ABSTRAK
Peningkatan kualitas tanah terdegradasi dapat ditempuh melalui penggunaan pembenah tanah (Zeolit,
pupuk kandang, kompos, dll.), sistem usaha tani konservasi, pengelolaan bahan organik, sistem
pemupukan berimbang spesifik lokasi, serta efisiensi penggunaan air. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui: (1) jenis pembenah tanah yang masih digunakan petani, sumber informasi, serta dosis
penggunaannya; (2) kendala penggunaan dan manfaatnya, (3) tingkat efisiensi pemupukan, dan (4)
peluang pengembangan. Penelitian dilaksanakan dengan metode survei yakni wawancara terstruktur yang
meliputi: karakteristik petani, identifikasi, dan prospek pengembangan pembenah tanah di masa yang akan
datang. Identifikasi penggunaan pembenah tanah antara lain: jenis pembenah tanah yang dikenal/
digunakan petani, sumber informasi, aplikasi, dampak penggunaan, manfaat dan kendala penggunaan.
Hasil penelitian menunjukkan: distribusi umur responden 55 tahun (80,7%) dan > 55 tahun (19,3%).
Diseminasi melalui penyuluhan, demplot di lahan petani guna menumbuhkembangkan keyakinan petani
akan manfaat dan pentingnya penggunaan pembenah tanah dalam mengatasi degradasi lahan,
meningkatkan produktivitas, serta produksi pertanian. Pembenah tanah yang dikenal/pernah digunakan
oleh 24% petani responden adalah butiran zeolit (Agro-88) dan dolomit; takaran pembenah tanah untuk:
sawah 500 kg zeolit/ha dan 577 kg dolomit/ha; tegalan 219 kg zeolit/ha dan 409 kg dolomit/ha; kebun
campuran 600 kg zeolit/ha dan 143 kg dolomit/ha. Manfaat pembenah tanah adalah meningkatkan
produksi: padi, jagung, dan sayur-sayuran (bunga kol, cabai, tomat) sekitar 10-30%, meningkatkan
kesuburan tanah dan mengurangi dosis pupuk Urea sebanyak 15-30% dan SP-36 sebanyak 30%.
Kata kunci: Degradasi lahan, pembenah tanah zeolit, efisiensi pemupuk, produktivitas lahan
ABSTRACT
Keywords: Land degradation, zeolite soil ameloirant, fertilizer efficiency, land productivity
22
Mengatasi Degradasi Lahan mealui Aplikasi Pembenah Tanah...(S. H. Talaohu, dkk)
23
JURNAL ZEOLIT INDONESIA Vol. 7 No. 1. Mei 2008 ISSN : 1411-6723
Journal of Indonesia Zeolites
tingkat degradasi lahan yang relatif tinggi. kajian digunakan untuk menyusun kuesioner
Petani responden diklasifikasikan menjadi 3 dan menentukan lokasi untuk studi di
kelompok yakni: petani pengguna, petani lapangan.
pernah menggunakan, dan petani yang tidak
pernah menggunakan pembenah tanah. b. Survei di Lapangan
Pemilihan responden pada masing-masing
Survei terdiri atas dua bagian yakni pra survei
kelompok dilaksanakan secara acak setelah
dan survei utama. Pra survei dimaksudkan
melakukan koordinasi dengan kepala
desa/ketua kelompok tani. Lokasi dan jumlah untuk menghimpun data tentang
petani responden dalam setiap kelompok implementasi dan permasalahan pembenah
tanah di tingkat lapangan, melalui koordinasi
yang diwawancara seperti pada Tabel 1.
dan konsultasi dengan BAPPEDA dan Dinas
Guna melengkapi data dan informasi dari
Pertanian Tingkat I dan II, serta Balai
petani, maka dilaksanakan juga wawancara
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
kepada penyuluh pertanian lapang (PPL) dan
distributor pembenah tanah. Penelitian ini sekaligus menentukan lokasi penelitian.
dilaksanakan mulai Juni sampai Oktober Survei utama dilakukan dengan cara
wawancara langsung kepada petani, PPL,
2007.
dan distributor/agen penjual pembenah tanah.
Pada saat dilakukan survei, diambil contoh
Pengumpulan Data
jenis pembenah tanah zeolit Agro-88 dari toko
dan distributor untuk dianalisis di
Data primer dikumpulkan melalui metode
laboratoroim. Jenis analisis yang ditetapkan
survei yakni wawancara langsung
adalah: kapasitas tukar kation (KTK),
menggunakan kuisioner terstruktur baik
kandungan unsur P2O5, K2O, Ca, Mg serta pH
kepada petani, penyuluh pertanian lapangan
dan kadar air.
(PPL), dan distributor. Data yang
dikumpulkan dari petani responden meliputi:
(i) karakteristik petani, (ii) informasi jenis
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembenah tanah yang umum dikenal dan
digunakan, (iii) sumber informasi dan dosis
Pembenah tanah dikelompokkan menjadi dua
aplikasi, (iv) manfaat dan kendala
yakni pembenah tanah alami dan sintetis.
penggunaan pembenah tanah di tingkat
Pembenah tanah alami yang sudah dikenal
petani, (v) tingkat efisiensi pemupukan
dan banyak digunakan petani terutama bahan
sebagai dampak penggunaan pembenah
organik, kapur pertanian (kaptan) seperti
tanah, serta (vi) peluang pengembangan
kalsit-CaCO3; butiran zeolit (Agro-88) dan
penggunaan pembenah tanah untuk
dolomit-CaCO3.MgCO3. Pembenah tanah
meningkatkan produktivitas lahan.
alami lainnya diantaranya adalah: bitumen,
skim lateks, sedangkan pembenah tanah
Tahapan kegiatan
sintetis antara lain: VAMA, HPAN, SPA,
Tahapan kegiatan penelitian terdiri atas dua PAAm/PAM, Poly-DADMAC, dan Hydrostock.
bagian yaitu: studi pustaka (desk work) dan Selama pelaksanaan penelitian ini, dijumpai
survei lapangan. bahwa petani responden hanya mengetahui
pembenah tanah alami yakni zeolit, dolomit,
dan pupuk kandang/kompos. Umumnya
a. Studi pustaka responden tidak mengenal pembenah tanah
sintetis.
Pada tahap ini dilakukan kajian hasil-hasil
penelitian tentang pembenah tanah. Hasil
24
Mengatasi Degradasi Lahan mealui Aplikasi Pembenah Tanah...(S. H. Talaohu, dkk)
Tabel 2. Karakteristik petani responden berdasarkan faktor: umur, pendidikan, jumlah anggota
keluarga, jenis pekerjaan, dan luas lahan
25
JURNAL ZEOLIT INDONESIA Vol. 7 No. 1. Mei 2008 ISSN : 1411-6723
Journal of Indonesia Zeolites
26
Mengatasi Degradasi Lahan mealui Aplikasi Pembenah Tanah...(S. H. Talaohu, dkk)
577 kg/ha. Jenis tanaman, cara dan waktu tanaman apel dengan dosis 600 kg/ha yang
pemberian zeolit dan dolomit di lahan sawah diberikan setelah panen, sedangkan dolomit
tidak berbeda dengan di lahan tegalan. lebih umum digunakan oleh petani (71,4%)
Penggunaan zeolit di kebun campuran dengan dosis rata-rata 143 kg/ha dan
dilakukan oleh sekitar 7,1% petani yaitu untuk digunakan untuk tanaman sayuran.
