Anda di halaman 1dari 88

Seminar

Nasional&
International
Conference
Abs Sem Nas Masy Biodiv Indon
vol. 3 | no. 6 |pp. 211-279 | September 2016
ISSN: 2407-8069
Perkebunan Teh Rancabali, Bandung, Jawa Barat; foto oleh Y.S. Kirana

Penyelenggara

Manuskrip terseleksi
dipublikasikan pada:
diterbitkan pada
ALAMAT SEKRETARIAT:
1. Sekretariat Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Kantor Jurnal Biodiversitas, Jurusan Biologi Gd. A, Lt. 1, FMIPA UNS,
Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126, Jawa Tengah. Tel./fax.: +62-271-663375. Email: biodiversitas@gmail.com.
Website: biodiversitas.mipa.uns.ac.id/snmbi.html
2. Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Kampus IPB Dramaga
Bogor, Jl. Lingkar Akademik, Bogor 16680, Jawa Barat

Penyelenggara
& pendukung

Manuskrip terseleksi
dipublikasikan pada:
THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK
JADWAL
Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)
Bogor, 17 September 2016

PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG

08.00-08.30 Registrasi dan Persiapan Panitia Selasar


08.30-08.40 Sambutan Pengurus MBI R1
08.40-08.50 Sambutan dan Pembukaan Prof. Bambang H. Saharjo R1
08.50-09.00 Foto Bersama & Kudapan Pagi Panitia R1,
Selasar
09.00-11.00 Panel Moderator R1
Prof. Dr. Bambang Hero Saharjo
Prof. Dr. Suranto
Prof. Dr. I Made Sudiana

11.00-12.00 Presentasi Oral I


Kelompok 1: AO-01 s.d. AO-10 Moderator R1
Kelompok 2: AO-11 s.d. AO-20 Moderator R2
Kelompok 3: AO-21 s.d. BO-08 Moderator R3
Kelompok 4: BO-09 s.d. BO-18 Moderator R4
Kelompok 5: BO-19 s.d. BO-82 Moderator R5

12.00-13.30 Ishoma dan Presentasi Poster Panitia Selasar

13.30-14.30 Presentasi Oral II


Kelompok 6: BO-29 s.d. BO-38 Moderator R1
Kelompok 7: BO-39 s.d. BO-48 Moderator R2
Kelompok 8: BO-49 s.d. BO-58 Moderator R3
Kelompok 9: BO-59 s.d. CO-07 Moderator R4
Kelompok 10: CO-08 s.d. CO-17 Moderator R5

14.30-14.45 Kudapan Sore Panitia Selasar

14.45-15.45 Presentasi Oral III


Kelompok 11: CO-18 s.d. CO-27 Moderator R1
Kelompok 12: CO-28 s.d. EO-04 Moderator R2
Kelompok 13: EO-05 s.d. EO-13 Moderator R3
Kelompok 14: EO-14 s.d. EO-22 Moderator R4
Kelompok 15: EO-23 s.d. EO-30 Moderator R5

15.45-16.00 Penutupan dan Penjelasan lain Ketua Panitia R1


iv

Kegiatan berikutnya:
1. International Conference on Biodiversity, Pontianak, Indonesia, 8 October 2016
2. Seminar Nasional Biodiversitas (UNS), Surakarta, Indonesia, 4 November 2016
3. International Conference on Biodiversity & 3rd SIB Congress, Surakarta, Indonesia, 5 November 2016
4. Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Samarinda, 26 November 2016
ABSTRAK
Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)
Bogor, 17 September 2016

KODE JUDUL PENULIS HAL.

GENETIK

AO-01 Domestikasi ayam hutan merah: Studi pengadaan bibit Johan Setianto, Basyarudin Zain, 211
oleh masyarakat di Bengkulu Tengah Sutriyono, Hardi Prakoso

AO-02 Produksi dan populasi ayam hutan merah domestikasi di Sutriyono, Johan Setianto, Hardi 211
Kabupaten Bengkulu Utara dan skenario Prakoso
pengembangannya

AO-03 Pengujian hasil dan mutu benih beberapa varietas Widya Saswita 212
kedelai (Glycine max) dengan variasi jumlah satuan
panas panen

AO-04 Kekerabatan Tribe Shoreae asal Stasiun Penelitian Essy Harnelly, Iqbar, Agus Sara 212
Ketambe Taman Nasional Gunung Leuser berdasarkan
keragaman morfologi organ vegetatif

AO-05 Genetic diversity analysis based on SSR markers of TxT Lalu Firman Budiman, Ardha 212
cross and dura self oil palm (Elaeis guineensis) parental Apriyanto, Adi Pancoro,
populations originated from Cameroon Sudarsono Sudarsono

AO-06 Polimorfisme 5 untranslated region gen thyroglobulin Saiful Anwar, Adithya 213
(lokus TG|BstYI) pada sapi Bali (Bos javanicus) Crisdyantama Putra, Ari Sulistyo
Wulandari, Syahruddin Said

AO-07 Analisis filogenetik gandaria (Bouea) Indonesia Tri Harsono, Nursahara Pasaribu, 213
menggunakan penanda molekuler cpDNA trnL-F Sobir, Fitmawati, Eko Prasetya
Intergenik Spacer

AO-08 Development of SNAP markers based on nucleotide Anneke Pesik, Darda Efendi, 214
variability of WRKY Genes in coconut and their Hengky Novarianto, Diny Dinarti,
validation using multiplex PCR Sudarsono Sudarsono

AO-09 Genetic resources consideration of Dyera polyphylla in Hesti Lestari Tata, Alice Muchugi, 214
tropical peatlands restoration Meine van Noordwijk
vi

AO-10 Dinamika ekspresi gen responsif salinitas Osr40c1 pada Triono Bagus Saputro, Nur 214
jagung tercekam NaCl secara in vitro Fadlilatus Sholihah, Dini
Ermavitalini

AO-11 Keragaan genotipe sorgum pada berbagai tingkat Tri Lestari, Didy Sopandie, 215
ketersediaan P di tanah masam Trikoesoemaningtyas,

AO-12 Keragaan plasma nutfah kopi di Kebun Penelitian Laba Udarno, Rudi T. Setiyono 215
Pakuwon, Sukabumi

AO-13 Tanaman karet asal biji produksi tinggi di Lampung Rudi T. Setiyono, Laba Udarno 215
Utara

AO-14 Identifikasi Ketahanan Sumberdaya Genetik Padi Dodin Koswanudin, I Made 216
terhadap hama wereng batang coklat (Nilaparvata lugens Samudra, Sutoro
Stall).

AO-15 Identifikasi ketahanan sumberdaya genetik kedelai Dodin Koswanudin, I Made 216
terhadap hama penggerek polong (Etiella zinckenella). Samudra, Asadi Bustomi

AO-16 Genetic diversity of Tor douronensis (Pisces: Dewi Imelda Roesma, Djong Hon 216
Cyprinidae) in West Sumatra Tjong, Warnety Munir, Anugrah
Viona Agesi, Ada Chornelia, Wila
Karlina

AO-17 Usulan strategi konservasi keanekaragaman genetik Rahmat Azhari Kemal, Nadya 217
Mamalia yang terancam punah: Analisis pada harimau Stephanie, Rizky Kusuma Cahyani
Sumatera (Panthera tigris sumatrae)

AO-18 Studi filogenetik kelelawar Genus Hipposideros Ada Chornelia, Dewi Imelda 217
(Chiroptera: Hipposideridae) di Sumatera dan Jawa Roesma, Djong Hon Tjong
berdasarkan gen sitokrom-b

AO-19 Eksplorasi dan karakterisasi buah-buahan lokal Sumatera Nurwanita Ekasari Putri, Aries 217
Barat yang terancam punah dalam mengantisipasi buah- Kusumawati, Nur Oktafiani Azhar,
buahan impor Etti Swasti

AO-20 Keragaan kemiri Sunan (Reutealis trisperma) sebagai Handi Supriadi, Syafaruddin 218
penghasil bahan bakar nabati di Garut, Jawa Barat

AO-21 Perubahan morfologi pada mutan Hoya diversifolia hasil Sri Rahayu 218
irradiasi sinar gamma

AO-22 Persilangan bunga lipstik Aeschynanthus radicans Sri Rahayu 218


dengan Aeschynanthus tricolor

AP-01 Analisis keragaman genetik ubi kayu lokal Bangka Tri Lestari, Henny Helmi, Rion 218
berdasarkan morfologi dan RAPD Apriyadi

AP-02 Identifikasi ketahanan sumberdaya genetik jagung Dodin Koswanudin, I Made 219
terhadap hama lalat bibit (Artherigona exigua) Samudra, Sutoro

AP-03 Tolerance of soybean genotypes under manganese Heru Kuswantoro 219


toxicity based on the seedling growth

AP-04 Potential yield of soybean lines that resistant to pod Heru Kuswantoro 219
borer (Etiella zinckenella)
vii

SPESIES

BO-01 Keanekaragaman jenis rayap akibat alih guna hutan Zulkaidhah, Ariyanti 220
menjadi agroforestri di Hutan Pendidikan Universitas
Tadulako, Palu, Sulawesi Tenggara

BO-02 Pengaruh bahan tanaman terhadap keberhasilan stek Nurmawati Siregar, Dharmawati F. 220
kranji (Pongamia pinnata) Djaman

BO-03 Keong marga Clithon (Gastropoda: Neritidae) di Jawa: Nova Mujiono 220
status, kekerabatan dan distribusinya

BO-04 Eksplorasi dan karakterisasi buah belimbing merah Gunawan, Tatik Chikmawati, 221
(Baccaurea angulata) di Kabupaten Balangan, Sobir, Sulistijorini
Kalimantan Selatan

BO-05 Endemics species of dung beetles (Coleoptera: Imam Widhiono, Nailil Fasihah, 221
Scarabaeidae) on the southern slope of Mount Slamet,
Central Java, Indonesia

BO-06 Keragaman tumbuhan dan potensi pemanfaatannya di Adi Susilo, Denny 221
kawasan hutan alam sekunder di Perum Perhutani RPH
Cisujen, KPH Sukabumi

BO-07 Keanekaragaman Coccinellidae predator pada beberapa Yaherwandi, Erna Fitria, 222
ekosistem sayuran di Sumatera Barat, Indonesia Hidrayani, Hasmiandy Hamid

BO-08 Persebaran dan estimasi populasi surili (Presbytis Ana Widiana, Wisnu Uriawan, R. 222
comata) di kawasan Kamojang, Kabupaten Garut, Jawa Robbi Januari, Rifki M. Iqbal
Barat

BO-09 Keanekaragaman dan kelimpahan serangga tanah dengan Immy Suci Rohyani, Hilman 222
menggunakan beberapa metode perangkap serangga di Ahyadi
ekosisitem Hutan Lindung Jeruk Manis Lombok Timur,
Nusa Tenggara Timur

BO-10 Isolasi dan karakterisasi bakteri resisten logam berat dari Wahyu Irawati, Semuel Riak, Nida 223
Sungai Kemisan-Tangerang, Indonesia R. Sopiah, Susi Sulistia

BO-11 Diversity of tree species and utilization by local people Titi Kalima, Sumarhani 223
on peat swamp forest in Central Kalimantan

BO-12 Eksplorasi tumbuhan dan studi komposisi vegetasi di Muhamad Muhaimin, Imawan 223
zona bukit dari Gunung Patah, Bengkulu Wahyu Hidayat, Muslim

BO-13 Biofertilizer effect on reduction of inorganic fertilizer Reginawanti Hindersah, Andina 224
and yield of two sweet potato cultivars grown in low Apriliana, Agung Karuniawan
fertility soil

BO-14 Spore germination and early gametophyte development Titien Ngatinem Praptosuwiryo 224
of Platycerium wandae (Polypodiaceae) of
Papua,Indonesia

BO-15 Diversitas Actinomycetes dan eksplorasi senyawa Yuliana Retnowati, Abubakar 225
6bioaktif dari kawasan mangrove Desa Torosiaje, Sidik Katili
Gorontalo
viii

BO-16 Kajian dinamika distribusi populasi ayam Burgo Heri Dwi Putranto, Johan Setianto, 225
domestikasi Novitri Kurniati, Bing Brata,
Yossie Yumiati, Gading Putra
Hasibuan

BO-17 Pembentukkan komunitas Herpetofauna pada habitat Teguh Muslim, Ulfah Karmila 226
mikro akibat fragmentasi lahan pertambangan di Sari, Widyawati, Agung Siswanto,
Kalimantan Timur Warsidi, Suryanto

BO-18 Keanekaragaman spesies tumbuhan pada pertanaman Enie Tauruslina A, Trizelia, 226
padi sawah di Sumatera Barat Yaherwandi, Hasmiandy Hamid

BO-19 Analisis vegetasi Schima walichii (Theaceae) di kawasan Inge Larashati Subro 226
hutan Gunung Papandayan, Jawa Barat

BO-20 Analisis filogenetik mangga (Mangifera) di Sumatera Sandi Pratiwi Harahap, Fitmawati, 227
Timur berdasarkan sekuens gen cpDNA trnL-F Nery Sofiyanti
Intergenic Spacer

BO-21 Konservasi Begonia (Begoniaceae) dataran rendah asli Hartutiningsih-M. Siregar, Wisnu 227
Indonesia di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat H. Ardi

BO-22 Peran budidaya perikanan yang berkelanjutan dan Yayat Dhahiyat, Zahidah Hasan, 227
restocking dalam konservasi keanekaragaman hayati Fiddy Semba Prasetiya

BO-23 Mikrofungi rizosfer dan endofitik filosfer tumbuhan Nia Rossiana, Betty Mayawatie, 228
sawo kecik (Manilkara kauki) di Taman Nasional Alas Hunainah
Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur

BO-24 Keragaman jenis jamur yang dapat dikonsumsi (edible Putut Fajar Arko, Betty Mayawatie 228
mushroom) di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Marzuki, Joko Kusmoro
Kamojang, Jawa Barat

BO-25 Distribution and identification of termites in Urban Area Yuliati Indrayani, Yoko 228
in Pontianak City of West Kalimantan Takematsu

BO-26 Isolasi, karakterisasi dan seleksi mikroalga yang Dini Ermavitalini, Yudi 229
berpotensi sebagai bahan baku biodiesel dari perairan Apriyatmoko
estuari Sungai Porong, Jawa Timur

BO-27 Keanekaragaman jenis kelelawar di Sulawesi Utara Diah Irawati Dwi Arini 229

BO-82 Persepsi masyarakat sekitar kawasan lahan konflik Abdullah, Putri Hilmayanti, M. Ali 230
gajah-manusia terhadap konservasi gajah dan habitatbta S.
di Kabupaten Aceh Besar, Aceh

BO-29 Variasi morfometrik protozoa Trichodina sp. dan Rokhmani, Edy Riwidiharso, 230
intensitas pada benih gurame milik petani ikan Bantul, Endang Ariyani S., Darsono,
Yogyakarta Daniel J.W.

BO-30 Keragaman jenis pohon lokal di zona sub montana Susana P. Dewi, Tati Suryati 230
Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi, Jawa Barat Syamsudin, Endah Sulistyawati

BO-31 KOFFCO Sistem: Inovasi teknologi dalam upaya Atok Subiakto, Henti Hendalastuti 231
pelestarian, produksi dan penyimpanan bibit Rachmat
dipterokarpa
ix

BO-32 Pengembangan agroforestri untuk mendukung ketahanan Sumarhani, Diana Prameswari 231
pangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar
kawasan hutan

BO-33 Aspek reproduksi ikan kurisi (Nempiterus furcosus) yang Eva Utami 232
didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat,
Bangka

BO-34 Pengaruh variasi media sapih pada pertumbuhan bibit Rina Bogidarmanti, Darwo 232
cabutan Alnus (Alnus nepalensis)

BO-35 Prospek budidaya bintagur (Callophyllum soulatri) Darwo, Rina Bogidarmanti 232
untuk dikembangkan di lahan gambut

BO-36 Perbandingan keanekaragaman jenis kupu-kupu antara Yanto Santosa, Intan Purnamasari, 233
tipe tutupan lahan hutan dengan kebun sawit di Isniatul Wahyuni
perkebunan sawit PT Mitra Unggul Pusaka, Riau

BO-37 Peran areal berhutan di sekitar perkebunan kelapa sawit Yanto Santosa, Anxious Yoga 233
dalam pelestarian keanekaragaman primata Perdana

BO-38 Keanekaragaman kupu-kupu di berbagai tipe tutupan Yanto Santosa, Yohanna, Isniatul 233
lahan perkebunan kelapa sawit PTPN V Tamora, Wahyuni
Kampar, Riau

BO-39 Lipid accumulating yeast associated with insect in Atit Kanti 234
Papalia, Sulawesi, Indonesia

BO-40 Variasi keanekaragaman kupu-kupu pada berbagai tipe Isniatul Wahyuni, Yanto Santosa 234
tutupan lahan di kawasan perkebunan di Kampar, Riau

BO-41 Penggunaan mikoriza dan Rhizobium dalam Rina Kurniaty 235


pertumbuhan bibit saga (Adenanthera pavonina) umur 3
bulan

BO-42 Nematoda parasit gastrointestinal pada kura-kura darat Herjuno Ari Nugroho, Endang 235
Indonesia (Manourya emys Schlegel & Mller, 1840 dan Purwaningsih, Ni Luh Putu Rischa
Indotestudo forstenii Schlegel & Mller, 1845) Phadmacanty

BO-43 Keanekaragaman jenis cendawan endofit pada tanaman Trizelia, Haliatur Rahma, 236
cabai yang berpotensi sebagai bioinsektisida Martinius

BO-44 Karakteristik Pola Ikatan Pembuluh pada sembilan Jenis Nanii Nuriyatin 236
Bambu

BO-45 Jenis vegetasi pasir peneluran dan hubungannya terhadap Richard Gatot Nugroho Triantoro, 236
keberadaan sarang labi-labi moncong babi di Kaimana, Sarah yuliana
Papua

BO-46 Analisis filogenetik mangga (Mangifera) dari Riau Fitmawati, Nery Sofiyanti, Roslina 237
berdasarkan sekuens gen cpDNA trnL-F intergenic Fauziah, Deden Derajat Matra,
spacer Eichi Enue

BO-47 Temuan dan karakteristik Anodendron paniculatum Widodo, Muhammad Jafar Luthfi 237
(Apocynaceae) di Gunung Nglanggeran, Gunung Kidul,
Yogyakarta

BO-48 Diversitas dan optimasi kinerja dari Genus Clostridium Hanies Ambarsari 237
untuk produksi bioenergi
x

BO-49 Inventarisasi ikan sebagai langkah awal konservasi di Doni Setiawan, Enggar Patriono, 237
kawasan hutan rawa banjiran Sungai Keroh Sub-Das Ajiman
Lematang, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan

BO-50 Diversity of insects in wheat as a new crop introduced in Reflinaldon, Fera Hidayanti, Ujang 238
West Sumatra Khairul

BO-51 Diversity and prevalence of some ectoparasites of fish Gina Saptiani, Catur Agus 238
culture in coal ponds, East Kalimantan Pebrianto, Agustina, Fikri Ardhani

BO-52 Pertumbuhan tanaman mindi (Melia azedarach) dan Sopto Darmawan, Nurheni 238
produktivitas sorgum (Sorghum bicolor) dalam sistem Wijayanto, Sri Wilarso Budi R
Agroforestri

BO-53 Pendugaan potensi simpanan karbon pada agroforestri Yesi Tri Novian, Nurheni 239
sentang (Azadirachta excelsa) dengan kedelai Wijayanto

BO-54 Pendugaan potensi simpanan karbon pohon induk area Alin Rahmah Yuliani, Nurheni 239
bekas tebang IUPHHK-HA Bintuni Utama Murni Wood Wijayanto
Industries di Papua Barat

BO-55 Komposisi dan keanekaragaman jenis vegetasi pada Rita Diana 239
umur pasca penebangan yang berbeda

BO-56 Diversity and identification of bamboo from Pagaralam, Yuanita Windusari, Lailahanum, 240
South Sumatra based on midrib leaf Entin Nuraentin

BO-57 Struktur dan variabilitas komunitas fitoplankton di Tumpak Sidabutar, Dietriech G. 240
perairan Teluk Jakarta Bengen, Sam Wouthuyzen, Tri
Partono

BO-58 Studi Jenis Tanaman yang dijadikan Food Plant Bagi Melanie, Tika Noviana 240
Kupu-kupu di Taman Lansia dan Balai Kota Bandung

BO-59 Pemantauan kondisi populasi ikan hias laut secara Ofri Johan, Norman J. Quinn, 241
berkesinambungan pada transek permanen di perairan Barbara Kojis
Padang, Sumatera Barat

BO-60 Dampak perkebunan kelapa sawit terhadap diversitas Syarifuddin, Jasmi, Elida Hafni 241
dan komposisi serta kelimpahan serangga penyerbuk Siregar
rambutan

BO-61 Distribusi populasi dan keanekaragaman bakteri air Ida Indrawati, Rindi Megasari 241
sungai, sumur dan laut di Cirebon, Jawa Barat Budiati

BP-01 Kebun Raya Samosir: Studi tentang kekayaan flora dan Sri Hartini, Sahromi 242
potensinya

BP-02 Orchid inventory in Bantimurung-Bulusaraung National Dwi Murti Puspitaningtyas 242


Park, South Sulawesi

BP-03 Ex situ conservation of Amorphophallus titanum in Dwi Murti Puspitaningtyas, Siti 242
Bogor Boranic Garden, West Java Roosita Ariati

BP-04 Keanekaragaman semai suku Euphorbiaceae di Kawasan Inge Larashati Subro 242
Hutan Taman Nasional Halimun Salak, Jawa bagian
barat
xi

BP-05 Morfologi Daun, Bunga dan Serbuksari serta Implikasi Sudarmono, Sumanto 243
Kekerabatannya; Studi Kasus Famili Lamiaceae

BP-06 Pemetaan Serbuksari di Kebun Raya Bogor Sudarmono, Sumanto 243

BP-07 Komposisi dan keanekaragaman flora di Kawasan Hutan Muhammad Efendi, Intani Quarta 243
Lindung Gunung Pesagi, Lampung Barat Lailaty, Nudin, Ujang Rustandi,
Ahmad Daseng Samsudin

BP-08 Keanekaragaman tumbuhan tinggi dan paku-pakuan Yessi Santika, Arief Hidayat 244
Gunung Tambora, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat: 200
tahun setelah letusan

BP-09 Keanekaragaman dan potensi tumbuhan Hutan Lindung Muhammad Imam Surya, Inggit 244
Gunung Pesagi, Lampung Barat Puji Astuti

BP-10 Pemungutan hasil hutan bukan kayu di Taman Nasional Yelin Adalina 244
Gunung Halimun Salak oleh Masyarakat Adat
Kasepuhan Sinarresmi

BP-11 Tumbuhan epifit, parasit dan pencekik pada koleksi Sumanto 245
palem Kebun Raya Bogor

BP-12 Biological aspect of Indonesian shortsnout spurdog Ria Faizah 245


(Squalus hemipinnis) landed in the Cilacap Port,
Indonesia

BP-13 Size distribution and biological aspect of the scalloped Ria Faizah 245
hammerhead shark (Shyrna lewini) in Tanjung Luar,
East Lombok, Indonesia

BP-14 Kondisi fitoplankton di perairan Bintan Timur, Tumpak Sidabutar 245


Kepulauan Riau

BP-15 Potensi regenerasi Shorea spp. di tegakan benih KHDTK Kurniawati Purwaka Putri, 246
Haurbentes, Jawa Barat Yulianti, Dede Jajat Sudrajat

BP-16 Keanekaragaman spesies jamur antagonis rhizosphere Eriyanto Yusnawan, Alfi Inayati 246
competence yang diisolasi dari tanah dan potensinya
untuk pengendalian Rhizoctonia solani pada tanaman
kedelai

BP-17 Keanekaragaman Piper liar di hutan sekunder Kebun I Nyoman Peneng, Putri Sri Andila 246
Raya Eka Karya Bali

BP-18 Inventarisasi keanekaragaman palem (Arecaceae) di I Nyoman Peneng, Putri Sri Andila 247
Gunung Mesehe, kawasan Hutan Lindung Bali Barat

EKOSISTEM

CO-01 Studi populasi dan pola tata ruang anggrek epifit Asep Sadili 247
(Orchidaceae) di Cagar Alam Sempu, Malang, Jawa
Timur

CO-02 Trees of West Kalimantan Peatland Forest influence on Dwi Astiani 247
variability of water and carbon input through stemflow
mechanism
xii

CO-03 Dekomposisi serasah daun mangrove Avicennia marina Irma Dewiyanti, Sayyid Afdhal El 248
dan Rhizophora apiculata pada ekosistem mangrove di Rahimi, Kemalahayati, Cut
Desa Leungah Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Yulvizar
Besar

CO-04 Identifikasi lahan dan vegetasi pada kawasan hutan Rina Wahyu Cahyani, Asef 248
dengan tujuan khusus (KHDTK) untuk pengembangan Kurniyawan Hardjana
agroforestri di KHDTK Labanan, Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur

CO-05 Preliminary assessment of a tropical urban stream using Christopher Kelly, Jito Sugardjito, 249
benthic macroinvertebrates as a bioindicator in Muara Tatang Mitrasetia
Angke, Jakarta, Indonesia

CO-06 Phytoplankton diversity in Sand pit Lake: Changes due Pelita Octorina, Bambang 249
to eutrophication Kustiawan, Arif Supendi, Ujang
Dindin, Novita MZ.

CO-07 Persepsi masyarakat tentang pengelolaan lahan di Desa Emi Roslinda, Wiwik Ekyastuti, 249
Nusapati, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat Siti Masitoh Kartikawati, Syarifah

CO-08 Fenologi mangrove dan restorasi kawasan mangrove Sarno, Rujito Agus Suwignyo, 250
terdegradasi di Semenanjung Banyuasin, Taman Zulkifli Dahlan, Munandar, Moh.
Nasional Sembilang, Sumatra Selatan Rasyid Ridho, Nita Aminasih,
Harmida

CO-09 The accuracy of boundary delineation of coral reefs area Bambang Sulistyo 250
derived from various vegetation indices analysis of
satellite landsat thematic mapper

CO-10 Association of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) Suharno, Endang Sutariningsih 250
with the rhizosphere of Brachiaria precumbens from Soetarto, Retno Peni
Gold Mine Tailing Area in Timika, Papua and its Sancayaningsih, Rina Sri
potential to the growth of Zea mays Kasiamdari

CO-11 Karakteristik habitat badak Jawa (Rhinoceros sundaicus) Sofiatin, Tati Suryati Syamsudin, 251
dan kaitannya dengan persaingan sumberdaya pakan dan Achmad Sjarmidi
ruang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten

CO-12 Kualitas madu putih asal Provinsi Nusa Tenggara Barat Yelin Adalina, Evi Kusmiati 251

CO-13 Komunitas makrozoobentos di ekosistem lotik Kawasan Andria Oktarina, Tati Suryati 251
Kampus Institut Teknologi Bandung, Jatinangor, Syamsudin
Sumedang, Jawa Barat

CO-14 Populasi dan serangan Leptocorisa acuta (Hemiptera: Munzir Busniah, Winarto, Parlen 252
Alydidae) pada tanaman padi sawah di Kecamatan Deplomar
Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat

CO-15 Pengaruh lebar jalur tanam terhadap riap tegakan Shorea M. Taufan Tirkaamiana, Afif 252
leprosula dan Dryobalanops lanceolata pada sistem Ruchaemi, M. Sumaryono
tebang pilih tanam jalur

CO-16 Lalat rumah Musca domestica sebagai vektor parasit Azham Alparisi, Aminah Aminah 253

CO-17 Studi vegetasi di Kawasan Kamojang, Jawa Barat Indri Wulandari, Teguh Husodo, 253
Herri Y. Hadikusumah

CO-18 Studi vegetasi di Kawasan Darajat, Jawa Barat Teguh Husodo, Indri Wulandari, 253
Herri Y. Hadikusumah
xiii

CO-19 Kematian ikan nila di budidaya keramba jaring apung Muhamat, Hidayaturrahmah 253
Desa Aranio dan Tiwingan Lama

CO-20 Karakteristik habitat terganggu ikan timpakul Muhamat, Heri Budi Santoso, 254
(Periphthalmodon schlosseri ) di Muara Sungai Barito Hidayaturrahmah

CO-21 Kondisi terumbu karang dan struktur komunitas Karang Tatang Suharmana Erawan 254
Giliyang, Pulau Bulu Manuk dan Pulau Raas, Kabupaten
Sumenep, Jawa Timur

CO-22 Komposisi floristik pada tegakan kaliandra (Calliandra Asep Sadili 254
calothyrsus Meisn.) di Taman Hutan Raya IR H.
Djuanda, Bandung, Jawa Barat

CO-23 Persepsi lokal terhadap perubahan variabel Iklim dalam Esti Munawaroh, Y. Purwanto, 255
mengelola SDAH dan lingkungannya di Wakatobi, Joko Suryanto, Purity Sabila
Sulawesi Tenggara Ajiningrum

CO-24 Komunitas burung di kantong hutan tropis tersisa dan Ruhyat Partasasmita, Elvyra 255
sekitarnya di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat Aprillia, Johan Iskandar,
Teguh Husoso, Erri Noviar
Megantara

CO-25 Indeks komunitas burung di Taman Kota Bandung, Jawa Ruhyat Partasasmita 255
Barat

CO-26 Adapting climate variability using cropping calendar in Yayan Apriyana 256
rice production centers in Indonesia

CO-27 Komposisi jenis dan cadangan karbon pada hutan Rita Diana, Ayu Mayangsari, 256
sekunder tua di Taman Penghijauan Wanatirta, Bontang, Raharjo Ari Suwasono, Deddy
Kalimantan Timur Hadriyanto

CO-28 Meminimalkan risiko kekeringan dengan Decision Suciantini, Rizaldi Boer, Agus 257
network untuk mendukung kalender tanam di sentra Buono
produksi padi Jawa Barat

CO-29 Dinamika indeks diversitas entropy dalam perikanan Asep Agus Handaka Suryana 257
budidaya karamba jaring apung di Cirata, Jawa Barat

CO-30 Pemanfatan tumbuhan dari kawasan Hutan Lindung Syamsul Hidayat 257
Sesaot, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat

CO-31 Uji aktivitas anti bakteri senyawa aktif dari daun pare Salni, Sarno, Yosy Oktaviani 258
(Momordica balsamina) terhadap Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus

ETNOBIOLOGI

DO-01 Etnoekologi introduksi albasiah pada perkembangan Johan Iskandar, Budiawati S. 258
sistem agroforestri tradisional huma di Desa Iskandar,
Karangwangi, Cianjur, Jawa Barat

DP-01 Pelestarian pengetahuan tradisional pada suku asli di Ahmad Dwi Setyawan 259
kawasan perkotaan; Studi etnofarmasi pada suku Betawi
di Depok, Jawa Barat
xiv

BIOSAINS

EO-01 Ki lemo (Litsea cubeba) di Ciwidey, Jawa Barat: Variasi Agus Astho Pramono 259
karakteristik dendrometrik, kapasitas produksi benih dan
potensinya sebagai sumber benih

EO-02 Potensi produksi benih gelam (Melaleuca leucadendron) Agus Astho Pramono, Dida 260
pada beberapa tegakan di Sumatera Selatan Syamsuwida, Aam Aminah

EO-03 Pertumbuhan tanaman pulai (Alstonia scholaris) pada Mawazin, Adi Susilo 260
lahan bekas tambang batubara di Kalimantan Timur

EO-04 Uji toksisitas akut ekstrak etanol kulit buah jengkol Madihah, Nining Ratningsih, 260
(Archidendron pauciflorum) terhadap tikus (Rattus Desak Made Malini, Adela Hani
norvegicus) Wistar betina Faiza

EO-05 Pembentukan sporofit pakis simpei Cibotium barometz Yupi Isnaini, Siti Nurmela, 261
pada berbagai konsentrasi KNO3 Maryanti Setyaningsih, Titien
Ngatinem Praptosuwiryo

EO-06 Respon pertumbuhan dan ketergantungan jenis pohon Husna, Faisal Danu Tuheteru, 261
terancam punah kayu kuku (Pericopsis mooniana ) Endah Wigati
dengan inokulasi fungi Mikorhiza Arbuskular lokal

EO-07 Kontribusi mikroba pelarut fosfat dalam meningkatkan Betty Natalie Fitriatin, Anni 262
ketersediaan P tanah, pertumbuhan dan jagung pada Yuniarti, Noor Istifadah
tanah sub-optimal

EO-08 Patogenesitas dan mortalitas Helicoverpa armigera Melanie, Mia Miranti Rustama, 262
polyhedrosys virus sub kultur (HaNPV1) terhadap Madihah, Nurullia Fitriani
Spodoptera litura

EO-09 Aktivitas antifidan ekstrak etanol daun tanaman lada Hikmat Kasmara, Melanie, Vita 262
(Piper nigrum), jeringau (Acorus calamus), dan kayu Novianti, Madihah, Desak Made
bawang (Dysoxylum alliaceum) terhadap ulat grayak Malini, Rani Maharani, Tri
(Spodoptera litura) Mayanti, Wawan Hermawan

EO-10 Keragaman mikoriza arbuskula pada rizosfir alang-alang Rachmawati Hasid, Makmur Jaya 263
(Imperata cylindrica) dan potensinya dalam Arma
meningkatkan hasil tanaman jagung di lahan kering
marginal

EO-11 Uji poensi sediaan salep ekstrak etanol kulit buah Desak Made Malini, Madihah, 263
jengkol (Archidendron pauciflorum) untuk mempercepat Fitri Kamilawati
penutupan luka pada kulit mencit (Mus musculus
Linnaeus, 1758) model diabet

EO-12 Perkecambahan biji dan morfologi semai tanaman Tri Handayani 263
kenanga tanduk (Artabotrys hexapetallus)

EO-13 Studi komparatif konsentrasi hormon reproduksi pada Heri Dwi Putranto, Sura Menda 264
spesies ruminansia endemik Indonesia Ginting,Yossie Yumiati, Gading
Putra Hasibuan

EO-14 Konservasi in vitro ubi kayu (Manihot esculenta) Liana, Nurul Khumaida, Sintho 264
genotipe UJ-5 dan Jame-jame dengan teknik Wahyuning Ardie
pertumbuhan minimal
xv

EO-15 Aktivitas lapang dan jam terbang aktif penyerbuk biologi Budiaman 265
lebah madu Apis mellifera di perkebunan kopi

EO-16 Impregnasi nanopartikel liat untuk meningkatkan Taman Alex, Edy Budiarso, 265
kualitas kekuatan kayu sengon (Paraserienthes Irawan W. Kusuma, Enos T.
falcataria) Arung

EO-17 Bioakumulasi timbal dalam pengolahan air limbah Nida Sopiah, Wahyu Irawati, Susi 265
baterai oleh Acinetobacter sp. IrC2 menggunakan Sulistia
biofilter lekat diam

EO-18 Pengaruh pemberian unsur hara mikro dalam pembuatan Nalwida Rozen, Nurhajati Hakim, 266
pupuk organik Titonia Plus pada tanaman padi sawah Jamilah
intensifikasi

EO-19 Pengaruh waktu ekuilibrasi pada pembekuan semen Nisa Sari, Meutia Ihdina, Kartini 266
kerbau lokal Aceh (Bubalus bubalis) dengan pengencer Eriani
kombinasi laktosa dan gliserol

EO-20 Efektivitas formulasi Beauveria bassiana terhadap Trizelia, Novri Nelly 266
Spodoptera exigua dan persistensinya pada tanaman
bawang merah

EO-21 Optimasi media campuran serbuk gergaji kayu albasia Betty Mayawatie Marzuki, Devina 267
dan daun pisang kering terhadap pertumbuhan, produksi Octovinata Hadi, Nia Rossiana
dan kadar protein jamur tiram coklat

EO-22 Fertilisasi dan perkembangan embrio preimplantasi Kartini Eriani, Putri Lailan Tifani, 267
mencit (Mus musculus) secara in vitro setelah pemberian Syahruddin Said
ekstrak buah merah (Pandanus conoideus)

EO-23 Pemanfaatan berbagai formula jamur antagonis untuk Nurbailis, Martinius 268
pengendalian penyakit antraknosa pada cabai

EO-24 The effectiveness of Carica papaya, Ipomoea aquatica, Gina Saptiani, Catur Agus 268
Alpinia galanga in protecting juvenile catfish from Pebrianto, Agustina, Esti
Aeromonas hydrophyla Handayani Hardi

EO-25 Efektivitas biji mahoni (Swietenia mahagoni) terhadap Yossi Permatasari Cristianto, 268
kematian jentik Culex sp. Makhabbah Jamilatun, Aminah
Aminah

EO-26 Pemeliharaan dan perbanyakan Dendrobium Iriana- Eka Martha Della Rahayu 269
Jokowi di Pusat Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya
LIPI

EO-27 Isolasi dan seleksi bakteri endofit indigenus untuk Yulmira Yanti, Suhelmi Rachma 269
mengendalikan Fusarium oxysporum fsp. lycopersicum Rachim, Chainur Rahman
serta meningkatkan pertumbuhan tanaman Tomat Nasution

EO-28 Perkecambahan kayu gula (Aphanamixix polystachya) Diana Prameswari, Rima HS. 269
dan potensinya Siburian

EO-29 Penambahan Ekstrak Sargassum aquifolium untuk Nunik Cokrowati 270


meningkatkan pertumbuhan Kappaphycus alvarezii.

EO-30 Metarhizium brunneum berpotensi sebagai biotermitisida Muhammad Sayuthi, Teguh 270
terhadap rayap Coptotermes curvignathus pada tanaman Santoso, Iswadi
pala
xvi

EP-01 Evaluasi aktivitas anti-Mycobacterium tanaman obat Martha Sari, Wien Kusharyoto 270
Indonesia dengan Resazurin Reduction Assay

EP-02 Optimisasi uji berbasis reduksi resazurin dalam Martha Sari, Eka Arismayanti, 271
menghambat aktivitas Mycobacterium bovis strain BCG Wien Kusharyoto
43756

EP-03 Anti-mycobacterial activity of methanol plant extracts Gita Syahputra, Martha Sari, Wien 271
against Mycobacterium bovis and Mycobacterium Kusharyoto
smegmatis

EP-04 Kajian pengaruh pupuk hayati terhadap pertumbuhan Resmayeti Purba 271
dan hasil kedelai

EP-05 Verifikasi molekuler metode sexing sperma sapi dengan Ekayanti Mulyawati Kaiin, 272
kolom BSA (Bovine Serum Albumin) Muhammad Gunawan, Senlie
Octaviana, Sukma Nuswantara

EP-06 Aplikasi pemanfaatan kompos Bioposka pada fase Reza Ramdan Rivai, Fitri Fatma 272
vegetatif tanaman obat: Alpinia malaccensis Wardani

EP-07 The palatability of cajuput leaves waste as the subtitution Ana Widiana, Deydra Fitria Nur 272
feed of sheep R, Iman Hernaman

EP-08 Skrining fitokimia dan aktivitas penangkap radikal bebas Praptiwi, Ahmad Fathoni 273
DPPH dari ekstrak kayu Sulaeman (Exocarpos
longifolius)

EP-09 Identifikasi produksi gaba dari kultur bakteri asam laktat Rini Handayani, Sulistiani, Ninu 273
(BAL) dengan metode TLC (Thin Layer Setianingrum
Chromatography)

EP-10 Microbe-enriched compost application on germination Hendra Helmanto, Frisca 273


substrates of three tree species for transplanting success Damayanti, Dian Latifah

EP-11 Isolasi bakteri pelarut fosfat dari lingkungan tambang Suliasih, Sri Widawati 274
timah dan potensinya sebagai Plant Growth Promoting
Rhizobacteria (PGPR) terhadap seedling
Paraserianthes falcataria

EP-12 Aktivitas Azotobacter di lingkungan tanah salin dan Sri Widawati, Suliasih 274
efeknya terhadap tanaman bawang (Allium cepa)

EP-13 The role of hydrogel augmentation using borax to start Arwan Sugiharto 275
polymerization reaction as adaptation technology for
crop cultivation in water limited areas

EP-14 Peningkatan produktivitas sapi bali melalui inseminasi Muhammad Gunawan, Ekayanti 275
buatan dengan sperma sexing di Techno Park Mulyawati Kaiin, Roni Ridwan
Banyumulek, NTB.

EP-15 Studi awal perbanyakan Castanopsis argentea secara in Muhammad Imam Surya, Neneng 275
vitro Ine Kurnita, Luluk Setyaningsih,
Lily Ismaini, Zainal Muttaqin

EP-16 Metode perkecambahan buah bersayap: Pohon kapur Dodo 275


(Dryobalanops lanceolata)
xvii

EP-17 Produksi bawang merah generasi kedua asal benih biji Kiki Kusyaeri, Agus Nurawan, 276
botani bawang merah (True Seed of Shallot) pada Liferdi, Meksy Dianawati
berbagai varietas

EP-18 Konsentrasi dan waktu aplikasi atonik pada produksi Meksy Dianawati 276
benih G0 kentang (Solanum tuberosum)

EP-19 Mutu stater yogurt sediaan kering selama penyimpanan Fitri Setiyoningrum, Gunawan 276
suhu refrigerator Priadi, Fifi Afiati

EP-20 Evaluasi morfometri dan abnormalitas sperma sexing Tulus Maulana, Muhammad 277
kerbau belang di UPT IB Puca Sulawesi Selatan Gunawan, Ekayanti M Kaiin

EP-21 Isolasi dan uji aktivitas bakteri penghasil hormon Tirta Kumala Dewi, Jodi 277
tumbuh IAA (Indole-3-Acetic Acid ) dan bakteri Suryanggono, Dwi Agustiyani
perombak protein dari tanah pertanian Tual, Maluku
Tenggara

EP-22 Variasi Kandungan Minyak Atsiri pada Beberapa Genus I Putu Agus Hendra Wibawa, Putri 278
Zanthoxylum dan Potensi Kegunaannya Sri Andila, I Gede Tirta

EP-23 The effect of compost on seedling growth of a promising Fitri Fatma Wardani, Reza 278
mutant of Hoya diversifolia Ramdan Rivai, Sri Rahayu

EP-24 Kajian pengolahan tepung mocaf pada empat varietas Sri Lestari 278
ubi kayu menggunakan starter Bimo-CF dan lama
perendaman 18 jam

EP-25 Peningkatan pangan fungsional yogurt sinbiotik yang Fifi Afiati, Gunawan Priadi, Fitri 279
diperkaya ubi ungu (Ipomoea batatas var. Ayamurasaki) Setiyoningrum
Abstrak Seminar Nasional MBI, UI Depok, 20 Desember 2014 v

THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK


ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON
Volume 3, Nomor 6, September 2016 ISSN: 2407-8069
Halaman: 211-279 DOI: 10.13057/asnmbi/m030601

ABSTRAK
Seminar Nasional
Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)
Bogor, 17 September 2016

Genetik merah dan 54% keturunan ayam hutan merah. Pengadaan


bibit ayam hutan merah diperoleh dari alam dengan cara
berburu di hutan atau perkebunan dan dari masyarakat
AO-01 sekitar baik dengan cara jual beli maupun pemberian.

Domestikasi ayam hutan merah: Studi pengadaan Ayam hutan merah, bibit, berburu, domestikasi
bibit oleh masyarakat di Bengkulu Tengah
Johan Setianto, Basyarudin Zain, Sutriyono, Hardi
Prakoso AO-02
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Jl. W.R.
Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A , Bengkulu. Tel.: +62-
Produksi dan populasi ayam hutan merah
736-21170, psw. 219, Fax. +62-736-21290, email: jsetbkl@yahoo.com domestikasi di Kabupaten Bengkulu Utara dan
skenario pengembangannya
Keberadaan ayam hutan merah (Gallus gallus (Linnaeus,
Sutriyono, Johan Setianto, Hardi Prakoso
1758) makin terdesak oleh adanya kerusakan habitat,
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Jl. W.R.
perburuan liar yang tidak terkendali, dan pemangsaan oleh Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A , Bengkulu. Tel.: +62-
predator, yang dapat berakibat pada kepunahan. Konservasi 736-21170, psw. 219, Fax. +62-736-21290, email:
secara kelembagaan belum dilakukan baik oleh pemerintah sutri_yono_ok@yahoo.co.id
maupun swasta. Masyarakat di Bengkulu Tengah telah
melakukan domestikasi ayam hutan merah. Ayam hutan Ayam hutan merah (Gallus gallus (Linnaeus, 1758)
merah dipelihara sebagai kesenangan ataupun dijadikan merupakan sumberdaya alam hayati yang hidup di alam liar
bibit untuk menghasilkan spesies baru sebagai ayam yang keberadaannya terancam punah. Penelitian ini
silangan. Sejauh ini belum banyak dikaji tentang bertujuan untuk mengevaluasi kondisi populasi dan
konservasi ayam hutan merah pada masyarakat. Studi ini produksi ayam hutan merah di Kabupaten Bengkulu Utara,
bertujuan untuk mengidentifikasi asal bibit ayam hutan Provinsi Bengkulu. Penelitian menggunakan metode
merah, asal pembelian bibit ayam hutan merah, alat yang survei. Sample dipilih dengan metode snowball sampling
digunakan untuk berburu ayam hutan merah dan kemurnian dan hanya peternak pengembang yang disurvei secara
bibit ayam hutan merah yang diperoleh. Pemilihan mendalam. Berdasarkan survei diperoleh 9 responden
responden dilakukan dengan metode Snow ball sampling. pengembang ayam hutan merah. Pengumpulan data
Data dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari dilakukan dengan cara wawancara, pengisian daftar
peternak yang dipilih sebagai responden menggunakan pertanyaan, dan pengamatan. Data yang dikumpulkan
kombinasi dari wawancara mendalam, daftar pertanyaan meliputi: jumlah ayam peliharaan, jumlah induk, produksi
dan pengamatan langsung. Hasil studi menunjukkan telur, penetasan telur, daya tetas. Hasil penelitian
responden mendapatkan bibit sebanyak 38% berburu, 40% menunjukkan bahwa ayam hutan merah menghasilkan
membeli, 2% berburu dan membeli, 6% membeli dan keturunan ayam burgo yang merupakan persilangan ayam
pemberian, dan 14% pemberian. Dari responden yang hutan merah jantan dengan ayam kampung betina. Total
membeli, 4,2% membeli dari pasar, 91,6% dari pemburu populasi ayam hutan merah dan keturunannya pada saat
dan 4,2% dari peternak. Sebanyak 40% responden penelitian sebanyak 167 ekor. Jumlah induk rata-rata 3,56
melakukan perburuan dan 60% tidak melakukan perburuan. ekor per peternak dengan produksi telur rata-rata 6,89
Dari responden yang berburu, 10% menggunakan alat butir/ekor/periode atau 118,4 butir/ekor/tahun dan periode
jaring, 30% alat racit dan 60% kombinasi jaring dan racit. bertelur rata-rata 2,56 kali per tahun. Produksi anak 56,4
Bibit yang diperoleh responden sebanyak 46% ayam hutan ekor/induk/tahun atau 54,95% dari produksi telur. Skenario
212 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

pengembangan populasi dapat dilakukan dengan kuadrat yang dilakukan secara Purposive Sampling dan
peningkatan jumlah induk, peningkatan periode bertelur, untuk mengkaji hubungan kekerabatan secara fenetik
peningkatan jumlah penetasan, menekan angka kematian dilakukan dengan program R2.10.0. Identifikasi morfologi
dan penjualan. dan pengawetan sampel tumbuhan dikerjakan di Herbarium
Acehense Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Ayam hutan merah, Bengkulu Utara, populasi, produksi Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima jenis
tumbuhan Dipterocarpaceae di Stasiun Penelitian Ketambe,
AO-03 yaitu Hopea dryobalanoides, Shorea parvifolia, Shorea
lepidota, Shorea johorensis, dan Parashorea lucida.
Pengujian hasil dan mutu benih beberapa varietas Kelima jenis tersebut dikelompokkan dalam tiga cluster,
kedelai (Glycine max) dengan variasi jumlah cluster pertama terdapat tumbuhan Hopea dryobalanoides,
satuan panas panen cluster kedua terdapat tumbuhan P. lucida, dan cluster
ketiga terdapat tiga jenis tumbuhan yaitu S. johorensis, S.
Widya Saswita parvifolia dan S. lepidota. Hubungan kekerabatan yang
Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, paling dekat yaitu antara S. parvifolia dan S. lepidota
Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751- dengan jarak kemiripan 3.464102. Hubungan kekerabatan
72702, email: 1965indradwipa@gmail.com yang paling jauh yaitu antara H. dryobalanoides dan P.
lucida dengan jarak kemiripan yaitu 6.633250.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi yang
tepat antara varietas kedelai dengan berbagai waktu panen Kekerabatan, morfologi, Stasiun Penelitian Ketambe, Taman
untuk mendapatkan mutu benih yang lebih baik, Nasional Gunung Leuser, Shoreae
menentukan waktu panen yang tepat dan untuk
mendapatkan varietas yang terbaik. Penelitian lapangan
telah dilaksanakan di Kelurahan Pasar Ambacang,
Kecamatan Kuranji, Padang, Sumatera Barat dan AO-05
Laboratorium Teknologi Benih Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang dari bulan
Genetic diversity analysis based on SSR markers
Oktober 2011-Februari 2012. Penelitian ini disusun secara of TxT cross and dura self oil palm (Elaeis
faktorial 3 x 4 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) guineensis) parental populations originated from
yang terdiri dari 3 kelompok. Data hasil pengamatan Cameroon
dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji lanjut Lalu Firman Budiman1,2,, Ardha Apriyanto1, Adi
dengan DNMRT pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian Pancoro3, Sudarsono Sudarsono2
menunjukkan bahwa kombinasi antara varietas Bromo dan 1
PT. Astra Agro Lestari Tbk, Jl. Pulo Ayang Raya, Blok OR-I, Kawasan
waktu panen dengan masukan energi satuan panas sebesar Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. email: firman.lfb@gmail.com
1400-1450 sp. memberikan hasil yang terbaik terhadap 2
PMB Laboratory, Department of Agronomy and Horticulture, Institut
nilai indeks kecambah benih dibandingkan dengan Pertanian Bogor. Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, West
Java
perlakuan yang lain. Perbedaan waktu panen berpengaruh 3
Genetics Laboratory, School of Life Science and Technology, Institut
terhadap persentase uji muncul tanah sedangkan perbedaan Teknologi Bandung. Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132, West Java.
varietas kedelai berpengaruh terhadap bobot 100 biji pada
kadar air 14% dan bobot biji kering perplot. The success of oil palm (Elaeis guineensis Jacq.) breeding
activities depends on the availability of diverse germplasm
Glycine max, kedelai, mutu benih, satuan panas parental populations, especially between the Dura and the
Pisifera types. Therefore, evaluation of the potential Dura
and Pisifera genetic diversity is neccessary. The objectives
AO-04 of this research are to analyze the T x T crosses and Dura
self oil palm parental populations genetic diversity and
Kekerabatan Tribe Shoreae asal Stasiun Penelitian evaluate their potential value for creating hybrid progenies
Ketambe Taman Nasional Gunung Leuser in oil palm breeding program. A total of 148 individuals
berdasarkan keragaman morfologi organ vegetatif from three T x T crosses and three Dura self populations
were evaluated. Genotyping was conducted using 16 SSR
Essy Harnelly, Iqbar, Agus Sara marker loci. DNA isolation and PCR amplifications for all
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, of the SSR loci were conducted at the Biotechnology
Universitas Syiah Kuala. Jl. Teuku Nyak Arief, Darussalam, Banda Aceh
23111, Aceh. email: eharnelly@gmail.com
Laboratory, PT. Astra Agro Lestari Tbk. The genotype data
were analyzed using software for population genetic and
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan genetic diversity analysis. Results of the analysis indicated
kekerabatan suku Dipterocarpaceae di Stasiun Penelitian the T x T male parent populations were more diverse than
Ketambe, Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Aceh the Dura self. The 16 evaluated microsatellite markers are
Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 either highly or moderately polymorphic based on their PIC
hingga Juni 2016. Penelitian ini menggunakan metode values. Hence, they could be used for further analysis for
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 213

larger number of Astra Agro Lestaris T x T and Dura Self penelitian di kawasan sumber bibit sapi Bali yang lain serta
population samples. The results of clustering and PCA penelitian eksperimental untuk menentukan hubungan
analysis showed the all populations are grouped into three variasi genetik yang ditemukan dengan kualitas daging
groups consisting of (1) B02, (2) B57, and (3) the rest of terutama sifat marbling pada sapi Bali.
populations (B01 and the three Dura Self populations). In
the meantime, the third group is further divided into five 5 UTR region, gen thyroglobulin, PCR-RFLP,
subgroups, consisting of sub-group 1: the B01, and sub- polimorfisme, sapi Bali
group two to five comprised of a mix individuals from
members of at least two different Dura self populations. All
the studied T x T populations could potentially be used as
improved male parents for producing future oil palm hybrid
AO-07
varieties. The T x T populations has a wider genetic Analisis filogenetik gandaria (Bouea) Indonesia
distance than that of the D Self populations. Moreover, menggunakan penanda molekuler cpDNA trnL-F
member of Dura self oil palm population should not be
Intergenik Spacer
grouped based on the family but it should be based on
results of clustering analysis. The reported data should be Tri Harsono 1,5, , Nursahara Pasaribu 2, Sobir 3,
beneficial for aiding future oil palm breeding in Indonesia. Fitmawati 4, Eko Prasetya 5
1
Program Pascasarjana, Jurusan Biologi, Universitas Sumatera Utara. Jl.
Afican oil palm, Dura, Pisifera type oil palm, population Bioteknologi, No. 1, Kampus Universitas Sumatera Utara, Medan 20155,
Sumatera Utara. email: triharsonounimed@gmail.com
structure, Simple Sequence Repeat 2
Jurusan Biologi, Universitas Sumatera Utara. Jl. Bioteknologi, No. 1,
Kampus Universitas Sumatera Utara, Medan 20155, Sumatera Utara
3
Pusat Penelitian Buah Tropis, Institut Pertanian Bogor. Jl. Raya

AO-06
Pajajaran, Kampus IPB Baranangsiang, Bogor 16141, Jawa Barat
4
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Riau. Kampus Bina Widya Jl. H.R. Subrantas KM 12,5,
Polimorfisme 5 untranslated region gen Pekanbaru 28293, Riau.
5
thyroglobulin (lokus TG|BstYI) pada sapi Bali Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan. Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan Estate,
(Bos javanicus) Medan 20221, Sumatera Utara
Saiful Anwar1,2,, Adithya Crisdyantama Putra1, Ari
Sulistyo Wulandari1, Syahruddin Said1 Marga Bouea merupakan anggota dari suku Anacardiaceae
1
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
yang tersebar luas di kawasan Malesia. Marga Bouea
Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor 16911, terdiri dari dua jenis yaitu B. oppositifolia (Roxb.) Adelb.
Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, email: dan B. macrophylla Griffit. Penelitian ini bertujuan
saif005@lipi.go.id mengungkap keanekaragaman genetik Bouea di Indonesia
2
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-
berdasarkan penanda molekuler cpDNA trnL-F intergenik
Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. spacer. Sampel yang digunakan berjumlah 7 aksesi B.
oppositifolia dan 8 aksesi B. macrophylla dari Kebun Raya
Lemak intramuskuler (marbling) merupakan komponen Bogor dan hasil eksplorasi lapangan di Sumatera, Jawa,
penting dalam menghasilkan daging sapi yang berkualitas Kalimantan, dan Ambon (Maluku). Analisis filogenetik
tinggi. Polimorfisme pada bagian 5 untranslated region menggunakan metode maximum parsimony dan neighbour
(UTR) gen thyroglobulin (TG) telah banyak digunakan joining. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa
sebagai marker genetik dalam meningkatkan marbling dan marga Bouea merupakan kelompok monofiletik atau
eating quality daging pada beberapa bangsa sapi potong. berasal dari nenek moyang yang sama. Bouea yang berasal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polimorfisme dari Gunung Tua, Sumatera Utara, memiliki cabang
lokus TG|BstYI dari 5 UTR region gen TG pada sapi Bali terpanjang dan muncul lebih awal dari sampel lainnya,
di kawasan peternakan Maiwa Breeding Center (MBC), sehingga dapat dianggap sebagai nenek moyang marga
Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Sampel DNA Bouea. B. oppositifolia memiliki cabang yang lebih
berasal dari 100 ekor sapi Bali di kawasan MBC. Metode panjang dan muncul lebih awal, sehingga dapat dianggap
yang digunakan adalah PCR-RFLP menggunakan enzim sebagai nenek moyang B. macrophylla. Kedua jenis marga
BstYI. Hasil penelitian ini hanya menemukan dua tipe Bouea mengelompok terpisah pada pohon filogenetik dan
genotip yaitu CC dan CT dengan proporsi masing-masing mendukung pengelompokan jenis dalam marga Bouea.
sebesar 98% dan 2%. Frekuensi alel C dan T masing- Hasil kontruksi pohon filogenetik tidak menunjukkan
masing sebesar 0,99 dan 0,01. Uji chi-square menunjukkan adanya pengelompokan aksesi secara geografi.
populasi sampel yang diuji berada dalam keseimbangan Berdasarkan pohon filogenetik, marga Bouea memiliki
Hardy-Weinberg. Nilai heterozigositas harapan (He) dan hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan
observasi (Ho) masing-masing sebesar 0,0198 dan Anacardium occidentale dibandingkan dengan Mangifera
0,019899. Tingkat informatif penanda genetik (PIC) indica. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanda
termasuk dalam kategori rendah (0,0196). Kesimpulan dari cpDNA trnL-F intergenic spacer efektif digunakan untuk
penelitian ini adalah lokus TG|BstYI dari 5 UTR region menentukan hubungan kekerabatan pada marga Bouea.
gen TG pada sapi Bali di kawasan MBC bersifat polimorfik
dengan tingkat keragaman yang rendah. Perlu dilakukan Bouea, cpDNA, filogenetik, trnL-F intergenic spacer
214 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

AO-08 their economic benefit, little is known about genetic


diversity of D. polyphylla from wild and domesticated
Development of SNAP markers based on populations. Amplified fragment length polymorphism
nucleotide variability of WRKY Genes in coconut (AFLP) analysis was performed to study genetic diversity
and their validation using multiplex PCR of seven populations of D. polyphylla that grew naturally in
the forests and were cultivated on-farm peatland, originated
Anneke Pesik1,2,, Darda Efendi2, Hengky Novarianto3, from Jambi and Central Kalimantan, Indonesia. Sample
Diny Dinarti3, Sudarsono Sudarsono2 size of each population varies between 9 to 20 individual
1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, trees. Using five selected primers, AFLP analysis has
Universitas Pattimura. Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon, revealed 255 polymorphic loci. Shannons indices of
Maluku. email: anneke.pesik@yahoo.com
2
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Jl. diversity (I) and Neis gene diversity (h) were 0.58 and
Meranti, Kampus Dramaga Bogor 0.39, respectively. Analysis of variance (AMOVA)
3
Balai Penelitian Tanaman Palma,. Jl. Raya Mapanget, Sulawesi Utara confirmed the coefficient of gene differentiation (Gst) was
0.15. The AMOVA showed total differentiation among all
Development of molecular markers benefits coconut populations was 0.35 (PhiPT) of wich 0.29 (PhiPR) was
breeding program. Availability of DNA sequences for due to among populations within a region and 0.07 (PhiRT)
coconuts opens new possibility of developing molecular was due to among regions component. The cluster analysis
markers such as: single nucleotide amplified polymorphism of Neis distance matrix based on a UPGMA algorithm
(SNAP). The study objectives are to evaluate nucleotide indicates that population of Senyerang was apparently in
sequence diversities of WRKY gene in the GenBank the outermost part of the diversity spectrum (5.41),
database, design gene specific primers for generating although it is geographically located in the Jambi region. In
WRKY specific SNAP markers, optimize multiplex PCR contrast, the genetic distance between populations of
technique and validate SNAP marker effectiveness for planted jelutong in peat forest reserve of Tanjung Jabung
evaluating Kopyor coconut germplasm. Based on 35 Barat (Jambi) and Tumbang Nusa (Central Kalimantan)
sequence data of coconut WRKY genes available in the was low (0.92), although they were geographically far from
GenBank database, eight informative SNPs were identified each other. Reforestation in peat forest reserve of Tanjung
and used to generate SNP specific primers. Sixteen primer Jabung Barat may reduce gene flow among regions. The
pairs were designed and validated using singleplex PCR. genetic makeup of the existing D. polyphylla populations
Subsequently, optimization of the Ta, primer should be considered in the decision of peat rehabilitation
concentrations, and either duplex or triplex PCR were program and domestication.
evaluated. Duplex PCR using two sets of primer pairs was
more reliable for genotyping Kopyor coconut germplasm AFLP, conservation, domestication, Kalimantan, Sumatra
than triplex PCR. Duplex PCR has successfully been
demonstrated for genotyping Banten Tall, Jember Tall,
Kalianda Tall, Pati Dwarf and Sumenep Tall Kopyor
coconuts. Therefore, the developed SNAP markers can be AO-10
used as simple alternative of co-dominant markers for Dinamika ekspresi gen responsif salinitas Osr40c1
genetic analysis of coconuts. Availability of SNAP markers pada jagung tercekam NaCl secara in vitro
can be used to investigate possible association between
markers and Kopyor endosperm and other important Triono Bagus Saputro, Nur Fadlilatus Sholihah, Dini
phenotypes in coconuts. Ermavitalini
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Kopyor coconut, multiplex PCR, SNP Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Kampus ITS Keputih,
Sukolilo, Surabaya 60111, Jawa Timur. Tel./Fax.: +62- 31-5963857,

email: trionobsaputro@gmail.com

AO-09 Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu


bahan pangan pokok potensial di Indonesia dengan tingkat
Genetic resources consideration of Dyera kebutuhan yang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.
polyphylla in tropical peatlands restoration Tetapi peningkatan kebutuhan berbanding terbalik dengan
hasil produksi karena sedikitnya lahan pertanian akibat
Hesti Lestari Tata1,, Alice Muchugi2, Meine van
Noordwijk3 tingginya konversi lahan. Sebagai salah satu pemecahannya
1
dapat memanfaatkan lahan salin. Tantangan utama dalam
Forest Research and Development Centre. Jl. Gunung Batu No. 5, Po.
Box. 165, Bogor 16610, Indonesia. Tel.: +62-251- 8633234, 520067, Fax.: pemanfaatan lahan salin untuk meningkatkan budidaya
+62-251 8638111, email: hl.tata@gmail.com jagung adalah kandungan salinitas tinggi yang berdampak
2
3
World Agroforestry Centre, Nairobi, Kenya buruk bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
World Agroforestry Centre, Bogor, Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
ketahanan, dan pengaruh cekaman NaCl pada jagung
Dyera polyphylla (jelutong, Apocynaceae) is a native tree varietas Manding dan Bluto, serta perbedaan ekspresi gen
species of peat swamp forests that occurs in Southeast pada jagung tercekam NaCl. Terdapat dua tahap utama
Asia, mainly in Sumatra and Borneo islands. Despite of yang dilakukan pada penelitian ini. Pertama, dilakukan
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 215

induksi kalus secara in vitro (MS0 + 2,4-D 3 ppm), AO-12


kemudian kalus disubkultur pada medium seleksi MS0 +
2,4-D 3 ppm yang ditambah dengan beberapa konsentrasi Keragaan plasma nutfah kopi di Kebun Penelitian
Sodium Chloride (NaCl) yaitu 0, 2500, 5000 dan 7500 Pakuwon, Sukabumi
ppm. Selanjutnya dilakukan teknik Quantitative PCR
(qPCR) secara relativ untuk menganalisis perbedaan Laba Udarno, Rudi T. Setiyono
ekspresi gen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Jl. Raya Pakuwon-
Parungkuda Sukabumi 43357, Jawa Barat. Tel. +62-266-7070941, Fax.
Manding lebih tahan dibandingkan varietas Bluto. +62-266-6542087. email: labaudarno60@yahoo.com
Cekaman NaCl dapat menyebabkan perubahan morfologi
warna kalus menjadi kuning hingga cokelat. Persentase Keragaan plasma nutfah kopi robusta di Kebun Percobaan
kalus hidup pada kedua varietas sebesar 100%, meskipun Pakuwon, Sukabumi. Untuk mendapatkan varietas unggul
terjadi penurunan pertambahan berat kalus seiring dengan pemuliaan tanaman harus memiliki koleksi plasma nutfah
meningkatnya konsentrasi NaCl. Selain itu, juga terdapat hasil eksplorasi yg dilanjutkan dengan konservasi secara ex
perbedaan tingkat ekspresi gen Osr40c1 pada kalus yang situ. Penelitian dilaksanakan di KP Pakuwon, pada bulan
tercekam NaCl, yakni pada varietas Manding sebesar 0,82 Juli-Agustus 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk
kali lipat dan varietas Bluto sebesar 4,86 kali lipat. mendapatkan keragaman genetik plasma nutfah kopi
robusta. Rancangan metode pengambilan samplel
Cekaman NaCl, ekspresi gens, seleksi in vitro, Zea mays berdasarkan seleksi aksesi terpilih. Pengamatan secara
morfologi vegetatif dan generatif. Hasil 25 aksesi memiliki
warna daun muda hijau muda-hijau. Warna daun tua antara
AO-11 hijau dan hijau tua. Warna pucuk hijau kecoklatan dan
coklat. Ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, tepi
Keragaan genotipe sorgum pada berbagai tingkat dan permukaan daun bergelombang. Panjang cabang
ketersediaan P di tanah masam primer 64-142,8 cm, panjang cabang berbuah 32,2-84,6
cm, jumlah cabang primer 5-26 cabang.Jumlah buah per
Tri Lestari1,2,, Didy Sopandie3, ,
dompol 10-32 buah, jumlah dompol per cabang 4-12
Trikoesoemaningtyas3,
1,2
dompol dan jarak antar dompol 6-10 cm
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Biologi,
Universitas Bangka Belitung. Kampus Terpadu UBB, Jl. Raya Balunijuk
Merawang, Desa BalunIjuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka Aksesi, eksplorasi, kopi robusta, morfologi
33172, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tel.: +62-717- 422145,
422965, Fax.: +62-717-421303, email: tri_aghipb@yahoo.co.id
3
Departemen Agronomi dan Hortikultur, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Kampus Dramaga, Bogor 16680, email: AO-13
didysopandie@yahoo.com, trikadytia@gmail.com
Tanaman karet asal biji produksi tinggi di
Sorgum merupakan tanaman yang toleran terhadap Lampung Utara
kekeringan, namun jumlah varietas yang toleran terhadap
ketersediaan P yang rendah di tanah masam masih sangat Rudi T. Setiyono, Laba Udarno
terbatas. Percobaan ini bertujuan untuk memperoleh Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Jl. Raya Pakuwon-
Parungkuda Sukabumi 43357, Jawa Barat. Tel. +62-266-7070941, Fax.
genotipe toleran dan peka di tanah masam. Percobaan +62-266-6542087. email: rudisetiyono6@gmail.com
dilaksanakan di tanah masam dengan pH 4.4 (sangat
masam) dan P-Bray 1 5.8 ppm (sangat rendah) di Desa Tanaman karet asal biji diuji produksi lateknya di Lampung
Bagoang, Jasinga, Bogor pada bulan Maret 2012 dan Utara. Tujuan untuk mendapatkan nomor pohon terpilih
rumah kaca IPB Bogor pada bulan Maret 2013. Percobaan yang memiliki potensi produksi lateks tinggi. Metode
pertama menggunakan rancangan acak kelompok dengan menggunakan survei dengan penarikan sampel secara
faktor tunggal tujuh genotipe sorgum, yang terdiri: PI-5- purposive sampling yaitu mengambil sampel secara
193-C, PI-10-90-A, PI-150-20-A, PI-150-21-A, WHP, sengaja. Parameter produksi lateks, lingkar batang, tebal
Numbu dan UPCA-S1. Percobaan kedua menggunakan kulit, panjang dan lebar daun, luas daun dan panjang
rancangan acak lengkap faktorial. Tujuh genotipe sorgum tangkai dun. Hasil produksi lateks antara 334-9800
diperlakukan dalam kondisi berbagai tingkat ketersediaan P g/pohon/bulan. pembanding GT1 sebesar 1575
di tanah masam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gr/pohon/bulan. Nomor terpilih HB 005, 022, 025, 004,
genotipe Numbu, Watar Hammu Putih (WHP) dan PI-10- 024, 010, dan HB 002.
90-A termasuk ke dalam genotipe toleran, sedangkan
genotipe PI-150-21-A, PI-5-193-C, PI-150-20-A dan
Hevea brasiliensis, latek, produksi, seleksi
UPCA-S1 termasuk genotipe peka terhadap P rendah di
tanah masam. Seluruh genotipe memberikan respon
keragaan pertumbuhan yang berbeda terhadap tingkat
kesediaan P di tanah masam.

Defisiensi P, genotipe toleran, genotipe peka, tanah masam


216 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

AO-14 Pengerek polong (Etiella zinckenella) termasuk salah satu


hama utama pada tanaman kedelai, pengendalian yang
Identifikasi Ketahanan Sumberdaya Genetik Padi ideal dengan konsep pengendalian hama terpadu (PHT).
terhadap hama wereng batang coklat (Nilaparvata Penggunaan varietas tahan merupakan komponen utama
lugens Stall). dalam PHT, untuk melakukan perakitan varietas tahan
hama diperlukan sumber daya genetik (SDG) sebagai
Dodin Koswanudin, I Made Samudra, Sutoro sumber gen dalam pemuliaan tanaman. Penelitian ini
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya bertujuan untuk mengidentifikasi ketahanan SDG kedelai
Genetik Pertanian. Jl. Tentara Pelajar No. 3A, Bogor 16111, Jawa Barat. terhadap hama penggerek polong. Penelitian dilakukan di
Tel.: +62-251-8337975, Fax.: +62-251-8338820, email:
dodin.koswanudin@yahoo.com Desa Playangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon
pada tahun 2015 dan 2016. SDG kedelai yang dievaluasi
Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens Stall).) sebanyak 100 aksesi pada tahun 2015 dan 100 aksesi pada
termasuk salah satu hama utama pada tanaman padi, tahun 2016 ditambah kontrol tahan (varietas Dieng dan
pengendalian yang ideal dengan konsep pengendalian hama Tidar) dengan tiga ulangan. Ukuran petak 2 m x 3 m, jarak
terpadu (PHT). Penggunaan varietas tahan merupakan tanam 30 cm x 20 cm, benih ditanam 2 biji/lubang. Peubah
komponen utama dalam PHT, untuk melakukan perakitan yang diamati meliputi kerusakan polong, kerusakan biji,
varietas tahan hama diperlukan sumber daya genetik (SDG) dan populasi larva E. zinckenella yang diamati pada 100
sebagai bahan tetua dalam pemuliaan tanaman. Penelitian polong sampel. Hasil penelitian 2015 SDG kedelai dengan
ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketahanan SDG padi intensitas serangan pada polong dan biji berkisar antara
terhadap hama wereng batang coklat. Penelitian dilakukan 1,0-10% (tidak berbeda nyata dengan pembanding varietas
di rumah kaca dan laboratorium Deteksi hama Balai Besar Tidar dan Dieng meliputi aksesi Merapi (Register 520),
Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Columbus (Register 1958), Kerok Lokal (Register 3185),
Daya Genetik Pertanian, Bogor, Jawa Barat pada tahun Lokal Madiun (Register 3598), Lokal Pasuruan (Register
2015 dan 2016. SDG padi yang dievaluasi sebanyak 100 3613), Lokal Kediri (Register 3671), AGS 257 (Register
aksesi pada tahun 2015 dan 100 aksesi pada tahun 2016 3888), Crb-2 (Register 4127), Klungkung Kuning (Register
ditambah kontrol peka (IR-42 dan IR-64) dan kontrol tahan 4195b), 30070-1-2 (Register B.4198), 301040-1-2
(PTB) dengan tiga ulangan. Benih ditanam sebanyak 30 (Register 4200), Lokal Sumbawa (Register 4225), MLG
biji/aksesi satu baris dalam bak-bak kayu/plastik dalam 3109 (Register 4328), GM. 343 Si (Register 4370). Hasil
media tanah dan pupuk kandang, jarak antar aksesi padi 2,5 penelitian 2016 SDG kedelai yang tahan meliputi 12 aksesi
cm dilakukan skrining massal dengan metode seedling test. yaitu No. Reg 868 x 4179/30/1/0/0/0, Reg. C.79276-B-130-
Pada umur 15 hari setelah tanam diinfestasi nimfa wereng 5, Reg. 82/1248, Reg. Pop x 2 Wart No. 20., Reg. F 62-
batang coklat 3-4 ekor/tanaman, selanjutnya tanaman 3977, Kedelai susu, Kedelai hijau, Lokal Hitam, Jagung
disungkup dengan kurungan kasa. Parameter yang diamati kepet, Jagung Godeg, TK No. 5, Lokal Biru Hijau.
adalah kerusakan tanaman dengan skor 0-9 (standar scoring
IRRI 1980 yang disederhanakan INGER 1996). Hasil Etiella zinckenella, ketahanan, kedelai
penelitian tahun 2015 diperoleh 5 (lima) aksesi SDG padi
yang tahan terhadap hama wereng batang coklat meliputi
aksesi Banda Cina, Rambute, Ketan Botol, Ingsa Cendana AO-16
dan Padi Darit (Register 19738), sedangkan tahun 2016
diperoleh 9 (sembilan) aksesi tahan terhadap hama wereng Genetic diversity of Tor douronensis (Pisces:
batang coklat dengan rerata nilai skoring 1,2-2,9. SDG padi Cyprinidae) in West Sumatra
tersebut meliputi Cempu Buluku, Tenuran, Sri Gunung,
Dewi Imelda Roesma, Djong Hon Tjong, Warnety
Jelukuk Bulu Putih, Ampak panjang, Pare bakti, Pare
Munir, Anugrah Viona Agesi, Ada Chornelia, Wila
Lomber, Padi Putih dan Mukos.
Karlina
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Ketahanan, Nilaparvata lugens, padi Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh,
Padang 25163, Sumatera Barat. PO Box 143. Tel.: +62-751-71671,
777641, Fax.: +62-751-73118, email: dewi_roesma@yahoo.com

AO-15
Tor douronensis is one of the freshwater fish, limited only
Identifikasi ketahanan sumberdaya genetik in natural waters, belonging to the family of Cyprinidae.
kedelai terhadap hama penggerek polong (Etiella Known as Mahseer or Semah (named as Garing fish in
zinckenella). local West Sumatra people) , T. douronensis is one of the
threatened species, especially by forest clearing and
Dodin Koswanudin, I Made Samudra, Asadi Bustomi overfishing. The main objectives of our study was to
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya determine the genetic diversity within and between the
Genetik Pertanian. Jl. Tentara Pelajar No. 3A, Bogor 16111, Jawa Barat. populations of T. douronensis, and determine their total
Tel.: +62-251-8337975, Fax.: +62-251-8338820, email:
dodin.koswanudin@yahoo.com
genetic diversity of West Sumatra river system. Our results
provide firsthand information that may be used in the
proper breeding, maintenance and conservation of this fish
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 217

fauna as well as in other dwindled population. The highest untuk konservasi keanekaragaman genetik mamalia yang
value of genetic diversity showed by the population of terancam kepunahan, terutama harimau sumatera.
Matur (H = 0.1571; I = 0.2411) and the lowest population
is the population of Malalo (H = 0, 0880; I = 0.1353). The Aliran gen, harimau Sumatra, keanekaragaman genetik,
value of genetic differentiation is GST = 0.4266 which konservasi
means that 42.66% of the total genetic variation was
between population and 57.34% within population in line
with the value of heterozygosity between populations (DST
= 0.088) and heterozygosity (HS = 0.1184) within the
AO-18
population. The value of gene flow between populations Studi filogenetik kelelawar Genus Hipposideros
obtained high enough that is Nm = 0.6721. Grouping each (Chiroptera: Hipposideridae) di Sumatera dan
individual in a population based on Principal Coordinates Jawa berdasarkan gen sitokrom-b
Analysis (PCO) and UPGMA in line with the values of
genetic distance. Populations with low genetic distance Ada Chornelia, Dewi Imelda Roesma, Djong Hon
between population are Matur and Malalo (0.0174), while Tjong
the largest is the genetic distance between populations Laboratorium Genetika dan Biologi Sel, Jurusan Biologi, Fakultas
Batang Gumanti and Batang Sinuruik (0.1918). From the Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. Kampus
Unand Limau Manih, Kecamatan Pauh, Padang 25163, Sumatera Barat.
result of the overall analysis, it is known that the genetic
PO Box 143. Tel.: +62-751-71671, 777641, Fax.: +62-751-73118, email:
variation between populations is lower than the genetic chorneliaa@gmail.com
variation in the population of T. douronensis and
population of Matur is recommended to be used as Genus Hipposideros is belong to Hipposideridae family
broodstock in the procurement of stock. which has complicated phylogenetic relationship in species
and genetic levels. The phylogenetic study is still poorly
Cyprinidae, genetic variation, Tor douronensis resolved due to the large extant species number and high
rate of cryptic diversity. We used mitochondrial DNA
cytochrome-b to inferre phylogenetic relationship within
AO-17 Hipposideros species. The phylogenetic relationship were
successfully develop among three species of Hipposideros
Usulan strategi konservasi keanekaragaman in Sumatra and Java, and 18 species from Southeast Asia.
genetik Mamalia yang terancam punah: Analisis Data sequence from Southeast Asia were downloaded from
pada harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) NCBIs GenBank. Of the 408 nucleotide positions
examined, there was 73.28% conserved sites and 26.71%
Rahmat Azhari Kemal, Nadya Stephanie, Rizky variable sites. The phylogenetic trees reconstruction using
Kusuma Cahyani neighbour-joining (NJ), Maximum Likelihood (ML),
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Jl. Maximum Evolution (ME) and Maximum Parsimony (MP)
Ganesha No. 10 Bandung 40132, Jawa Barat. Tel.: +62 22 251 1575, 250
0258, Fax: +62 22 253 4107. email: rahmat.rakemal@yahoo.com based on Kimura 2-Parameter Model at 1000 bootstrapping
confidence level. All phylogenetic analyses suggest that
Keanekaragaman genetik suatu spesies yang terancam Hipposideros are monophyletic. Within Hipposideros, H.
punah dapat menurun, sehingga menyebabkan inbreeding diadema were placed in a group with H. lylei in Diadema
depression. Depresi genetis dapat menyebabkan penurunan group, H. ater were grouped into other bicolor group, and
populasi yang dapat berujung pada kepunahan. Harimau H. larvatus were placed in Larvatus group. The
sumatra (Panthera tigris sumatrae) merupakan salah satu relationship between H. diadema, H. ater, and H. larvatus
subspesies dari kelompok harimau (Panthera tigris spp.) were not completely solved as not supported by bootstrap
yang terancam kepunahan. Dalam penelitian ini diuji value.
beberapa teknologi yang dapat diaplikasikan untuk
konservasi keanekaragaman genetik harimau sumatra. Cytochrome-b, Hipposideros, phylogenetic
Penanda molekuler dapat digunakan untuk menyusun
silsilah dan merencanakan persilangan untuk menghindari
inbreeding, sedangkan teknologi reproduksi buatan seperti AO-19
kriopreservasi semen dan fertilisasi in vitro dapat
mendukung pertumbuhan populasi. Pembentukan biobank Eksplorasi dan karakterisasi buah-buahan lokal
sebagai sumber genomik dapat memberikan cadangan Sumatera Barat yang terancam punah dalam
untuk konservasi keanekaragaman genetik. Untuk mengantisipasi buah-buahan impor
mengimbangi resiko depresi inbreeding dan outbreeding,
diajukan sebuah kerangka aliran gen. Pertimbangan Nurwanita Ekasari Putri, Aries Kusumawati, Nur
terhadap isu etik, hukum, dan sosial terkait pengembangan Oktafiani Azhar, Etti Swasti
teknologi dan manajemen aliran gen serta kajian terhadap Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,
Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-
beberapa terobosan sains dan teknologi terbaru perlu 72702, email: nurwanita2004@yahoo.com
dilakukan. Kerangka yang diajukan diharapkan dapat diuji
218 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dan karakterisasi Keragaan, komponen buah, produksi, Reutealis trisperma,
keberadaan buah lokal sebagai informasi penting bagi vegetatif
pemulia dalam merakit varietas baru. Penelitian ini
dilakukan pada Juli-Desember 2015 di Kota Padang, Kota
Pariaman, Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten Darmasraya,
AO-21
Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode
survey dengan pupossive sampling, tidak ada batasan Perubahan morfologi pada mutan Hoya
sampel minimal dan yang penting merepresentasikan diversifolia hasil irradiasi sinar gamma
populasi. Karakterisasi morfologi dilakukan pada seluruh
bagian tanaman termasuk buah dan biji (jika ada) Sri Rahayu
mengikuti Tjitrosoepomo (2007). Hasil menunjukkan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
bahwa hampir semua tanaman belum memasuki fase Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
generatif pada saat penelitian dilakukan. Sekarang, buah- srirahayukrb@yahoo.com
buahan jarang ditanam di halaman atau di kebun. Telah
ditemukan beberapa buah lokal, yaitu: Padang (Jambu Telah dilakukan irradiasi menggunakan sinar gamma pada
kaliang, Sirukam), Pariaman (Duku), Darmasraya (Kasai, setek batang Hoya diversifolia Blume. Perlakuan dengan
Bidaro, Santua, Cupak), dan 50 Kota (Sijontiak, Rambai, dosis 2,5 k Gray telah menghasilkan mutan dengan warna
Kapulasan, Tapuih). Beberapa buah lokal menunjukkan bunga putih, berbeda dengan induk asalnya yang berwarna
keagaman morfologi yang besar pada beberapa karakter. merah muda. Perbedaan warna daun tidak terlalu
Pelu kerjasama berbagai pihak dalam mengkonservasi menyolok, namun memiliki ukuran lebih kecil. Tanaman
buah-buah lokal agar tidak tekikis oleh zaman. memiliki potensi dikembangkan sebagai tanaman hias dan
sebagai induk silangan.
Buah lokal, eksplorasi, karakterisasi, konservasi
Hoya diversifolia, mutan, mutasi, keragaman morfologi,
varietas baru
AO-20
Keragaan kemiri Sunan (Reutealis trisperma)
sebagai penghasil bahan bakar nabati di Garut,
AO-22
Jawa Barat Persilangan bunga lipstik Aeschynanthus radicans

Handi Supriadi , Syafaruddin dengan Aeschynanthus tricolor
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Jl. Raya Pakuwon- Sri Rahayu
Parungkuda Sukabumi 43357, Jawa Barat. Tel. +62-266-7070941, Fax.
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
+62-266-6542087. email: handibalittri@gmail.com
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
Kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) srirahayukrb@yahoo.com
merupakan tanaman penghasil bahan bakar nabati, yang
kernelnya mengandung minyak rata-rata 50%. Selain itu Persilangan buatan antara bunga lipstik spesies
tanaman tersebut dapat ditumpangsarikan dengan tanaman Aeschynanthus radicans dan Aeschynanthus tricolor telah
lain (agroforestri), karena umumnya ditanam dengan jarak menghasilkan keturunan F1 yang memiliki ciri morfologi
tanam yang lebar (10 m x 10 m, 9 m x 9 m atau 8 m x 8 m). pertengahan dari kedua induknya. Ciri morfologi
Salah satu daerah sentra tanaman kemiri sunan di Jawa menghasilkan kombinasi bunga dengan panjang tabung
Barat terdapat di Kabupaten Garut. Untuk bunga pertengahan antara induk jantan dan betina, namun
mengkarakterisasi dan mengevaluasi keragaan tanaman memiliki pola warna mengikuti induk jantan, yaitu pola
kemiri sunan dilakukan penelitian pada tahuan 2009-2013 warna bergaris. Hasil silangan dapat diperbanyak secara
di Kecamatan Selaawi, Balubur Limbangan, Cibatu dan vegetatif dan sangat potensial dikembangkan sebagai
Karang Pawitan yang termasuk ke dalam wilayah tanaman hais.
Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada ketinggian tempat 505-
720 m dpl. Metode yang digunakan dalam penelitian ini Bunga lipstik, cross pollination, hibridisasi, pola warna baru,
adalah metode survey dan seleksi massa positif. varietas baru
Pengambilan pohon sampel (10 pohon) dilakukan secara
purposive. Paramater yang diamati adalah karakter
vegetatif, komponen buah dan produksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemiri sunan di Garut mempunyai
AP-01
tinggi tanaman 10,35-14,67 m, lingkar batang 130,00- Analisis keragaman genetik ubi kayu lokal Bangka
191,75 cm, lebar tajuk arah timur-barat 9,83-14,61 cm dan berdasarkan morfologi dan RAPD
utara-selatan 3,04-11,20 m, berat buah 32,20-58,95 g, berat
biji kering 6,00-7,40 g, berat kernel 3,50-3,95 g dan rata- Tri Lestari, Henny Helmi, Rion Apriyadi
rata produksi biji kering selama 4 tahun 93,81-130,84 Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Biologi, Universitas Bangka Belitung.
kg/pohon/tahun. Kampus Terpadu UBB, Jl. Raya Balunijuk Merawang, Desa BalunIjuk,
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 219

Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka 33172, Provinsi Kepulauan yang diamati pada 10 sampel tanaman. Hasil penelitian
Bangka Belitung. Tel.: +62-717- 422145, 422965, Fax.: +62-717-421303,
2015 SDG jagung yang tahan hama lalat bibit 5 aksesi
email: tri_aghipb@yahoo.co.id, henny_helmi@yahoo.com,
rion_apriyadi@yahoo.com meliputi Turida, Putik, Reket, Seraya dan L. Srimaganti
(kerusakan tanaman 5,0-15,0%) dan pada 2016 meliputi
Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz L.) lokal Bangka aksesi Bengkaung, L. Repok daya, L. Montung Angak,
secara morfologi memiliki cukup banyak jenis, tetapi Pena nais, Watar dau, Watar Ndawa, Watar kaka dan BC
secara genetik belum diketahui keragamannya. Penelitian 10 MS 15 (rata-rata kerusakan tanaman 5,2-9,4%)
ini bertujuan untuk mengkarakterisasi ubi kayu dari Pulau dibandingkan dengan kontrol tahan rata-rata 9,4-10,0%.
Bangka berdasarkan morfologi dan teknik RAPD untuk
berkontribusi pada pengetahuan tentang keragaman genetik Acrolophus exigua, ketahanan, jagung
dan pemanfaatan yang lebih baik dari potensi genetik
tanaman ubi kayu. Penelitian dilaksanakan di Kebun
Percobaan Universitas Bangka Belitung dan Laboratorium AP-03
PPSHB IPB Bogor pada Maret-Agustus 2016. Rancangan
percobaan yang digunakan rancangan acak kelompok 1 Tolerance of soybean genotypes under manganese
faktor dengan 5 ubi kayu lokal Bangka terdiri dari mentega, toxicity based on the seedling growth
sutera, 3 bulan, rakit, selangor dan 1 varietas nasional
sebagai pembanding yaitu malang. Karakter morfologi Heru Kuswantoro
menunjukkan perbedaan antar ubi kayu lokal Bangka dan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Jl. Raya
Kendalpayak Km 8, PO Box 66 Malang 65101, Jawa Timur. Tel.: +62-
varietas pembandingnya. Bahan penelitian dalam bentuk 341-801468, 801075, Fax.: +62-341-801496, email:
daun muda 5 ubi kayu lokal Bangka dan 1 varietas herukusw@gmail.com
pembanding dan 6 primer. Metode pelaksanaan di mulai
dengan isolasi DNA, amplifikasi PCR dan analisis data. One of the most toxic micronutrients in acid soil is
Hasil penelitian menunjukkan 6 primer yang digunakan manganese. This nutrient is able to decrease growth and
tidak menghasilkan produk polimorfik. Hal ini diduga development of the plant. The research was aimed to study
analisis RAPD berbasis basa belum stabil untuk daun ubi the tolerance of twelve soybean genotypes to manganese
kayu, sehingga 6 primer yang digunakan tidak bisa toxicity based on the seedling growth. The experiment was
mendeteksi pola pita. conducted at Seed Laboratory of Indonesian Legume and
Tuber Crops Research Institute, Malang, Indonesia. Twelve
Morfologi, Manihot esculenta, PCR, primer soybean genotypes were grown under aquadest with pH 7
and 75 ppm Mn with pH 4. The soybean tolerance was
calculated by using highest standard tolerance index
AP-02 (HSTI). Results showed that MLGG 0757 and MLGG
0738 had the highest root dry weight, i.e. 0.29 and 0.22 g
Identifikasi ketahanan sumberdaya genetik jagung respectively. Based on the HSTI, genotype of MLGG 0757
terhadap hama lalat bibit (Artherigona exigua) showed the highest HSTI on root dry weight, root length
and number of lateral roots. This genotype also showed the
Dodin Koswanudin, I Made Samudra, Sutoro highest HSTI on epicotyls length. Other genotype with
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya high HSTI on root dry weight after MLGG 0757 was
Genetik Pertanian. Jl. Tentara Pelajar No. 3A, Bogor 16111, Jawa Barat.
MLGG 0738. This genotype had also the highest HSTI on
Tel.: +62-251-8337975, Fax.: +62-251-8338820, email:
dodin.koswanudin@yahoo.com shoot dry weight and seedling dry weight. HSTI on
seedling dry weight of MLGG 0757 was also high after
Lalat bibit (Acrolophus exigua) termasuk salah satu hama MLGG 0738. These two genotypes can be used as gene
utama pada tanaman jagung, pengendalian yang ideal sources in soybean breeding program for Mn toxicity
dengan konsep pengendalian hama terpadu (PHT). tolerance.
Penggunaan varietas tahan merupakan komponen utama
dalam PHT, untuk melakukan perakitan varietas tahan Low pH, manganese toxicity, seedling growth, soybean
hama diperlukan sumber daya genetik (SDG) sebagai
sumber gen dalam pemuliaan tanaman. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi ketahanan SDG jagung AP-04
terhadap hama lalat bibit. Penelitian dilakukan di kebun
percobaan Cimanggu, Balitbang Bioteknologi dan Sumber Potential yield of soybean lines that resistant to
Daya Genetik Bogor pada bulan Februari sampai Maret pod borer (Etiella zinckenella)
tahun 2015 dan 2016. SDG jagung yang dievaluasi
sebanyak 100 aksesi pada tahun 2015 dan 100 aksesi pada Heru Kuswantoro
tahun 2016 ditambah kontrol tahan (varietas Bisma dan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Jl. Raya
Kendalpayak Km 8, PO Box 66 Malang 65101, Jawa Timur. Tel.: +62-
Arjuna) dengan tiga ulangan. Tiap petak terdiri dari dua 341-801468, 801075, Fax.: +62-341-801496, email:
baris panjang 3 m, jarak tanam 60 cm x 20 cm, benih herukusw@gmail.com
ditanam 2 biji/lubang. Peubah yang diamati meliputi
kerusakan tanaman dan populasi larva dan pupa A. exigua
220 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Soybean consumption in Indonesia is higher than its di Hutan Pendidikan Universitas Tadulako, ditemukan 14
production. One of the problems in increasing soybean spesies rayap yang dikelompokkan dalam 10 genus dari 3
production is soybean pests, such as pod borer (Etiella famili, yaitu: Termitidae, Rhinotermitidae dan
zinckenella Treitschke). Ten soybean lines that resistant to Kalotermitidae. Keragaman jenis rayap menurun seiring
pod borer and three check varieties were grown in dry dengan alih fungsi hutan.
season 2013 at Genteng Research Station, Banyuwangi,
East Java. The results showed that the line of Tgm/Anj-778 Agroforestri, hutan pendidikan, hutan sekunder, rayap
had the highest grain yield 2.66 t/ha followed by Tgm/Anj-
743 with 2.59 t/ha and the check variety of Tanggamus
with 2.49 t/ha. These three soybean genotypes had small
grain size. There were three soybean genotypes having
BO-02
large grain size, i.e. Tgm/Anj-871, Tgm/Brg-565 and the Pengaruh bahan tanaman terhadap keberhasilan
check variety of Anjasmoro with grain size of 14.09, 14.58 stek kranji (Pongamia pinnata)
and 17.08 g/100 grains respectively. In this study, five
genotypes were recorded as early maturing genotypes, i.e. Nurmawati Siregar, Dharmawati F. Djaman
Tgm/Anj-744, Tgm/Anj-795 and Tgm/Anj-908 with 79 Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Jl. Pakuan,
days, and Tgm/Brg-558 with 75 days and Tgm/Brg-565 Ciheuleut PO Box 105, Bogor 16100, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-
8327768. email: siregarnurmawati@yahoo.com
with 77 days. The lines of Tgm/Anj-778 and Tgm/Anj-743
are prospective to be released as high yield soybean
Kranji (Pongamia pinnata Merril) merupakan salah satu
varieties resistant to pod borer, while Tgm/Brg-558 and
jenis tanaman hutan yang berpotensi sebagai sumber energi
Tgm/Brg-565 are prospective to be released as early
yang dapat diperbaharui di masa yang akan datan, benihnya
maturing soybean varieties resistant to pod borer.
merupakan penghasil bahan bakar nabati. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan tanaman
Etiella zinckenella, soybean, yield
terhadap keberhasilan setek kranji. Rancangan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 3
perlakuan (bagian dari tubus) dan diulang lima kali.
Perlakuan yaitu bagian pangkal, tengah dan ujung tubus.
Masing-masing kombinasi perlakuan terdiri dari 45 setek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian pangkal
Spesies memberikan persen setek hidup sebanyak 27,6% setek
tumbuh 24,0% dan setek mati 72,8%. Bagian tengah
memberikan persen setek hidup 76,06% setek tumbuh
BO-01 68,4% dan setek mati 24,0%. Bagian ujung memberikan
persen setek hidup 27,2% setek tumbuh 22,0% dan setek
Keanekaragaman jenis rayap akibat alih guna mati 72,4%. Setek yang berasal dari bagian pangkal
hutan menjadi agroforestri di Hutan Pendidikan menjadi kering dan berwarna coklat, setek yang berasal
Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tenggara dari ujung menjdi busuk dan berwarna hitam, bahan
tanaman dari bagian tengah masih segar dan berwarna
Zulkaidhah, Ariyanti hijau. Untuk pengadaan bibit tanaman keranji dengan cara
Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako. Jl. Soekarno Hatta Km. 9 setek sebaiknya menggunakan bagian tengah karena
Palu, Tondo, Mantikulore, Palu 94148, Sulawesi Tengah. Tel.: +62-451-
422611 Psw. 173. email: zul.untad@gmail.com
memberikan persen tumbuh setek tertinggi yaitu 68,4%.

