Anda di halaman 1dari 4

Ibadah Maliyah

Ibadah Harta

Posted on March 9, 2011

HARTA bukan tujuan, melainkan sarana beribadah kepada Allah SWT. Harta yang
membawa kebaikan dan keberkahan, selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
juga wajib dizakati dan diinfakkan di jalan Allah SWT.

Banyak harta idealnya mendorong seseorang untuk lebih banyak beribadah kepada-Nya.
Harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, berarti harta yang bermanfaat dan akan
membuahkan berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan.

Ibadah harta (ibadah maliyah) merupakan investasi amal yang tidak akan berhenti pahalanya,
walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia, yang dikenal dengan Amal Jariyah.

Jenis-jenis ibadah harta antara lain zakat, sedekah, dan udhiyyah (kurban). Ada juga akikah
(tanda syukur menyambut anak yang baru dilahirkan).

Ibadah harta yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja dengan jumlah berapa saja
adalah infak-sedekah. Allah SWT menjanjikan pelipatgandaan bagi mereka yang berinfak-
sedekah di jalan Allah menolong sesama, menyantuni fakir-miskin dan yatim-piatu,
mendanai dakwah atau syiar Islam, dan sebagainya.

Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah serupa


dengan sebutir bibit yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir: seratus biji. Allah
melipat gandakan bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas karunia-Nya dan
Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 261).

Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya karena mencari keridhaan Allah


dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang
disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan
lebat tidak menyiramnya, maka hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang
kamu perbuat. (QS. Al-Baqarah: 265). Wallahu alam.*

Daftar pustaka
Al-Haritsi, Jaribah bin Ahmad. 2003, Fikih Ekonomi Umar bin Al- Khathab, Jakarta: khalifa (pustaka al-
kautsar Group).
al-Qadhi, Abdullah Muhammad Muhammad. 1990. Siyasah As-Syariyah baina Al-Nadariyah wa al-
Tadbiq. Dar al-Kutub al-Jamiyah al-hadits.
Djaelani, Abdul Qadir. 1995. Negara Ideal: menurut konsep Islam. Surabaya: PT. Bina Ilmu

Dalam ibadah maliyah (harta) ada tiga istilah yang digunakan. Karena perbedaan
istilah, maka ada perbedaan dalam hukum dan tata caranya. Ketiga istilah tersebut
antarlain zakat, infaq dan shadaqah.

Zakat merupakan istilah untuk ibadah harta yang hukumnya wajib dan
ketentuannya sudah termaktub dalam al-Quran dan Hadits. Infaq merupakan
istilahi badah harta yang hukumnya wajib tetapi ketentuannya tidak dibuat oleh
Allah dan Rasulullah. Dan, shadaqah adalah sebutan untuk ibadah harta yang
hukumnya sunat.

Hanya ada dua hukum dalam ibadah maliyah ini, yaitu wajib dan sunat. Menurut
para ulama, wajib adalah:




Sesuatu yang diganjar jika mengamalkannya dan disanksi jika
meninggalkannya

Sedangkan sunat adalah:




Sesuatu yang diganjar jika mengamalkannya dan tidak disanksi jika
meninggalkannya

Letak perbedaan kedua hukum tersebut adalah adanya reward dan punishment.
Mengamalkan yang wajib, mendapat reward dan meninggalkannya mendapat
punishment. Mengamalkan yang sunat memperoleh reward tetapi meninggalkannya
tidak diberi punishment.

Pengertian Zakat
Kata zakat merupakan isim mashdar dari kata zak yang berarti berkah, tumbuh,
bersih dan baik. Sedangkan menurut istilah zakat adalah menyerahkan harta
tertentu untuk orang tertentu yang telah ditentukan syara dengat niat karena Allah.

Dalam kitab al-Hawi, al-Mawardi memberikan definisi zakat sebagai berikut:








Zakat merupakan sebutan untuk pengambilan sesuatu yang khusus dari harta
tertentu, berdasarkan sifat-sifat tertentu untuk disalurkan kepada golongan
tertentu (Qardhawiy, Fiqhuz-Zakat, www.al-islam.com al-Maktabah asy-Syamilah,
hlm. 52).

Pengertian Infaq
Infaq berasal dari kata nafaqa yang berarti telah lewat, berlalu, habis, mengeluarkan
isi, menghabiskan miliknya, atau belanja.

Menurut istilah, infaq adalah:





Mengeluarkan harta yang thayib (baik) dalam ketaatan atau hal-hal yang
dibolehkan

Pengertian Shadaqah
Ibadah harta pada umumnya disebut shadaqah. Shadaqah yang wajib dan
ditentukan standar pelaksanaannya disebut zakat. Sahdaqah yang wajib tapi tidak
ditentukan standar pelaksanaannya disebut infaq. Adapun shadaqah yang sunat
disebut dengan kata shadaqah itu sendiri.

Shadaqah bersal dari kata ash-shidqu yang berarti benar, jujur. Falsafahnya,
shadaqah merupakan bukti bahwa seseorang memiliki keyakinan (aqidah) yang
benar, jalan hidup (syariah) yang benar dan prilaku (akhlak) yang benar. selain itu,
shadaqah merupakan manifestasi kejujuran seseorang dalam kepemilikan harta.

Shadaqah adalah:




Sesuatu yang diberikan untuk mendekatkan diri kepada Allah taala.

Jika zakat dan infaq sudah ditentukan jenisnya seperti uang, emas, perak,
perdagangan, hewan ternak, dll., maka shadaqah tidak demikian. Shadaqah boleh
dengan barang-barang sebagaimana disebut, bisa juga denga apapun yang dimiliki.
Bahkan, wajah sumringah dan senyuman pun bisa bernilai shadaqah.

Seluruh Kebaikan itu Shadaqah


Rasulullah saw. bersabda,


Setiap kebaikan itu bernilai shadaqah (H.R. Bukhari)

Wajah Sumringah itu Shadaqah


Dalam hadits yang lain, Rasulullah bersabda,





Janganlah kamu menyepelekan kebaikan sedikitpun walaupun kamu bertemu
saudaramu dengan wajah sumringah (H.R. Muslim).

Senyum itu Shadaqah





Senyumanmu terhadap wajah saudaramu bernilai shadaqah untukmu (H.R.
Ibnu Hibban).

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai