Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KOMUNIKASI KESEHATAN MASYARAKAT

PENTINGNYA ASI EKSLUSIF BAGI BAYI

DAN IBU PEKERJA

Dosen:

Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIH

Dr. drs. Tri Krianto, MKes

Disusun oleh:

Kelompok 5

Nadya Hanna Talitha S 1406565921


Nurcahaya Sihombing 1406565934
Nusyulia Nurfita 1406543416
Setyanti 1406543220

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

2016

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah,
rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga kami diberikan kekuatan dan
kemudahan serta kesehatan dalam menyelesaikan penulisan makalah komunikasi
kesehatan masyarakat mengenai Pentingya ASI Ekslusif Bagi Ibu dan Bayi.
Shalawat serta salam juga tidak lupa kami panjatkan kepada Rasulullah SAW
beserta keluarga, dan sahabat-sahabatnya, yang selalu menjadi panutan bagi kami.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada orang tua, keluarga, dan
teman-teman, karena berkat doa, dukungan, dan bantuannya kami dapat
menyelesaikan makalah sebagai pemenuhan tugas kuliah Komunikasi Kesehatan
Masyarakat dengan tepat waktu dan maksimal. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIH dan Dr. drs. Tri Krianto, MKes selaku
fasilitator mata kuliah Komunikasi Kesehatan Masyarakat

Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini sehingga
dalam pembuatan makalah ini tentu terdapat kekurangan-kekurangan ataupun
kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari berbagai pihak demi
kesuksesan makalah ini serta perbaikan dalam pembuatan makalah untuk tugas
selanjutnya.

Terima Kasih.
Depok, 26 November 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................. 2
1. Latar Belakang Masalah..........................................................................3
2. Tujuan Komunikasi................................................................................ 5
3. Sasaran Komunikasi...............................................................................5
4. Pengembangan Pesan............................................................................. 6
A. Definisi ASI Ekslusif..........................................................................6

B. Manfaat ASI Ekslusif Bagi Bayi dan Ibu..................................................6

C. Kewajiban Perusahaan untuk Mendukung Program ASI Ekslusif....................7

5. Media dan Saluran Komunikasi.................................................................8


6. Waktu Implementasi..............................................................................9
7. Rencana Implementasi..........................................................................10
8. Evaluasi............................................................................................ 11
Daftar Pustaka.......................................................................................... 12
Lampiran 1. Publikasi Media Massa Online dan Sosial Media...............................13
Lampiran 2. Leaflet....................................................................................15
Lampiran 3. Presentasi Oral.........................................................................16

2
PENTINGNYA ASI EKSLUSIF BAGI BAYI DAN IBU PEKERJA

1. Latar Belakang Masalah


Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman lain yang dianjurkan sampai 6 bulan pertama dan memiliki manfaat
yang sangat beragam baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi bayi, ASI adalah
makanan dengan kandungan gizi yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi,
melindungi dari berbagai infeksi, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi,
serta menunjang kepribadian yang cerdas, emosional dan kematangan spritual.
Bagi ibu, memberikan ASI dapat mengurangi risiko terjadinya perdarahan pasca-
persalinan, menunda kehamilan, serta mempercepat pengecilan rahim dan
penurunan berat badan. Pemberian ASI juga dapat meringankan beban ekonomi
(Roesli, 2008). Begitu pentingnya manfaat ASI bagi bayi membuat World Health
Organization (WHO), American Academy of Pediatrics (AAP), dan Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar ibu menyusui bayinya selama 6
bulan sejak kelahiran dan dapat dianjurkan sampai 2 tahun.
Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih tergolong jauh dari
target nasional sebesar 80%. Hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa
cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-5 bulan hanya sebesar 27,2%;
sedangkan berdasarkan kelompok umur, bayi usia 5 bulan yang masih mendapat
ASI eksklusif hanya 15,3%. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2012 pencapaian
ASI eksklusif adalah 42%; sedangkan berdasarkan Riskesdas 2013 cakupan
pemberian ASI eksklusif sebesar 54,3% atau jumlah total bayi secara absolut yang
mendapatkan ASI eksklusif hanya sebesar 1.348.532 bayi, dengan bayi yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif sebesar 1.134.952 bayi. Angka tersebut menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun, namun masih jauh dari target nasional yaitu
80%.
Cakupan pemberian ASI yang belum memenuhi target nasional
disebabkan beberapa faktor seperti status pekerjaan, jumlah anak, peran petugas
kesehatan, dan promosi susu formula. Salah satu alasan yang membuat ibu
berhenti memberikan ASI eksklusif adalah ibu kembali bekerja. Ibu yang bekerja

3
seringkali sulit menyediakan waktu untuk menyusui bayinya, karena durasi kerja
rata-rata mencapai 8 jam. Kondisi ini diperparah dengan minimnya kesempatan
untuk memerah ASI di tempat kerja, tidak tersedianya ruangan menyusui, serta
kurangnya pengetahuan ibu pekerja tentang manajemen laktasi. Kesulitan
memberikan ASI eksklusif setelah menjalani 3 bulan cuti bersalin menyebabkan
banyaknya pemberian susu formula pada bayi.
Dalam era globalisasi ini, jumlah perempuan yang bekerja terus meningkat
terutama di Indonesia. Persentase pekerja wanita di Indonesia meningkat dari
48,6% di tahun 2006 menjadi 49,52% di tahun 2007 dan 51,25 % di tahun 2008.
Berdasarkan survei BPS tahun 2013, terdapat 114 juta jiwa (94%) pekerja; 38% di
antaranya adalah pekerja perempuan (43,3 juta jiwa) dan 25 juta orang berada
pada usia reproduktif (BPS, 2013). Secara fisiologis, kelompok pekerja
perempuan mengalami siklus haid, hamil, dan menyusui yang memerlukan
fasilitas agar pekerjaan tidak terganggu dan kondisi fisik lainnya tidak
mengurangi kinerja. Keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, sehingga pemberian ASI eksklusif
sering tidak tercapai.
Hasil penelitian di Semarang tahun 2013 menunjukkan bahwa ibu tidak
bekerja yang memberikan ASI eksklusif sebesar 19,3%, sedangkan ibu bekerja
sebesar 16,6% memberikan ASI eksklusif. Selain itu, sebuah penelitian pada
pabrik di daerah Bandung menyatakan bahwa wanita pekerja pabrik yang
memberikan ASI eklusif hanya sebesar 8,1%, sangat kecil persentasenya bila
dibandingkan dengan wanita pekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu
sebesar 91,9 % (Putri dkk, 2015). Hasil penelitian tersebut juga menyatakan
bahwa wanita pekerja pabrik yang tidak memberikan ASI eksklusif 7,12 kali lebih
berisiko dibanding ibu rumah tangga. Hasil penelitian Rasti Oktora pada tahun
2013 juga menyatakan bahwa pada ibu yang bekerja hanya 22,22% yang
memberikan ASI eksklusif, sedangkan 77,78% tidak memberikan ASI secara
eksklusif. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa ASI
eksklusif lebih banyak diberikan oleh ibu tidak bekerja dibandingkan ibu yang
bekerja.

4
Tingginya jumlah pekerja wanita di Indonesia, angka cakupan pemberian
ASI eksklusif yang belum mencapai target nasional, serta banyaknya jumlah
pekerja wanita yang tidak memberikan ASI eksklusif membuat penulis ingin
melakukan komunikasi kesehatan masyarakat terkait pentingnya pemberian ASI
eksklusif yang ditujukan kepada ibu pekerja di seluruh Indonesia guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.

2. Tujuan Komunikasi
1. Memberikan informasi terkait pentingnya ASI eksklusif serta manajemen
laktasi kepada wanita pekerja
2. Mempengaruhi ibu pekerja untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada
bayinya sehingga cakupan pemberian ASI eksklusif pada pekerja wanita
meningkat
3. Mempengaruhi pengambil keputusan di tempat kerja tentang pentingnya ASI
eksklusif sehingga dapat menyediakan fasilitas yang mendukung program
pemberian ASI eksklusif

3. Sasaran Komunikasi
A. Pekerja wanita yang memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
Sasaran primer merupakan masyarakat yang dikelompokkan
berdasarkan permasalahan kesehatan atau biasa disebut sebagai kelompok
rentan (berisiko tinggi). Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang
telah disebutkan sebelumnya, sasaran primer komunikasi kesehatan ini
adalah pekerja wanita yang memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan.

B. Keluarga pekerja wanita yang memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
Sasaran sekunder merupakan orang-orang yang dapat
mempengaruhi sasaran primer, baik secara formal maupun informal.
Sesuai dengan sasaran primer, maka sasaran sekunder komunikasi
kesehatan ini adalah keluarga pekerja wanita yang memiliki bayi berusia
kurang dari 6 bulan, antara lain suami dan orangtua.

C. Pemegang kebijakan di tempat kerja

5
Sasaran tersier merupakan para pembuat keputusan yang
menetapkan kebijakan, memberikan dukungan, serta menyediakan fasilitas
bagi sasaran primer. Dalam komunikasi kesehatan ini, sasaran tersier
adalah pemegang kekuasaan di tempat kerja yang dapat memberikan
fasilitas pendukung pemberian ASI eksklusif, seperti ruangan menyusui.

4. Pengembangan Pesan
A. Definisi ASI Ekslusif
ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif
adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim
( Roesli,2000). Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk jangka
waktu minimal 4 bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai
bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, ia harus mulai
diperkenalkan dengan makanan padat, dan pemberian ASI dapat
diteruskan sampai usia 2 tahun (Roesli,2001)

B. Manfaat ASI Ekslusif Bagi Bayi dan Ibu


Menurut Utami Roesli, manfaat pemberian ASI bagi bayi antara lain:
a. Sebagai nutrisi terbaik dan sumber kekebalan tubuh. ASI merupakan
sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang
karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa
pertumbuhannya. ASI adalah makanan yang paling sempurna, baik
kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan tata laksana
menyusui yang tepat dan benar, produksi ASI seorang ibu akan cukup
sebagai makanan tunggal bagi bayi normal sampaidengan usia 6
bulan. Secara alamiah, bayi yang baru lahir mendapat zat kekebalan
atau daya tahan tubuh dari ibunya melalui plasenta. Akan tetapi, kadar
zat tersebut akan cepat menurun setelah kelahirannya. Adapun
kemampuan bayi membantu daya tahan tubuhnya sendiri menjadi

6
lambat, maka selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh.
Kesenjangan tersebut dapat diatasi apabila bayi diberi ASI sebab ASI
adalah cairanyang mengandung zat kekebalan tubuh.
b. Melindungi bayi dari infeksi. ASI mengandung berbagai antibodi
terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur dan parasit
yang menyerang manusia.
c. Mudah dicerna. Kandungan enzim pencerna pada ASI memudahkan
bayi mencerna makanan pertamanya. Sementara itu, susu sapi sulit
dicerna karena tidak mengandung enzim ini, padahal sistem
pencernaan bayi belum terbentuk seecara sempurna.
d. Menghindarkan bayi dari alergi. ASI tidak mengandung beta-
lactoglobulinyang dapat menyebabkan alergi pada bayi Bayi yang diberi susu
sapi terlalu dini dapat menderita lebih banyak masalah, misalnya asma
dan alergi.

Manfaat pemberian ASI bagi Ibu yang menyusui antara lain :


a. Memberi rasa kebanggaan bagi ibu karena ia dapat memberikan
kehidupan kepada bayinya;
b. Hubungan yang lebih erat antara ibu dan anak baik secara psikis
karena terjadi kontak kulit;
c. Menyusui membuat rahim ibu akan berkontraksi yang dapat
menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil;
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post-partum;
e. Kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberapa bulan sehingga
menjarangkan kehamilan; dan
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan
datang.

C. Kewajiban Perusahaan untuk Mendukung Program ASI


Ekslusif
Pihak pemilik tempat kerja yang mempekerjakan ibu yang
menyusui wajib mendorong pekerjanya untuk memberi ASI Eksklusif bagi
anaknya. Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa

7
salah satu yang memperparah seorang ibu pekerja tidak melakukan ASI
eksklusif adalah karena tidak tersedianya ruang ASI di tempat kerja.
Perusahaan harus mendukung program ASI ekslusif di tempat kerja salah
satunya yaitu dengan menyediakan ruang laktasi dengan fasilitas yang
memadai. Dari 142 perusahaan yang termasuk dalam daftar Better Work
Indonesia, hanya 85 perusahaan yang memiliki ruang ASI. Dengan
adanya UU Kesehatan No. 36/2009 pasal 128, UU Ketenagakerjaan No.
13/2009 pasal 83, Peraturan Pemerintah No 33/2012 tentang pemberian
ASI Eksklusif dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 15 Tahun 2013
tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau
Memerah ASI maka pihak perusahaan wajib menyediakan ruang laktasi,
peraturan internal ibu pekerja, maupun program-program untuk ibu
pekerja menyusui di tempat kerja tersebut.

5. Media dan Saluran Komunikasi


Media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
menggunakan media internet. Media internet dipilih sebagai media
komunikasi karena sebagian besar ibu yang bekerja di pabrik maupun
perkantoran menggunakan handphone yang bisa mengakses internet. Para
Ibu pekerja dapat mencari informasi sebanyak-banyaknya di internet
tentang pentingnya ASI ekslusif bagi bayi.

Selain menggunakan internet untuk browsing informasi mengenai


pentingnya ASI, Ibu pekerja pabrik atau perkantoran juga bisa
memanfaatkan media social seperti Line, Facebook, Twitter, dan
Instagram untuk mendapatkan informasi tambahan tentang pentingnya ASI
bagi bayi. Pesan yang akan disampaikan kepada Ibu pekerja akan
disebarkan melalui tulisan di beberapa media massa online dengan topik
pentingnya ASI ekslusif bagi bayi.

Selain itu, pesan juga disampaikan melalui poster sederhana yang


berisi gambar dan informasi mengenai ASI ekslusif. Poster dan informasi

8
yang menyertainya akan disebarkan melalui media social seperti line,
Facebook, Instagram, Whatsapp, dan Twitter. Pesan yang dibuat dalam
poster maupun tulisan di media massa online harus menggunakan sumber
data yang valid agar tidak terjadi kesalahan menyampaikan informasi
kesehatan kepada penerima informasi yaitu para Ibu pekerja.

Terakhir, tidak dipungkiri bahwa dukungan dari pihak pemegang


kebijakan di tempat kerja sangat diperlukan untuk keberhasilan
pelaksanaan ASI eksklusif di tempat kerja. Oleh karena itu, perlu
dilakukan presentasi oral kepada pihak perusahaan dengan memaparkan
beberapa peraturan yang mendukung, diantaranya UU Kesehatan No.
36/2009 pasal 128, UU Ketenagakerjaan No. 13/2009 pasal 83, Peraturan
Pemerintah No 33/2012 tentang pemberian ASI Eksklusif dan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan
Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah ASI (www.depkes.go.id).
Dengan presentasi oral tersebut diharapkan pihak perusahaan melakukan
apa yang menjadi tanggung jawab mereka bagi pekerja mereka.

6. Waktu Implementasi
A. Waktu Implementasi Komunikasi Lewat Internet

Ada baiknya jika pengimplementasian komunikasi mengenai ASI


Eksklusif dilakukan pada hari-hari besar terkait ibu atau anak,
misalnya:

- 22 Desember : Hari Ibu Nasional

- 7 Agustus : Pekan ASI Sedunia

Untuk penggunaan media sosial dapat dilakukan secara pribadi oleh


penulis sementara lewat penggunaan media massa online dapat
dilakukan dengan kerjasama kepada pihak media massa online
beberapa hari sebelum hari besar untuk dipublikaiskan pada pembaca
pada saat hari besar terkait hari besar ibu dan anak.

9
B. Waktu Implementasi Pesan Oral Kepada Pihak Perusahaan

Sama seperti pelaksanaan komunikasi sebelumnya, presentasi kepada


pihak perusahaan tentu akan sangat baik jika dilakukan pada saat isu
pemberian ASI Eksklusif sedang marak atau isu kelayakan pekerja.
Tentu sebelum melakukan presentasi harus meminta persetujuan pihak
perusahaan terlebih dahulu dan mempersiapkan info-info yang relevan
yang dapat membuat pihak perusahaan setuju akan ide penulis.
Tanggal yang tepat cocok, misalnya:

- 20 Februari : Hari Pekerja Nasional

- 1 Mei : Hari Buruh Sedunia

7. Rencana Implementasi
Pada saat implementasi via media sosial yang dilakukan pada akun
sendiri dapat dilakukan pada jam pulang kantor atau sekitar pukul 14.00-
18.00 sore. Sementara publikasi melalui media massa online, dapat
dilakukan dengan mengirimkan tulisan dan poster kepada pihak redaksi
yang fokus pada kesehatan ibu dan anak seperti majalah Ayah Bunda,
Nakita, Parenting, maupun redaksi yang lain yang masih berkaitan dengan
ibu dan anak. Indikator keberhasilannya dapat dilihat dari respon pembaca
baik melalui jumah pembaca maupun komentar dari pembaca. Sasaran
implementasi ini adalah ibu menyusui sehingga indikator keberhasilannya
dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas respon pembaca, dengan harapan
dengan membaca publikasi tersebut ibu-ibu menyusui terdorong untuk
memberi ASI Eksklusif bagi anaknya.

Sementara untuk presentasi oral dapat dilakukan dengan terlebih


dahulu membuat perjanjian dengan pihak perusahaan. Tujuan utama
presentasi oral ini adalah adanya adanya ruang laktasi dan adanya
peraturan internal bagi ibu pekerja yang menyusui di tempat kerja. Oleh
karena itu, sasaran utama presentasi ini adalah pimpinan tempat kerja yang
memiliki hak untuk membuat kebijakan di tempat kerja. Indikator
keberhasilan presentasi oral ini adalah adanya ruang laktasi dan peraturan

10
internal tentang ASI Eksklusif bagi ibu menyusui yang bekerja pada
tempat kerja tersebut.

8. Evaluasi

11
Daftar Pustaka
1. IDAI. (2016). Sukses Menyusui Saat Bekerja. [online] Available at:
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/sukses-menyusui-saat-bekerja-2
[Accessed 27 Nov. 2016].

2. Jurnal Kesehatan. 2013. Diakses di http://www.e-


jurnal.com/2013/11/manfaat-asi-eksklusif.html

3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Dukung Ibu Bekerja


Beri ASI Eksklusif. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/article/print/15091400003/dukung-ibu-bekerja-
beri-asi-eksklusif.html

4. Menteri Kesehatan RI. 2006. Menkes No 872 tentang Kriteria dan Fasilitas
dari Tuang Menyusui. http://betterwork.org/indonesia/wp-
content/uploads/20130201_Law-and-Regulation-on-
Breastfeeding_Bahasa2.pdf. [diakses 27 November 2016]

5. Mustofa A, Prabandari H. 2010. Pemberian ASI Ekslusif dan Problematika


Ibu menyusui. Pusat Studi Gender STAIN Purwokerto. Jurnal Studi
Gender dan Anak; vol 5,no 2. Diunduh dari :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=49190&val=3910

6. Utami Roesli. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: PT Elex Komputindo

7. WHO.int. (2016). [online] Available at:


http://www.who.int/mediacentre/events/meetings/2015/WHO_Breastfeedi
ngWeek2015_EN4.jpg?ua=1 [Accessed 27 Nov. 2016].

12
Lampiran 1. Publikasi Media Massa Online dan Sosial
Media

Pentingnya ASI Ekslusif bagi Bayi dan Ibu

Apa itu ASI ekslusif ? ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara
ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula,jeruk,madu,air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, papaya, bubur nasi dan bubur tim. WHO merekomendasikan ASI eksklusif
selama enam bulan dan kemudian dilanjutkan ASI dikombinasikan dengan
makanan padat selama 12-24 bulan atau selama ibu dan bayi menginginkanya,
bahkan jika anda hanya menyusui beberapa hari saja sang bayi akan menerima
banyak manfaat.

Air susu ibu (ASI), terutama yang eksklusif, tidak tergantikan oleh susu manapun.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih cerdas, mempunyai
kekebalan terhadap berbagai penyakit dan secara emosional akan lebih nyaman
karena kedekatan dengan ibu.

Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi. ASI kaya akan
antibodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk melawan infeksi
dan penyakit lainnya. ASI dapat mencegah karies karena mengandung mineral
selenium. Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang
diberikan ASI sampai lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas.
Hal ini diduga karena ASI mengandung DHA/AA. Bayi yang diberikan ASI
eksklusif sampai 4 bulan akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka
dewasa. ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah,
infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi mendadak.
Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi

ASI juga bermanfaat bagi Ibu yang menyusui bayinya. Memberikan ASI juga
membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil. Menyusui (ASI)
membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat.
Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita

13
menyusui sangat rendah. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan
dan mensterilkan botol susu, dot, dan sebagainya. ASI tidak akan basi. ASI selalu
diproduksi payudara bila ASI telah kosong ASI yang tidak dikeluarkan akan
diserap kembali oleh tubuh ibu jadi ASI dalam payudara tidak pernah basi dan ibu
tidak perlu memerah dan membuang ASInya selalu menyusui (Suradi, 2006).

Pemberian ASI eksklusif terus digalakkan karena bisa meningkatkan kesehatan


dan mengurangi kematian bayi. Dengan memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan, masyarakat bisa menyelamatkan 30.000 bayi. Memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan sama dengan menyelamatkan kehidupan 30.000 bayi, Pada intinya
tidak ada alasan bagi ibu untuk tidak memberikan ASI pada bayinya. Karena
semua zat yang diperlukan oleh bayi saat baru lahir sudah terdapat di dalam ASI.

14
Lampiran 2. Leaflet

15
Lampiran 3. Presentasi Oral

16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai