permukaan tanah sebagai biomasa tanaman, sisa tanaman yang sudah mati
(nekromasa), maupun dalam tanah sebagai bahan organik tanah. Perubahan wujud
karbon ini kemudian menjadi dasar untuk menghitung emisi, dimana sebagian
besar unsur karbon (C) yang terurai ke udara biasanya terikat dengan O2 (oksigen)
dan menjadi CO2 (karbon dioksida). Itulah sebabnya ketika satu hektar hutan
atau lambat akan terurai dan unsur karbonnya terikat ke udara menjadi emisi. Dan
ketika satu lahan kosong ditanami tumbuhan, maka akan terjadi proses pengikatan
unsur C dari udara kembali menjadi biomasa tanaman secara bertahap ketika
lahan tersebut kemudian menjadi ukuran jumlah karbon yang tersimpan sebagai
biomasa (cadangan karbon). Sehingga efek rumah kaca karena pengaruh unsur
berkurang. Namun sebaliknya, efek rumah kaca akan bertambah jika tanaman-
menyebabkan kenaikan suhu bumi yang terjadi karena efek rumah kaca. Panas
yang dilepaskan dari bumi diserap oleh karbon dioksida di udara dan dipancarkan
pohonnya yang tinggi, dengan tumbuhan bawah dan seresah di permukaan tanah
yang banyak (Hairiah dan Rahayu, 2007). Pembukaan hutan untuk dijadikan lahan
pertanian baru dapat menyebabkan pelepasan karbon (C) ke atmosfer. Karbon (C)
yang pada awalnya tersimpan dalam pepohonan dan tanaman lainnya dilepaskan
penginderaan jauh. Integrasi data lapang dan data spasial perubahan penggunaan
pokok, yaitu:
1. Bagian hidup (biomasa): massa dari bagian vegetasi yang masih hidup
yaitu batang, ranting dan tajuk pohon (berikut akar atau estimasinya), tumbuhan
permukaan tanah, tonggak atau ranting dan daun-daun gugur (seresah) yang
belum terlapuk.
3. Tanah (bahan organik tanah): sisa makhluk hidup (tanaman, hewan dan
dan telah menjadi bagian dari tanah. Ukuran partikel biasanya lebih kecil dari
2 mm.
Nekromasa, batang pohon mati baik yang masih tegak atau telah tumbang
dari C dan harus diukur pula agar diperoleh estimasi cadangan karbon
yang akurat.
dalam tanah, dan keberadaannya dalam tanah bisa cukup lama. Pada tanah
hutan biomasa akar lebih didominasi oleh akar-akar besar (diameter > 2
halus yang lebih pendek daur hidupnya. Biomasa akar dapat pula
batang.
Bahan organik tanah, sisa tanaman, hewan dan manusia yang ada di
terutama perubahan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi,
bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan lahan dari hutan ke sistem lainnya
disebabkan oleh manusia, tetapi dampak yang terjadi saat ini mempunyai rasio
3:1. Pada aktivitas pembakaran bahan bakar fosil berarti karbon yang telah diikat
kegiatan konversi hutan dan perubahan penggunaan lahan berarti karbon yang
atmosfir melalui pembakaran ('tebas dan bakar') atau dekomposisi bahan organik
di atas maupun di bawah permukaan tanah. Cadangan karbon dari suatu bentang
lahan juga dapat dipindahkan melalui penebangan kayu, hanya saja kecepatannya
penting karena hutan dapat menjadi sumber emisi karbon ( Spurce) dan juga dapat
biomassa tanaman. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomassa
yang terdapat dalam bentuk kayu, dahan, daun, akar, dan sampah hutan atau
serasah dan jasad renik. Tetapi terjadi kebakaran hutan, penebangan liar dan
kemampuan bumi untuk menyerap CO2 dari udara melalui fotosintesis hutan
berkurang. Hal ini yang telah memicu tuduhan bahwa kerusakan hutan tropika
FORMACS memfokuskan pada pengelolaan sumber daya hutan yang telah ada
pengelolaan hutan untuk mempertahankan cadangan karbon yang telah ada dan
perkebunan skala kecil dan hutan sekunder yang diberakan berpotensi tinggi
Tanaman Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq) adalah jenis tanaman dari famili
palmae dan sub famili Cocoideae yang mampu menghasilkan minyak nabati.
berwarna ungu tua pada buah mentah dan memiliki topi coklat atau hitam pada
buah masak, (ii) virescens dengan warna hijau pada buah mentah dan orange tua
pada buah masak, dan (iii) albenscens yang tidak memiliki warna. Berdasarkan
Tenera (tebal 0,5-4 mm) dan Pisifera (tidak bercangkang). Tiga lapisan yang
terdapat pada buah sawit yaitu eksoskarp adalah bagian kulit buah yang berwarna
kemerahan dan licin, mesokarp adalah serabut buah dan endoskrap yang menjadi
cangkang pelinding inti. Inti sawit sering disebut kernel merupakan endosperma
Dalam proses fotosintesis, kelapa sawit akan menyerap CO2 dari udara dan
akan melepas O2 ke udara. Proses ini akan terus berlangsung selama pertumbuhan
dari 25 tahun dengan pengelolaan yang baik. Berdasarkan data Direktorat Jendral
sebanyak 430 juta ton. Kondisi ini ditunjukkan pula dengan data penelitian dari
IOPRI (Indonesia Oil Palm Research Institute) bahwa fiksasi CO2 adalah 25,71
ton/ha/tahun (Htut, 2004). Hasil temuan Rogi (2002) mencatat kelapa sawit
mampu menyimpan lebih dari 80 ton C/ha. Akan tetapi, jumlah tersebut dicapai
setelah 10-15 tahun pertumbuhan sehingga jumlah karbon rata-rata waktu yang
ditambat oleh tanaman kelapa sawit sekitar 60.4 ton/ha atau rata-rata sekitar 2,44
sebesar 0,06 ton/ha. Kandungan karbon tersimpan pada hutan hutan sekunder,
hutan rawa, dan agroforestri memiliki kandungan karbon tersimpan yang tidak
jauh berbeda, yaitu masing-masing sebesar 37,03 ton/ha, 38,40 ton/ha, dan 36,36
dipengaruhi oleh jumlah dan kerapatan pohon, jenis pohon, faktor lingkungan
yang meliputi penyinaran matahari, kadar air, suhu, dan kesuburan tanah yang
jumlah pohon yang lebih banyak dibandingkan penutupan lahan lainnya. Selain
itu diameter pohonnya relatif lebih besar dan tinggi pohonnya relatif lebih tinggi.
sawit, simpanan karbonnya sangat sedikit. Hal ini karena dengan jarak tanam yang
lebih sedikit.
Tumbuhan Bawah
1. Belukar (Shurb) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan
3. Paku pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki
rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana rhizoma tersebut keluar dari tangkai
daun.
rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya meiliki bunga yang
mecolok, tinggnya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang
kadang-kadang keras.
6. Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu
batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
yang besar baik secara generatif dan vegetatif ataupun kedua-duanya, alat
Suatu jenis yang dominan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
kompetisi antar individu yang ada, kompetisi tersebut berkaitan dengan iklim dan
ketersedian mineral yang diperlukan, jika iklim dan mineral yang dibutuhkan oleh
suatu individu itu mendukung maka individu maka tersebut akan mendominasi
Tanaman Pertanian
Lahan rawa pasang surut yang luasnya mencapai 20,10 juta ha pada
awalnya merupakan rawa pantai pasang surut di muara sungai besar, yang
pengaruh sungai besar makin kuat sehingga wilayah ini memiliki lingkungan air
asin (salinitas) dan air payau. Dengan adanya proses sedimentasi, kini wilayah
tersebut berwujud sebagai daratan yang merupakan bagian dari delta sungai.
Wilayah tersebut terletak relatif agak jauh dari garis pantai sehingga
kurang terjangkau secara langsung oleh air laut waktu pasang. Oleh karena itu,
wilayah tersebut saat ini banyak dipengaruhi oleh aktivitas sungai di samping
kompleks. Dengan pengelolaan yang tepat melalui penerapan iptek yang benar,
lahan pasang surut memiliki prospek besar untuk dikembangkan menjadi lahan
surut untuk pertanian juga mempunyai berbagai kendala, baik aspek biofisik
mengelola lahan ini membutuhkan biaya besar untuk merehabilitasinya dan sulit
terung, kubis, petai, bawang merah, semangka, pisang, nenas, nangka, dan
rambutan secara teknis dapat diusahakan di lahan pasang surut apabila dikelola
tumbuhan bawah (semak berdiameter <5 cm, tumbuhan menjalar dan gulma),
nekromassa (bagian pohon atau tanaman yang sudah mati) dan serasah (bagian
tanaman yang gugur berupa daun dan ranting). Karbon bawah permukaan,
meliputi biomassa akar dan bahan organik tanah (sisa tanaman, hewan dan
pohon yang dinyatakan dalam berat kering oven per unit area. Biomassa
Empat cara utama untuk menghitung biomassa yaitu (i) sampling dengan
Pendugaan melalui penginderaan jauh; dan (iv) pembuatan model. Untuk masing
cuplikan data ke area yang lebih luas. Penggunaan persamaan allometrik standar
allometrik ini bervariasi untuk setiap lokasi dan spesies, penggunaan persamaan
standar ini dapat mengakibatkan galat (error) yang paling penting kesamaan
spesies dengan rentang margin galatnya paling besar 10% sehingga baik