Perubahan ekosistem hutan menjadi struktur lansekap baru, Bahan tanaman, kranji, Pongamia pinnata, setek
akan menyebabkan berkurangnya kelimpahan dan
keanekaragaman jenis fauna yang hidup di habitat tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan suatu mekanisme deteksi dini BO-03
yang dapat mengetahui perubahan kondisi habitat dengan
cepat. Deteksi dini ini dapat dilakukan menggunakan Keong marga Clithon (Gastropoda: Neritidae) di
organisme setempat yang memberikan respon terhadap Jawa: status, kekerabatan dan distribusinya
perubahan tersebut. Rayap (Ordo: Blattodea) adalah
Nova Mujiono
organisme tanah yang cocok digunakan sebagai indikator
Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
untuk mengetahui tingkat kerusakan habitat karena Indonesia. Gedung Widyasatwaloka, Cibinong Science Center, Jl. Raya
merupakan organisme tanah yang paling merespon Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-
terjadinya perubahan kondisi lahan. Penelitian ini bertujuan 876156. Fax. +62-21-8765068. email: nova.mzb@gmail.com
untuk mengkaji komunitas rayap akibat alih guna hutan.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari-Juni 2016, di Keong marga Clithon Montfort, 1810 termasuk dalam suku
Hutan Pendidikan Universitas Tadulako, Palu. Pengamatan Neritidae. Nenek moyang suku Neritidae hidup di perairan
rayap dilakukan menggunakan metode transek. Dari hasil laut, namun setelah mengalami evolusi, sebagian mampu
identifikasi rayap pada hutan sekunder dan tipe agroforestri menginvasi dan beradaptasi terhadap perairan tawar. Salah
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 221

satunya adalah marga Clithon. Pulau Jawa dikelilingi oleh slope of Mount Slamet, Central Java, Indonesia, from April
Laut Jawa dan Samudera Hindia. Saat ini diketahui to June 2011. A total of 255 dung beetles of 14 species
terdapat sebelas jenis marga Clithon di Pulau Jawa. Mereka were collected. Of the 255 specimens collected, 125
ditemukan mulai dari ekosistem pesisir, bakau, sungai (49.42%) were found in secondary forest and 130 (50.58%)
hingga danau. were found in Agathis forest. The most abundant species
was Phacosoma punctatum with 107 individuals (41.9%),
Clithon, distribusi, Jawa, kekerabatan, status followed by Onthophagus echinus with 53 individuals
(20.7%) and Onthophagus palatus with 36 individuals
(14.11%). One species (Onthophagus trituber) was
BO-04 discovered to be a cosmopolitan species, while ten species
(Onthophagus echinus, Onthophagus holzi, Onthophagus
Eksplorasi dan karakterisasi buah belimbing egenus, Onthophagus luridipennis, Onthophagus palatus,
merah (Baccaurea angulata) di Kabupaten Onthophagus lilipunatus, Onthophagus armatus,
Onthophagus discedens, Dactylosternum sp. and Apogonia
Balangan, Kalimantan Selatan
cribrata) were endemic to Mount Slamet
Gunawan1,, Tatik Chikmawati2, Sobir3, Sulistijorini3
1
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Cosmopolitan species, dung beetles, endemic species, Mount
Alam, Universitas Lambung Mangkurat. Jl. A. Yani Km. 36, Banjarbaru Slamet
70714, Kalimantan Selatan, email: gunawan_unlam@yahoo.com,
ggunlam@gmail.com
2
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680, Jawa Barat
3
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,Institut
BO-06
Pertanian Bogor, Bogor 16680, Jawa Barat
Keragaman tumbuhan dan potensi
Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau dengan pemanfaatannya di kawasan hutan alam sekunder
tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi. Kabupaten di Perum Perhutani RPH Cisujen, KPH Sukabumi
Balangan, Kalimantan Selatan berada di lereng pegununan Adi Susilo, Denny
Meratus yang banyak terdapat buah buhan lokal yang Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
eksotik. Belimbing merah (Baccaurea angulata Merr.) Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
adalah salah satu buah lokal endemik yang mempunyai Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
potensi sebagai tumbuhan obat. Studi ini bertujuan untuk Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234, 7520067; Fax. +62-251 8638111;

email: adisusilo@hotmail.com
mengkarakterisasi sumber daya genetik belimbing merah di
Balangan, Kalimantan Selatan. Eksplorasi dan karakterisasi
Pada kawasan hutan produksi jati Perum Perhutani,
dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2016 di Balangan.
beberapa petak dibiarkan tanpa kelola yang umumnya
Keberadaan tumbuhan buah-buahan lokal perlu
adalah hutan alam sekunder yang berfungsi sebagai
mendapatkan perhatian, sebagai usaha konservasi dan
kawasan lindung. Penelitian ini bertujuan untuk
pengungkapan manfaatnya. Metode penelitian lapangan
mengungkap keanekaragaman tumbuhan dan potensi
meliputi: eksplorasi, karakterisasi dan dokumentasi data.
pemanfaatannya di kawasan lindung hutan alam sekunder
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belimbing merah
pada hutan produksi jati RPH Cisujen, KPH Sukabumi,
Kalimantan Selatan memiliki karakter morfologi buah yang
Jawa Barat untuk menunjukkan bahwa kawasan kecil yang
spesifik.
tidak dikelola ini masih menyimpan keragaman tinggi dan
potensi kemanfaatan yang besar. Tiga transek sabuk (belt
Balangan, belimbing merah, eksplorasi, karakterisasi
transect) berukuran 2 m x 100 m dipakai sebagai sample
penelitian. Transek sabuk masing-masing berjarak 20 m.
Seluruh vegetasi pada tingkat anakan dan pancang yang
BO-05 terdapat dalam transek sabuk diambil sample herbariumnya
untuk identifikasi dan dianalisis kemanfaatannya. Hasil
Endemics species of dung beetles (Coleoptera: penelitian dari cuplikan seluas 600 m2 terdapat 59 jenis
Scarabaeidae) on the southern slope of Mount tumbuhan, 45 genus dan 30 famili terdiri dari 46 jenis
Slamet, Central Java, Indonesia berhabitus pohon dan 13 jenis tumbuhan bawah. Dari
Imam Widhiono1,, Nailil Fasihah2, penelurusan pustaka sebanyak 36 jenis, 31 marga dan 22
1 famili atau sekitar 61% dari total tumbuhan yang terdapat
Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman. Jl. Dr. Soeparno
No.63 Karangwangkal, Grendeng, Purwokerto 53122, Banyumas, Jawa dilokasi penelitian bermanfaat untuk obat atau pangan.
Tengah. Tel. +62-281-638794, Faks. +62-281-631700, email: Terdapat enam jenis tumbuhan yang termasuk dalam
imamwidhiono@yahoo.com
2
Daftar Merah IUCN dan satu jenis diantaranya merupakan
Badan lingkungan Hidup Kabupaten Barito Utara (Environmental jenis endemik pulau Jawa dan Bali. Kawasan kecil yang
Agency, District of Barito Utara). Jl. Simpang Pramuka 1, Muara Teweh,
73811, Central Kalimantan, email: nailifasiha@gmail.com tidak dikelola ternyata masih menyimpan keragaman tinggi
dengan jenis-jenis bermanfaat.
A survey was conducted to gauge the diversity of dung
beetles (Coleoptera: Scarabaeidae) on the forested southern Keragaman spesies, hutan alam sekunder, hutan produksi jati
222 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

BO-07 estimasi populasi surili sangat jarang ditemukan. Penelitian


ini bertujuan untuk mengetahui area persebaran dan
Keanekaragaman Coccinellidae predator pada estimasi populasi surili di Cagar Alam (CA) dan Taman
beberapa ekosistem sayuran di Sumatera Barat, Wisata Alam (TWA) Kamojang dan sekitarnya, di
Indonesia perbatasan Kabupaten Bandung dan Garut, Jawa Barat
sebagai salah satu kantong habitat surili yang cukup besar.
Yaherwandi, Erna Fitria, Hidrayani, Hasmiandy Survey persebaran surili dilakukan dengan cara
Hamid eksplorasi,yaitu menyusuri area tempat keberadaan surili
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas berdasarkan informasi petugas BKSDA dan masyarakat
Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat. sekitar. Titik koordinat tempat perjumpaan dengan surili
Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email:
yaherwandi_04@yahoo.com; yaheryazeb@gmail.com
dicatat menggunakan GPS dan diaplikasikan ke dalam Peta
Kawasan Kamojang menggunakan Software Quantum GIS
Coccinellidae merupakan predator kutu daun (Aphid) yang Wien 2.8.3. Estimasi/perkiraan jumlah surili dilakukan
sangat penting karena keanekaragaman dan efektivitasnya dengan Metode Direct Census, yaitu menghitung lansung
sebagai agen pengendali hayati. Penelitian ini bertujuan jumlah surili yang ditemui. Hasil penelitian
untuk mempelajari Komunitas Coccinellidae predator pada memperlihatkan terdapat satu titik perjumpaan dengan suili
ekosistem sayuran di Sumatera Barat. Metode koleksi berjumlah 4 individu di CA Blok Ciharus. Di TWA Blok
sampel serangga yang digunakan adalah jaring serangga Kawah Kamojang, Surili ditemukan di beberapa titik
dan koleksi langsung dengan tangan. Analisis data dengan jumlah total yang ditemui adalah 21 individu, dan
menggunakan indeks keanekeragaman spesies Shannon- di TWA Blok Cibeureum ditemukan di beberapa titik
Wienner, indeks kemerataan spesies Pielous, indeks nilai dengan total 7 individu.
penting spesies, indeks kesamaan spesies, dan kurva
akumulasi spesies. Penelitian telah mengkoleksi 471 Kamojang, persebaran, populasi, surili
individu Coccinellidae predator yang terdiri atas 15 spesies.
Keanekaragaman dan kemerataan spesies tertinggi
diperoleh pada ekosistem sayuran di Kenagarian Batu BO-09
Palano yaitu 1,40 dan 0,67. Menochillus sexmaculatus
adalah spesies yang dominan ditemukan pada semua Keanekaragaman dan kelimpahan serangga tanah
ekosistem sayuran di Sumatera Barat, yaitu dengan indeks dengan menggunakan beberapa metode
nilai penting 1,0. Hasil penelitian ini juga menunjukan perangkap serangga di ekosisitem Hutan Lindung
bahwa perbedaan struktur lanskap pertanian mempengaruhi Jeruk Manis Lombok Timur, Nusa Tenggara
keanekaragaman spesies Coccinellidae predator di Timur
Sumatera Barat.
Immy Suci Rohyani, Hilman Ahyadi
Aphid, Coccinellidae, ekosistem pertanian, pengendalian Program Studi Biologi, Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universiatas Mataram. Jl. Majapahit 62, Mataram 83125, Nusa
hayati, predator
Tenggara Barat. Tel./Fax. +62-370-646506, email:
immysuci@yahoo.co.id

BO-08 Serangga merupakan organisme yang paling sukses


berevolusi karena dapat hidup hampir di semua tipe habitat
Persebaran dan estimasi populasi surili (Presbytis yaitu air (tawar dan laut), darat, udara, baik di daerah yang
comata) di kawasan Kamojang, Kabupaten Garut, beriklim panas maupun di daerah yang beriklim dingin.
Jawa Barat Adanya keberadaan serangga tanah pada semua tipe habitat
memerlukan metode pengumpulan/koleksi yang praktis,
Ana Widiana1,, Wisnu Uriawan2, R. Robbi Januari1, mudah, murah dan efiseien, sehingga menghasilkan
Rifki M. Iqbal1 kelimpahan dan keanekaragam yang tinggi. Penelitian ini
1
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Jati bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman dan
Bandung. Jl. A.H. Nasution No.105 Bandung 40614, Jawa Barat. Tel.:
+62-22-7800525. email: anawidiana@hotmail.com
kelimpahan serangga tanah menggunakan beberapa metode
2
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan perangkap serangga di ekosisitem Hutan Lindung Jeruk
Gunung Jati. Jl. A.H. Nasution No.105 Bandung 40614, Jawa Barat Manis, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Metode
perangkap yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
Surili (Presbytis comata Desmarest, 1822) merupakan lima metode diantaranya adalah pitfall trap, yellow pan
primata endemik Jawa Barat dengan status konservasi trap, bait pitfall trap, pencuplikan tanah dan pengunpulan
Endangered (terancam punah). Surili termasuk primata serasah. Hasil yang diperoleh adalah Keanekaragaman
yang sensitif terhadap perubahan yang terjadi pada serangga tanah di Hutan Lindung jeruk manis secara
habitatnya dan juga pada kehadiran manusia, sehingga keseluruhan tergolong sedang. Sebaran keanekaragaman
keberadaan dan populasi surili saat ini semakin terancam atau tingkat kemerataan termasuk dalam kategori rendah.
dengan adanya pemanfaatan ataupun alih fungsi lahan yang Metode pencuplikan tanah memberi nilai keanekaragaman
kurang memenuhi kaidah ekologis sebagai habitat hidup dan sebaran keanekaragaman yang tinggi. Metode baited
suatu organisme. Informasi tentang area persebaran dan pitfall trap memberi hasil yang tinggi dalam pengumpulan
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 223

jumlah individu serangga tanah. Jumlah ordo serangga isolat PbSI1 merupakan bakteri multiresisten logam berat
tanah tertinggi diperoleh menggunakan metode yang berpotensi sebagai agen bioremediasi logam berat
pengumpulan serasah, sedangkan jumlah famili tertinggi untuk mengatasi pencemaran lingkungan di Indonesia.
diperoleh menggunakan metode pitfall trap. Takson
serangga tanah yang memiliki kelimpahan relatif tertinggi Bakteri, bioremediasi, tembaga, timbal, seng
berturut-turut adalah Hymenoptera (Formicidae),
Collembola (Isotomidae, Entomobridae), Coleoptera
(Hydrophilidae, Ptiliidae, Scarabeidae), dan Diptera
(Drosophillidae).
BO-11
Diversity of tree species and utilization by local
Ekosistem hutan, metode peranggkap, serangga tanah people on peat swamp forest in Central
Kalimantan
Titi Kalima, Sumarhani
BO-10
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
Isolasi dan karakterisasi bakteri resisten logam Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
berat dari Sungai Kemisan-Tangerang, Indonesia Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234, 7520067; Fax. +62-251 8638111;

email: sumarhani26@yahoo.co.id
Wahyu Irawati1, , Semuel Riak1, Nida R. Sopiah2, Susi
Sulistia2 Many peat swamp forests have been degraded due to over
1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, logging and deforestation for other purposes. The objective
Universitas Pelita Harapan. Jl. M.H. Thamrin Boulevard 1100, Lippo
Karawaci, Tangerang 15811, Banten. email: w.irawati@gmail.com of this study was to identify the composition, diversity, and
2
Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah, Pusat Teknologi utilization by local people of tree species in a peat swamp
Lingkungan, Kedeputian Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam, forest. The study was conducted on peat swamp forest area
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknlogi. Gedung 820 Geostech, degraded Bagantung in Mantangai Sub-District, Central
Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15314, Banten
Kalimantan Province. The method of quadrats established
in lines was applied for vegetation analysis. The Shannon-
Peningkatan aktivitas industri di Indonesia mengakibatkan
Wiener (H) and the Importance Value Index (IVI) indices
peningkatan masalah pencemaran lingkungan karena
were used for analyzing the species diversity and the
biasanya limbah industri dibuang ke sungai tanpa proses
species importance respectively. Utilization of trees species
pengolahan limbah terlebih dahulu. Sungai Kemisan di
by local people was determined by interviewing
Tangerang, Banten merupakan salah satu wilayah industri
respondents in villages surrounding the forest area. The
di Indonesia yang terbukti mengandung beberapa logam
result showed that there were 2,562 individual plants in 32
berat seperti tembaga dan seng. Bakteri dapat diisolasi dari
quadrat plot were recorded with the total area of 1.28 ha for
daerah tercemar dan dapat dimanfaatkan sebagai biosorben
tree stage, consisting of 100 tree species and 16 non-tree
logam berat. Eksplorasi bakteri alami perlu dilakukan
species, 74 genus, and 46 families. The diversity of tree
untuk mendapatkan bakteri potensial yang dapat digunakan
stage was moderate (H=1.46) with the dominant species of
sebagai agen bioremediasi logam berat. Penelitian ini
Calophyllum nodusum Vesque (IV=38.87%), and that of
bertujuan untuk melakukan isolasi dan karakterisasi bakteri
pole stage was also moderate (H=1.75) with the same
resisten logam berat dari kawasan industri Sungai Kemisan,
dominant species C. nodusum (IV=29.08%). There were at
serta menguji potensi isolat bakteri dalam menyisihkan
least 16 tree species and two non-tree species currently
logam berat di dalam medium. Resistensi bakteri terhadap
used by local people for house construction, boat, furniture,
logam berat ditentukan dengan mengukur konsentrasi
handicraft, medicine, and insect repellent. (9 pt)
minimum yang menghambat pertumbuhan bakteri pada
medium padat. Potensi isolat bakteri dalam menyisihkan
Degraded forest, peat swamp forest, species composition
logam berat didalam medium ditentukan menggunakan
spektrofotometer serapan atom. Isolasi menghasilkan
delapan isolat bakteri resisten logam berat yang diberi kode
CuA, CuB, PbSI1, PbSI2, PbSI3, PbSI4, ZnSI1, dan BO-12
ZnSI2.Sebagian besar isolat bakteri adalah bersifat Gram
negative. Batas minimum konsentrasi logam berat yang Eksplorasi tumbuhan dan studi komposisi vegetasi
menghambat pertumbuhan isolat bakteri adalah berkisar di zona bukit dari Gunung Patah, Bengkulu
antara 7 mM hingga 11 mM. Isolat bakteri yang paling Muhamad Muhaimin, Imawan Wahyu Hidayat,
resisten terhadap timbal adalah isolat PbSI1. Isolat ini Muslim
memiliki resistensi terhadap timbal, tembaga dan seng serta
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu
dapat menyisihkan logam berat tersebut didalam medium Pengetahuan Indonesia. PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253, Jawa
masing-masing sebesar 87,68%, 82,53%, 87,69%. Isolat Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233. email:
PbSI1 juga resisten terhadap campuran logam berat timbal, muhamad.muhaimin@lipi.go.id
tembaga dan seng serta dapat menyisihkan campuran
logam berat tersebut masing-masing sebesar 91,25%, Gunung Patah merupakan bagian dari kawasan konservasi
73,38%, 98,52%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hutan Lindung Raja Mandare, Bengkulu. Hingga saat ini,
224 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

belum pernah diketahui adanya kajian tumbuhan yang evaluate the effectiveness of reduced rate of inorganic
berasal dari kawasan tersebut. Selain itu, ancaman fertilizer and biofertilizer to maintain yield and sweetness
pembukaan hutan yang semakin meningkat, terutama pada of two local sweet potato cultivar grown in Inceptisols, a
zona bukit di Gunung Patah, mendesak untuk dilakukan low fertility soil. Experimental design was randomized
studi mengenai komposisi vegetasi penyusunnya yang completely block design which tested six different
berguna bagi usaha-usaha konservasi ke depannya. inorganic and biofertilizer doses for each sweet potato
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian dasar cultivar. The dimension of individual experimental plots
berupa eksplorasi tumbuhan dan studi komposisi vegetasi were 12 m2 where cuttings were grown on the ridge of 200
di zona bukit (630-800 m dpl.) di Gunung Patah, Bengkulu. cm x 70 cm with spacing of 25 cm. Chicken manure and
Eksplorasi tumbuhan menggunakan metode jelajah, biofertilizer containing nitrogen fixing bacteria and
sedangkan studi komposisi vegetasi menggunakan metode phosphate solubilizing microbes were incorporated during
transek dengan analisis kuadran, masing-masing 10 plot tillage. Second fertilization was carried out at 45 days after
ukuran 10x10 m2 (untuk vegetasi pohon dengan diameter planting by used of inorganic fertilizer and biofertilizer.
>10 cm) dan 5x5 m2 (untuk vegetasi tumbuhan bawah). The experiment verified that application of biofertilizer
Hasil eksplorasi menunjukkan setidaknya 75 suku (61 suku followed by reduced inorganic fertilizer rate up to 75% did
tumbuhan berbunga dan 14 suku tumbuhan paku) dan 147 not alter soil available nitrogen and phosphor. Yield of both
marga (129 marga tumbuhan berbunga dan 18 marga cultivar did not change due to reduction of inorganic
tumbuhan paku) tumbuhan terdapat di dalam zona bukit fertilizer dose up to 25% when biofertilizer was applied.
dari Gunung Patah. Selain itu, sebanyak 226 nomor However yield was potentially decreased when inorganic
spesimen berhasil dikoleksi selama kegiatan eksplorasi fertilizer was reduce up to 50%. All fertilizer treatment did
untuk dikonservasi secara ex-situ di Kebun Raya Cibodas, not change the sweetness of tuber which indicated by
Cianjur, Jawa Barat. Tumbuhan yang diprioritaskan untuk constant brix. This experiment suggested that mixed
dikoleksi adalah tumbuhan yang bernilai langka (misalnya biofertilizer can substitute 25% of inorganic fertilizer to
Shorea platyclados) dan yang bernilai manfaat (obat, obtain the same yield and quality of tuber, and maintain the
pangan, hias, kayu). Dari 226 nomor spesimen, terdapat 9 availability of nitrogen and phosphor in soil.
marga dan 74 jenis merupakan koleksi baru untuk Kebun
Raya Cibodas. Selanjutnya, hasil analisis vegetasi pada Biofertilizer, inorganic fertilizer, soil quality, sweet potato,
tingkat pohon menunjukkan suku Dipterocarpaceae yield
memiliki INP tertinggi (66,1%), diikuti oleh Lauraceae,
Myristicaceae, dan Myrtaceae. Untuk vegetasi tumbuhan
bawah, suku yang mempunyai INP tertinggi adalah
Meliaceae (42,08%), diikuti oleh Zingiberaceae,
BO-14
Arecaceae, dan Athyriaceae. Hasil penelitian ini Spore germination and early gametophyte
diharapkan dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan development of Platycerium wandae
untuk meningkatkan usaha-usaha perlindungan dan (Polypodiaceae) of Papua,Indonesia
pelestarian tumbuhan pada kawasan konservasi di area
Gunung Patah, Bengkulu. Titien Ngatinem Praptosuwiryo
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
Ekplorasi tumbuhan, Gunung Patah, komposisi vegetasi, Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
zona bukit tienpferns@yahoo.com

Penelitian mengenai gametofit sangat penting, karena data


BO-13 yang dihasilkan berguna untuk menyokong pembatasan
takson pada tumbuhan paku dan paku peralihan. Data ini
Biofertilizer effect on reduction of inorganic juga penting untuk memahami ekologi, biologi reproduksi,
fertilizer and yield of two sweet potato cultivars evolusi dan distribusi. Penelitian ini bertujuan untuk
grown in low fertility soil mempertelakan perkecambahan spora dan perkembangan
gametofit Platycerium wandae Racib. pada media alami.
Reginawanti Hindersah, Andina Apriliana, Agung
Spora segar P. wandae dikecambahkan pada media
Karuniawan
campuran yang terdiri dari cacahan akar pakis Cyathea
Laboratorium Biologi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran.
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa
contaminans dan arang sekam padi (1:1) dalam kotak
Barat. Tel. +62-22-7796316, Fax. +62-22-7796316. email: semai bersungkup plastik tembus cahaya dalam lingkungan
reginawanti@gmail.com rumah kaca. Spora P. wandae monolet, elipsoid, tidak
berklorofil, coklat gelap, tanpa perin. Spora berkecambah
Sustainable agriculture by used of biofertilizer is an antara 7-14 hari setelah semai (HSS). Perkecambahan spora
important technique to protect soil and environmental P. wandae termasuk dalam tipe-Vittaria dan menghasilkan
quality. Sweet potato (Ipomoea batatas L.) is among filamen protonema uniseriat sepanjang 4-8 sel.
important food crops in Indonesia and usually grown in Perkembangan protalus mengikuti type-Aspidium.
low to medium fertility soils so that fertilization is Gametofit muda yang berbentuk sudip dan memiliki trikom
important. The objective of this field experiment was to uniselular sekretori terbentuk pada 30-40 HSS. Sampai 60-
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 225

80 HSS, hanya ditemukan gametofit uniseksual, yaitu isolat dari rizosfer Xylocarpus sp. Lima isolat
gametofit jantan berbentuk hati asimetris dengan trikom actinomycetes tersebut menunjukkan kemampuan tumbuh
uniselular yang terbentuk pada bagian tepi, sayap dan yang berbeda dengan karakter miselium aerial dan
daerah meristem. miselium substrat yang spesifik pada medium tumbuh
Starch Casein Agar (SCA), Oatmeal Agar (ISP3),
Paku tanduk rusa, perkecambahan spora, perkembangan Inorganic Salt Starch Agar (ISP4) dan Kusters Agar. Hasil
gametofit, Platycerium wandae penghitungan densitas Actinomycetes menunjukkan bahwa
densitas Actinomycetes di hutan bakau Torosiaje sangat
rendah dengan rata-rata 1 x 105 CFU/gram sampel
BO-15 sedimen. Ditemukan 2 isolat dari lima isolat yang diperoleh
dari rizosfer mangrove, yaitu isolat C2 dan X2 yang
Diversitas Actinomycetes dan eksplorasi senyawa menunjukkan potensi penghambatan terhadap bakteri uji.
6bioaktif dari kawasan mangrove Desa Torosiaje, Kedua isolat dianggap sebagai isolat unggul. Hasil
pengujian terhadap aktivitas antimikrobia fase ethyl acetate
Gorontalo
menunjukkan bahwa senyawa memiliki potensi antibakteri
Yuliana Retnowati, Abubakar Sidik Katili khususnya terhadap bakteri gram positif, namun tidak
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, efektif terhadap bakteri gram negatif. Senyawa juga tidak
Universitas Negeri Gorontalo. Jl. Jenderal Sudirman No. 6, Kota menunjukkan potensi sebagai antifungi terhadap kapang
Gorontalo 96128, Provinsi Gorontalo. email: yuliana_ri@yahoo.com Aspergillus niger. Hasil analisis kualitatif menunjukkan
bahwa berdasar data Rf dan spot yang terbentuk diduga
Keberadaan Actinomycetes di alam sangat penting bahwa isolat C2 menghasilkan senyawa antimikroba yaang
khususnya dalam proses dekomposisi bahan organik. mirip dengan chloramfenikol, amphisilin, cyclohexamide
Disamping itu Actinomycetes merupakan kelompok bakteri dan nystatin, sedangkan isolat X2 menghasilkan senyawa
yang dikenal mempunyai kemampuan untuk menghasilkan yang memiliki karakter serupa dengan cyclohexamide dan
metabolit sekunder dengan aktivitas biologi seperti nystatin.
antibiotik, antifungi, antivirus, antikanker, enzim dan
senyawa lain yang berguna dalam bidang industri. Actinomycetes, diversitas, mangrove, senyawa bioaktif
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi
Actinomycetes dari ekosistem mangrove Torosiaje,
Gorontalo, mengetahui isolat actinomycetes dari rhizosfer
mangrove dalam menghasilkan senyawa bioaktif, BO-16
mengetahui aktivitas antimikrobia senyawa bioatif yang
Kajian dinamika distribusi populasi ayam Burgo
dihasilkan actinomycetes rhizosfer mangrove, dan
mengetahui karakter senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh domestikasi
Actinomycetes rizosfer bakau. Prosedur dalam penelitian Heri Dwi Putranto1,2, , Johan Setianto1, Novitri
ini dengan survei lokasi, pemetaan lokasi, pengambilan Kurniati2, Bing Brata3,
sampel sedimen rizosfer tumbuhan mangrove, analisis Yossie Yumiati4, Gading Putra Hasibuan5
fisikokimia sampel, analisis DNA genom sampel sedimen 1
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Jl. W.R.
mangrove, isolasi Actinomycetes, pemurnian isolat yang Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A , Bengkulu. Tel.: +62-
diduga Actinomycetes, karakterisasi morfologi koloni dan 736-21170, psw. 219, Fax. +62-736-21290, email: heri_dp@unib.ac.id,
spora, karakterisasi molekuler melalui tahapan isolasi DNA tora_rendai@yahoo.com
2
Graduate School of Natural Resources and Environmental Management
genom Actinomycetes, amplifikasi gen 16S rRNA (PPs-PSL), Faculty of Agriculture, University of Bengkulu, Jalan W.R.
menggunakan PCR, sekuensing dan rekonstruksi pohon Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A, Indonesia
3
filogenetik, isolat unggul ditentukan berdasar pada Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Universitas
kemampuan mereka menghambat pertumbuhan bakteri uji Muhammadiyah Bengkulu Jalan Bali PO Box 118, Kampung Bali,
Bengkulu 38119, Indonesia
yang ditandai dengan pembentukan zona hambat disekitar 4
Agribusiness Study Program, Faculty of Agriculture, Universitas
actinomycetes, dilanjutkan dengan uji produksi senyawa Dehasen Bengkulu, Jalan Raya Meranti, Sawah Lebar, Bengkulu 38227,
bioaktif oleh isolat terpilih secara fermentasi pada medium Indonesia
5
ISP2. Senyawa bioaktif terlarut pada medium dipanen Office of Forestry Service, Bengkulu Province, Jalan Pembangunan,
Padang Harapan, Bengkulu 38225, Indonesia
dengan cara ekstraksi mengggunakan senyawa pengekstrak
ethyl acetate. Aktivitas antimikrobia fase ethyl acetate
Sebagai salah satu unggas endemik yang berhabitat di
terhadap mikrobia uji dilakukan berdasar metode difusi
pantai barat dan bagian selatan Sumatera seperti Provinsi
cakram terhadap bakteri gram positif, bakteri gram negatif
Bengkulu, Jambi dan Sumatera Selatan, ayam Burgo
dan kapang, dan sebagai kontrol positif adalah
dikenal sebagai satwa peliharaan dan simbol status sosial
chloramfenikol, amphysilin, nystatin, cyclohexamde,
ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk memonitor
sedangkan aquades sebagai kontrol negatif. Analisis
dinamika distribusi populasi ayam Burgo jantan yang
kualitatif senyawa bioaktif menggunakan KLT untuk
didomestikasi masyarakat pada 4 lokasi kabupaten dan kota
deteksi dan identifikasi senyawa dan pemendaran spot
di sepanjang pesisir Provinsi Bengkulu. Setelah melakukan
dibawah sinar UV 254. Hasil isolasi diperoleh lima isolat
survei awal untuk menentukan lokasi, menggunakan
Actinomycetes, yaitu satu isolat dari rizosfer Bruguera
perangkat lunak berupa program kuisioner daring,
gymnorizha, dua isolat dari rizosfer Ceripos tagal, dan dua
226 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

enumerator melakukan survei lapangan selama 4 minggu Enie Tauruslina A1,2,, Trizelia3, Yaherwandi3,
secara purposive sampling pada 4 kabupaten dan kota yaitu Hasmiandy Hamid3
Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu 1
Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikoltura (BPTPH)
Utara dan Kabupaten Bengkulu Tengah. Data real time Sumatera Barat.
yang didapat terkoneksi dan tersimpan pada sistem yang Komplek Dinas Pertanian Jl. Raya Padang-Indarung Km.8 Bandar Buat
Padang 25231, Sumatera Barat, email: etauruslina@yahoo.com
disediakan di laman dan dapat diakses secara terbatas. 2
Program Doktoral Universitas Andalas. Kampus Limau Manih, Padang
Selanjutnya data populasi dianalisis menggunakan formula 25163, Sumatera Barat.
3
Variance-Mean Ratio untuk mengetahui pola distribusi Jurusan Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas.
ayam jantan domestikasi. Hasil penelitian menunjukkan Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat
bahwa distribusi populasi ayam Burgo jantan domestikasi
di daerah pesisir Provinsi Bengkulu diklasifikasikan Kelompok yang hidup secara bersama telah menyesuaikan
sebagai menyebar secara acak (VMR = 1,0). Dinamika diri dan menghuni suatu tempat alami disebut komunitas.
distribusi populasi ini berbeda dengan distribusi populasi Karakteristik komunitas pada suatu lingkungan adalah
ayam Burgo kelamin campuran pada tahun 2009 yang keanekaragaman. Keanekaragaman tumbuhan merupakan
menyebar berkelompok. keanekaragaman spesies tumbuhan yang menempati suatu
ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Burgo, distribusi, dinamika, populasi tingkat keanekaragaman, dominasi spesies tumbuhan dan
Summed Dominance Ratio (SDR) di ekosistem sawah.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Desember 2015, di
Jorong Cacang Tinggi, Nagari Tiku Utara, Kecamatan
BO-17 Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Pengambilan sampel dilakukan dengan dua metode, (i)
Pembentukkan komunitas Herpetofauna pada metode survei dan pengumpulan data secara langsung; (ii)
habitat mikro akibat fragmentasi lahan metode kuadrat, pengamatan plot sampel di lapangan.
pertambangan di Kalimantan Timur Tingkat keanekaragaman spesies tumbuhan dianalisis
Teguh Muslim1,2,, Ulfah Karmila Sari2, Widyawati2, menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wienner
Agung Siswanto2, Warsidi2, Suryanto2 (H). Dominasi spesies tumbuhan dianalisis menggunakan
1
Program Studi Magister Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan, indeks dominasi (C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Universitas Mulawarman. Jl. Ki Hajar Dewantoro Gedung A6, Kampus nilai indeks Shannon-Wienner berkisar antara 1,00-1,73
Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur yang berarti tingkat keanekaragaman tumbuhan pada lahan
2
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya penelitian tergolong dalam kategori sedang. Indeks
Alam. Jl. Soekarno-Hatta KM. 38 Samboja, Kalimantan Timur. email:
thegue97@gmail.com
dominasi berkisar antara 0,03-0,47 yang berarti tidak
terjadi dominasi individu spesies tumbuhan pada lahan
Komunitas herpetofauna terbentuk karena adanya penelitian. SDR tertinggi pada tipe lahan III yaitu Cyperus
kesesuaian habitat atau proses adaptasi yang memaksa rotundus (40,87%) dan Borreria laevis (37,43%),
suatu jenis untuk bertahan hidup. Penelitian ini dilakukan selanjutnya tipe lahan I yaitu Cyperus rotundus (34,90%)
di lahan pertambangan PT. Sing Lurus Pratama, dan tipe lahan II yaitu Portulaca oleraceae (20,08%).
Kalimantan Timur. Pada kawasan pertambangan perubahan Spesies tumbuhan yang dominan ditemui pada tipe lahan I
habitat herpetofauna telah terjadi, hilangnya habitat asli dan adalah C. rotundus dan E. indica, tipe lahan II adalah P.
terbentuknya habitat buatan mengakibatkan putusnya oleraceae dan C. rotundus dan tipe lahan III adalah B.
koridor sebagai jalur penghubung antar habitat laevis dan C. rotundus.
herpetofauna, sehingga hanya habitat mikro yang tersisa.
Pada habitat mikro herpetofauna bertahan hidup dengan Dominasi spesies, ekosistem sawah, keanekaragaman
sumber pakan yang terbatas. Proses bertahan hidup
herpetofauna pada habitat mikro tergambar pada fenomena
rantai makanan, reptil berperan sebagai predator (top) dan BO-19
amfibi menjadi mangsa dan predator (middle) bagi
serangga. Setidaknya ada 4 jenis herpetofauna yang sering Analisis vegetasi Schima walichii (Theaceae) di
ditemukan pada habita mikro yang berperan dominan kawasan hutan Gunung Papandayan, Jawa Barat
dalam pembentukan komunitas rantai makanan.
Inge Larashati Subro
Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cibinong
Fragmentasi, habitat mikro, komunitas herpetofauna Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911,
Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax. +62-21-8765062. email:
ingels@ymail.com

BO-18 Gunung Papandayan merupakan salah satu dataran tinggi


Keanekaragaman spesies tumbuhan pada di Pulau Jawa yang termasuk kawasan konservasi karena
pertanaman padi sawah di Sumatera Barat merupakan daerah perlindungan bagi keanekaragaman
hayati khas hutan hujan tropis dataran tinggi. Inventarisasi
dan koleksi tumbuhan dari Gunung Papandayan, Garut,
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 227

Jawa Barat belum banyak dilakukan terlebih kajian ekologi Hartutiningsih-M. Siregar, Wisnu H. Ardi
jenis. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
keanekaragaman tumbuhan di kawasan hutan Gunung Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor
Papandayan. Penelitian ini menggunakan metoda 16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
hartutiningsih@yahoo.co.id
eksplorasi dengan menjelajahi kawasan hutan. Kemudian
pada lokasi yang terpilih dibuat petak penelitian
Indonesia memiliki beragam jenis Begonia spesies atau
menggunakan Metode Petak Kuadrat. Berdasarkan hasil
Begonia alam, yaitu jenis Begonia asli dan yang belum
analisis data diketahui jenis pohon Schima walichii masih
dikawinsilangkan. Habitat aslinya terutama di hutan-hutan
mendominasi di kawasan hutan gunung Papandayan.
di daerah pegunungan di hutan tropik basah pada dataran
rendah hingga pegunungan berketinggian 2.400 m dpl.
Analisis vegetasi, Gunung Papandayan, Schima walichii
Banyak jenis Begonia alam yang belum dikoleksi, sehingga
perlu dieksplorasi dan dikonservasi secara berkelanjutan di
Kebun Raya. Konservasi Begonia dataran rendah di Kebun
BO-20 Raya Bogor 250 m dpl., telah dilakukan sejak sepuluh
tahun terakhir ini. Penelitian dilakukan dengan
Analisis filogenetik mangga (Mangifera) di menginventarisasi jenis Begonia yang merupakan koleksi.
Sumatera Timur berdasarkan sekuens gen cpDNA Metode yang digunakan adalah studi data base eksplorasi
trnL-F Intergenic Spacer dan literatur yang meliputi pendataan koleksi hasil
eksplorasi, data daerah yang dieksplorasi, habitat,
Sandi Pratiwi Harahap, Fitmawati, Nery Sofiyanti
ketinggian tempat, dilanjutkan dengan proses pendataan di
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Riau. Kampus Bina Widya Jl. H.R. Subrantas KM 12,5, registrasi, proses aklimatisasi, perbanyakan dan perawatan
Pekanbaru 28293, Riau. Tel. +62-761- 65593. email: koleksi. Dari hasil inventarisasi dilaporkan bahwa Kebun
sandy.pratiwi@yahoo.co.id Raya Bogor telah mengkoleksi 134 jenis Begonia yang
terdiri atas 93 jenis Begonia alam dan lainnya
Sumatera Timur merupakan daerah yang memiliki kondisi dikategorikan jenis Begonia eksotik, 11 jenis diantaranya
geografis yang unik. Adanya variasi geografi belum teridentifikasi dan diduga berpotensi sebagai jenis
memunculkan dugaan bahwa fenotipe suatu organisme baru new species. Terdapat 27 jenis Begonia yang
dipengaruhi genotipe dan pengaruh lingkungan, seperti didiskripsi merupakan jenis baru new species yang sudah
dijumpai pada Anacardiaceae, khususnya genus Mangifera. dipublikasi di jurnal ilmiah internasional, antara lain B.
Adanya plastisitas karakter yang dimiliki oleh genus puspitae, B. droopiae, B. sendangensis, B. siregarii, B.
Mangifera menyulitkan untuk membuat batasan jenis yang aketajawensis, B. holosericeoides, B. galeolepi, B.
jelas berdasarkan karakter morfologi, sehingga dibutuhkan olivaceae, B. simolapensis, dan lain-lain. Berdasarkan
pendekatan molekuler yang mampu memberikan pembeda tempat asal koleksi dapat dilaporkan berasal dari Pulau
yang spesifik salah satunya menggunakan lokus gen trnL-F Jawa (6 jenis), Sumatra (43 jenis), Kalimantan (5 jenis),
Intergenic Spacer. Penelitian ini bertujuan untuk Sulawesi (10 jenis), Maluku (15 jenis), Papua (4 jenis),
merekonstruksi hubungan kekerabatan Mangifera Sumatera Bali (4 jenis) dan dari Nusa Tenggara Barat (7 jenis). Jenis-
Timur berdasarkan sekuens gen trnL-F Intergenic Spacer. jenis Begonia ini mempunyai prospek untuk dikembangkan
Hasil sekuensing disejajarkan menggunakan Clustal W dan sebagai tanaman hias langsung ataupun dapat dijadikan
kladogram direkonstruksi dengan PAUP dengan metode induk persilangan untuk merakit varietas unggul Begonia
Maximum Parsimony (MP) dan Neighbour-Joining (NJ) baru.
Kladogram dari MP menghasilkan dua klad dalam ingroup
yaitu Klad I terdiri dari M. odorata1, M. odorata2, M. Begonia, Begoniaceae, Kebun Raya Bogor, konservasi
laurina1, M. laurina2, M. indica, M. zeylanica, M.
quadrifida dan Mangifera sp. dan klad II hanya terdiri dari
M. foetida1 dan M. foetida2. Berdasarkan metode NJ
diperoleh M. laurina2 memiliki nilai jarak genetik yang
BO-22
paling tinggi diantara Mangifera lainnya. Variasi sekuen Peran budidaya perikanan yang berkelanjutan
yang tidak terlalu tinggi pada daerah trnL-F Intergenic dan restocking dalam konservasi keanekaragaman
Spacer menunjukkan bahwa daerah tersebut sangat hayati
terkonservasi dan memiliki laju evolusi yang rendah pada
genus Mangifera. Yayat Dhahiyat, Zahidah Hasan, Fiddy Semba
Prasetiya
Filogenetik molekuler, Mangifera, Sumatera Timur, trnL-F Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Jl. Raya
Intergenic Spacer Jatinangor Km 21, Jatinangor-Sumedang, Bandung UBR 40600, West
Java. Tel. +62-22-87701519. Fax. +62-22-87701518. email:
ydhahiyat@yahoo.com, fsembapr@gmail.com

BO-21 Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki


keanekaragaman hayati (biodiversitas) tinggi baik pada
Konservasi Begonia (Begoniaceae) dataran rendah perairan tawar maupun laut di dunia kedua setelah Brazil.
asli Indonesia di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat
228 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Penelitian terdahulu mengestimasikan bahwa kurang lebih BO-24


4000 jenis ikan terdapat di perairan Indonesia.Namun,
biodiversitas ikan yang ada di Indonesia dalam beberapa Keragaman jenis jamur yang dapat dikonsumsi
tahun terakhir hingga saat ini terancam akibat berbagai (edible mushroom) di Cagar Alam dan Taman
tekanan lingkungan, seperti perubahan tatagunalahan, Wisata Alam Kamojang, Jawa Barat
eksploitasi sumberdaya yang berlebihan, kerusakan habitat
dan kehadiran jenis ikan eksotis ataupun invasif. Putut Fajar Arko, Betty Mayawatie Marzuki, Joko
Keberadaan ekosistem dan keragaman jenis ikan berperan Kusmoro
penting dalam keberlanjutan hidup manusia. Oleh karena Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
itu, berbagai upaya perlu dilakukan untuk melindungi Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
biodiversitas ikan dan juga habitatnya, salah satunya psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: pututfajara@gmail.com
dengan strategi konservasi biodiversitas pada lingkungan
perairan. Makalah ini bertujuan untuk menelaah beberapa Penelitian mengenai potensi jamur makroskopis di hutan
upaya strategi konservasi dengan praktik budidaya Indonesia sebagai bahan pangan masih belum banyak
perikanan yang berkelanjutan dan program restocking ikan dilakukan. Sampai saat ini, data biodiversitas jamur
dengan studi kasus di beberapa ekosistem perairan di makroskopis masih sangat terbatas. Di lain pihak, secara
Indonesia. Berbagai aspek dari kedua strategi konservasi cepat terjadi laju penurunan keanekaragaman hayati baik
tersebut akan dikaji dan didiskusikan secara mendalam. oleh proses alamiah maupun oleh manusia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis jamur yang dapat
Budidaya, keanekaragaman hayati, restocking konsumsi di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam
Kamojang, perbatasan Kabupaten Bandung dan Garut,
Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
BO-23 adalah metode jelajah dibantu garis transek dan wawancara
semi struktural ke penduduk sekitar Taman Wisata Alam
Mikrofungi rizosfer dan endofitik filosfer Kamojang, Kabupaten Bandung-Garut, Jawa Barat. Hasil
tumbuhan sawo kecik (Manilkara kauki) di Taman penelitian yang didapat lalu di analisis secara deskriptif.
Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur Hasil penelitian ini didapatkan 35 jenis jamur makroskopis
yang mampu dijadikan bahan konsumsi, yaitu Armillaria
Nia Rossiana, Betty Mayawatie, Hunainah sp., Auricularia sp., Cerrena sp.1, Cerrena sp.2, Clavulina
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, sp., Fistulina hepatica, Ganoderma sp.1, Ganoderma sp.2,
Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712 Inocybe sp., Marasmiellus sp.1, Marasmiellus sp.2,
psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: niarossiana@yahoo.com Marasmiellus sp.3, Marasmiellus sp.4, Marasmius sp.1,
Marasmius sp.2, Marasmius sp.3, Marasmius sp.4,
Sawo kecik (Manilkara kauki Dub.) merupakan tumbuhan Microporus xanthopus, Oudemansiella sp., Phellinus sp.,
langka dari keluarga Sapotaceae biasanya berfungsi sebagai Phlebia sp., Pleurotus sp., Pluteus thomsonii, Polyporus
tanaman hias dan pelindung. Diversitasnya cenderung meridionalis, Polyporus tenuiculus, Polyporus udus, Postia
berkurang, salah satu penyebabnya adalah mikrofungi yang sp., Schizophyllum commune, Stereum rameale, Stereum
bersifat pathogen yang ditemukan pada rizosfer dan gausapatum, Stereum ostrea, Suillus sp., Xylaria longipes,
endofitik filosfer tanaman sawo kecik. Penelitian ini Xylaria sp.1, dan Xylaria sp.2. Dari ke-35 spesies tersebut
dilakukan di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, hanya 10 spesies yang telah dimanfaatkan masyarakat Desa
Jawa Timur dengan metode deskriptif dan eksperimental. Kamojang sebagai bahan pangan dan obat, yaitu Armillaria
Pengambilan sampel dilakukan dari 5 pohon sawo kecik sp., Auricularia sp., Fistulina hepatica, Ganoderma sp.1,
dan pada tiap pohon sampel tanah diambil dari 5 titik Ganoderma sp.2, Marasmiellus sp.2, Oudemansiella sp.,
rizosfer,endofit filosfer, kemudian sampel tersebut Polyporus meridionalis, Polyporus tenuiculus, dan
dikompositkan. Metode yang digunakan dalam isolasi Polyporus udus.
mikrofungi dari sampel adalah metode penanaman sampel
pada medium PDA dan penghitungan jumlah koloni Edible mushroom, fungi, Kamojang, keragaman
dilakukan dengan Total Plate Count (TPC). Identifikasi
fungi dilakukan non molekuler dengan moist chamber dan
buku panduan identifikasi fungi. Mikrofungi yang berhasil BO-25
diisolasi dari rizosfer terdapat 3 jenis yaitu Aspergillus
spp., Mucor spp., Penicillium spp., mikrofungi filosfer Distribution and identification of termites in
yang dominan adalah Aspergillus spp., Penicillium spp., Urban Area in Pontianak City of West
dan Rhizoctonia spp. Kalimantan
Endofitik filosfer, mikrofungi, rizosfer Yuliati Indrayani, Yoko Takematsu
1
Faculty of Forestry, Universitas Tanjungpura. Jl. Prof. Hadari Nawawi,
Pontianak 78121, West Kalimantan. Tel.: +62-561-765342, 583865,
732500, Fax.: +62-561-765342, email: mandaupermai@yahoo.com
2
Faculty of Agriculture, Yamaguchi University, 1677-1 Yoshida,
Yamaguchi, 753-8515 Japan
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 229

Mostly species of termites were categorized as pest insect. pewarna lipid intraseluler Nile Red, kemudian diamati
Due to termites cause significant economic looses, many pendaran warnanya di bawah mikroskop fluoresense.
researchers pay more attention to this pest insect. In urban Parameter lingkungan perairan yang diukur antara lain
area, termite attack either wooden materials houses or kecerahan air, suhu, salinitas, pH, DO, kadar ammonium,
building. This study aimed to mapping the distribution of nitrt, nitrat dan fosfat. Genus mikroalga yang berhasil
termites in Pontianak City, West Kalimantan and to diisolasi dalam penelitian ini adalah Oscillatoria, Nitzschia,
identify of termites species richness distributed in Merismopedia, Navicula, Chlorella, dan Melosira. Hasil
Pontianak city. Amount of 44 infested buildings spread in analisis lipid secara kualititatif dengan pewarnaan nile red
six districts, West, East, South, North, Southeast Pontianak, menunjukkan bahwa genus Chlorella dan Nitzschia
and Pontianak City) were chosen randomly as samples. Ten memiliki akumulasi lipid intraseluler yang tinggi, sehingga
termite species were identified during the survey, namely dapat disimpulkan genus Chlorella dan Nitzschia isolat dari
Coptotermes curvignathus, Coptotermes kalshoveni, estuaria Sungai Porong berpotensi sebagai bahan baku
Cryptotermes sp., Cryptotermes sp. 1, Cryptotermes biodiesel dengan kandungan lipid kualitatif yang tinggi.
domesticus, Cryptotermes cynocephalus, Nasutitermes
havilandi, Schedorhinotermes medioobscurus, Biodiesel, Chlorella, lipid kualitatif, nile red, Nitzschia
Microcerotermes havilandi, and Globitermes globosus. N.
havilandi was the most widely spread termite species in all
districts. The second most widely spread termites species
was C. coptotermes which found in West Pontianak, South
BO-27
Pontianak and Pontianak City. C. domesticus was spread Keanekaragaman jenis kelelawar di Sulawesi
out in North Pontianak and small amount in Pontianak Utara
City.
Diah Irawati Dwi Arini
Pontianak City, termite species mapping, termite species Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jl.
richness, urban area Raya Tugu Adipura, Kelurahan Kima Atas, Kecamatan Mapanget, Kotak
Pos 1390 Manado 95259, Sulawesi Utara. Tel:: +62-431-3666683, Fax.:
+62-431-3666683, email: irawati.diah@gmail.com

BO-26 Kelelawar berperan sangat penting bagi kelangsungan


ekologi dan kehidupan manusia, di antaranya sebagai
Isolasi, karakterisasi dan seleksi mikroalga yang penyebar biji dan penyerbuk bunga serta dimanfaatkan
berpotensi sebagai bahan baku biodiesel dari sebagai sumber protein dan obat. Penelitian ini bertujuan
perairan estuari Sungai Porong, Jawa Timur untuk mengetahui keragaman jenis kelelawar di Sulawesi
Utara, khususnya di dalam kawasan konservasi. Penelitian
Dini Ermavitalini, Yudi Apriyatmoko dilaksanakan di dua kawasan konservasi di Sulawesi Utara
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu di CA. Gunung Ambang (820-1330 m dpl.) dan TN.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Kampus ITS Sukolilo
Surabaya 60111, Jawa Timur. Tel./Fax.: +62- 31-5963857, email: Bogani Nani Wartabone (44-884 m dpl.). Metode yang
dinierma@bio.its.ac.id digunakan adalah dengan menangkap kelelawar
menggunakan jaring kabut (mistnet) yang dipasang pada
Mikroalga merupakan organisme air mikroskopik yang berbagai lokasi penelitian. Identifikasi kelelawar dilakukan
bersifat fotoautropik uniseluler atau multiseluler. dengan metode preparasi skull yang dilakukan di
Mikroalga mempunyai kelimpahan yang tinggi di perairan Laboratorium Zoologi LIPI, Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
karena memiliki kemampuan pertumbuhan yang cepat. Penelitian menunjukkan sebanyak 26 individu kelelawar
Kandungan lipid yang tinggi dalam biomassa mikroalga tertangkap di dua lokasi penelitian yang termasuk ke dalam
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel. Estuaria tujuh spesies kelelawar, serta dikelompokkan menjadi dua
Sungai Porong, Jawa Timur merupakan perairan yang famili yaitu Pteropodidae dan Vespertilionidae.
pernah menjadi lokasi pembuangan limbah industri, Berdasarkan jumlah individu spesies Rousettus celebensis
kondisi tersebut akan mempengaruhi metabolisme (K. Andersen, 1907) mendominasi sebanyak 16 individu
mikroalga terutama dalam proses biosintesis lipid. diikuti spesies Cynopterus luzoniensis (Peters, 1861) dan
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan isolasi dan Pteropus alecto (Temminck, 1837) sebanyak tiga individu.
karakterisasi mikroalga di perairan estuaria Sungai Porong Selebihnya spesies Macroglossus minimus (Geoffroy,
yang berpotensi sebagai bahan baku biodiesel melalui 1810), Acerodon celebensis (Peters, 1967), Nyctimene
seleksi terhadap kandungan lipid secara kualitatif. cephalotes (Pallas 1767), dan spesies dari famili
Sampling dilakukan di tiga stasiun yaitu sungai, muara dan Vespertilionidae hanya dijumpai satu individu.
laut. Isolasi dilakukan dalam medium agar padat ditambah Berdasarkan tipe makananannya dapat digolongkan sebagai
media air estuari Sungai Porong steril dengan metode frugivorus (pemakan buah) dan nectarivorus (pemakan
pengenceran dan streak plate. Karakterisasi menggunakan nectar). Berdasarkan distribusinya hanya diketahui dua
mikroskop cahaya dengan bantuan buku identifikasi spesies merupakan endemik Sulawesi yaitu R. celebensis
Bellinger and David (2010), Vuuren (2006) dan Carmelo dan A. celebensis. Berdasarkan tingkat kerentanannya
(1997). Penentuan lipid secara kualitatif dilakukan dengan menurut IUCN ke tujuh spesies kelelawar yang dijumpai
cara mewarnai sel mikroalga yang berhasil diisolasi dengan masuk ke dalam kategori resiko rendah (Least
230 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Concern/LC). Informasi keragaman jenis kelelawar BO-29


terutama di bioregion Wallacea masih sangat kurang,
sehingga penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi Variasi morfometrik protozoa Trichodina sp. dan
keragaman jenis di wilayah ini sangat diperlukan. intensitas pada benih gurame milik petani ikan
Bantul, Yogyakarta
Bogani Nani Wartabone, Gunung Ambang, jenis, kelelawar,
keragaman Rokhmani, Edy Riwidiharso, Endang Ariyani S.,
Darsono, Daniel J.W.
Laboratorium Entomologi-Parasitologi, Fakultas Biologi, Universitas
Jenderal Soedirman. Jl. Dr. Soeparno No.63 Karangwangkal, Grendeng,
BO-82 Purwokerto 53122, Banyumas, Jawa Tengah. Tel. +62-281-638794, Faks.
+62-281-631700, email: rokhmanitatiek@gmail.com
Persepsi masyarakat sekitar kawasan lahan
konflik gajah-manusia terhadap konservasi gajah Sentra benih ikan gurami terlihat pada produksinya setiap
dan habitatbta di Kabupaten Aceh Besar, Aceh tahun makin meningkat. Aktivitas budidaya dapat
diupayakan dengan upaya manipulasi dan modifikasi pada
Abdullah, Putri Hilmayanti, M. Ali S. lingkungan, bio-reproduksi, kepadatan, manajemen pakan
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan manajemen kesehatannya. Munculnya kejadian
Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh 23111, Aceh. email:
doel_biologi@yahoo.com penyakit merupakan resiko biologis yang harus
diantisipasi. Mortalitas yang tinggi pada pembenihan
Sumatran Elephant (Elephas maximus sumatranus) is one gurame disebabkan salah satunya oleh parasit, yaitu
of Indonesia biodiversity, this animal clasified in Protozoa Trichodina sp. Telah dilakukan penelitian dengan
endangered species and near extinction. Habitat loss, metode survey yang bertujuan untuk mengetahui variasi
degradation, habitat fragmentation and exploitation of morfometrik protozoa Trichodina sp. dan intensitasnya
resources due to human activities lead to the unavailability pada benih gurame milik petani ikan di Bantul,
of habitat for this wildlife. Fragmentation of wildlife Yogyakarta. Hasil penelitian berdasarkan ukuran variasi
habitat frequently cause loss of natural habitat. The purpose morfometrik tubuh Protozoa Trichodina sp. yang didapat
of this research is (i) to describe the Sumatran Elephant pada sampel benih gurame milik petani ikan di Bantul
habitat disturbance, (ii) determine the extent of damage diduga adalah Trichodina nobilis,Trichodina acuta, dan
caused by the Sumatran Elephant and (iii) determine the Trichodina heterodentata. Prevalensi dan intensitas
public perception around the area of human-elephant Trichodina adalah 100% dan 25,5.
conflict on the conservation of elephants and their habitats
in Aceh Besar District, Aceh Province. Type of this Gurame, intensitas, morfometrik, prevalensi, Trichodina
research was descriptive research with quantitative
approach and use the subject of proportional sampling. The
study was conducted in Lembah Seulawah, Aceh Besar BO-30
District in 2016. The data was collected by questionnaire
and deep interview. Analysis of the Sumatran Elephant Keragaman jenis pohon lokal di zona sub montana
habitat disturbance observed in fied by using a percentage. Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi, Jawa
Analysis of the level of damage to the quality scale, and Barat
analysis of public perceptions with Chi-square. The results
of the study are (i) Disturbance plantation community in Susana P. Dewi, Tati Suryati Syamsudin, Endah
Lembah Seulawah between 0.5%-2%, (ii) Damage to Sulistyawati
habitat in Gampong Panca and Gampong Teuladan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Jl.
Ganesha No. 10 Bandung 40132, Jawa Barat. Tel.: +62 22 251 1575, 250
medium category, while Gampong Lamkubu is in 0258, Fax: +62 22 253 4107. email: susana@sith.itb.ac.id
lightweight category and (iii) the perception of local
community for conservation of elephant and habitat was Restorasi hutan sangat bergantung pada potensi regenerasi
good (X2count> X2table = 35.54> 16.9). Conclusion: (i) yang meliputi suplai benih dan permudaan jenis pohon
Disruption of habitats highest in the plantation and the lokal untuk menghasilkan keragaman jenis yang optimal.
lowest in the settlement, (ii) The extent of damage was Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman
classified in the category of medium and light and (iii) the jenis pohon lokal di Taman Buru Gunung Masigit
perception of local community of human-elephant conflict Kareumbi, perbatasan Bandung, Sumedang dan Garut,
to conservation in Lembah Seulawah, Aceh Besar district Jawa Barat sebagai sumber benih. Sampling vegetasi
was good and support to conservation of Sumatran dilakukan pada empat strata ketinggian (1000, 1100, 1200
Elephants. dan 1300 m dpl.), masing-masing terdiri dari lima plot
bertingkat yang ditetapkan secara purposive. Penentuan
Human-elephant conflict, perception of conservation, tingkat permudaan jenis pohon lokal mengikuti tiga kelas
Sumatran elephants diameter, dimana jumlah jenis pada kelas diameter 10 cm
cenderung menurun seiring dengan bertambahnya
ketinggian tempat, namun pada kelas diameter 5 cm dan
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 231

kelas 5 cm < diameter < 10 cm, jumlah jenis memiliki pola keberhasilan berakar yang secara umum tinggi dengan
tidak teratur. Dominansi jenis pohon lokal umumnya kondisi berakar stek tertinggi adalah 97,2% untuk jenis
berbeda pada setiap ketinggian dalam kelas diameter yang Hopea odorata. Untuk mencapai sasaran kedua, dilakukan
sama. Pada ketinggian 1000 m dpl., 1100 m dpl., 1200 m uji penyimpanan bibit menggunakan 3 tipe kontainer yaitu
dpl. dan 1300 m dpl., jenis yang dominan berdasarkan tipe kontainer kotak 15 kontainer/tray, tipe kontainer bulat
Indeks Nilai Penting dalam kelas diameter 5 cm adalah 15 kontainer/tray, dan tipe kontainer kotak kecil 45
Itea macrophylla (21,4%), Mischocarpus sundaicus kontainer/tray. Masing-masing tipe container diuji dengan
(33,4%), Schima wallichii (22.02%) dan Castanopsis 6 jenis dipterokarpa. Hasil menunjukkan bahwa kedua tipe
acuminatissima (41,8%). Pada kelas 5 cm < diameter < 10 kontainer berukuran medium kotak dan bulat masing-
cm, berturut turut didominasi oleh Itea macrophylla masing memberikan pertambahan tinggi tanaman 19.92 cm
(29,04%), Elattostachys verrucosa (40,97%), Itea dan 21.58 cm dalam setahun, sedangkan kontainer kecil
macrophylla (65,0%) dan sauheun (33,39%). Dominansi memberikan pertambahan tinggi 13.94 cm dalam setahun.
jenis Maesopsis eminii pada kelas diameter 10 cm Kedua tipe kontainer berukuran medium cocok digunakan
dijumpai pada ketinggian 1000, 1100 dan 1200 m dpl., untuk penyimpanan bibit dalam jangka waktu pendek atau
namun pada ketinggian 1300 m dpl. didominasi oleh tidak terlalu lama, sedangkan tipe kontainer kecil cocok
Castanopsis acuminatissima (62,34%). Pola penyebaran untuk menyimpan bibit dalam jangka waktu lebih lama
jenis berdasarkan analisis indeks Morisita pada tingkat (bibit sebagai sebagai koleksi hidup).
pohon di semua ketinggian umumnya mengelompok dan
memiliki indeks kesamaan jenis antara 54,3% (antara Dipterokarpa, KOFFCO, perbanyakan massal, stek
kelompok ketinggian 1000-1100 m dpl.) sampai dengan
28,7%.
BO-32
Analisis vegetasi, indeks kesamaan, keragaman jenis, pola
penyebaran jenis, pohon lokal Pengembangan agroforestri untuk mendukung
ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat
di sekitar kawasan hutan
BO-31 Sumarhani, Diana Prameswari
KOFFCO Sistem: Inovasi teknologi dalam upaya Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
pelestarian, produksi dan penyimpanan bibit Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
dipterokarpa Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234, 7520067; Fax. +62-251 8638111;

email: sumarhani26@yahoo.co.id; diana_eko@yahoo.com
Atok Subiakto1,, Henti Hendalastuti Rachmat2
1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan Agroforestri dikembangkan untuk mendukung memberi
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
manfaat atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234, 7520067; Fax. +62-251 8638111; sekitar hutan khususnya dan masyarakat tani pada

email: atoksubiakto@yahoo.com umumnya. Agroforestri diharapkan dapat membantu


2
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan, mengoptimalkan hasil pertanian melalui penggunaan lahan
Jln. Raya Bangkinang-Kuok Km 9, Kotak Pos 04/BKN Bangkinang Riau
28401
secara berkelanjutan guna menjamin dan memperbaiki
kebutuhan bahan pangan. Tingginya laju pertumbuhan
Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan penduduk mengindikasikan meningkatnya pangan yang
Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan Divisi Riset harus tersedia. Pencapaian sasaran produksi pangan dapat
Komatsu. Ltd telah mendesain dan mengembangan teknik dilakukan melalui pola intensifikasi yaitu pengembangan
perbanyakan massal yang dikenal dengan teknik KOFFCO teknologi budidaya tanaman dan ekstensifikasi yaitu
(Komatsu-FORDA Fog Cooling System). Teknik ini perluasan areal pangan di lahan hutan atau disebut sistem
mengontrol faktor-faktor lingkungan (suhu, kelembaban agroforestri. Agroforestri adalah penggunaan lahan yang
dan intensitas cahaya) agar tetap berada dalam kisaran mengkombinasikan tanaman hutan dengan tanaman
optimum yang mendukung keberhasilan persentase berakar pertanian pada lahan yang sama ditanam secara bersama-
stek yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji sama. Masyarakat sekitar KPH Dolago Tanggunung telah
dua sasaran, yang pertama adalah seberapa prospektif mengembangkan agroforestri tanaman hortikultur (sayuran)
teknik KOFFCO untuk diterapkan guna mendukung upaya- dengan tanaman hutan penghasil kayu/bukan kayu
upaya pelestarian, produksi, dan penyimpanan bibit (HHBK). Penelitian bertujuan mengkaji system agroforestri
dipterokarpa. Sasaran kedua adalah untuk menguji di sekitar KPHP Dolago Tanggunung, produksi pangan dan
pengaruh penggunaan tipe kontainer yang berbeda terhadap pendapatan masyarakat serta mengkaji pemberdayaan
pertumbuhan bibit pasca fase persemaian. Untuk mencapai masyarakat. Penelitian dilakukan pada bulan September
sasaran pertama maka dilakukan uji stek massal 2015, di Desa Nopa Bomba, Kecamatan Tanantovea,
menggunakan teknik KOFFCO untuk jenis-jenis Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Pengumpulan data
dipterokarpa yang melibatkan 21 jenis dari 6 genus (total dilakukan melalui observasi lapang, wawancara dan studi
material stek > 30.000). Hasilnya menunjukkan bahwa literatur.Wawancara semi terstruktur dengan jumlah
KOFFCO mampu memproduksi stek masal dengan tingkat responden sebanyak 55 kepala keluarga yang ditentukan
232 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

secara purposive random sampling terhadap petani yang BO-34


mengembangkan agroforestri. Data dianalisis secata
deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan Pengaruh variasi media sapih pada pertumbuhan
agroforestri yang dikembangkan masyarakat adalah bibit cabutan Alnus (Alnus nepalensis)
kombinasi tanaman sayuran kobis, wortel, caisim, cabe,
kacang-kacangan dan tomat (43,6%); pohon penghasil Rina Bogidarmanti, Darwo
buah yaitu kemiri, kopi, apukat, cengkeh (40%) dan pohon Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
hutan, yaitu kayu hitam, cempaka dan rotan (16,4%). Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
Pendapatan masyarakat dari hasil usahatani dan luar Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234, 7520067; Fax. +62-251 8638111;
usahatani < Rp 5 juta (23,55%), Rp 5-10 juta (58,25%) dan
email: rinabogidarmanti@yahoo.com
> Rp 10 juta (18,2%). Pemberdayaan dalam peningkatan
kesadaran, kemampuan masyarakat mengelola kawasan, Alnus (Alnus nepalensis DON) yang juga dikenal dengan
dan pembinaan teknik budidaya telah dilakukan oleh pihak nama Alder merupakan salah satu jenis tanaman introduksi
terkait (stakeholder) cukup baik (63,6%). Manfaat dari India dan telah dikembangkan di Indonesia terutama di
agroforestri bagi masyarakat merupakan salah satu sistem daerah Jawa Barat. Kegunaan kayu Alnus antara lain dapat
pengelolaan lahan yang effektif dapat meningkatkan dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kotak teh,
pendapatan, produksi pangan dan kelestarian lingkungan. penyangga/tiang jembatan, korek api dan kertas.
Perbanyakan jenis ini umumnya dilakukan secara generatif
Agroforestri, pendapatan, produksi pangan menggunakan biji, namun untuk menunjang
kesinambungan pengadaan bibit untuk kegiatan rehabilitasi
lahan dapat juga digunakan bibit cabutan anakan alamnya.
BO-33 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis media
sapih yang sesuai untuk pertumbuhan bibit cabutan Alnus.
Aspek reproduksi ikan kurisi (Nempiterus Jenis media sapih yang digunakan tiga macam yaitu tanah
furcosus) yang didaratkan di Pelabuhan murni, kompos murni dan campuran antara tanah dan
Perikanan Nusantara Sungailiat, Bangka kompos [1:1(v/v)]. Rancangan penelitian menggunakan
rancangan acak lengkap dengan jumlah masing-masing unit
Eva Utami percobaan 50 bibit dan ulangan tiga kali. Parameter yang
Jurusan Biologi, Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Biologi, Universitas diamati adalah persen tumbuh, tinggi, diameter, biomasa
Bangka Belitung. Kampus Terpadu Universitas Bangka Belitung, Desa dan indeks mutu bibit. Hasil penelitian menunjukkan
BalunIjuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka 33172, Provinsi
bahwa penggunaan beberapa jenis media sapih
Kepulauan Bangka Belitung. Tel.: +62-717- 422145, 422965, Fax.: +62-
717-421303, email: evautami.eva@gmail.com berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi,
diameter, biomas serta indeks mutu bibit Alnus namun
Ikan kurisi (Nemipterus furcosus) yang didaratkan di tidak berpengaruh nyata terhadap persen tumbuh
Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat memiliki nilai bibit.dengan. Penggunaan media sapih campuran tanah dan
ekonomis penting di Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka kompos [1:1 (v/v)] menghasilkan bibit Alnus yang
Belitung. Informasi tentang aspek reproduksi diperlukan memiliki nilai indeks mutu bibit terbaik (1,50).
untuk pengelolaan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan Ketersediaan hara makro pada media campuran tanah dan
mengetahui aspek reproduksi ikan kurisi: rasio kelamin kompos relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kedua
(sex ratio), Tingkat Kematangan Gonad (TKG), fekunditas jenis media sapih lainnya.
dan umur. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari -
Desember 2015. Metode pengambilan sampel Alnus, bibit cabutan, media sapih
menggunakan random sampling. Hasil menunjukkan
bahwa rasio kelamin ikan jantan dan betina adalah 1:1,5.
Perkembangan gonad ikan betina lebih cepat dibandingkan BO-35
dengan jantan. Puncak tingkat kematangan gonad Ikan
kurisi pada bulan Juli dan Agustus. Identifikasi umur Prospek budidaya bintagur (Callophyllum soulatri)
menggunakan otolith. Umur ikan betina dan jantan yang untuk dikembangkan di lahan gambut
ditemukan antara 1-3 tahun. Pertambahan panjang tubuh
seiring dengan pertambahan lingkaran pada otolith. Darwo, Rina Bogidarmanti
Pembatasan ukuran tangkap perlu dilakukan untuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
memberikan kesempatan ikan untuk bereproduksi minimal Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
satu kali dalam hidupnya. Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234, 7520067; Fax. +62-251 8638111;

email: rinabogidarmanti@yahoo.com
Nemipterus furcosus, reproduksi Ikan, Tingkat Kematangan
Gonad Lahan gambut memiliki keterbatasan jenis untuk
dikembangkan sebagai hutan tanaman industri. Bintangur
(Callophyllum soulatri Burm. F.) merupakan salah satu
jenis asli di hutan gambut. Saat ini bintangur belum
dikembangkan secara luas sebagai hutan tanaman industri.
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 233

Secara ekonomi, bintangur mempunyai nilai manfaat yang (IS=0,67) memiliki tingkat kesamaan jenis tertinggi,
tinggi yaitu kayunya dapat digunakan sebagai bahan baku sedangkan terendah dijumpai pada HS dan SM (IS=0,00)
pulp dan buahnya dapat digunakan sebagai bahan biofuel. serta HS dan NKT (IS=0,00). Dengan demikian,
Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi sejauhmana keanekaragaman jenis kupu-kupu pada areal dengan
kemampuan tumbuh dan karateristik tanaman di lahan tutupan lahan hutan lebih tinggi dibandingkan dengan areal
gambut. Uji coba penanaman dilakukan dengan jarak tutupan lahan sawit.
tanam 3 x 3 m di Kabupaten Siak, Propinsi Riau.
Pengamatan dilakukan pada umur 4 tahun setelah tanam Hutan, keanekaragaman, kupu-kupu, perkebunan sawit
dengan parameter yang diukur adalah diameter setinggi
dada, tinggi total dan daya hidup tanaman. Analisis data
dilakukan untuk mengatahui rata-rata dan standar deviasi.
Hasilnya menunjukkan bahwa bintangur mudah
BO-37
diperbanyak secara generatif yaitu cabutan alam dan biji. Peran areal berhutan di sekitar perkebunan
Pada umur 4 tahun diperoleh rata-rata diameter setinggi kelapa sawit dalam pelestarian keanekaragaman
dada (3,82 0,90) cm dan tinggi total (3,39 0,72) m primata
dengan riap diameter 0,95 cm/tahun dan riap tinggi 0,85
m/tahun. Bintangur mampu tumbuh baik di lahan gambut Yanto Santosa, Anxious Yoga Perdana
terbuka dengan persen hidup (75 15,2)% dan umur 3 Divisi Ekologi dan Manajemen Satwaliar, Departemen Konservasi
tahun sudah berbuah. Dengan demikian, tanaman bintangur Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
potensial dikembangkan sebagai hutan tanaman penghasil Bogor. Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Jawa Barat . Tel.: +62-251-
8621947, email: yantohaurjaya@yahoo.co.id
kayu pulp dan energi.
Salah satu upaya pelestarian keanekaragaman hayati di
Callophyllum soulatri, energi, lahan gambut, riap, kayu pulp perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Indonesia adalah pengalokasian kawasan NKT (Nilai
Konservasi Tinggi) sebagaimana digariskan oleh RSPO
BO-36 (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISPO
(Indonesia Sustaiable Palm Oil). Sejauh mana kawasan
Perbandingan keanekaragaman jenis kupu-kupu NKT tersebut berperan dalam pelestarian keanekaragaman
antara tipe tutupan lahan hutan dengan kebun primata masih belum banyak diketahui. Oleh karena itu,
sawit di perkebunan sawit PT Mitra Unggul penelitian keanekaragaman primata di berbagai kondisi
Pusaka, Riau kawasan NKT perkebunan kelapa sawit termasuk areal
berhutan di sekitar perkebunan kelapa sawit ini dilakukan.
Yanto Santosa, Intan Purnamasari, Isniatul Wahyuni Pengumpulan data dilakukan dengan metode line transek
Divisi Ekologi dan Manajemen Satwaliar, Departemen Konservasi (panjang 1 km dan lebar 100 m). Pengamatan berlangsung
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor. Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Jawa Barat . Tel.: +62-251- pada pagi (06.00-08.00 WIB) dan sore (15.00-17.00 WIB)
8621947, email: yantohaurjaya@yahoo.co.id dengan 3 kali ulangan pada setiap tutupan lahan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 3 dari 4 lokasi pengamatan
Perubahan areal berhutan menjadi kebun kelapa sawit memperlihatkan tutupan lahan areal berhutan memiliki
(Elaeis guineensis Jacq.) yang bersifat monokultur diduga keanekaragaman primata lebih tinggi (4 jenis)
telah menyebabkan penurunan keanekaragaman jenis kupu- dibandingkan sempadan sungai (0 jenis) ataupun
kupu. Sehubungan dengan itu telah dilakukan serangkaian perkebunan kelapa sawit (1 jenis). Monyet beruk
penelitian di Perkebunan Sawit PT. Mitra Unggul Pusaka, merupakan jenis primata yang dijumpai diseluruh lokasi
Riau dan areal berhutan di sekitarnya pada bulan Maret- pengamatan. Tingginya keanekaragaman di areal berhutan
April 2016. Pengumpulan data dilakukan pada tutupan ini berhubungan dengan variasi serta struktur vegetasi.
lahan hutan (HS dan NKT) dan sawit (SM dan ST) secara Fakta membuktikan bahwa areal berhutan lebih disukai
simultan dengan pengulangan sebanyak 3 kali satwa primata dibandingkan sempadan sungai dan
menggunakan metode time search selama 3 jam (08.00- perkebunan kelapa sawit.
11.00). Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah jenis
yang ditemukan pada seluruh tutupan lahan yang diamati Areal berhutan, kawasan Nilai Konservasi Tinggi,
sebanyak 30 jenis (117 individu) yang termasuk kedalam 5 keanekaragaman primata, perkebunan kelapa sawit
famili yaitu Papilionidae (3 jenis), Nymphalidae (17 jenis),
Pieridae (5 jenis), Lycaenidae (4 jenis), dan Hesperidae (1
jenis). Tipe tutupan lahan HS memiliki jumlah jenis dan BO-38
nilai indeks kekayaan tertinggi (S=20; Dmg=5.98),
sedangkan tutupan lahan sawit berupa SM memiliki jumlah Keanekaragaman kupu-kupu di berbagai tipe
jenis dan nilai indeks kekayaan terendah (S=7; Dmg=1,76). tutupan lahan perkebunan kelapa sawit PTPN V
Tingkat kemerataan jenis kupu-kupu pada areal berhutan Tamora, Kampar, Riau
(NKT=0,98; HS=0,95) juga lebih tinggi dibandingkan
dengan tutupan lahan sawit (SM=0,87; ST=0,76). Dilihat Yanto Santosa, Yohanna, Isniatul Wahyuni
dari tingkat kesamaan jenisnya, tutupan lahan SM dan ST
234 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Divisi Ekologi dan Manajemen Satwaliar, Departemen Konservasi Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax. +62-21-8765062.

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian email: atitmikro@gmail.com, atitkanti@yahoo.com
Bogor. Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Jawa Barat . Tel.: +62-251-
8621947, email: yantohaurjaya@yahoo.co.id
Insect associated yeast play role in the insect life cycle, but
their ability to accumulate lipid has not been verified. The
Produksi minyak kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) objective of this study was to isolate and identify yeast
Indonesia meningkat menjadi 32 juta ton dan total ekspor associated insect and verify their ability to accumulate
sebesar 27 juta ton. Peningkatan jumlah produksi tersebut lipid. The samples were collected from insect tunnel, larva
seiring dengan peningkatan jumlah areal perkebunan. and cerambicide. Their lipid accumulating properties were
Perubahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit evaluated on N-limited media. Species identification was
menyebabkan perubahan ekosistem karena sistem performed through molecular analyses of LSU D1/D2
penanaman bersifat monokultur. Hal ini menimbulkan region. A total of 18 strains belonged to 7 genera and 11
kekhawatiran masyarakat dunia terhadap kelestarian species were isolated from insect tunnel in Papalia
keanekaragaman hayati, termasuk kupu-kupu. Kupu-kupu Protected Forest in South East Sulawesi. The species
secara ekologis memberi andil dalam mempertahankan isolated at relatively high frequencies were: Candida
keseimbangan ekosistem dan berperan dalam membantu kashinagacola and Candida nonsoborphila (4 strains),
proses penyerbukan tanaman berbunga. Untuk itu, perlu while Cryptococcus laurentii (2 strains) were isolated in
dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman jenis low numbers. In addition, Candida dendrica, Candida
kupu-kupu di berbagai tutupan lahan. Penelitian dilakukan saintjacobensis, Candida sinolaborantium, Ogataea
di PTPN V Tamora, Riau pada 6 tutupan lahan (kebun philodendra, Pichia membranifaciens, Sugiyamaella
sawit tertua berumur 25 tahun, kebun sawit termuda smithiae, Wickerhamomyces alni and Yamadazyma
berumur 2 tahun, dan areal NKT (Nilai Konservasi Tinggi) mexicana were the species collected only one. Candida
yang ada di dalam perkebunan serta kebun sawit rakyat kanchanaburiensis and Candida silvatica accumulate lipid
(KSR) dan hutan sekunder yang ada di sekitarnya. NKT 42.6 and 39.2% of their cell dry weight, respectively. The
mewakili hutan alam dan hutan sekunder mewakili tutupan fatty acids compositions were mainly oleic acid C (18:1),
lahan sebelum perkebunan masuk. Penelitian dilakukan palmitic acids (C 16:0), palmitoliec acids C (16:1).The
pada bulan Maret-April 2016. Pengumpulan data dilakukan ability of yeast isolated from insect to accumulate lipid
menggunakan metode time search selama 3 jam (08.00- implying that oleaginous insect are good sources for
11.00 WIB) dan dianalisis menggunakan indeks kekayaan biofuel research.
Margalef, indeks kemerataan (evenness), dan indeks
kesamaan komunitas Sorensen. Berdasarkan hasil
Candida kanchanaburiensis, Candida silvatica, Cerambycid
pengamatan, total jenis kupu-kupu di keenam tutupan lahan
larva, insect tunnel, oleaginous yeast
adalah 39 jenis dari 182 individu yang termasuk ke dalam 4
famili yaitu Papilionidae (4 jenis), Nymphalidae (26 jenis),
Pieridae (5 jenis), Lycanidae (4 jenis). Famili Nymphalidae
memiliki jumlah jenis terbanyak sedangkan jenis yang BO-40
terbanyak ditemukan adalah Leptosia nina. Jumlah jenis
dan individu terbanyak dijumpai pada kebun sawit tertua Variasi keanekaragaman kupu-kupu pada
(S= 19), sedangkan jumlah jenis paling sedikit dijumpai berbagai tipe tutupan lahan di kawasan
pada kebun sawit termuda (S= 8). Kekayaan jenis kupu- perkebunan di Kampar, Riau
kupu tertinggi terdapat di KSR2 (Dmg=4.61) sedangkan Isniatul Wahyuni, Yanto Santosa
yang terendah terdapat di kebun sawit muda (Dmg=2.65).
Divisi Ekologi dan Manajemen Satwaliar, Departemen Konservasi
Indeks kesamaan tertinggi terdapat diantara kedua kebun Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
sawit swadaya. Berdasarkan status konservasi, seluruh Bogor. Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Jawa Barat . Tel.: +62-251-
kupu-kupu yang dijumpai tidak ada yang berstatus 8621947, email: Isniatul_wahyuni@yahoo.com
dilindungi. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan tutupan
lahan menjadi monokultur tidak mempengaruhi Selama 7 tahun terakhir luas areal perkebunan kelapa sawit
keanekaragaman jenis kupu-kupu. (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia meningkat antara
3.27%-11.33% per tahun. Ekspansi areal perkebunan
Keanekaragaman, kebun sawit rakyat, kupu-kupu, kelapa sawit tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan
perkebunan kelapa sawit, PTPN V Tamora penurunan keanekaragaman hayati salah satunya kupu-
kupu. Kupu-kupu adalah satwa polinator dan menjadi
bioindikator lingkungan. Penelitian mengenai kupu-kupu di
perkebunan kelapa sawit belum banyak dilakukan.
BO-39 Berkenaan dengan itu, penelitian ini telah dilakukan untuk
Lipid accumulating yeast associated with insect in membandingkan keanekaragaman jenis kupu-kupu di
berbagai tutupan lahan baik di dalam maupun di sekitar
Papalia, Sulawesi, Indonesia
areal perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilakukan pada
Atit Kanti bulan Maret-April 2016 di 6 tipe tutupan lahan perkebunan
Indonesian Culture Collection (InaCC), Research Center for Biology, sawit besar (PSB) PT. Surya Agroleka Reksa yaitu: kebun
Indonesian Institute of Sciences. Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, sawit tertua berumur 14 tahun, kebun sawit muda berumur
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 235

13 tahun, NKT (Nilai Konservasi Tinggi) yang ada di Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor
dalam kawasan serta 2 kebun sawit rakyat (KSR) dan hutan pertama adalah Rhizobium (A) terdiri dari 2 taraf, yaitu:A1
sekunder yang ada di sekitar PSB. Pengumpulan data = Kontrol (tanpa Rhizobium) dan A2 = Rhizobium sp.
menggunakan metode time search selama 3 jam (08.00- Faktor kedua adalah mikoriza (B) terdiri dari dua taraf
11.00). Data kekayaan jenis dianalisis menggunakan indeks yaitu: B1 = Kontrol (tanpa mikoriza) dan B2 = Glomus sp.
kekayaan Margalef dan untuk kesamaan jenis (2 g per polybag). Hasil penelitian menunjukan bahwa
menggunakan indeks kesamaan Sorensen. Hasil perlakuan A2B2 (Rhizobium + mikoriza) memberikan nilai
menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat 39 spesies kolonisasi akar tertinggi yaitu 68,88% dengan persen hidup
dari 299 individu yang termasuk ke dalam 5 famili yaitu 99,26%, tinggi 10,08 cm, diameter 1,67, biomassa 0,56,
Papilionidae (4 jenis), Nymphalidae (26 jenis), Pieridae (7 NPA 2,01 dan IMB 0,06.
jenis), Lycanidae (1 jenis) and Hesperidae (1 jenis).
Tutupan lahan dengan jumlah individu terbanyak terdapat Bibit, mikoriza, Rhizobium, saga pohon
di areal NKT sedangkan jumlah jenis tertinggi terdapat di
tipe tutupan lahan KSR1, KSR2 dan NKT (18 jenis). Nilai
kekayaan kupu-kupu tertinggi terdapat di KSR2
(Dmg=4.52) sedangkan yang terendah terdapat di kebun
BO-42
sawit tertua (Dmg=2.66). Nilai kemerataan tertinggi Nematoda parasit gastrointestinal pada kura-kura
terdapat di hutan sekunder dan NKT (E=0.91) sedangkan darat Indonesia (Manourya emys Schlegel &
nilai kemerataan terendah terdapat di KSR (E=0.78) karena Mller, 1840 dan Indotestudo forstenii Schlegel &
terdapat jenis yang mendominasi yaitu Ypthima horsfieldii.
Indeks kesamaan tertinggi adalah antara kebun sawit
Mller, 1845)
termuda dan KSR1 (IS=0.69). Data-data tersebut Herjuno Ari Nugroho, Endang Purwaningsih, Ni Luh
menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis kupu-kupu Putu Rischa Phadmacanty
bervariasi menurut tutupan lahan dan kekayaan jenis Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
tertinggi terdapat pada kebun sawit rakyat. Indonesia. Gedung Widyasatwaloka, Cibinong Science Center, Jl. Raya
Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-
876156. Fax. +62-21-8765068. email: herjunoari@gmail.com
Keanekaragaman, kebun sawit rakyat, kupu-kupu,
perkebunan kelapa sawit
Hewan peliharaan eksotik seperti kura-kura baning coklat
(Manouria emys) dan baning sulawesi (Indotestudo
forstenii) tidak lepas dari ancaman penyakit infeksi
BO-41 nematoda parasit gastrointestinal. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan nematoda beserta sifat
Penggunaan mikoriza dan Rhizobium dalam patogenitas parasit yang ditemukan pada pemeriksaan dua
pertumbuhan bibit saga (Adenanthera pavonina) bangkai kura-kura. Bangkai kura-kura dinekropsi dan
umur 3 bulan perubahan patologis yang ditemukan didokumentasikan.
Rina Kurniaty Nematoda dikoleksi dan dipreservasi dalam larutan alkohol
70%. Nematoda diperiksa dengan mikroskop cahaya dan
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Jl. Pakuan,
Ciheuleut PO Box 105, Bogor 16100, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251- mikroskpo elektron. Organ yang diduga mengalami
8327768. email: kurniaty_r@yahoo.com perubahan patologis (sekum) dilanjutkan proses pembuatan
preparat histopatologi dan mikroskop elektron. Berdasar
Tanaman saga pohon (Adenanthera pavonina) memiliki pemeriksaan parasit, ditemukan nematoda Cissophyllus sp.
manfaat yang serbaguna karena hampir semua bagian sebanyak 318 individu dan Tonaudia sp. sebanyak enam
tanaman dapat digunakan, sehingga bernilai ekonomis individu pada sekum M. emys. Pada I. forstenii, empat
tinggi. Kayu saga dapat dimanfaatkan sebagai bahan individu Spironoura sp. dikoleksi dari organ intestinum.
bangunan serta mebel. Biji saga memiliki potensi yang Berdasarkan pemeriksaan histopatologi dan mikroskop
cukup menjanjikan sebagai sumber energi terbarukan elektron pada organ sekum M. emys ditemukan adanya
diantaranya karena daging biji nya mengandung 14-28% potongan cacing dan peradangan pada tunika submukosa
minyak lemak yang tergolong non pangan. Selain itu dan muskularis. Morfologi komplek mulut Cissophyllus sp.
minyak yang berasal dari biji saga tersebut juga sangat baik dan Tonaudia sp. diduga berkontribusi pada perubahan
untuk mengobati penyakit dalam, kudis, luka-luka, patologis dan menyebabkan peradangan pada sekum M.
pembuatan lilin, industri batik, dan bahan membuat sabun. emys. Perubahan patologis yang ditemukan, menunjukkan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahwa nematoda parasit Cissophyllus dan Tonaudia sp.
penggunaan mikoriza dan Rhizobium dalam pertumbuhan memiliki sifat patogenitas untuk hospes M. emys. Kajian
bibit saga umur 3 bulan. Rhizobium diinokulasikan dengan lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui patogenesis
cara menyuntikkan Rhizobium sp. cair sebanyak 1 mL pada infeksi jenis-jenis nematoda tersebut.
akar dan sekitar lubang tanaman. Pemberian mikoriza
dilakukan dengan cara cemplongan yaitu dengan Kura-kura, nematoda, parasit gastrointestinal, patologi
memasukkan 2 g mikoriza (Glomus sp) kedalam lubang
tanaman bersamaan dengan inokulan Rhizobium.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak
236 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