100
80
Petani (1%)
60
40
20
0
Zeolit (Agro-88) Dolomit Zeolit (Agro-88) Dolomit Zeolit (Agro-88) Dolomit
Sedang menggunakan Pernah menggunakan Tidak menggunakan
60 50.0 50.0
50
33.3
40
25.0
30
16.7 16.7
20 8.3
10 0.0
0
Penyuluh Pedagang Teman/keluarga Inisiatif sendiri
Gambar 2. Sumber informasi pembenah tanah bagi petani yang sedang menggunakan di Jawa
Timur
Tabel 3. Penggunaan pembenah tanah berdasarkan tipe penggunaan lahan (responden yang
sedang menggunakan)
Zeolit (Agro-88) Dolomit
Tipologi lahan Rerata dosis Rerata dosis
Petani (%) Petani (%)
(kg/ha) (kg/ha)
Sawah 7,1 500 28,6 577
Tegalan 28,6 219 14,2 409
Kebun campuran 7,1 600 71,4 143
27
JURNAL ZEOLIT INDONESIA Vol. 7 No. 1. Mei 2008 ISSN : 1411-6723
Journal of Indonesia Zeolites
Efesiensi pemupukan sangat ditentukan oleh menggunakan zeolit (Agro-88) yakni karena
kualitas pembenah tanah yang digunakan. mampu meningkatkan kesuburan tanah dan
Hasil analisis KTK, contoh zeolit (Agro-88) produksi tanaman (66,6%), dan masing-
-1
adalah 62 c-mol(+) kg yang diambil dari kios masing sekitar 16,7% petani mengatakan
di lokasi penelitian tergolong tinggi (Tabel 4), zeolit berfungsi sebagai pengganti pupuk SP-
walaupun masih dibawah criteria Permentan 36 dan memudahkan pengolahan tanah.
1
(<80 c-mol(+) kg ). Alasan penggunaan dolomit dipilih petani dari
urutan tertinggi sampai terkecil masing-
Meskipun KTK zeolit (Agro-88) sebesar 62 c- masing karena 50% petani mengatakan
-1
mol(+) kg masih di bawah kriteria bahwa dolomit berfungsi mengendalikan
Permentan No.02 Tahun 2006 (80 c-mol(+) hama, 25% mampu menyuburkan tanah, 18%
-1
kg ), namun demikian perbedaan ini lebih dapat meningkatkan produksi tanaman, dan
disebabkan oleh karena KTK zeolit yang 7% tanah jadi gembur (Gambar 3).
diukur di Laboratorium menggunakan
prosedur penetapan KTK untuk contoh tanah Seluruh (100%) petani responden mantan
dan bukan menggunakan prosedur pengguna menyatakan tidak tahu manfaat
penetapan KTK zeolit berdasarkan SNI, zeolit (Agro-88). Umumnya petani pengguna
dimana perbedaannya pada ukuran besar dan mantan pengguna memakai zeolit karena
butir dan nisbah contoh zeolit terhadap ikut teman/keluarga. Ini berarti bahwa
larutan amonium asetat. Penetapan KTK informasi tentang manfaat zeolit Agro-88 tidak
contoh zeolit berdasarkan SNI menggunakan pernah/belum sampai ke petani dan hal ini
contoh yang sangat halus dan nisbah contoh merupakan tantangan ke depan bagi instansi
zeolit terhadap amonium asetat lebih lebar. terkait termasuk penyuluh pertanian lapang
dalam upaya diseminasi pembenah tanah
Pemberian zeolit dengan KTK yang tinggi zeolit kepada petani/pengguna. Berbeda
dapat mempengaruhi ketersediaan hara dengan zeolit, ternyata petani yang pernah
dalam tanah sehingga lebih mudah diserap menggunakan dolomit mengetahui manfaat
akar tanaman dan pada gilirannya dolomit yaitu untuk mengendalikan hama
meningkatkan produksi tanaman dan (45,4% petani), sekitar 36,4% petani
pendapatan usaha tani. responden berpendapat untuk meningkatkan
kesuburan tanah dan produksi tanaman, serta
Manfaat dan Kendala Penggunaan 19,2% adalah untuk lain-lain (Gambar 3).
Pembenah Tanah
Beberapa alasan yang dikemukan petani
Manfaat pembenah tanah bagi petani yang responden yang tidak pernah menggunakan
sedang dan pernah menggunakan pembenah pembenah tanah disajikan pada Gambar 4.
tanah disajikan pada Gambar 3. Bagi petani
pengguna pembenah tanah, alasan
28
Mengatasi Degradasi Lahan mealui Aplikasi Pembenah Tanah...(S. H. Talaohu, dkk)
Pr oduksi nai k
Lain-lain
Tanah gembur
Mengendal i kan
Mengendalikan
hama
hama
Tanah subur
Tanah
Tanah mudah
subur/prod
di ol ah
naik
Pengganti SP 36
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80 100
Petani (%) Petani (%)
Gambar 3. Manfaat pembenah tanah bagi petani pengguna dan mantan pengguna
Tidak
mengenal
Tambah
Dolomi
biaya
Tidak tahu
manfaatnya Lengket
t
Tanah sudah
subur
Tidak
mengenal
(Agro-
Tambah
Zeolit
88)
biaya
Belum
Tidak tahuyakin
manfaatnya
0 10 20 30 40 50 60
Petani
(%)
Gambar 4. Alasan petani tidak menggunakan pembenah tanah
29
JURNAL ZEOLIT INDONESIA Vol. 7 No. 1. Mei 2008 ISSN : 1411-6723
Journal of Indonesia Zeolites
30
Mengatasi Degradasi Lahan mealui Aplikasi Pembenah Tanah...(S. H. Talaohu, dkk)
0
Urea/ZA SP-36 KCl NPK
Pupuk anorganik
Gambar 5. Pendapat petani tentang dampak pembenah tanah terhadap penggunaan pupuk
anorganik
14.3
ZA
> 30% Urea
Penurunan pupuk anorganik
14.3
57.1
21-30%
42.9
28.6
10-20%
42.9
0 10 20 30 40 50 60
(%)
Gambar 6. Pendapat petani tentang dampak pembenah tanah terhadap pengurangan pupuk
Urea dan ZA
Ditinjau dari pengaruhnya terhadap produksi serta kelompok tani dalam upaya diseminasi
tanaman, terungkap bahwa sebagian besar dan alih teknologi.
petani berpendapat bahwa penggunaan
pembenah tanah dapat meningkatkan Prospek Pengembangan Penggunaan
produksi tanaman antara 10-30%. Namun hal Pembenah Tanah untuk Meningkatkan
ini belum bisa dijadikan pegangan karena Produktivitas Lahan
baru didasarkan kepada persepsi petani.
Oleh sebab itu, diperlukan pengujian di lahan Prospek pengembangan penggunaan
petani dengan perlakuan berbagai dosis pembenah tanah diperoleh dari wawancara
pembenah tanah dengan beberapa jenis dengan penyuluh pertanian lapang dan
komoditas yang melibatkan BPTP, Dinas distributor. Respon petani, dampak, kendala,
Pertanian Tanaman Pangan dan Penyuluh dan prospek penggunaan pembenah tanah di
Malang (Jawa Timur) disajikan pada Tabel 6.
31
JURNAL ZEOLIT INDONESIA Vol. 7 No. 1. Mei 2008 ISSN : 1411-6723
Journal of Indonesia Zeolites
Tabel 6. Respon petani, dampak, kendala, dan prospek penggunan pembenah tanah menurut
persepsi Penyuluh Pertanian Lapang (PPL)
- Di kec. Junrejo dan - Pada awal diberikan - Bila disertai bimbingan, - Untuk
Bumi Aji, pada awal pembenah tanah, umumnya petani tidak mengurangi
diperkenalkan zeolit penggunaan pupuk mengalami kesulitan tingkat
dan dolomit (1990), angorganik tetap dalam menggunakan degradasi pada
petani cukup respon namun setelah tahun pembenah tanah di lahan lahan usaha
menggunakan ( 80%) 2000, penggunaan usaha tani; tani,
namun perlu disertai pupuk anorganik - Faktor non teknis yang pemanfaatan
dengan pemberian sedikit berkurang dominan dijumpai adalah pembenah
pupuk kandang - Di awal penggunaan keterbatasan modal/biaya tanah tetap
- Tahun 2000-sekarang pembenah tanah, dan menurunnya harga digunakan ,
20% petani tetap produksi tanaman komoditas sayuran saat disertai dengan
menggunakan zeolit meningkat 10% panen; pengelolaan
dan dolomite namun sekarang - Faktor teknis adalah tidak bahan organik
setelah tidak diketahuinya kualitas dan sistem
menggunakan lagi, pembenah tanah; pemupukan
hasil tanaman agak - Stabilitas harga tanaman sesuai uji tanah
menurun sayuran; dan kebutuhan
- Sistem pengawasan mutu tanaman;
secara berkelanjutan dari
instansi berkepentingan
Tabel 7. Jenis, kendala, dan prospek penggunaan pembenah tanah hasil wawancara dengan
tiga Distributor/Agen
-Zeolit (Agro- 88): volume 150 - Kurangnya -Perlu sosialisasi melalui demplot yang
kg/bulan dengan harga Rp pengawasan mutu dibina oleh Instansi berkepentingan diserta
26.000/50 kg dari Instansi dengan sistem pengawasan mutu yang
-Dolomit: volume 750 kg/bulan berwenang terus menerus
dengan harga Rp. 9.500/kg/50 - Kurangnya -Peningkatan pengetahuan dan wawasan
kg pengetahuan petani petani tentang manfaat pembenah tanah
tentang manfaat melalui kunjungan/magang ke petani yang
pembenah tanah masih tetap menggunakan pembenah
tanah dan berhasil dalam mengelola lahan
usaha taninya
Nampak bahwa pada awal diperkenalkan pertanian. Sehubungan dengan hal tersebut
yakni tahun 1990, sekitar 80% petani diharapkan agar Pemerintah Daerah lebih
mengenal dan menggunakan zeolit dan memfokuskan upaya perbaikan lahan
dolomit yang dicampur dengan pupuk terdegradasi melalui demplot dan atau
Anorganik serta pupuk kandang guna gerakan massal pengelolaan lahan
meningkatkan efektivitasnya. Sejak tahun terdegradasi secara terintergrasi dan
2000 sampai sekarang sekitar 20% petani menyeluruh antar instansi yang
masih tetap menggunakan zeolit dan dolomit. berkepentingan.
Ke depan perlu dibangun persepsi ke petani
bahwa pembenah tanah bukanlah pengganti Dari hasil wawancara dengan tiga distributor
pupuk, sehingga pemberiannya disarankan terlihat bahwa kendala yang dihadapi adalah
tidak secara tunggal, tapi merupakan satu kurangnya sistem pengawasan mutu dari
kesatuan dengan paket pemupukan instansi berwenang terhadap produk yang
anorganik dan organik yang pemberiannya beredar di pasaran dan masih kurangnya
spesifik lokasi berdasarkan hasil uji tanah dan pengetahuan petani tentang manfaat
kebutuhan tanaman. Di Kabupaten Malang, pembenah tanah (Tabel 7).
lahan terdegradasi cukup luas yang ditandai
dengan semakin menurunnya produksi hasil
32
Mengatasi Degradasi Lahan mealui Aplikasi Pembenah Tanah...(S. H. Talaohu, dkk)
Oleh karena itu, disarankan agar ke depan mengurangi dosis pupuk Urea sebanyak
sistem pengawasan mutu tersebut perlu lebih 15-30% dan SP36 sebanyak 30%.
ditingkatkan sehingga petani tidak dirugikan
7. Kendala internal penggunaan pembenah
akibat banyak beredarnya produk yang tidak
tanah menurut persepsi petani respon-
sesuai standar mutu. Sedangkan prospek
den berturut-turut adalah: kurangnya
pengembangan pembenah tanah di masa
bimbingan/penyuluhan, aplikasinya sulit,
mendatang dapat ditempuh melalui semakin
butuh tambahan tenaga kerja dan tidak
ditingkatkannya sosialisasi baik melalui
tahu caranya. Sedangkan kendala
demplot di tingkat petani sehingga langsung
eksternal adalah: harga masih relatif
melibatkan petani sekaligus sebagai wahana
mahal, tidak selalu tersedia di toko,
peningkatan pengetahuan dan wawasan.
ketersediaannya yang terbatas saat
diperlukan.
KESIMPULAN DAN SARAN 8. Prospek pengembangan pembenah
tanah (zeolit dan dolomit) dari wawan-
1. Tingkat pendidikan petani responden cara dengan PPL bahwa pembenah
adalah: 85,7% hanya berpendidikan tanah tersebut dapat dikembangkan, jika
sampai SD, 7,1% SMP, 4,8% SMA dan ada sosialisasi melalui demplot yang
2,4% tidak tamat SD. Oleh sebab itu, dibina oleh Instansi berkepentingan,
diseminasi teknologi penggunaan peningkatan pengetahuan dan wawasan
pembenah tanah perlu ditempuh melalui petani tentang manfaat pembenah tanah
penyuluhan serta demplot di lahan melalui kunjungan/magang ke petani
petani guna menumbuh kembangkan yang masih tetap menggunakan pem-
keyakinan petani akan manfaat dan benah tanah dan berhasil dalam
pentingnya penggunaan pembenah mengelola lahan usaha taninya. Di
tanah dalam upaya mengatasi degradasi samping itu, dilakukan sistem
lahan, meningkatkan produktivitas lahan pengawasan mutu secara berkala dari
serta produksi pertanian. pembenah tanah yang dijual di pasaran
sedangkan dari wawancara dengan
2. Pekerjaan utama petani responden
distributor bahwa prospek pengem-
umumnya adalah petani, sedangkan
bangan pembenah tanah sudah harus
pekerjaan sampingan adalah sebagai
menjadi kebijakan pemerintah karena
buruh tani maupun di luar pertanian
kenyataannya sudah terjadi degradasi
(wiraswasta); hal ini menunjukkan bahwa
lahan yang jumlahnya jutaan hektar.
petani sangat mengandalkan bidang
pertanian sebagai satu-satunya sumber 9. Pemerintah perlu memberikan arahan
pendapatan keluarga, sehingga kelom- dan solusi implementasi bahan pem-
pok ini sangat rawan apabila terjadi benah tanah (demplot, siste peng-
kegagalan panen. awasan mutu, peningkatan pengetahuan
petani tentang manfaat pembenah
3. Rata-rata luas kepemilikan lahan petani
tanah).
responden desa Wiyurejo Kecamatan
Pujen; Desa Santrean, Kecamatan Batu 10. Melakukan penyuluhan secara ber-
dan desa Torongrejo kecamatan Junrejo kelanjutan untuk penyebaran informasi
Kabupaten Malang adalah 0,7 ha. dan keterampilan dalam penerapan
teknologi pembenah tanah.
4. Jenis pembenah tanah yang dikenal dan
digunakan petani responden adalah 11. Untuk mengatasi pemalsuan bahan
butiran zeolit (Agro-88) dan dolomit. pembenah tanah, maka instansi terkait
perlu melakukan quality control secara
5. Dosis pembenah tanah untuk sawah
reguler terhadap produk pembenah
adalah: 500 kg zeolit Agro-88/ha dan
tanah.
577 kg dolomit/ha, untuk tegalan 219 kg
zeolit Agro-88/ha dan 409 kg dolomit/ha,
untuk kebun campuran 600 kg zeolit
Agro-88/ha dan 143 kg dolomit/ha.
DAFTAR PUSTAKA
6. Penggunaan pembenah tanah di
samping bermanfaat untuk meningkat- 1. Haeruman, H. 1997. Konservasi tanah
kan produksi tanaman seperti: padi, dan penghijauan dalam program reha-
jagung, tembakau, dan sayur-sayuran bilitasi lahan kritis. Buletin Penghijauan.
(bunga kol, cabai, tomat) sekitar 10-30%, Reboisasi dan Lingkungan Hidup.
juga meningkatkan kesuburan tanah dan Triwulan I, tahun 1997:5-7.
33
JURNAL ZEOLIT INDONESIA Vol. 7 No. 1. Mei 2008 ISSN : 1411-6723
Journal of Indonesia Zeolites
34