PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pasien masuk RS. Dr. M. Djamil Padang melalui IGD pada tanggal
27 Januari 2016, dengan keluhan badan terasa lemas, kaki dan skrotum
sakit. Dari pemeriksaan laboratorium (27 Januari 2017) Hb klien 5,8 g/dl
mukosa bibir pucat. Klien mengatakan syeri pada daerah skrotum dan
skrotum dan tungkai kaki. Nyeri yang terasa seperti tersobek dan
ureum darah klien 112 mg/dl dan kreatinin 7,6 g/dl. Dari hasil pengukuran
GFR klien 9,506. Istri klien mengatakan klien seharusnya dilakukan cuci
ada yang bisa menyembuhkan penyakitnya dan tidak ada obatnya. Klien
pemeriksaan Tensi klien 160/100 mmHg, Nadi 106 x/i. dari hasil labor
membatasi makan dan minum selama ini, istri klien mengatakan suaminya
disease (CKD) stage 5, menurut KDIGO (2013) dari hasil GFR klien
masuk ke CKD stage 5 pada fase kidney failure. Dimana pada pasien
bungkus setiap hari dan telah berhentik semenjak 2013. Hal ini sesuai
gagak ginjal yaitu diabetes mellitus (DM) dan hipertensi. Klien memiliki
serta defisiensi zat besi dan vitamin. (Iseki & Kohagura, 2007). Saat
anemia yang dialami oleh penderita CKD sangat parah dan harus segera
diberikan merupakan packed Red Blood Cell, sehingga tranfusi darah yang
Canada, 2006).
edema pada, skrotum, ektremitas atas dan ektremitas bawah. Hal ini
Pada CKD stage akhir terjadi peningkatan kadar natrium dan cairan
elektrolit dalam darah, hal ini karena fungsi ginjal yang menurut (15%),
hal ini mengakibatkan asites dan edema (Smeltzer & Bare, 2008).
2. Diagnosa keperawatan
depresi serta penolakan yang terhadap tindakan dialysis (Jhon & Thomas,
reaksi yang muncul pada pasien CKD yang disarankan dialysis bervariasi;
terdapatnya edema grade 1 pada ekterimitas atas dan bawah klien, edema
pada skrotum serta, asites pada abdomen yang telah dilakukn shiftinh
berdasarkan data yang dijumpai yaitu terjadinya edem pada skrotum dan
ektremitas klien, klien mengalami gangguan tidur pada malam hari, dan
3. Intervensi keperawatan
cairan, monitor cairan, yang terdiri dari ukur haluran klien, pertahakankan
intake dan output adekut, pasang kateter jika perlu, monitor status
hemodinamik, kaji lokais dan luas edema, monitor status nutrisi, tentukan
badan, monitoe serum dan elektrolit urine, menotor TD, catat keakuratan
adekuat.
4. Implementasi keperawatan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. Memberi gambarkan tanda
dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat .
Mengambarkan proses penyakit yang dialami klien. Mengidentifikasi
mengenai kondisi klien saat ini, pengambilan keputusan yang tepat dalam
5. Evaluasi
dilakukan setiap hari. Pada hari pertama hingga hari ke 5 masalah teratasi
proses pengobatan.
Output dari tanggal 29-31 masih tidak seimbang dengan input klien.
Evaluasi untuk diagnosa nyeri akut dilakukan setiap hari. Pada hari
pengurangan skala nyeri. Nyeri pasien berfluktuasi karena skala nyeri naik
turun. Ini sesuai dengan kriteria hasil atau Nursing Outcome Classification
indikator, 9 indikator teratasi yaitu ekspresi wajah saat nyeri tidak ada,
ekspresi nyeri lisan tidak ada perubahan frekuensi nadi tidak ada, ,
nyeri terkontrol, melaporkan nyeri tidak ada, frekuensi nyeri tidak ada,
ekspresi nyeri lisan tidak ada, dimana pasien masih merasakan nyeri
pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga yang sesuai dengan SOP
yang yang dapat di isi oleh perawat dan mahasiswa yang memberikan
sesuatu yang direncanakan pada suatu individu, situasi dan proses. Kepala