Anda di halaman 1dari 16

Materi PMR : Perawatan Keluarga

Pengertian
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri
dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi
hasilnya memuaskan.
Dasar-dasar Perawatan Keluarga
 Maksud Perawatan Keluargaa. Karena RS penuh / jumlah RS kurang, serta tenaga
Dokter dan perawat kurang.
a. Karena pengaruh keadaan ekonomi, tidak semua orang mampu membayar ongkos
Rumah Sakit.
b. Karena faktor kepercayaan / keinginan si penderita yang tidak menginginkan
untuk dirawat diluar.
 Tujuan Perawatan Keluarga. Meringankan keadaan si korban.
a. Mempercepat upaya penyembuhan.
b. Memperkecil penularan.
c. Mendidik anggota keluarga untuk menghemat.
d. Membiasakan hidup sehat.
 Fungsi Perawatan Keluarga. Pengamatan terhadap penderita.
a. Tindakan perawatan
b. Tindakan pengobatan
c. Pencatatan.
d. Penyuluhan kesehatan.
 Sasaran Perawatan Keluarga. Penderita yang layak dirawat dirumah.
a. Bayi dan anak yang tidak terawat.
 Alasan Perawatan Keluarga. Secara psikologis orang yang sakit lebih senang dirawat di
rumah sendiri.
a. Dapat menghemat waktu dan biaya.
b. Dirawat oleh anggota keluarga sendiri dapat mempercepat penyembuhan.
 Pelaku Perawatan Keluarga. Siapa saja asal mendapat pendidikan sebelumnya.
a. Mereka yang mampu menyelenggarakan.
 Sifat pelaku Perawatan Keluarga. Mempunyai rasa kasih sayang.
a. Adanya suatu keinginan untuk melakukan perawatan keluarga.
b. Mengutamakan kepentingan si penderita.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Bertanggungjawab
e. Terbuka
Langkah-langkah Persiapan Perawatan Keluarga.

1. Persiapan
a. Mencuci tangan. Tujuannya :
Setiap pelaku PK sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, pelaku PK harus
mencuci
tangan.
Tujuannya yaitu :
 Membersihkan tangan dari segala kotoran
 Menjaga kesehatan pelaku
 Mencegah penularan penyakit
 Melatih suatu kebiasaan yang baik
Cara Pelaksanaan :
 Lepaskan seluruh perhiasan di tangan seperti arloji, cincin, dan gelang
 Buka kran/siram air dari ketel
 Gosok putaran kran dengan sabun kemudian dibilas
 Basahi tangan sampai siku dan beri sabun hingga berbusa. Bila perlu dengan sikat tangan
mulai dari telapak tangan, sela-sela jari, kuku, punggung tangan, dan lengan sampai siku
 Sabun disiram air sebelum diletakkan kembali pada tempatnya
 Bilas tangan sampai bersih
 Tutup kran dan keringkan tangan dengan handuk
 Selesai
b. Memakai celemek, fungsinya :
Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK pada waktu
merawat
orang sakit.
Tujuan : Melindungi pakaian pelaku dari kotoran dan mencegah penularan penyakit.
Cara menggunakan celemek:
 Setelah mencuci tangan pegang tali penggantung celemek
 Masukkan melalui kepala
 Kedua tali diikat pada bagian belakang dengan ikatan yang mudah dilepaskan
Cara menggantung celemek setelah dipakai:
 Apabila di dalam ruangan orang sakit : bagian luar celemek terlihat dari luar
 Apabila di luar ruangan orang sakit : bagian dalam celemek terlihat dari luar
- Untuk menghindari penularan.
- Melindungi pakaian.
c. Urutan tindakan Perawatan Keluarga
a. Persiapan pelaku.
b. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
c. Persiapan penderita.
d. Pelaksanaan.
e. Selesai.
Hal-hal yang dilakukan dalam Perawatan Keluarga :
a. Membersihkan tempat tidur si penderita.
b. Penggantian dan pemasangan sprai.
c. Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh dengan thermometer.
d. Pemberian makan dan minum.
e. Pemberian obat.
Alat-alat yang diperlukan :
a. Alat-alat untuk tidur
b. Celemek
c. Thermometer
d. Obat-obatan
e. Alat mandi
f. Pispot
g. Pasu najis
h. Alat kompres

