Anda di halaman 1dari 7

KartikadanNurul|PeranDukunganKeluargadalamMencegahNeuropatiPerifer

PeranDukunganKeluargadalamMencegahNeuropatiPerifer

KartikaYuanaFitri,NurulUtami
FakultasKedokteran,UniversitasLampung

Abstrak
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainansekresiinsulin,kerjainsulinataukeduanya.BerdasarkandataInternationalDiabetesFederation(IDF)tahun2011,
terdapat371jutaatau95%pendudukdiduniamenderitaDMtipe2danhanya5%darijumlahtersebutmenderitaDMtipe
1. Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan pasien DM sebanyak 23 kali lipat pada tahun 2030 dibandingkan
tahun 2000. Selain itu, data nasional menunjukkan 25,8% penduduk Indonesia menderita penyakit hipertensi. Hipertensi
danDMyangterjadisecarabersamaandapatmeningkatkanrisikokomplikasimikrovaskuler,makrovaskuler,danneuropati.
Komplikasi yang paling sering adalah neuropati perifer. Pada kasus, seorang ibu rumah tangga berusia 52 tahun datang
dengankeluhansakitkepaladanbadanterasalemassejak3hari.Pasienjugamengeluhkankesemutanpadakeduaujung
tangan dan kakinya sejak 2 bulan tetapi pasien mengabaikannya. Sebelumnya pasien sudah didiagnosis dengan DM dan
hipertensi sejak 1 tahun yang lalu namun pasien tidak rutin minum obat dan jarang berolahraga. Pada pemeriksaan
didapatkantekanandarah150/110mmHg dankadarguladarahpuasa144mg/dl.Terapimedikamentosayangdiberikan
adalahMetformintablet500mg3x/hari,Captopriltablet25mg1x/hari,danParacetamoltablet500mg3x/hari.Terapi
non medikamentosa berupa edukasi mengenai DM dan hipertensi serta pentingnya dukungan keluarga dalam terapi.
Dilakukan intervensi dan evaluasi 1 minggu dengan hasil perbaikan gaya hidup disertai penurunan tekanan darah dan
penurunankadarguladarahsewaktu.Keluhankesemutanpadapasienjugamakinjarangterjadi.

KataKunci:diabetesmelitustipe2,dukungankeluarga,hipertensi,neuropatiperifer

TheRoleofFamilySupportinPreventingPeripheralNeuropathy

Abstract
Diabetesmellitus(DM)isagroupofmetabolicdiseaseswithcharacteristicofhyperglycemiathatoccursduetoabnormal
insulinsecretion,insulinactionorboth.AccordingtoInternationalDiabetesFederation(IDF)in2011,thereare371million
peopleor95%patientswithDMtype2andonly5%whosufferfromDMtype1.PatientwithDMinIndonesiaispredicted
to increase as much as 23 times more in 2030 than in 2000. In addition, national data showed 25.8% of the population
suffer from hypertension. Hypertension and DM that occurs simultaneously can increase the risk of microvascular,
macrovascularandneuropathycomplications.Mostfrequentcomplicationsisperipheralneuropathy.Inthiscasereport,a
52yearoldhousewifecamewithheadacheandmalaisefor3days.Patientalsocomplainedofatinglingsensationonboth
fingertipsofherarmsandlegsfor2months,butsheignoredit.ShehadbeendiagnosedwithDMandhypertensionsince
oneyearago,butshedidnotregularlytakedrugsandrarelydoexercise.Bloodpressurewas150/110mmHgandfasting
bloodsugarlevelwas144mg/dl.MedicaltherapygiventopatientwereMetformin500mgtabletsthriceaday,Captopril
25mgtabletonceaday,andParacetamol500mgtabletsthriceaday.Nonmedicaltherapygivenwereeducationabout
DM and hypertension and also the importance of family support in therapy. Intervention and evaluation was done for 1
week with the result of improved lifestyle and decreased blood pressure and blood glucose levels. Tingling sensation
patientfeltbeforewasalsoreduce.

Keywords:diabetesmellitustypeII,familysupport,hypertension,peripheralneuropathy

Korespondensi:KartikaYuanaFitri,S.Ked,alamatPerumahanBukitAlamPermai1BlokGNo.4,Pramuka,Bandarlampung,HP
081266033507,emailkartika.yuana@yahoo.co.id


Pendahuluan Prevalensi DM di dunia sebanyak 371
Diabetes Melitus (DM) merupakan juta jiwa dimana proporsi kejadian DM tipe 2
kelompok penyakit metabolik dengan adalah95%danhanya5%darijumlahtersebut
karakteristik hiperglikemia yang disebabkan menderita DM tipe 1.4 Di Indonesia jumlah
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau penderita DM diperkirakan akan mengalami
keduanya.1,2 Secara klinis terdapat dua tipe peningkatan dari 8,4 juta pada tahun 2000
DM, yaitu DM tipe 1 yang disebabkan oleh menjadi sekitar 21,3 juta atau meningkat
kurangnyainsulin secara absolutakibatproses sebanyak23kalilipatpadatahun2030.2
autoimun dan DM tipe 2 yang umumnya Gejala DM yang bervariasi dapat timbul
mempunyai latar belakang kelainan dalam secara perlahanlahan. Biasanya pasien tidak
resistensiinsulin.3 menyadari akan adanya perubahan, seperti


JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|41
KartikadanNurul|PeranDukunganKeluargadalamMencegahNeuropatiPerifer

minum yang lebih banyak, sering lapar, dan Blocker (ARB), dan Calcium Channel Blocker
buangairkecilmenjadilebihsering.5 (CCB) atau Thiazide. Modifikasi gaya hidup
Faktor risiko DM terdiri dari faktor yang dapat dilakukan dengan olahraga, membatasi
dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat asupangaram,menurunkanberatbadan,serta
dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat menghindari minuman berkafein, rokok, dan
dimodifikasi yaitu berat badan berlebih, minumanberalkohol.Istirahatyangcukup(68
obesitas abdominal/sentral, kurangnya jam) dan mengendalikan stres juga penting
aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet dalampenatalaksanaanhipertensi.7
tidak sehat dan tidak seimbang (tinggi kalori), Lebih dari 50% pasien DM tipe 2
dan merokok. Faktor risiko yang tidak dapat mengalamihipertensi.HipertensipadaDMtipe
dimodifikasi yaitu ras/etnik, umur, jenis 2dapatmunculbersamaanataumungkinsalah
kelamin, riwayat keluarga dengan DM, dan satu dari penyakit tersebut dapat saling
riwayat melahirkan bayi dengan berat badan mendahului. Hal ini disebabkan pada pasien
>4000gram.2 hipertensi sering ditemukan adanya
Pengelolaan DM dimulai dengan sekumpulan kelainan lainnya seperti obesitas
pengaturan pola makan dan latihan jasmani sentral, dislipidemi, hiperurisemi, dan
minimal selama 24 minggu. Apabila kadar hiperinsulinemia/resistensi insulin atau yang
glukosa darah belum mencapai sasaran akan sekarangdisebutsindromametabolik.3,6,7
dilakukan intervensi medikamentosa dengan Komplikasi yang dapat terjadi pada
Obat Hipoglikemik Oral (OHO) seperti pasien DM yang disertai dengan hipertensi
Metformin, Sulfonilurea, penghambat adalah jantung koroner, stroke, retinopati,
GlukosidaseAlfa, Glinid, Tiazolidindion, DPP4 nefropati diabetikum, dan neuropati perifer.
inhibitor, dan/atau suntikan insulin. Pada Komplikasi yang paling sering terjadi adalah
keadaantertentu,OHOdapatsegeradiberikan neuropatiperifer.Sensasiyangdirasakandapat
secara tunggal atau langsung kombinasi bermacammacam seperti rasa terbakar,
disesuaikandenganalurterapiDM.2 tertusuk,dandapatpulaberuparasabaalatau
KomplikasiDMyangseringtimbuldapat kesemutan. Berdasarkan data epidemiologi
bersifat akut maupun kronik. Komplikasi akut terjadinya neuropati perifer yaitu 8% pasien
yaitu Ketoasidosis Diabetik (KAD), Status sudah menderita neuropati pada saat
Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH), dan didiagnosis DM dan 50% setelah 25 tahun
Hipoglikemia. Komplikasi kronik yaitu kelainan didiagnosisDM.6,8
makroangiopati (jantung koroner, stroke),
mikroangiopati (retinopati, nefropati diabe Kasus
tikum),danneuropati.3 Seorang ibu rumah tangga berusia 52
Hipertensi adalah keadaan tekanan tahun datang ke Puskesmas Panjang pada
darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 tanggal20Februari2016dengankeluhansakit
mmHg.6 Berdasarkan data pada tahun 2013 kepala dan badan terasa lemas sejak 3 hari
menunjukkan bahwa 25,8% penduduk yanglalu.Sakitkepalayangdirasakanterutama
Indonesiamenderitapenyakithipertensi.7 pada bagian belakang kepala yang terkadang
Faktorrisikohipertensiyangtidakdapat menjalarhinggaketengkuk.
dimodifikasiyaituumur,jeniskelamin,riwayat Sakit kepala dikeluhkan hilang timbul,
keluarga,dangenetik.Faktorrisikoyangdapat terasa semakin berat setelah melakukan
dimodifikasi yaitu kebiasaan merokok, aktivitas berat atau saat banyak pikiran. Rasa
konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, sakitkepalatidakdiikutidengankeluhanmata
penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi berkunangkunang, mual muntah, maupun
minumminuman beralkohol, obesitas, telinga berdengung. Untuk meringankan
kurangnya aktivitas fisik, stres, dan keluhansakitkepalanyainipasienminumobat
penggunaan estrogen. Adapun komplikasi dari penghilang sakit kepala yang dijual di warung
penyakit hipertensi adalah Penyakit Jantung laluistirahat.
Koroner(PJK),gagaIginjal,danstroke.6 Pasien juga mengeluh badan terasa
Penatalaksanaan hipertensi dapat lemas dan tidak bertenaga walau telah makan
dilakukan dengan menggunakan obatobatan secara teratur. Selain itu, sejak 2 bulan yang
seperti golongan Angiotensin Converting lalu kedua kaki dan ujung jarijari tangan
Enzym (ACE) inhibitor, Angiotensin Receptor


JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|42
KartikadanNurul|PeranDukunganKeluargadalamMencegahNeuropatiPerifer

pasien sering kesemutan tetapi pasien badan58kg,tinggibadan150cm,IndeksMasa


mengabaikannya. Tubuh(IMT)25.78kg/m2 (ObesitasI).Tekanan
Pasien pertama kali didiagnosis dengan darah (TD) 150/110 mmHg, nadi 80x/menit,
DM dan hipertensi pada bulan Mei 2015. Saat frekuensi napas 18x/menit, suhu 36,80C. Pada
itu pasien merasa lemas dan sakit kepala status generalis, mata, telinga, hidung, dan
hinggasempatpingsandandilarikankerumah mulut dalam batas normal. Tenggorokan,
sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, leher, abdomen, paru, dan jantung tidak ada
didapatkan tekanan darah pasien 200/110 kelainan. Ekstremitas superior dan inferior
mmHg dan kadar gula darah sewaktu 657 dekstradansinistradalambatasnormal.Kadar
mg/dl. Gula Darah Puasa (GDP) pada saat pasien
Sebelum didiagnosis DM dan hipertensi datangkepuskesmasadalah144mg/dl.
pasien sering mengeluhkan badan yang terasa Pasien diberikan terapi secara
lemas walaupun sudah makan banyak, sangat medikamentosa dan non medikamentosa.
mudah lapar, dan biasa makan 45 kali sehari. Terapi medikamentosa yang diberikan kepada
Pasien sering mengantuk setelah makan dan pasien adalah Metformin tablet 500 mg 3
buang air kecil pada malam hari lebih dari 4 x/hari untuk mengontrol gula darah, Captopril
kali. Berat badan pasien 65 kg, namun pada tablet 25 mg 1 x/hari untuk mengontrol
saatdianamnesisberatbadanpasien58kg. tekanandarah,danParacetamoltablet500mg
Ayah pasien menderita hipertensi dan 3x/hariyangdiminumbilasakitkepala.
telah meninggal akibat stroke. Ibu pasien Terapi non medikamentosa yang
menderita DM dan hipertensi. Ibu pasien diberikan kepada pasien secara umum
meninggal akibat gagal ginjal yang merupakan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
komplikasi dari penyakitnya. Pasien adalah pasien.2 Terapi tersebut adalah mengedukasi
anak ke 2 dari 5 bersaudara. Kakak kandung pasien mengenai penyakit DM dan hipertensi,
pasienjugamenderitahipertensi. komplikasi serta rencana tatalaksananya.
Selama ini pasien mengonsumsi obat Memotivasi pasien untuk minum obat serta
Metformin tablet 500 mg 3 x/hari, Captopril memeriksakantekanandarah,GDPdanGD2PP,
tablet 25 mg 1 x/hari, dan Paracetamol tablet lingkarpinggang,danberatbadansetiapbulan
500 mg 3 x/hari bila sakit kepala. Terkadang serta profil lipid setiap 6 bulan. Mengedukasi
pasien tidak meminum obat karena merasa tentangkebutuhankaloripasiendanmakanan
jenuh dan akan meminum obat kembali bila apasajayangbolehdikonsumsi,harusdibatasi
adakeluhan.Pasienmengakuhanyakontrolke atau dihindari oleh pasien DM dan hipertensi.
puskesmas bila obat habis dan ada keluhan. Mengedukasidanmemotivasipasienmengenai
Pasien juga jarang mengecek gula darahnya. pentingnya olahraga minimal 3 kali seminggu
Hal ini disebabkan pasien merasa tubuhnya selama kurang lebih 30 menit. Meminta
sehat. Pasien mengaku mengecek gula darah dukungan anggota keluarga untuk melakukan
bila dipaksa oleh anakanaknya. Menurut pengawasan terhadap pola makan pasien,
pasien, suami dan anakanaknya sangat rajin kepatuhan pasien minum obat, pentingnya
mengingatkan meminum obat dan mengecek berolahraga, dan memotivasi pasien untuk
guladarah,namunpasienseringmerasabosan rutin memeriksakan kesehatannya ke
dansudahpasrahterhadappenyakitnya. puskesmas. Mengedukasi anggota keluarga
Pasien mengaku sudah berusaha mengenai faktor risiko yang ada pada mereka
mengaturpolamakannyadenganmengurangi danpentingnyamelakukandeteksidini.
porsi makan serta mengurangi konsumsi
makanan laut dan makanan manis. Pasien Pembahasan
mengatakan ketika merasa badannya lemas, Masalah kesehatan yang dibahas pada
pasien langsung meminum secangkir teh kasus ini adalah seorang ibu rumah tangga
manis. Pasien juga jarang berolahraga, begitu berusia 52 tahun yang menderita DM tipe 2
pundengananggotakeluargayanglain.Pasien tidakterkontroldanhipertensigrade2.Faktor
tidak memiliki kebiasaan merokok, namun predisposisi pada penyakit ini adalah faktor
suami dan anak lakilakinya sering merokok keturunan, usia 52 tahun, memiliki
didekatnya. kecenderungan makan makanan tinggi garam
Pada pemeriksaan fisik didapatkan dangula,sertajarangmelakukanolahraga.
keadaan umum tampak sakit ringan. Berat

JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|43
KartikadanNurul|PeranDukunganKeluargadalamMencegahNeuropatiPerifer

Pasien memiliki IMT 25,78 kg/m2 yang DM.Obesitas,terutamaobesitassentralsecara


berdasarkan klasifikasi kriteria AsiaPasifik bermakna berhubungan dengan sindrom
tergolong Obesitas I. Kondisi ini dapat metabolik (dislipidemia, hiperglikemia,
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan hipertensi)yangdidasariolehresistensiinsulin.

Tabel1.IMTkriteriaAsiaPasifik9
Klasifikasi IMT
BeratBadanKurang <18,5
Kisarannormal 18,522,9
Beratbadanlebih 23
Berisiko 2324,9
ObesI 2529,9
ObesII 30

Pasien memiliki riwayat hipertensi dan didiagnosis1tahunyanglalu,didapatkanhasil
DM dalam keluarga. Adanya riwayat keluarga kadar gula darah sewaktu sebesar 657 mg/dL.
dekat yang menderita hipertensi dan DM Pada saat pasien datang ke puskesmas, gula
meningkatkan risiko terkena penyakit darahpuasapasienadalah144mg/dl.
tersebut.10,11 Pasien tidak teratur minum obat karena
Semakin tua usia seseorang, semakin merasa bosan dan sudah pasrah akan
besar risiko hipertensi karena arteri semakin penyakitnya.Rasabosanmerupakansalahsatu
kehilangan elastisitasnya. Hipertensi paling tanda awal dari depresi.15 Secara tidak
sering dijumpai pada orang di atas usia 35 langsung depresi dapat mempengaruhi
tahun.13 Risiko untuk menderita intoleransi penyakit yang diderita. Saat depresi, terjadi
glukosa juga meningkat seiring dengan produksiberlebihpadakortisol.Kortisoladalah
meningkatnya usia.11 DM tipe 2 biasanya suatu hormon yang mengurangi sensitivitas
terjadi pada usia di atas 45 tahun.2,12 Pasien tubuh terhadap insulin sehingga membuat
saatiniberusia52tahun,sehinggausiaadalah glukosa lebih sulit untuk memasuki sel
salahsatufaktorrisikoyangadapadapasien. sehingga meningkatkan gula darah. Selain itu,
Diagnosis hipertensi pada pasien stres akan meningkatkan resistensi pembuluh
ditegakkan berdasarkan anamnesis, yaitu darahperiferdancurahjantungsehinggaakan
keluhan nyeri kepala yang menjalar ke leher menstimulasi aktivitas syaraf simpatis. Reaksi
sehingga tengkuk terasa berat. Pada yang terjadi pada tubuh ketika stres
pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/110 diantaranyapeningkatanpadadenyutjantung,
mmHg.BerdasarkanJNCVIII,pasienmenderita keteganganotot,tekanandarah.15,16
hipertensigrade2karenatekanansistolik160 Sejak2bulansebelumpasiendatangke
mmHg dan atau tekanan darah diastolik 100 puskesmas,pasienmengeluhkankesemutandi
mmHg.6,11
keduaujungjaritangandankakinamunpasien
DiagnosisDMdapatditegakkanmelalui3 sering mengabaikannya. Kesemutan pada
cara. Pertama jika terdapat keluhan klasik ekstremitas merupakan keluhan umum pada
(polifagi,polidipsi,poliuri)disertaipemeriksaan pasien DM. Keluhan ini dikenal sebagai
glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL. Kedua neuropati perifer yang merupakan komplikasi
jika terdapat keluhan klasik disertai kronisDM.
pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 Epidemiologi terjadinya neuropati
mg/dL. Ketiga jika terdapat keluhan klasik perifer yaitu 8% pasien sudah menderita
disertai Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) neuropati pada saat di diagnosis DM dan 50%
>200mg/dl.2,8 setelah25tahundidiagnosisDM.3Padapasien
Diagnosis DM pada pasien ditegakkan keluhan muncul kurang dari 1 tahun sejak
darianamnesisyaitudidapatkankeluhanklasik didiagnosis. Hal ini dapat terjadi karena
berupa mudah lapar (polifagi), sering haus ketidakteraturan pengobatan dan buruknya
(polidipsi) serta sering buang air kecil (poliuri) gaya hidup sehingga gula darah menjadi
pada malam hari lebih dari 4 kali. Pasien juga semakin tidak terkontrol. Ditambah lagi
mengeluhkan badan terasa lemas. Pada dengan faktor usia dan penyakit lainnya yang
pemeriksaan laboratorium saat pertama kali menyertaiyaituhipertensi.


JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|44
KartikadanNurul|PeranDukunganKeluargadalamMencegahNeuropatiPerifer

Sasaran utama dari penanganan kadarlipiddanasamuratdalamplasma.Selain


neuropati pada diabetes adalah hilang atau itu, golongan ACE inhibitor dapat mengurangi
berkurangnya kesemutan. Pengendalian resistensi insulin sehingga golongan ini sangat
diabetes atau kadar glukosa darah merupakan menguntungkanbagipasienDMtipe2dengan
prioritas utama karena merupakan penyebab hipertensi.17
dari stres metabolik yang sedang Pengobatan DM pada pasien dimulai
berlangsung.13 dengangayahidupsehatdanmonoterapi.Bila
HipertensipadaDMtipe2meningkatkan dinyatakan gagal terapi selama 23 bulan
risiko penyakit kardiovaskuler sehingga perlu karena tidak dapat mencapai target terapi
penanganan khusus. Target tekanan darah maka terapi diganti menjadi kombinasi 2 OHO
dalam pengobatan hipertensi pada diabetes dan seterusnya seperti pada alur tatalaksana
adalah sistolik 130 mmHg dan diastolik 80 terapi DM.2 Target pengendalian diabetes
mmHg.PasiendiberikanCaptopriltablet25mg denganadanyahipertensiadalahHbA1c<7%,
1x/haridimanacaptoprilmerupakangolongan GDP<100mg/dl,danGD2PP<140mg/dl.1,2
Angiotensin Converting Enzym (ACE) inhibitor Pasien diberikan terapi medikamentosa
yang merupakan pilihan untuk DM tipe 2 Metformin tablet 500 mg 3 x/hari. Obat
dengan hipertensi.17 Golongan ini tidak tersebuttelahdikonsumsiolehpasienselama1
menimbulkan efek samping metabolik pada tahun dan jauh lebih baik bila pasien
penggunaan jangka panjang karena tidak menggunakan terapi kombinasi 2 jenis OHO
mengubah metabolisme karbohidrat maupun (Metformin dan Sulfonilurea).


Gambar1.AlurPenatalaksanaanDM

Penatalaksanaan non medikamentosa sehingga dapat mencegah timbulnya
yang diberikan berupa edukasi mengenai komplikasi.18
definisi dari penyakit DM dan hipertensi, Terapi nutrisi medis merupakan salah
proses terjadinya penyakit tersebut, gejala satu terapi non medikamentosa yang sangat
gejala klinis, komplikasi dan dianjurkan bagi pasien diabetes. Prinsip
penatalaksanaannya. Pengetahuan pasien pemberian makanan bagi pasien DM adalah
mengenai DM dan hipertensi merupakan mengurangi dan mengatur konsumsi
saranayangmembantupasienuntukmenjalani karbohidrat,sehinggatidakmenjadibebanbagi
pengobatan selama hidupnya. Semakin baik mekanisme pengaturan gula darah. Tujuan
pasien mengerti mengenai penyakitnya, maka pengaturan pola makan yaitu memperbaiki
pasien akan lebih menyadari pentingnya kesehatan umum pasien, memberikan jumlah
perilaku sehat untuk mengontrol penyakitnya energi yang cukup untuk memelihara berat

JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|45
KartikadanNurul|PeranDukunganKeluargadalamMencegahNeuropatiPerifer

badan ideal dan mempertahankan kadar gula keluarga.21 Pada pasien, terjadi kejenuhan
darah.2 dalammenjalankanterapi.Pasientidakminum
Pada pasien DM perlu ditekankan obat secara teratur, jarang berolahraga dan
pentingnya keteraturan jadwal, jenis, dan memiliki pola makan yang buruk. Namun
jumlahmakanan. Adapunmakananyangharus dengan adanya dukungan keluarga yang baik,
dihindari atau dibatasi oleh pasien adalah pasiensudahmulaimembiasakanmakan3kali
makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi dengan 2 kali makanan selingan dan minum
(otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih), obat secara teratur. Suami dan anakanak
makanan dan minuman kemasan (sarden, pasien memotivasi pasien untuk minum obat
sosis, korned, soft drink), makanan yang secara teratur, berolahraga, dan sangat
diawetkan (dendeng, ikan asin, udang kering, memperhatikan jadwal, jumlah serta jenis
telur asin, selai kacang), sumber protein makananpasien.
hewani yang tinggi kolesterol (daging merah, Keluargapasienjugarajinmengingatkan
kuning telur, kulit ayam), bumbubumbu pasien untuk memeriksakan kesehatannya ke
(kecap,terasi,saustomat,saussambal,tauco puskesmas, sehingga gula darah dan tekanan
serta bumbu penyedap lain yang pada darah pasien dapat terpantau. Keluhan
umumnya mengandung garam natrium), dan kesemutan yang dirasakan pasien juga mulai
alkohol maupun makanan yang mengandung berkurang.
alkoholsepertiduriandantape.1,2 Denganadanyadukungankeluargayang
Latihan jasmani secara teratur baik, pasien termotivasi untuk menjalani pola
merupakansalahsatupilardalampengelolaan makanseimbangdanmeningkatkankepatuhan
DM tipe 2.2 Latihan jasmani dapat menjaga minum obat sehingga komplikasi dapat
kebugaran, menurunkan berat badan, dan dikendalikan.21
memperbaikisensitivitasinsulinsehinggaakan Prognosispadapasieninidalamhalquo
memperbaiki kadar glukosa darah.2 Olahraga advitam:dubiaadbonamkarenatandatanda
secarateratursepertiberjalankaki,bersepeda, vitalnya baik, namun kadar gula darah dan
lari santai, dan berenang yang dilakukan tekanan darah pasien belum mencapai target
selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 terapi; quo ad functionam: dubia ad bonam
kali seminggu dapat menurunkan tekanan karena pasien masih bisa beraktivitas sehari
darahtinggi.12 hari secara mandiri namun sudah mulai
Faktor pendukung dalam penyelesaian terganggu akibat neuropati perifer yang
masalah pasien adalah dukungan anggota dideritapasien;danquoadsanationam:dubia
keluargapasien.Faktorpenghambatnyaadalah ad bonam karena penyakit DM dan hipertensi
belum terbiasanya pasien dalam menerapkan adalah penyakit yang tidak dapat sembuh
pola hidup yang sehat seperti malas namun dapat dikontrol sehingga pasien dapat
berolahraga dan kesulitan untuk menurunkan beraktivitassepertibiasa.
beratbadan.
Terjadinya perubahan perilaku pasien Simpulan
terhadap pengobatan tidak lepas dari DiagnosisDMdanhipertensipadakasus
dukungan keluarga yang baik.20 Menurut ini sudah sesuai berdasarkan anamnesis,
Friedman, ada 5 tugas keluarga dalam bidang pemeriksaanfisikdanpemeriksaanpenunjang.
kesehatan yang harus dilakukan, yaitu Faktor risiko yang ada pada pasien antara lain
mengenal gangguan perkembangan kesehatan usia, obesitas, jenis kelamin, gaya hidup yang
setiap anggotanya, mengambil keputusan tidak sehat, adanya riwayat keluarga yang
untuk melakukan tindakan yang tepat, menderita DM dan hipertensi, dan
memberikan perawatan kepada anggota ketidakteraturan pengobatan. Komplikasi dari
keluargayangsakit,mempertahankansuasana DM dan hipertensi yang paling sering adalah
rumah yang menguntungkan kesehatan dan neuropati perifer. Penatalaksanaan utamanya
perkembangan kepribadian anggota adalahpengendaliankadarglukosadarah.
keluarganya, dan mempertahankan hubungan Selain pengobatan medikamentosa,
timbal balik antara anggota keluarga dengan pengobatan non medikamentosa juga
lembagakesehatan.21 berpengaruh terhadap keberhasilan target
Salah satu faktor yang mempengaruhi terapi DM yang disertai hipertensi. Dukungan
kepatuhan pasien dalam pengobatan adalah keluargapentinguntukmeningkatkanmotivasi


JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|46
KartikadanNurul|PeranDukunganKeluargadalamMencegahNeuropatiPerifer

pasien untuk menjalani pola makan seimbang 11. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi
dan meningkatkan kepatuhan minum obat kedokteran. Edisi ke11. Jakarta: EGC;
sehinggakomplikasidapatdikendalikan. 2007.
12. Norris SL, Lau J, Smith SJ,Schmid
DaftarPustaka CH,Engelgau MM. Selfmanagement
1. American Diabetes Association. Diagnosis educationforadultswithtype2diabetes:
and classification of diabetes melitus. a metaanalysis of the effect on glycemic
Diabetes Care. 2013; 36(Supplement control. Diabetes Care. 2002; 25(7):1159
1):S67S74. 71.
2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia 13. Buchanan, TA. Pancreatic betacell loss
(PERKENI). Konsensus pengelolaan dan and preservation in type 2 diabetes. Clin
pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Ther.2003;25SupplB:B3246.
Indonesia.Jakarta:PERKENI;2011. 14. MarlianiTantanS.100question&answer
3. International Diabetes Federation. hipertensi. Jakarta: PT. Alex Media
Diabetes atlas: impact on the individual. Komputindo;2007.
Brussel: International Diabetes 15. Widyarsono S. Hubungan antara depresi
Federation;2016. dengan kualitas hidup aspek sosial pada
4. Smeltzer SC, Bare BG. Buku ajar orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) [skripsi].
keperawatan medikal bedah. Edisi ke8. Jakarta:UniversitasPendidikanIndonesia;
Jakarta:EGC;2008. 2013.
5. Suyono. Diabetes melitus di Indonesia. 16. Saputri DA. Hubungan stres dengan
Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, hipertensi pada penduduk di Indonesia
Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu tahun 2007 [tesis]. Depok: Universitas
PenyakitDalamjilidIII.Edisike4.Jakarta: Indonesia;2010.
BalaiPenerbitFKUI;2006. 17. U.S. Department Of Health And Human
6. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Services. The seventh report of the joint
Indonesia (PERKI). Pedoman tatalaksana national committee on prevention,
hipertensi pada penyakit kardiovaskular. detection, evaluation, and treatment of
Jakarta:PERKI;2015. high blood pressure. US: Department Of
7. Kementerian Kesehatan Republik HealthAndHumanServices;2004.
Indonesia. RISKESDAS Tahun 2013. 18. Shahab, Alwi. Diagnosis dan
Jakarta: Badan Penelitian dan penatalaksanaanDM[skripsi].Palembang:
PengembanganKesehatan;2013. UniversitasSriwijaya;2006.
8. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, 19. SusiloY,WulandariA.Carajitumengatasi
Simadibrata M, dan Setiati S. Buku ajar hipertensi. Yogyakarta: CV Andi Offset;
ilmu penyakit dalam jilid III. Edisi ke4. 2011.
Jakarta:BalaiPenerbitFKUI;2006. 20. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian
9. Sugondo S, Gustaviani R. Sindrom kesehatan.Jakarta:RinekaCipta;2005.
metabolik.Dalam:SudoyoAW,Setiyohadi 21. Susanti M, Sulistyarini T. Dukungan
B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku keluarga meningkatkan kepatuhan pasien
AjarIlmuPenyakitDalamjilidIII.Edisike diabetes melitus di ruang rawat inap RS
4.Jakarta:BalaiPenerbitFKUI;2006.hlm. BaptisKediri.2013.[Diaksespadatanggal
18712. 1Mei2016].Tersediadari:
10. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.p
Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu hp/stikes/article/view/18840/18537.
penyakit dalam jilid II. Edisi ke4. Jakarta:
BalaiPenerbitFKUI;2006.

JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|47

Anda mungkin juga menyukai