BO-43 dan spesies bambu juga terkait dengan jenis pola ikatan
pembuluh. Tampilan pola ikatan pembuluh dapat dilihat
Keanekaragaman jenis cendawan endofit pada dengan jelas pada penampang melintang bambu Melalui
tanaman cabai yang berpotensi sebagai penelitian ini diharapkan dapat menetapkan pola ikatan
bioinsektisida pembuluh yang ada pada setiap jenis bambu. Bambu yang
diteliti adalah 9 jenis yaitu Arundinaria hundsii Munro
Trizelia, Haliatur Rahma, Martinius (Ah), Arundinaria javonica (Aj), Melocanna baccifera
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas (Mb), Cephalostahyum pergracile (Munro) (Cp),
Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat. Dendrocalamus giganteus (Wallich ex Munro),
Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: trizelia@yahoo.com
Dendrocalamus strictus (Roxb.) Nees, Dendrocalamus
asper (Schultes f.), Gigantochloa atroviolacea (Widjaja),
Cendawan endofit merupakan cendawan yang hidup dalam dan Gigantochloa apus (J.A. & J.H. Schultes) Kurz.
jaringan tanaman dan berpotensi untuk dikembangkan Metode analisis dilakukan secara deskripsi terhadap
sebagai agens pengendali hayati hama tanaman cabai. tampilan struktur pola ikatan pembuluh baik dalam posisi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi vertikal (pangkal, tengah, dan ujung), maupun horizontal
keanekaragaman jenis cendawan endofit pada tanaman (tepi, tengah, pusat dan dalam). Hasil penelitian
cabai yang bersifat patogen pada serangga hama dan menetapkan bahwa bambu A. hundsii dan A. javonica
berpotensi untuk dikembangkan sebagai bioinsektisida. memiliki pola 1, bambu M. baccifera dan C. pergracile
Cendawan endofit diisolasi dari daun, batang, cabang dan mempunyai pola 2, D. strictus dan D. giganteus
akar tanaman cabai. Uji patogenisitas isolat cendawan mempunyai pola 3 serta pola kombinasi 3 dan 4 dimiliki
endofit yang berhasil diisolasi dilakukan terhadap larva oleh bambu D. asper, G. atroviolacea dan G. apus.
Tenebrio molitor instar V. Hasil penelitian menunjukkan Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa setiap spesies
bahwa jumlah isolat cendawan enfofit yang berhasil bambu memiliki pola ikatan pembuluh dari pola 1 sampai
diisolasi dari tanaman cabai dan telah diuji pada larva T. pola 4, baik itu pola tunggal ataupun pola kombinasi.
molitor sebanyak 42 isolat. Tiga puluh isolat (71,43%)
bersifat patogen pada serangga (entomopatogen).
Bambu, ikatan, pembuluh, penampang, pola
Mortalitas larva T. molitor berkisar antara 2,5-30% dan
persentase larva yang bersporulasi berkisar antara 33-
100%. Hasil identifikasi cendawan endofit dari berbagai
bagian tanaman cabai yang bersifat patogen terhadap larva BO-45
T. molitor hanya ditemukan satu genus cendawan, yaitu
Aspergillus. Jenis vegetasi pasir peneluran dan hubungannya
terhadap keberadaan sarang labi-labi moncong
Cendawan endofit, entomopatogen, cabai, bioinsektisida babi di Kaimana, Papua
Richard Gatot Nugroho Triantoro, Sarah yuliana
Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
BO-44 Manokwari. Jl. Inamberi, Pasir Putih, Manokwari 98131, Papua Barat.
Tel.: Tel.: +62-986 -213437, 213440, Fax.: +62-986 -213441, 213447,

Karakteristik Pola Ikatan Pembuluh pada email: richard_gnt@yahoo.com

sembilan Jenis Bambu


Wilayah lahan basah di Papua mempunyai berbagai jenis
Nanii Nuriyatin kura-kura yang potensial, misalnya labi-labi moncong babi.
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Jl. W.R. Jenis ini merupakan satwa dilindungi di Indonesia yang
Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A , Bengkulu. Tel.: +62- sebarannya terbatas hanya di wilayah selatan Papua.
736-21170, psw. 219, Fax. +62-736-21290, email: Populasinya di alam mulai terancam akibat pemanenan
naninuriyatin55@gmail.com
telur dari sarang alami dan perdagangan tukik secara
illegal. Selain ancaman oleh manusia, keberhasilan
Negara Indonesia memiliki keanekaragaman spesies bambu
persarangan dapat dipengaruhi oleh keberadaan vegetasi
yang berlimpah. Sebanyak 143 jenis dari keseluruhan
pada pasir peneluran. Penelitian ini bertujuan untuk
keanekaragaman bambu di dunia (1200-1300 jenis) tumbuh
mengetahui jenis vegetasi pasir peneluran dan
di Indonesia. Demikian pula sekitar 50% bambu-bambu
hubungannya terhadap keberadaan sarang labi-labi
unggul di dunia tumbuh di Indonesia. Kondisi ini
moncong babi. Metode yang digunakan adalah survey dan
mendorong dilakukannya berbagai penelitian terutama di
observasi pada Sungai Jeprey dan Omba di Kaimana,
bidang anatomi. Penelitian pada bidang anatomi sebaiknya
Papua. Hasil penelitian diperoleh pasir peneluran
dikembangkan untuk menggali potensi yang dimiliki
bervegetasi sebanyak 2 lokasi dari 10 lokasi pasir
bambu, sehingga hasilnya dapat dipergunakan terutama
peneluran di Sungai Jeprey dan 2 lokasi dari 9 pasir
dalam memanfaatkan bambu secara optimum. Struktur
peneluran di Sungai Omba. Total didapat vegetasi pada
anatomi bambu menentukan sifat dasar terutama sifat fisik
pasir peneluran sebanyak 36 jenis dari 23 famili. Pasir 1 di
dan mekanik. Anatomi batang bambu tersusun selain oleh
sungai Jeprey dan pasir 2 di sungai Omba mempunyai
parenkim sebagai jaringan dasar juga oleh ikatan pembuluh
jumlah jenis vegetasi sama yaitu 15, tetapi pada tingkat
yang tertanam dalam parenkim Keragaman di antara genus
famili lebih banyak pada pasir 2 di sungai Omba. Jumlah
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 237

jenis dan famili terendah terdapat pada pasir 9 di Sungai Ditemukan Anodendron paniculatum di jalur pendakian
Jeprey dengan 8 jenis dari 7 famili. Jenis Anthocephalus gunung Nglanggeran pada lokasi 750'27.9"S
chinensis merupakan jenis vegetasi yang berada pada 11032'20.9"E, 500 m. Identifikasi didasarkan pada
keseluruhan pasir peneluran bervegetasi di kedua sungai. herbarium MNHN (P00256390). Informasi tentang
Beberapa jenis vegetasi perlu diwaspadai terkait Anodendron paniculatum di Jawa dan Indonesia sangat
pengaruhnya pada habitat persarangan labi-labi moncong sedikit dan hampir tidak ada. Artikel ini memaparkan foto
babi yaitu Mimosa pudica, Sida rhombifolia, Merremia karakteristik morfologi bunga, kuncup bunga, daun, batang.
peltata, Bidens pillosa dan Cassia alata. Indeks kesamaan Spesimen ini merupakan liana, perbunganan tandan
jenis memberikan nilai 0,455 yang menunjukkan bahwa majemuk pada ujung percabangan, terdiri puluhan hingga
kesamaan jenis vegetasi pasir peneluran antar kedua lokasi ratusan bunga kecil-kecil berukuran panjang 1,3 cm.
rendah. Jumlah sarang terbanyak terdapat pada pasir
peneluran tanpa adanya vegetasi. Anodendron paniculatum, Apocynaceae, Gunung
Nglanggeran
Labi-labi moncong babi, Papua, pasir peneluran, vegetasi

BO-48
BO-46
Diversitas dan optimasi kinerja dari Genus
Analisis filogenetik mangga (Mangifera) dari Riau Clostridium untuk produksi bioenergi
berdasarkan sekuens gen cpDNA trnL-F
Hanies Ambarsari
intergenic spacer
Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan, Balai Teknologi Pengolahan Air
Fitmawati, Nery Sofiyanti, Roslina Fauziah, Deden dan Limbah, Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian Teknologi
Pengembangan Sumberdaya Alam, Badan Pengkajian dan Penerapan
Derajat Matra, Eichi Enue Teknlogi. Gedung 820 Geostech, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Selatan 15314, Banten. email: hanies.ambarsari@bppt.go.id
Universitas Riau. Kampus Bina Widya Jl. H.R. Subrantas KM 12,5,
Pekanbaru 28293, Riau. Tel. +62-761- 65593. email:
fitmawati2008@yahoo.com Selain semakin menipisnya persediaan sumber bahan bakar
fosil, dunia juga tengah menghadapi masalah dengan
Keunikan yang dimiliki tanaman dari genus Mangifera pencemaran lingkungan di mana-mana. Konsumsi bahan
(Anacardiaceae) di Riau adalah sifat unggul pada bunga bakar fosil yang intensif telah mengeluarkan emisi berbagai
yang adaptif terhadap curah hujan tinggi dan iklim basah, macam agen pencemar seperti karbon dioksida (CO2),
sehingga menjadikan mangga Riau berpotensi sebagai karbon monoksida (CO), material partikulat, hidrokarbon,
sumber plasma nutfah. Berdasarkan alasan tersebut, maka oksida dari sulfur and nitrogen yang menyebabkan polusi
sangat penting dilakukan penelitian untuk menganalisis dan udara, perubahan iklim yang parah atau pemanasan global.
membandingkan sekuen nukleotida Mangifera Riau Sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui di alam
berdasarkan lokus gen trnL-F cpDNA. Proses awal harus segera diidentifikasi dan diekspansi untuk
penelitian dilakukan dengan mengisolasi DNA sampel mengurangi pemakaian berlebihan dari energi fosil yang
Mangifera berdasarkan metode CTAB. Sekuen dari trnL-F tidak dapat diperbaharui tersebut. Penggunaan bahan bakar
dianalisis dengan metode Maximum Parsimony dan nabati mampu secara signifikan mengurangi emisi gas
Neighbour Joining melalui program PAUP* versi 4.0b10. rumah kaca, terutama karbon dioksida. Bioetanol dan
hasil analisis sekuen dengan metode Maximum Parsimony biobutanol dapat digunakan sebagai bioenergi alternative di
dan Neighbour Joining menunjukkan filogram yang sama masa depan. Kedua solven ini diproduksi terutama dalam
dengan anggota ingroup Mangifera Riau yang diteliti proses fermentasi oleh beberapa spesies bakteria yang
membentuk dua klad utama. Klad pertama terdiri dari tergabung di dalam genus Clostridia. Makalah ini akan
spesies Mangifera sp1, M. indica, dan M. macrocarpa, menjelaskan tentang diversitas dan karakteristik dari
sementara klad kedua terdiri dari spesies M. odorata, M. beberapa spesies utama dalam genus Clostridia, juga
laurina dan M. kemanga. teknik-teknik isolasi dan optimasi kinerja mereka dalam
memproduksi bioetanol dan biobutanol sebagai sumber
Analisis filogenetik, Mangifera, sekuen trnL-F bioenergi alternatif di masa depan.

Clostridia, bioenergi, bioetanol, biobutanol, fermentasi

BO-47
Temuan dan karakteristik Anodendron BO-49
paniculatum (Apocynaceae) di Gunung
Inventarisasi ikan sebagai langkah awal
Nglanggeran, Gunung Kidul, Yogyakarta
konservasi di kawasan hutan rawa banjiran
Widodo, Muhammad Jafar Luthfi Sungai Keroh Sub-Das Lematang, Kota
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga. Jl. Marsda Adisucipto Prabumulih, Sumatera Selatan
No. 1 Yogyakarta 55281. email: wwidodo594@gmail.com
238 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Doni Setiawan, Enggar Patriono, Ajiman identification, and comparing the species richness and
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas evenness of new wheat cultivars were introduced for one
Sriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih Km 32, Kampus Indralaya, Ogan Ilir growing season. It has been found 48 species from 45
30662, Sumatera Selatan. Tel.: +62-711-580609, 580665, Fax.: +62-711- families within seven orders of insects with its role as
580644, email: doniunsri@gmail.com
herbivorus (12 families ), predators (11 families ),
parasitoids (7 families), pollinators (6 families ) and
Kawasan hutan rawa yang terdapat di Kelurahan Sungai
decomposers (9 families ). The most dominant herbivorus
Medang merupakan hutan rawa banjiran yang terbentuk
is Family Aphididae, while insectivorus was dominated by
oleh hutan rawa-rawa dan pertemuan beberapa sungai kecil
Formicidae as well as Ichneumonidae, and Onychiuridae
yang dikenal dengan nama Sungai Keroh dan merupakan
for detrivorus.
Sub-DAS yang akhirnya bermuara langsung ke Sungai
Lematang, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Perairan
Collembola, hemiptera, hymenoptera, Shanon-Winner index
ini merupakan perairan yang produktif dan kaya
sumberdaya perikanan, Hal ini membuat kawasan ini
menjadi salah satu tempat utama masyarakat lokal untuk
menangkap ikan. Seiring dengan meningkatnya aktivitas BO-51
masyarakat dalam penangkapan ikan dan juga dibidang lain
alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian dan Diversity and prevalence of some ectoparasites of
perkebunan membuat kawasan hutan rawa banjiran Sungai fish culture in coal ponds, East Kalimantan
Keroh mulai terganggu yang akan menggerus habitat alami Gina Saptiani1,, Catur Agus Pebrianto1, Agustina1,
di kawasan tersebut yang pada akhirnya mengancam Fikri Ardhani2
keberadaan dan kekayaan ikan daerah tersebut yang secara 1
Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Mulawarman. Jl.
ekologis tak ternilai harganya, oleh karena itu perlu Gunung Tabur No. 1, Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Samarinda 75123,
dilakukan penelitian mengenai inventarisasi jenis-jenis ikan East Kalimantan, Indonesia. Tel./Fax.: +62-541-749482, 749372, 707137,

dikawasan, Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif, email: gina_saptiani@yahoo.com
2
yang dilakukan di 4 titik sampling. Pengambilan sampel Faculty of Agriculture, Universitas Mulawarman. Jl. Pasir Balengkong
Kampus Gunung Kelua, Samarinda 75124, Kalimantan Timur.
ikan dilakukan mulai bulan Februari-Juli 2016
menggunakan berbagai alat tangkap dan enemurator
In East Kalimantan coal pits are used for fish culture. The
nelayan setempat. Data ikan diidentifikasi dengan bantuan
most of fish cultured are carp and tilapia. The study aimed
buku identifikasi dari Iqbal (2011), Kottelat et al. (1993)
to identify, diversity, and prevalence of ectoparasites on
dan www.fishbase.com. Hasil penelitian diperoleh lebih
fish culture in coal ponds. Sampling were carried out
dari 72 jenis ikan yang beberapa jenis diantaranya
between January until March in coal pond on Kutai
berdasarkan status IUCN termasuk jenis yang yang
Kartanegara District, East Kalimantan. Samples were taken
dilindungi dengan kategori Endagered seperti
from two different coal ponds, both are the same
Balantiocheilos melanopterus dan Himantura signifer.
cultivation of carp and tilapia. The number of fish samples
Sedangkan berdasarkan status Perlindungan Indonesia (PP.
taken were 40 for each type of fish and every coal pond
No. 7/1999), jenis yang dilindungi diantaranya adalah
location. Parasite preparation was done by taking every
Noptoterus noptoterus dan Noptoterus lopis. Dengan
organ of fish, scraped and made preparations to be
banyaknya jenis ikan yang ditemukan dan beberapa
observed with a microscope. Ectoparasit found in carp and
diantaranya termasuk jenis yang dilindungi maka kawasan
tilapia from coal ponds were Ichtyopthirius multifilis,
hutan rawa banjiran Sungai Keroh Sub-Das Lematang
Trichodina, Oodonium, Dactylogyrus and Gyrodactylus,
perlu dipertahankan keanekaragaman jenisnya dan
whereas Epistylis was only found in carp. The average
membuat status perlindungan kawasan.
prevalence of ectoparasites in carp was 30.00-59.17%, with
intensity of 2.47-4.43 parasites/fish, whereas in tilapia was
Ikan, inventarisasi, konservasi, rawa banjiran, Sungai Keroh 27.5-40.83% with the intensity of 1.04-2.83 parasites/fish.
The highest prevalence and intensity was Trichodina in
carp from a pond that has long been used. Prevalence and
BO-50 intensity of ectoparasites higher in the pond that has long
been used rather than new
Diversity of insects in wheat as a new crop
introduced in West Sumatra Coal pond, diversity, ectoparasite, fish, prevalence

Reflinaldon , Fera Hidayanti, Ujang Khairul
Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus
Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751- BO-52
72773, Fax.: +62-751-72702, email: refli_naldon@yahoo.com
Pertumbuhan tanaman mindi (Melia azedarach)
Wheat (Triticum spp.) as a new crop is being introduced dan produktivitas sorgum (Sorghum bicolor)
will be able to affect the diversity of insects in the dalam sistem Agroforestri
highlands, which in essence is a vegetable planting area in
West Sumatra. This study was focused on the collection,
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 239

Sopto Darmawan, Nurheni Wijayanto, Sri Wilarso menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar karbon pada
Budi R bagian-bagian A. excelsa. Massa karbon tertinggi terdapat
Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. pada bagian batang. Nilai potensi simpanan karbon total
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Jawa Barat. Tel./Fax.: +62-251- yang diduga dari semua komponen (A. excelsa, kedelai,
8626806/+62-251-8626886. email: nurheniw@gmail.com tumbuhan bawah, dan serasah kasar) yaitu sebesar 3.5027
ton ha-1. Model penduga biomassa untuk A. excelsa pada
Mindi (Melia azedarach L.) merupakan jenis tanaman yang tingkat pancang (diameter 3.85 cm-6.94 cm) adalah B =
memiliki potensi tinggi sebagai penghasil kayu. Sedangkan 0.425836931 e0.577613864D.
sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman
yang memiliki prospek untuk dikembangkan karena Agroforestri, karbon, metode destruktif, sentang
merupakan sumber bahan pangan, pakan ternak dan energi.
Kedua jenis tanaman tersebut dapat dikembangkan dalam
sistem agroforestri. Pengembangan sistem agroforestri ini
diharapkan dapat berkontribusi terhadap ketersediaan kayu BO-54
dan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji
Pendugaan potensi simpanan karbon pohon induk
pertumbuhan mindi dan produktivitas sorgum. yang
ditanam dengan sistem agroforestri. Penelitian ini area bekas tebang IUPHHK-HA Bintuni Utama
menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) Murni Wood Industries di Papua Barat
dua faktor dan tiga ulangan. Faktor utama adalah pola Alin Rahmah Yuliani, Nurheni Wijayanto
tanam yang terdiri atas agroforestri dan monokultur. Faktor Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
kedua sebagai anak petak adalah perbedaan varietas Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Jawa Barat. Tel./Fax.: +62-251-
sorgum. Tanaman mindi yang digunakan berumur satu 8626806/+62-251-8626886. email: nurheniw@gmail.com
tahun dan berjarak tanam 2.5 m x 2.5 m. Sedangkan
varietas sorgum yang ditanam adalah varietas Numbu, Perubahan iklim global terjadi akibat adanya peningkatan
Samurai 01, Galur 22 dan Galur 24. Hasil penelitian gas karbondioksida (CO2) di udara. Kandungan
menunjukkan bahwa tanaman mindi pada sistem karbondioksida di udara dapat diturunkan melalui
agroforestri memiliki pertumbuhan lebih baik penyerapan dan penyimpanan karbon oleh vegetasi hutan,
dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman mindi pada salah satunya hutan mangrove. Areal bekas tebangan hutan
sistem monokultur. Sedangkan produktivitas sorgum dalam mangrove (hutan sekunder) berpotensi sebagai penyimpan
sistem agroforestri lebih rendah dibandingkan dengan karbondioksida yang cukup besar dari adanya pohon induk
sistem monokultur. Varietas Samurai 01 memiliki berat biji yang ditinggakan. Penelitian pendugaan simpanan karbon
dan berat basah biomassa paling tinggi. pohon induk dilakukan di IUPHHK-HA Bintuni Utama
Murni Wood Industri, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua
Agroforestri, pertumbuhan mindi, produktivitas sorgum Barat. Penelitian dilakukan dengan metode cluster
sampling dan pengambilan data pohon secara sensus.
Potensi simpanan karbon total di area bekas tebangan
adalah 23,29 ton/ha dengan potensi biomassa pohon induk
BO-53 di sebesar 49,56 ton/ha. Pohon induk jenis Rhizophora
Pendugaan potensi simpanan karbon pada apiculata memiliki simpanan karbon tertinggi (161,03
agroforestri sentang (Azadirachta excelsa) dengan ton/ha), diikuti Bruguiera gymnorrhiza(45,68 ton/ha),
Bruguiera parviflora (32,84 ton/ha), Ceriops tagal (11,53
kedelai
ton/ha), Rhizophora mucronata (5,10 ton/ha) dan
Yesi Tri Novian, Nurheni Wijayanto Xylocarpus granatum (0,04 ton/ha).
Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Jawa Barat. Tel./Fax.: +62-251- Hutan mangrove, karbon, Papua Barat
8626806/+62-251-8626886. email: nurheniw@gmail.com

Salah satu upaya untuk mengurangi peningkatan emisi gas


rumah kaca (GRK) melalui mitigasi perubahan iklim BO-55
adalah membangun dan menjaga hutan untuk
penyeimbangan O2 di udara. Sistem agroforestri memiliki
Komposisi dan keanekaragaman jenis vegetasi
potensi yang besar untuk berpartisipasi dalam kegiatan pada umur pasca penebangan yang berbeda
yang terkait mitigasi perubahan iklim di sektor kehutanan. Rita Diana
Sistem agroforestri dapat menyerap karbon di atmosfer dan Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman. Jl. Ki Hajar Dewantara,
menyimpannya dalam bentuk biomassa dengan jumlah PO Box 1013, Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Samarinda-75123, East
cukup banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Kalimantan, Indonesia. Tel./Fax.: +62-541-749160. email:
ritdhy@gmail.com
menghitung kadar karbon pada bagian-bagian Azadirachta
excelsa, menduga potensi simpanan karbon pada
agroforestri A. excelsa dengan kedelai, dan membangun Regenerasi hutan secara alami terjadi setelah penebangan
model penduga biomassa A. excelsa. Penelitian ini dan pada umumnya menyebabkan berubahnya struktur dan
dilakukan dengan metode destruktif. Hasil penelitian komposisi jenis vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk
240 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

2
mengetahui perbedaan struktur keanekaragaman jenis Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jl.
Pasir Putih I, Ancol Timur, P.O. Box.4801/JKTF Jakarta Utara 11048,
vegetasi pada umur pasca penebangan yang berbeda yaitu 1
Jakarta. Tel. +62-21-64713850, Fax. +62-21-64711948, email:
tahun, 3 tahun dan 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan tumpaksid@gmail.com
bahwa terdapat korelasi antara umur pasca penebangan dan 3
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Kampus
jumlah semai serta pancang namun tidak terdapat korelasi IPB Darmaga, Bogor 16680, Jawa Barat
antara umur pasca penebangan terhadap struktur dan
komposisi jenis pada tegakan yang berdiameter 10 cm atau Fitoplankton memegang peranan penting dalam ekosistem
lebih. Terdapat perbedaan jenis yang mendominasi tingkat perairan, oleh karena itu kondisi mikro-organisme ini
semai, pancang dan pohon pada pasca penebangan yang sering dijadikan sebagai tolok ukur produktifitas dan
berbeda. Keanekaragaman jenis yang tinggi (H >3) kesehatan ekosistem perairan. Keragaman jenis
terdapat pada tingkat semai, pancang dan pohon fitoplankton ini dapat berubah apabila komunitas semakin
berdiameter 10-19,9 cm dan semakin besar diameter pohon stabil atau semakin berkurang apabila lingkungan tidak
keanekaragaman jenis semakin kecil. Indek kesamaan jenis stabil atau mengalami gangguan. Komunitas fitoplankton
baik tingkat semai dan pancang, pancang dan pohon di Teluk Jakarta mengalami dinamika seiring dengan
maupun antara pohon yang berdiameter 10-19,9 cm sampai perubahan komponen fisika-kimia dan kompetisi dalam
pohon >50 cm juga kecil (<50%). Dalam plot penelitian ekosistem. Variabilitas dalam komunitas fitoplankton ini
terdapat jenis-jenis dalam daftar merah IUCN yaitu 4 jenis dapat terjadi akibat adanya interaksi antara organisme dan
CR, 6 jenis EN, 15 jenis LC dan 18 jenis endemik Borneo. lingkungan perairan. Penelitian ini dilakukan pada tahun
Terdapat peningkatan basal area dan volume jenis 2008, 2009, 2010, 2011, 2013 dan 2015, untuk
komersial seiring meningkatnya besar diameter, sehingga mempelajari kecenderungan perubahan dalam struktur dan
kesinambungan struktur horizontal (diameter) dan terdapat variabilitas komunitas fitoplankton, termasuk predominansi
kesinambungan stok jenis komersial pasca penebangan. dan kelimpahannya. Koleksi sampel dilakukan
menggunakan canonical net phytoplankton berukuran pori
Keanekaragaman jenis, komposisi jenis, pasca penebangan 20 m yang diaplikasikan secara veritikal dari kedalaman
tertentu pada setiap stasiun penelitian. Dari hasil penelitian
diketahui rata-rata kelimpahan fitoplankton di Teluk
Jakarta adalah sebesar 390.89 x 106 sel.m-3 dengan kisaran
BO-56 dari 20.20x106 s/d 20.61x108 sel.m-3. Komunitas
Diversity and identification of bamboo from fitoplankton tersusun atas 27 genus diatom dan 13 genus
dinoflagellata dengan jumlah keseluruhan menjadi 40
Pagaralam, South Sumatra based on midrib leaf
genus fitoplankton. Kelompok diatom tercatat lebih tinggi
Yuanita Windusari, Lailahanum, Entin Nuraentin dibandingkan kelompok dinoflagellata. Kelimpahan diatom
Department of Biology, Faculty of Mathematic and Natural Sciences, sebesar 98.09% dengan kisaran antara 92.0-99.8% dari
Universitas Sriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih Km 32, Kampus total kelimpahan fitoplankton. Kelompok dinoflagellata
Indralaya, Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Tel.: +62-711-580609, kelimpahan rata-rata hanya sebesar 1.91% dari total
580665, Fax.: +62-711-580644, email: ywindusari@yahoo.com
kelimpahan. Tercatat tiga genus fitoplankton yang sering
predominan yaitu Skeletonema, Chaetoceros dan
The aims of this study was to identify the species of
Thalassiosira. Rata-rata kelimpahan Skeletonema sebesar
bamboo in the Bamboo Forest Area of Pagaralam based
48.89% dengan kisaran 12.25-78.94% dari total
reed leaf midrib. The identification was performed in the
kelimpahan, dan Chaetoceros rata-rata kelimpahannya
Laboratory of Plant Physiology, Department of Biology,
28.14% dengan kisaran 1.41-63.79%, sedang Thalassiosira
Faculty of Mathematics and Natural Sciences of
rata-rata kelimpahannya sebesar 9.03% dengan kisaran 0.2-
Universitas Sriwijaya, South Sumatera. The identification
26.26% dari total kelimpahan. Dari penelitian ini dapat
results obtained were 6 types of bamboo, namely Bambusa
diketahui bahwa jenis-jenis fitoplankton yang predominan
vulgaris cv. vittata, Dendrocalamus asper Backer,
tersebut merupakan spesies umum (common species)
Gigantochloa wrayi Gamble, Gigantochloa robusta Kurz,
memegang peranan penting dalam kehidupan di ekosistem
Gigantochloa scortechinii Gamble, and Schizostachyum
perairan ini. Ketiga genus ini sering berperan secara
silicatum Widjaja.
bergantian atau bersamaan mendominasi populasi dan
mengakibatkan perubahan warna pada permukaan perairan
Bamboo, identification, lack hair, Pagaralam (discoloration) pada peristiwa fenomena red tide/algal
bloom di perairan Teluk Jakarta.

BO-57 Fitoplankton, kelimpahan, struktur komunitas, predominan

Struktur dan variabilitas komunitas fitoplankton


di perairan Teluk Jakarta
BO-58
Tumpak Sidabutar1,2,, Dietriech G. Bengen3, Sam
Wouthuyzen3, Tri Partono3 Studi Jenis Tanaman yang dijadikan Food Plant
1
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. IPB Campus Darmaga, Bagi Kupu-kupu di Taman Lansia dan Balai Kota
Bogor 16680, West Java, Indonesia Bandung
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 241

Melanie, Tika Noviana rendah dibandingkan dengan lokasi terluar yaitu Pulau
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Pieh.
Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712 ikan hias, jenis, Kota Padang, populasi
psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: kanoefit_88@yahoo.com

Kupu-kupu adalah serangga dari ordo Lepidoptera. Kupu-


kupu dewasa menghisap nektar tanaman sebagai BO-60
makanannya. Tanaman yang digunakan kupu-kupu dewasa
sebagai sumber nutrisi dikenal dengan istilah foodplant. Dampak perkebunan kelapa sawit terhadap
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman diversitas dan komposisi serta kelimpahan
yang dijadikan foodplant bagi kupu-kupu di Taman Lansia serangga penyerbuk rambutan
dan Balai Kota Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini
Syarifuddin1, , Jasmi2, Elida Hafni Siregar1
menggunakan metode survey untuk mengamati kupu-kupu 1
Jurusan Biologi, Universitas Negeri Medan. Jl. Willem Iskandar, Pasar
serta dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian V, Medan, Sumatera Utara. email: syarif_syarifuddin@yahoo.com
diketahui bahwa terdapat 11 species dari 11 famili tanaman 2
STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang
yang digunakan sebagai foodplant di Taman Lansia,
sedangkan di Balai Kota terdapat 11 spesies dari 8 family Konversi hutan secara masif menjadi perkebunan kelapa
tanaman yang digunakan sebagai foodplant. Tanaman yang sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan ancaman utama
paling banyak dijadikan foodplant di Taman Lansia adalah terhadap biodiversitas termasuk serangga polinator, namun
Michelia champaca, Bougainvillea glabra dan Bauhinia kajian dampak perkebunan monokultur ini terhadap
purpurea sedangkan di Balaikota jenis tanaman food plant serangga polinator masih sangat minim. Penelitian ini
yang paling banyak digunakan adalah Hamelia patens. bertujuan untuk membandingkan diversitas, komposisi,
kelimpahan dan pola waktu kunjungan serangga polinator
Kupu-kupu, taman, tumbuhan pakan pada tanaman rambutan, Nephelium lappaceum L. yang
berbatasan langsung dengan perkebunan kelapa sawit saja
(S) dengan yang terdapat disekitar perkebunan kelapa sawit
BO-59 namun bersebelahan dengan kebun polikultur masyarakat
(SPl). Survei ini dilakukan pada lima lokasi S dan lima
Pemantauan kondisi populasi ikan hias laut secara lokasi SPl, pengamatan terhadap serangga polinator yang
berkesinambungan pada transek permanen di mengunjungi bunga rambutan dilakukan selama 10 menit
perairan Padang, Sumatera Barat per malai dan dihitung ulang dengan interval waktu satu
jam dari pukul 8.00 hingga pukul 17.00 sore. Hasil dari
Ofri Johan1,, Norman J. Quinn2, Barbara Kojis2 1185 unit pengamatan menunjukkan bahwa diversitas dan
1
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias. Jl. Perikanan kelimpahan serangga polinator, jauh lebih tinggi pada
No. 13, Pancoran Mas, Depok 16436, Jawa Barat. email: tanaman rambutan yang terdapat pada lokasi SPl dibanding
ofrijohan@kkp.go.id
2
Tropical Discoveries Foundation, 2855 West Crestview Drive, Prescott,
yang teramati pada lokasi S. Dalam hal komposisi,
Arizona 86305 USA serangga polinator pada lokasi SPl didominasi oleh spesies-
spesies lebah sedangkan serangga polinator bunga
Kematian karang secara massal dapat berdampak pada rambutan yang terdapat pada lokasi S didominasi oleh lalat
populasi biota yang hidup berasosiasi eksositem karang Chrysomia. Secara umum serangga polinator lebih aktif
tersebut. Penelitian secara time series data dalam kurun pada pagi hari dan mencapai puncaknya pada pukul 11,
waktu lama masih jarang dilakukan di Indonesia. Penelitian namun Chrysomia pada lokasi SPl menunjukkan pola
yang bertujuan untuk mengetahui kondisi populasi ikan kunjungan yang sama sepanjang hari. Dengan demikian,
hias setelah kematian karang secara massal ini telah perkebunan kelapa sawit telah menyebabkan berubahnya
dilaksanakan sejak tahun 1997 hingga 2014 pada 6 lokasi diversitas, komposisi dan kelimpahan serangga polinator
transek permanen di perairan Kota Padang. Penelitian tanaman rambutan bahkan mengubah pola waktu
menggunakan metode transek garis untuk mengetahui kunjungannya.
kondisi tutupan karang hidup dan transek sabuk dengan
ukuran 2.5 m ke kiri, kanan dan atas garis transek. Diversitas, kelapa sawit, komposisi serangga polinator,
Pengamatan memfokuskan pada ikan kelompok rambutan
Caetodontidae. Hasil penelitian menjukkan terjadi
peningkatan jumlah populasi ikan hias tertinggi di Pulau
Pisang (72,46%), Pulau Pieh (40,16%) dan terendah di BO-61
Gosong Air (30,00%). Sedangkan kondisi jumlah jenis ikan
antara ke tiga lokasi tersebut ditemukan tertinggi pada tetap Distribusi populasi dan keanekaragaman bakteri
di Pulau Pisang (45,83%), Gosong Air (32,43%) dan air sungai, sumur dan laut di Cirebon, Jawa Barat
terendah (28,57%). Data ini menunjukkan lokasi yang
dekat dengan daratan utama lebih tinggi peningkatan Ida Indrawati, Rindi Megasari Budiati
pemulihan kondisi baik secara jumlah populasi maupun Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
jenis ikannya, kecuali jumlah populasi di Gosong Air lebih
242 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712 Center for Plant Conservation, Bogor Botanic Gardens, Indonesia Institute
psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: ida.indrawati81@gmail.com of Sciences. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor 16003, West
Java. Tel./Fax. +62-251-8322187, email: puspitakrb@yahoo.com
Distribusi populasi dan keanekaragaman bakteri yang
berasal dari sampel air tawar dan air laut yang berada di Bantimurung Bulusaraung National Park (or abbreviated as
wilayah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cirebon, Babul National Park), is located in South Sulawesi, covers
Jawa Barat selalu berfluktuasi sesuai sifat air yang dinamis. an area of 43.750 hectares. Geographically, this area lies
Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tentang between 119o34'17"-119o55'13" E and 4o4249"-5o06'42" S.
distribusi bakteri dan mengetahui keanekaragaman jenis Located in the transition area of Asia and Australia zone,
bakteri air tawar dan laut disekitar pembangkit listrik the National Park has many unique flora and fauna.
tenaga uap (PLTU) Cirebon. Sampel air diambil dari sumur Inventory of orchid species in Babul National Park has
warga, sungai, sumur pantau, dan laut tempat pembuangan been conducted to study the orchid diversity in that area.
air limbah PLTU Cirebon. Metode yang digunakan adalah There were found 55 orchid species recorded which consist
metode deskriptifeksploratif di laboratorium.metode Total of 29 genera, including 37 species of epiphytic orchids and
Plate Count (TPC) untuk mengetahui distribusi populasi 18 species of terrestrial orchids. Habenaria beccarii is very
bakteri. Isolasi bakteri dilakukan dengan medium Nutrient common terrestrial orchid and Aerides inflexa is very
Agar dan diidentifikasi menggunakan pewarnaan Gram dan common epiphytic orchid in this area. Coelogyne
uji biokimia. Hasil penelitian diperoleh populasi bakteri celebensis and Aerides inflexa have known as endemic
tertinggi dari air tawar sampel sumur dangkal yaitu 42,62 x orchid of Sulawesi. Three species of Genus Nervilia, which
10-7dan air laut sebesar 58,47 X10-7. serta didapatkan are N. punctata, N. plicata, and N. aragoana, have found
sepuluh isolat bakteri, yaitu Pseudomonas aeruginosa, together in this area.
Eschericia coli, Eschericia freundii, Shigella shigae,
Salmonella Para Type A,B,C, Alcaligenes metallicaligenes, Bantimurung Bulusaraung National Park, inventory, orchid,
Escherichia alkalescens, Paracolon californe,Alcaligenes South Sulawesi
faecalis, dan Hafnia (kauffm-ent 257).

Air, Cirebon, keanekaragaman bakteri, Total Plate Count BP-03


Ex situ conservation of Amorphophallus titanum in
BP-01 Bogor Boranic Garden, West Java
Dwi Murti Puspitaningtyas, Siti Roosita Ariati
Kebun Raya Samosir: Studi tentang kekayaan
Center for Plant Conservation, Bogor Botanic Gardens, Indonesia Institute
flora dan potensinya of Sciences. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor 16003, West
Java. Tel./Fax. +62-251-8322187, email: puspitakrb@yahoo.com
Sri Hartini, Sahromi
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor
The titan arum (Amorphophallus titanum (Becc.) Becc.), is
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email: a native and endemic plant to Sumatra. It was discovered in
ssahromi@yahoo.co.id the 19th century by the Florentine botanist Odoardo
Beccari (1843-1920).The gigantic inflorescences of this
Kebun Raya baru akan dibangun di Pulau Samosir, plant have been regarded as a flagship species for Bogor
Sumatera Utara. Di lokasi ini cukup banyak jenis tumbuhan Botanic Gardens. These plants naturally grow in the
yang dapat ditemukan. Banyak diantara jenis-jenis tersebut rainforests, or local inhabitants crop plantation. In the
belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Tujuan dari wild, its population suffer from an increasing pressure on
penelitian ini adalah menginventarisasi jenis-jenis their natural habitat, or by cutting them off as weed. In
tumbuhan berpotensi yang terdapat di lokasi calon Kebun addition, illegal loggings may also be the other threats of
Raya Baru di Pulau Samosir. Metode yang digunakan its population. Bogor Botanic Gardens can play an
dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Hasil important role in the ex-situ conservation of the species.
penelitian menunjukkan bahwa tidak kurang dari 48 jenis This plant has been growing for ex situ conservation since
tumbuhan yang berpotensi sebagai penghasil kayu, 1954. The cultivation of A. titanum is not easy but it offers
tanaman hias, penghasil buah, tanaman obat, penghasil a challenge for any horticulturist.
rempah terdapat di lokasi ini.
Endemic, flagship species, Sumatra
Flora berpotensi, Kebun Raya Samosir, Sumatera Utara

BP-04
BP-02
Keanekaragaman semai suku Euphorbiaceae di
Orchid inventory in Bantimurung-Bulusaraung Kawasan Hutan Taman Nasional Halimun Salak,
National Park, South Sulawesi Jawa bagian barat
Dwi Murti Puspitaningtyas
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 243

Inge Larashati Subro BP-06


Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cibinong
Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Pemetaan Serbuksari di Kebun Raya Bogor
Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax. +62-21-8765062. email:
ingels@ymail.com Sudarmono, Sumanto
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
Euphorbiaceae adalah salah satu suku dari tumbuhan yang Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor
memiliki kemampuan tinggi untuk beradaptasi dengan 16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
s_darmono@yahoo.com
berbagai kondisi lingkungan dan memiliki banyak anggota
jenis yang menyebar di berbagai tipe hutan tropis terutama
di kawasan Malesia. Walaupun demikian beberapa jenis Morfologi serbuk sari berpengaruh terhadap proses evolusi
dari suku Euphorbiaceae diperkirakan memiliki daerah tanaman. Kebun Raya Bogor mempunyai koleksi yang
persebaran yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk cukup lengkap dalam hal keanekaragaman koleksinya dan
mengetahui keberadaan tumbuhan bawah dari suku keragaman serbuksarinya. Tujuan penelitian ini
Euphorbiaceae yang memiliki diameter < 2 cm. Penelitian memberikan informasi tentang serbuksari berupa
ini menggunakan metode eksplorasi dan membuat petak morfologi, ornamentasi, ukuran dan implikasinya bagi
kuadrat seluas 1 hektar. Hasil penelitian menunjukkan konservasi tanaman pada koleksi Kebun Raya Bogor.
terdapat 4 jenis tumbuhan bawah yang termasuk ke dalam Metode yang digunakan yaitu serbuk sari diletkkan pada
suku Euphorbiaceae yaitu Antidesma tetandrum, slide mikroskop dan diperiksa menggunakan mikroskop
Glochidion arborescens, Macaranga triloba dan Ostodes cahaya di Laboratorium Treub Kebun Raya Bogor, Jawa
panniculata. Barat dimana sebelumnya dibersihkan dengan acetolisis.
Ada 35 spesies yang dianalisa secara acak dan
Euphorbiaceae, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, ornamentasinya dari simetri oval sampai dengan oval
tumbuhan bawah berduri. Ornamentasi dari eksin secara sistematika
memberikan informasi sistematika kekerabatan yang jelas.
Untuk famili yang sama mempunyai ornamentasi yang
sama, misalnya pada Lamiaceae dan Malvaceae.
BP-05
Kebun Raya Bogor, kekerabatan, palinologi, serbuk sari
Morfologi daun, bunga dan serbuksari serta
implikasi kekerabatannya; Studi kasus Famili
Lamiaceae
BP-07
Sudarmono, Sumanto
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Komposisi dan keanekaragaman flora di Kawasan
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor Hutan Lindung Gunung Pesagi, Lampung Barat
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
s_darmono@yahoo.com Muhammad Efendi, Intani Quarta Lailaty, Nudin,
Ujang Rustandi, Ahmad Daseng Samsudin
Morfologi tidak hanya dilihat secara visual atau UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu
makromorfologi namun juga pada skala mikro atau Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253,
mikromorfologi. Dalam hal ini serbuk sari sebagai bagian Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233.