Dasar Perawatan Keluarga


a. Mengapa Diperlukan PK?
1. Pada umumnya mereka yang sakit senang bila ia berada di rumah di tangah
keluarga daripada berbaring di RS dan dirawat oleh orang yang belum dikenal.
2. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi.
3. Dirawat oleh orang lain di sebuah kamar dapat mempengaruhi keadaan si sakit
sehingga mempengaruhi penyembuhannya.
4. Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluargnya secara optimal.
b. Siapa Yang Melakukan PK?
1. Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan tugas PK asal sebelumnya diberi
pengetahuan (berupa pendidikan PK) dan dilatih secukupnya.
2. Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan latihan PK.
c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah:
1. Mempunyai sifat kasih sayang yang tulus.
2. Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam.
3. Ingin belajar dan berbakat dalam bidang perawatan.
d. Sikap dan Perilaku yang perlu dimiliki oleh pelaku PK
1. Berperikemanusiaan yang jelas tampak dan sikap kesediaan untuk menolong yang
akan memberi kesan tetang kepribadiannya.
2. Bertanggungjawab, sifat ini harus tampak dari segala tindakan pelaku pk yang
senantiasa berpedoman pada apa yang ia telah pelajari antara lain tidak akan
melakukan tindakan yang merugikan si sakit maupun angggota keluraga yang lain.
3. Selalu mengutamakan kebutuhan si sakit.
4. Selalu bersikap terbuka terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap si sakit
sera menerangkan/mendidik kelurga lain misalnya bagaimana hidup sehat
d. Prinsip kerja seorang pelaku PK
1. Sikap yang baik seorang pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang
kepribadian.
2. Menunjukkan memampuan kerja denga tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
3. Mempunyai sikap yang ramah, selalu tersenyum, bersedia untuk mendengar dan
mampu untuk menenangkan si sakit.
4. Berpirlah sebelum bertindak/bekerja.
5. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan si sakit, tetapi perlu juga
memperhatikan diri sendiri.
6. Catat selalu hasil pengamatan dan perawatan yang telah diberi secara pendek,
lengkap dan jelas.
7. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit.
8. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/petugas
kesehatan dan jangan keliru memberi obat.
9. Jika dianggap perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas/RS diperlukan persiapan
antara lain pakaian bersih dan alat toilet si sakit dan kemungkinan harus dihubungi
petugas yang mengurus angkutan/ambulans.
10. Bila ada sesuatu yang perlu dirahasiakan janganlah disampaikan langsung si sakit.
e. Peralatan yang diperlukan
1. Perawatan yang dilakukan di rumah membutuhkan peralatan. Kita tidak boleh
memaksakan untuk membeli peralatan seperti yang ada di RS. Dengan peralatan
yang ada dan sederhana dapatlah kita menolong si sakit dengan cukup memuaskan.
2. Perlengkapan kamar tidur.
3. Tempat penyimpanan obat-obatan.
f. Penerapan
1. Sebagai individu : Perlu mempersiapkan diri agar mampu dan mau melakukan PK
untuk siapa saja yang membutuhkan.
2. Sebagai anggota masyarakat : Menjelaskan kepada anggota masyarakat pentingnya
PK. Dapat juga mengordinir disediakannya peralatan PK agar masyarakat sekitar
dapat menggunakan secara bersama.
3. Di lingkungan organisasi PMI : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan
pelayanan sosialnya PMI misalnya untuk panti jompo.
4. Pada saat bencana : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan di tempat
penampungan sementara/pengungsian.
Kesehatan Dasar Keluarga
a. Kebersihan Diri
1. Kebersihan diri merupakan factor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan,
agar kita selalu dapat hidup sehat.
2. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.
3. Cara menjaga kebersihan diri :
 Mandi setiap hari secara teratur
 Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan,
sesudah buang air besar atau buang air kecil.
 Kuku digunting pendek dan bersih.
 Kaki perlu dirawat dengan baik dan teratur.
 Sikat gigi setiap habis makan.
 Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci bersih dengan
sabun, dijemur dan disetrika.
b. Kebersihan lingkungan
1. Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan bersih, dan sehat
sehingga dapat mencegah penularan penyakit
2. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata rantai, yaitu: sumber
penyakit, perantara penyakit dan orang yang lemah/peka terhadap serangan
penyakit.
3. Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama masyarakat
dengan mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai tersebut agar
tidak akan terjadi penularan.
4. Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan:
 Rumah harus sehat dan terpelihara.
 Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat anak bermain terutama
hewan yang berkutu
 Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah ditempatnya
 Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya
 Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
 Air limbah usahakan lancer alirannya.
Pelaksanaan Perawatan
Merawat orang sakit di rumah
a. Mencuci Tangan
1. Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK yang dilakukan:
 Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
 Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
 Sesudah memegang barang-barang kotor dan memegang binatang
 Sesudah buang air besar (b.a.b) atau buang air kecil (b.a.k)
2. Tujuan
 Membersihkan tangan dari segala kotoran
 Menjaga kesehatan pelaku
 Mencegah penularan penyakit
 Melatih suatu kebiasaan yang baik
b. Memakai Celemek
1. Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu menolong
merawat si sakit, tanpa mengganggu gerak si pelaku.
2. Tujuan:
 Melindungi pakaian pelaku dari kotoran
 Mencegah penularan penyakit
Mengukur Auhu
a. Mengukur suhu
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Menurut skalanya ada 2 macam, yaitu:
termometer celcius (lazim dipakai di Indonesia) dan termometer Fahrenheit (lazim dipakai
di Amerika)
1. Bagian dari termometer
 Tabung gas panjang, berbentuk persegi gepeng bundar atau persegi
 Pipa gelas tempat turun naik air raksa
 Skala yang menunjukkan derajat suhu
 Reservoir tempat air raksa
2. Tujuan
 Mengetahui suhu badan si sakit
 Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
 Mengetahui perkembangan penyakit
 Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter dalam menentukan diagnosa
3. Tempat dan cara pengukuran suhu

