Sehingga cerita yang ada didalam Novel ini benar - benar bersuasana sama seperti
tempat
asli terjadinya kejadian tersebut. Gaya bahasa yang digunakan Andrea Hirata dianggap
sebagai gaya yang baik dan sangat menarik, didalamnya selain menggunakan bahasa
Indonesia juga menggunakan bahasa Melayu yang membuat para pembaca tampak
sedikit
kebingungan dan harus menerka apa maksud dari bahasa tersebut. Namun, arti
didalam
setiap bahasa Melayu yang digunakan selalu ada dikalimat terbawah, sehingga setelah
membaca pengertian dari bahasa yang digunakan kita dapat mencerna kembali bahasa
Melayu yang tadinya sedikit kurang dimengerti. Alur yang ada didalam Novel ini adalah
Alur
sudut
pandang orang pertama, karena Penulis merupakan Toko Utama didalam cerita ini.
Sehingga ceritanya membuat penasaran bagi para pembaca sehingga ingin cepat
bagi
para pembacanya. Andrea Hirata mengajarkan kita agar tidak terlebih dahulu Putus
Asa, jika
ingin meraih mimpi yang diinginkan. Cara penulis menggambarkan tokoh - tokoh dalam
En-Jiee di 11.38
cerita ini berbeda dengan cara yang biasa dipakai oleh Penulis lainnya. Tokoh utama
dari
cerita ini bernama Ikal ia adalah seorang anak laki - laki yang tangguh, cerdas, berani,
dan
mau belajar demi mimpi yang ingin diwujudkannya. Tokoh Lintang adalah Seorang anak
laki
- laki yang sangat cerdas, jenius, berani, tetapi karena keadaanlah yang membuat dia
Putus
Sekolah. Tokoh Mahar adalah Seorang anak laki - laki yang pintar menyanyi, cerdas,
dan
suka terhadap hal - hal yang gaib (misteri), Bu Mus adalah Seorang wanita yang sangat
baik,
bijaksana, dan guru yang sangat dicintai murid - muridnya, dan masih banyak tokoh
lainnya.
Kisah dalam Laskar Pelangi ini diawali dari kehidupan seorang anak yang bernama Ikal
yang
memulai sekolah dengan harus menunggu sepuluh anak yang ingin bersekolah di
sekolah
Ikal. Dengan cemas Ikal, Sahara, Trapani, Kucai, Syahdan, Mahar, Lintang, Borek, A
kiong, Bu
Mus, Pak Harfan, dan para orang tua murid menunggu apakah ada satu orang lagi
yang
ingin bersekolah di SD Muhamaddiyah jika, tidak sampai sepuluh anak maka, mereka
tidak
akan bisa bersekolah. Karena, SD Muhamaddiyah akan tamat riwayatnya. Sekian lama
mereka menunggu akhirnya Seorang pria jenaka berusia lima belas tahun dan agak
Muhamaddiyah. Ikal dan teman - temannya sangat senang, akhirnya mereka bisa
bersekolah di SD Muhamaddiyah untuk meraih mimpi dan cita - citanya bersama teman
temannya yang luar biasa di Belitong. Hal yang menarik dari Novel ini adalah dapat
membangkitkan kita agar tidak mudah putus asa jika, ingin meraih mimpi. Mengajarkan
kita
agar baik terhadap teman sesama dan mau untuk saling membantu. Dalam Novelnya,
Andrea Hirata pandai menyelipkan pertanyaan yang terus tersirat, dari awal cerita
sampai
akhir ceritanya terdapat arti dari bahasa Melayunya dan cara membacanya. Namun,
dengan
segala keindahan dan kelebihannnya, Novel ini membuat para pembacanya mendapat
sedikit kesulitan karena adanya Bahasa Melayu, adanya ungkapan dan khiasan dalam
kalimat membuat cerita ini sedikit terasa sulit. Meskipun begitu, cerita ini tetap memikat
dan penuh dengan muatan pesan yang dapat direnungkan dan diterjemahkan dengan
lebih
dalam.
1 komentar:
Keluar
Publikasikan Pratinjau
Balas
En-Jiee
hello semuanya .. selamat datang di blog ku yang pertama .. !!! kalo kalian kunjungi
blog ku
.. "jangan lupa kasih komentar yaa .." ehm yang banyak link tentang komputer ....,
tukeran
About Me