Anda di halaman 1dari 18

Air tak ada habis habisnya untuk di bahas karena fungsinya dan kuantitasnya yang sangat

melimpah dibumi ini.

kali ini akan kita bahas sedikit mengenai taknik pengolahan air limbah.

Limbah merupakan hasil buangan sisa industri yang mengandung berbagai macam
kandungan berbahaya dan tak berguna. Oleh karena itu wajib bagi para pelaku industri untuk
mengolah limbahnya terlebih dahulu agar layak dibuang ke lingkungan. Lemahnya
penegakan hukum terhadap para pelaku industri yang tidak mau mengolah limbah menjadi
salah satu penyebab rusaknya lingkungan sekitar. Jika dipikirkan lebih jauh maka tak sekedar
itu kerugiannya, rusaknya lingkungan dapat berdampak pada matinya makhluk hidup disana
yang kemudian dapat mematikan mata pencaharian penduduk yang biasanya bekerja sebagai
nelayan. walaupun jika para nelayan nekat, ikan beracun yang tercemar limbah tersebut dapat
meracuni manusia yang memakannya. karena secara tidak langsung kita memakan limbah
tersebut.

Oleh karena itu pengolahan limbah menjadi suatu hal yang sangat penting dan wajib untuk
melindungi alam ini. Bukankah Allah telah menyuruh kita untuk menjaga alam ini?

Ada 5 tahap yang di perlukan dalam pengolahan air limbah. yaitu:

Pengolahan Awal (Pretreatment)

Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

1.Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi
dan minyak dalam limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini
ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.
2.Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
pengolahan tahap pertama memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak
perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi ialah neutralization,
chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.

3.Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)


tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat terlarut dari limbah yg tak dapat
dihilangkan dgn proses fisik. Peralatan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini
ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,
rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

4.Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)


Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and
sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta
thickening gravity or flotation. pada proses ini dilakukan pemisahan secara kimia untuk lebih
memurnikan air yang belum sepenuhnya bersih.

5.Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)


Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian
diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum
filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.

Beberapa proses memang tidak dijelaskan secara rinci karena prosesnya yang rumit, namun
untuk beberapa kata akan didefinisikan secara ringkas.
Filtration : filtrasi atau penyaringan untuk memisahkan cairan dengan padatan. padatan dapat
berukuran besar maupun sangat kecil tergantung dari penyaringnya
Centrifugation : sentrifugasi atau memisahkan antara cairan dan padatan dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal
Inceneration : insenerasi atau melakukan pembakaran dengan suhu tinggi
Sedimenttation : sedimentasi atau mengendapkan zat yang yang diinginkan daru suatu larutan
dengan menambahkan suatu senyawa lain
Coagulation: koagulagi atau penggumpalan, yaitu dengan menggumpalkan senyawa yang tak
diinginkan. zat yang dikuagulasikan tak menjadi sekeras seperti koagulasi.
Pengolah limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat bantu
yang dapat mengurangi pencemaran udara. Pencemaran udara sebenarnya dapat
berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat yang terbawah bersama gas
tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa cara menangani pencemaran udara oleh
limbah gas dan materi partikulat yang terbawah bersamanya.

1. Mengontrol Emisi Gas Buang


Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan
hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur
oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara
desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber).
Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan
berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter
basah juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.
Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor
dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan
hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan
cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic converter) untuk menyempurnakan
pembakaran.
Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi
kegiatan pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar
alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.

2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara


Pembuangan
a. Filter Udara
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack,
agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja yang
keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap diamati
(dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu) harus segera
diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang
keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam, atau
bersifat alkalis dan lain sebagainya
b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu
yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu. Prinsip
kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara / gas
buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga
partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah.
Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 u
40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.
c. Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip kerja
filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air
dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. Pada saat
udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotkan air turun
ke bawah.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap
siklon dan filter basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam
prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.
d. Pegendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang
ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat ini
sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang
dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara
tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya
sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alatnya.
e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang
kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah
aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara
yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder
di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat
yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif.
Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan corona
discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah
olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara bersih
menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai.
Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara
bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu
kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat
(toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.

Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan
awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah
menguap

Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi

Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengn
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil
proses tersebut

Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan
banyak mengandung padatan organik.

Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter yaitu total solids


residue (TSR), kandungan fixed residue (FR), kandungan volatile solids (VR), kadar air
(sludge moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat
korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia dan kandungan
senyawa kimia).

Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat
kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur dan
limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri cat,
kegiatan pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan
dari peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun
sekalipun dalam konsentrasi rendah. Daftar lengkap limbah B3 dapat dilihat di PP No. 85
Tahun 1999: Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Silakan klik link
tersebut untuk daftar lengkap yang juga mencakup peraturan resmi dari Pemerintah
Indonesia.

Penanganan atau pengolahan limbah padat atau lumpur B3 pada dasarnya dapat dilaksanakan
di dalam unit kegiatan industri (on-site treatment) maupun oleh pihak ketiga (off-site
treatment) di pusat pengolahan limbah industri. Apabila pengolahan dilaksanakan secara on-
site treatment, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
jenis dan karakteristik limbah padat yang harus diketahui secara pasti agar teknologi
pengolahan dapat ditentukan dengan tepat; selain itu, antisipasi terhadap jenis limbah
di masa mendatang juga perlu dipertimbangkan

jumlah limbah yang dihasilkan harus cukup memadai sehingga dapat menjustifikasi
biaya yang akan dikeluarkan dan perlu dipertimbangkan pula berapa jumlah limbah
dalam waktu mendatang (1 hingga 2 tahun ke depan)

pengolahan on-site memerlukan tenaga tetap (in-house staff) yang menangani proses
pengolahan sehingga perlu dipertimbangkan manajemen sumber daya manusianya

peraturan yang berlaku dan antisipasi peraturan yang akan dikeluarkan Pemerintah di
masa mendatang agar teknologi yang dipilih tetap dapat memenuhi standar

Teknologi Pengolahan

Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer
di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.

1. Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. TUjuan
utama darichemical conditioning ialah:

o menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur

o mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur

o mendestruksi organisme patogen

o memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih


memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada
proses digestion

o mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman


dan dapat diterima lingkungan

Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

o Concentration thickening
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah
dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya
digunakan pada tahapan ini ialahgravity thickener dan solid bowl centrifuge.
Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi
kadar airnya pada tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun tidak
sepopuler gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah
menggunakan proses flotation pada tahapan awal ini.

o Treatment, stabilization, and conditioning


Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan
menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses
pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia
berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia
dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan
memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan
destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses
destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang
terlibat pada tahapan ini ialahlagooning, anaerobic digestion, aerobic
digestion, heat treatment, polyelectrolite flocculation,chemical conditioning,
dan elutriation.

o De-watering and drying


De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi
kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat
pada tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa
digunakan adalah drying bed, filter press,centrifuge, vacuum filter, dan belt
press.

o Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang
terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation,
dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya
ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well.

2. Solidification/Stabilization
Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization juga dapat
diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan
sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan
menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi
toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses
pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut
seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses
solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan,
yaitu:

o Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah


dibungkus dalam matriks struktur yang besar

o Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan


pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat
mikroskopik

o Precipitation

o Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada
bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.

o Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya


ke bahan padat
o Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi
senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama
sekali

Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan


bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum
mixing, in-situ mixing, danplant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi
diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-
04/BAPEDAL/09/1995.

3. Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi
pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar
90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari
sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah
dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses
insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki
beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat
dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan
lahan yang relatif kecil.Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan
energi (heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam
mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan
banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang
paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple
hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste
injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary
kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan

gas secara simultan.

Limbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan resiko
yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal tersebut
termasuk proses pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya. Pengemasan
limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang bersangkutan. Namun
secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3 harus memiliki kondisi yang
baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus dibuat dari bahan yang tidak
bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. Untuk limbah yang mudah
meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana kemasan bagian dalam harus dapat
menahan agar zat tidak bergerak dan mampu menahan kenaikan tekanan dari dalam
atau dari luar kemasan. Limbah yang bersifat self-reactive dan peroksida organik juga
memiliki persyaratan khusus dalam pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah
jenis tersebut harus dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami
penguraian (dekomposisi) saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas
pun terbatas sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang memiliki
aktivitas rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan.
Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik harus
disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit pengolahan
limbah. Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap blok terdiri atas
22 kemasan. Limbah-limbah harus diletakkan dan harus dihindari adanya kontak
antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus dibuat
dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah bak penampung
dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki ventilasi yang baik,
terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan dilengkapi dengan sistem
penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif memerlukan bangunan
penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah dilepas untuk
memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang tahan api dan
korosi.

Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan


pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Namun, kita dapat merujuk peraturan
pengangkutan yang diterapkan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut terkait dengan
hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus, dan sebagainya.
Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah apabila terjadi
kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi kebocoran limbah
ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu, kemasan harus memiliki kualitas
yang cukup agar efektivitas kemasan tidak berkurang selama pengangkutan. Limbah
gas yang mudah terbagak harus dilengkapi dengan head shields pada kemasannya
sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas untuk mencegah kenaikan suhu
yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute pengangkutan khusus selain juga
adanya kewajiban kelengkapan Material Safety Data Sheets (MSDS) yang ada di
setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan.
DefinisiScrubberSecaraUmum
Scrubbermerupakansuatuvariasiperalatanyangbesaruntukpemisahanzatpadat
ataucairandarigasdenganmenggunakanairuntukmenggosokpartikeldarigasitu.Scrubber
dapatjugadikatakanberfungsiuntukmengurangipolutanudarayangdihasilkanolehgas
buangsuatuindustri.Pengendalianpencemaranudaradapatdilakukandengan2carayaitu
pengendalianpadasumberpencemardanpengenceranlimbahgas.Pengendalianpada
sumberpencemarmerupakanmetodeyanglebihefektifkarenahaltersebutdapatmengurangi
keseluruhanlimbahgasyangakandiprosesdanyangpadaakhirnyadibuangkelingkungan.
Didalamsebuahpabrikkimia,pengendalianpencemaranudaraterdiridari2bagianyaitu
penanggulanganemisidebudanpenanggulanganemisisenyawapencemar

MekanismeKerjaScrubber
Berikutadalahtahapanmekanismekerjascrubber,antaralainsebagaiberikut:
1.Impingement(pengontakan)
Suatucampurangasdebumasukdengancepatmelaluiinletlaludikontakkandengan
cairanyangadadidalamscrubbersehinggapartikeldebuakantersangkutdalamcairan.
2.Difusi
Partikelpartikeldebutersebutdialiriolehgasyangkemudianmenyebabkanpartikel
tersebutberupatetesantetesanyangtersimpanmelaluiprosesdifusi.
3.Humidifikasi
Tetesandebutersebutlaludiflotasikandengancarahumidifikasi,yaitumengubahpermukaan
tetesantetesantersebutmenjadielektrostatis.Lalu,memisahkanberdasarkanukurantetes
(besardankecil)secaramekanik.Carasepertiinibiasanyadigunakanuntukdebu
berkonsentrattinggidantergantungpadakondisispesifikdebudangasgaslainyang
terlibat.
4.Kondensasi
Apabilatetesantetesanitutelahmencapaidewpoint(titikembun),makaakanterjadi
peristiwapengembunan(yangmanatetesantetesanberukurankecilakanmenjadinukleus
pengembunan).Prosesyangdilakukansecaramekanikiniakanmengembunkantetesan
namunlebihefektifdanukurannyalebihseragamatauuniform.Mekanismeinipentinguntuk
gaspanasdengankonsentrasidebuyangkecil.Untukkonsentrasiyanglebihbesar,perludi
tambahkandenganjumlahproseskondensasitersebut.
5.Wetting(pembasahan)
Prosesinisebenarnyatidakberperanpentingdalamscrubber.Inidilakukanagartidakterjadi
naiknyapartikeldebusetelahmenjaditetesan(prosespembasahandilakukanagarpartikel
partikelyangyangtelahmenjaditetesantidakikutkeluarbersamagaslagi).
6.Partisigas
Jikapadasuatugasdilewatkancairanataubusa,gasakandipecahmenjadielemnelemen
yangkecildimanajarakantarapartikelyangtersuspensidancairanyangmelingkupinya
relatifkecil.Dalambeberapaprosesterjadipemisahanyangdiakibatkangayagravitasidan
gerakanbrowndalamelemen,dalamhalinicairanbertindaksebagaiawalpemisahan.
7.Dustdisposal
Dalambeberapascrubber,cairantidakdipisahkanolehgastetapimengalirsebagaipengisidi
ataspermukaan.Terkecualidariefekhumidifikasidanwetting(pembasahan),kerjacairan
yangdemikianadalahuntukmembersihkanpermukaandanmencegahdebunaikkembalike
atas,hasilyangnyataterjadijugakarenamelibatkantindakanmekanikyangspesifik.
8.Elektronikprecipitation
Faktorinijugaberperandalamprosesscrubbing,namunmekanismenyasulitdipahamidan
hanyauntukkondisiyangamatpentingsertahanyaterjadidalambeberapaproses.

JENISJENISSCRUBBER
Didalamindustri,banyakdijumpaiscrubberdenganberbagaimacammetode.Yangumum
ialahscrubberyangmampumenghasilkanpartikeldenganukuran5diameter.Adajuga
yanglebihspesifikyangmampumenghasilkanpartikeldenganukuran12diameter.

Berikutinimacammacamdariscrubberantaralain:
1.WetScrubber
WetScrubberdapatddefinisikansebagaialatpemisahansuatupartikelsolid(debu)yang
adadigasdalamudaradenganmenggunakancairansebagaialatbantu.Airadalahcairan
yangpadaumumnyadigunakandalamprosesscrubbing,meskipundapatjugadigunakan
cairanlainnya(seperti:asamsulfat,dll)
WetScrubberdapatmengurangipolutanudarayaitupenanggulanganemisidebudan
penanggulanganemisipencemaryangdihasilkanolehgasbuangsuatuindustridalamsekali
proses.
Padaumumnya,wetscrubbermampumenghasilkanpartikeldenganukuran12
diameter.

2.ChamberScrubber
Scrubberjenisinimemilikipencuciudarayangkonvensialdimanagasakandialirkan
sampaiketempatpenyemprotandenganarahaliranyangsejalanatauberlawanan.Satuset
eliminatoryangdipasangzigzagdiletakkanpadasalurankeluar,sertapelatpelatdipasang
dalamruangpenyemprot.
Prosespendingingasterjadisaatgasmelaluitangkisilinderdenganpenyemprotpadabagian
atas.Beberapatangkiataumenarajugamemilikisekatpadasisiyangberlawananyangjuga
berfungsisebagaialatpenyemprot.Padaprosesuntukmemisahkanprodukcairdangas,pada
salurankeluarnyaterdapatalatpembalikgas(gasreversal)danjugasuatuchamber(ruangan)
khususpadasaluranoutlet.Biasanyabahanbakunyadarilogambesiataubajadenganukuran
372inch.Kapasitasuntukinlet50.000cuft/min.Adajugatipelaindimanagasakan
dilewatkanmelaliukamarkhususpenyemprotyangterdiriataslorongventuridenganlobang
penyemprotdengankonsumsiair15gal/mintiap10hp.
3.VenturiScrubber
Satupengembanganterbarudalambidanggosokangasadalahventuriscrubber,yangmana
telahditemukanbermanfaatuntukkoleksiasambelerangberkabut.Metodepemisahan
venturididasarkanataskecepatangasyangtinggipadabagianyangdisempitkandan
kemudiangasakanbersentuhandenganbutirairyangdimasukkandidaerahsempittersebut.
Alatinidapatmemisahkanpartikelhinggaukuran0,1mikrondangasyanglarutdidalamair.
Venturiscrubbermenggunakantekananrendah(sekitar5lb/sq.In)padalorongventuri
dengankecepatan200300ft/sec.Air,produk,dangasbuangdikumpulkandalammesin
pemisah(separator)denganmetodesiklonyangadapadabgianlorongventuriitu.Pressure
dropnyasebesar15inch.Wtrdengankonsumsiairsebesar3gal/mnttiappower10hp.

4.CycloneScrubber

Cyclonescrubberterdapatpadabeberapatipescrubberyangmenggunakanmetodesiklon.
Adayangdidalamlubangverticalbagiantengahnyaterdapatbermacammacamalat
penyemprotcairan.Namun,adajugaterdapatpemisahancairanyangdilakukanmelalui
prosesdisentegrator(penghancur)denganmengalirkangasmelaluisalurantertentu.
Beberapaunitcyclonescrubberbiasanyatelahmemilikibagiandisintegratordidalamnya.
Kecepatangasdalamtower(menara)anatara48ft/secdandenganpressuredropsebesar2
8inch.Wtrdengansirkulasiairsebesar310gal/mintiap10hpdarikeseluruhangasyang
digunakan.
Fungsidaricyclonescrubbersangatefektifuntukmenetralisirgasgasberacunseperti
belerang,chlor,dsb.Adajugayangmempunyaisuhudiatas180Fsehinggafungsinyajuga
sebagaipendingindarigasbuangindustrikimia.Rentangukurandebuyangdapatdipisahkan
ialahantara35mikron.
ProduklimbahScrubber
Salahsatuefeksampingdariscrubbingadalahbahwaproseshanyabergerakbahanyang
tidakdiinginkandarigasbuangmenjadibentuklarutancair,pastapadatataububuk.Iniharus
dibuangdenganaman,jikatidakdapatdigunakankembali.
Sebagaicontoh,hasilpenghapusanmerkuridalamproduklimbahyangbaikmembutuhkan
proseslebihlanjutuntukmengekstrakmerkurimentah,atauharusdikuburdalamlimbah
berbahayaTPAkhususyangmencegahmerkuridarimerembeskeluarkelingkungan.
Sebagaicontohreuse,scrubberberbasiskapurdipembangkitlistriktenagabatubaradapat
menghasilkangypsumsintetiskualitasyangcukupyangdapatdigunakanuntukmemproduksi
drywalldanprodukindustrilainnya.

Demikianbloginisayasusundariberbagaisumberartikel,kuranglebihnyasemogamenjadi
acuansaudara:).Thankss

Anda mungkin juga menyukai