3.1. Ketiak
 Cuci tangan
 Siapkan termometer
 Beritahu si sakit
 Keringkan ketiak dengan handuk/waslap
 Tempatkan pangkal termometer di tengah ketiak di minta si sakit menjepitnya 10-15 menit,
tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer
 Setelah 10-15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai di mana naiknya air raksa dan
dicatat.
 Termometer dibersihkan, lalu disimpan
 Cuci tangan
3.2. Dubur
 Pengukuran suhu di dubur dilakukan:
- Pada bayi, anak, orang sakit parah
- Pada keadaan tertentu, misalnya:patah lengan,bagian ketiak di balut
- Atas petunjuk dokter
 Pengukuran suhu di dibibir tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang luka pada daerah dubur
- Orang sakit yang berpenyakit kelamin
 Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer dan minyak kelapa/vaselin
3. Beritahu si sakit
4. Miringkan si sakit,bebaskan pakaian yang menutupi bokong
5. Kaki yang sebelah atas ditekuk kearah perut
6. Oleskan pangkal termometer dengan minyak kela[a/vaselin untuk memudahkan
memasukkan ke dalam anus. Hati-hati bila ada wasir
7. Pisahkan bokong si sakit agar dubur terlihat, lalu pangkal termometer di masukkan
8. Pegang termometer selama berada dalam anus selama 3 menit
9. Keluarka termometer, baca dan catat di buku catatan harian
10. Termometer dibersihkan lalu disimpan
11. Cuci tangan
3.3. Mulut
 Dilakukan pada orang sakit bila pada kedua tempat di atas tidak memungkinkan
pemasangan thermometer.
 Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah
- Orang yang berpenyakit milit,batuk pilek atau sesak nafas
- Bayi/anak yang masih kecil
 Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Siapkan termometer
3. Beritahu si sakit
4. Si sakit diminta untuk membuka mulut
5. Letakkan pangkal termometer di bawah lidah agak ke samping, di minta si sakit
untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung
6. Setelah 3 menit keluarkan termometer, baca dan catat di buku catatan harian
7. Termometer dibersihkan lalu disimpan
8. Cuci tangan
Menghitung Denyut Nadi
Menghitung denyut nadi adalah sama penting dengan mengukur suhu. Denyut nadi
menjadi lebih cepat bila berada dalam ketakutan, gelisah, demam dan sesudah gerak
badan.
a. Denyut nadi dapat diraba pada :
1. Leher
2. Bagian muka telinga
3. Dekat ujung tulang selangkang
4. Sisi dalam dari lengan atas
5. Lipatan paha
6. Pergelangan tangan
7. Denyut bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba di ubun-ubun
b. Tujuan mengukur denyut nadi
1. Mengetahui keadaan umum si sakit
2. Mengetahui keadaan jantung
3. Mengikuti perkembangan jalannya penyakit
4. Membantu menentukan diagnosa
c. Jumlah denyut nadi rata-rata permenit
1. Bayi baru lahir : + 130 - 160
2. Bayi : + 110 - 130
3. Anak umur 4-7 tahun : + 80 - 120
4. Anak umur lebih 7 tahun : + 80 - 90
5. Pria dewasa : + 60 - 80
6. Wanita lebih banyak antara 10-15 denyutan.
Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap kenaikan
suhu 1 derajat C, denyut nadi akan bertambah 10-15 denyutan.
d. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Beritahu si sakit
3. Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di sebelah atas.
Cari nadinya dengan 3 jari si pelaku dipergelangan tangan si sakit kea rah ibu jari si
sakit diantara urat-urat
4. Hitung denyut nadi selama ½ menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat dalam buku
catatan harian
Menghitung Pernafasan
Satu kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas dan 1 kali mengeluarkan nafas
a. Tujuan menghitung pernafasan :
1. Membantu menentukan diagnosa
2. Mengetahui keadaan umum si sakit
b. Pelaksanaan
1. Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberitahu si sakit akan
dihitung pernafasannya dengan pergelangan si sakit tetap dipegang seolah-olah
masih menghitung denyut nadi
2. Diperhatikan apakah kedua sisi dada bergerak seirama, apakah terlihat adanya
kesukaran dalam bernafas
3. Hitung pernafasan selama ½ menit dan hasilnya dikali 2, catat dalam buku catatan
harian
c. Jumlah pernafasan permenit
1. Bayi baru lahir : 30-60
2. Anak umur 1 tahun : 25-30
3. Anak umur 2 tahun : 20-25
4. Anak umur 15 tahun : 18 -20
5. Pria dewasa : 16-18
6. Wanita dewasa : 18-20
d . Perbandingan jumlah pernafasan dengan denyut nadi adalah 1: 4
7. Penataan Tempat Tidur Orang Sakit
a. Maksud dan tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mencegah penyakit bertambah parah
3. Memperkecil bahaya penularan
b. Syarat tempat tidur si sakit
1. Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit
2. Ditempatkan pada bagian kamar yang tak banyak kena hembusan angin
3. Terhindar dari cahaya yang menyilaukan, bau yang merangsang dan keributan
4. Barang tenun (seprei,sarung bantal dsab) hendaknya diganti paling sedikit 2 kali
seminggu, kecuali bila basah atau kotor maka harus segera diganti.
c. Peralatan
1. Tempat tidur + kasur + bantal
2. Kain seprei + sarung bantal
3. Kain perlak + kain alas perlak
4. Selimut
Perawatan Sehari-hari di Rumah
1. Menolong si sakit B.A.B / B.A.K di atas tempat tidur
Di Indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi
ke kamar kecil untuk B.A.B / B.A.K. sebenarnya hal ini tidak dibenarkan karena si sakit
membuang tenaga yang ia perlukan untuk melawan penyakitnya. Perlu diketahui, bahwa
antara orang sakit pria dan wanita cara menolongnya berbeda.
 Wanita : alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran yang sangat
pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b dan b.a.k
menggunakan sebuah tempat yang disebut pasu najis.
 Pria : untuk b.a.b dan b.a.k dapat hanya menggunakan sebuah labuh kemih, semacam
botol.
a. Peralatan
1. Pasu najis beserta tutupnya
2. Labu kemih untuk pria
3. Bamboo/botol berisi air
4. Kertas toilet
5. Alas bokong (perlak beserta alasnya)
6. Bel
7. Bangku kecil untuk pasu najis
8. Handuk, sabun, bedak
9. Air untuk mencuci bokong
2. Menyeka / memandikan si sakit di tempat tidur
a. Tujuan
1. Memberikan perasaan enak dan segar kepada si sakit
2. Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya
3. Membantu memperlancar peredaran darah
4. Melatih otot-otot secara aktif dan pasif
5. Mencegah terjadinya lecet
b. Peralatan
1. 2 baskom (untuk menyabun + membilas)
2. Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember + gayung
3. 2 waslap + 2 handuk besar
4. 1 ember yang agak besar untuk menampung air
5. Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus,alat bersolek, alat cukur dan
sisir
6. Pakaian si sakit yang bersih
7. Tempat/keranjang untuk pakaian kotor
8. Bila perlu disediakan lbu kemih dan pasu najis, botol berisi air untuk cebok
3. Mencuci rambut si sakit di tempat tidur
a. Tujuan
1. Memberikan perasaan segar dan senang kepada si sakit
2. Menghilangkan kotoran yang melekat pada kepala si sakit
3. Agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara
b. Peralatan :
1. Baki yang berisi sisir, 1 handuk, 1 waslap, shampo, alas(handuk + perlak
2. Talak plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/sebuah perlak yang
digulung
3. Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan
4. Ember kosong
5. Kain pel
6. Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember
7. Alat pengering rambut atau kipas
Merubah Posisi Tidur Orang Sakit
Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk , berbalik, merubah posisi
tidurnya, mengangkatnya, menolong turun / naik tempat tidur dengan cara teratur.
Merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang sangat penting, karena dapat menghindari :
1. Bahaya lecet pada tubuh
2. Ketegangan pada sendi-sendi
3. Bahaya timbulnya cacat
4. Memperbaiki peredaran darah
a. Meminggirkan atau menengahkan si sakit
Meminggirkan adalah menggeser si sakit dari tengah ke pinggir tempat tidur, sedangkan
menengahkan adalah menggeser si sakit dari pinggir ke tengah tempat tidur.
b. Memiringkan si sakit
Memiringkan adalah membentuk posisi si sakit menjadiposisi miring.
Untuk memiringkan si sakit ke kanan, maka dilakukan dari arah saebaliknya/berlawanan.
Begitu juga jika memiringkan posisi si sakit dari arah kiri.
c. Memindahkan si sakit
Bila sakit seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya dilakukan
berdua atau bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akibatnya mungkin si sakit
merasa lebih sakit atau mungkn terjatuh.
d. Menolong si sakit turun dari tempat tidur, berjalan ke kursi dan kembali ke tempat tidur.
Bila si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai sembuh, maka dokter akan
memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk dipinggir tempat tidur dengan kaki
yang diayun-ayunkan, kemudia di atas kursi dalam ruangan si sakit. Peristiwa ini
merupakan hal yang menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan memberikan
bantuaanya. Tetapi si sakit kecewa bila mulai duduk atau berjalan, merasa psing, kaki berat
dan lemas. Oleh sebab itu, hal ini perlu dilakukan secara bertahap.
Peralatan
1. Kursi yang memakai sandaran untuk lengan
2. Bantal untuk menopang punggungnya
3. Selimut
4. Sandal yang ringan
5. Bila perlu dingklik/kursi pendek dan bel
Penyajian Makanan dan Pemberian Obat
a. Penyajian makanan kepada pasien
Makanan berguna untuk memberikan zat-zat makanan yang cukup utnuk memelihara
kesehatan, memulihkannya bila sakit, menghasilkan tenaga untuk melaksanakan berbagai
kegiatan pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta raga.
b. Cara menyajikan makanan
1. Makanan disajikan di atas sebuah baki yang berisi alas supaya rapi. Di atas baki ada
piring, sendok dan garpu, gelas yang berisi air minm dengan tatakan dan tutupnya
dan serbet/lap.
2. Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa disesuaikan denga selera
sejauh tidak bertentangan dengan pantangan.
3. Makanan dijaga agar tidak dihinggapi lalat
4. Piring jangan di isi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si sakit.
5. Sayuran dan lauk pauk diletakkan terpisah dalam piring kecil diatur secara baik
dengan sedikit variasi.
6. Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat.
7. Waktu makan ditentukan
8. Agar menarik diberi jambangan kecil dan diberi bunga, kepada anak-anak diberi
mainan.
9. Bila dapat makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas
10. Selesai makan, baki dan isinya diangkat dan dibawah keluar kamar.
c Beberapa jenis makanan khusus
1. Makanan lunak untuk orang panas atau sakit mulut/tenggorokan
2. Makanan untuk orang diare
3. Makanan rendah lemak untuk orang sakit kuning
4. Makanan rendah garam untuk orang sakit busung/uderma
5. Makanan tanpa gula untuk orang sakit kencing manis
Pemberian Obat Kepada Orang sakit
a. Tujuan
1. Mempercepat penyembuhan
2. Mengurangi penderitaan
b. Bentuk obat
1. Pil
2. Tablet
3. Kapsul
4. Salep
5. Obat cair
6. Puyer/serbuk
c. Etiket/label
 Biasanya diletakkan pada botol, dus, kantong plastik, dsb yang memberi petunjuk tentang
pemakain obat
 Warna etiket :
1) Etiket putih : merupakan obat dalam (untuk diminum)
2) Etiket biru : merupakan obat luar (tidak boleh ditelan)
3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak: merupakan obat berbahaya (obat
keras atau racun)
Perawatan Bayi
a. Kondisi bayi
1. Nadi : Kurang lebih 140 denyutan permenit pada waktu lahir
2. Pernafasan : Kurang lebih 33 – 40 gerakan permenit
3. B.a.b : 3 – 4 kali dalam waktu 24 jam pada bulan pertama. Warnanya hitam
dan agak lengket, akan berubah menjadi lembek kekuning-kuningan bila si bayi
mulai menetek
4. Berat badan : Seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3 kg waktu
lahir. Dalam waktu beberapa hari ia akan kehilangan berat sampai 300 gram, tapi
dalam waktu 2 minggu diharapkan berat badannya akan kembali seperti pada waktu
dilahirkan.
5. Kulit : Pada waktu lahir, biasanya kulit bayi diliputi lemak putih kekuning-
kuningan, warna kulitnya merah muda
6. Penglihatan : Baru mampu pada awal bulan ke 2
7. Pendengaran : Baru mampu pada awal bulan ke 4
8. Tidur : Pada bulan pertama bayi tidur 18 – 22 jam sehari, kalau basah atau
haus/lapar ia akan bangun dan menangis
b. Makanan
Makanan yang terbaik adalah ASI yang akan membuat bayi tumbuh baik dan sehat. Bila
ASI kurang, maka dokter akan menambah dengan susu buatan yang cocok
c. Pemeriksaan
Pada usia 2 minggu bayi sebaiknya dibawa ke dokter atau bidan untuk diperiksa berat
badannya dan apakah keadaan pusarnya baik. Juga untuk menerima nasihat mengenai
pertumbuhan bayi, kekebalan dan makanan tambahan.
d. Memandikan Bayi
 Di daerah panas bayi dimandikan pagi dan sore, di daerah pegunungan cukup sekali sehari
misalnya sore saja. Sebaiknya waktu mandi ditentukan, agar tidak seorangpun dapat
mengganggu pelaksanaan tugas ini.
 Peralatan
1. Satu buah handuk
2. Dua buah waslap
3. Ember / baskom berisi air hangat kuku
4. Pakaian untuk ganti
5. Sabun
6. Bedak
7. Alkohol, iodinepovidon dan kasa untuk komprse (untuk bayi yang belum lepas tali
pusarnya)
PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA
Generasi muda kelak akan menjadi penerus kehidupan untuk mewujudkan kedamaian dan
ketenteraman umat manusia di muka bumi ini. Palang Merah Indonesia (PMI), melalui berbagai
pelatihan khususnya bagi para remaja, merupakan salah satu lembaga yang membantu menyiapkan
para remaja agar mampu mewarisi kehidupan tersebut.
Sejak tahun 1996, melalui wadah pembinaan generasi muda, PMI telah melaksanakan program
YOUTH PEER EDUCATION atau PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS). Program ini dinilai
cukup berhasil, khususnya dalam lingkup penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Ketika
diadakan evaluasi terhadap program ini pada tahun 2000, direkomendasikan untuk merevisi buku
pedoman PRS ini. Perubahan itu antara lain mengenai pembuatan bab tersendiri tentang Gender dan
Napza.
Pendekatan program ini menggunakan pola pembelajaran nonformal. dimaksudkan agar para remaja
bisa ngobrol tentang permasalahan kesehatan dan kesejahteraan mereka secara santai. Sementara itu,
orang yang lebih tua—termasuk guru dan para orang tua—diharapkan dapat mendukung (motivator)
pelaksanaan program. Program tersebut juga dapat diintegrasikan dengan kegiatan pembinaan remaja
lainnya seperti Palang Merah Remaja (PMR).

A. PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

Potensi diri merupakan kemampuan diri yang dimiliki seseorang yang dikembangkan dan
didayagunakan untuk mencapai tujuan hidup. Setiap makhluk tumbuh (semakin besar) dan
berkembang (semakin matang), menuju kedewasaan, sejak lahir sampai mati. Selama mengalami
tumbuh kembang dari anak-anak menjadi remaja, seseorang mengalami beberapa perubahan penting.
Perubahan„ „ bentuk (anatomi tubuh):

 Pembesaran alat kelamin


 Pertumbuhan rambut di beberapa tempat
 Peningkatan kelenjar minyak dan mudah berjerawat
 Suara berubah menjadi besar pada anak laki-laki. Pada anak perempuan, suara berubah
menjadi lebih lembut
 Pembesaran otot pada remaja laki-laki dan pembesaran pinggul serta dada bagi perempuan

Perubahan„ „ faali (fungsi tubuh):

 Alat kelamin peka dan mudah terangsang. Jika terangsang, alat kelamin
membesar/membengkak dan keluar lendir
 Keluar sperma waktu tidur (mimpi basah) pada anak laki-laki. Bagi perempuan, mereka
mengalami menstruasi pertama (yang menandakan alat reproduksi mereka sudah mulai
berfungsi)

Perubahan kejiwaan:„ „

 Keingintahuan yang tinggi mengenai berbagai hal, termasuk pada masalah-masalah


reproduksi
 Perhatian terhadap masalah seks meningkat
 Keberanian untuk mencoba-coba, terutama jika di desak lingkungan
 Anak laki-laki cenderung menyendiri dan melamun. Untuk perempuan, mereka cenderung
suka ngerumpi

B. NORMA SOSIAL DAN PERILAKU BERISIKO

“Manusia dikenal dari perilaku masing-masing. Juga para remaja. Perilaku diukur dengan
menggunakan NORMA SOSIAL. Sesuai ataukah tidak. Untuk itu, mengenal norma sosial dan
perilaku remaja dalam hubungannya dengan norma sosial amatlah penting bagi kita. Dua topik yang
dibicarakan adalah norma sosial dan perilaku yang berisiko.”Setiap masyarakat di suatu wilayah bisa
memiliki adat dan kebiasaan yang berlainan. Inilah yang membuat norma sosial bisa berbeda dari
satu masyarakat ke masyarakat lain. Namun yang lebih penting adalah kemauan dan kesanggupan
masyarakat untuk menjaga dan melestarikan norma tersebut.
Hubungan lain jenis, apalagi yang terkait dengan hubungan seksual, merupakan hal yang sangat
diperhatikan dalam norma sosial. Untuk itu, para remaja layak memberi perhatian yang lebih
terhadap norma tersebut. Usahakan agar jangan sampai melanggar norma.Semua anggota
masyarakat, termasuk REMAJA, harus menaati norma tersebut. Remaja laki-laki dan perempuan
memiliki kewajiban yang sama dalam mematuhi norma sosial yang ada. Taat terhadap norma
berakibat pada penerimaan dan pujian masyarakat. Seseorang akan DITERIMA dalam masyarakat
hanya apabila ia mau dan mampu mengikuti norma sosial yangberlaku di lingkungannya. Sementara
itu, pelanggaran norma menyebabkan PENOLAKAN dan pemberian hukuman dari masyarakat.
Sanksi tersebut umumnya berupa hukuman sosial, termasuk pengucilan.
Pengucilan sosial memang tidak begitu menyakitkan. Namun, sering kali orang yang dikucilkan akan
merasa diasingkan dan tidak dianggap oleh masyarakat. Lambat laun, mereka akan berontak dan
tidak menghiraukan masyarakat. Mereka bisa jadi malah akan melakukan tindakan asusila yang lebih
ekstrem. Ini tentu saja bisa merugikan orang yang bersangkutan.

C. GENDER

“Akhir-akhir ini, gender menjadi isu penting dan istilah yang sering kali diperbincangkan. Namun,
masih banyak kesalahpahaman tentang konsep gender serta kaitannya dengan perjuangan perempuan
untuk mendapatkan kesetaraan dan keadilan. Untuk memahami konsep gender, dalam modul ini akan
dibahas perbedaan seks dan gender, peran gender, ketidakadilan gender, kebutuhan praktis, serta
strategi gender.” Secara mendasar, konsep gender berbeda dengan seks. Gender merupakan sifat
yang melekat pada kaum laki-laki atau perempuan yang dikonstruksikan secara sosial ataupun
kultural. Ada pula yang mengartikannya sebagai pembagian peran dan tanggung jawab baik laki-laki
maupun perempuaan yang ditetapkan masyarakat ataupun budaya.
Karakteristik yang berlawanan antara laki-laki dan perempuan:
Laki-laki Perempuan
Maskulin Feminin
Rasional Emosional
Tegas Fleksibel
Agresif Pasif
Objektif Subjektif
Kasar Lembut

Padahal, sebenarnya, karakteristik tersebut bisa berubah dan dapat dipertukarkan. Artinya,
perempuan bisa memiliki sifat maskulin dan tegas. Sebaliknya, laki-laki juga ada yang bersifat
feminin dan lembut.
Perbedaan yang mendasar antara seks dan gender:
Seks
Tidak bisa berubah
Tidak bisa dipertukarkan
Berlaku sepanjang masa
Berlaku di mana saja
Berlaku bagi siapa saja
Ditentukan oleh Tuhan atau kodrati
Gender
Bisa berubah
Bisa dipertukarkan
Bergantung masa
Bergantung budaya masing-masing
Berbeda antara satu golongan dan yang lain
Dibentuk dan dibuat oleh masyarakat

D. KESEHATAN REPRODUKSI
Dalam kehidupan ini, manusia terus melakukan reproduksi untuk melanjutkan keturunan. Caranya
adalah dengan melakukan hubungan seksual untuk memelihara kelangsungan hidup manusia di bumi
agar membawa rahmat dan kesejahteraan. Tugas reproduksi yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa
kepada manusia ini sangat mulia dan wajib kita pelihara sebaik-baiknya. Salah satu langkah awalnya
adalah memahami secara benar dan layak tentang semua hal yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi.
Modul ini membahas topik alat dan fungsi reproduksi, pacaran dan sanggama, kehamilan dini dan
aborsi, penyakit hubungan seksual (PHS), serta Keluarga Berencana (KB).

Reproduksi merupakan kemampuan seseorang dalam memiliki keturunan sebagai bagian dari upaya
pelestarian kehidupan manusia sesuai dengan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Untuk tujuan
mulia itulah manusia diberi alat-alat reproduksi.

skrotum (kantong buah pelir). Sementara itu, alat reproduksi bagian dalam terdiri atas (3) sepasang
buah pelir (testis), (4) saluran reproduksi (vas deferens), (5) kelenjar kelamin, dan (6) saluran kemih
penis (uretra penis). Uretra penis merupakan saluran kemih sekaligus saluran ejakulasi berupa muara
terusan dari saluran reproduksi (vas deferens), (7) kandung kemih (vesikaurinaria), dan kandung
mani (vesika seminalis). Pertemuan muara saluran tersebut tepat pada sekitar daerah kelenjar postrat.
Buah pelir (biji kemaluan) ini berfungsi menghasilkan sel kelamin pria (sperma) dan hormon
testosteron. Kelenjar kelamin menghasilkan getah kelamin. Sperma dan getah kelamin itulah yang
dinamakan air mani, yang disimpan dalam kantong mani dan dipancarkan keluar melalui uretra penis
(saluran kemih di penis).

Alat dan fungsi reproduksi wanita juga terdiri atas bagian dalam dan luar. Alat reproduksi bagian luar
terdiri atas (1) celah luar (vulva), (2) sepasang bibir besar (labium mayora), dan (3) bibir kecil
(labium minora) yang terdapat di sebelah kanan kiri vulva. Di sebelah dalam vulva terdapat (4)
kelentit (clitoris), semacam penis pada pria yang tumbuh mengecil tapi sangat peka karena penuh
urat saraf. Di vulva ini bermuara dua saluran, yaitu (5) saluran kemih dan (6) liang sanggama
(vagina). Di dalam vagina(tepatnya di mulut vagina) terdapat (7) selaput dara (hymen).
Sementara itu, alat reproduksi bagian dalam terdiri atas (8) sepasang indung telur (ovarium), (9)
sepasang saluran reproduksi (tuba fallopi), dan (10) rahim (uterus). Di dalam ovarium terdapat
gelembung folikel penghasil sel telur (ovum). Setiap bulan, salah satu (kadang lebih) ovum akan
masak dan diovulasikan ke luar menuju tuba fallopi. Buah dada juga disebut alat reproduksi karena
disiapkan untuk menyusui bayi yang dilahirkan. Keseluruhan alat reproduksi, termasuk buah dada,
dan daerah-daerah sekitarnya sangat sensitif serta mudah terangsang. Ada yang menyebut bagian-
bagian ini sebagai daerah erotis.

E. HIV dan AIDS

HIV/AIDS memerlukan perhatian serius dari berbagai kalangan agar tidak merajalela. Dalam
pembahasan ini dikaji mengenai pengetahuan dasar tentang AIDS, penularan AIDS, cara
mengetahui seseorang mengidap HIV, perlindungan terhadap AIDS, dan santunan terhadap penderita
AIDS.