email: intaniquarta@yahoo.com
dari alat reproduksi tanaman berperan dalam kedekatan
kekerabatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pengungkapan jenis dan komposisi tumbuhan di berbagai
kekerabatan pada Famili Lamiaceae melalui morfologi
kawasan diperlukan dalam upaya konservasi tumbuhan dan
daun, bunga dan serbuk sarinya. Sampel yang digunakan
perlindungan ekosistem dataran tinggi basah Indonesia,
dari marga Orthosiphon, Coleus dan Ocimum. Untuk
salah satunya di Gunung Pesagi, Lampung Barat. Hutan
tingkat jenis yang sama pada Orthosiphon aristatus
Lindung gunung ini menyimpan keanekaragaman flora
(Blume) Miq. atau kumis kucing bunga ungu dan putih
Sumatera, tetapi belum banyak dilaporkan. Tujuan
serta Orthosiphon sp. dilakukan pengamatan morfologi
penelitian ini adalah menganalisis struktur, komposisi serta
serbuk sari dengan Mikroskop Pemindai (Scanning
jenis tumbuhan di kawasan Gunung Pesagi. Metode
Electron Microscope). Morfologinya anggota famili
analisis vegetasi menggunakan purposive sampling dengan
Lamiaceae pada daun, bunga dan serbuk sari ternyata mirip
petak contoh (plot) berukuran 10x10 m2 untuk pohon dan
satu sama lainnya. Serbuk sari memiliki jumlah apertur 6
5x5 m2 untuk tumbuhan bawah. Pengambilan sampel
atau banyak pada permukaan yang disebut poly, dan
dilakukan dengan membagi 4 plot pada ketinggian 1225-
permukaan serbuk sari berbentuk reticulate. Morfologi
1375 m dpl. dengan selisih ketinggian 50-75 m dpl. Hasil
pada tanaman dapat menentukan kekerabatan pada suatu
penelitian menunjukkan sebanyak 37 jenis pohon dan
jenis tanaman itu sendiri, khususnya pada famili
tumbuhan bawah yang terdiri dari 114 jenis diinventarisasi
Lamiaceae.
dalam plot pengamatan dengan jumlah secara berurutan 88
dan 1205 total individu. Untuk tingkatan pohon, Ficus spp.
Bunga, daun, morfologi, reticulate, serbuk sari
mendominasi plot pada ketinggian 1225 m dpl. dengan
Indeks Nilai Penting (INP) 31.30%, sedangkan pada
244 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

ketinggian 1270-1375 m dpl. didominasi oleh Syzygium Gunung Pesagi merupakan salah satu kawasan Hutan
spp. dengan INP berturut-turut yaitu 43.61%, 56.92% dan Lindung yang dikelola oleh Dinas Kehutanan, Kabupaten
58.29%. Jenis Coffea sp. (INP 27.25%), Callamus sp. (INP Lampung Barat, Lampung. Data dan informasi terkait
16.83%) mendominasi tumbuhan bawah pada ketinggian keanekaragaman dan potensi tumbuhan dari Hutan Lindung
1225 dan 1275 m dpl. Strobilanthes sp. mendominasi pada gunung pesagi masih sangat terbatas. Penelitian ini
ketinggian 1325-1375 m dpl. dengan INP 2.93% dan ditujukan untuk mengetahui kondisi vegetasi hutan serta
27.53%. Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon-Wiener menginventarisasi keanekaragaman dan potensi tumbuhan
(H), Indeks Kekayaan (Dmg) dan Indeks Kemerataan (E) asli Hutan Lindung Gunung Pesagi. Berdasarkan hasil
untuk jenis pohon tergolong tinggi yaitu secara berurutan observasi dapat disimpulkan bahwa Hutan Lindung gunung
sebesar 3.4467, 8.0405 dan 0.9545. Begitu pula pada pesagi tergolong dalam hutan primer yang memiliki tingkat
tingkatan tumbuhan bawah diperoleh nilai indeks yang kerapatan tegakan cukup (40-70% penutup tajuk) dengan
tinggi, secara berurutan sebesar 8.950, 15.9284 dan 1,8802. kondisi vegetasi yang cukup baik. Selain itu Hutan
Lindung gunung pesagi juga memiliki 337 jenis tumbuhan
Analisis vegetasi, Gunung Pesagi, indeks nilai penting, yang terdiri dari 222 jenis tumbuhan non anggrek dan 115
keanekaragaman tumbuhan jenis anggrek. Lebih lanjut, hampir 50% tumbuhan yang
dikoleksikan memiliki potensi sebagai penghasil kayu,
tanaman obat, tanaman buah maupun tanaman hias.
BP-08
Gunung Pesagi, keanekaragaman, Lampung Barat, potensi,
Keanekaragaman tumbuhan tinggi dan paku- tumbuhan
pakuan Gunung Tambora, Sumbawa, Nusa
Tenggara Barat: 200 tahun setelah letusan
Yessi Santika, Arief Hidayat
BP-10
Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Pemungutan hasil hutan bukan kayu di Taman
Indonesia. Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46
Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax. +62-21- Nasional Gunung Halimun Salak oleh Masyarakat
8765062. email: santikaye@gmail.com Adat Kasepuhan Sinarresmi
Yelin Adalina
Status kawasan Gunung Tambora berubah menjadi Taman
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
Nasional pada 7 April 2015. Kajian sebelumnya merupakan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
dasar bagi perubahan status ini. Kajian lengkap di kawasan Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
ini merupakan hal yang menarik, mengingat 200 tahun lalu Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234, 7520067; Fax. +62-251 8638111;

Gunung Tambora meletus dan tercatat sebagai letusan email: yelinadalina@yahoo.com
terbesar yang tercatat dalam sejarah. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman flora Masyarakat Adat Kasepuhan sudah lama bermukim di
spermatophyta dan paku di TN Gunung Tambora, Nusa sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Tenggara Barat. Eksplorasi dilakukan melalui jalur (TNGHS) sebelum adanya perluasan kawasan taman
pendakian Kawinda Toi, yang terdapat di lereng bagian nasional dari luas 40.000 hektar menjadi 113.000 hektar.
utara. Telah dikoleksi sebanyak 437 spesimen herbarium, Keberadaan masyarakat Kasepuhan tidak dapat dipisahkan
yang terdiri dari spesimen lengkap dan voucher specimen. dalam pengelolaan TNGHS. Penelitian ini bertujuan untuk
Hasil identifikasi diketahui terdapat 207 jenis tumbuhan mengetahui jenis pemanfaatan TNGHS oleh masyarakat
tinggi dan 56 jenis paku-pakuan. Hasil eksplorasi ini Adat Kasepuhan Sinar Resmi. Penelitian dilakukan di Desa
merupakan penambahan data tumbuhan hasil eksplorasi ini Sirnaresmi pada bulan September 2014. Sebanyak 32
melengkapi data kajian sebelumnya. responden dipilih secara random. Responden merupakan
masyarakat Adat Kasepuhan Sinar Resmi. Data dianalisis
Gunung Tambora, flora secara kuantitatif dan kualitatif. Jenis hasil hutan bukan
kayu (HHBK) yang dimanfaatkan antara lain yaitu:
sebanyak 18,75% responden memanfaatkan tanaman obat,
seluruh responden memanfaatkan kayu bakar, 46,88%
BP-09 memanfaatkan bambu, 4,25% memanfaatkan tanaman hias,
Keanekaragaman dan potensi tumbuhan Hutan 6,25% memanfatkan rotan, dan 40,62% memanfaatkan
rumput sebagai pakan ternak. Selain pemungutan HHBK,
Lindung Gunung Pesagi, Lampung Barat
masyarakat Kasepuhan juga menggunakan lahan garapan
Muhammad Imam Surya1,, Inggit Puji Astuti2 TNGHS. Rata-rata pendapatan responden dari penggunaan
1
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu lahan TNGHS sebesar Rp 848.000/ha/bulan. Penggunaan
Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253, lahan TNGHS memberikan kontribusi sebesar 42,20%
Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233. terhadap total pendapatan rumah tangga responden.

email: muhammad.imam.surya@lipi.go.id
2
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Sumberdaya TNGHS merupakan tumpuan hidup bagi
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor masyarakat Kasepuhan dalam memenuhi kebutuhan
16003, Jawa Barat hidupnya.
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 245

Hasil hutan bukan kayu, HHBK, masyarakat adat Ria Faizah


Kasepuhan, pendapatan Pusat Penelitian dan Pengelolaan Perikanan. Gedung Balitbang KP II Jl.
Pasir Putih 2 Ancol Timur, Jakarta Utara. email: faizah.ria@gmail.com

The scalloped hammerhead shark (Sphyrna lewini) is one


BP-11 of member of the family Shyrnidae that have highly
Tumbuhan epifit, parasit dan pencekik pada mobile, important economic value and susceptible to
koleksi palem Kebun Raya Bogor overharvesting. This research aims to obtain data and
information about the size distribution and biological
Sumanto aspects of the scalloped hammerhead sharks as a first step
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu to determine management measures. This research was
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor conducted in March, August, December 2010, January and
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
sumanto0567@yahoo.com
October 2011 in the PPI Tanjung Luar, Lombok Timur,
West Nusa Tenggara. Data were collected from the
Telah dilakukan penelitian tumbuhan efifit,parasit dan surveyed areas including the length of frequency and the
pencekik pada koleksi Arecaceae (palem-paleman) dari sex composition. The results showed that the female of the
Kebun Raya Bogor pada 1-27 Juli 2015. Penelitian scalloped hammerhead sharks were caught more frequent
bertujuan mengidentifikasi tumbuhan yang tumbuh than males during the observation period with the sex ratio
menempel pada batang pohon palem termasuk efifit,parasit is 2.41: 1. The size distribution of the scalloped
atau pencekik, sehingga dapat dilakukan tindakan hammerhead sharks females and males were between 51-
selanjutnya. Dari hasil pengamatan ditemukan 16 jenis 310 cmTL with on average length of 208.68 cmTL. The
tumbuhan dalam 12 marga. highest number of hammerhead sharks found in December
2010 and January 2011 were between 30 to 40% of total
catches in the during of study. There is a positive
Efifit, Kebun Raya Bogor, parasit, pencekik, koleksi palem
relationship between the total length and the clasper length.

Biological aspect, clasper length, Scalloped hammerhead


BP-12 shark, size distribution
Biological aspect of Indonesian shortsnout spurdog
(Squalus hemipinnis) landed in the Cilacap Port,
Indonesia BP-14
Ria Faizah Kondisi fitoplankton di perairan Bintan Timur,
Pusat Penelitian dan Pengelolaan Perikanan. Gedung Balitbang KP II Jl. Kepulauan Riau
Pasir Putih 2 Ancol Timur, Jakarta Utara. email: faizah.ria@gmail.com
Tumpak Sidabutar
Indonesian Shortsnout Spurdog (Squalus hemipinnis) is one Lab. Plankton dan Produktivitas, 2Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, P.O.
of the members Elasmobranchi that have high economic Box.4801/JKTF Jakarta Utara 11048, Jakarta. Tel. +62-21-64713850, Fax.
value. Research on shark biology of Indonesian Shortsnout +62-21-64711948, email: tumpaksid@gmail.com
Spurdog was conducted between February-March 2011 in
the Cilacap port, Central Java. Data were collected from Kondisi fitoplankton merupakan salah satu parameter
the surveyed areas including the length of frequency, ekosistem perairan yang dapat menggambarkan keadaan
weight and sex composition. The results showed that the suatu perairan dan juga sebagai indikator tingkat kesuburan
highest frequency of Indonesian Shortsnout Spurdog was suatu perairan. Oleh karena itu peran fitoplankton sangatlah
found in February with length 60 cmTL (33%) and sex penting dalam kelangsungan kehidupan di ekosistem
ratio between males and females is 1: 1.97. The perairan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei dan
relationship between total body length and weight have the September 2015 di perairan Bintan Timur, Kepulauan Riau
equation W = 0,00001 x L 2,7673 with r = 0.8672. The untuk mengetahui kondisi fitoplankton sehubungan dengan
value of exponent b>3, which means this shark has a meningkatnya aktivitas manusia di daratan sekitarnya dan
positive allometric growth pattern. dampak perubahan iklim. Koleksi sampel fitoplankton
dilakukan dengan jaring fitoplankton berdiameter 25 cm,
Biology, Indonesian Shortsnout Spurdog, sex ratio, size panjang 125 cm dan ukuran pori-pori 20m. Teknik
distribution sampling dilakukan dengan menurunkan jaring
fitoplankton sampai kedalaman tertentu dan ditarik ke
permukaan secara vertikal dengan perlahan-lahan. Dari
BP-13 hasil penelitian diketahui kelimpahan fitoplankton pada
Mei lebih rendah dari September 2016. Rata-rata
Size distribution and biological aspect of the kelimpahan pada Mei 2016 sebesar 4.4 x 105 sel/m3 dan
scalloped hammerhead shark (Shyrna lewini) in September 2016 dengan kelimpahan 7.6 x 105 sel/m3.
Tanjung Luar, East Lombok, Indonesia Populasi fitoplankton umumnya didominasi oleh jenis
246 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

diatom dengan kelimpahan relatif sebesar 99.28% dari BP-16


jumlah total dan kelimpahan jenis dinoflagellata sangat
rendah sebesar 0.72%. Jenis fitoplankton yang predominan Keanekaragaman spesies jamur antagonis
pada Mei adalah Chaetoceros (35%), Thalassiotrix (21%) rhizosphere competence yang diisolasi dari tanah
dan Hemialus (10%) sedang bulan September adalah dan potensinya untuk pengendalian Rhizoctonia
Thalassiotrix (32%), Chaetoceros (18%) dan Nitzschia solani pada tanaman kedelai
(12%). Berdasarkan indeks keanekaragaman dan stabilitas
komunitas fitoplankton maka kondisi perairan tergolong Eriyanto Yusnawan, Alfi Inayati
sedang dan belum mengalami tekanan ekologis serius. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Jl. Raya
Keseimbangan komunitas fitoplankton tergolong labil Kendalpayak Km 8, PO Box 66 Malang 65101, Jawa Timur. Tel.: +62-
mengarah ke kondisi stabil dan kekayaan jenisnya masih 341-801468, 801075, Fax.: +62-341-801496, email:
yusnawan@yahoo.com
tergolong sedang. Kondisi perairan Bintan Timur pada saat
penelitian ini relatif masih baik dan belum mengalami
Jamur yang termasuk dalam genus Trichoderma, Fusarium,
tekanan yang cukup serius oleh aktivitas antropogenik.
Penicillium, dan Phoma memiliki sifat mampu mengkoloni
perakaran tanaman (rhizosphere competence) dan
Fitoplankton, kelimpahan, indeks komunitas, struktur berpotensi untuk pengendalian penyakit tanaman.
komunitas Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur antagonis
dari tanah dan menguji potensinya untuk pengendalian
penyakit yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani pada
BP-15 tanaman kedelai. Hasil isolasi dari tanah didapatkan 50
isolat jamur, dimana Trichoderma merupakan genus yang
Potensi regenerasi Shorea spp. di tegakan benih mudah diisolasi. Jamur genus ini mudah ditumbuhkan pada
KHDTK Haurbentes, Jawa Barat media PDA karena bersifat saprofit dengan laju
Kurniawati Purwaka Putri, Yulianti, Dede Jajat pertumbuhan yang relatif cepat dibandingkan dengan genus
Sudrajat yang lain semisal Fusarium, Penicillium, dan Phoma. Hasil
uji kultur ganda antara isolat yang didapatkan dengan R.
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Jl. Pakuan,
Ciheuleut PO Box 105, Bogor 16100, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251- solani menunjukkan bahwa mayoritas isolat yang diuji
8327768. email: niapurwaka@yahoo.co.id mampu menekan pertumbuhan koloni patogen. Persentase
penghambatan mencapai 98,7%. Dari semua isolat yang
Biodiversitas suatu ekosistem dipengaruhi oleh tingkat didapatkan, tiga belas isolat terpilih diuji kemampuannya
dominansi suatu jenis terhadap jenis lainnya. Salah satu untuk mengkoloni perakaran tanaman kedelai. Isolat yang
syarat penunjukan sumber benih untuk kelas Tegakan mengkoloni perakaran mampu tumbuh pada media PDA 3-
Benih Teridentifikasi (TBT) adalah komposisi jenis harus 5 hari setelah inkubasi. Isolat yang mampu mengkoloni
didominasi jenis yang menjadi target untuk menghasilkan perakaran berpotensi digunakan sebagai agen hayati untuk
benih. Sistem regenerasi sangat penting karena dapat mengendalikan R. solani pada tanaman kedelai.
menjamin keberadaan pohon induk pada masa mendatang.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi regenerasi Jamur antagonis, jamur tular tanah, uji kultur ganda,
Shorea spp. dalam rangka kelestarian sumber benih di rhizosphere competence
Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)
Haurbentes, Jasinga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian
menggunakan analisis vegetasi dengan plot pengamatan BP-17
berupa klaster plot berbentuk lingkaran berukuran 17,95 m.
Klaster plot dibuat sebanyak 7 plot yang mewakili tahun Keanekaragaman Piper liar di hutan sekunder
tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis S. Kebun Raya Eka Karya Bali
pinanga (klaster plot 1 dan 6), S. selanica (klaster-plot 3
dan 4) dan S. stenoptera (klaster plot 2, 5 dan 7) I Nyoman Peneng, Putri Sri Andila
mendominasi tingkat pohon dan tiang. Keadaan ini cukup UPT. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali,
ideal karena nantinya diharapkan vegetasi tingkat tiang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Candikuning, Baturiti, Tabanan
82191, Bali. Tel. +62-368-2033211, email: putribot11@gmail.com
dapat menggantikan pohon induk yang mati atau sudah
tidak produktif menghasilkan buah. Faktor penyebab
Kebun Raya Eka Karya merupakan pelestarian Tanaman
perbedaan jenis yang mendominasi adalah perbedaan jenis
secara ex-situ kususnya untuk kawasan Hutan Tropis
yang ditanam pada awal penanaman. Sebagian besar jenis
dataran tinggi di Indonesia bagian Timur. Uniknya, kebun
yang mendominasi di tingkat pancang dan semai berbeda
raya Eka Karya Bali merupakan bekas kawasan hutan
dengan tingkat pohon dan tiang (diluar target) (klaster-plot
sekunder yang berlokasi di Bali bagian utara, Desa
2, 3, 4, 6,7), sehingga kesempatan untuk berkembang
Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan,
menjadi tingkat tiang dan bahkan pohon menjadi rendah.
Bali. Kawasan reboisasi ini memiliki ekosistem basah,
ditumbuhi oleh beranekaragam pepohonan yang telah
Dominasi, KHDTK Haurbentes, regenerasi, Shorea, tegakan tumbuh liar dan berbatasan langsung dengan kawasan
benih teridentifikasi Cagar Alam Batukahu,sehingga keanekaragaman flora
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 247

lainnya menjadi tinggi, termasuk keragaman Piperaceae Arecaceae, Bali Barat, Gunung Mesehe, Hutan Lindung,
(Piper spp.) Piper merupakan anggota Famili Piperaceae palem
yang memiliki banyak potensi, misalnya sebagai tanaman
obat dan atsiri. Sebagian besar Piper merupakan
tumbuhanwoody climber yang melilit pepohonan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi
keanekaragaman Piper liar yang tumbuh di kawasan Hutan
sekunder Kebun Raya Eka Karya Bali serta mempelajari
habitatnya. Ada 5 spesies Piper liar yang ditemukan yaitu Ekosistem
Piper hispidum, P. sarmentosum, P. flavimarginatum,
Piper sp. 1, dan Piper sp. 2. Habitat alami teduh dengan
kisaran PH tanah 6-7, kelembaban tanah 60-80%, CO-01
kelembaban 62-73% RH dan ketinggian 1.330 meter di atas
Studi populasi dan pola tata ruang anggrek epifit
permukaan laut. Piper tumbuh dengan berasosiasi dengan
pohon-pohon, antara lain: Cyathea contaminans, Biscovia
(Orchidaceae) di Cagar Alam Sempu, Malang,
javanica, Syzygium polyanthum, dan Manglietia glauca. Jawa Timur
Asep Sadili
Biodiversitas, dataran Tinggi, hutan sekunder, hutan tropis, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Piper Indonesia. Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46
Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax. +62-21-
8765062. email: asep.sadili@gmail.com

BP-18 Pulau Sempu merupakan kawasan hutan cagar alam yang


berada di Malang, Jawa Timur. Kawasan ini merupakan
Inventarisasi keanekaragaman palem (Arecaceae) habitat alami bagi jenis-jenis anggrek epifit dataran rendah.
di Gunung Mesehe, kawasan Hutan Lindung Bali Penelitian menggunakan plot memanjang 10 x 1.000 m2 (1
Barat ha) dari pantai Semut ke arah pantai Sumber Air Tawar.
I Nyoman Peneng, Putri Sri Andila Hasil pendataan tercatat 4 jenis dari 4 marga dengan
UPT. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali,
kerapatan 77 rumpun. Jenis utama adalah anggrek
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Candikuning, Baturiti, Tabanan Taeniophyllum cf. biocellatum (NP=130,12% dan
82191, Bali. Tel. +62-368-2033211, email: putribot11@gmail.com SDR=65,60%); Dendrobium subulatum (NP=34,94% dan
SDR=17,47%); Grosourdya appendiculata (NP=32,03%
Provinsi Bali memiliki hutan seluas 130.766,06 ha atau dan SDR=16,01%); dan Dendrobium crumenatum
22,42% dari luas daratan Pulau Bali. Sebagian besar (NP=2,91% dan SDR=1,45%). Pola tata ruang sebaran
kawasan hutan berfungsi sebagai Hutan Lindung, hutan menggunakan tiga variabel yaitu indeks dispersi, indeks
produksi dan hutan konservasi (Cagar Alam, Taman clumping dan indeks greens diuji berdasarkan chi-square
Nasional, Taman Wisata Alam, dan Taman Hutan Raya). dari masing masing jenis menunjukan pola acak.
Dengan luas hutan yang begitu luas masih banyak
keanekaragaman flora dan fauna yang belum tercatat dan Anggrek, Jawa Timur, populasi, tata ruang, Sempu
terkoleksi dengan baik. Gunung Mesehe merupakan salah
satu Hutan Lindung di kawasan Bali Barat, Kabupaten
Jembaran, Bali. Kawasan hutan ini masih belum banyak
terekseplorasi, termasuk jenis tjenis tumbuhan palem.
CO-02
Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi Trees of West Kalimantan Peatland Forest
keanekaragaman palem di Gunung Mesehe. Penelitian influence on variability of water and carbon input
dilakukan pada 7-11 September 2015. Metode eksplorasi
through stemflow mechanism
digunakan dalam penelitian ini, diikuti oleh pengambilan
material herbarium, dan material hidup. Herbarium Dwi Astiani
disimpan di Herbarium Kebun Raya Eka Karya Bali, Faculty of Forestry, Universitas Tanjungpura. Jl. Prof. Hadari Nawawi,
sedangkan tanaman hidup ditanam kembali sebagai Pontianak 78121, West Kalimantan, Indonesia. Tel.: +62-561-765342,
tanaman koleksi. Kondisi ekologi iklim mikro tumbuhan 583865, 732500, Fax.: +62-561-765342, email: astiani.dwi@gmail.com
juga dicatat. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat lima
jenis palem yang ditemukan yaitu: Pinanga arinasae Hydrology controls the chemical and biotic processes in
Witono, Pinang sp., Areca catechu L., Caryota mitis Lour. peatlands, influencing interactions among vegetation,
dan Calamus sp. Penemuan P. arinasae di Gunung Mesehe nutrient dynamics, and carbon fluxes.The effects of forest
merupakan catatan baru persebaran jenis palem ini di Pulau degradation revealed severe changes in the hydrological
Bali, yang sebelumnya hanya ditemukan di Kawasan Bukit cycle such as variability of water input on forest floor, soil
Tapak, Bali Utara. Sedangkan Pinang sp. merupakan water storage and the ability to abstract water from soil
koleksi baru Kebun Raya Eka Karya Bali yang berpotensi depth. A study had been conducted to investigate part of
sebagai spesies baru dan catatan baru di Kawasan the cycle, the amount of water and carbon input through
Kepulauan Sunda Kecil. stemflow mechanisme into peatland forest floor for 2 years.
248 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Stemflows were measured on 13 trees species within the terdekomposisi dibandingkan R. apiculata. Laju
area ranging from 10-30 cm dbh. Then the trees were dekomposisi serasah daun A. marina pada hari terakhir
grouped to three bark types (smooth, mid, and rough) to penelitian untuk stasiun 1 dan stasiun 2 adalah 0,026 dan
investigate wether it had influenced the inputs. Results 0,019, sedangkan untuk R. apiculata adalah 0,013 dan
showed that with mean annual precipitation of 0,011, laju dekomposisi untuk kedua jenis spesies tersebut
3171122mm, annual mean stemflow for the area was tergolong dalam kategori cepat. Waktu paruh atau waktu
59735mm. Further analysis demonstrated that tree species yang dibutuhkan untuk proses dekomposisi setengah dari
with smoother bark textures tend to bring more water to berat awal (t50) pada serasah A. marina terjadi pada hari ke
forest floor compared to mid and rough bark textures (46% 26 (stasiun 1 ) dan pada hari ke 37 pada stasiun 2, dan
and 42.5% more than rough and intermediate untuk jenis R. apiculata t50 terjadi pada hari ke 53 dan hari
consecutively). The carbon input also show similar trend. ke 64 untuk stasiun 1 dan stasiun 2. Kandungan C-organik
The results implied that significant amount of water could dalam serasah daun A. marina lebih tinggi dibandingkan
be slower down come to forest floor through this pada R. apiculata.
mechanism and protected forest soil.
Dekomposisi, Desa Leungah, mangrove, produktivitas,
Annual stemflow, hydrological cycle, tree barks, tree species serasah

CO-03 CO-04
Dekomposisi serasah daun mangrove Avicennia Identifikasi lahan dan vegetasi pada kawasan
marina dan Rhizophora apiculata pada ekosistem hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) untuk
mangrove di Desa Leungah Kecamatan pengembangan agroforestri di KHDTK Labanan,
Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
Irma Dewiyanti1,, Sayyid Afdhal El Rahimi1, Rina Wahyu Cahyani, Asef Kurniyawan Hardjana
Kemalahayati1, Cut Yulvizar2 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa.
1
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jl. A.W. Syahranie No. 68 Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan
Universitas Syiah Kuala. Jl. Teuku Nyak Arief, Darussalam, Banda Aceh Timur. email: rinaw.b2pd@gmail.com
23111, Aceh. Tel./Fax. +62-651-51321, 555622, 51977, Psw. 4187,

email: irma_alfian@yahoo.com Akses masyarakat sekitar KHDTK (Kawasan Hutan


2
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh 23111, Aceh
Dengan Tujuan Khusus) untuk beraktivitas menjadikan
kawasan tersebut tidak aman. Menjawab hal tersebut,
Mangrove berperan penting secara ekologis karena optimasi produktivitas lahan dengan pola agroforestri bisa
memiliki produktivitas yang tinggi melalui serasah diterapkan. Diharapkan melalui sistem agroforestri ini,
mangrove yang jatuh keperairan dan lantai hutan pemanfaatan dan produktivitas lahan hutan alam di
mangrove. Serasah mangrove yang mengalami proses KHDTK Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
dekomposisi merupakan komponen sumber nutrient yang dapat lebih dioptimalkan dalam menghasilkan pangan,
utama dimana daun mangrove diuraikan oleh dekomposer, energi dan mengkonservasi air, selain itu fungsinya sebagai
sehingga menjadi sumber unsur hara bagi tumbuhan kawasan hutan tetap terjaga. Tujuan penelitian ini adalah
mangrove sendiri dan biota akuatik yang menjadikan untuk mengetahui kondisi lahan di bawah tegakan hutan;
mangrove sebagai habitat tempat hidup. Produktivitas menghasilkan data vegetasi di dalam plot penelitian; dan
perairan pada umumnya tergantung pada zat hara yang mengetahui stok karbon tumbuhan bawah. Metode
berasal dari serasah dimana merupakan sumber energi yang penelitian dimulai dengan pengambilan sampel tanah,
penting bagi hewan estuaria. Penelitian ini bertujuan untuk analisis vegetasi dan pengambilan sampel biomassa
mengetahui laju dekomposisi dan t50 pada serasah daun tumbuhan bawah. Berdasarkan hasil analisa laboratorium
mangrove Avicennia marina dan Rhizophora apiculata, keadaan pH tanah pada plot penelitian berkisar antara 5-7,
serta untuk menentukan kandungan C-organik yang dengan nilai N total < 0,3%, P total < 49 mgP205/100g, K
terdapat pada serasah daun A. marina dan R. apiculata total pada umumnya berkisar 2-8 mgK20/100g, dan
yang mengalami dekomposisi. Penentuan kandungan C- kandungan C organic tanah < 2,1%. Vegetasi didominasi
organik dilakukan menggunakan metode Walkey Black. oleh jenis cunday (Saraca declinata) yaitu sebanyak 43
Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan mangrove Desa pohon/ha dengan luas bidang dasar 21,55 m2/ha. Indeks
Leungah, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar. nilai penting (INP) vegetasi tertinggi terdapat pada jenis
Pada penelitian ini ditempatkan dua stasiun, stasiun I cunday (Saraca declinata) sebesar 51,43% dan terendah
terletak mengarah ke arah laut, stasiun 2 mengarah ke arah pada jenis bintangur (Callophyllum sp.) sebesar 2,89%.
darat. Metode yang digunakan untuk pengukuran laju Stok karbon tumbuhan bawah di lokasi penelitian berkisar
dekomposisi pada penelitian ini adalah menggunakan antara 1,470-1,752 ton/ha.
litterbag yang terbuat dari jaring nilon dengan mesh size1,5
mm (berukuran 20 cm x 30 cm). Hasil penelitian INP, karbon, KHDTK Labanan, vegetasi
menunjukkan bahwa serasah daun A. marina lebih cepat
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 249

CO-05 Physical and chemical water paramaters were also analysed


to characterize the lakes and investigate the effect of
Preliminary assessment of a tropical urban stream hydrochemical features on phytoplankton. Water sample
using benthic macroinvertebrates as a bioindicator was taken from five depth base on secchi disk
in Muara Angke, Jakarta, Indonesia measurement. The result showed that in 2010
phytoplankton abundance from hypoticzone to survace
Christopher Kelly1,, Jito Sugardjito2, Tatang ranged from 7,678-121,088 cell/L and increased in 2015
Mitrasetia2 which ranged from 55,000-669,933 cell/L. The diversity
1
King's College London, Strand, WC2R 2LS, London. email: and homogeny indeks of both years was low. We identified
chris.kellyy@gmail.com 37 genus from 4 classes in 2010 and the number of genus
2
Universitas Nasional, Jl. Sawo Manila, RT.14/RW.3, Pasar Minggu,
Jakarta Selatan 12520, Jakarta decrease to 18 genus in 2015. In 2010 we found
Chlorophyceae was the largest number (72.48%) followed
This paper presents a preliminary investigation into the by Cyanoophyceae (19.19%), Bacillariphyceae (7.76%)
downstream water quality of a heavily urbanised tropical and Dinophyceae (0.55%) futher in 2015 Bacillariphyceae
river. The purpose of the study was to assess the ecosystem (75.4%) take the largest number, the second was
health and functioning of the Muara Angke protected Chlorophyceae (18.91%), then Cyanophyceae (5.4%) and
mangrove area despite significant degradation of the Dinophyceae (0.55%). Trophic index evaluated with TSI
watercourse and surrounding ecosystems. Mangrove Carlson method and TSI value rised from 52.14 to 62.15.
ecosystems are known to function as biological filters,
removing pollutants and excess nutrients in a variety of Abudance, diversity indeks, eutrophycation, phytoplankton,
ways. Benthic macroinvertebrates are employed as a water parameters
biological indicator of water quality; their behaviour and
ecology making them ideal candidates for this purpose.
Species were assigned a pollution-sensitivity rating to CO-07
inform later analysis. Samples were collected at 4 upstream
sites to establish baseline stream water quality and Persepsi masyarakat tentang pengelolaan lahan di
ecosystem health. These sites were then compared with a Desa Nusapati, Kabupaten Mempawah,
site containing water which had already passed through a Kalimantan Barat
significant portion of the wetland area. Results showed a
clear difference in recorded taxa, with downstream site Emi Roslinda, Wiwik Ekyastuti, Siti Masitoh
dominated by a variety of highly pollution-sensitive Kartikawati, Syarifah
species, while upstream sites were dominated by species Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura. Jl. Prof. Hadari Nawawi,
Pontianak 78121, West Kalimantan, Indonesia. Tel.: +62-561-765342,
identified as having a high tolerance for both organic and 583865, 732500, Fax.: +62-561-765342, email: eroslinda71@gmail.com
inorganic pollution. These findings suggest that the Muara
Angke mangrove forest continues to function as a Pengelolaan lahan merupakan segala tindakan/perlakuan
biological filter, improving the quality of severely degraded yang diberikan pada suatu lahan untuk menjaga dan
upstream inputs and providing conditions suitable for mempertinggi hasil produktivitas lahan dengan
pollution sensitive species. This function requires further mempertahankan kelestariannya. Persepsi dalam penelitian
investigation to establish potential ecosystem services ini menggunakan konsep nilai dan kepentingan.
development in Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi
masyarakat akan pentingnya pengelolaan lahan dalam
Benthic macroinvertebrates, biological filter, ecosystems memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Nusapati.
services, urban wetland Pendekatan partisipasi menggunakan skoring dilakukan
untuk mengetahui macam-macam pengelolaan lahan yang
dilakukan masyarakat. Pengumpulan data primer dilakukan
CO-06 melalui kegiatan skoring dengan teknik diskusi kelompok
terfokus. Analisa data dilakukan secara tabulasi
Phytoplankton diversity in Sand pit Lake: berdasarkan nilai dan kepentingan. Hasil penelitian
Changes due to eutrophication menunjukkan bahwa kebun dengan pola agroforestri
merupakan lahan terpenting bagi masyarakat dengan jenis
Pelita Octorina, Bambang Kustiawan, Arif Supendi,
tanaman kebun utama berupa nenas dan pisang. Kebun
Ujang Dindin, Novita MZ.
dinilai paling penting karena dapat memenuhi kebutuhan
Muhammadiyah University of Sukabumi. Jl. R. Syamsudin No. 50, Kec.
Sukabumi 43115, Jawa Barat, email: p.octorina@gmail.com
dan kesejahteraan masyarakat secara langsung dan tidak
langsung. Sawah dapat menuhi kebutuhan masyarakat
The phytoplankton communities of semi opened eutrophic untuk memenuhi kebutuhan akan makanan pokok, dengan
sand pit lake was analysed during Mei-Juli 2010 and April- tanaman utama berupa padi dan tanaman selingan berupa
August 2015. We evaluated the changing of phytoplankton beberapa jenis palawija. Hutan rakyat merupakan tabungan
community characteristics after five years eutrophication bagi masa depan dengan berbagai jenis tanaman kehutanan
and analyzed their potential to support fish production. terutama tanaman gaharu, jabon dan sengon serta berbagai
jenis pohon buah. Sementara hutan merupakan warisan
250 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

yang terus dipertahankan karena merupakan tempat hidup Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Jl. W.R. Supratman, Kandang
Limun, Bengkulu 38371A , Bengkulu. Tel.: +62-736-21170, psw. 219,
bagi hewan dan tumbuhan lainnya yang bermanfaat untuk
Fax. +62-736-21290, email: bambangsulistyounib@gmail.com
lingkungan. Ancaman akan keberadaan kebun sawit perlu
mendapatkan perhatian khusus, karena kepentingan
This research was aimed for determining the accuracy of
ekonomi sangat mempengaruhi pola pengelolaan lahan
the boundary delineation of coral reefs area derived from
selanjutnya. Oleh karena itu, pengelolaan lahan kebun
various vegetation indices analysis of satellite Landsat
berbasis agroforestri perlu dipertahankan untuk
Thematic Mapper in Enggano Island, District of North
kelangsungan lingkungan yang lebih lestari.
Bengkulu, Bengkulu Province. The research method
applied was by doing analysis of various vegetation indices
Agroforestri, hutan rakyat, lahan, partisipasi, persepsi
of Landsat TM, which are Ratio Vegetation Index,
Normalized Difference Vegetation Index, Soil Adjusted
Vegetation Index, Transformed Soil Adjusted Vegetation
CO-08 Index, Modified Soil Adjusted Vegetation Index and
Transformed Vegetation Index. The result of every analysis
Fenologi mangrove dan restorasi kawasan of vegetation index then was used as a base for on-screen
mangrove terdegradasi di Semenanjung digitization or delineation areas where the boundary of
Banyuasin, Taman Nasional Sembilang, Sumatra coral reefs probably exist such that can be gained digital
Selatan data. The accuracy of the result was checked by overlaying
it onto Map of Coral Reefs derived from topographic map
Sarno1,, Rujito Agus Suwignyo1, , Zulkifli Dahlan2, of Joint Operation Group. The result of delineation
Munandar2, Moh. Rasyid Ridho1, Nita Aminasih1, boundary based on vegetation index is said to be Good if
Harmida1
1
the accuracy is 80%. The result of research shows that
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, the overall accuracy obtained were 67.11% (RVI), 66.42%
Universitas Sriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih Km 32, Kampus
Indralaya, Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Tel.: +62-711-580609, (NDVI), 73.33% (SAVI), 74.22% (TSAVI), 77.32%
580665, Fax.: +62-711-580644, email: sarno_klaten65@yahoo.co.id (MSAVI) and 77.33% (TVI) respectively. It revealed that
2
Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. Jl. the accuracy of the boundary delineation of coral reefs area
Palembang Prabumulih Km 32, Kampus Indralaya, Ogan Ilir 30662, derived from various vegetation indices analysis of satellite
Sumatera Selatan. email: rujito62@yahoo.com
Landsat Thematic Mapper were "Not Good", so that the
information obtained should not be used for further
Hutan mangrove berperan sangat penting bagi
analysis.
keberlangsungan berbagai eksosistem di kawasan pesisir.
Penyebab utama terjadinya degradasi mangrove di
Boundary delineation, coral reefs, Landsat, vegetation index
Semenanjung Banyuasin, Taman Nasional Sembilang
(TNS), Sumatera Selatan adalah alih fungsi menjadi
tambak. Restorasi kawasan mangrove terdegradasi
dimaksudkan untuk memulihkan pada kondisi semula, CO-10
sehingga fungsi ekosistem mangrove menjadi optimal.
Pengelolaan mangrove berbasis masyarakat menjadi kunci Association of Arbuscular Mycorrhizal Fungi
keberhasilan kegiatan restorasi kawasan mangrove (AMF) with the rhizosphere of Brachiaria
terdegradasi di TNS. Bibit mangrove dari tanam langsung precumbens from Gold Mine Tailing Area in
propagul mempunyai keberhasilan tumbuh (bertunas) yang Timika, Papua and its potential to the growth of
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang berasal Zea mays
dari polybag; Informasi tentang fenologi mangrove sangat
penting dalam pengelolaan bibit mangrove untuk Suharno1,2,, Endang Sutariningsih Soetarto 3, Retno
penanaman kawasan terdegradasi. Peran dan partisipasi Peni Sancayaningsih 3, Rina Sri Kasiamdari 3
1
masyarakat sangat penting dalam menjamin Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,
Cenderawasih University. Jl. Kamp Wolker, Perumnas 3 Waena, Jayapura
keberlangsungan proses restorasi khususnya di lahan 99351, Papua, Indonesia. Tel./Fax. +62-967-572115, email:
tambak, dalam menjaga kondisi hidrologi lahan. harn774@yahoo.com.
2
Graduate Program of Biology, Faculty of Biology, Universitas Gadjah
Mada. Bulaksumur campus, Sleman 55281 Yogyakarta.
Degradasi, fenologi, mangrove, Taman Nasional Sembilang 3
Faculty of Biology, Universitas Gadjah Mada. Bulaksumur campus,
Sleman 55281 Yogyakarta. email: retpeni@ugm.ac.id

CO-09 The role of arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) in the


process of rehabilitation of degraded land is very
The accuracy of boundary delineation of coral important, including the handling of sand tailings. In the
reefs area derived from various vegetation indices rehabilitation process, utilizing the AMF isolates from the
analysis of satellite landsat thematic mapper tailings area will be easier to adapt to the habitat that will
be rehabilitated. The purpose of this study was to determine
Bambang Sulistyo AMF that associated with Brachiaria precumbens derived
from the tailings area in Timika, Papua, and its potential to
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 251

the growth of maize (Zea mays). The method used to ketinggian tempat 5-20 m dpl., kelerengan 0-8%, suhu
determine the presence of AMF is a survey and wet sieving 25,0-29,0 oC, kelembaban 80-98% dan intensitas cahaya
method, while the calculation of percent infection was done 154-1148 lux. Jumlah jenis terbanyak berada pada tingkat
by slide method. The compatibility test and effectiveness of semai, semak dan herba (35 jenis di wilayah Cikeusik)
AMF inoculation on the Z. mays growth was conducted by dengan jenis vegetasi langkap (Arenga obtusifolia)
completely randomized design (CRD) with 4 treatments: mendominasi hampir di seluruh jalur penelitian (75%),
M0: control (without mycorrhiza); M1: Clariodeoglomus kecuali pada areal-areal dengan tutupan berupa rumpang
etunicatum BGR; M2: C. lamellosum L1A01S; M3: C. dan hutan sekunder yang kondisinya masih baik. Vegetasi
etunicatum L1A12D each with eight replications. The langkap ini menginvasi habitat badak jawa secara sporadis,
results showed that there is a presence of the FMA in the sehingga mengakibatkan berkurangnya sumberdaya pakan
rhizosphere of B. precumbens found in the tailings alami yang disukai badak jawa dan menjadi ancaman yang
deposition area Ajkwa Modified Deposition Area cukup serius. Di sisi lain, badak jawa juga menghadapi
(ModADA) of gold mine in Timika. AMF percent persaingan ruang dan sumberdaya pakan dengan banteng.
colonization at the root reached 73.3%, while the number
of spores in the rhizosphere is 8-25 per 10 g samples of soil Analisis vegetasi, badak jawa, banteng, habitat, Ujung Kulon
and increased to reach an average of 49.6 spores per 10 g
soil samples by trap methods. Based on morphological
identification, AMF found in the B. precumbens
rhizosphere are genus Glomus, Scutellospora, Acaulospora,
CO-12
and Claroideoglomus, whereas based on molecular Kualitas madu putih asal Provinsi Nusa Tenggara
identification, two isolates (L1A01S and L1A12D) Barat
identified as C. lamellosum L1A01S and C. etunicatum
L1A12D. The compatibility test showed that the AMF is Yelin Adalina, Evi Kusmiati
able to increase the growth of maize, and significantly Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
affect plant height, leaf area and relative growth rate. C. Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
lamellosum L1A01S derived from the tailings has better Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234, 7520067; Fax. +62-251 8638111,
effect than C. etunicatum L1A12D and C. etunicatum BGR
email: yelinadalina@yahoo.com

AMF, Brachiaria precumbens, tailing, Timika, Zea mays Kualitas madu adalah faktor yang penting dalam suatu
produk yang akan dipasarkan kepada masyarakat. Kualitas
madu di Indonesia mengacu pada Standar Nasional
CO-11 Indonesia (SNI) 2013. Tujuan penelitian ini adalah
menyediakan informasi tentang kualitas madu putih asal
Karakteristik habitat badak Jawa (Rhinoceros Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sampel madu diperoleh dari
sundaicus) dan kaitannya dengan persaingan pemungut madu lebah hutan (Apis dorsata) di Desa Piong,
sumberdaya pakan dan ruang di Taman Nasional Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima dan produsen madu
Ujung Kulon, Banten di Kota Mataram. Madu dianalisa di Laboratorium
Akademi Kimia Analisis dan Laboratorium Biofarmaka,
Sofiatin, Tati Suryati Syamsudin, Achmad Sjarmidi Bogor. Parameter yang diamati terdiri fisikokimia madu
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Jl. yang terdiri dari kadar air, tingkat keasaman, pH, warna,
Ganesha No. 10 Bandung 40132, Jawa Barat. Tel.: +62 22 251 1575, 250 kandungan zat aktif, kandungan gula (glukosa, fruktosa dan
0258, Fax: +62 22 253 4107. email: sofiatin@sith.itb.ac.id
sukrosa). Data dianalisis secara deskriptif. Hasil analisa
laboratorium menunjukkan bahwa kadar air kedua sampel
Wilayah Semenanjung Ujung Kulon, Banten merupakan madu tidak memenuhi SNI 2013 (maks 22%). Kandungan
habitat mamalia endemik badak jawa (Rhinoceros gula pereduksi, kandungan sukrosa dan tingkat keasaman
sondaicus). Keberadaan badak jawa beserta habitatnya di kedua sampel madu memenuhi SNI 2013. Madu putih dari
wilayah ini menjadi penting mengingat satwa ini berada jenis lebah Apis dorsata asal Kabupaten Bima mengandung
pada status Critically Endangered menurut RedList IUCN. zat aktif saponin, sedangkan madu putih merk X asal Kota
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi habitat Mataram mengandung flavonoid. Selama penyimpanan di
badak jawa berdasarkan karakteristik biofisik habitat dan dalam suhu refrigerator kedua sampel madu mengalami
bentuk persaingan sumberdaya pakan dengan mengetahui granulasi/kristalisasi.
pola penggunaan ruang dan waktu oleh badak jawa dan
banteng. Penelitian dilakukan di Semenanjung Ujung
Apis dorsata, kualitas, madu
Kulon pada empat wilayah konsentrasi sebaran badak jawa,
meliputi Cibandawoh, Cikeusik, Citadahan dan Cigenter
dengan mengamati kondisi habitat meliputi struktur dan
komposisi vegetasi menggunakan metode analisis vegetasi, CO-13
kondisi fisik kubangan dan tempat-tempat aktivitas badak
Jawa. Pengukuran mikroklimat juga dilakukan pada plot- Komunitas makrozoobentos di ekosistem lotik
plot yang sudah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan Kawasan Kampus Institut Teknologi Bandung,
bahwa kondisi fisik habitat cukup bervariasi dengan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat
252 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Andria Oktarina, Tati Suryati Syamsudin Leptocorisa acuta, populasi, serangan, Solok, tanaman padi,
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Jl. walang sangit
Ganesha No. 10 Bandung 40132, Jawa Barat. Tel.: +62 22 251 1575, 250
0258, Fax: +62 22 253 4107. email: andriaoktarina@ymail.com

Aliran sungai di Kawasan Kampus ITB Jatinangor, Jawa CO-15


Barat memiliki rangkaian aliran air dari bagian hulu sampai
Pengaruh lebar jalur tanam terhadap riap
ke bagian hilir. Pembangunan infrastruktur sekitar area
kampus di sepanjang aliran sungai tersebut akan mengubah tegakan Shorea leprosula dan Dryobalanops
struktur sungai. Makrozoobentos merupakan salah satu lanceolata pada sistem tebang pilih tanam jalur
hewan akuatik yang sering digunakan sebagai indikator M. Taufan Tirkaamiana1,, Afif Ruchaemi2, M.
biologi untuk menentukan perubahan lingkungan. Sumaryono2
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komunitas 1
Fakultas Pertanian, Universitas 17 Augustus 1945. Jl. Ir. H. Juanda No.
makrozoobentos akibat adanya pengaruh dari 80, Samarinda 75124, Kalimantan Timur. Tel./Fax. +62-541-743390,

pembangunan dan perbaikan infrastruktur seperti email: taufan_ta@yahoo.co.id
2
pembangunan danau buatan, perbaikan jalan dan saluran air Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman. Jl. Ki Hajar Dewantara,
Samarinda 75119, Kalimantan Timur
di kawasan kampus ITB Jatinangor. Penelitian dilakukan
dari Oktober 2013 sampai Maret 2014. Pencuplikan sampel
Salah satu upaya penyelamatan hutan tropis di Indonesia,
makrozoobentos dilakukan pada 8 stasiun ekosistem lotik
khususnya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas
menggunakan Jala Surber pada substrat berbatu dan
hutan produksi adalah melalui sistem Tebang Pilih Tanam
Pengeruk Eijkman pada substrat berpasir dan berlumpur.
Jalur (TPTJ) yang sebelumnya disebut Tebang Pilih Tanam
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh dari aktivitas di
Indonesia Intensif (TPTII) atau lebih dikenal dengan SILIN
sepanjang ekosistem lotik yang terjadi mempengaruhi
karena menerapkan teknik silvikultur intensif (Silin) dan
struktur dan komposisi makrozoobentos. Komposisi
menanam spesies target yang merupakan pohon unggulan
makrozoobentos di ekosistem lotik ditemukan 71 spesies
di jalur tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dengan 3 spesies dominan yaitu Anentome sp. (3.581 ind/
riap tegakan Shorea leprosula dan Dryobalanops
m2), Pleurocera sp. (1.241 ind/ m2) dan Corbicula sp.
lanceolata yang ditanam dengan lebar jalur tanam yang
(1.927 ind/ m2), serta 6 singleton species selama
berbeda. Data pertumbuhan diameter, riap diameter, dan
pencuplikan.
riap bidang dasar tegakan S. leprosula dan D. lanceolata
diperoleh dengan cara mengamati 4 PUP (Petak Ukur
Ekosistem lotik, Kampus ITB Jatinangor, komunitas
Permanen) dimana masing-masing PUP berukuran 100 m x
makrozoobentos, Singleton spesies, spesies dominan
100 m dan terdiri dari 5 jalur tanam sebagai ulangan di
areal IUPHHK PT Balikpapan Forest Industries di
Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur
CO-14 Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: rataan riap
Populasi dan serangan Leptocorisa acuta diameter dan bidang dasar tegakan pada jalur tanam 3
(Hemiptera: Alydidae) pada tanaman padi sawah meter untuk jenis S. leprosula sebesar 1,47 cm/th dan 1,09
di Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, m2/ha/th, S. leprosula pada lebar jalur tanam 6 meter
Sumatera Barat sebesar 2,08 cm/th dan 0,90 m2/ha/th, D. lanceolata pada
jalur tanam 3 meter sebesar 0,74 cm/th dan 0,34 m2/ha/th,
Munzir Busniah, Winarto, Parlen Deplomar
dan D. lanceolata pada jalur tanam 6 meter 1,14 cm/th dan
Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,
Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-
0,33 m2/ha/th. Perbedaan lebar jalur tanam 3 meter dan 6
72702, email: bmunzir@yahoo.co.id meter berpengaruh sangat signifikan terhadap pertumbuhan
dan riap diameter tegakan S. leprosula. Penerimaan
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui populasi dan Intensitas cahaya yang optimal pada daun akan
serangan walang sangit (Leptocorisa acuta Thumberg) mempercepat laju transpirasi, pembukaan stomata,
(Hemiptera: Alydidae) telah dilaksanakan di Kecamatan sehingga mempengaruhi proses laju fotosintesis.
Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat dari Sedangkan untuk D. lanceolata perbedaan lebar jalur
Desember 2014 sampai Februari 2015. Penelitian tanam tersebut tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
dilaksanakan dalam bentuk survei menggunakan metode dan riap diameter. Perbedaan lebar jalur juga tidak
pengambilan sampel secara Purposive Random Sampling. berpengaruh terhadap riap bidang dasar baik tegakan S.
Pengamatan dilaksanakan sebanyak empat kali selama fase leprosula maupun D. lanceolata. Hal ini disebabkan karena
generatif pertumbuhan tanaman padi dengan interval jumlah pohon per satuan luas pada lebar jalur 6 meter lebih
pengamatan satu minggu. Parameter pengamatan adalah kecil dibanding pada lebar jalur 3 meter.
kepadatan populasi, persentase malai terserang dan
persentase bulir terserang. Populasi walang sangit adalah Intensitas cahaya, jalur tanam, Shorea leprosula, silvikultur
5,4 ekor per enam rumpun, persentase malai terserang
74,7% dan persentase bulir terserang 31,1%.
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 253

CO-16 dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tutupan lahan di


kawasan Kamojang tersusun atas beragam jenis tumbuhan
Lalat rumah Musca domestica sebagai vektor mulai dari strata terendah, yaitu tumbuhan bawah hingga
parasit strata tertinggi, yaitu jenis pohon-pohonan.

Azham Alparisi, Aminah Aminah Kamojang, tumbuhan, vegetasi


Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Banten. Jl. Dr. Sitanala
Komplek SPK Neglasari, Kota Tangerang 15121, Banten. Tel./Fax.: +62-
21-5518420, email: aminah.vet@gmail.com
CO-18
Lalat rumah (Musca domestica) merupakan serangga yang
mengganggu estetika, merusak makanan, dan berperan Studi vegetasi di Kawasan Darajat, Jawa Barat
sebagai vektor mekanik penyebab penyakit pada hewan Teguh Husodo, Indri Wulandari, Herri Y.
ternak dan manusia. Lalat dapat membawa virus, bakteri, Hadikusumah
protozoa dan telur cacing pada bulu-bulu permukaan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
tubuhnya terutama kaki. Lalat menyukai lingkungan kotor Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
sebagai tempat untuk berkembang biak yang biasanya juga Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
berdampingan dengan tempat kegiatan manusia. Untuk psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: dozhusodo@gmail.com
mengidentifikasi keragaman parasit yang dapat disebarkan
oleh lalat, sebanyak 10 pool lalat M. domestica yang Kegiatan pembangunan atau pengembangan wilayah dapat
masing-masing terdiri atas 20 ekor lalat ditangkap dari 10 menjadikan terganggunya vegetasi disuatu wilayah, seperti
titik di Kelurahan Karangsari, Kota Tangerang, Banten. yang terjadi di kawasan Darajat, Garut, Jawa Barat.
Sampel lalat tersebut direndam pada larutan KOH 4% Keberadaan lokasi tujuan wisata di kawasan Darajat
selama 24 jam kemudian hasil sedimentasi dengan metode memberikan dampak pada keadaan sosial ekonomi di
sentrifugasi diperiksa di bawah mikroskop. Hasil wilayah sekitar, tetapi juga memberikan dampak terhadap
identifikasi sedimen menunjukkan bahwa 0,5% lalat yang keberadaan vegetasi di wilayah tersebut. Tujuan penelitian
diperiksa positif membawa telur nematoda usus Ascaris ini adalah untuk mengetahui struktur dan komposisi
lumbricoides infektif, 6% lalat membawa ektoparasit vegetasi di kawasan Darajat. Metode pengambilan data
tungau, dan 2% membawa caplak. Temuan ini memberi yang digunakan dalam studi ini adalah metode kuadrat
petunjuk jelas bahwa lalat M. domestica berperan penting menggunakan petak-petak kuadrat pada transek sabuk.
dalam penyebaran cacingan dan infestasi ektoparasit. Hasil dari studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
pada kawasan Darajat ditemukan 294 jenis tumbuhan dari
Ektoparasit, Musca domestica, nematoda, sedimentasi, 93 famili. Diantara jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan,
vektor 34 jenis diantaranya termasuk dalam kategori dilindungi
berdasarkan International Union for Conservation of
Nature (IUCN). Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan
tersebar dalam enam tipe komunitas, yaitu komunitas
CO-17 revegetasi, komunitas kawah, komunitas danau/rawa,
Studi vegetasi di Kawasan Kamojang, Jawa Barat komunitas hutan alam, komunitas riparian, dan komunitas
kebun. Berdasarkan studi yang telah dilakukan, dapat
Indri Wulandari, Teguh Husodo, Herri Y. disimpulkan bahwa tutupan lahan di kawasan Darajat
Hadikusumah tersusun atas beragam jenis tumbuhan, meliputi jenis-jenis
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dari kategori pohon, herba, semak, dan kategori tumbuhan
Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang bawah.
Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: indri.wulandari@unpad.ac.id
Darajat, tumbuhan dilindungi, vegetasi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur
komunitas tumbuhan dan komposisi vegetasi di kawasan
Kamojang, Jawa Barat. Metode pengambilan data yang CO-19
digunakan dalam studi ini adalah metode kuadrat
menggunakan petak-petak kuadrat pada transek sabuk. Kematian ikan nila di budidaya keramba jaring
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kawasan apung Desa Aranio dan Tiwingan Lama
Kamojang ditemukan 267 jenis tumbuhan dari 87 famili.
Muhamat, Hidayaturrahmah
Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan memiliki keragaman
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
berdasarkan stratifikasinya, yang terdiri dari jenis pohon, Universitas Lambung Mangkurat. Jl. A. Yani Km. 36, Banjarbaru 70714,
herba, semak, dan jenis tumbuhan bawah. Jenis-jenis Kalimantan Selatan, email: muhamatbjbr@gmail.com
tumbuhan itu tersebar dalam delapan tipe ekosistem, yaitu:
ekosistem hutan alam, ekosistem hutan produksi, ekosistem Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan mempunyai
semak belukar, ekosistem rawa, ekosistem riparian, wilayah minapolitan, yaitu Kecamatan Martapura, Karang
ekosisem kebun, ekosistem pekarangan, dan ekosistem Intan dan Aranio yang terletak disepanjang sungai Riam
binaan (arboretum). Berdasarkan studi yang telah Kanan. Kecamatan Aranio yang menjadi daerah
254 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

minapolitan ikan nila adalah Desa Aranio dan Tiwingan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
Lama. Keduanya mempunyai jumlah Keramba Jaring
Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
Apung (KJA) lebih dari 1000 buah. Akhir-akhir ini psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: tatang.suharmana@unpad.ac.id
kematian ikan sering terjadi pada setiap KJA pada fase ikan
masih kecil dengan ukuran panjang bibit kurang dari 10 Terumbu karang merupakan ekosistem penunjang
cm. Faktor-faktor yang menyebabkan kematian menurut kehidupan di laut dan sangat besar peranannya dalam
petani disebabkan oleh kualitas bibit. Tidak ada bibit ikan menunjang kesejahteraan masyarakat, perlu dilindungi dari
yang bersertifikat, sehingga jaminan kualitas bibit tidak ancaman dampak negatif berbagai kegiatan di darat dan di
ada. Selain bibit juga disebabkan oleh kualitas air yang perairan. Penelitian ini bermaksud mengumpulkan data
menurun. Pengukuran salah satu kualitas air yang mengenai tutupan karang pada terumbu karang yang
berhubungan dengan kehidupan ikan yaitu amoniak terdapat di Giliyang, Pulau Bulu Manuk, dan Pulau Raas
diperoleh bahwa kandungan amoniak di beberapa stasiun untuk menilai kondisinya dan memperoleh gambaran
pengambilan sampel yaitu sebesar 0,8-1,8 mg/L. Hal ini mengenai struktur komunitas karangnya yang diharapkan
melampau ambang batas kualitas air untuk perikanan akan merupakan rona lingkungan awal yang diperlukan
sesuai dengan PP no 82 tahun 2001,yaitu 0,02 mg/L. dalam penilaian dampak kegiatan khususnya penambangan
minyak di wilayah perairan Kabupaten Sumenep, Jawa
Amoniak, Aranio, Keramba Jaring Apung, KJA, sertifikat Timur. Metode pengumpulan data menggunakan Line
Intercept Transect/LIT (English et al, 1994). Penilaian
kondisi mengacu kepada Kriteria Baku Kerusakan
CO-20 Terumbu karang (Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 04 Tahun 2001). Struktur komunitas karang
Karakteristik habitat terganggu ikan timpakul dianalisis dengan melakukan identifikasi jenis serta life
(Periphthalmodon schlosseri ) di Muara Sungai form-nya dan menghitung nilai dominansi relatif jenis.
Barito Keanekaan dinilai dengan Indeks Shannon-Wiener.
Kondisi terumbu karang di pantai utara Pulau Bulu Manuk
Muhamat, Heri Budi Santoso, Hidayaturrahmah dan Pulau Raas termasuk kedalam kategori rusak-sedang
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dengan Indeks Mortalitas (IM) 0,47 dan 0,60 sedangkan
Universitas Lambung Mangkurat. Jl. A. Yani Km. 36, Banjarbaru 70714,
terumbu karang Giliyang termasuk ke dalam kategori
Kalimantan Selatan, email: muhamatbjbr@gmail.com
rusak-buruk dengan IM 0,22. Jumlah jenis karang yang
teridentifikasi dari Giliyang, P. Bulu Manuk dan P. Raas
Ikan timpakul (Periphthalmodon schlosseri) merupakan
berurut-urut 18, 16 dan 14. Kesamaan jenis antar lokasi
ikan yang mampu hidup lama di daratan yang kering. Salah
rendah (17%).Total jenis 41 dari 10 familia. Familia
satu habitat ikan ini adalah muara Sungai Barito. Ikan ini
Acroporidae dan Faviidae merupakan familia yang paling
merupakan salah satu spesies ikan yang membuat sarang
banyak anggotanya. Keanekaan jenis karang di ketiga
dengan cara menggali tanah. Perkembangan alih fungsi
lokasi termasuk kategori sedang (2,42-2,56). Kerataan
lahan yang cukup tinggi di muara Sungai Barito menjadi
komunitas karang di lokasi penelitian tinggi yaitu di atas
areal tambak ikan dan persawahan menyebabkan ikan ini
0,80. Jenis karang yang dominan di Giliyang adalah
harus beradapatasi dengan lingkungan baru. Penelitian ini
Pocillopora verrucosa dan Psamocora contigua, di P. Bulu
bertujuan untuk memepelajari cara ikan memlih habitat
Manuk adalah Montipora capricornis dan di P.Raas adalah
yang terganggu. Penelitian dilakukan dengan metode garis
Pocillopora eydouxi.
transek. Peneliti berjalan pada wilayah habitat terganggu,
melihat sarang dan aktivitas ikan timpakul. Hasil
pengamatan bahwa ikan ini mampu beradaptasi pada Struktur komunitas, Sumenep, terumbu karang
daerah baru terutama dalam membangun sarang. Ikan ini
membangun sarang di bagian timbunan tanah di dekat
badan air yang dibuat oleh manusia, seperti pematang CO-22
sawah tanaman padi. Ikan ini memperoleh makanan dengan
memangsa kepiting, ikan kecil-kecil dan udang. Hal ini Komposisi floristik pada tegakan kaliandra
menjadikan ikan ini menjadi hama bagi ikan-ikan yang (Calliandra calothyrsus Meisn.) di Taman Hutan
dibudidayakan para nelayan di muara Sungai Barito. Raya IR H. Djuanda, Bandung, Jawa Barat
Asep Sadili
Habitat, line transek, Periphthalmodon schlosseri
Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46
Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax. +62-21-
CO-21 8765062. email: asep.sadili@gmail.com

Kondisi terumbu karang dan struktur komunitas Kaliandra (Calliandra calothyrsus Meisn.) adalah
Karang Giliyang, Pulau Bulu Manuk dan Pulau tumbuhan introduksi yang banyak ditemukan di beberapa
hutan wilayah Jawa. Jenis ini menjadi invasif di beberapa
Raas, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur
hutan konservasi termasuk di Taman Hutan Raya Ir. H.
Tatang Suharmana Erawan Juanda, Bandung, Jawa Barat. Tujuan penelitian untuk
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 255

mengetahui kondisi tegakan kaliandra terhadap tumbuhan akibat dari perubahan variabel klimatik dengan tujuan
lainnya. Penelitian menggunakan petak 11 buah (9,900 m2). mengurangi resiko kegagalan dalam kegiatan produksi.
Seluruh tumbuhan dalam petak diukur diameter batang Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
untuk kelompok pohon dan belta, sedangkan semai/herba pengetahuan lokal, penilaian kebutuhan dan kepentingan
dihitung kerapatan. Hasil keseluruhan terdapat 73 jenis, 64 lokal dapat memberikan wawasan praktis untuk
marga dan 36 suku. Fabaceae, Poaceae, Asteraceae, dan pengembangan dan penyusunan strategi adaptasi yang
Meliaceae adalah suku yang memiliki jenis terbanyak (5-6 sesuai untuk pengelolaan SDAH di kawasan ini.
jenis). Kategori kelompok pohon, belta dan semai/herba
dikuasai kaliandra dengan indek kesamaan setiap petak Kegiatan produksi, pengelolaan SDAH, pengetahuan lokal,
berbeda. strategi adaptasi, variabel klimatik, Wakatobi

Bandung, invasif, Jawa Barat, kaliandra, Tahura Djuanda


CO-24
CO-23 Komunitas burung di kantong hutan tropis tersisa
dan sekitarnya di Kabupaten Bandung Barat,
Persepsi lokal terhadap perubahan variabel Iklim Jawa Barat
dalam mengelola SDAH dan lingkungannya di
Ruhyat Partasasmita, Elvyra Aprillia, Johan Iskandar,
Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Teguh Husoso, Erri Noviar Megantara
Esti Munawaroh1,, Y. Purwanto2, Joko Suryanto3, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Purity Sabila Ajiningrum4 Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
1 Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: ruhyat.partasasmita@unpad.ac.id
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
munawaroh.esti@yohoo.com Penentuan status komunitas burung dapat dilakukan secara
2
Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Taxocene dan Guild. Taxocene yang dikaitkan dengan
Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor
16911, Jawa Barat
taksa dari setiap burung, sedangkan Guild dikaitkan cara
3
Pusat Penelitian Ekonomi, , Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, spesies burung dalam memanfaatkan sumberdaya yang
Jakarta. sama. Kesamaan karakter burung lebih ditekankan dalam
4
Universitas Adi Buana, Surabaya, Jawa Timur bentuk morfologi adalah Taxocene, sedangkan Guild
ditekankan dalam fungsional posisi pemanfaatan
Perubahan iklim telah dirasakan pengaruhnya terhadap sumberdaya. Hal ini untuk menunjang konsep relung
kehidupan masyarakat di berbagai wilayah tidak terkecuali (niche) yang kemungkinan suatu spesies tetap eksis dalam
masyarakat Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Wakatobi lingkungannya. Kajian ini dilakukan pada bulan
merupakan wilayah kepulauan kecil yang didominasi oleh September-November 2013 dan Februari-September 2014
kawasan laut dan hanya 3% berupa daratan. Wakatobi di kawasan rencana bedungan upper and lower UPCS
terletak di pusat kawasan segi tiga karang dunia, sehingga Sungai Cisokan di Desa Sukarama, Kecamatan
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi berupa 590 Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Metode
jenis ikan dan 396 jenis terumbu karang. Namun kawasan yang digunakan adalah point count dan opportunistic
inimemiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap observation. Keanekaan burung di hutan tersisa blok
perubahan iklim yang dapat menimbulkan kerugian bagi Gowek (3,01), Curug Japarana (2,71) dan Curug Wallet
kehidupan masyarakat dan kerusakan lingkungan. Studi ini (2,77), sedangkan tataguna lahan bukan hutan memiliki
bertujuan untuk mengetahui persepsi, konsepsi dan strategi indeks lebih rendah. Secara umum guild burung
adaptasi masyarakat lokal di Wakatobi terhadap perubahan menunjukkan bahwa klaster hirarki komunitas burung di
iklim yang terjadi. Caranya adalah dengan membandingkan lokasi penelitian lebih komplek pada bercak hutan tersisa
data pengetahuan masyarakat lokal dengan data yang lebih luas dibanding yang lebih sempit, sedangkan
pengetahuan ilmiah yang berkaitan dengan pengaruh klaster hirarki guild di tataguna lahan sekitar hutan lebih
perubahan variabel klimatik dalam mengelola sumber daya komplek pada talun kebun dibanding semak dan sawah.
alam hayati. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Pada setiap tataguna lahan lebih banyak guild nektarinivora
FGD (Forum Group Discussion), kuesioner dan dan frugivora dibanding karnivora dan granivora.
wawancara dengan masyarakat Wakatobi yang selanjutnya
dilakukan analisis terhadap pengetahuan masyarakat lokal Guild, habitat, keanekaan, komunitas, sumberdaya
di kawasan tersebut dalam mengembangkan strategi
adaptasi terhadap perubahan iklim tersebut. Perubahan
yang nyata dirasakan masyarakat adalah tidak menentunya
perubahan musim yang menyebabkan masyarakat kesulitan CO-25
untuk memulai kegiatan produksi seperti penangkapan ikan Indeks komunitas burung di Taman Kota
di laut, budidaya rumput laut dan kegiatan usahatani
Bandung, Jawa Barat
lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut studi ini mencoba
memberikan masukan dalam memperkuat strategi adaptasi Ruhyat Partasasmita
256 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Program Studi Magister Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika only about 20% while, the impact in West Java could reach
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor,
up to 80%. The peak of early planting occurred in
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa
Barat. Tel. +62-22-7797712 psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: November III/ December I could reach up 30% due to El
ruhyat.partasasmita@unpad.ac.id Nio and 35% due to IOD positif. In the El Nio event had
delayed planting time by 2 to 5 dekads (ten days period) in
Kehadiran komunitas burung disuatu tempat sangat monsoon rainfall pattern (West Java) and 1 dekads in
ditentukan oleh kualitas habitat ditempat tersebut, karena equatorial pattern (West Sumatera). Meanwhile, the IOD
burung dapat menyeleksi habitat sesuai dengan positif event in West Sumatera and West Java had delayed
kebutuhannya. Selain itu, burung mampu beradaptasi planting time by 1 to 2 dekads. Adaptation by farmers to
dengan beberapa tipe habitat yang sering digunakan oleh climate anomalies was more apparent in a monsoon rainfall
manusia, seperti ruang terbuka hijau. Keberadaan ruang pattern area with adjustment of planting time by 2-3 dekads
terbuka hijau di kota, selain untuk mengendalikan dan and changing crop rotation from Rice-Rice-Bare into Rice-
memelihara kualitas lingkungan kota, juga memiliki fungsi Maize/Soybean-Bare and Rice-Rice-Maize/Soybean into
ekologis yaitu sebagai tempat hidup satwa liar seperti Rice-Maize/Soybean-Bare.
burung. Kondisi taman kota seperti Taman Kota Bandung,
Jawa Barat memiliki variasi dalam struktur vegetasi Adaptation, climate variability, cropping calendar, rice
maupun luasan. Perbedaan tersebut diduga akan production centers
mempengaruhi komposisi komunitas burung yang
menghuninya, baik dalam kategori guild maupun taxocene.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
CO-27
adalah line transect dan opportunistic observation.
Pencuplikan data primer dilakukan pada bulan Juli- Komposisi jenis dan cadangan karbon pada hutan
September 2014, sedangkan analisis data dibandingkan sekunder tua di Taman Penghijauan Wanatirta,
dengan data sekunder tahun 1994, 1995, 2003, 2006. Hasil Bontang, Kalimantan Timur
penelitian menunjukkan bahwa komunitas burung di
Taman Kota Bandung mengalami fluktuasi sejalan dengan Rita Diana1,, Ayu Mayangsari2, Raharjo Ari
perubahan waktu, sedangkan komposisi guild didominasi Suwasono1, Deddy Hadriyanto1
oleh spesies burung nektarivora secara mewaktu maupun 1
Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman. Jl. Ki Hajar Dewantara,
meruang. Peningkatan keanekaan jenis burung disuatu PO Box 1013, Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Samarinda-75123,
Kalimantan Timur. Tel./Fax.: +62-541-749160. email:
taman tidak selalu diikuti oleh meningkatnya indeks ritdhy@gmail.com
komunitas burung berdasarkan kualitas habitatnya. 2
Departemen Lingkungan Hidup, PT Pupuk Kalimantan Timur

Guild, indeks komunitas, komunitas burung, taman kota Salah satu cara untuk mengurangi emisi GRK yaitu dengan
upaya menstabilkan konsentrasi karbondioksida di
atmosfer, dimana keberadaan tumbuhan baik di dalam atau
CO-26 di luar kawasan hutan menjadi sangat penting. Sejalan
dengan hal tersebut keberadaan Taman Penghijauan
Adapting climate variability using cropping Wanatirta di Kota Bontang, Kalimantan Timur dengan
calendar in rice production centers in Indonesia penyusun vegetasi utamanya adalah jenis-jenis primer dari
famili Dipterocarpaceae, Lauraceae dan Euphorbiaceae
Yayan Apriyana maka dapat berperan dalam mengurangi emisi GRK
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Badan Litbang khususnya emisi karbon dan berkontribusi pula dalam
Pertanian, Departemen Pertanian. Jl. Tentara Pelajar No.1A, Indonesia.
Tel. +62-251312760. email: yanapri@yahoo.com menyumbang oksigen ke atmosfir. Jenis dari famili
Dipterocarpaceae mendominasi kawasan ini dimana
Indonesian climate variability is closely related to ENSO kelompok vegetasi ini mempunyai nilai fraksi karbon lebih
(El Nio Southern Oscillation) in the Pacific Ocean and the tinggi, sehingga kemampuan menyerap CO2 juga lebih
IOD (Indian Ocean Dipole) in the Indian Ocean. The tinggi dibandingkan vegetasi lain. Metode yang digunakan
impact of these two phenomena are also very pronounced untuk menghitung sequestrasi karbon adalah dengan
in the cropping pattern changes not only in rainfed but also membuat plot tunggal untuk tingkat pohon dan plot ganda
in irrigated land. Research has been conducted in West untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah. Hasil penelitian
Java province (Monsoon rainfall pattern) and West didapat bahwa cadangan karbon di TPW per hektar adalah
Sumatera province (Equatorial rainfall pattern) province. sebesar 171,5 ton/ha dan penyerapan CO2 sebesar 628,9 ton
Analysis of the correlation between ENSO and the IOD CO2/ha. Dengan demikian kawasan ini dapat berkontribusi
with rainfall has been carried out to find the relationship dalam mewujudkan target pemerintah untuk menurunkan
between ENSO and the IOD with rainfall in the period emisi dari sektor berbasis lahan.
from December to February, March to May, June to
August, and September to November. Water Satisfaction Cadangan karbon, hutan sekunder tua, komposisi jenis
Index and irrigation rice-field water balance was used to
obtain optimal planting time. In the period of June-
November the impact to rice-field in West Sumatera was
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 257

CO-28 CO-29
Meminimalkan risiko kekeringan dengan Decision Dinamika indeks diversitas entropy dalam
network untuk mendukung kalender tanam di perikanan budidaya karamba jaring apung di
sentra produksi padi Jawa Barat Cirata, Jawa Barat
Suciantini1, , Rizaldi Boer2, Agus Buono3 Asep Agus Handaka Suryana
1
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Badan Litbang Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Jl. Raya
Pertanian, Departemen Pertanian. Jl. Tentara Pelajar No.1A, Indonesia. Jatinangor Km 21, Jatinangor-Sumedang, Bandung UBR 40600, West
Tel. +62-251312760. email: suciantini@yahoo.com Java. Tel. +62-22-87701519. Fax. +62-22-87701518. email:
2
Departemen Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor. asepagushs@gmail.com
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Jawa Barat; Pusat Studi Iklim,
Institut Pertanian Bogor (CCROMSEAP-IPB), Bogor 16680, Jawa Barat
3
Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor. Kampus IPB
Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki kontribusi
Darmaga, Bogor 16680, Jawa Barat produksi perikanan budidaya air tawar terbesar di
Indonesia. Kontribusi produksi karamba jaring apung
Salah satu informasi yang dirasakan sangat penting dalam (KJA) terhadap produksi perikanan budidaya air tawar
kaitan dengan penjadwalan penanaman petani adalah Jawa Barat sangat besar. Keberagaman jenis ikan yang
kalender tanam. Penyusunan kalender tanam yang bersifat dibudidayakan dalam KJA di Waduk Cirata, Jawa Barat
dinamis dilakukan melalui pendekatan suatu jejaring mengalami dinamika. Penelitian yang bertujuan
pengambilan keputusan (Decision network, DN). DN dapat menganalisis dinamika keberagaman jenis ikan yang
diaplikasikan sebagai strategi penyesuaian bentuk pola dibudidayakan di KJA Waduk Cirata, Jawa Barat serta
tanam dengan prakiraan musim, untuk mengatasi masalah faktor-faktor yang mempengaruhinya telah dilakukan pada
kekeringan yang mungkin terjadi pada tanaman kedua bulan Februari-Maret 2016. Data diambil dari data
apabila sifat hujan di bawah normal, atau awal masuk sekunder berupa data statistik perikanan Jawa Barat dari
musim hujan mengalami keterlambatan dari normal, tahun 1997 sampai tahun 2015 dan data primer hasil
sehingga penanaman kedua mengalami kemunduran. wawancara. Dalam penelitian ini, digunakan Indeks
Tulisan ini memaparkan hasil analisis kalender tanam Diversitas Entropy untuk menganalisis dinamika
dinamik sebagai alat bantu pengambil keputusan dalam keberagaman jenis ikan yang dibudidayakan di KJA Cirata.
menyusun strategi pertanaman yang dapat meminimalkan Berdasar perumusan diversitas entropy, dihitung nilai
risiko iklim dan meningkatkan keuntungan ekonomi. diversitas entropy dalam perikanan budidaya air tawar
Tulisan ini merupakan hasil penelitian Balitklimat dengan berdasar nilai produksi masing-masing jenis ikan. Hasil
melakukan otomasi dari model sistem kalender tanam penelitian menunjukkan bahwa sejak tahun 2005 sampai
dinamik yang konsep logikanya dikembangkan dari tahun 2009, nilai indeks diversitas entropy jenis ikan
penelitian yang dilakukan oleh Departemen Meteorologi budidaya air tawar menunjukkan peningkatan nilai dari
FMIPA IPB bekerja sama dengan Pusat Studi Iklim IPB 0,4977 ke 0,71019. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
(CCROMSEAP-IPB). Otomasi sistem kalender tanam kurun waktu tersebut jumlah dan komposisi berbagai jenis
tersebut dilakukan di beberapa kabupaten di Jawa Barat. ikan semakin berimbang. Berbeda dengan periode tahun
Hasil fungsi utility yang merupakan indikator kalender 2009 sampai tahun 2015, justru terjadi penurunan nilai
tanam dinamik memperlihatkan luasan kekeringan yang indeks diversitas entropy jenis ikan budidaya air tawar
mungkin terjadi berdasarkan luas areal tanam existing, sampai angka 0,70256. Hal ini menunjukkan penurunan
yang diperlihatkan dengan nilai k, sedangkan nilai D jumlah dan komposisi berbagai jenis ikan semakin tidak
mewakili pilihan pola tanam yang mungkin dilakukan, berimbang. Dominasi jenis ikan mas, nila dan lele semakin
untuk pertanaman pada musim tanam II (MK). Pada dominan dan menjadikan komposisi keberagaman jenis
umumnya tingkat risiko kekeringan akan meningkat tajam ikan semakin tidak berimbang. Kondisi lingkungan dan
pada tingkat risiko level k4. Ketepatan waktu tanam, akan faktor-faktor tren sosial ekonomi turut mempengaruhi
meminimalkan kerugian akibat kehilangan hasil. penurunan keberagaman ini.
Penghitungan risiko tingkat kekeringan menggunakan pola
tanam ideal diharapkan dapat menyumbangkan produksi Budidaya ikan, diversitas entropy, karamba jaring apung
padi yang optimal dan dapat menurunkan risiko kegagalan
panen, apabila kekeringan. Informasi nilai SOI yang
dipadukan dengan prakiraan nilai sisa dasarian musim CO-30
hujan ataupun kondisi curah hujan pada bulan Mei hingga
Desember diharapkan dapat menjadi acuan awal untuk Pemanfatan tumbuhan dari kawasan Hutan
perencanaan pertanaman. Lindung Sesaot, Lombok Barat, Nusa Tenggara
Barat
Decision network, Jawa Barat, kalender tanam, kekeringan,
padi Syamsul Hidayat
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
hidayatkbri@yahoo.com
258 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Hutan Lindung Sesaot adalah suatu kawasan hutan yang maserasi dan fraksinasi dengan fraksinasi cair-cair, uji
lokasinya sangat dekat dengan pemukiman masyarakat, aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar dan isolasi
yaitu di wilayah Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok dengan metode kromatografi kolom. Hasil penelitian
Barat, Nusa Tenggara Barat. Ketergantungan masyarakat diperoleh, fraksi etil asetat memiliki kemampuan terbaik
desa terhadap sumberdaya hutan sangat tinggi terutama menghambat pertumbuhan E. coli dan S. aureus dengan
hasil hutan dari jenis-jenis tumbuhan. Penelitian ini nilai rata-rata diameter 17,78 mm terhadap E. coli dan
bertujuan untuk mengetahui ragam pemanfaatan tumbuhan 14,21 mm terhadap S. aureus. Nilai KHM fraksi etil asetat
oleh masyarakat sekitar HL Sesaot dan aspek terhadap E. coli dan S. aureus adalah 62,5 g/mL. Hasil
konservasinya. Beragam pemanfaatan tumbuhan oleh pemurnian senyawa aktif dari daun pare didapatkan isolat
masyarakat Sesaot telah berhasil didata dalam suatu E19 yang diduga merupakan senyawa aktif berupa tannin
penelitian etnobotani melalui teknik wawancara terbuka dengan nilai Rf 0,1167. Nilai KHM dari senyawa aktif
dan pengamatan lapangan selama dua minggu. Hasil terhadap E. coli dan S. aureus adalah 31,25 g/mL.
pendataan diperoleh 61 spesies tumbuhan hutan yang Kesimpulannya daun pare memiliki senyawa antibakteri
dimanfaatkan oleh masyarakat Sesaot. Masing-masing yang mampu menghambat pertumbuhan E. coli dan S.
spesies ada yang berfungsi tunggal ada pula yang berfungsi aureus,diduga senyawa aktif antibakteri berupa tannin.
ganda. Tercatat 20 spesies bermanfaat sebagai bahan
pangan dan minuman, 19 spesies bermanfaat sebagai bahan Escherichia coli, etnobotani, konsentrasi hambat minimum,
pengobatan dan rempah, 15 spesies bermanfaat sebagai Momordica balsamina, Staphylococcus aureus
bahan bangunan, selebihnya dimanfaatkan sebagai kayu
bakar, bahan kerajinan/mebel, perangkap satwa,
pembungkus makanan, dan tanaman hias. Bagian
tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah
kayunya (31,66%) baik sebagai bahan bangunan, bahan
kerajinan, kayu bakar, maupun sebagai bahan pengobatan.
Pemanfaatan bagian kayu beresiko tinggi bagi Etnobiologi
kelangsungan hidup spesies bersangkutan, dikarenakan
pada umumnya dilakukan penebangan secara ilegal.
Tercatat beberapa kayu yang sering menjadi sasaran para DO-01
penebang liar seperti garu (Dysoxylum caulostachyum),
Etnoekologi introduksi albasiah pada
bajur (Pterospermum javanicum), rajumas (Duabanga
moluccana) dan beberapa spesies dari famili Myrtaceae. perkembangan sistem agroforestri tradisional
Dari hasil penelitian ini tampak bahwa HL Sesaot memiliki huma di Desa Karangwangi, Cianjur, Jawa
peran penting dalam menopang kehidupan sehari-hari Barat
masyarakat sekitarnya. Namun demikian tanpa ada upaya Johan Iskandar1,, Budiawati S. Iskandar2,
konservasi yang kuat dalam pengelolaan HL Sesaot 1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
dikhawatirkan akan terjadi kehilangan beberapa spesies Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
penting dari kawasan ini. Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email:
johan.iskandar@unpad.ac.id
Hutan Sesaot, konservasi pemanfaatan, tumbuhan 2
Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Padjadjaran, Kampus
Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km21, Jatinangor, Sumedang
45363, Jawa Barat. email: budiawati_supangkat@unpad.ac.id

CO-31 Tulisan ini mendiskusikan hasil penelitian tentang


Uji aktivitas anti bakteri senyawa aktif dari daun introduksi albasiah (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)
pare (Momordica balsamina) terhadap Escherichia pada perkembangan sistem agroforestri tradisional huma
coli dan Staphylococcus aureus di Desa Karangwangi, Kecamatan Cidaun, Kabupatn
Cianjur, Jawa Barat. Metoda yang digunakan adalah
Salni, Sarno, Yosy Oktaviani kualitatif dengan pendekatan etnoekologi dan etnobiologi.
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Teknik pengumpulan data dengan observasi dan
Sriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih Km 32, Kampus Indralaya, Ogan Ilir wawancara mendalam dengan informan. Hasil penelitian
30662, Sumatera Selatan. Tel.: +62-711-580609, 580665, Fax.: +62-711-
menujukkan bahwa walaupun jumlah penduduk di Desa
580644, email: salnibasir@yahoo.com; sarno_klaten65@yahoo.co.id;

yosyoktaviani@yahoo.co.id
Karangwangi makin padat dan luas hutan telah menyusut,
serta ekonomi pasar kian pesat penetrasi ke perdesaan,
Pare (Momordica balsamina L.) merupakan tumbuhan namun sistem huma masih dipraktikan oleh masyarakat.
merambat yang banyak tersebar didaerah tropis. Pare Berbeda dengan masa lalu, kini sistem huma dipraktikan
memiliki metabolit sekunder yang dapat dijadikan sebagai penduduk Desa Karangwangi tidak lagi di lahan hutan, tapi
bahan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk di lahan non-hutan. Sistem huma dimodifikasi penduduk,
mengetahui kemampuan daya antibakteri dari senyawa antara lain dikembangkan menjadi sistem agroforestri
aktif daun pare terhadap Escherichia coli dan tradisional lebih permanen, seperti kebon (tanaman bambu
Staphylococcus aureus. Metode ekstraksi dengan metode dan lainnya), kebon kai (campuran kayu-kayuan), dan talun
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 259

(campuran kayu dan buah-buahan). Selain itu, dengan terbangun. Pada masa lalu kebanyakan jenis-jenis
makin intensifnya penggarapan lahan pertanian, penduduk tumbuhan obat tersebut tumbuh liar atau ditanam namun
Desa Karangwangi telah mengadopsi dan tidak ditujukan khusus untuk pengobatan. Pada saat ini
membudidayakan tananaman albasiah pada sistem huma jenis tumbuhan obat liar yang ditemukan umumnya
yang sejatinya diintroduksikan oleh Dinas Kehutanan berhabitus herba atau semak seperti tempuyung, meniran,
melalui program penghijauan. Kemudian, tanaman albasiah bandotan, centongan dan tumpangan; sedangkan yang
telah diterima dan dibudidayakan penduduk Desa berhabitus pohon semuanya merupakan jenis yang ditanam
Karangwangi, seperti diintegrasikan pada perkembangan seperti belimbing wuluh, jambu biji, kelapa gading, dan
sistem agroforestri tradisional huma. Pasalnya, tanaman bambu kuning. Meskipun pengobatan secara tradisional
tersebut dapat memberikan keuntungan, seperti membantu kini mulai ditinggalkan, tetapi upaya untuk melestarikan
menyuburkan tanah dan dapat memberikan keuntungan pengetahuan tradisional ini masih tetap dilakukan termasuk
ekonomi, serta tidak menghilangkan kebiasaan tradisi membagi pengetahuan dengan generasi yang lebih muda
berladang (ngahuma) penduduk. dan upaya konservasi dengan membudidayakan jenis-jenis
bermanfaat obat di pekarangan rumah, misalnya sirih,
Agroforestri tradisional, huma etnoekologi, introduksi karukan, saga, honje, sembung, sambung nyawa, patah
albasiah, Karangwangi tulang, dan ganyong.

