TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anggaran
Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Untuk tujuan tersebut diperlukan suatu perencanaan yang matang dan cara-cara
pengendaliannya. Perencanaan merupakan dasar untuk mengadakan pengendalian,
sedangkan pengendalian diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan
demikian anggaran dapat digunakan sebagai alat bantu bagi manajemen dalam
mengendalikan kegiatan penjualan perusahaan.
Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan
program-program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Anggaran
lazim digunakan sebagai alat perencanaan, koordinasi, dan pengendalian dari
seluruh kegiatan Perusahaan. Dengan menggunakan anggaran, maka perusahaan
dapat menyusun perencanaan dengan baik, sehingga koordinasi dan pengendalian
dari seluruh kegiatan perusahaan akan dengan mudah dilaksanakan. (M. Nafarin
2000:9)
Penganggaran/pembuatan anggaran terutama merupakan pengarahan
perhatian (attention directing) karena membantu para manajer untuk memusatkan
perhatian pada masalah operasional dan keuangan pada waktu cukup dini untuk
perencanaan atau pelaksanaan yang efektif. Manajemen harus dapat mengantisipasi
peristiwa-peristiwa yang akan datang dan merencanakan apa yang harus dilakukan.
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif,
yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang
mencakup jangka waktu satu tahun. Sebagai alat pengendali, anggaran berfungsi
sebagai tolak ukur, sebagai pembanding, untuk mengevaluasi kinerja kegiatan
perusahaan di masa yang akan datang. Dalam menetapkan suatu anggaran, perlu
memperhatikan langkah-langkah dalam tahap penyusunannya. Salah satu unsur
5
6
terpenting pada saat realisasi penjualan yang didasarkan pada masa lalu dan melihat
perubahan-perubahan lingkungan luar yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Analisis ini sangat penting untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
ancaman yang dimiliki perusahaan sehingga memberi kesempatan bagi perusahaan
untuk menyusun anggaran yang realistis. (Mulyadi 2003:48)
Komponen anggaran ini paling sulit diperkirakan secara tepat. Beberapa
faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan (uncontrollable variables)
misalnya permintaan konsumen yang dapat berubah, potensi pasar, situasi ekonomi,
dan persaingan antar perusahaan turut mempengaruhi terhadap penyusunannya.
Untuk itu diperlukan kecermatan dan pertimbangan yang matang dalam menetapkan
dan menerapkan anggaran yang tepat dan efektif, agar dapat membawa perusahaan
kepada tujuannya dalam mencapai laba yang efektif.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa anggaran
berlaku untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat dalam
anggaran adalah taksiran – taksiran (forecast) tentang apa yang terjadi dan apa
yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Dalam kaitannya dengan
masalah jangka waktu (periode) anggaran, dikenal dua macam anggaran yaitu:
a. Anggaran strategis (strategic Budget), adalah suatu budget yang berlaku
untuk jangka waktu panjang yaitu yang melebihi satu periode akuntansi
(lebih dari satu tahun).
b. Anggaran taktis (tactical Budget), adalah suatu budget yang berlaku untuk
jangka waktu yang pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang. Budget
yang disusun untuk satu periode akuntansi (setahun penuh) dinamakan
Budget periodik (periodical budget), sedangkan budget yang disusun untuk
jangka waktu yang kurang dari satu periode akuntansi (misalnya hanya untuk
jangka tiga bulanan) dinamakan budget bertahap (continuous budget).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
anggaran merupakan suatu rencana yang terkoordinasi, menyeluruh dan dinyatakan
dalam satuan moneter (uang), mengenai kegiatan operasi dan sumber-sumber daya
perusahaan, untuk suatu periode tertentu diwaktu yang akan datang yang disusun
oleh manajemen secara formal dan tertulis.
Oleh karena itu, untuk menyusun suatu anggaran memerlukan banyak waktu
dan biaya, maka ada kecenderungan bagi perusahaan untuk menyusun anggaran
yang meliputi jangka waktu yang panjang. Namun demikian, tidak setiap perusahaan
yang sesuai menggunakan anggaran yang berjangka panjang. Hanya perusahaan –
perusahaan yang mampu melakukan penaksiran – penaksiran (forecasting) jangka
panjang secara akurat yang sesuai menggunakan anggaran yang berjangka panjang.
Sedangkan bagi perusahaan – perusahaan yang tidak mampu melakukan penaksiran
jangka panjang secara akurat, sebaiknya menggunakan anggaran yang berjangka
pendek.
9
Berikut adalah penjelasan dari jenis – jenis anggaran yang disebutkan diatas
bahwa anggaran parsial adalah anggaran yang ruang lingkupnya terbatas, misalnya
anggaran untuk bidang produksi atau bidang keuangan saja. Anggaran komprehensif
adalah suatu rangkaian dari anggaran perusahaan yang disusun secara lengkap dan
menyeluruh dari kegiatan di dalam perusahaan.
Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun dalam periode
tertentu dengan volume tertentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan
revenue, cost dan expense, yang tidak ada revisi secara periodik. Anggaran kontinyu
adalah anggaran yang disusun untuk perode waktu tertentu, dengan volume tertentu,
dan berdasarkan volume tertentu diperkirakan besarnya revenue, cost dan expens,
namun secara periodik dilakukan penilaian kembali.
Anggaran jangka pendek (1 tahun) merupakan rencana perusahaan dengan
cakupan waktu yang pendek atau dengan kata lain anggaran yang disusun dengan
jangka waktu kurang dari 1 tahun. Anggaran jangka panjang (lebih dari 1 tahun)
16
yang harus ada agar anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian, menurut
Sofyan Syafri Harahap (2002:127) adalah sebagai berikut:
1. Komitmen Pimpinan
2. Struktur Organisasi
3. Sistem Akuntansi Pertanggung jawaban
4. Komunikasi
5. Realitas
6. Dimensi Waktu
7. Fleksibel
8. Dukungan Staf
9. Berjalannya proses manajemen dan proses pengawasan
10. Tindak Lanjut
Adapun penjelasan dari dasar-dasar penganggaran di atas adalah:
1. Komitmen pimpinan, yaitu harus ada komitmen yang kuat dan keterlibatan
manajemen puncak terhadap pelaksanaan anggaran, karena tanpa ini maka
anggaran akan berjalan tanpa daya dan tanpa memberi manfaat.
2. Struktur organisasi, yaitu perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang
jelas dan dapat menampung konsep pelaksanaan.
3. Sistem akuntansi pertanggung jawaban, yaitu sistem akuntansi yang baik berarti
sistem itu harus dapat mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi yang
dilakukan oleh pusat-pusat pertanggung jawaban.
4. Komunikasi, karena komunikasi akan memberikan informasi yang sangat
penting dalam pengambilan keputusan. Jika dalam suatu perusahaan komunikasi
tidak baik, maka anggaran tidak berjalan efektif.
5. Realistis, artinya layak dan wajar dicapai dengan situasi dan kondisi yang ada.
6. Dimensi waktu, anggaran yang disusun harus dibagi dalam periode tertentu,
apakah jangka panjang, jangka pendek, setahun, satu semester, sebulan atau
periode yang lebih kecil lagi.
20
7. Fleksibel, karena dalam menerapkan anggaran ini kita harus fleksibel, tidak kaku
dan harus menyesuaikan diri dengan kondisi dan perkembangan yang ada
apalagi tidak termasuk dalam perkembangan dalam menyusun anggaran.
8. Dukungan staf, karena anggaran hanya efektif jika mendapat dukungan dari
semua pihak atasan maupun bawahan. Harus direncanakan pula kegiatan
pemasyarakatan atau sosialisasi anggaran mulai dari atasan sampai bawahan.
9. Berjalannya proses manajemen dan proses pengawasan, perusahaan harus
menerapkan manajemen ilmiah melalui proses manajemen yang dikenal sebagai
fungsi manajemen. Demikian juga proses pengawasan harus dimulai dari adanya
standar, pengukuran, perbandingan, analisis penyimpangan dan tindakan.
10. Tindak lanjut, yaitu perlu disesuaikan dengan situasi, perlu diikuti dengan
prestasi atau realisasinya, dan perlu dievaluasi pelaksanaannya agar dapat
menjadi bahan dalam penerapannya kemudian atau tahun berikutnya.
serta menyediakan informasi bagi penyusunan komponen anggaran yang lain dan
membantu dalam aktivitas penjualan.
6. Menyarankan revisi usulan anggaran dari setiap divisi agar terdapat sinkronisasi
dengan anggaran divisi yang lain, dan agar sesuai dengan rencana jangka
panjang dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak.
7. Menyetujui revisi usulan anggaran dari setiap divisi dan mensahkannya menjadi
anggaran perusahaan.
8. Setelah dilakukan revisi, anggaran tersebut disahkan dan didistribusikan ke
setiap divisi dan bagian organisasi dibawahnya sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan dan sekaligus sebagai alat pengendalian.
Anggaran yang telah disusun dan disetujui, kemudian akan menjadi tanggung
jawab manajemen dan organisasi dibawahnya untuk melaksanakan rencana yang
tertuang dalam anggaran tersebut. Realisasinya anggaran dapat tercapai bila
anggaran itu sendiri telah memadai dan pelaksanaannya dikelola dengan baik oleh
manajemen dan semua pihak yang melaksanakan anggaran tersebut.