SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran
Abstrak
Kepustakaan : 28 (2010-2015)
v
THE RELATIONSHIP BETWEEN PREDISPOSING FACTORS
OF MOTHERS AGAINST POSSIBLE INCIDENCE OF
PREECLAMPSIA AT SALAK BOGOR HOSPITAL PERIOD
2014-2015
ABSTRACT
Bibliography : 28 (2010-2015)
vi
KATA PENGANTAR
Dalam kesempatan ini puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Allah
SWT atas rahmat, nikmat, serta hidayah Nya dalam penulisan skripsi ini. Serta
salawat serta salam senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW dan
keluarga nya serta para sahabat. Skripsi yang berjudul hubungan antara faktor
predisposisi maternal terhadap kemungkinan timbulnya preeklamsia di RS.Salak
Bogor periode tahun 2014-2015 dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis ingin menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. Adi Sukrisno, Sp.OG , FMAS selaku pembimbing
pertama dan dr. Muttia Amalia, M.Biomed selaku pembimbing kedua yang telah
membimbing penulis dengan penuh dedikasi, kesabaran, serta keikhlasan dan
telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Serta terima kasih juga penulis ucapkan kepada dr. Niniek
Hardini, SpPA selaku dosen penguji pada siding skripsi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, oleh karena itu peniliti memohon maaf yang sebesar-besar nya.
Semoga skripsi yang disusun penulis ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara
serta masyarakat luas pada umum nya di masa yang akan datang
Penulis
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS...........................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................................iii
PENGESAHAN......................................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
ABSTRACT............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR............................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR BAGAN................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................4
viii
3.7 Analisis Data...................... .... ... ... ... ... .... .. .. ..................32
3.8 D A F T A R I S I
Instrumen Penelitian.................................................................................32
3.9 Protokol Penelitian...................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................51
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
II.1 Preeklamsia
Preeklamsia (PE) adalah suatu kondisi kehamilan spesifik yang
berhubungan dengan angka kematian dan morbiditas yang tinggi pada ibu serta
menyebabkan risiko terjadinya kematian perinatal, kelahiran prematur, dan
pembatasan pertumbuhan intrauterin. Preeklamsia terjadi pada 4-7% dari wanita
hamil di seluruh dunia. Penyebab preeklamsia sampai sekarang masih belum jelas
meskipun sudah dilakukan penelitian yang luas. Faktor risiko preeklamsia terdiri
dari nulliparity, terdapat riwayat keluarga atau riwayat preeklamsia sebelum nya,
riwayat diabetes atau peningkatan indeks massa tubuh, kehamilan ganda, usia ibu,
riwayat penyakit ginjal, hipertensi,dan penyakit autoimun kronis (Shamsi et al
2010, hlm 1).
Di Indonesia, preeklamsia berat dan eklamsia merupakan penyebab
kematian ibu berkisar 1,5-25%, sedangkan kematian bayi antara 45-50%.
Eklamsia menyebabkan 50.000 kematian/tahun di seluruh dunia, 10 persen dari
total kematian maternal. Kematian yang disebabkan oleh preeklamsia dan
eklamsia merupakan kematian obsetrik langsung, yaitu kematian akibat langsung
dari kehamilan, persalinan atau akibat komplikasi tindakan pertolongan sampai 42
hari pascapersalinan (Djannah 2010, hlm.1).
Preeklamsia diklasifikasikan menjadi preeklamsia ringan, preeklamsia
berat, eklamsia, dan sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzyme, low
platelet count). Preeklamsia adalah adanya proteinuria dengan tekanan darah
tinggi (setelah usia kehamilan 20 minggu) diukur pada dua kesempatan setidaknya
6 jam terpisah dalam waktu 7 hari. Dikatakan preeklamsia ringan apabila tekanan
darah sistolik > 140mmHg atau tekanan darah diastolik > 90mmHg dengan
disertai proteinuria. Sedangkan dikatakan preeklamsia berat apabila didapatkan
proteinuria dengan tekanan darah sistolik 160mmHg atau diastolik 110mmHg
disertai adanya gangguan otak atau visual. Gejala lain dari preeklamsia yang
sering ditemukan adalah sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan visual
persisten, nyeri perut
6
7
kuadran kanan atas, nyeri epigastrium, mual, dan muntah (Lim 2014, hlm.1).
Eklamsia adalah terjadinya kejang atau koma (yang tidak disebabkan oleh
penyebab lainnya) pada wanita dengan preeklamsia. Antepartum eklamsia terjadi
pada sekitar 75% kasus, dengan sisa 25% dari kasus yang terjadi postpartum.
Eklamsia jarang terjadi pada usia kehamilan sebelum 20 minggu. Postpartum
eklamsia didefinisikan sebagai awal lebih dari 48 jam postpartum tetapi kurang
dari empat minggu setelah partus. Dalam satu studi, akhir eklamsia postpartum
merupakan 56% dari postpartum eklamsia dan 16% dari semua kasus eklamsia
(Ross 2012, hlm.1).
Insiden eklamsia yang dilaporkan bervariasi antara 0,5% dari semua
kelahiran. Eklamsia sering dikaitkan dengan disfungsi berbagai organ. Faktor-
faktor yang menentukan tingkat disfungsi organ tersebut termasuk akibat dari
keterlambatan dalam pengobatan preeklamsia dan adanya komplikasi obstetri serta
faktor medis. Eklamsia dikaitkan dengan tanda-tanda dan gejala, mulai dari
hipertensi ekstrem, hiperrefleksia, proteinuria, dan edema umum. Beberapa kasus
ini biasanya diawali tanpa tanda-tanda atau gejala. Sebagian kecil kasus akan
terjadi meskipun tekanan darah normal, tetapi kasus tersebut akan menunjukkan
gejala lain dari preeklamsia, seperti proteinuria, peningkatan enzim hati, dan lain-
lain. Temuan laboratoriumjuga bervariasi. Asam urat serum dan kreatinin biasanya
meningkat, juga terdapat hemokonsentrasi yang tercermin oleh kadar hematokrit
yang meningkat dan berkurangnya volume plasma. Sindrom HELLP terjadi sekitar
10% dari eklamsia dan biasanya terjadi pada penyakit lama yang diderita pasien
dengan komplikasi. Hanya beberapa mekanisme telah diusulkan sebagai faktor
predisposisi untuk pengembangan eklamsia:
a. Vasospasme serebral
b. Pendarahan otak
c. Iskemia serebral
d. Edema serebral
e. Ensefalopati hipertensi
f. Ensefalopati metabolik
Sindrom HELLP adalah suatu sindroma klinis yang terdiri dari adanya
hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah. Sindrom
HELLP telah diakui sebagai komplikasi preeklamsia atau eklamsia. Kriteria untuk
diagnosis sindrom HELLPmeliputi: (1) hemolisis pada apusan darah tepi, bilirubin
total melebihi 1,2 mg/dL, laktat dehidrogenase (LDH) >600U/L; (2) peningkatan
enzim hati: serum aspartat aminotransferase (AST) > 70U/L, peningkatan alanine
aminotransferase (ALT) dan LDH > 600U/L: dan (3) jumlah trombosit yang
rendah:
<100000/uL (Lim 2014, hlm.1).
Insiden yang dilaporkan sindrom HELLP pada preeklamsia terjadi berkisar
dari 2% sampai 12%. Sindrom HELLP dapat hadir dengan berbagai tanda dan
gejala. Mual, muntah, dan nyeri epigastrium adalah gejala yang paling umum atau
nyeri epigastrium yang diduga hasil dari terhambatnya aliran darah dalam sinusoid
hati, yang diblokir oleh fibrin deposisi intravaskular dan kapsul distensi.
Sekitar 15-50% kasus hipertensi ringan, sekitar 12-18% tidak memiliki
hipertensi dan 13% dari kasus tidak memiliki proteinuria disertai oleh sindrom
HELLP.
c. Stress oksidatif
Oksidan yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi sel
endotel. Stress oksidatif termasuk akibat dari perkembangan plasenta
yang abnormal atau adanya faktor predisposisi maternal sehingga belum
terlalu jelas apakah stress oksidatif merupakan proses penyakit atau
penyebab langsung dari preeklamsia.
d.Maladaptasi sistem imun
Faktor genetik yang berkembang saat embrio dapat mengaktifkan sistem
imun maternal. Yang dimana dapat memicu terjadinya inflamasi non-
spesifik yang luas yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah pada
penderita preeklamsia.
e. Kerentanan Genetik
Komponen genetik dari penderita preeklamsia merupakan hasil
akumulasi dari faktor maternal dan genetik dari janin.
Sumber : SOGC,2014
Mild- Preeclampsia
40 weeks gestasion
37 weeks gestation
Bishop Score 6
Delivery
Non-compiliant patient
34 weeks gestation
Labour or rupture of membrane
Abnormal fetal testing
Impatient or outpatient
management
Maternal and fetal evaluation
Gambar 4. Alur Tatalaksana Preeklamsia Ringan
Severe Preeclampsia
Maternal distressing
Non-reasurring fetal status
Labor or rupture of membrane
34 weeks gestation
Steroids
<23 weeks 23-32 33-34
weeks weeks
Magnesium sulfate
delivery
Termination
Steroids
of pregnancy
Anti-Hypertensive if needed Daily evaluation of maternal and fetal condition
Delivery at 34 weeks
Vasokonstriksi
A.spiralis
Resistensi
uteroplasenta
Aliran darah
uteroplasenta
Stress oksidatif
Disfungsi Endotel
Keterangan :
Usia Preeklampsia
Hipertensi
Diabetes
Gestasional
Tidak Preeklampsia
Obesitas
Hiperlipidemia
Paritas
II.5 Hipotesis
a. Terdapat hubungan antara usia, hipertensi, paritas, obesitas, diabetes
gestasional, dan hiperlipidemia terhadap kemungkinan timbulnya
kejadian preeklamsia
BAB III
METODE PENELITIAN
III.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah semua data rekam medis pasien ibu hamil yang
terdiagnosis preeklamsia di RS Salak Kota Bogor periode Januari-Desember tahun
2014-2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Penelitian ini adalah penelitian analitik komparatif tidak berpasangan dan
menggunakan metode cross sectional. Metode tersebut digunakan karena peneliti
ingin mengetahui perbandingan perbedaan hubungan faktor predisposisi maternal
terhadap preeklamsia dan tidak preeklamsia. Oleh karena menggunakan analitik
komparatif tidak berpasangan maka rumus besar sampel yang dipilih adalah rumus
besar sampel uji hipotesis beda 2 proporsi (Ariawan,1998) dengan rumus:
27
28
OR (Karima,2015)= 1,318
1 = 0,568
2= 0,5
= ( 1 +2 )/2 = 0,534
= 1-P = 0,466
1 = 1- 1 = 0,432
2 = 1-2 = 0,5
a. Data rekam medis ibu hamil yang mengalami eklamsia dan sindrom
HELLP
b. Ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya secara teratur
3
0
III.4Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah teknik Non-Probability
sampling yakni simple random sampling yang berarti semua data rekam medis ibu
hamil yang didiagnosis preeklamsia di RS. Salak Bogor periode tahun 2014-2015
diambil menjadi sampel secara acak.
Perumusan Hipotesis
Pengolahan data
Rumah Sakit Salak yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.8 Kota
Bogor adalah Rumah Sakit negeri tingkat 4. Rumah Sakit ini bersifat transisi
dengan kemampuan hanya memberikan pelayanan dokter umum dan dokter gigi.
Rumah sakit ini juga mampu menampung rujukan langsung dari Puskesmas
setempat.
Rumah Sakit Salak Bogor memiliki 167 tempat tidur rawat inap,
merupakan yang terbanyak diantara Rumah Sakit di Jawa Barat yang rata-rata
hanya memiliki 68 kamar rawat inap. 9 dari 167 tempat tidur merupakan kelas VIP
dan 87 kamar kelas III. Tenaga kesehatan yang melayani masyarakat di Rumah
Sakit tersebut berjumlah 53 orang terdiri atas 33 dokter spesialis, 16 dokter umum,
dan 4 dokter gigi. Selain itu juga terdapat 12 orang pegawai kefarmasian serta 137
pegawai non- kesehatan. Rata-rata setiap tahun nya Rumah Sakit Salak Bogor
menerima hampir lebih dari 116.428 pasien, 55.679 pasien lebih banyak
dibandingkan dengan Rumah Sakit lain nya di Provinsi Jawa Barat.
RS Salak Kota Bogor yang didirikan pada tahun 1925 ini memiliki visi dan
misi serta motto sebagai berikut :
Visi
Misi
Motto
Senyum Antisipatif Lembut Aman Kepuasan (SALAK
34
35
Dari tabel 6 diatas didapatkan bahwa jumlah ibu hamil paling banyak
berusia antara 20-35 tahun sebanyak 86 orang (67,1%), <20 tahun
sebanyak 6 orang (4,7%), dan >35 tahun sebanyak 36 orang (28,2%).
b. Gambaran umum BMI ibu hamil penderita preeklamsia dan tidak
preeklamsia
Variabel BMI pada ibu hamil dikategorikan menjadi 4 yaitu
underweight, normoweight, overweight, obese. Distribusi data
rekam medis BMI ibu hamil penderita preeklamsia dan tidak
preeklamsia dapat dilihat pada tabel 7.
Analisis bivariat yang digunakan pada penelitian ini adalah uji analisis
Chi- square (=0,05). Uji tersebut dipilih karena data yang digunakan berskala
nominal dan ordinal. Uji Chi-square ini digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat
hubungan antara faktor predisposisi maternal terhadap kemungkinan timbulnya
preeklamsia pada RS. Salak Bogor periode tahun 2014-2015.
Total 64 50 64 50
Keterangan. Usia beresiko : <20 tahun dan >35 tahun
Usia tidak beresiko : 20-35 tahuun
Dari data tabel 11, hasil uji chi square menunjukkan nilai p<0,05
yaitu 0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara usia dengan kemungkinan timbulnya preeklamsia.
b. Analisis bivariat antara BMI ibu hamil dengan kemungkinan
timbulnya preeklamsia
Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan pada variabel BMI
terhadap kemungkinan timbulnya preeklamsia layak untuk diuji chi
square karena tidak terdapat sel yang nilai expected kurang dari 5
setelah penggabungan sel.
4
0
Dari data tabel 12, hasil uji chi square menunjukkan nilai p<0,05
yaitu 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara BMI dengan kemungkinan timbulnya preeklamsia.
c. Analisis bivariat antara hipertensi dengan kemungkinan timbulnya
preeklamsia
Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan pada variabel
hipertensi terhadap kemungkinan timbulnya preeklamsia layak
untuk diuji chi square karena tidak terdapat sel yang nilai expected
kurang dari 5.
Diagnosis
Preeklamsia Tidak Preeklamsia P
n % n %
Hipertensi Ya 62 48,4 18 14,1
0.000
Tidak 2 1,6 46 35,9
Total 64 50 64 50
41
Dari data tabel 13, hasil uji chi square menunjukkan nilai p<0,05
yaitu 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara hipertensi dengan kemungkinan timbulnya
preeklamsia.
d. Analisis bivariat antara kadar gula darah dengan kemungkinan
timbulnya preeklamsia
Analisis ini tidak dapat dilakukan karena jumlah data kadar gula
darah pasien yang didapatkan dari rekam medis hanya berjumlah 9
data sehingga tidak dapat mewakilkan dari gambaran seluruh
populasi preeklamsia yang diteliti peneliti.
e. Analisis bivariat antara profil lipid darah dengan kemungkinan
timbulnya preeklamsia
Analisis ini tidak dilakukan karena tidak didapatkan data profil
lipid pada pasien penderita preeklamsia di RS.Salak Bogor periode
tahun 2014-2015
f. Analisis bivariat antara paritas dengan kemungkinan timbulnya
preeklamsia
Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan pada variabel paritas
terhadap kemungkinan timbulnya preeklamsia layak untuk diuji
chi square karena tidak terdapat sel yang nilai expected kurang
dari 5 setelah penggabungan sel.
Dari hasil analisis diatas, didapatkan bahwa nilai sig. untuk variabel
paritas
mendekati 1 yakni 0.528 sehingga variabel tersebut dihilangkan pada step 2 pada tabel
berikut
Step 2 B Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Usia(1) 2.334 .000 10.314 3.004 35.411
BMI_baru(1) 1.154 .048 3.172 14.148 9.971
Hipertensi(1) 4.352 .000 77.589 1.009 425.616
Dari hasil analisis diatas, didapatkan bahwa nilai kekuatan hubungan dari
masing-masing variabel adalah Usia (OR= 10,314) , Paritas (OR=0.655), BMI
(OR= 3,172), Hipertensi (OR= 77,589).
IV.3 Pembahasan
Hasil Penelitian ini didapatkan bahwa jumlah ibu hamil yang memiliki usia
beresiko terhadap timbulnya preeklamsia sebanyak 42 orang (32,8%) sedangkan
yang memiliki usia tidak beresiko terhadap timbulnya preeklamsia sebanyak 86
orang (67,2%). Hal ini menunjukkan bahwa distribusi ibu yang usia tidak beresiko
lebih tinggi dibandingkan dengan usia beresiko. Walaupun dari hasil analisis
bivariat didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara usia dengan
kemungkinan timbulnya preeklamsia, hal ini dapat disebabkan oleh faktor lain
selain usia yang berpengaruh terhadap kemungkinan timbulnya preeklamsia
seperti faktor genetik, faktor populasi ibu hamil yang lebih banyak pada usia tidak
beresiko, serta faktor-faktor predisposisi maternal lain yang dimiliki oleh ibu
hamil tersebut sehingga menimbulkan gejala preeklamsia. Hal ini juga dibuktikan
oleh penelitian yang dilakukan Nurulia Muthia Karima dkk. (2015) yang
menunjukkan bahwa persentase usia ibu hamil yang tidak beresiko yang
mengalami preeklamsia sebesar 74,3% dan didapatkan adanya hubungan antara
usia dengan kejadian preeklamsia
.Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Etika Desi Yogi dkk.
(2014) yang menyatakan kecil nya hubungan antara usia dengan preeklamsia. Usia
merupakan suatu ukuran untuk menilai keberadaan suatu makhluk hidup, semakin
tua usia seseorang maka fungsi organ akan menurun terutama elastisitas pembuluh
darah akan berkurang sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya preeklamsia
(Cunningham,2010)
Tabel 4x2 ini tidak memenuhi kriteria chi square karena lebih dari 20% sel
mempunyai expected yang kurang dari lima (50%) sehingga alternatifnya adalah
dilakukan penggabungan sel, BMI underweight dan overweight digabungkan
dengan obese kemudian dilakukan analisis bivariat kembali. Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa jumlah ibu hamil yang memiliki BMI underweight, overweight,
dan obese yang mengalami preeklamsia lebih banyak dibandingkan dengan ibu
hamil yang memiliki BMI normoweight dan setelah dilakukan uji bivariat
didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 (<0,005) yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara BMI dengan kejadian preeklamsia. Hal
ini menunjukkan bahwa BMI sebagai salah satu faktor predisposisi maternal
memiliki pernanan penting dalam timbulnya preeklamsia. Meskipun BMI bukan
merupakan faktor tunggal dari penyebab preeklamsia itu sendiri mengingat
preeklamsia merupakan salah satu penyakit multifaktorial. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Quedarusman dkk. pada tahun 2013 juga menunjukkan bahwa
adanya hubungan yang signifikan antara BMI dengan preeklamsia. Body mass
index (BMI) merupakan suatu pengukuran yang membandingkan antara berat
badan dengan tinggi badan yang bermanfaat untuk mengetahui persentase lemak
di dalam tubuh. Apabila seorang ibu hamil memiliki kadar lemak yang berlebih
dapat menyebabkan terjadinya gangguan aliran darah yang menimbulkan
pengeluaran stress oksidatif yang dapat meningkatkan vasopressor pada pembuluh
darah sehingga menyebabkan timbulnya preeklamsia. (Cunningham,2010).
IV.3.4 Distribusi dan interpretasi hubungan Kadar gula darah dan kadar lipid
darah terhadap kemungkinan timbulnya preeklamsia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 128 sampel yang diteliti
hanya terdapat 9 sampel yang diperiksa kadar gula darah nya dengan hasil
didapatkan sebanyak 5 orang penderita preeklamsia memiliki kadar gula normal
(3,9%) sedangkan 4 orang lain memiliki kadar gula normal (3,1%). Hasil
penelitian ini berbeda dengan yang diteliti Uzman Shamsi et al. (2010) yang
menunjukkan bahwa terdapat 16 dari 393 pasien preeklamsia yang kadar gula
tinggi (12,4%) dan hanya ada 5 orang (1,9%) yang memiliki kadar gula normal.
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan darah
di pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan kerusakan endotel dan
merangsang stress oksidatif yang dapat menyebabkan terjadinya preeklamsia.
(Cunningham, 2010)
Sedangkan untuk kadar lipid darah pada penderita preeklamsia tidak
didapatkan data pada sampel yang diteliti oleh peneliti. Sementara hasil penelitian
dari Shirley dkk. (2012) terdapat 31 ibu hamil dari total 83 sampel yang
mengalami preeklamsia memiliki kadar lipid darah yang tinggi (37,4%).
Tabel 4x2 ini tidak memenuhi kriteria chi square karena lebih dari 20% sel
mempunyai expected yang kurang dari lima (50%) sehingga alternatifnya adalah
dilakukan penggabungan sel, dimana nullipara digabungkan dengan primipara
dan multipara digabungkan dengan grandemultipara kemudian dilakukan analisis
bivariat kembali. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa kelompok Nullipara-
primipara yang tidak mengalami preeklamsia lebih banyak dibandingkan yang
mengalami preeklamsia dan didapatkan nilai p-value 0,042 (<0,05) yang
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan timbulnya
preeklamsia. Hal ini menunjukkan bahwa paritas memiliki pengaruh dalam
timbulnya gejala preeklamsia, meskipun hasil yang didapat pada nullipara-
primipara lebih banyak yang tidak mengalami preeklamsia namun seiring dengan
bertambahnya paritas maka resiko terjadinya preeklamsia semakin meningkat.
Dibuktikan dengan jumlah kelompok multipara-grandemultipara yang mengalami
preeklamsia lebih tinggi dibandingkan dengan tidak preeklamsia. Walaupun
paritas bukan merupakan satu-satunya faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
preeklamsia mengingat masih banyak faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut
seperti faktor genetik, faktor usia, dan faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Karima
tahun 2015 yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara paritas dengan
kejadian PEB. Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ika Pratiwi
tahun 2014 menunjukkan hasil yang kurang lebih sama bahwa didapatkan
hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian preeklamsia.
Berdasarkan teori yang didapatkan dari Society of obstetric and gynecology
canada (SOGC, 2014 hlm.421) menyatakan bahwa paritas mempengaruhi
interaksi sel desidua dengan extravillous trofoblas yang menyebabkan terjadinya
mismatch pada sel uteroplasental yang
menyebabkan terjadi nya aktivasi sel endotelial yang dapat menimbulkan gejala
preeklamsia pada ibu hamil.
P= 1/(1+)
Keterangan :
y = konstanta + 11 + 22 +. +
y= 2,941
P= 1/(1+)
P= 1/ (1+2,7(2,941)) = 1/ (1+0,0538)
P= 0,948
V.I Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian yang telah
dilakukan. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
49
50
7. Distribusi data kadar gula darah ibu hamil pada RS.Salak Bogor periode tahun
2014-2015 didapatkan bahwa dari 128 sampel yang diambil peneliti hanya
terdapat 9 orang yang memiliki catatan kadar gula darah yang terdiri atas 5
orang (3,9%) yang kadar gula nya normal, sedangkan 4 orang (3,1%) memiliki
kadar gula darah normal.
8. Dari 128 sampel yang diambil peneliti, tidak ada satupun yang memiliki
catatan hasil kadar lipid darah pada ibu preeklamsia di RS. Salak Bogor periode
tahun 2014-2015.
V.II Saran
Ariawan, I 1998. Besar dan metode sampel pada penelitian kesehatan, Universitas
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2013. Definisi usia ibu hamil, tekanan
darah, hiperlipidemia dan berat badan ibu, Jakarta.
Karima NM, Machmud R , & Yusrawati 2015. Hubungan faktor resiko dengan
kejadian preeklamsia berat di RSU Dr. M. Djamil Padang. Andalas
University, Padang.
Kasjono, HS & Yasril 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan. Graha
Ilmu Yogyakarta, Yogyakarta.
Lim,K. H. 2014. Preeklampsia, Harvard University, (online Medscape).
Pratiwi, I. 2015. Hubungan paritas dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil
di RSUD Wonosari, Yogyakarta.
Ross MG & Ramus RM 2014. Eclampsia : overview, etiologic, risk factor for
preeclampsia/eclampsia, Virginia University.
Yogi ED, Hariyanto, Sonbay E 2014. Hubungan Antara usia dengan preeklamsia
pada ibu hamil di poli KIA RSUD kefamenanu. Delima Harapan Jurnal.
LAMPIRAN
Lampiran
1 Analisis
univariat
Statistics
Usia
Valid 128
N
Missing 0
Mean 2.2344
Median 2.0000
Mode 2.00
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Statistics
BMI
N Valid 128
Missing 0
BMI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Hipertensi
N Valid 128
Missing 0
Hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Kadar_gula_darah
N Valid 9
Missing 119
Kadar_gula_darah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Paritas
Valid 128
N
Missing 0
Mean 1.9531
Median 2.0000
Mode 1.00
Paritas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Analisis bivariat
Diagnosis Total
tidak preeklamsia
preeklamsia
Count 52 34 86
Expected Count 43.0 43.0 86.0
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Faktor_resiko_usia (tidak 3.824 1.723 8.483
beresiko / beresiko)
For cohort Diagnosis = tidak
2.116 1.274 3.516
preeklamsia
For cohort Diagnosis =
.553 .400 .765
preeklamsia
N of Valid Cases 128
Lampiran 2
Cases
Diagnosis
tidak
preeklamsia preeklamsia Total
Underweight-overweight- Count 21 48 69
obese
Expected Count 34.5 34.5 69.0
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.50.
Risk Estimate
Cases
Diagnosis
tidak
preeklamsia preeklamsia Total
Hipertensi Count 18 62 80
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24.00.
Risk Estimate
Cases
Valid Missing Total
Diagnosis Total
tidak preeklamsia
preeklamsia
Count 47 36 83
Expected Count 41.5 41.5 83.0
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Paritas_baru
2.150 1.023 4.519
(1.00 / 2.00)
For cohort Diagnosis = tidak
1.499 .985 2.280
preeklamsia
For cohort Diagnosis =
.697 .499 .975
preeklamsia
N of Valid Cases 128
Lampiran 3
Analisis multivariat
tidak preeklamsia 0
preeklamsia 1
(1)
nullipara-primipara 83 .000
Paritas_baru
multipara-grandemultipara 45 1.000
Tidak Hipertensi 48 .000
Hipertensi
Hipertensi 80 1.000
Normoweight 59 .000
BMI
Underweight-overweight-obese 69 1.000
Tidak Beresiko 66 .000
Faktor_Resiko_Usia
Beresiko 62 1.000
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Faktor_Resiko_Usia(1) 2.510 .700 12.847 1 .000 12.307 3.119 48.557
Hipertensi(1) 4.377 .874 25.084 1 .000 79.628 14.359 441.586
Ethical Clearence
Lampiran 5
Data Penelitian
Status
Nomo Nam Usi kehamil Tekanan TB BB BMI GDS
r
1 a
Kh a
42 an
G12P11 Darah
200/110 155 50 20.8 67
2 Ma 43 A0
G4P2A1 150/100 153 55 23.49 0
3 Wa 35 G5P4A0 180/120 155 52 21.6 0
4 Mar 37 G4P2A1 170/200 151 57 24.99 0
5 Ri 38 G2P1A0 160/100 150 73 32.4 0
6 Ye 33 G1P0A0 140/90 155 65 27.05 0
7 Eu 43 G5P4A0 120/180 156 68 27.94 0
8 Riz 30 G1P0A0 130/80 160 65 25.39 0
9 Ez 25 G1P0A0 160/140 158 80 32.04 0
10 Rin 31 G4P2A1 200/180 156 68 27.94 0
11 Si 20 G1P0A0 160/80 150 51 22.66 67
12 Rin 36 G2P0A1 180/110 160 118 46.09 0
13 N
Nu 44 G3P2A0 180/100 160 67 26.17 112
14 Ma 39 G3P1A1 120/80 155 75 31.21 0
15 Ni 39 G5P3A1 150/90 160 75 29.29 0
16 Mi 37 G4P2A1 130/90 158 72 28.84 0
17 En 42 G4P2A1 170/100 145 68 32.35 135
18 Li 42 G4P2A1 160/100 150 76 33.77 0
19 Rat 25 G1P0A0 180/160 160 67 26.17 85
20 Lin 30 G2P1A0 170/100 150 78 34.66 144
21 Ju 32 G3P2A0 120/70 160 60 23.43 0
22 Ni 27 G1P0A0 180/100 150 100 44.44 0
23 De 22 G2P0A1 170/100 164 69 25.28 0
24 As 40 G3P2A0 160/110 160 55 21.48 0
25 IS 44 G3P2A0 200/110 156 70 28.76 0
26 Na 24 G1P0A0 120/90 160 62 24.21 0
27 Lin 30 G1P0A0 120/100 156 67 27.53 0
28 Enc 30 G3P2A0 160/100 156 78 32.05 0
29 Sis 24 G3P1A1 160/70 155 65 27.05 0
30 Afr 33 G2P0A1 150/90 160 102 39.84 0
31 Lind 32 G3P2A0 150/100 150 85 37.77 0
32 Eui 35 G3P2A0 200/120 160 53 20.7 81
33 Nur 33 G2P1A0 150/100 153 67 28.62 0
34 Mei 22 G1P0A0 150/100 160 70 27.34 0
35 Lis 32 G2P1A0 160/100 150 65 28.88 0
36 Atk 33 G4P2A1 170/100 150 56 24.88 180
37 Win 19 G1P0A0 150/90 180 55 16.97 0
38 Sr 25 G1P0A0 170/100 160 50 19.53 0
39 Din 22 G2P0A1 150/90 155 78 32.46 0
40 Ing 2 G1P0A 140/90 170 102 35.2 0
41 Sya 8
2 0
G1P0A 140/90 155 89 9
37.0 0
42 Mel 5
3 0
G2P0A 150/90 170 69 4
23.8 0
43 Sri 4
2 1
G1P0A 170/90 150 70 7
31.1 0
44 Yus 8
3 0
G2P1A 180/100 165 80 28.8 0
45 Kom 0
2 0
G2P1A 140/100 150 62 6
27.5 0
46 Mary 8
3 0
G2P1A 150/90 160 88 5
34.3 0
47 Ed 4
3 0
G5P4A 160/90 150 63 7
28 0
48 El 8
4 0
G5P4A 150/80 150 96 42.6 95
49 Chai 3
4 0
G3P2A 150/90 170 74 6
25.6 0
50 Dw 2
3 0
G2P1A 100/70 165 60 22.0 0
51 Fit 7
2 0
G1P0A 160/100 150 65 3
28.8 0
52 Rinw 1 0
G1P0A 110/70 150 58 8
25.7 0
53 Yan 9
3 0
G3P2A 130/90 160 65 7
25.3 0
54 Yanh 7
4 0
G3P2A 160/90 155 75 9
31.2 0
55 Her 0
4 0
G1P0A 150/100 160 85 1
33.2 0
56 Me 0
3 0
G4P3A 130/100 150 63 28 0
57 t
Ju 8
3 0
G3P0A 130/90 150 67 29.7 0
58 m
YanM 7
2 2
G1P0A 130/90 150 65 7
28.8 0
59 Ani 3 0
G3P2A 130/90 160 69 8
26.9 0
60 An 6
3 0
G2P1A 130/90 155 60 5
24.9 0
61 Fed 7
3 0
G3P2A 180/100 160 65 7
25.3 0
62 Yun 8
3 0
G6P5A 180/120 165 77 9
27.7 0
63 Oj 9
3 1
G5P4A 130/90 150 47 7
20.8 0
64 Sit 1 0
G1P0A 160/90 165 67 8
24.1 0
65 Dew 7
3 0
G2P1A 120/70 155 50 6
20.8 0
66 Nr 1
2 0
G1P0A 120/70 155 60 1
24.9 0
67 Et 6
3 0
G2P1A 120/70 160 56 7
21.8 0
68 Ros 0
3 0
G3P2A 120/70 150 65 7
28.8 0
69 SrS 3 0
G5P2A 110/70 158 55 8
22.0 0
70 Rn 5
2 2
G1P0A 120/70 150 55 3
24.4 0
71 A
Ern 2
3 0
G2P1A 120/70 150 60 4
26.6 0
72 StF 0
2 0
G1P0A 110/70 150 65 6
28.8 0
73 Asm 9
3 0
G2P1A 130/90 150 60 8
26.6 0
74 Nn 4
3 0
G1P0A 110/70 155 65 6
27.0 0
75 g
DwM 4
2 0
G2P1A 130/90 155 60 5
24.9 0
76 RiN 7
3 0
G2P1A 110/70 153 74 7
31.6 0
77 Hrn 5
3 0
G3P2A 150/70 150 58 1
25.7 0
78 Za 3
4 0
G1P0A 130/80 160 60 7
23.4 0
79 e
Ham 1
3 0
G1P0A 120/80 165 65 3
23.8 0
80 NovS 0
2 0
G1P0A 90/60 155 50 7
20.8 0
81 Erns 6
4 0
G3P2A 120/80 150 60 1
26.6 0
82 Nurd 1
2 0
G1P0A 110/80 150 55 6
24.4 0
83 So 0
3 0
G7P4A 110/70 160 65 4
25.3 0
84 Suc 2 G1P0A 120/80 15 56 24.8 0
85 Ism 2
2 0
G1P0A 130/90 0
15 57 8
25.3 0
86 NngS 4
3 0
G3P2A 120/80 0
15 60 3
24.9 0
87 Hl 6
2 0
G1P0A 110/70 5
15 55 7
22.6 0
88 m
RnAr 6
2 0
G3P1A 130/90 6
15 60 26.6 0
89 St 9
3 1
G2P1A 120/80 0
15 47 6
20.8 0
90 M
StMa 0
3 0
G3P2A 130/80 0
15 50 8
20.8 0
91 Ill 2 0
G2P1A 130/80 5
15 60 1
24.9 0
92 EvAv 8
3 0
G4P3A 110/70 5
15 65 7
28.8 0
93 NrL 9
3 0
G3P2A 110/70 0
16 50 8
19.5 0
94 NnR 6
2 0
G2P0A 100/70 0
16 50 3
19.5 0
95 Amn 2
3 1
G2P1A 120/80 0
15 50 3
20.8 0
96 Snt 1
2 0
G3P2A 140/90 5
15 60 1
26.6 0
97 Wd 7
3 0
G2P1A 140/90 0
15 57 6
23.7 0
98 AyL 0
2 0
G2P0A 110/80 5
15 55 2
24.4 0
99 MarD 4 1
G5P4A 140/90 0
15 65 4
28.8 0
100 Sus 2 0
G2P0A 130/80 0
16 55 8
21.4 0
101 TrL 7
3 1
G3P1A 120/70 0
15 46 8
20.4 0
102 Ant 9
3 1
G3P2A 110/70 0
15 65 4
28.8 0
103 Annd 3
1 0
G1P0A 130/80 0
15 45 8
20 0
104 Srh 6
3 0
G3P2A 120/70 0
16 65 25.3 0
105 Ynt 3 0
G4P3A 110/70 0
16 56 9
21.8 0
106 Nrh 8
2 0
G1P0A 150/60 0
16 80 7
31.2 0
107 Jn 4
3 0
G1P0A 120/70 0
16 55 5
21.4 0
108 Irn 0
2 0
G1P0A 120/70 0
15 50 8
22.2 0
109 Yyn 4
2 0
G1P0A 110/70 0
14 55 2
24.7 0
110 Eus 8
3 0
G2P1A 110/80 9
15 60 7
24.9 0
111 Min 5
3 0
G3P2A 100/70 5
16 55 7
21.4 0
112 Um 0
2 0
G2P1A 70/60 0
15 57 8
25.3 0
113 Mil 8
1 0
G1P0A 110/70 0
15 50 3
20.8 0
114 Ind 6
2 0
G1P0A 110/70 5
15 50 1
22.2 0
115 DevH 6
2 0
G1P0A 130/80 0
15 55 2
24.4 0
116 Ars 2 0
G1P0A 150/80 0
16 60 4
23.4 0
117 Cc 3
2 0
G2P1A 100/70 0
15 55 3
22.2 0
118 A
MK 3
1 0
G1P0A 130/70 0
16 50 2
19.5 0
119 RsL 9
2 0
G2P1A 100/70 0
15 40 3
17.7 0
120 Nvt 6
3 0
G3P2A 130/70 0
15 55 7
24.4 0
121 RrN 3
2 0
G1P0A 100/70 0
15 52 4
21.6 0
122 Rz 6
2 0
G1P0A 120/80 5
15 60 4
26.6 0
123 R
Wnt 3 0
G1P0A 110/70 0
15 53 6
23.5 0
124 TrA 1
3 0
G2P1A 110/80 0
16 60 5
23.4 0
125 An 0
2 0
G2P1A 120/70 0
15 50 3
22.2 0
126 S
TnT 6
3 0
G1P0A 90/60 0
15 60 2
23.7 0
127 Ern 1
3 0
G3P2A 150/80 9
15 65 3
28.8 0
128 StRh 2 G2P1A0 120/80 16 5 19.53 0
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Serayu no.12 RT.03 RW.09 Kelurahan Padang Harapan Kota
Bengkulu
E-mail : rifojaf@gmail.com
PENDIDIKAN NON-FORMAL
PRESTASI