Betawi, suku asli, perkotaan, tumbuhan obat


DP-01
Pelestarian pengetahuan tradisional pada suku asli
di kawasan perkotaan; Studi etnofarmasi pada
suku Betawi di Depok, Jawa Barat
Ahmad Dwi Setyawan
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Biosains
Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Jawa
Tengah. Tel./Fax.: +62-271-663375, email: volatileoils@gmail.com
EO-01
Suku Betawi merupakan suku asli yang mendiami kawasan
Jakarta dan sekitarnya dengan populasi sekitar 5 juta jiwa. Ki lemo (Litsea cubeba) di Ciwidey, Jawa Barat:
Sebagian sejarahwan berpendapat bahwa suku ini hadir Variasi karakteristik dendrometrik, kapasitas
sejalan dengan penguasaan kerajaan Sriwijaya terhadap produksi benih dan potensinya sebagai sumber
Teluk Jakarta pada abad ketujuh, namun pendapat lain benih
menyatakan bahwa suku ini terbentuk dari percampuran
berbagai etnis yang hadir di Jakarta karena tarikan Agus Astho Pramono
ekonomi, semenjak kota ini dikuasi Belanda pada abad ke- Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Jl. Pakuan,
Ciheuleut PO Box 105, Bogor 16100, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-
17. Perpaduan suku asing Arab, Cina, Eropa dengan suku 8327768. email: agusastho@gmail.com
lokal Sunda, Jawa, Melayu, Bali, Nusa Tenggara, Maluku
dan lain-lain membentuk masyarakat berbudaya khas Ki lemo (Litsea cubeba Pers.) merupakan pohon penghasil
dengan bahasa Melayu sebagai bahasa penghubung. minyak atsiri potensial, untuk berbagai keperluan industri
Perkembangan jaman menyebabkan etnis Betawi tidak lagi terutama kosmetika dan obat-obatan. Di Indonesia,
menjadi etnis utama di Jakarta dan sekitarnya, namun keberadaan tumbuhan ini sudah langka. Penelitian
kampung-kampung asli suku Betawi masih tetap bertahan ditujukan untuk mengetahui kondisi tegakan alam ki lemo
hingga kini, meskipun budaya aslinya mulai terkikis oleh di Kawasan Wana Wisata Kawah Putih, RPH Patuha
pengaruh jaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui BKPH Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang
pengetahuan tradisional mengenai jenis-jenis tumbuhan meliputi variasi karakteristik dendrometrik pohon, variasi
obat yang digunakan para dukun Betawi. Penelitian produksi benih dan potensinya sebagai sumber benih.
dilakukan di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Penelitian dilakukan pada tegakan terpilih seluas 1 ha.
Depok, Jawa Barat, pada paruh pertama tahun 2016. Pengamatan dilakukan pada tegakan terpilih yang memiliki
Penelitian dilakukan dengan mewawancarai secara populasi ki lemo yag tinggi. Pengukuran dilakukan secara
mendalam terhadap 10 orang dukun Betawi atau tetua, sensus terhadap semua pohon pada 4 plot sampel yang
dilanjutkan survei lapangan untuk mengetahui masih hadir berukuran 20 m x 20 m. Pengamatan produksi benih
tidaknya jenis-jenis tumbuhan obat di lingkungan mereka. dilakukan pada 20 pohon contoh. Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 40-50 jenis menunjukkan bahwa diameter pohon ki lemo berkisar
tumbuhan yang dikenal oleh para dukun atau tetua sebagai antara 10,0 dan 31,21 cm dengan rata-rata 17,055,47cm.
obat tradisional, namun hanya sekitar 30 jenis yang masih Tinggi total pohon berkisar 6,0 dan 12,5 m, dengan rata-
dapat ditemukan di lingkungan tempat tinggal mereka. Hal rata 9,0 + 1,75m. Lebar proyeksi tajuk berkisar 1,81-8,65m,
ini terjadi terutama karena massifnya proses perubahan dengan rata-rata 4,641,78m. Panjang tajuk berkisar antara
lahan kebun, sawan, dan tegalan, bahkan sempadan sungai 2,0 dan 9,5 m, dengan rata-rata 4,90+1,64. Jumlah ranting
dan telaga menjadi kawasan perumahan dan lahan
260 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

berkisar antara 4 dan 75 dengan rata-rata 23,8615,55. Benih, Ogan Komering Ilir, gasing, gelam, produksi
Taksiran produksi buah atau benih dari tegakan terpilih
adalah 3.549.653 butir per ha. Jumlah buah per pohon
berkorelasi positif dengan tinggi bebas cabang dan jumlah
EO-03
ranting per pohon. Potensi tegakan ini untuk menjadi
sumber benih memiliki kelebihan dan kekurangan. Pertumbuhan tanaman pulai (Alstonia scholaris)
Tegakan memiliki aksesibilitas sangat baik, berada di pada lahan bekas tambang batubara di
pinggir jalan, tegakannya relatif rapat dengan jumlah total Kalimantan Timur
pohon adalah 173 pohon/ha. Tegakan berada dikawasan
konservasi yang dilindung, sehingga untuk pemanfaatannya Mawazin, Adi Susilo
sebagai sumber benih memerlukan kebijakan khusus. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
Benih, buah, ki lemo, minyak atsiri, sumber benih, tanaman Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234, 7520067; Fax. +62-251 8638111;
obat
email: adisusilo@hotmail.com

Lahan bekas tambang batubara pada umumnya mengalami


EO-02 kerusakan seperti perubahan sifat fisik dan kimia tanah,
terjadi pemadatan, kekurangan unsur hara, pH rendah,
Potensi produksi benih gelam (Melaleuca pengurangan mikroba tanah, perubahan suhu dan
leucadendron) pada beberapa tegakan di Sumatera kelembaban, dan tidak bervegetasi. Kegiatan reklamasi
Selatan bekas tambang membutuhkan jenis yang mampu
beradaptasi, memiliki sifat cepat tumbuh, dan dapat
Agus Astho Pramono, Dida Syamsuwida, Aam Aminah memperbaiki sifat fisik dan kimia tanahnya. Penelitian ini
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Jl. Pakuan, bertujuan untuk mengetahui jenis pupuk terbaik dan
Ciheuleut PO Box 105, Bogor 16100, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-
efektivitas periode pemupukan terhadap pertumbuhan
8327768. email: agusastho@gmail.com
tanaman pulai pada lahan bekas tambang batubara.
Penelitian dilaksanakan di lahan bekas tambang batubara
Pemahaman tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap
PT. KITADIN, Kalimantan timur, terdiri dari 3 perlakuan
reproduksi pohon hutan sangat diperlukan dalam suatu
pupuk, yaitu pupuk bokasi 2 kg, kombinasi pupuk bokasi 2
pengelolaan sumber benih. Tujuan penelitian ini adalah
kg + pupuk NPK 25 g, dan pupuk kandang 2 kg. Hasil
untuk mengetahui karakteristik produski benih gelam
penelitian menunjukkan tanaman pada umur 8 bulan
(Melaleuca leucadendron L.) dan mengetahui faktor-faktor
persentase tumbuh tertinggi dicapai oleh perlakuan pupuk
yang mempengaruhi variasi produksi benihnya. Bahan
bokasi sebesar 91,5%, dan pada umur 16 dan 24 bulan
penelitian yang digunakan adalah 3 tegakan gelam yang
persentase tumbuh tertingi dicapai oleh perlakuan pupuk
berada di Kelurahan Kedaton, Kecamatan Kayu Agung,
kandang 2 kg, masing-masing sebesar 80,7% dan 71,7%.
Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dan di Desa Gasing
Pertumbuhan tinggi yang paling baik pada umur 8, 16, dan
Kecamatan Tanjung Api-api, Kota Palembang, Sumatera
24 bulan adalah perlakuan pupuk kandang 2 kg, berturut-
Selatan. Data yang dikumpulkan meliputi data kondisi
turut sebesar 95,35 cm, 106,87 cm, dan 131,15 cm.
ekologis yang meliputi ketinggian tempat, jenis tanah, suhu
Demikian juga pertumbuhan diameter tanaman terbesar
rata-rata harian, letak geografis dan luas area tegakan,
pada umur 8, 16, dan 24 bulan dicapai oleh perlakuan
dimensi pohon dan produksi buah. Pada tegakan di OKI
pupuk kandang 2 kg, berturut-turut adalah 16,54 mm, 25,38
(Plot OKI) dan di Desa Gasing (Plot Gasing 2)
mm, dan 35,75 mm.
penghitungan potensi produksi benih dilakukan pada 30
pohon sampel, sedangkan pada Plot Gasing 1 dilakukan
pada 9 pohon sampel. Pengukuran potensi produksi Lahan bekas tambang batubara, pulai, pemupukan
dilakukan dengan menghitung jumlah buah yang terdapat
pada 3 cabang sampel, kemudian dikonversai menjadi
produksi per pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EO-04
pohon gelam telah mampu menghasilkan buah ketika
berukuran kecil (diameter batang 1 cm). Tegakan di OKI Uji toksisitas akut ekstrak etanol kulit buah
rata-rata menghasilkan buah sebanyak 1.563 butir/pohon, jengkol (Archidendron pauciflorum) terhadap tikus
di Gasing 1 menghasilkan 1.594 butir/pohon dan Gasing 2 (Rattus norvegicus) Wistar betina
menghasilkan 1.468 butir/pohon. Pohon yang berukuran
Madihah, Nining Ratningsih, Desak Made Malini,
lebih kecil menghasilkan proporsi buah per volume tajuk
Adela Hani Faiza
yang lebih tinggi dari pada pohon yang berukuran besar.
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Pada kelas diameter yang sama, tegakan gelam di OKI Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
yang memiliki kondisi lingkungan yang lebih terbuka Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
(intensitas cahaya tinggi), kelembaban rendah dan suhu psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: madihah@unpad.ac.id
tinggi menghasilkan buah yang lebih banyak daripada
tegakan di Gasing. Ekstrak etanol kulit buah jengkol (Archidendron
pauciflorum (Benth.) I.C.Nielsen) telah teruji dapat
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 261

menurunkan kadar gula darah pada tikus yang banyak tetapi kualitasnya mengindikasikan gejala
hiperglikemik dengan dosis efektif 1.500 mg/kg bb. kekurangan salah satu unsur hara, diantaranya nitrogen.
Langkah uji pra klinis selanjutnya dalam pengembangan Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi
ekstrak etanol kulit buah jengkol sebagai bahan baku herbal KNO3 yang tepat sebagai salah satu penyumbang nitrogen
antidiabetes adalah uji toksisitas akut. Penelitian ini untuk menginduksi pembentukan sporofit yang sehat.
bertujuan untuk mendapatkan lethal dose 50 (LD50) dari Enam genotype C. barometz (Cb, Cb1, Cb2, Cb3, Cb4 dan
ekstrak etanol kulit buah jengkol dan mengamati Cb5) disubkultur ke media dasar 1/12 MS dengan
histopatologi organ hati yang disebabkan oleh toksisitas penambahan KNO3 sesuai konsentrasi MS (1900 mg/L),
ekstrak tersebut. Metode uji toksisitas akut diadaptasi dari 1/3 konsentrasi MS (633 mg/L), 1/6 konsentrasi MS (316
panduan OECD 423:2001 dengan batas bawah dosis mg/L) dan 1/12 konsentrasi MS (158 mg/L). Hasil
sebesar 5.000 mg/kg bb. Substansi uji diberikan secara oral penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu
kepada hewan dalam dosis tunggal 5.500, 6.900, 8.200, pembentukan sporofit paling cepat adalah pada media 1/12
9.100, 12.900, dan 17.500 mg/kg bb. Gejala toksisitas, MS dengan penambahan KNO3 dengan konsentrasi
perubahan berat badan, dan jumlah hewan uji yang mati tertinggi (1900 mg/L), pada 8 hari setelah subkultur. Rata-
diamati selama 14 hari, sedangkan histopatologi pada organ rata jumlah sporofit yang terbentuk di semua media
hati diamati pada hewan uji yang mati dan yang hidup perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, tetapi
setelah periode uji selesai. Hasil penelitian menujukkan sporofit dengan performa yang lebih hijau dan sehat terlihat
bahwa perlakuan hingga dosis 9.100 mg/kg bb tidak pada media dengan penambahan KNO3 tertinggi.
menimbulkan gejala toksisitas dan penurunan berat badan. Persentase jumlah protalus yang membentuk sporofit
Berdasarkan hasil analisis probit, nilai LD50 dari ekstrak paling banyak pada genotipe Cb1 (69%), tetapi rata-rata
etanol kulit buah jengkol diprediksi mencapai 15.382,412 jumlah sporofit terbanyak dihasilkan oleh genotipe Cb4.
mg/kg bb, sehingga termasuk ke dalam kategori praktis
tidak toksik. Nilai Lowest Observed Adverse Effect Level Cibotium barometz, genotype, in vitro, KNO3, sporofit
(LOAEL) dideteksi pada dosis 5.500 mg/kg bb yang
menyebabkan kerusakan ringan jaringan hati, berupa
nekrosis pada hepatosit dan pelebaran diameter vena
sentralis, namun susunan hepatosit dan sinusoid masih
EO-06
normal. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa penggunaan Respon pertumbuhan dan ketergantungan jenis
ekstrak kulit buah jengkol di bawah dosis 5.500 mg/kg bb pohon terancam punah kayu kuku (Pericopsis
bersifat aman, sehingga dapat dikembangkan sebagai obat mooniana) dengan inokulasi fungi Mikorhiza
herbal terstandar untuk mengatasi diabetes.
Arbuskular lokal
Antidibetes, berat badan, histopatologis hati, LD50, obat Husna, Faisal Danu Tuheteru, Endah Wigati
herbal Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan,
Universitas Halu Oleo. Jl. HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi
Thidarma Anduonohu, Kendari 93231, Sulawesi Tenggara. email:
husna.faad19@yahoo.com
EO-05
Fungi mikoriza arbuskula (FMA) lokal yang diisolasi dari
Pembentukan sporofit pakis simpei Cibotium rizosfer kayu kuku telah diperbanyak dan berdasarkan
barometz pada berbagai konsentrasi KNO3 penelitian sebelumnya bahwa inokulasi FMA campuran
Yupi Isnaini1,, Siti Nurmela1, Maryanti Setyaningsih2, meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara bibit kayu
Titien Ngatinem Praptosuwiryo1 kuku baik di media tanah ultisol maupun serpentine.
1
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas jenis-
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor jenis FMA lokal terhadap pertumbuhan kayu kuku. Semai
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email: ditumbuhkan pada media tanah ultisol tanpa dan dengan
yupinurfauzi@gmail.com. inokulasi FMA (Clareodeglomus etunicatum, Glomus KDI,
2
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jl. Tanah Merdeka,
Kampung Rambutan, Pasar Rebo, Jakarta Timur
Glomus HA dan campuran) selama 12 minggu pada kondisi
rumah kaca. Inokulasi C. etunicatum signifikan
Pakis simpei (Cibotium barometz (L.) J.Sm.) merupakan meningkatkan pertumbuhan tinggi, diameter, jumlah daun,
salah satu jenis paku pohon yang termasuk komoditi ekspor berat kering (akar, pucuk dan total), nodulasi serta panjang
sebagai bahan obat yang perdagangannya diatur dan akar dan daun bibit kayu kuku dibanding kontrol dan tidak
dibatasi kuota CITES. Untuk mengantisipasi kepunahan berbeda nyata dengan jenis FMA lainnya, kecuali dengan
jenis ini diperlukan upaya budidaya. Perbanyakan melalui Glomus HA pada peubah tinggi tanaman. Lebar daun dan
kultur spora telah dilakukan di Kebun Raya Bogor sejak nisbah pucuk akar tidak dipengaruhi FMA. Kayu kuku
tahun 2013 tetapi untuk mendapatkan bibit dalam jumlah memiliki ketergantungan tinggi (<75%) dengan nilai
banyak masih terkendala minimnya jumlah sporofit Mycorrhiza Inoculation Effect (MIE) 54-68%. C.
(planlet) yang dihasilkan. Pembentukan sporofit pada etunicatum dan jenis FMA lainnya potensial dikembangkan
media dasar Murashige & Scoog (MS) dengan modifikasi untuk mendukung konservasi kayu kuku.
konsentrasi 1/12 mampu menghasilkan sporofit paling
Clareodeglomus etunicatum, nodulasi, Sulawesi Tenggara
262 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

EO-07 bahkan mampu bertahan dengan meningkatkan aktivitas


makan, diantaranya tetap mengalami kematian dan yang
Kontribusi mikroba pelarut fosfat dalam bertahan akan berpotensi resisten. Melalui penelitian
meningkatkan ketersediaan P tanah, pendahuluan mengenai respon imunitas S. litura. HaNPV
pertumbuhan dan jagung pada tanah sub-optimal hasil subkultur pada S. litura dalam bahan pembawa air ini
bertujuan untuk mengetahui patogenesitas infeksi HaNPV1
Betty Natalie Fitriatin, Anni Yuniarti, Noor Istifadah yang teramati melalui penampakan morfologi maupun
Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang aktivitas larva dan pupa yang terinfeksi. Di samping itu
Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7796316, infeksi HaNPV1 yang efektif mengakibatkan kematian
Fax. +62-22-7796316, email: betty.natalie@unpad.ac.id
teramati melalui persentase mortalitas, waktu kematian dan
aktivitas makan larva. Metode penelitian yang digunakan
Beberapa mikroba (bakteri dan jamur) di dalam tanah adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap
memiliki kemampuan meningkatkan ketersediaan P (RAL) yang terdiri dari 2 taraf yaitu formulasi HaNPV
melalui mekanisme pelarutan P anorganik maupun dalam dalam bahan pembawa air dan dalam bentuk serbuk
mineralisasi P organik yang dikenal sebagai mikroba sebagai pembanding. Hasil penelitian patogenesitas infeksi
pelarut fosfat (MPF). Mikroba pelarut fosfat ini mampu HaNPV1 terhadap larva S. litura menunjukkan
menghasilan asam organik yang mampu melarutkan fosfat. penampakan morfologi tubuh larva yang terlihat
Selain itu MPF juga menghasilkan enzim fosfatase secara mengkilap, pucat, sedikit membengkak serta warna
ekstraseluler yang mengkatalis mineralisasi P organik integumen menjadi lebih gelap. Aktivitas larva yang
menjadi P anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk terinfeksi menunjukkan gerakan yang lambat dan
mengetahui kontribusi MPF dalam meningkatkan cenderung diam dan diawali terjadinya peningkatan
ketersediaan P Tanah, pertumbuhan dan hasil jagung pada konsumsi makan, menjelang kematian larva nafsu makan
tanah sub optimal khususnya Ultisols. Percobaan lapangan berkurang hingga akhirnya berhenti dan mati. Pengamatan
dilakukan di Lahan Percobaan, Fakultas Pertanian, mortalitas memperlihatkan bahwa HaNPV1 dalam bahan
Universitas Padjadjaran di Ciparanje, Jatinnagor, pembawa air menyebabkan mortalitas sebesar 90% lebih
Semedang, Jwa Barat dari bulan April sampai dengan tinggi dari mortalitas HaNPV1 dalam bentuk serbuk
Agustus 2016. Perlakuan terdiri dari 9 perlakuan yaitu sebesar 80%, dengan waktu kematian selama 6,35 hari
kombinasi dari dosis SP-36 (100% dan 50% dosis lebih pendek dari waktu kematian infeksi HaNPV1 dalam
rekomendasi) dan dosis MPF (150%, 100% dan 50% dosis bentuk serbuk selama 8,75 hari. Adapun konsumsi makan
rekomendasi). Hasil penelitian menunjukkan aplikasi MPF larva yang terinfeksi HaNPV1 dalam pembawa air sebesar
mampu meningkatkan ketersediaan P tanah sub optimal, 0,383 gr/ekor/hari lebih tinggi dari infeksi HaNPV1 dalam
pertumbuhan dan hasil jagung. Aplikasi pupuk hayati MPF bentuk serbuk sebesar 0,356 gr/ekor/hari.
ini mampu mengurangi kebutuhan pupuk P sampai 50%.
HaNPV, mortalitas, patogenesitas, respon imunitas,
Jagung, mikroba pelarut fosfat, sub optimal Spodoptera litura

EO-08 EO-09
Patogenesitas dan mortalitas Helicoverpa armigera Aktivitas antifidan ekstrak etanol daun tanaman
polyhedrosys virus sub kultur (HaNPV1) terhadap lada (Piper nigrum), jeringau (Acorus calamus),
Spodoptera litura dan kayu bawang (Dysoxylum alliaceum) terhadap
Melanie, Mia Miranti Rustama, Madihah, Nurullia ulat grayak (Spodoptera litura)
Fitriani
Hikmat Kasmara1,, Melanie1, Vita Novianti1,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
Madihah1, Desak Made Malini2, Rani Maharani2, Tri
Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712 Mayanti2, Wawan Hermawan1
psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: melie_entobio@yahoo.com 1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: hikmatkasmara@gmail.com
(HaNPV) merupakan virus entomopatogen yang berpotensi 2
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
mengendalikan populasi Spodoptera litura Fabricius, Alam, Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-
diketahui memiliki kisaran inang yang relatif luas Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat
diantaranya terhadap S. litura sebagai inang pengganti.
HaNPV yang disubkultur dalam inang ini disebut HaNPV1. Penelitian mengenai uji aktivitas antifidan ekstrak etanol
Patogenesitas S. litura yang terinfeksi HaNPV1 sangat tanaman lada (Piper nigrum L.), jeringau (Acorus calamus
penting untuk diketahui, karena serangga memiliki L.), dan kayu bawang (Dysoxylum alliaceum (Blume)
mekanisme pertahanan eksternal maupun internal apabila Blume) terhadap ulat grayak (Spodoptera litura Fabricius)
terinfeksi oleh mikroorganisme patogen. Respon imun telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
menjadikan serangga yang terinfeksi mampu lolos hidup mendapatkan konsentrasi ekstrak tanaman yang terbaik
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 263

dalam menghambat aktivitas makan larva instar-3 S. litura. EO-11


Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
ekperimental menggunakan bioassay uji tanpa pilihan (no Uji poensi sediaan salep ekstrak etanol kulit buah
choice antifeedant test). Parameter yang diamati adalah jengkol (Archidendron pauciflorum) untuk
jumlah luas daun yang dimakan larva instar-3 S. litura. mempercepat penutupan luka pada kulit mencit
Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji Mann Whitney (Mus musculus Linnaeus, 1758) model diabet
U. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak tanaman lada,
jeringau, dan kayu bawang memiliki aktivitas antifidan Desak Made Malini, Madihah, Fitri Kamilawati
terhadap larva instar-3 S. litura. Ekstrak tanaman lada, Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
jeringau, dan kayu bawang menunjukkan aktivitas antifidan Universitas Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang
Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat. Tel. +62-22-7797712
yang baik dengan konsentrasi minimum 625 ppm. psw. 104, Fax. +62-22-7794545, email: desak.made@unpad.ac.id

Acorus calamus, antifidan, Dysoxylum alliaceum, ekstrak, Luka akibat komplikasi diabetes menyebabkan kerusakan
Piper nigrum, Spodoptera litura jaringan yang dalam dan sulit disembuhkan. Salah satu
obat tradisional yang digunakan untuk mengobati luka
diabet adalah kulit buah jengkol (Archidendron
EO-10 pauciflorum (Benth.) I.C.Nielsen). Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan konsentrasi optimum dari sediaan salep
Keragaman mikoriza arbuskula pada rizosfir ekstrak etanol kulit buah jengkol yang mempercepat
alang-alang (Imperata cylindrica) dan potensinya penutupan luka pada kulit mencit (Mus musculus) yang
dalam meningkatkan hasil tanaman jagung di diinduksi streptozotocin. Penelitian ini menggunakan
lahan kering marginal Rancangan Acak Lengkap dengan enam perlakuan dan
empat ulangan. Induksi diabetes dilakukan dengan
Rachmawati Hasid, Makmur Jaya Arma menginjeksikan streptozotocin dosis 150 mg/kg bb secata
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo. Jl. intraperitoneal. Sebanyak 20 ekor tikus model diabet
H.E.A. Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma, Anduonohu,
Kendari, Sulawesi Tenggara. Tel.: +62-401-3193596, Fax.: +62-401- kemudian dilukai pada bagian dorsolateral sepanjang 1
3191692, email: rhasid64@gmail.com cm2 menggunakan gunting steril, lalu dibagi menjadi lima
perlakuan yaitu hanya diolesi basis salep (KP), salep
Alang-alang (Imperata cylindrica L.) adalah salah satu Betadine (PB), sediaan salep ekstrak kulit buah jengkol
inang mikoriza arbuskula yang banyak tersebar di seluruh konsentrasi 5% (P1), 10% (P2) atau 15% (P3). Perlakuan
Indonesia, merupakan potensi yang sangat besar sebagai KN dilakukan pada empat ekor tikus non diabet yang
sumber inokulum alami mikoriza arbuskula. Tujuan hanya diberi basis salep. Pengolesan salep dilakukan dua
penelitian adalah untuk mempelajari keberadaan mikoriza kali sehari selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan
arbuskula rizosfir alang-alang dan potensinya dalam bahwa perlakuan sediaan salep ekstrak etanol kulit buah
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman pada lahan jengkol mempercepat penutupan luka pada kulit tikus
kering marginal. Eksplorasi mikoriza arbuskula (MA) telah model diabet. Pada tikus perlakuan konsentrasi 10% (P2)
dilakukan dengan pengambilan sampel tanah dan akar secara morfologis memiliki luka paling pendek pada hari
alang-alang, isolasi spora untuk pengamatan jumlah spora, pengamatan ke-3, 7 dan 14 yang berbeda nyata dengan KP
serta pembersihan dan pewarnaan akar alang-alang untuk dan PB (p<0,05), namun sebanding dengan pelakuan KN.
pengamatan persentase infeksi akar. Pengujian potensi MA Berdasarkan hasil pada penelitian ini, maka pemberian
dilakukan dengan penanaman jagung pulut lokal Ereke sediaan salep ekstrak etanol kulit buah jengkol konsentrasi
pada lahan kering marginal, menggunakan rancangan acak 10% merupakan konsentrasi optimum untuk mempercepat
kelompok (RAK) dalam tiga kelompok dengan perlakuan penutupan luka pada kulit mencit model diabet.
tanpa pemberian pupuk kandang inokulasi MA
indigenous, pemberian pupuk kandang (2,5; 5,0; 7,5; 10,0; Diabetes, kulit buah jengkol, luka, mencit
dan 12.5 t. ha-1) inokulasi MA indigenous. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa MA pada rizosfir alang-
alang cukup beragam, didominasi genus Glomus. Infeksi EO-12
akar mencapai 80% dan jumlah spora mencapai 600 spora
per 100 g tanah. Pengujian potensinya pada tanaman Perkecambahan biji dan morfologi semai tanaman
menunjukkan peningkatkan P tersedia, serapan P, serta kenanga tanduk (Artabotrys hexapetallus)
pertumbuhan dan hasil tanaman yang diinokulasi MA
dibandingkan tanpa inokulasi pada berbagai level Tri Handayani
pemupukan. Inokulasi mikoriza arbuskula pada tanaman Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor
jagung tidak mampu mendukung pertumbuhan dan hasil 16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email: irtri@yahoo.co.id
tanaman tanpa dipadukan dengan pemberian pupuk pada
lahan kering marginal. Kenanga tanduk (Artabotrys hexapetalus (L.f) Bhandari),
termasuk dalam suku Annonaceae. Jenis ini dimanfaatkan
Alang-alang, fosfor tersedia, Imperata cylindrica, mikoriza untuk tanaman hias, penghasil parfum dan obat tradisional.
arbuskula indigenous, serapan fosfor
264 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Biji merupakan bahan utama untuk perbanyakan jenis ini, KK sebagai ulangan. Perlakuan yaitu non-suplementasi,
namun lama berkecambahnya. Penelitian perkecambahan suplementasi tepung tanaman katuk 3%, dan suplementasi
yang bertujuan untuk mengetahui sifat perkecambahan biji, tepung tanaman katuk 6%. Selama 60 hari perlakuan
karakter biji, perkembangan semai dan morfologi semai terlihat bahwa Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
telah dilakukan di Kebun Raya Bogor. Hasil penelitian suplementasi 3 aras tepung katuk pada KK betina
menunjukkan bahwa perkecambahan terjadi dalam waktu berpengaruh tidak nyata terhadap konsentrasi hormon
yang lama. Masaknya buah yang tidak bersamaan, embrio progesteron (P4) dan estradiol-17 (E2) pada pengambilan
kecil yang belum matang, struktur biji yang keras dan ke-1 (hari ke-0, P < 0,05) dan berpengaruh nyata terhadap
tekstur endoperm yang keras menjadi faktor pemicu konsentrasi hormon reproduksi pada pengambilan ke-2 dan
lamanya perkecambahan biji. Biji keras karena terdiri atas ke-3 (hari ke-28 dan ke-56, P > 0,05). Disimpulkan bahwa
lapisan eksotesta, mesotesta dan endotesta. Endosperm utilisasi mikronutrisi tepung katuk pada ternak KK betina
termamah (ruminate endosperm) berbentuk lamella / aras 3% bahan kering dari berat hidup cenderung paling
lempengan yang lebar. Awal perkecambahan biji terjadi berpengaruh terhadap parameter reproduksi (konsentrasi
159 hari setelah disemai. Lamanya perkecambahan dari hormon) dibanding perlakuan lainnya.
awal sampai akhir biji berkecambah membutuhkan waktu
selama 138 hari. Daya tumbuh biji mencapai 80%, dengan Capra aegragus, estradiol-17, kambing kacang betina,
kecepatan tumbuh berkisar 0,02-0,08% per hari. Tipe progesteron, tepung katuk
perkecambahan FEA (Fanerokotilar-Epigeal-Asimilasi).
Proses perkecambahan biji sejak radikula muncul sampai
daun pertama terbuka melalui 6 fase, yaitu munculnya
radikula, pertumbuhan hipokotil dan akar, munculnya
EO-14
hipokotil ke atas media tumbuh, munculnya kotiledon, Konservasi in vitro ubi kayu (Manihot esculenta)
terbukanya kotiledon dan terbukannya daun pertama. genotipe UJ-5 dan Jame-jame dengan teknik
Kotiledon sepasang, berupa lembaran menyerupai daun asli pertumbuhan minimal
dan tidak cepat luruh.
Liana, Nurul Khumaida, Sintho Wahyuning Ardie
Artabotrys hexapetalus, daya tumbuh, kotiledon, struktur Departemen Agronomi dan Hortikultur, Fakultas Pertanian, Institut
biji, tipe kecambah Pertanian Bogor. Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, West
Java. Tel./Fax. +62-251-8629353, email: nkhumaida@yahoo.com

Ubi kayu merupakan salah satu tanaman pangan penghasil


EO-13 karbohidrat. Konservasi beberapa genotipe ubi kayu
penting dilakukan untuk penyelamatan plasma nutfah dan
Studi komparatif konsentrasi hormon reproduksi mutan-mutan hasil iradiasi sinar gamma. Teknik
pada spesies ruminansia endemik Indonesia pertumbuhan minimal merupakan salah satu alternatif
Heri Dwi Putranto1, , Sura Menda Ginting,Yossie untuk konservasi ubi kayu secara in vitro. Penelitian ini
Yumiati, Gading Putra Hasibuan bertujuan mendapatkan media terbaik untuk konservasi in
1
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Jl. W.R. vitro ubi kayu genotipe UJ-5 dan Jame-jame. Penelitian
Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A , Bengkulu. Tel.: +62- yang dilaksanakan pada bulan November 2015 hingga
736-21170, psw.219, Fax. +62-736-21290, email: heri_dp@unib.ac.id, Agustus 2016 terdiri atas dua percobaan terpisah. Kedua
tora_rendai@yahoo.com percobaan tersebut menggunakan rancangan faktorial dua
2
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Bengkulu. Jl. W.R.
Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A, Bengkulu
faktor yang disusun secara acak lengkap. Percobaan
3
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dehasen pertama merupakan kombinasi media MS (MS0 dan
Bengkulu. Jl. Raya Meranti, Sawah Lebar, Bengkulu 38227, Bengkulu MS0) dengan konsentrasi sukrosa (0, 1, 2, dan 3%) pada
4
Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu. Jl. Pembangunan, Padang Harapan ubi kayu genotipe UJ-5 dengan 12 ulangan. Percobaan
Bengkulu 38225
kedua merupakan kombinasi konsentrasi manitol (2% dan
3%) dengan konsentrasi paclobutrazol (0, 2, dan 4 ppm)
Kambing kacang (Capra aegragus) adalah salah satu
pada ubi kayu genotipe Jame-jame dengan 9 ulangan.
spesies plasma nutfah ruminansia endemik Indonesia yang
Kombinasi media MS0 + sukrosa 0% merupakan media
umum dipelihara oleh petani peternak di Indonesia.
terbaik untuk konservasi ubi kayu genotipe UJ-5 karena
kambing ini digolongkan sebagai ruminansia kecil yang
menyebabkan penghambatan pertumbuhan tinggi tunas
mudah dipelihara, mudah beradaptasi dan bernilai
96,63% pada 15 MSK, jumlah daun 85,65% pada 28 MSK,
ekonomis karena difungsikan sebagai tabungan bagi para
dan jumlah buku 86,25% pada 28 MSK. Kombinasi media
petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
tersebut juga menyebabkan planlet ubi kayu genotipe UJ-5
suplementasi mikronutrisi berupa 3 aras tepung tanaman
tidak mengalami gugur daun dan tidak menghasilkan akar.
katuk (Sauropus androgynus) dalam pakan terhadap
Media terbaik untuk konservasi ubi kayu genotipe Jame-
konsentrasi hormon reproduksi kambing kacang (KK)
jame adalah manitol 2% + paclobutrazol 0 ppm. Media
betina. Sebanyak 9 ekor KK betina dewasa kelamin dengan
tersebut mampu menekan pertumbuhan tinggi tunas,
berat badan seragam (12,00 1,00 kg) dan dalam kondisi
jumlah daun hidup, jumlah buku, dan jumlah akar serta
sehat dibagi dalam 3 perlakuan menggunakan Rancangan
menghasilkan persentase hidup tertinggi saat recovery yaitu
Acak Lengkap (RAL) dan setiap perlakuan terdiri dari 3
sebesar 50%.
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 265

Genotipe lokal, manitol, paclobutrazol, planlet, sukrosa Impregnasi nanopartikel liat pada kayu sengon
(Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) bertujuan untuk
meningkatkan kuailitas. Penggunaan nanopartikel liat
EO-15 sebagai bahan partikel halus yang larut dalam air yang
diimpregnasikan ke dalam kayu sengon bertujuan untuk
Aktivitas lapang dan jam terbang aktif penyerbuk meningkatkan sifat kekuatannya. Impregnasi adalah proses
biologi lebah madu Apis mellifera di perkebunan memasukkan bahan yang dilarutkan dalam air atau cairan
kopi tertentu pada kayu di dalam tabung dengan cara divakum
dan tekanan udara rendah. Bahan yang digunakan adalah
Budiaman nanopartikel liat dan jenis kayu sengon yang dibuat contoh
Jurusan Kehutaan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin. Jl. uji dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 40 cm sebanyak 30
Perintis Kemerdekaan km.10, Makassar 90245, Sulawesi Selatan. Tel.. contoh uji dan dikeringkan udara. Sebanyak 10 potong
+62-411-585917, Fax.: +62-411-585917, email: lintassapi@yahoo.com
sampel tanpa impregnasi dijadikan pembanding, 10 sampel
untuk 5% dan 10 sampel untuk 2,5%. Selanjutnya 20
Untuk meningkatkan produksi tanaman perkebunan kopi, sampel tersebut diukur volume dan beratnya. Sebanyak 10
berbagai upaya intensifikasi telah dilakukan, namun faktor sampel dimasukkan kedalam tabung dan ditutup rapat serta
penyerbuk, belum mendapat perhatian sebagai bagian vital divakum selama 30 menit sebesar 10 cmHg. Kemudian
dalam intensifikasi. Lebah madu Apis mellifera L. dimasukkan larutan nanopartikel liat yang konsentasinya di
merupakan lebah yang jinak dan berpotensi sebagai tetapkan sebesar 2,5%, selanjutnya diberikan tekanan
penyerbuk pada tanaman kopi, namun sampai saat ini sebesar 60 psi selama 2 jam. Kemudian larutan dikeluarkan
aktivitas lapang dan jam terbang aktifnya belum diketahui. dan divakum kembali selama 15 menit. Setelah itu contoh
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas uji dibersihkan dan diukur beratnya, untuk menghitung
lapang dan jam terbang aktif penyerbuk biologi A. nilai retensi dari nanopartikel liat yang terkandung didalam
mellifera di perkebunan Kopi Toraja. Metode penelitian kayu sengon. Proses perlakuan yang sama juga dilakukan
yang digunakan adalah metode survey dengan pada sampel untuk konsentrasi larutan 5%. Untuk
menempatkan 20 koloni pada lokasi perkebunan Kopi mendapatkan nilai kekuatan seluruh sampel kayu
Toraja, Sulwesi Selatan untuk mengamati perilaku aktivitas dikeringkan dalam oven dengan suhu 750C selama satu
lapang dan jam terbang aktif, sedangkan data dianalisis minggu agar kadar air seimbang 12%, kemudian diuji sifat
secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan kayu menggunakan mesin Universal Testing
aktivitas lapang lebah pekerja penyerbuk biologi A. Machine (UTM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mellifera cukup tinggi pada musim kemarau (musim bunga nilai retensi nanopartikel liat dapat mencapai 22,73 kg/m3
kopi), dan aktivitas penyerbukan cenderung meningkat pada konsentrasi larutan 5%. Impregnasi dengan
dengan peningkatan suhu, jam terbang aktif rata-rata lebah nanopartikel liat dapat meningkatkan kekuatan kayu
pekerja berkisar antara jam 05.32-17.59 WITA dengan sengon berdasarkan nilai tegangan pada batas proporsi,
jumlah rata-rata jam aktif 11,913 per hari pada musim modulus elastisitas dan modulus patah dibandingkan
hujan, sedangkan pada musim kemarau jam terbang aktif dengan kayu sengon tanpa impregnasi.
berkisar antara jam 05.20-18.50 WITA dengan jumlah rata-
rata jam terbang aktif 12,168 jam per hari. Impregnasi, kekuatan, nanopartikel liat
Aktivitas lapang, Apis mellifera, jam terbang aktif,
perkebunan kopi
EO-17
Bioakumulasi timbal dalam pengolahan air limbah
EO-16 baterai oleh Acinetobacter sp. IrC2 menggunakan
Impregnasi nanopartikel liat untuk meningkatkan biofilter lekat diam
kualitas kekuatan kayu sengon (Paraserienthes Nida Sopiah1,, Wahyu Irawati2, Susi Sulistia1
falcataria) 1
Balai Teknologi Pengolahan Air dan Limbah, Pusat Teknologi
1, 2, 3 3
Lingkungan, Kedeputian Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam,
Taman Alex , Edy Budiarso , Irawan W. Kusuma , Badan Pengkajian dan Penerapan Teknlogi. Gedung 820 Geostech,
Enos T. Arung4 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15314, Banten. email:
1. nidasusetyo@gmail.com
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Jl. Samratulangi Samarinda 2
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,
75131, Kalimantan Timur. Tel.: +62-541-260421, 260680, Fax.: +62-541-
Universitas Pelita Harapan. Jl. M.H. Thamrin Boulevard 1100, Lippo
260680, email: tamanalex2@gmail.com Karawaci, Tangerang 15811, Banten
2
Program Pascasarjana, Universitas Mulawarman, Samarinda 75123,
Kalimantan Timur
3
Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman, Samarinda 75123, Acinetobacter sp. IrC2 merupakan bakteri yang memiliki
Kalimantan Timur sifat multiresistensi terhadap berbagai logam berat, salah
4
Lembaga Penelitian, Universitas Mulawarman, Samarinda 75123, satunya terhadap logam timbal. Penelitian ini dilakukan
Kalimantan Timur
untuk mengetahui karakterisasi Acinetobacter sp. IrC2
dalam menyisihkan kadar timbal dalam air limbah baterai
yang diolah menggunakan biofilter lekat diam bermedia
266 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

sarang tawon selama 8 hari. Fluktuasi proses penyisihan dengan POTP sekitar 8 ton/ha. Hal itu diduga akibat
kadar timbal dalam air limbah oleh Acinetobacter sp. IrC2 adanya gejala kekurangan unsur hara mikro. Jenis unsur
terjadi selama proses bioakumulasi timbal. Proses hara mikro yang diperlukan dalam pembuatan POTP belum
penyisihan kadar timbal pada jam ke-28 adalah sebesar diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan
86,5% (6,31mg)/L). Proses penyisihan mengalami jenis unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman padi pada
penurunan sampai jam ke-50 dan meningkat kembali pada sawah intensifikasi yang diberi POTP. Percobaan pot telah
jam ke-56 menjadi 2,08 mg/L (95,5%). Penyisihan kadar dilakukan pada tahun 2014, menggunakan rancangan acak
timbal kembali mengalami peningkatan pada jam ke-52 kelompok (RAK) dengan perlakuan 6 macam unsur hara
sampai jam ke-56 yaitu dari 88,5% (5,39 mg/L) menjadi mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo) pada padi sawah yang
95,5% (2,08 mg/L). Pada jam ke-58 sampai jam ke-76 diberi POTP+50% pupuk sintetik N dan K, ditambah
terjadi penurunan kembali penyisihan kadar timbal dari perlakuan POTP saja, dan 100% pupuk sintetik saja. Dari
77,3% (10,62 mg/L) menjadi 14,2% (40,08 mg/L). Pada hasil penelitian disimpulkan bahwa, unsur hara mikro yang
jam ke-78 penyisihan kadar timbal kembali meningkat dibutuhkan tanaman padi yang diberi POTP adalah Mn
menjadi 90,2% (4,6 mg/L), dan pada jam ke-80 terjadi dengan kenaikan hasil 21% dan Zn dengan kenaikan hasil
penurunan penyisihan menjadi 59,6% (18,87 mg/L). 17%.
Peningkatan penyisihan terjadi kembali sampai jam ke-84
menjadi 94,9% (2,36 mg/L) dan mengalami penurunan Pupuk organik titonia plus, POTP, unsur hara mikro
kembali pada jam ke-150 menjadi 80,5% (9,1 mg/L). Pada
jam ke 152 terjadi peningkatan penyisihan kadar timbal
menjadi 93,9% (2,87), dan pada jam ke-176 kadar timbal
dalam air olahan limbah baterai dalam bioreaktor menjadi
EO-19
< 0,01 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengaruh waktu ekuilibrasi pada pembekuan
Acinetobacter sp. IrC2 mampu bertindak sebagai agen semen kerbau lokal Aceh (Bubalus bubalis) dengan
bioremediasi dalam menyisihkan kadar timbal dalam air pengencer kombinasi laktosa dan gliserol
limbah baterai menggunakan biofilter lekat diam bermedia
sarng tawon. Nisa Sari, Meutia Ihdina, Kartini Eriani
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Acinetobacter sp. IrC2, bioakumulasi, biofilter lekat diam, Universitas Syiah Kuala. Jl. Syeh Abdur Rauf No. 3, Banda Aceh, 2311,
Aceh, email: risa.sari19@gmail.com
sarang tawon
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
waktu ekuilibrasi terhadap kualitas spermatozoa kerbau
EO-18 lumpur (Bubalus bubalis) yang telah diencerkan dengan
pengencer Tris Kuning Telur kombinasi krioprotektan
Pengaruh pemberian unsur hara mikro dalam laktosa dan gliserol. Semen kerbau lumpur segar
pembuatan pupuk organik Titonia Plus pada diencerkan menggunakan pengencer Tris Kuning Telur
tanaman padi sawah intensifikasi kombinasi krioprotektan laktosa 0 mM (L0), 60 mM (L60),
Nalwida Rozen1, , Nurhajati Hakim1, Jamilah2 120 mM (L120) dan gliserol 3% (G3), 5% (G5), 7% (G7)
1
Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih,
dengan waktu ekuilibrasi masing-masing kombinasi 2,5
Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751- jam, 3 jam dan 4 jam. Parameter yang digunakan pada
72702, email: nalwida_rozen@yahoo.co.id penelitian ini adalah persentase motilitas, persentase hidup,
2
Fakultas Pertanian Universitas Taman Siswa Padang. Kampus Unitas persentase TAU dan persentase MPU. Hasil menunjukkan
Padang Baru Padang, Sumatera Barat bahwa pada perlakuan ekuilibrasi 2,5 jam krioprotektan
kombinasi L60G7 memberikan hasil terbaik pada setiap
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan parameter. Perlakuan perlakuan ekuilibrasi 3 jam
produktivitas padi, namun negara kita masih melalukan krioprotektan kombinasi L60G7 menunjukkan hasil terbaik
impor beras karena belum terpenuhinya konsumsi beras pada setiap parameter sedangkan hasil terbaik pada setiap
dalam negeri. Salah satu upaya yang telah banyak parameter pada perlakuan ekuilibrasi 4 jam adalah
dilakukan adalah pemberian pupuk. Penggunaan pupuk krioprotektan kombinasi L120G7.
sisntetik merupakan faktor penentu produksi terbesar,
tetapi harganya makin mahal dengan dihilanghkannya Ekuilibrasi, kriopreservasi, gliserol, laktosa, semen kerbau
subsidi pupuk, sehingga menjadi masalah nasional. Oleh lumpur
karenanya, pupuk alternatif harus ditemukan. Hasil
penelitian terbaru Hakim et al. (2009-2011) menunjukkan
bahwa aplikasi pupuk organik titonia plus (POTP) dapat
mengurangi aplikasi pupuk sintetik hingga 50% dalam EO-20
meningkatkan hasil padi pada sawah bukaan baru di
Dharmasraya, serta sawah intensifikasi di Padang, Solok, Efektivitas formulasi Beauveria bassiana terhadap
dan Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Tetapi, hasil Spodoptera exigua dan persistensinya pada
padi pada sawah intensifikasi dengan POTP tersebut masih tanaman bawang merah
sekitar 6 ton/ha, padahal hasil optimal yang diharapkan Trizelia, Novri Nelly
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 267

Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas mycelium, semakin tinggi produksi dan kadar protein.
Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.
Kesimpulan bahwa campuran serbuk gergaji kayu albasia
Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email: trizelia@yahoo.com
90% dan daun pisang kering 10% memberikan perlakuan
terbaik waktu muncul primordia (26 hari), campuran
Beauveria bassiana merupakan salah satu cendawan yang
serbuk gergaji kayu albasia dan daun pisang kering 25%
dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman
merupakan perlakuan terbaik untuk bobot segar (116,29
bawang merah, Spodoptera exigua. Efektivitas B. bassiana
g)dan kadar protein jamur tiram coklat.
dalam mengendalikan hama bawang merah sangat
tergantung pada formulasi dan persistensi formula pada
Jamur, kadar protein, pertumbuhan, produksi
tanaman. Percobaan ini bertujuan untuk menguji efektivitas
formulasi B. bassiana terhadap S. exigua dan persistensi
formula pada tanah pertanaman bawang merah. B. bassiana
diformulasi dalam bentuk tepung dengan campuran bahan EO-22
pembawa berupa tepung sagu, tepung susu, kulit udang,
jerami dan dekstrosa. Hasil uji efektifitas formulasi Fertilisasi dan perkembangan embrio
cendawan entomopatogen B. bassiana terhadap larva S. preimplantasi mencit (Mus musculus) secara in
exigua instar III menghasilkan mortalitas larva sebesar 85- vitro setelah pemberian ekstrak buah merah
100% setelah 7 hari aplikasi dan tidak ada perbedaan yang (Pandanus conoideus)
nyata antar formulasi. Jenis bahan pembawa dalam
formulasi mempengaruhi persistensi konidia B. bassiana Kartini Eriani1,, Putri Lailan Tifani1, Syahruddin
pada tanah pertanaman bawang merah. Konidia B. Said2
1
bassiana yang diformulasi dengan campuran tepung sagu Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Unsyiah Jl.Syeh Abdur Rauf No. 3, Banda Aceh 23111, Aceh, email:
dan tepung susu lebih persisten dibandingkan dengan kartini.eriani@gmail.com
campuran tepung sagu dan dekstrosa, jerami dan udang. 2
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor 16911,
Jawa Barat
Bawang merah, Beauveria bassiana, formulasi, persistensi,
Spodoptera exigua
Ekstrak buah merah (EBM) (Pandanus conoideus Lam.)
mengandung betakaroten dan alfatokoferol, yaitu suatu
kelompok senyawa antioksidan yang dapat menangkap
EO-21 radikal bebas yang terbentuk pada saat proses fertilisasi in
vitro. Reactive oxygen species (ROS) merupakan radikal
Optimasi media campuran serbuk gergaji kayu bebas yang dihasilkan berupa derivate oksigen. Tujuan
albasia dan daun pisang kering terhadap penelitian ini adalah untuk mengamati pengaruh pemberian
pertumbuhan, produksi dan kadar protein jamur EBM terhadap kualitas oosit, tingkat fertilisasi dan
tiram coklat perkembangan embrio mencit in vitro. Penelitian ini
Betty Mayawatie Marzuki, Devina Octovinata Hadi, menggunakan Rancang Acak Lengkap (RAL) dengan 3
Nia Rossiana kelompok perlakuan (pemberian dosis EBM 0 mL, 0,05
mL dan 0,1 mL) dan tiga ulangan. Setiap dosis diberikan ke
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Padjadjaran. email: mayawatiebetty@gmail.com 5 ekor mencit selama 7 hari. Prosedur kerja meliputi
ekstraksi buah merah, perlakuan terhadap hewan
Baik buruknya pertumbuhan dan produksi jamur tiram percobaan, superovulasi, persiapan sperma, koleksi oosit,
tergantung media yang dipergunakan, oleh karena itu fertilisasi in vitro, dan kultur in vitro. Parameter yang
dibutuhkan jenis dan takaran media yang tepat. Penelitian diamati adalah kualitas oosit, tingkat fertilisasi mencit yang
ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan takaran diberi ekstrak buah merah dan tingkat perkembangan
Serbuk Gergaji Kayu Albasia (SGKA) dan Daun Pisang embrio mencit preimplantasi secara in vitro. Data yang
Kering (DPA) yang optimal untuk mendapatkan diperoleh dianalisis secara kuantitatif menggunakan
pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram coklat yang metode statistic One Way ANAVA, dilanjutkan dengan uji
maksimal. Penelitian ini dilakukan dengan metode beda Duncan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Hasil
eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap penelitian ini menunjukkan bahwa, pemberian EBM tidak
(RAL) satu factor, enam perlakuan dan empat kali memberikan pengaruh nyata (p>0,05) antara pelakuan
pengulangan.perlakaun tersebut yaitu 100% (SGKA) terhadap kualitas oosit. EBM dosis 0,05 mL dan 0,1 mL
ditambah 0% (DPA), 95% (SGKA) ditambah 5% (DPA), tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap tingkat
90% (SGKA) ditambah 10% (DPA) 85% (SGKA) fertilisasi oosit in vitro. Dari hasil penelitian ini
ditambah 15% (DPA) 80% (SGKA) ditambah 20% (DPA disimpulkan bahwa EBM pada dosis 0,05 mL dan 0,1 mL
)dan75% (SGKA) ditambah 25% (DPA).Parameter yang tidak berpengaruh terhadap kualitas oosit, tingkat fertilisasi
diukur yaitu kecepatan pertumbuhan mycelium dan perkembangan embrio in vitro.
mencapai100%, bobot segar dan kadar protein jamur tiram
putih Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin Ekstrak buah merah, fertilisasi, in vitro, mencit, Mus
besar penambahan daun pisang kering, memberikan musculus, Pandanus conoideus, perkembangan awal embrio
kecenderungan semakin lambat kecepatan pertumbuhan
268 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

EO-23 The treatments given to juveniles were extract of C.


papaya, I. aquatica, and A. galanga, it was given in
Pemanfaatan berbagai formula jamur antagonis immersion. Next, the challenge test was conducted toward
untuk pengendalian penyakit antraknosa pada Aeromons hydrophyla. As the result, the extract of plants
cabai possess activities of inhibiting the growth of A. hydrophyla,
reducing the prevalence of attacks and improving survival
Nurbailis, