Disusun Oleh :
Gris Perjenawati
Nim : 101611014
TANJUNGPINANG
2020
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang
Disusun Oleh :
Gris Perjenawati
Nim : 101611014
TANJUNGPINANG
2020
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama :Gris perjenawati
Pekerjaan :Buruh
Riwayat Pendidikan
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Tanjungpinang". Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk meraih
Tuah Tanjungpinang.
dengan adanya bantuan, dukungan, serta bimbingan yang telah diberikan dari
berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Kolonel (Purn) Dr. Heri Priatna, SSt. FT, SKM, S.Sos, MM, Sp.FOM selaku
2. Ns. Yusnaini Siagian, S.Kep, M.Kep selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu
skripsi ini.
3. Ns. Zakiah Rahman, S.Kep. M.Kep selaku Kepala Program Studi Sarjana
4. Ns. Soni Hendra Sitindaon, S.Kep, M.Kep selaku pembimbing II yang selalu
dengan sabar meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dalam memberi masukan,
mengoreksi setiap penulisan laporan penelitian serta memberi kritik dan saran
5. Ns. Safra Ria Kurniati, S.Kep, M.Kep selaku penguji yang turut memberikan
6. Bapak/ibu dosen dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
7. Terimakasih kepada orangtua Ayah (M. Yusuf) Ibu (Asmah) dan keluarga saya
yang telah memberikan doa, membiayakan peneliti kuliah sampai akhir, serta
semangat dan motivasi yang tidak terhingga. Biar harapan peneliti untuk dapat
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena ini peneliti mengharapkan saran ataupun kritikan yang
Peneliti
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH TANJUNGPINANG
PROGRAM SARJANA ILMU KEPERAWATAN
Gris Perjenawati
ABSTRACK
Hemodialisis adalah proses pertukaran zat terlarut dan produk sisa tubuh. Zat sisa
yang menumpuk pada pasien gagal ginjal kronik ditarik dengan mekanisme difusi
pasif membran semipermeabilitas. Penderita dengan gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa (HD) harus mematuhi diet, minum obat, pembatasan aktivitas,
proses hemodialisis dan pembatasan cairan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh menghisap es batu terhadap intensitas rasa haus pada pasien hemodialisis
di RS- BLUD Kota Tanjungpinang. Jenis penelitian menggunakan penelitian
kuantitatif dengan jenis quasy expriement design dengan rancangan pre and post test
without control. Penelitian menggunakan sampel yang berjumlah 34 responden
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian menggunakan alat ukur
Visual Analog Scale (VAS) dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan
adanya pengaruh menghisap es batu terhadap intensitas rasa haus pada pasien
hemodialisis di RS- BLUD Kota Tanjungpinang dengan P Value 0,00 (≤0,05).
Kesimpulan pada penelitian ini menunjukan adanya pengaruh menghisap es batu
terhadap intensitas rasa haus pada pasien hemodialisis di RS- BLUD Kota
Tanjungpinang. Disarankan menghisap es batu ini dapat digunakan terapi untuk
menurunkan rasa intensitas rasa haus
Gris Perjenawati
The Effect of Sucking Ice Cubes on the Intensity of Thirst in Hemodialysis Patients in
Tanjung Pinang City Hospital
ABSTRACT
Hemodialysis is the process of exchanging solutes and waste products of the body.
Residual substances that accumulate in patients with chronic renal failure are drawn
by the mechanism of passive diffusion of membrane semipermeability. Patients with
chronic kidney failure undergoing hemodialysis (HD) must comply with diet, taking
medication, activity restrictions, hemodialysis processes and fluid restriction. The
purpose of this study was to determine the effect of sucking on an ice cube on the
intensity of thirst in hemodialysis patients in Tanjung Pinang City Hospital. This type
of research uses quantitative research with quasy expriement design with pre and
post test design without control. The study used a sample of 34 respondents using
purposive sampling technique. The study used a Visual Analog Scale (VAS)
measuring instrument and an observation sheet. The results showed an influence of
sucking on ice cubes on the intensity of thirst in hemodialysis patients in Tanjung
Pinang City BLUD Hospital with a P Value of 0.00 (≤0.05). The conclusions in this
study indicate the influence of sucking on ice cubes on the intensity of thirst in
hemodialysis patients at Tanjung Pinang City Hospital. It is recommended that this
ice cube can be used as therapy to reduce the intensity of thirst.
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………... v
ABSTRAK…………………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………... 7
C. Tujuan………………………………………………………. 7
D. Manfaat……………………………………………………… 8
A. Definisi Konseptual
1. Konsep Gagal Ginjal Kronik…………………………….. 10
2. Konsep Hemodialisis……………………………………. 19
3. Konsep Manajemen Cairan Penderita
Gagal Ginjal Kronik……………………………………… 22
4. Proses Timbulnya Rasa Haus Pada Gagal Ginjal Kronik
Dengan Hemodialisis……………………………………. 30
5. Upaya Mengatasi Rasa Haus Pada Gagal Ginjal Kronik
Dengan Hemodialisis ………………………………….. .. 31
A. Tujuan Penelitian……………………………………………. 42
B. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………….. .. 42
C. Metode Penelitian………………………………………… .. 43
D. Populasi dan Sampel……………………………………….. . 44
E. Teknik Pengumpulan Data..………………………………… 46
F. Alat Pengumpulan Data…..…………………………………. 47
G. Uji Validitas dan Reliabilitas…….………………………….. 48
A. Deskripsi Data……………………………………………………….. 53
B. Pengujian Persyaratan Analisis……………………………………… 54
C. Pengujian Hipotesis………………………………………………… 59
D. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………... 59
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan………………………………………………………… . 65
B. Saran………………………………………………………………. . 67
C. Implikasi…………………………………………………………… .. 68
DAFTAR PUSTAKA……….……………………………………………. 69
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Intensitas Rasa Haus Sesudah Menghisap Es pada
Batu Pasien Hemodialisis………………………………………….. 57
Tabel 4.4 Perbedaan Distribusi Intensitas Rasa Haus Sebelum Dan Sesudah
Menghisap Es Batu pada Pasien
Hemodialisis………………………………………………….….. 58
DAFTAR GAMBAR
Ginjal adalah organ ekskresi yang berbentuk seperti kacang merah dan
berukuran 11x7x6 cm3. Organ ini berfungsi menyaring kotoran, terutama urea, dari
dalam darah sekaligus membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urine.
Selain itu ginjal juga berfungsi menjaga keseimbangan asam dan basa, serta
menghasilkan hormon. Ginjal mampu menyaring zat-zat yang tidak terpakai (zat
memproses darah dan menghasilkan sejumlah limbah serta ekstra cairan yang
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme,
keseimbangan cairan, dan elektrolit pada peningkatan ureum. Pada pasien gagal
hemodialisis dan rawat jalan dalam jangka waktu lama (Black & Hawk, 2014).
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab penyakit gagal ginjal atau
gangguan pada ginjal. Hal itu bisa terjadi karena kebiasaan atau faktor makanan
minum air dalam jumlah yang cukup, yaitu kira-kira delapan gelas dalam sehari.
dalam makanan yang dikonsumsinya. Sebenarnya hal itu cukup sederhana, namun
jika tidak dikontrol dengan baik maka bisa memicu terjadinya penyakit atau
gangguan pada ginjal (Ariani, 2016). Adapun penyakit gagal ginjal kronis antara
lain tekanan darah tinggi, penyumbatan saluran kemih, kelainan ginjal, diabetes
mellitus (DM), kelainan autoimun misalnya lupus dan penyakit pembuluh darah
(Muhammad, 2012).
Pada GGK terjadi penurunan fungsi renal. Produksi akhir metabolisme protein
tertimbun dalam darah dan terjadilah uremia yang mempengaruhi setiap sistem
tubuh. Retensi natrium dan cairan mengakibatkan ginjal tidak mampu dalam
ginjal kronik. Pasien biasanya menahan natrium dan cairan yang dapat
volume cairan dengan berbagai terapi yang dapat diberikan. Komplikasi yang
imunitas yang menurun, gangguan mineral dan lain-lain (Setyohadi, Sally & Putu,
2016)
yang gagal ginjal yang dirawat dengan dialisis & transplantasi diproyeksikan
meningkat dari 390.000 di tahun 1992, dan 651.000 dalam tahun 2010. Data
karena gangguan ginjal kronik artinya 1140 dalam 1 juta orang Amerika adalah
pasien dialisis. Di Negara Malaysia, dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat
Indonesia pada pasien lima belas tahun keatas Indonesia yang didata berdasarkan
jumlah kasus yang didiagnosis dokter sebesar 0,38%. Pravalensi gagal ginjal
kelompok umur 25-34 tahun (0,23%), diikuti umur 35-44 tahun (0,33%), dan
(0,42%) lebih tinggi dari perempuan (0,35%) (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
sepanjang tahun 2018 ada 8.196 dari sebanyak 996 pasien yang yang menjalani
hemodialisis. Pada tahun 2019 dari bulan Januari sampai bulan Agustus sebanyak
Sedangkan data yang diperoleh dari rekam medik RSAL Dr. Midiyato Suratani
Salah satu pilihan terapi untuk pasien gagal ginjal kronik adalah hemodialisis
racun tertentu dari peredaran darah manusia, seperti kelebihan ureum, kreatinin,
asam urat dan zat-zat lain melalui membran semipermeabel. Pasien gagal ginjal
kronik menjalani proses hemodialisis sebanyak dua sampai tiga kali seminggu,
dimana setiap hemodialisa rata-rata memerlukan waktu antara empat sampai lima
sisa yang menumpuk pada pasien gagal ginjal kronik ditarik dengan mekanisme
metode tersebut diharapkan pengeluaran albumin yang terjadi pada pasien gagal
ginjal kronik dapat diturunkan, gejala uremia berkurang, sehingga gambaran klinis
pasien gagal ginjal kronik, berupa gejaja mual, muntah, anoreksia, anemia,
(Sitifa, 2018)
Saat ini hemodialisis menjadi terapi pengganti ginjal yang paling banyak
pasien gagal ginjal kronik. Hemodialisis idealnya dilakukan 10-12 jam perminggu
hemodialisis setiap hari. Pasien biasanya menjalani hemodialisis 2-3 kali seminggu
dengan lama durasi tiap hemodialisis 3 sampai 5 jam, artinya ketika pasien tidak
menjalani hemodialisis.
gagal ginjal kronik berdasarkan kelompok umur: 15-24 (24,0%), umur 25-34 tahun
(19,2%), 35-44 tahun (14,9%), 45-54 (18,8%), 65-74 tahun (20,0%) dan pada
umur 75 tahun keatas (12,68%). Lebih banyak proporsi hemodialisis pada laki-laki
Penderita dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa (HD) harus
pembatasan cairan. Apabila cairan tidak dijaga atau terjadi kelebihan cairan antara
sesi dialisis, maka akan menimbulkan dampak berupa penambahan berat badan,
hemodialisis juga dapat menimbulkan beberapa efek pada tubuh, salah satunya
timbulnya keluhan rasa haus dan mulut kering (xerostomia) akibat produksi
Pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, karena dapat
membuat komplikasi asupan berlebihan pada cairan seperti ronkhi basah dalam
paru–paru, kelopak mata yang bengkak dan sesak nafas yang diakibatkan oleh
volume cairan yang berlebihan. Cairan yang diminum pasien yang menjalani
dalam membatasi asupan cairan yang masuk, namun mereka tidak mendapatkan
Rasa haus adalah keinginan yang disadari terhadap kebutuhan akan cairan
tubuh. Rasa haus dan mulut kering pada penderita gagal ginjal juga terjadi akibat
pembatasan cairan dan merupakan masalah yang paling sering dijumpai pada
pasien yang menjalani hemodialisa dengan pembatasan asupan cairan. Rasa haus
akan meningkat terutama yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia atau
daerah pesisir. Penderita yang tidak mematuhi diet pembatasan asupan cairan
dilakukan pencegahan. Kelebihan cairan bisa terjadi karena intake cairan yang
berlebihan akibat tidak dapat menahan rasa haus. Rasa haus harus di manajemen
atau dikendalikan agar pasien patuh pada diet pembatasan intake cairan. Berbagai
berbagai cairan, yaitu dengan menghisap es batu, berkumur dengan air biasa,
mengunyah permen karet dan menggunakan fruit frozen atau buah yang
experimental pre-post with control group. Jumlah sampel dalam penelitian yaitu
control yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian didapat bahwa intensitas
rasa haus kelompok intervensi terjadi penurunan intensitas rasa haus rata-rata
adalah 3.03 dengan nilai signitifikan p-value 0.000 (p< 0.05) yang artinya terdapat
kelompok kontrol pada temuan penelitian ini juga mengalami penurunan rata-rata
karena menurunkan intensitas rasa haus menjadi haus ringan bahkan tidak merasa
haus serta meminimalkan resiko kelebihan cairan dengan jumlah slimber ice yang
telah terukur volumenya. Hasil penelitian ini juga memberi pengaruh menghisap
slimber ice terhadap intensitas rasa haus di RSUD Raden Mattaher Jambi.
dengan judul “Pengaruh Menghisap Es Batu Terhadap Intensitas Rasa Haus Pada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Tanjungpinang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikasi
hemodialisis
2. Manfaatkan akademik/teoritis/keilmuan
KERANGKA TEORETIK
A. Definisi Konseptual
a. Definisi
rentang waktu lebih dari tiga bulan. Gagal ginjal kronik dapat
(Faruq, 2017).
b. Etiologi
dapat menyebabkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain
oleh diabetes. Untuk lebih jelasnya bias dilihat melalui uraian sebagai
berikut :
penyakit gula ini dibagi menjadi dua tiap diabetes tipe 1 dan
Faktor lain penyebab gagal ginjal kondisi lain yang tidak umum,
3) Penggunaan obat-obatan
ibuprofen.
4) Peradangan ginjal
Tabel 2.1
Stadium Gagal Ginjal Kronik
d. Patofisiologi
rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada
khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80%-
90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin
e. Manifestasi Klinis
mungkin karena jika gangguan pada ginjal sudah parah, maka akan
penyakit ginjal atau gangguan ginjal itu bisa dilihat melalui tanda-
dicurigai. Jika frekuensi buang air kecil menjadi lebih sering atau
normal.
3) Letih
diri.
4) Terjadi pembengkakan
ke dalam tubuh.
5) Pernafasan terganggu
nafas atau merasa sering sulit untuk bernafas. Hal ini perlu
6) Gatal berlebihan
aliran darah. Saat fungsi ini tidak bias dijalankan, maka akan
7) Bau mulut
Gejala penyakit ginjal juga bisa dideteksi dari tekanan darah yang
dalam waktu yang lama, maka hal ini akan menimbulkan ke organ
Biasanya retensi garam dan air tetap dapat juga terjadi kehilangan
dan hipokalesemia.
f. Penatalaksanaan
Wilson, 2012).
2) Terapi non-farmakologis
d) Olahraga
(Ariani, 2016).
2. Konsep Hemodialisis
a. Pengertian
dari dalam tubuh ketika secara akut atau secara progresif ginjal tidak
Hemodialisis dapat dilakukan pada saat toksin atau zat racun harus
2012).
Ada tiga prinsip yang mendasari cara kerja hemodialisis, yaitu; difusi,
c. Tujuan Hemodialisis
elektrolit yang terjadi pada pasien gagal ginjal tahap akhir. Selain itu,
yang layak untuk dijalani, tidak hanya menjaga pasien agar tetap hidup
3) Kram otot
e. Indikasi
Indikasi secara umum dialisis pada gagal ginjal kronik adalah bila
1) Hiperkalemia
2) Asidosis
5) Kelebihan cairan
6) Mual dan muntah hebat
f. Prosedur Hemodialisa
ditambahkan.
1) Jika intake air terlalu banyak, maka tubuh akan mengurangi sekresi
lewat urine.
b. Asupan Cairan
mengaktifkan pusat rasa haus dan pada akhirnya orang tersebut akan
3) Kehilangan kalsium
4) Factor psikologis
sebanyak urin out put dalam 24 jam terakhir + 500 sampai 600 ml
cairan dari evaporasi yang terjadi melalui kulit dan paru selama
respirasi. Jumlah cairan yang dikeluarkan adalah 600 ml dari kulit, 300
ml dari paru, dan 200 ml dalam bentuk feses yang berasal dari saluran
boleh masuk dalam 24 jam pada penderita GGK sebanyak urin out put
c. Haluaran Cairan
urine sekitar 40-80 ml/jam. Jadi, hasil dari proses di ginjal pada
2) Kulit
eliminasi alvi.
3) Pernapasan
Saat kita melakukan eskpirasi, tidak hanya CO2 yang kita
dan dilatasi.
puasa pasca bedah, tidak mau/ tidak mampu minum yang cukup.
ke IVF.
Elektrolit
elekrolit.
1) Usia
2) Ukuran Tubuh
3) Temperatur Lingkungan
kita berbeda. Saat itu, pori-pori tubuh mengecil dan sedikit untuk
dalam tubuh.
Hemodialisis
Hemodialisis
a. Menghisap Es Batu
rasa haus. (jika es batu dalam wadah ukuran 200 ml, maka volume
yang harus dihitung berjumlah 100 ml) (Kozier, Erb, Berman &
Snyder, 2011)
(p-value 0.002) karena air es yang mencair dan rasa dingin dari es
perasaan lebih segar dari pada memberikan perasaan lebih dari pada
b. Permen Karet
permen karet rendah gula dua butir ± 10 menit dengan tiga kali sehari
yang dipantau oleh nervus trigeminal (V) dan nervus fasial (VII)
Mohammed, 2013).
selama dua minggu rata-rata rasa haus pasien menurun menjadi 11,47
yang berada pada rasa haus ringan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
dengan memberikan permen karet yang rasa mentol yaitu enam butir
penurunan gejala rasa haus daru skor 29,9 menjadi 28,1 yang dimana
hasilnya adalah cukup sering haus. Hasil penelitian ini sejalan dengan
0,000<0,05).
c. Frozen Grapes
oleh frozen grapes akan memberikan efek dingin dan segar di mulut.
Kandungan air dalam buah anggur juga akan lebih bertahan lama di
d. Sikat Gigi
oleh setiap orang. Tujuan dari menyikat gigi antara lain untuk
menjadi karies gigi, dan menyikat gigi dengan pasta gigi dapat
kesehatan mulut dari pasien seperti bau mulut dan stomatitis (Bruzda-
dilakukan secara efisien dan disertai dengan kemauan yang besar, dan
dengan cara yang baik akan dapat memberikan dampak yang baik bagi
30 detik.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Slimber Ice Terhadap Intensitas Rasa Haus Pasien Gagal Ginjal Kronik
penurunan intensitas rasa haus rerata 3.03 dengan nilai signitifkan p-value
penelitian ini juga mengalami penurunan rerata adalah 0.35 dan nilai
yang berdeguk dengan obat kumur adalah 69,71 menit. Tidak ada
perbedaan signifikan dalam. Durasi memegang haus setelah mengisap es
batu dan berkumur matang air, dan berkumur dengan obat kumur (ρ nilai
dengan berkumur dengan air matang atau berkumur dengan obat kumur.
yang dijadikan landasan dalam suatu penelitian, dapat berupa rangkuman dari
Etiologi
hubungan dan kaitan antara variable yang satu dengan yang lainnya
sebagai berikut :
Menghisap es batu
variable.
Tabel 2.2
Definisi Operasional.
Skor intensitas
rasa haus dalam
rentang 0-100
F. Hipotesis Penelitian
Tanjungpinang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
1. Waktu Penelitian
a. Tahap Persiapan
revisi skripsi.
b. Tahap Pelaksanaan
penelitian.
dengan April 2020. Pada tahap ini membuat hasil, pengolahan data,
pembimbing II.
2. Tempat Penelitian
Tanjungpinang.
C. Metode Penelitian
pendekatan quasi eksperiment design dengan rancangan pre and post test
without control. Yaitu hanya melakukan intervensi pada satu kelompok tanpa
pembanding. Keefektifan di nilai dengan cara membandingkan nilai pre test
1. Populasi
karena dapat melihat gambaran seluruh populasi sebagai unit dimana hasil
dalam dua bulan terakhir (November dan Desember) tahun 2019 yaitu
Sampel adalah bagian dari populasi, sebagian atau wakil populasi yang
jika populasi > dari 100 dapat di ambil 10-30 % dari populasi dan jika
n= 20% x N
Keterangan :
N= besar populasi
n=besar sampel
n=20%x170
n=34 Responden
Berdasarkan dari hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel
yang didapat adalah 34 responden dan harus memenuhi :
Kriteria inklusi :
Kriteria Ekslusi :
penelitian
sampel.
2. Surat pengambilan data diberikan kepada kepala bagian tata usaha di RS-
3. Mengambil data angka kejadian pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
menghisap es batu
menghisap es batu
pemberian.
F. Alat Pengumpulan Data
1. Karakteristik responden
batu. VAS digunakan untuk mengukur intensitas rasa haus pada saat
0-20. Nilai 0 menunjukan tidak haus, dan 100 menunjukan sangat haus
1. Uji Validitas
syarat mutlak bagi suatu alat ukur dapat digunakan dalam suatu
yaitu alat untuk mengukur intensitas rasa haus. Instrument ini tidak
dilakukan uji validitas, karena instrument Visual Analog Scale ( VAS ) For
2. Uji Reliabilitas
dapat dipercayai atau dapat diandal. Uji relibilitas adalah uji yang
untuk melakukan uji reliabitas terhadap intensitas rasa haus Igbokwe &
lain :
a. Editing
b. Coding
c. Entery Data
Proses peneliti memasukkan hasil pre test dan post test respon ke
lunak komputer.
d. Scoring
e. Cleaning
lunak.
a. Uji Univariat
b. Uji bivariat
pada kelompok yang sama (misalnya beda mean peringkat pre test dan
BAB IV
A. Deskripsi Data
dipaparkan secara baik sehingga mudah dipahami dan dapat dilihat oleh
peneliti, orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian tersebut. Bab ini
Tanjungpinang.
B. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Frekuensi Presentasi
Jenis Laki-laki 3 8,8%
kelamin Perempuan 31 91,2%
usia dewasa akhir (36-45) yaitu (55,9%), dari segi pekerjaan sebagai
wiraswasta yaitu (41,2%), segi pendidikan tamat SD yaitu (44,1%), segi lama
Hemodialisis
Dari hasil penelitian, peneliti menemukan hasil dari nilai rata-rata pada
berikut :
Tabel 4.2
Berdasarkan hasil tabel 4.2 dapat dilihat dari hasil pre test
persentase 62%.
Intensitas N Mean SD
Rasa Haus
Hemodialisis.
disini akan membahas dari hasil penelitian yakni intensitas rasa haus sesudah
Tanjungpinang.
Tabel 4.3
Berdasarkan hasil tabel 4.3 dapat dilihat dari hasil post test
Intensitas N Mean SD
Rasa Haus
Berdasarkan hasil tabel 4.3 dapat dilihat dari hasil post test
C. Analisis Bivariat
menggunakan uji normalitas Shapiro wilk dengan hasil 0,00 dikarena hasil
distribusi tidak normal maka menggunakan uji Wilcoxon test sebagai berikut
Tanjungpinang.
tabel berikut :
Tabel 4.4
3. Pengujian Hipotesis
apakah ada pengaruh menghisap es batu terhadap intensitas rasa haus pada
wilk dengan hasil 0,08 lebih < 0,05. Maka, distribusi tersebut tidak normal
(20,6%), SMA (23,5%) dan PG (8,8%). Lama HD ada yang , < 1 tahun
(5,9%), 1-2 tahun (26,5%), 2-3 (17,6%), 3-4 (29,4%) dan 4 > tahun
menyerang pada laki-laki dikarenakan faktor pola gaya hidup. Hal ini
gagal ginjal kronis pada usia dan jenis kelamin tertentu karena gagal ginjal
kronis dapat mengenai segala macam usia dan jenis kelamin. Jenis
Hasil penelitian dapat dibahas dari hasil pre test intensitas rasa haus
scale (VAS) haus ringan (10-30) ada 0 responden dengan persentase 0%,
haus sedang (40-60) ada 13 responden dengan persentase 38% dan haus
Hasil penelitian ini dapat dibahas dari hasil post test intensitas rasa
70% dan haus berat (80-100) ada 6 responden dengan persentase 18%.
haus sebelum dan sesudah intervensi menghisap es batu pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Dengan P Value 0,000 < 0.05
dengan nilai rerata adalah 3,03. Dan hasil penelitian yang ditemukan oleh
haus yang berdeguk dengan obat kumur adalah 69,71 menit dengan nilai
P Value 0,061.
Secara fisiologis, rasa haus dapat muncul 30-60 menit setelah minum
air. Apabila tidak ada asupan cairan yang masuk, makan akan terjadi
Dari hasil penelitian ini juga didukung oleh teori dari menghisap es
mengatasi haus sehingga pasien dapat menahan rasa haus lebih lama
mengulum es batu selama lima menit (p-value 0.002) karena air es yang
pada hasil penelitian ini yang ada pengaruh dalam menghisap es batu pada
antara sebelum dan sesudah dalam menghisap es batu pada pasien gagal
Tanjungpinang.
Terapi pembatasan cairan dengan menggunakan potongan kecil es
batu yang dibuat dengan air 10 ml dan potongan es batu dikulum atau
batu dapat memberikan sensasi dingin dimulut dan air yang mencair di
A. Kesimpulan
bahwa :
dibahas dari hasil pre test intensitas rasa haus sebelum menghisap es batu
batu pasien hemodialisis pada visual analog scale (VAS) haus ringan (10-
30) ada 0 responden dengan persentase 0%, haus sedang (40-60) ada 13
responden dengan persentase 62%. Paling banyak pada haus berat (70-100)
ada 21 responden.
RS- BLUD Kota Tanjungpinang. Hasil penelitian ini dapat dibahas dari hasil
post test intensitas rasa haus sesudah menghisap es batu batu pasien
hemodialisis pada visual analog scale (VAS) haus ringan (20-50) ada 4
dengan persentase 70% dan haus berat (80-100) ada 6 responden dengan
persentase 18%. Dan banyak terjadi haus sedang (50-80) ada 24 responden.
B. Saran
1. Bagi Responden
mendalam, dan spesifik lagi perindividu untuk, setiap pasien sehingga bisa
pasien hemodialisis.
untuk penerapan menghisap es batu ini adalah membutuhkan waktu yang lama
agar hasil yang didapat lebih maksimal, Penerapan menghisap es batu adalah
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. (2014). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Arfany, N.W., Armiyati, Y., & Kusuma, M.B. (2014). Efektifitas mengunyah permen
karet rendah gula dan mengulum es batu terhadap penurunan rasa haus pada
pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Tugurejo
Semarang. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK). 2-9
Basok Buhari, $ Dasuki, (2018). Pengaruh Menghisap Slimber Ice Terhadap Intensitas
Rasa Haus Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa.
Indonesia Journal for Health Sciences,. Vol.2, No.2 September 2018, Hal,
77-83.
B & Hawk. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis Untuk Hasil
Yang Di Harapkan edisi 8 buku 2, 8th ed. USA: Elsiver
Dudek, S.G. (2014). Nutrition essentials for nursing practice 7th Ed. China: Wolther
Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins
Emma. (2017). Peningkatan Kualitas Hidup Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Terapi Hemodialisa Melalui Psychological Intervention Di Unit
Hemodialisa RS royal prima Medan
Fahmi, F.Y., & Hidayati, T. (2016). Gambaran Self Care Status Cairan Pada Pasien
Hemodilisa (literature review). Jurnal care, vol. 4, No. 2, Tahun 2016.
Faruq Muhammad, H. (2017). Upaya Penurunan Volume Cairan Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronis. Fakultas Ilmu Kesehatan: Surakarta
Hidayat, A.A & Musrifatul, U (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi
2. Jakarta : Salemba Medika
Kozier, B., Glenora, Berman, a & Snyder, J.S. (2011). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses Dan Praktik. Jakarta:EGC
Mardyaningsih Dewi, P. (2014). Kulitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa Di RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso
Kabupaten Wonogiri. Stikes Kusuma Husada: Surakarta
Price, S.A & Wilson, L.M. (2012). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
Rahmawati. (2008). Pengaruh Pengaturan Interval Dan Suhu Air Minum Terhadap
Sensasi Haus Pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir Di Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati: Jakarta
Sitifa, A., & Syaiful, H. (2018). Gambaran klinis penderita penyakit ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
kesehatan Andalas
Wijaya Andra, S & Putri Yessie, M. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Nuha Medika
PENGARUH MENGHISAP ES BATU TERHADAP INTENSITAS RASA
HAUS PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RS – BLUD
KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2019
LEMBAR PENELITIAN
Petunjuk :
Jawaban akan diisi oleh penelitian hasil wawancara dengan Bapak/Ibu. Dan data
primer yang diperoleh dari rekam medik responden ditulis pada tempat yang
disediakan.
Jumlah air minum yang ditentukan bagi Bapak/Ibu/Saudara, akan dibagi untuk
diminum setiap jam. Bila sedang tidak tidur, Bapak/Ibu/Saudara akan diminta untuk
minum setiap 1 – 2 jam dan antara jam 10 pagi hingga jam 4 sore suhu air minum
akan diatur antara suhu 5 - 10°C (dingin). Di luar waktu tersebut suhu air adalah suhu
biasa. Tindakan ini akan dilakukan selama 2 hari. Setiap sore, peneliti akan menilai
rasa haus tertinggi yang Bapak/Ibu/Saudara rasakan pada siang hari sebelumnya.
Peneliti mengharap kepatuhan Bapak/Ibu/Saudara terhadap waktu dan jumlah air
minum. Setiap penambahan air minum dari jumlah yang di tentukan, harap
Bapak/Ibu/Saudara informasikan kepada peneliti.
Karakteristik Responden
Kode Responden :
Terapi HD :( ) YA ( ) TIDAK
Usia :
( ) Swasta ( ) Wiraswasta
( ) TNI/POLRI
( ) Tdk Bekerja
Berat Badan :
Lamanya HD : …. Tahun
Jumlah air minum untuk periode waktu antar jam 08.00 – 16.00 : . . . mL
5. Apakah ada penambahan jumlah air minum dari jumlah yang telah
ditentukan bagi ibu/ Bapak/ saudara ?
Pengukuran Intensitas Haus
Jika Bapak/ Ibu diminta untuk menilain rasa haus tertinggi yang Bapak/
Ibu rasakan dari jam 08.00 – 16.00 WIB hari ini, dengan rentang nilai
mulai dari 0 ( tidak haus sama sekali ) Hingga 100 ( sangat haus ), pada
nilai berapakah rasa haus tertinggi yang Bapak/ Ibu rasakan ?
Sebelum :
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0 Tidak Haus
Keterangan :
Nilai 0 – 20 : Tidak haus
Nilai > 20 – 50 : Haus ringan
Nilai > 50 – 80 : Haus sedang
Nilai > 80 – 100 : Haus berat
Sesudah :
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0 Tidak Haus
Keterangan :
Nilai 0 – 20 : Tidak haus
Nilai > 20 – 50 : Haus ringan
Nilai > 50 – 80 : Haus sedang
Nilai > 80 – 100 : Haus berat
UJI NORMALITAS GRIS PERJENAWATI
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Explore
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
N of Rows in
Working Data 34
File
Syntax EXAMINE
VARIABLES=Pre
post
/PLOT BOXPLOT
STEMLEAF
NPPLOT
/COMPARE
GROUPS
/STATISTICS
DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING
LISTWISE
/NOTOTAL.
[DataSet0]
Kelompok_Responden
Cases
Descriptives
Median 70.00
Variance 224.242
Minimum 40
Maximum 90
Range 50
Interquartile Range 20
Variance 205.704
Minimum 20
Maximum 80
Range 60
Interquartile Range 20
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok_
Responden Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pre test
1,00 4. 0
6,00 5 . 000000
6,00 6 . 000000
7,00 7 . 0000000
7,00 8 . 0000000
7,00 9 . 0000000
Stem width: 10
2,00 2 . 00
2,00 3 . 00
7,00 4 . 0000000
11,00 5 . 00000000000
6,00 6 . 000000
5,00 7 . 00000
1,00 8. 0
Stem width: 10
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
N of Rows in Working
34
Data File
Missing Value Definition of Missing User-defined missing values
Handling are treated as missing.
/WILCOXON=Pre WITH
post (PAIRED)
/MISSING ANALYSIS.
Number of Cases
112347
Alloweda
Ranks
Sum of
N Mean Rank Ranks
Ties 1c
Total 34
a. post test < pre test
Test Statisticsa
Z -4.939b