Oleh :
CHAIRUNNISA
08S1AJ0009
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Sarjana Gizi (S. Gz)
Oleh :
CHAIRUNNISA
08S1AJ0009
Nama : Chairunnisa
NIM : 08S1AJ0006
Program Study : Gizi
Judul Skripsi : Pengaruh penggunaan garam beryodium
terhadap status gizi balita pendek di
Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten
Hulu Sungai Utara Tahun 2010
Dengan ini saya menyatakan bahwa hasil penulisan karya ilmiah yang
telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan tidak melakukan
pelanggaran sebagai berikut :
Plagiasi tulisan maupun gagasan
Rekayasa dan manipulasi data
Meminta tolong atau membayar orang lain untuk meneliti
Mengajukan sebagian atau seluruh karya ilmiah untuk publikasi atau untuk
memperoleh gelar atau sertifikat atau pengakuan akademik atau profesi
ditempat lain.
Apabila terbukti saya melakukan pelanggaran tersebut diatas, maka saya bersedia
menerima sanksi berupa pencabutan gelar akdemik.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan .
Penulis,
(Chairunnisa)
HALAMAN PERSETUJUAN
Nama : Chairunnisa
NIM : 08S1AJ0006
Pembimbing Pendamping,
Nama : Chairunnisa
NIM : 08S1AJ0006
Penguji 1 (Ketua)
Diketahui :
Tanggal lulus :
ABSTRAK
Chairunnisa. 08S1AJ0006
Latar belakang : Berdasarkan hasil dari pemantauan garam beryodium pada tahun
2009, di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Khususnya untuk Kecamatan Amuntai
Tengah diketahui bahwa desa dengan kategori baik sebesar 50 % sedangkan desa
dengan kategori tidak baik sebesar 50 %, seperti yang diketahui bahwa
Kecamatan Amuntai Tengah merupakan kecamatan yang berada di tengah kota
dimana untuk ke pasar dekat dan banyak terdapat supermarket dan warung yang
menjual garam beryodium tetapi kenyataan dilapangan menunjukkan lain yaitu
masih banyak garam yang digunakan dirumah tangga yang tidak beryodium,dan
hasil dari PSG-KADARZI berdasarkan TB/U maka balita dengan status gizi
Pendek sebesar 22,91 % sedangkan balita dengan status gizi sangat pendek 17,45
%, Tujuan Penellitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan garam
beryodium terhadap status gizi balita pendek di Kecamatan Amuntai Tengah,
Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2010. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
observasional dengan rancangan penelitian Case Control, populasi dalam
penelitian ini adalah semua balita yang ada di Kecamatan Amuntai Tengah yaitu
berjumlah 4800 balita, sampel dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang
memiliki balita dengan status gizi pendek sebanyak 49 orang dan normal
sebanyak 49 orang yang ada di Kecamatan Amuntai Tengah, Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada Kecamatan Amuntai Tengah, penggunaan garam
beryodium berpengaruh terhadap balita gizi pendek berdasarkan tinggi badan
menurut umur, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji chi square yang menunjukkan
bahwa nilai p=0.024 < 0.05, begitu juga dengan penggunaan garam beryodium
berpengaruh terhadap status gizi normal pada balita berdasarkan berat badan
menurut umur, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji chi square yang menunjukkan
bahwa nilai p=0.024 < 0.05.
Amuntai, 2011
CHAIRUNNISA
DAFTAR ISI
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 6
2.1. Tinjauan Teori 6
2.1.1. Tinjauan Ontologi Iodium ..... 6
2.1.2. Sumber Iodium . 7
2.1.3. Kebutuhan Iodium 8
2.1.4. Manfaat Garam Beryodium .. 8
2.1.5. Dampak Defiisiensi Iodium . 10
2.1.6. Status Gizi Balita . 10
2.1.7. Parameter penentuan status gizi balita . 12
2.1.8. Status gizi balita berdasarkan tinggi badan menurut umur . 12
2.1.9. Status gizi balita berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U)..
2.1.10.Penggaruh konsumsi iodium terhadap tinggi badan berdasarkan 13
biokimianya .......... 14
2.2. Landasan Teori .. 15
2.3. Kerangka Konsep .. 15
2.4. Hipotesis ...
16
BAB III. METODE PENELITIAN ... 16
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian 16
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .. 16
3.3. Subjek Penelitian 16
3.3.1. Populasi . 16
3.3.2. Sampel ... 18
3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional . 19
3.5. Instrumen Penelitian ... 19
3.6. Teknik Pengumpulan Data .. 19
3.6.1. Data Primer ... 19
3.6.1. Data sekunder 20
3.7. Teknik Analisa Data ... 20
3.8. Prosedur Penelitian . 20
3.8.1. Melakukan uji Mutu Garam Beryodium ... 20
3.8.2. Penentuan Status Gizi Buruk 20
3.9. Kelemahan Penelitian .
22
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22
4.1. Hasil Penelitian . 22
4.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara ... 23
4.1.2. Penduduk dan Sosial ekonomi 25
4.1.3. Pemantauan garam beryodium 26
4.2. Gambaran Umum Subjek Penelitian . 27
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 27
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Garam
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan Menurut 27
Umur ..
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Berat badan Menurut 28
Umur ..
4.2.5. Tabulasi Silang Antara Konsumsi Garam Beryodium dengan 28
Tinggi badan menurut Umur ..
4.2.6. Tabulasi Silang Antara Konsumsi Garam Beryodium dengan 29
Berat badan menurut Umur .. 30
4.3. Pembahasan 30
4.3.1. Penggunaan garam beryodium . 30
4.3.2. Balita status gizi pendek 30
4.3.3. Balita dengan berat badan normal ..
4.3.4. Pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi 31
pendek
4.3.5. Pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi 32
normal
Kemiskinan
Penyakit Infeksi
Status Gizi
Balita
Tingkat Pendidikan
Pendek
Orang Tua
Penggunaan garam
beryodium di rumah
tangga
2.4. Hipotesis
1. Penggunaan garam beryodium ditingkat rumah tangga berpengaruh
terhadap status gizi balita pendek berdasarkan tinggi badan menurut umur
di Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
2. Penggunaan garam beryodium ditingkat rumah tangga berpengaruh
terhadap status gizi baik pada balita berdasarkan berat badan menurut
umur di Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi
4800 Balita
Menggunakan garam
beryodium
KAS US
Balita
Pendek
Tidak menggunakan 49 orang
garam beryodium
Sampel
Menggunakan garam 98 Balita
beryodium K ONTROL
Balita gizi
baik 49
Tidak menggunakan orang
garam beryodium
jasa-jasa
bank
19.34
transportasi & 4.34
komunikasi
8.22
Pertanian
perdagangan &
31.67
restoran
19
pertam
ertambanga
listrik& air minum 0.02
0.59
4.3. Pembahasan
4.3.1. Penggunaan garam beryodium
Berdasarkan dari hasil penelitian pengumpulan data pada tabel 6
diatas maka dapat diketahui bahwa keluarga yang menggunakan garam
beryodium di Kecamatan Amuntai Tengah adalah sebanyak 72 atau
sebesar 73.5 %, ini dikarenakan bahwa sebagian besar masyarakat sudah
mengetahui akan pentingnya penggunaan garam beryodium.
Hal ini sesuai dengan Warta GAKY (2002) yang menyatakan
bahwa saat ini masyarakat telah sadar akan pentingnya penggunaan garam
beryodium dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Asih W, 2006 yang menyatakan bahwa Pengetahuan ibu/
orang tua memegang peranan yang sangat penting,mengingat masih
banyak garam berlabel yodium beredar di masyarakat yang tidak
memenuhi syarat kandungan yodium (30 ppm-80 ppm). Meskipun
demikian tidak semua ibu/ orang tua yang mengetahui manfaat garam
beryodium selalu membeli dan menggunakan garam beryodium dalam
memasak sehari-hari.
4.3.2. Balita status gizi pendek
Hasil penelitian terhadap balita yang ada dikecamatan Amuntai
tengah menunjukkan bahwa 51% balita berstatus gizi pendek, hal ini
sangat erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat,
dimana terjadinya kurang gizi akibat dari kemiskinan dimana akses pangan
anak terganggu.
Menurut prof. Ali Khomsan (2008) yang menyatakan bahwa ukuran
tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan.
Lebih jauh kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak
anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita dan bila kurang gizi ini
berlangsung lama maka akan berpengaruh pada kecerdasannya.
4.3.3. Balita dengan berat badan normal
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8 menunjukkan bahwa 51%
balita dengan berat badan kurang, kemungkinan hal ini dikarenakan
kurangnya asupan zat gizi yang dikonsumsi anak, hal ini berkaitan erat
dengan sosial ekonomi dari keluarga responden.
Menurut Prof. Ali Khomsan (2008), penyebab utama kurang gizi
pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu.
Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua karena
kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu
makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tidak boleh dikonsumsi
anak balita. Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap
pertumbuhan fisik maupun mentalnya.
4.3.4. Pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi pendek
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9, maka penggunaan garam
beryodium pada keluarga responden berpengaruh terhadap status gizi
balita pendek berdasarkan tinggi badan menurut umur, ini dapat dilihat
dengan menggunakan uji Chi Square dimana hasil p = 0.024, hal ini
dikarenakan pada keluarga yang memiki balita dengan status gizi pendek
ada yang masih menggunakan garam tidak beryodium yaitu sebanyak
21.4 %, dan ini kemungkinan ada kesalahan dalam penyimpanan garam di
tingkat rumah tangga ataupun kesalahan dalam pembelian garam.
Menurut Noviani (2007), penyimpanan dan teknik penyimpanan yang
kurang memadai akan mempengaruhi kualitas garam beryodium. Bila
kualitas garam beryodium (kadar yodium) menurun maka mempengaruhi
konsumsi yodium dan pada akhirnya mempengaruhi status yodium pada
seseorang
Menurut Arisman (2004), kadar yodium dalam garam akan turun
bila terjadi kerusakan, sehingga tidak bisa mempertahankan mutunya
hingga ke tingkat konsumen. Kerusakan ini dapat terjadi selama
penyimpanan di gudang atau di warung .
4.3.5. Pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi normal
Melihat dari tabel 10 dan berdasarkan hasil uji chi square yang
menyatakan bahwa p < 0,05 dimana p = 0,024 maka Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti ada pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap
balita dengan berat badan normal hal ini dibuktikan dengan jumlah anak
balita yang berstatus gizi normal dan menggunakan garam beryodium
adalah sebesar 51 % artinya penggunaan garam beryodium mempengaruhi
status gizi balita.
Selain itu, perilaku ibu dalam memilih garam akan menentukan
konsumsi yodium pada rumah tangga (Sumarno, 1997). Tingkat konsumsi
yodium ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap status yodium.
Penggunaan garam beryodium di rumah tangga mempunyai manfaat yang
penting untuk mencegah penyakit gondok dalam keluarga (Noviani, 2007).
Yodium merupakan unsur pokok dalam pembentukan hormon
tiroid. Tubuh memerlukan yodium secara teratur setiap hari, oleh karena
itu yodium harus menjadi bagian dari konsumsi makanan setiap hari.
Yodium dalam makanan dapat hilang akibat pemanasan pada suhu 100 C
juga akibat pemanasan berulang.
Hasil dari penalitian yang dilakukan oleh Suparta (2001), terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan, ketersediaan garam beryodium di
tingkat perdagangan terhadap ketersediaan garam beryodium di tingkat
rumah tangga.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan garam beryodium di tingkat rumah tangga pada Kecamatan
Amuntai Tengah adalah sebanyak 67 atau 68.4 % sedangkan yang tidak
beryodium masih sebanyak 31 atau 31.6 %
2. Jumlah balita dengan status gizi pendek berdasarkan tinggi badan menurut
umur adalah sebanyak 50 orang atau sebesar 51 %.
3. Jumlah balita dengan status gizi baik berdasarkan berat badan menurut
umur adalah sebanyak 50 orang atau 51 %.
4. Pada Kecamatan Amuntai Tengah, penggunaan garam beryodium
berpengaruh terhadap balita gizi pendek berdasarkan tinggi badan menurut
umur.
5. Pada Kecamatan Amuntai Tengah, penggunaan garam beryodium
berpengaruh terhadap status gizi normal pada balita berdasarkan berat
badan menurut umur
5.2. Saran
1. Perlunya dilaksanakan penyuluhan mengenai pemilihan garam yang
beryodium dan baik dikonsumsi serta cara penyimpanan garam yang
benar kepada ibu-ibu balita.
2. Pemantauan garam beryodium pada masyarakat agar terus dilaksanakan
sehingga terus terpantau keadaan konsumsi garam di tingkat masyarakat.
3. Advokasi garam tingkat kabupaten agar dapat segera dilaksanakan
sehingga dapat dikeluarkan Peraturan bupati yang mengatur tentang
distribusi garam di tingkat masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
UMUR CARA
BALITA BB TB UKUR ALAMAT GARAM BB/U KETERANGAN TB/U KET
KANDANG -
21 11 81 Berdiri HALANG 1 -0.4913 BB NORMAL 1.3087 NORMAL
-
8 8 68 Telentang HARUSAN 1 -0.9677 BB NORMAL 1.7517 NORMAL
-
4 7.4 63 Telentang PINANG KARA 1 -0.0561 BB NORMAL 1.2555 NORMAL
-
25 9.5 85 Berdiri KOTA RADEN 1 -1.7802 BB NORMAL 0.5856 NORMAL
15 10 78 Berdiri KOTA RADEN 1 0.292 BB NORMAL 0.3475 NORMAL
PINANG -
36 14 92 Berdiri HABANG 1 0.0684 BB NORMAL 0.8253 NORMAL
KOTA RADEN -
7 8.2 68 Telentang HILIR 1 0.3198 BB NORMAL 0.1885 NORMAL
KOTA RADEN -
31 11 88 Berdiri HILIR 1 -1.734 BB NORMAL 1.3632 NORMAL
1 5 56 Telentang DATU KUNING 0 0.2711 BB NORMAL 0.0258 NORMAL
-
3 5.5 58 Telentang DATU KUNING 0 -0.6694 BB NORMAL 1.1042 NORMAL
27 14 90 Berdiri HARUS 1 0.7932 BB NORMAL 0.0833 NORMAL
-
23 10 82 Telentang HARUS 0 -1.6103 BB NORMAL 1.7259 NORMAL
SUNGAI -
14 9 74 Berdiri BARING 1 -0.4779 BB NORMAL 0.9162 NORMAL
SUNGAI -
3 6.3 62 Telentang BARING 1 -0.7114 BB NORMAL 0.5941 NORMAL
-
15 9.7 74 Berdiri DANAU CERMIN 1 -0.5629 BB NORMAL 1.7755 NORMAL
3 7.1 65 Telentang DANAU CERMIN 1 0.4079 BB NORMAL 0.9688 NORMAL
-
12 8 73 Berdiri PASAR SENIN 1 -1.0769 BB NORMAL 0.4656 NORMAL
-
2 5.3 59 Telentang PASAR SENIN 1 -1.4427 BB NORMAL 1.0443 NORMAL
28 10.2 84 Berdiri TAPUS 1 -1.5922 BB NORMAL -1.561 NORMAL
1 4.2 57 Telentang TAPUS 1 -0.4801 BB NORMAL 1.1527 NORMAL
PALAMPITAN -
20 9.5 81 Berdiri HILIR 1 -1.0202 BB NORMAL 0.4897 NORMAL
PALAMPITAN -
31 10.9 88 Berdiri HILIR 0 -1.383 BB NORMAL 0.9846 NORMAL
-
8 6.9 68 Telentang TIGARUN 1 -1.3971 BB NORMAL 0.7616 NORMAL
-
2 5.1 56 Telentang TIGARUN 1 -0.6648 BB NORMAL 1.2862 NORMAL
KEMBANG -
12 8 75 Telentang KUNING 0 -1.1232 BB NORMAL 0.0726 NORMAL
KEMBANG
11 10.2 75 Berdiri KUNING 1 0.556 BB NORMAL 0.0829 NORMAL
-
10 7.5 68 Telentang MUARA TAPUS 1 -1.1895 BB NORMAL 1.7726 NORMAL
15 9 74 Berdiri MUARA TAPUS 1 -1.2826 BB NORMAL - NORMAL
1.8638
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
konsumsi_garam
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tb_umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 99 100.0
BB_Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 99 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
BB_Umur
Beryodium Count 38 29 67
Total Count 48 50 98
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.18.
Risk Estimate
N of Valid Cases 98
Cases
Cases
tb_umur
Beryodium Count 38 29 67
Total Count 48 50 98
Chi-Square Tests
Risk Estimate
N of Valid Cases 98
Lampiran 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Chairunnisa
Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 15 Mei 1980
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Orang tua :
1.Ayah : Ramlan (Alm)
2. Ibu : Rosmilawati, S.Pd
Pekerjaan : PNS
Status : Menikah
Nama Suami : Akhmad Sardaniansyah
Nama Anak : 1. Nazwa Puteri
2. Muhammad Nur Putera
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin
2. SLTP Negeri 19 Banjarmasin
3. SMU Negeri 7 Banjarmasin
4. Akademi Gizi banjarmasin
5. S-1 Gizi Masyarakat STIKES Husada Borneo
Banjarbaru
Lampiran 3
BIODATA MAHASISWA
Nama : Chairunnisa
NIM : 08S1AJ0006
Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 15 Mei 1980
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Orang tua :
1.Ayah : Ramlan (Alm)
2. Ibu : Rosmilawati, S.Pd
Instansi Kerja : Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara
Jabatan : Staf Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat
Status : Menikah
Nama Suami : Akhmad Sardaniansyah
Nama Anak : 1. Nazwa Puteri
2. Muhammad Nur Putera
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin
2. SLTP Negeri 19 Banjarmasin
3. SMU Negeri 7 Banjarmasin
4. Akademi Gizi banjarmasin
5. S-1 Gizi Masyarakat STIKES Husada Borneo
Banjarbaru
Alamat : Jl. Sukmaraga Rt.VII Komplek LP
Kelurahan Sungai Malang,
Kecamatan Amuntai Tengah