A. PENGERTIAN INFERTILITAS
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami istri
belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3
kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi
dalam bentuk apapun. Secara medis infertilitas di bagi atas 2 yaitu :
1. Infertilitas primer berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2. Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat
kontrasepsi dalamn bentuk apapun.
Sebanyak 60%-70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun
pertama pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari
usia pernikahan. Sebanyak 10-20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau
lebih atau tidak akan pernah memiliki anak (Djuwantono,2008).
Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pasangan
suami-istri dianggap infertil apabila memenuhi syarat-syarat berikut (Djuwantono,2008)
Hal-hal yang paling penting dalam berhasil atau tidaknya pengobatan infertilitas antara
lain (Permadi,2008)
1. Umur
Kemampuan reproduksi wanita menurun drastis setelah umur 35 tahun. Hal ini
dikarenakan cadangan sel telur yang makin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah
masa sistem reproduksi wanita berjalan optimal sehingga wanita berkemampuan
untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase pubertas sampai sebelum fase
menopause.
Fase pubertas wanita adalah fase di saat wanita mulai dapat bereproduksi, yang
ditandai dengan haid untuk pertama kalinya (disebut menarche) dan munculnya
tanda-tanda kelamin sekunder, yaitu membesarnya payudara, tumbuhnya rambut
di sekitar alat kelamin, dan timbunan lemak di pinggul. Fase pubertas wanita
terjadi pada umur 11-13 tahun. Adapun fase menopause adalah fase di saat haid
berhenti. Fase menopause terjadi pada umur 45-55 tahun.
Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita mengalami
menarche sampai menopause, wanita mengalami menstruasi secara periodik yaitu
pelepasan satu sel telur. Jadi, wanita dapat mengalami menstruasi sampai sekitar
400 kali. Pada umur 35 tahun simpanan sel telur menipis dan mulai terjadi
perubahan keseimbangan hormon sehingga kesempatan wanita untuk bisa hamil
menurun drastis. Kualitas sel telur yang dihasilkan pun menurun sehingga tingkat
keguguran meningkat. Sampai pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun sel telur
habis sehingga wanita tidak menstruasi lagi alias tidak dapat hamil lagi.
Pemeriksaan cadangan sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau
USG saat menstruasi hari ke-2 atau ke-3.
2. Lama infertilitas
Berdasarkan laporan klinik fertilitas di Surabaya, lebih dari 50% pasangan dengan
masalah infertilitas datang terlambat. Terlambat dalam artian umur makin tua,
penyakit pada organ reproduksi yang makin parah, dan makin terbatasnya jenis
pengobatan yang sesuai dengan pasangan tersebut.
3. Stress
4. Lingkungan
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan pelarut organik yang mudah menguap,
silikon, pestisida, obat-obatan (misalnya: obat pelangsing), dan obat rekreasional
(rokok, kafein, dan alkohol) dapat mempengaruhi sistem reproduksi. Paparan
radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida juga
dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi
yang akan mempengaruhi kesuburan
5. Hubungan Seksual
6. Frekuensi
Hubungan intim (disebut koitus) atau onani (disebut masturbasi) yang dilakukan
setiap hari akan mengurangi jumlah dan kepadatan sperma. Frekuensi yang
dianjurkan adalah 2-3 kali seminggu sehingga memberi waktu testis memproduksi
sperma dalam jumlah cukup dan matang.
7. Posisi
8. Masa Subur
Marak di tengah masyarakat bahwa supaya bisa hamil, saat berhubungan seksual
wanita harus orgasme. Pernyataan itu keliru, karena kehamilan terjadi bila sel telur
dan sperma bertemu. Hal yang juga perlu diingat adalah bahwa sel telur tidak
dilepaskan karena orgasme. Satu sel telur dilepaskan oleh indung telur dalam
setiap menstruasi, yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Peristiwa itu
disebut ovulasi. Sel telur kemudian menunggu sperma di saluran telur (tuba
falopii) selama kurang-lebih 48 jam. Masa tersebut disebut masa subur.
9. Kondisi Reproduksi Wanita
Masalah vagina
Masalah serviks
Masalah uterus
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi
gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui
sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal.
Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam
darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH
(Follicle Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH
ini akan mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik,
sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu.
Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat
memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka
perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang
berperan adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu
dengan sel telur matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan
hormon prostaglandin) maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah
gangguan pada saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan
sel sperma. Jika terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma
tidak bisa membuahi sel telur. Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh
penyakit salpingitis, radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau
penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur klamidia.
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi
embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium.
Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung
mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain
karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon
progesteron yang memadai
Tanda Infertilitas pada Wanita - Gejala Mandul Pada Wanita
1. Endometriosis
2. Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita
bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding
dalam panggul. Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke
bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih,
demam, dan keputihan dengan cairan yang kental atau berbau. Infeksi panggul
memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan
panggul, dan pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, misalnya: spiral).
3. Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di
rahim. Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah,
atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas
adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium). Mioma
uteri biasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat wanita dalam usia reproduksi
sehingga saat menopause mioma uteri akan mengecil atau sembuh.
4. Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan
oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip
dapat menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan
lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.
Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel
telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan. Pemeriksaan
yang dilakukan untuk mengetahui saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG
(Hystero Salpingo Graphy), yaitu semacam pemeriksaan rntgen (sinar X) untuk
melihat rahim dan saluran telur.
6. Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan
manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen
penyebab gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik.Gangguan ovulasi
biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus
antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila
haid pada seorang wanita terjadi di luar itu semua, maka sebaiknya beliau
memeriksakan diri ke dokter.
D. Patofisiologi
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan
stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak
adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi.
Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas,
diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak
terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil
konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas
ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi
proses pemasukan sperma.
Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan
kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik.
E. Manifestasi Klinis
4. Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak
berkembang,dan gonatnya abnormal
6. Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi,
adhesi, atau tumor
1. Istri yang berumur antar 20-30tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk
mendapatkan anak selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabila
:
2. Istri yang berumur 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan
itu datang ke dokter.
3. Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan
pemeriksaaan infertilitas kalau belum mempunyai anak dari perkawinanya ini.
4. Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertil yang salah satu
pasangannya mengidap penyakit membahayakan kesehatan istri atau anaknya.
G. PENGOBATAN INFERTILITAS
1. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus
genitalis yang menyumbat vas deferens atau merusak jaringan testis.
2. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada pasien mioma dan tuba yang tersumbat.
Tindakan pembedahan ini akan meninggalkan parut yang dapat meyumbat atau
menekuk tuba sehingga akhirnya memerlukan pembedahan untuk mengatasinya.
3. Terapi
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa
pengikatan pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian
dengan pembanding menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita
berupa peningkatan jumlah sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10
% pada kelompok yang tidak dioperasi..
Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan
koreksinya. Pada operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya
produksi sperma di buah zakar.
Dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan
inseminasi dilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau
akibat masalah antobodi di mulut rahim. Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10
juta/cc (dari normal 20 juta) dapat mencoba inseminasi buatan.
H. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fisik:
- Galaktorea
b. Pemeriksaan penunjang
Deteksi ovulasi
o Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi : lendir
serviks encer,daya membenang lebih panjang, pembentukan gambaran daun
pakis dan terjadi Estradiol meningkat
Sitologi vagina
Histerosalpinografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat
dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan
adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal.
Laparoskopi
Pemeriksaan endokrin
USG transvaginal
I. Pengobatan infertilitas
Sekitar 50% pasangan infertil dapat berhasil hamil. Hal ini memberikan rasa
optimistik baik bagi dokter maupun pasiennya. Tindakan-tindakan diagnostik sering
kali pula merupakan rangsangan pengobatan, misalnya pemeriksaan vaginal dan
sondase uterus dapat menaikkan laju kehamilan sebesar 10-15%. Uji patensi tuba
bersama dengan dilatasi dan kuretase ternyata dapat menggandakan laju pembuahan.
Setiap kelainan yang ditemui selama pemeriksaan selalu perlu diobati. Beberapa jenis
pengobatan berdasarkan sebab-sebab infertilitas dapat dilihat sebagai berikut:
Varikokel Ligasi
1. Inseminasi buatan
IVF atau In Vitro Fertilization dikenal juga sebagai prosedur bayi tabung. Mula-
mula sel telur wanita dan sel sperma dibuahi di media pembuahan di luar tubuh
wanita. Lalu setelah terjadi pembuahan, hasilnya yang sudah berupa embrio
dimasukkan kedalam rahim melalui serviks
DAFTAR PUSTAKA
Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas; Kesehatan Wanita, Bayi Dan Keluarga,
Edisi 18. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Ayu Chandradinata, dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, Prof. dr. Hanifa, SpOG.2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
TUGAS ENDOKRIN
INFERTILITAS PADA WANITA
Disusun oleh :