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan
tubuh, sehingga tubuh menjadi rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. Penyakit ini
disebabkan oleh virus (jasad sub-renik) yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Sasaran penyerangan HIV adalah sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel limfosit T4. atau disebut
juga CD4-T. Selama terinfeksi, limfosit menjadi media pengembangbiakan virus. Jika sel-sel limfosit
T4 mati, virus akan dengan bebas menyerang sel-sel limfosit T4 lainnya yang masih sehat.
Akibatnya, daya tahantubuh akan semakin menurun. Akhirnya, sistem kekebalan tak mampu
melindungi tubuh. Ini akan membuat kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut infeksi
oportunistis/infeksi mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh penderita. Bahkan, kuman-kuman
lain yang jinak tiba-tiba bisa menjadi ganas. Kuman itu bisa berupa virus lain, bakteri, mikroba,
jamur, ataupun mikroorganisme patogen lainnya. Jika sudah begitu, penderita bisa saja meninggal
karena TBC, diare, kanker kulit, infeksi jamur, dll.
F. MASALAH KESEHATAN LAIN

Selain AIDS, ada beberapa ancaman kesehatan yang menyerang remaja. kita akan mempelajari
berbagai masalah kesehatan lain bagi remaja. Sesuai dengan hasil kajian mutakhir, pembahasan
dibatasi pada TBC dan hepatitis-B. Bukan tidak mungkin kita menambah beberapa kajian
berdasarkan masalah kesehatan setempat.

Hepatitis-B merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus yang memiliki karakter
mirip dengan HIV penyebab AIDS. Penyakit ini juga sebagai peradangan hati yang berbahaya dan
dapat berkembang menjadi penyakit kronis serta menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker hati
dan sirosis (matinya sel-sel hati).
Awalnya, penyakit ini menunjukkan gejala ringan serupa flu: tubuh lemas, cepat lelah, demam,
sampai pada gejala berat seperti muntah-muntah, demam sangat tinggi, dan kemudian warna kulit
menjadi kekuning-kuningan.
Pada keadaan berat terdapat gejala-gejala menurunnya fungsi hati, yang bisa berakhir dengan kanker.
Atau jika “sembuh”, sel-sel hati mati dan menjadi sirosis. Apabila meluas, penyakit ini bisa
menyebabkan gangguan penurunan fungsi hati seperti edema dan perdarahan lambung.
Selain hepatitis-B, berkembang pula jenis baru hepatitis-C dan hepatitis-D yang memiliki tingkat
kegawatan lebih tinggi daripada hepatitis-B.

TBC merupakan penyakit menahun dan menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang ditularkan lewat dahak yang menyebar ke udara. TBC dapat menyerang setiap
orang. Namun, penyakit ini paling sering menghinggapi orang yang berusia 15-35 tahun–khususnya
yang bertubuh lemah, kurang gizi, atau tinggal dengan penderita TBC.
TBC paling banyak menyerang paru-paru (saluran pernapasan). Namun, TBC juga bisa menjangkiti
alat tubuh yang lain. Pada anak, TBC dapat menyebabkan peradangan selaput otak dan gangguan
kulit.
TBC menjadi kian penting karena semula semua orang mengira penyakit ini sudah mulai menghilang
dari Indonesia. Ternyata akhir-akhir ini penderita TBC menjadi semakin banyak. Para penderita
AIDS di beberapa negara Asia banyak yang meninggal karena TBC. Ini akibat menurunnya daya
tahan tubuh orang yang diserang AIDS tersebut.

G. NAPZA

Selain AIDS, ada beberapa ancaman kesehatan yang menyerang remaja. kita akan mempelajari
berbagai masalah kesehatan lain bagi remaja. Sesuai dengan hasil kajian mutakhir, pembahasan
dibatasi pada rokok, alkohol, dan penyalahgunaan obat. Bukan tidak mungkin kita menambah
beberapa kajian berdasarkan masalah kesehatan setempat.

ROKOK Sebagaimana halnya berbagai aktivitas, merokok memiliki manfaat sekaligus keburukan.
Namun, keburukannya lebih banyak daripada manfaatnya.

Manfaatnya

 Mengurangi stres, tekanan, atau perasaan yang kurang • enak, sehingga secara tidak langsung
menyebabkan remaja menjadi lebih berani
 Menimbulkan perasaan nikmat•
 Mempererat pergaulan antar-teman, terutama jika semua • sahabat merokok
 Meningkatkan keberanian dan perasaan “jantan”, “jagoan”, • atau “macho”
 Mengurangi nafsu makan sehingga bisa mencegah kege• mukan

Keburukannya

Rokok mengandung sekitar 700 jenis racun yang berbahaya bagi kesehatan. Antara lain, yang telah
dikenal luas, adalah karbon monoksida (CO) yang bisa mematikan dan nikotin yang mendorong
pengapuran jantung serta pembuluh darah. Selain itu, ada tar yang dapat menyumbat serta
mengurangi fungsi saluran pernapsan dan menyebabkan kanker serta berbagai bahan kimia yang
dapat menimbulkan keracunan pada hati dan otak.

 Rokok bisa mengurangi konsentrasi, misalnya sewaktu me• ngemudi, berpikir, dll.
 Rokok menurunkan kebugaran tubuh•
 Rokok bukan hanya meracuni perokok sendiri, tapi juga • orang di sekitarnya (sebagai
perokok pasif) dengan bahaya yang sama
 Rokok menimbulkan ketergantungan dan perasaan “ke• hilangan sesuatu” jika tidak ada,
yang berakibat pada penurunan prestasi belajar dan bekerja
 Rokok memboroskan•
 Sekarang rokok bukan lagi tanda “jagoan”, tapi justru • cenderung tanda kampungan
 Rokok bisa menyulut kebakaran yang dapat merusak harta • benda

Alkohol merupakan cairan yang bening, tak berwarna, mudah menguap, dan mudah terbakar.
Diperoleh dari hasil fermentasi karbohidrat. Alkohol mudah dimetabolisme oleh tubuh, sehingga
cepat memenuhi kebutuhan kalori. Sementara itu, minuman keras (MIRAS) adalah minuman yang
secara sengaja diberi alkohol.

Alkohol memiliki beberapa manfaat.

 Dalam kehidupan sehari-hari, alkohol berperanan penting • sebagai campuran makanan dan
minuman, desinfektan (pensuci hama), bahan bakar, serta bahan dasar berbagai obat dan
kosmetik.
 Setelah minum alkohol, badan terasa hangat, terutama • untuk daerah-daerah berhawa dingin.
 Alkohol dapat menurunkan kesadaran, sehingga bisa • mengurangi stres.
 Minum miras sering dianggap tanda kejantanan, kedewa• saan, dan kehidupan modern–
termasuk juga di kalangan remaja.

Namun, alkohol lebih banyak keburukan daripada manfaatnya.

 Segera setelah diminum, alkohol menurunkan kesadaran, se• hingga menimbulkan penurunan
kemampuan untuk berbuat baik, belajar, dan bekerja. Jika berkendara, peminum mudah
celaka karena konsentrasinya menurun akibat alkohol.
 Menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.•
 Gangguan metabolisme yang bisa berdampak pada ke‘ ‘ lainan jantung sampai gagal
jantungHambatan pembentukan trombosit, merusak sungsum ‘ ‘ tulang, sehingga bisa
menyebabkan pendarahan, anemia, dan kekurangan sel darah putih
 Bisa merusak hati, dalam jangka panjang mengakibatkan ‘ ‘ kegagalan fungsi hati dan
kanker
 Meningkatkan kerentanan infeksi karena kerusakan sa‘ ‘ luran pernapasan, hati, atau kurang
makan
 Dapat menyebabkan kerusakan susunan saraf‘ ‘
 Alkohol juga dapat menimbulkan ketergantungan fisik • (mendapatkan rasa nyaman). Dalam
jangka panjang, alkohol membuat orang ketergantungan secara psikis (jiwa). Ini karena
minuman itu bisa menimbulkan rasa gembira dan optimistis yang semu secara berlebihan.
Akhirnya, peminum makin lama menjadi semakin sering mabuk.

Obat adalah racun yang dibuat dari bahan kimia. Racun tersebut dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui kulit (obat luar), mulut (oral), dubur (anal), vagina, dan semua lubang tubuh yang
ada. Ada juga yang disuntikkan ke dalam otot atau pembuluh darah. Apabila digunakan dengan
alasan tepat dalam dosis yang pas, obat akan bermanfaat. Namun, jika disalahgunakan, artinya
dikonsumsi tanpa alasan yang jelas dan dalam dosis yang berlebihan, obat akan meracuni tubuh.
Obat ini bisa menimbulkan ketergantungan, merusak organ tubuh, dan bahkan dapat berakibat pada
kematian.
Ada empat golongan obat berdasarkan bahaya dan cara mendapatkannya.
Obat bebas; yang dapat dibeli dan diminum secara bebas•
Obat bebas terbatas; hanya dapat diperoleh dengan resep • dokter
Obat berbahaya; seperti obat anti-depresansia (penekan • kesedihan), stimulansia (perangsang), dan
halusinogen (pembentuk mimpi palsu yang indah). Pil BK, Mandrax (Mx), ekstasi, dll. termasuk ke
dalam golongan obat berbahaya ini.
Narkotika seperti candu, ganja, heroin, kokain, morfin, dan • turunannya.
Dalam kenyataannya, di beberapa kota besar, obat bebas terbatas, obat berbahaya, dan narkotika
kadang bisa dibeli secara bebas. Bahkan, obat ini terkadang ditawarkan secara langsung oleh penjual
kepada remaja secara gelap atau sembunyi-sembunyi.

H. PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS)

Remaja sehat yang hidup di tengah masyarakat memiliki kemampuan berbuat sesuatu bagi remaja
lainnya yang membutuhkan bantuan mengenai kesehatan. Untuk itu, kita perlu berdiskusi tentang
cara-cara melaksanakan Pendidikan Remaja Sebaya (PRS). Secara lebih terperinci, dalam modul ini
akan membahas topik mengenai keluarga, teman sabaya, PRS, dan rujukan.

Teman sejati ialah orang yang hadir di hadapan kita dan siap menolong kita pada saat kita
memerlukannya (”a friend indeed is a friend in need”). Orang yang tanpa diminta siap menolong
kita. Dalam bahasa sajak: “Yang siap menyediakan bahu tempat kita menangis (”shoulder to cry
on”). Persis seperti yang terjadi dalam Permainan Bujur Sangkar Pecah, teman adalah orang yang
memperhatikan kebutuhan orang lain, yang tahu persis kebutuhan pemain lain, dan dengan ikhlas
memberikan miliknya agar mereka bisa menyelesaikan tugas.

Teman sebaya adalah teman yang amat akrab dengan kita karena jenis kelamin yang sama, usia
berdekatan, rumah bersebelahan, bersekolah di tempat yang sama, seminat, dan seterusnya. Dengan
demikian, di antara teman sebaya hampir tidak ada rahasia lagi. Teman sebaya menjadi teman
senasib sepenanggungan. Karena keterdekatannya, teman sebaya bisa saling mempengaruhi sesuatu
menuju kebaikan. Sebaliknya, kesetiakawanan di antara teman sebaya bisa pula saling
menjerumuskan ke dalam hal-hal yang berisiko merugikan.
Dalam kerangka pengertian tersebut, dalam keluarga sebenarnya remaja memerlukan ”teman
sebaya”, baik antara remaja dan kakak yang sudah dewasa maupun antara remaja dan kedua orang
tua. Dari pihak remaja, yang terpenting adalah sikap menjadi “friend in need” dalam keluarga.
Seyogianya, kedua orang tua dan saudara lain juga siap menjadi teman sebaya bagi remaja dalam
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai