Oriented
3 Kuratif
a Patient Centered
- Ondansetron 3 x 4 mg
20
b Family Focused
c Community Oriented
yang baik
tifoid.
4 Rehabilitatif
a Patient Centered
menit
b Family Focused
bersama
c Community Oriented
21
Tabel 2. 3. Checklist survei PHBS
No Indikator Perilaku ya tidak
1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan V
2 Asi Ekslusif V
3 Penimbangan balita V
4 Gizi keluarga/ sarapan V
5 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali V
KLP Kesling
6 Air bersih V
7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V
8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada V
tempatnya
9 Lantai rumah kedap air V
KLP GAYA HIDUP
10 Aktivitas fisik/olahraga V
11 Ada anggota keluarga yg tidak merokok V
12 Mencuci tangan V
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan V
Miras/Narkoba
KLP UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta V
JPK/Dana Sehat
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN V
seminggu sekali
22
Dari hasil di atas didaptkan skor 10 sehingga dapat di
Madya.
KOMPONEN
N
RUMAH YG KRITERIA NILAI
O
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan
kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 V
a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
2 Dinding bambu/ilalang) 1
b. Semi permanen/setengah
tembok/pasangan bata atau batu yang tidak
diplester/papan yang tidak kedap air. 2 V
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata
yang diplester) papan kedap air. 3
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan 1
23
tanah/plesteran
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah V
panggung). 2
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0 V
b. Ada 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 V
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari
luas lantai 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas V
lantai 2
24
tank
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4
a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak
3 Sarana Pembuangan teratur di halaman 0
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari
sumber air (jarak sumber air (jarak dengan
Air Limbah (SPAL) sumber air < 10m). 1
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari V
sumber air (jarak dengan sumber air >
10m). 3
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk diolah lebih lanjut. 4
4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0
b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada
Sampah/Tempat Sampah tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 V
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
PERILAKU
III PENGHUNI
a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam
4 Membuang tinja bayi sembarangan 0
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 V
25
TOTAL HASI PENILAIAN
Keterangan :
: NILAI x BOBOT : 23x31 = 713
Hasil Penilaian (Rumah tidak sehat)
Kriteria :
1) Rumah Sehat = 1068 1200
2) Rumah Tidak Sehat = < 1068
Environment
kungan rumah yang higiennya kurang dilihat dari tempat sampah disembarangan dan tempat samp
apat tetangga sekitar rumah pasien yang sudah terdiagnosis menderita demam tifoid
Host Agent
penurunan imunitas Stress atau kelelahan Salmonella typhi
Hygenitas personal kurang Tifoid
Pasien sering jajan di warung pinggir jalan
Kurangnya Pengetahuan tentang demam tifoid
Kurangnya pengetahuan tentang PHBS
26
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.1. Host
3.1.1.1. Umur
27
beresiko untuk terinfeksi Salmonella typhi, seperti
yang masuk.
28
Stres dipandang sebagai kondisi yang timbul ketika
29
ke dalam sirkulasi darah lagi yang mengakibatkan
makan.
mengandung mikroba.
30
Penularan bakteri Salmonella typhi salah
31
Tifoid karena kebiasaan hidup yang tidak
bersih.
32
rendah dan tidak terjamin keamanannya. Pencemaran
33
Kebiasaan makan diluar rumah (jajan) mempunyai
2009).
3.1.2. Agent
34
selaput yang melindungi tubuh bakteri dan melindungi antigen O.
Bakteri ini akan mati pada pemanasan 57oC selama beberapa menit.
3.1.3. Environment
1. Air
syarat yaitu air tidak berwarna, air tidak keruh, air tidak berasa, air
2. Limbah
melalui sarana jamban sehat dan higienis. dikatakan sehat jika tidak
35
mencemari lingkungan, dan dikatakan higienis jika faktor
penggunanya.
Environment
ngan rumah yang higiennya kurang dilihat dari tempat sampah disembarangan dan tempat sampah
at tetangga sekitar rumah pasien yang sudah terdiagnosis menderita demam tifoid
Host Agent
penurunan imunitas Salmonella typhi
Pasien sering jajan di warung pinggir jalan Tifoid
36
3.2. Alternatif Pemecahan Masalah
Masalah Pemecahan masalah
Pengetahuan yang kurang tentang Edukasi tentang demam tyfoid cara
37
dapat menimbulkan suatu penyakit
baik
38
3.3. Plan of Action (POA)
No Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Tempat Waktu Biaya Pelaksana Indikator
keberhasilan
1 Edukasi pasien dan Meningkatkan Keluarga Rumah 16 Januari Rp. 2000 Dokter Muda Keluarga dan
keluarga tentang pengetahuan dan pasien Edukasi pasien pasien mengetahui
penyakit demam keluarga pasien tentang 2017 FK Unissula dengan jelas
tifoid serta cara perilaku mengenai
mengenai
pencegahannya hygiene penyakit demam
penyakit serta tifoid dan cara
demam tifoid penularan pencegahannya
dan
pencegahan
demam
tifoid
Leaflet tifoid
2 Penggunaan bak Meningkatkan Keluarga Rumah 16 Januari Rp Dokter muda Keluarga dan
sampah tertutup pengetahuan dan pasien Edukasi pasien 2017 35.500 FK Unissula pasien mengetahui
pasien tentang pasien dengan jelas
tentang
pengolahan mengenai PHBS
PHBS
sampah terutama
Memberikan membuang
bak sampah sampah pada
tertutup tempatnya
39
3 Merubah perilaku Menurunkan Pasien Edukasi cuci Rumah 16 Januari Rp Dokter muda Keluarga dan
hygene perorang angka kejadian dan tangan pasien 2017 18.000 FK Unissula pasien paham
yang buruk, demam tifoid keluarga Poster cara mengenai cara
kebiasaan pasien dan disekitar pasien cuci tangan mencuci tangan
keluarga yang jarang lingkungan Pemberian yang baik dan
cuci tangan sebelum pasien hand wash benar.
dan sesudah makan
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa, dapat diambil kesimpulan bahwa kejadian yang mempengaruhi penyakit Tifoid adalah sebagai berikut:
1. Host
40
- Kurangnya pengetahuan tentang PHBS
2. Agent
3. Environtment
a.Bak sampah yang tidak tertutup dapat menimbulkan lalat yang berterbangan.
b. Pasien dan keluarga jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
41
4.2 Saran
1. Meninggalkan kebiasaan buruk tidak cuci tangan sebelum dan sesudah makan
2. Memotivasi pasien dan keluarga agar berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Menjaga daya tahan tubuh dengan makan yang bergizi, olahraga dan istirahat cukup
4. Jika didapatkan kasus seperti ini lagi segera memeriksakan ke pelayanan kesehatan terdekat
1. Memberikan penyuluhan sederhana mengenai penyakit tifoid kepada keluarga pasien dan masyarakat sekitar sehingga
masyarakat dapat mengetahui tentang Tifoid mulai dari definisi, penyebab, cara penularan, dan pengobatan yang benar untuk
2. Melakukan peningkatan kerjasama lintas sektoral dengan kelurahan guna menanggulangi angka kejadian Demam Tifoid
42
3. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dengan kelurahan guna tercapainya lingkungan yang bersih dan sehat dalam masyarakat
43
DAFTAR PUSTAKA
Budioro, 2007. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang, 67.
Dinkes Jateng, 2011, Profil Kesehatan Jawa Tengah, Semarang: Depkes Jateng
Heru Laksono, 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Tifoid Pada Anak yang Dirawat di RS Kota Bengkulu Tahun
2009. Tesis Program Pasca Sarjana FK- Universitas gajah Mada. Yogyakarta.2009.
Ida Untari. 2010. Bawang Putih sebagai Obat Paling Mujarab Bagi Kesehatan Surakarta: Muhammadiyah Surakarta. Ilmu Keperawatan Vol: 7,
No 1, Februari.
IDAI, 2009, Pedoman Pelayanan Medis, Jakarta. IDAI
44
PMK. 2014. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta, 130-144
Purnawijayanti, Hiasinta. A. 2006. Sanitasi, Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Slamet, J. S. 2011. Kesehatan lingkungan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Santoso, Faktor-faktor risiko kejadian demam tifoid di Kabupaten Purworejo, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2007.
45
LAMPIRAN
46
47
INTERVENSI
48