undefined
"Seni Patung"
Indah ShemanjoenTak
Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan
dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Seiring
dengan perkembangan seni patung modern, maka karya-karya seni patung menjadi semakin beragam, baik
bentuk maupun bahan dan teknik yang digunakan, sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan
bahan-bahan baru.
1. Patung Obama
Setelah menjadi kontroversi, patung Obama Kecil yang terpasang di Taman Menteng, Jakarta Pusat,
dipindahkan, Minggu (14/2/2010) malam ke SD 01 Menteng. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyetujui
aspirasi masyarakat untuk memindahkan Barry Dreams Statue di bekas sekolah Barack Obama secara
permanen.
Keberadaan patung Obama kecil di Taman Menteng menuai protes banyak kalangan karena dinilai tidak
pantas mengingat Obama tidak memiliki jasa pada Indonesia. Banyak kalangan menganggap masih banyak
tokoh negara ini yang lebih pantas. Patung perunggu dengan tinggi dua meter dirancang seorang seniman
patung Ancol bernama Edi Chaniago. Pembangunan patung ini digagas oleh lembaga Friends of Obama.
2. Patung Gus Dur
Patung kontroversialMata Hati Gus Dur karya Cipto Purnomo menuai kontroversi karena berwujud
perawakan Buddha. Bedanya, kepala Sang Buddha diganti kepala Gus Dur lengkap dengan kaca mata
tebalnya. Patung ini, bersama tiga patung Gus Dur lainnya ditampilkan dalam gelar seni budaya bertajuk
Multisesigusdurisme di Studio Mendut di Magelang, pada Jumat, 5 Februari 2010. Menurut Cipto,
pembuatan patung kontroversi ini tidak ada niatan untuk menyinggung umat Buddha.
Menurut Cipto, patung Buddha yang berwajah Gus Dur tersebut lebih menggambarkan sosok Gus Dur yang
pluralis, bisa diterima masyarakat dan gambaran kebaikan. Cipto tidak berniat menjual patung Mata Hati
Gus Dur yang berukuran 100 x 90 meter itu. Bahkan, patung tersebut sampai saat ini masih terdapat di
Suasana di perumahan elite Harapan Indah di Kota Bekasi sangat heroik pada 19 Juni 2010 lalu.
Sekelompok massa mengiringi pembongkaran patung Tiga Mojang seharga Rp 2,5 miliar yang menjadi ikon
perumahan itu. Karya seni yang terbuat dari perunggu itu dirobohkan setelah diprotes keras oleh kalangan
ulama dan masyarakat setempat karena dinilai bersimbol Trinitas. Pendiriannya juga dituding tidak berizin.
Patung setinggi 19 meter berbentuk tiga perempuan berpakaian seksi karya seniman Bali, Nyoman Nuarta,
itu berhasil dirobohkan pukul 07.40 WIB setelah aparat dan massa bekerja keras sejak Sabtu dinihari pukul
03.30 WIB. Di depan patung ada sebuah prasasti yang menyebutkan patung Tiga Mojang merupakan
refleksi dari keindahan budaya Jawa Barat dan tertulis nama Nyoman Nuarta sebagai pembuatnya. Setelah
dibuang di Bekasi, patung pahatan seniman Nyoman Nuarta itu justru dibeli oleh Gubernur Bali Made
Mangku Pastika
4. Patung Inul
Patung Inul Daratista, yang berada di tengah jalan dekat rumahnya, Jalur Kartika Utama, Pondok Indah,
Jakarta diprotes ormas FPI pada tahun 2007. Patung Inul setinggi 2,5 meter lengkap dengan pondasi kotak
serta lampu sorot itu berwarna emas. Plakat hitam bertuliskan Sumbangan dari Inul Daratista tampak
menghias bungkusan patung itu. Inul menyumbangkan patung dirinya untuk menghiasi jalan yang telah
dipenuhi patung lainnya. Akhirnya Patung Inul dibongkar dan diamankan Ketua RT setempat.
5. Patung Tarian Rakyat (Patung Bahenol
di Pekanbaru)
Patung penari yang berada tepat di jantung kota Pekanbaru, Riau, masih menuai kontroversi publik hingga
hari ini. Tepat berada di perlintasan Jalan Sudirman dan jalan gajah Mada atau tepat berada di depan kantor
Patung yang baru sebulan nangkring, menampilkan dua sosok pria dan wanita yang tengah menari. Sang
pria mengenakan peci berada di posisi atas. Sedangkan patung wanita posisi di bawah dengan tubuh yang
melentik. Melintiknya badan patung ini, membuat posisi bokongnya menjadi bahenol. Bokong patung yang
terlihat montok itu, mengarah ke Kantor Gubernur Riau. Urusan bokong bahenol membuat patung dinilai
erotis. Belahan bokong patung yang terlihat dengan jelas bagi masyarakat yang melintas di sana,
menimbulkan protes dari berbagai pihak. Nama patung itu juga menjadi perdebatan. Semula dinamai tugu
zapin, sebuah tarian khas Melayu Riau. Tapi rupanya, tugu zapin yang disebut ini pun menuai kritikan.
Alasannya, tarian zapin tidaklah sama dengan bentuk patung yang menari itu. Lalu diganti tugu Titik Nol.
Tapi dikritik juga karena posisinya tidak di titik nol Pekanbaru. Lantas nama tugu berubah menjadi Tarian
Rakyat.