Materi Perawatan Keluarga
Materi Perawatan Keluarga
1. Pada umumnya mereka yang sakit senang bila ia berada di rumah di tangah keluarga
daripada berbaring di RS dan dirawat oleh orang yang belum dikenal.
2. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi.
3. Dirawat oleh orang lain di sebuah kamar dapat mempengaruhi keadaan si sakit sehingga
mempengaruhi penyembuhannya.
4. Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluargnya secara optimal.
1. Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan tugas PK asal sebelumnya diberi pengetahuan
(berupa pendidikan PK) dan dilatih secukupnya.
2. Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan latihan PK.
1. Berperikemanusiaan yang jelas tampak dan sikap kesediaan untuk menolong yang akan
memberi kesan tetang kepribadiannya.
2. Bertanggungjawab, sifat ini harus tampak dari segala tindakan pelaku pk yang senantiasa
berpedoman pada apa yang ia telah pelajari antara lain tidak akan melakukan tindakan
yang merugikan si sakit maupun angggota keluraga yang lain.
3. Selalu mengutamakan kebutuhan si sakit.
4. Selalu bersikap terbuka terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap si sakit sera
menerangkan/mendidik kelurga lain misalnya bagaimana hidup sehat
1. Sikap yang baik seorang pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang
kepribadian.
2. Menunjukkan memampuan kerja denga tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
3. Mempunyai sikap yang ramah, selalu tersenyum, bersedia untuk mendengar dan mampu
untuk menenangkan si sakit.
4. Berpirlah sebelum bertindak/bekerja.
5. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan si sakit, tetapi perlu juga memperhatikan diri
sendiri.
6. Catat selalu hasil pengamatan dan perawatan yang telah diberi secara pendek, lengkap
dan jelas.
7. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit.
8. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/petugas kesehatan dan
jangan keliru memberi obat.
9. Jika dianggap perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas/RS diperlukan persiapan antara
lain pakaian bersih dan alat toilet si sakit dan kemungkinan harus dihubungi petugas yang
mengurus angkutan/ambulans.
10.Bila ada sesuatu yang perlu dirahasiakan janganlah disampaikan langsung si sakit.
e. Peralatan yang diperlukan
f. Penerapan
1. Sebagai individu : Perlu mempersiapkan diri agar mampu dan mau melakukan PK untuk
siapa saja yang membutuhkan.
2. Sebagai anggota masyarakat : Menjelaskan kepada anggota masyarakat pentingnya PK.
Dapat juga mengordinir disediakannya peralatan PK agar masyarakat sekitar dapat
menggunakan secara bersama.
3. Di lingkungan organisasi PMI : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan
pelayanan sosialnya PMI misalnya untuk panti jompo.
4. Pada saat bencana : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan di tempat
penampungan sementara/pengungsian.
a. Kebersihan Diri
1. Kebersihan diri merupakan factor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita
selalu dapat hidup sehat.
2. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.
3. Cara menjaga kebersihan diri :
Mandi setiap hari secara teratur
Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan,
sesudah buang air besar atau buang air kecil.
Kuku digunting pendek dan bersih.
Kaki perlu dirawat dengan baik dan teratur.
Sikat gigi setiap habis makan.
Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci bersih
dengan sabun, dijemur dan disetrika.
b. Kebersihan lingkungan
1. Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan bersih, dan sehat
sehingga dapat mencegah penularan penyakit
2. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata rantai, yaitu: sumber
penyakit, perantara penyakit dan orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit.
3. Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama masyarakat dengan
mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai tersebut agar tidak akan terjadi
penularan.
4. Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan:
Rumah harus sehat dan terpelihara.
Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat anak bermain
terutama hewan yang berkutu
Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah ditempatnya
Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya
Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
Air limbah usahakan lancer alirannya.
Pelaksanaan Perawatan
a. Mencuci Tangan
b. Memakai Celemek
1. Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu menolong
merawat si sakit, tanpa mengganggu gerak si pelaku.
2. Tujuan:
Melindungi pakaian pelaku dari kotoran
Mencegah penularan penyakit
Mengukur Suhu
a. Mengukur suhu
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Menurut skalanya ada 2 macam, yaitu:
termometer celcius (lazim dipakai di Indonesia) dan termometer Fahrenheit (lazim dipakai di
Amerika)
2. Tujuan
3.1. Ketiak
Cuci tangan
Siapkan termometer
Beritahu si sakit
Keringkan ketiak dengan handuk/waslap
Tempatkan pangkal termometer di tengah ketiak di minta si sakit menjepitnya 10-15
menit, tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer
Setelah 10-15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai di mana naiknya air raksa
dan dicatat.
Termometer dibersihkan, lalu disimpan
Cuci tangan
3.2. Dubur
Pengukuran suhu di dubur dilakukan:
- Pada bayi, anak, orang sakit parah
- Pada keadaan tertentu, misalnya:patah lengan,bagian ketiak di balut
- Atas petunjuk dokter
Pengukuran suhu di dibibir tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang luka pada daerah dubur
- Orang sakit yang berpenyakit kelamin
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer dan minyak kelapa/vaselin
3. Beritahu si sakit
4. Miringkan si sakit,bebaskan pakaian yang menutupi bokong
5. Kaki yang sebelah atas ditekuk kearah perut
6. Oleskan pangkal termometer dengan minyak kela[a/vaselin untuk memudahkan
memasukkan ke dalam anus. Hati-hati bila ada wasir
7. Pisahkan bokong si sakit agar dubur terlihat, lalu pangkal termometer di masukkan
8. Pegang termometer selama berada dalam anus selama 3 menit
9. Keluarka termometer, baca dan catat di buku catatan harian
10.Termometer dibersihkan lalu disimpan
11.Cuci tangan
3.3. Mulut
Dilakukan pada orang sakit bila pada kedua tempat di atas tidak memungkinkan
pemasangan thermometer.
Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah
- Orang yang berpenyakit milit,batuk pilek atau sesak nafas
- Bayi/anak yang masih kecil
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer
3. Beritahu si sakit
4. Si sakit diminta untuk membuka mulut
5. Letakkan pangkal termometer di bawah lidah agak ke samping, di minta si sakit untuk
menutup mulut dan bernafas melalui hidung
6. Setelah 3 menit keluarkan termometer, baca dan catat di buku catatan harian
7. Termometer dibersihkan lalu disimpan
8. Cuci tangan
Menghitung denyut nadi adalah sama penting dengan mengukur suhu. Denyut nadi menjadi
lebih cepat bila berada dalam ketakutan, gelisah, demam dan sesudah gerak badan.
1. Leher
2. Bagian muka telinga
3. Dekat ujung tulang selangkang
4. Sisi dalam dari lengan atas
5. Lipatan paha
6. Pergelangan tangan
7. Denyut bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba di ubun-ubun
Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap kenaikan suhu 1
derajat C, denyut nadi akan bertambah 10-15 denyutan.
d. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Beritahu si sakit
3. Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di sebelah atas. Cari
nadinya dengan 3 jari si pelaku dipergelangan tangan si sakit kea rah ibu jari si sakit
diantara urat-urat
4. Hitung denyut nadi selama menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat dalam buku
catatan harian
Menghitung Pernafasan
Satu kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas dan 1 kali mengeluarkan nafas
Di Indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi
ke kamar kecil untuk B.A.B / B.A.K. sebenarnya hal ini tidak dibenarkan karena si sakit
membuang tenaga yang ia perlukan untuk melawan penyakitnya. Perlu diketahui, bahwa
antara orang sakit pria dan wanita cara menolongnya berbeda.
Wanita : alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran yang
sangat pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b dan
b.a.k menggunakan sebuah tempat yang disebut pasu najis.
Pria : untuk b.a.b dan b.a.k dapat hanya menggunakan sebuah labuh kemih,
semacam botol.
a. Peralatan
1. Pasu najis beserta tutupnya
2. Labu kemih untuk pria
3. Bamboo/botol berisi air
4. Kertas toilet
5. Alas bokong (perlak beserta alasnya)
6. Bel
7. Bangku kecil untuk pasu najis
8. Handuk, sabun, bedak
9. Air untuk mencuci bokong
a. Tujuan
1. Memberikan perasaan enak dan segar kepada si sakit
2. Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya
3. Membantu memperlancar peredaran darah
4. Melatih otot-otot secara aktif dan pasif
5. Mencegah terjadinya lecet
b. Peralatan
1. 2 baskom (untuk menyabun + membilas)
2. Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember + gayung
3. 2 waslap + 2 handuk besar
4. 1 ember yang agak besar untuk menampung air
5. Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus,alat bersolek, alat cukur dan
sisir
6. Pakaian si sakit yang bersih
7. Tempat/keranjang untuk pakaian kotor
8. Bila perlu disediakan lbu kemih dan pasu najis, botol berisi air untuk cebok
a. Tujuan
1. Memberikan perasaan segar dan senang kepada si sakit
2. Menghilangkan kotoran yang melekat pada kepala si sakit
3. Agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara
b. Peralatan :
1. Baki yang berisi sisir, 1 handuk, 1 waslap, shampo, alas(handuk + perlak
2. Talak plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/sebuah perlak yang digulung
3. Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan
4. Ember kosong
5. Kain pel
6. Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember
7. Alat pengering rambut atau kipas
Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk , berbalik, merubah posisi tidurnya,
mengangkatnya, menolong turun / naik tempat tidur dengan cara teratur.
Merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang sangat penting, karena dapat menghindari :
1. Bahaya lecet pada tubuh
2. Ketegangan pada sendi-sendi
3. Bahaya timbulnya cacat
4. Memperbaiki peredaran darah
Meminggirkan adalah menggeser si sakit dari tengah ke pinggir tempat tidur, sedangkan
menengahkan adalah menggeser si sakit dari pinggir ke tengah tempat tidur.
b. Memiringkan si sakit
c. Memindahkan si sakit
Bila sakit seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya dilakukan
berdua atau bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akibatnya mungkin si sakit
merasa lebih sakit atau mungkn terjatuh.
d. Menolong si sakit turun dari tempat tidur, berjalan ke kursi dan kembali ke tempat tidur.
Bila si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai sembuh, maka dokter
akan memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk dipinggir tempat tidur dengan
kaki yang diayun-ayunkan, kemudia di atas kursi dalam ruangan si sakit. Peristiwa ini
merupakan hal yang menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan memberikan
bantuaanya. Tetapi si sakit kecewa bila mulai duduk atau berjalan, merasa psing, kaki
berat dan lemas. Oleh sebab itu, hal ini perlu dilakukan secara bertahap.
Peralatan
1. Kursi yang memakai sandaran untuk lengan
2. Bantal untuk menopang punggungnya
3. Selimut
4. Sandal yang ringan
5. Bila perlu dingklik/kursi pendek dan bel
1. Makanan disajikan di atas sebuah baki yang berisi alas supaya rapi. Di atas baki ada
piring, sendok dan garpu, gelas yang berisi air minm dengan tatakan dan tutupnya
dan serbet/lap.
2. Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa disesuaikan denga selera sejauh
tidak bertentangan dengan pantangan.
3. Makanan dijaga agar tidak dihinggapi lalat
4. Piring jangan di isi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si sakit.
5. Sayuran dan lauk pauk diletakkan terpisah dalam piring kecil diatur secara baik
dengan sedikit variasi.
6. Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat.
7. Waktu makan ditentukan
8. Agar menarik diberi jambangan kecil dan diberi bunga, kepada anak-anak diberi
mainan.
9. Bila dapat makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas
10.Selesai makan, baki dan isinya diangkat dan dibawah keluar kamar.
a. Tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mengurangi penderitaan
b. Bentuk obat
1. Pil
2. Tablet
3. Kapsul
4. Salep
5. Obat cair
6. Puyer/serbuk
c. Etiket/label
Biasanya diletakkan pada botol, dus, kantong plastik, dsb yang memberi petunjuk
tentang pemakain obat
Warna etiket :
1) Etiket putih : merupakan obat dalam (untuk diminum)
2) Etiket biru : merupakan obat luar (tidak boleh ditelan)
3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak: merupakan obat berbahaya (obat
keras atau racun)
Perawatan Bayi
a. Kondisi bayi
1. Nadi : Kurang lebih 140 denyutan permenit pada waktu lahir
2. Pernafasan : Kurang lebih 33 40 gerakan permenit
3. B.a.b : 3 4 kali dalam waktu 24 jam pada bulan pertama. Warnanya hitam
dan agak lengket, akan berubah menjadi lembek kekuning-kuningan bila si bayi mulai
menetek
4. Berat badan : Seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3 kg waktu lahir.
Dalam waktu beberapa hari ia akan kehilangan berat sampai 300 gram, tapi dalam
waktu 2 minggu diharapkan berat badannya akan kembali seperti pada waktu
dilahirkan.
5. Kulit : Pada waktu lahir, biasanya kulit bayi diliputi lemak putih kekuning-
kuningan, warna kulitnya merah muda
6. Penglihatan : Baru mampu pada awal bulan ke 2
7. Pendengaran : Baru mampu pada awal bulan ke 4
8. Tidur : Pada bulan pertama bayi tidur 18 22 jam sehari, kalau basah atau
haus/lapar ia akan bangun dan menangis
b. Makanan
Makanan yang terbaik adalah ASI yang akan membuat bayi tumbuh baik dan sehat. Bila
ASI kurang, maka dokter akan menambah dengan susu buatan yang cocok
c. Pemeriksaan
Pada usia 2 minggu bayi sebaiknya dibawa ke dokter atau bidan untuk diperiksa berat
badannya dan apakah keadaan pusarnya baik. Juga untuk menerima nasihat mengenai
pertumbuhan bayi, kekebalan dan makanan tambahan.
d. Memandikan Bayi
Di daerah panas bayi dimandikan pagi dan sore, di daerah pegunungan cukup sekali
sehari misalnya sore saja. Sebaiknya waktu mandi ditentukan, agar tidak seorangpun
dapat mengganggu pelaksanaan tugas ini.
Peralatan
1. Satu buah handuk
2. Dua buah waslap
3. Ember / baskom berisi air hangat kuku
4. Pakaian untuk ganti
5. Sabun
6. Bedak
7. Alkohol, iodinepovidon dan kasa untuk komprse (untuk bayi yang belum lepas tali
pusarnya)