MATRIKS UNITER
Nadia Anisa1
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya
e-mail: nadia.anisa22@gmail.com
Abstrak
Kata kunci:
1. PENDAHULUAN
Aljabar adalah salah satu cabang dalam ilmu matematika. Berasal dari bahasa Arab al-jabr
yang memiliki arti pertemuan, hubungan atau penyelesaian. Cabang ilmu aljabar ini banyak
digunakan dalam penyelesaian masalah-masalah nyata baik dalam bidang ekonomi, statistik, biologi,
dan sebagainya. Dalam aljabar senidiri, terdapat pembahasan yang lebih khusus yaitu Aljabar Linier.
Matriks merupakan salah satu pokok bahsan dalam Aljabar Linier. Teori matriks pertama kali
ini dikembangkan oleh Arthur Cayley (1821 - 1895) pada tahun 1857. Jika berdasarkan bilangannya,
matriks dikelompkkan menjadi matriks biasa dan matriks kompleks. Matriks uniter adalah salah satu
dari matriks kompleks, sehingga matriks ini memiliki elemen atau anggota bilangan kompleks.
Penggunaan matriks uniter sendiri memang masih jarang kita temukan karena penggunaannya
yang tidak umum, namun matriks ini lebih dimanfaatkan pada bidang fisika kimia.
2. MATERI PENUNJANG
Matriks
Matriks adalah susunan bilangan yang membentuk panjang. Bilangan-bilangan yang disusun
teratur tersebut disebut unsur (elemen) (Anton, 2014:1). Matriks biasanya dinyatakan dengan huruf
kapital atau huruf besar, misal A, B, dan seterusnya. Sedangkan unsur-unsur atau elemen-elemen atau
anggota matriks dinyatakan dengan huruf kecil, misal a, b, dan seterusnya. Dalam menuliskan sebuah
matriks digunakan tanda kurung ( ) atau kurung siku [ ]. Jalur horisontal di dalam matriks disebut
baris, sedangkan jalur vertikalnya disebut kolom. Berikut bentuk umum matriks,
Matriks Uniter Nadia Anisa
[ ]
a11 a 12 a1 j
a21 a 22 a2 j
A=
a i1 ai 2 aij
Matriks yang hanya terdiri dari satu baris disebut matriks baris atau vektor baris, sedangkan
matriks yang hanya terdiri dari satu kolom disebut matriks kolom atau vektor kolom. Matriks dengan
banyak baris dan banyak kolom yang sama yaitu sebanyak n, dinamakan matriks bujur sangkar atau
matriks persegi-n. Dimana anggota matriks yang telah dilingkari adalah diagonal utama matriks A .
Dua matriks dikatakan sama jika mereka memiliki ukuran dan entri yang sama.
Operasi Matriks
Bagian ini berisi sub bagian dari Metode. Penulis dapat menggunakan style heading 2 untuk sub judul.
Penulis dapat menggunakan style heading ini untuk di sub judul di bagian lain di dalam manuscript
ini.
Jika diketahui dua matriks dengan ukuran yang sama yaitu matriks A dan B, maka hasil
penjumlahan matriks A dan B diperoleh dengan menambahkan entri dari B ke entri yang sesuai dari A,
dan hasil pengurangan matriks A dan B adalah matriks yang diperoleh dengan mengurangkan entri
dari B dengan entri yang sesuai dari A. Operasi penjumlahan dan pengurangan dua buah matriks tidak
dapat dilakukan jika ukuran kedua matriks berbeda.
[ ][ ][ ]
a11 a12 a1 j b11 b12 b1 j a11 + b11 a 12 +b 12 a1 j +b1 j
a21 a22 a2 j b 21 b22 b2 j a21+ b21 a 22 +b 22 a2 j +b2 j
A + B= + =
ai 1 ai 2 aij bi 1 b i 2 b ij ai 1+ bi 1 ai 2 +b i2 aij +bij
[ ][ ][ ]
a 11 a12 a1 j b 11 b12 b1 j a11 b11 a12b12 a1 jb1 j
a21 a22 a2 j b 21 b22 b2 j a21b21 a22b22 a2 jb 2 j
AB= =
ai 1 ai 2 aij bi 1 b i2 b ij ai 1bi 1 a i 2bi 2 aij bij
Jika diketahui sebuah matriks A dan sebuah bilangan skalar c , maka cA adalah
sebuah matriks hasil kali matriks dengan bilangan skalar yang didapatkan dengan mengalikan setiap
( cA )ij =c ( A )ij=c a ij
[ ][ ]
a11 a12 a 1 j c a11 c a12 c a1 j
a21 a22 a 2 j c a21 c a22 c a 2 j
c ( A )ij =c =
ai 1 ai 2 aij c ai 1 c ai 2 c aij
AB(m n) adalah hasil kali dua buah matriks yang elemen-elemennya ditentukan sebagai
berikut: Untuk mencari entri pada baris i dan kolom j dari AB , tunggal keluar baris i
dari matriks A dan kolom j dari matriks B . Kalikan entri yang sesuai dari baris dan kolom
[ ][
a11 a12 a1 p
]
a21 a22 a b 11 b12 b1 j b1 n
2p
b 21 b22 b2 j b2 n
AB=
ai 1 ai 2 aip
bp1 bp2 b pj b pn
a m 1 am 2 amp
4 Seminar Matematika, Program Studi Pend. Matematika FKIP Unsri, 2017
Transpose Matriks
T
A , didefinisikan sebagai matriks n m yang diperoleh dengan menukarkan baris dan kolom
T
dari A ; yaitu, kolom pertama dari A adalah baris pertama dari A , kolom kedua dari
( AT ) ji =( A )ij
[ ] [ ]
a11 a 12 a1 j a11 a21 ai 1
a21 a 22 a2 j a12 a22 ai 2
A= AT =
a i1 ai 2 aij a 1 j a 2 j a ji
Determinan Matriks
Jika A adalah sebuah matriks bujur sangkar (persegi), maka determinan matriks A
adalah sebuah bilangan skalar yang diperoleh dari elemen-elemen matriks tersebut dengan operasi
tertentu yaitu dengan mengurangkan hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama dengan hasil kali
elemen-elemen diagonal kedua.
[ ]
a11 a 12 a13
A= a21 a 22 a23
a31 a 32 a33
Invers Matriks
Jika terdapat matriks persegi A , kemudian terdapat matriks persegi B dengan ukuran
yang sama sehingga AB =BA=I , maka A invertible (atau nonsingular) dan B invers dari
A yang kemudian ditulis dengan A1 . Jika matriks B tidak dapat ditemukan, maka A
dikatakan singular.
Matriks Uniter Nadia Anisa
A adj( A)
1 1
A =
Matriks Orthogonal
Susunan bilangan persegi yang jumlah baris dan kolomnya sama, dikatakan orthogonal jika
transposenya sama dengan invers matriksnya. Jika diketahui matriks A yaitu matriks n n
A1= AT
A A T =A T A=I
Bilangan Kompleks
2
Jika x dan y adalah bilangan real, dan i didapat dari relasi i =1 , sehingga
z=x +iy merupakan bilangan kompleks. Bilangan real x disebut bagian real dan bilangan real
y disebut bilangan imajiner. Dua bilangan kompleks dikatakan sama dengan jika dan hanya jika
bagian real dan imajiner dari salah satunya berturut-turut sama untuk bagian real dan imaginer dari
yang lain.
Konjugat Kompleks
Jika terdapat bilangan kompleks z sedemikian hingga z=x +iy , maka konjugat
Matriks Kompleks
Matriks yang anggota-anggotanya selain bilangan real atau bilangan kompleks adalah matriks
kompleks.
6 Seminar Matematika, Program Studi Pend. Matematika FKIP Unsri, 2017
Proses Gram-Schmidt
Proses Gram-Schmidt adalah langkah-langkah untuk mengkonstruksikan basis orthogonal (atau
ortonormal). Berikut rangkuman langkah melakukan proses Gram-Schmidt
Langkah 1.
v 1=u 1
Langkah 2.
( u2 , v 1 )
v 2=u 2 2
v1
||v 1||
Langkah 3
( u3 , v 1 ) ( u 3 , v 2)
v 3=u3 2
v 1 2
v2
||v 1|| ||v 2||
Langkah 4
( u4 , v 1 ) ( u4 , v 2) (u4 , v3 )
v 4=u 4 2
v 1 2
v 2 2
v3
||v 1|| ||v 2|| ||v 3||
Seterusnya hingga langkah ke-n sebanyak vektor kolom yang akan dihitung.
3. MATERI INTI
Matriks uniter adalah susunan bilangan kompleks persegi yang memiliki sebuah invers dan
sebuah transpose yang sesuai dengan anggota-anggota pasangan konjugat bilangan kompleks. Matriks
A n xn
uniter juga merupakan invers dari konjugat Hermitian. Sehingga matriks kompleks
Matriks Uniter Nadia Anisa
|det ( A )| = 1
A nxn
Jika dengan anggota-anggota kompleks, maka yang berikut ini ekuivalen:
4. CONTOH SOAL
Contoh 1
Tunjukkan bahwa matriks berikut adalah uniter
[ ]
1i 1+ i
2 2
A=
1+i 1+ i
2 2
[ ]
1+ i 1i
A = 2 2
1i 1i
2 2
[ ][ ]
1i 1+i 1+i 1i
2 2 2 2
AA =
1+ i 1+i 1i 1i
2 2 2 2
[ ]
1+iii 2 1+iii 2 1ii+i 2 1+ i+ii 2
+ +
4 4 4 4
2 2 2 2
1+i+i+i 1iii 1i+ii 1i +ii
+ +
4 4 4 4
[ ]
2
22 i
0
4
2
22 i
0
4
[ ]
22(1)
0
4
22(1)
0
4
Matriks Uniter Nadia Anisa
[ ]
1 0
0 1
Contoh 2
[ ]
1i 1+ i
2 2
A=
1+i 1+ i
2 2
A1=
1
[ d c
adbc b a ]
[ ]
1+i 1i
1 1 2 2
A =
1i
( 1i2 )( 1+i2 )( 1+2 i )( 1+i
2 )
1i
2 2
)[ ]
1+i 1i
1 1 2 2
A = 2 2 1i 1i
( )(
1+iii
4
1+ii+i
4 2 2
( ) ( )[ ]
1+i 1i
1 1 2 2
A =
1i 2 1+i 2 1i 1i
2 2
4 4
[ ]
1+ i 1i
1 1 2 2
A = 2
22i 1i 1i
4 2 2
[ ]
1+ i 1i
1 2 2
A =1
1i 1i
2 2
10 Seminar Matematika, Program Studi Pend. Matematika FKIP Unsri, 2017
[ ]
1+i 1i
A1= 2 2
1i 1i
2 2
Contoh 3
[ ]
1i 1+ i
2 2
A=
1+i 1+ i
2 2
[ ]
i 1
B=
2 2
1 i
2 2
[ ][ ]
1i 1+i i 1
AB= 2 2 2 2
1+i 1+i 1 i
2 2 2 2
[ ]
1i i 1+i 1 1i 1 1+i i
. + . . + .
2 2 2 2 2 2 2 2
AB =
1+ i i 1+i 1 1+i 1 1+i i
. + . . + .
2 2 2 2 2 2 2 2
[ ]
ii 2 1+i 1+i ii 2
+ +
2 2 2 2 2 2 2 2
AB= 2 2
i+ i 1+i 1i ii
+ +
2 2 2 2 2 2 2 2
[ ]
ii 21+i 1+i +ii 2
2 2 2 2
AB=
i+i 2+1+i 1iii 2
2 2 2 2
Matriks Uniter Nadia Anisa
[ ]
2ii 21 2ii 21
2 2 22
AB=
2 i+i 2 +1 2ii 21
2 2 22
[ ]
2i (1 )1 2i (1 )1
2 2 2 2
AB =
2 i+ (1 ) +1 2i(1 )1
2 2 2 2
[ ]
2i 2i
2 2 2 2
AB =
2i 2 i
2 2 2 2
[ ]
i i
AB=
2 2
i i
2 2
[ ]
i i
AB=
2 2
i i
2 2
Contoh 4
[ ]
1i 1+i
A= 2 2
1+i 1+i
2 2
det ( A )=adbc
12 Seminar Matematika, Program Studi Pend. Matematika FKIP Unsri, 2017
1+iii 2 1+ii+i 2
det ( A )=( 4 )(
4 )
2 2
det ( A )=( ) (
4 )
1i 1+i
4
22 i2
det ( A )=
4
22 (1 )
det ( A )=
4
4
det ( A )= =1
4
Contoh 5
5. KESIMPULAN
Matriks uniter adalah susunan bilangan kompleks persegi yang memiliki sebuah invers dan
sebuah transpose yang sesuai dengan anggota-anggota pasangan konjugat bilangan kompleks. Matriks
uniter memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Matriks Uniter Nadia Anisa
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Freudenthal, H. (1991). Revisiting mathematics education. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.
Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. (1976). Pengantar penelitian pendidikan. Terjemahan oleh F.
Arief. (1982). Surabaya: Usaha Nasional.
Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian:
Prahmana, R.C.I. (2012). Pendesainan Pembelajaran Operasi Bilangan Menggunakan Permainan
Tradisional Tepuk Bergambar Untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar (SD). Unpublished Thesis.
Palembang: Sriwijaya University.
Zulkardi. (2002). Developing A Learning Environment on Realistic Mathematics Education for
Indonesian Student Teachers. Published Dissertation. Enschede: University of Twente.
Prahmana, R.C.I., Hendrik, Sopaheluwakan, A, van Groesen, B. (2008). Numerical Implementation of
Linear AB-Equation Model using Finite Element Method, Technical Report. Bandung:
LabMath-Indonesia
Simposium, Prosiding, Konferensi:
Cobb, P. (1994). Theories of Mathematical Learning and Constructivism: A Personal View. Paper
presented at the Symposium on trends and perspectives in mathematics education, Institute for
mathematics, University of Klagenfurt, Austria.
Prahmana, R.C.I. (2013). Designing Division Operation Learning in The Mathematics of Gasing.
Proceeding in The First South East Asia Design/Development Research (SEA-DR) Conference
2013, 391-398. Palembang: Sriwijaya University
Artikel dalam Jurnal:
Stacey, K. (2010). The view of mathematical literacy in Indonesia. Journal on Mathematics Education
(IndoMS-JME), 2 (2), 1-24. Palembang: IndoMS.
Buku terdiri dari beberapa artikel:
Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). (2002). Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah (Edisi ke-4, cetakan
ke-1). Malang: UM Press.
Russel, T. (1998). An Alternative Conception: Representing Representation. In P.J. Black & A. Lucas
(Eds.), Childrens Informal Ideas in Science, 62-84. London: Routledge.
Artikel dalam majalah:
Pitunov, B. (13 December 2002). Sekolah unggulan ataukah sekolah pengunggulan?. Majapahit Pos,
pp. 4, 11.
Artikel dalam majalah (tanpa nama penulis):
Jawa Pos. (22 April 1995). Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, page 3.
Dokumen Resmi:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1978). Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta:
Depdikbud
Matriks Uniter Nadia Anisa
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (1990). Jakarta:
PT. Armas Duta Jaya
Internet:
Hitchcock, S., Carr, L., & Hall, W. (1996). A Survey of STM Online Journals, 1990-1995: The Calm
before the Storm, (Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html), diakses 12 Juni
1996
Kumaidi. (1998). Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan.
(Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id), diakses 20 Januari 2000
Wilson, D. (20 November 1995). Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discussion List,
(Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu), diakses 22 November 1995.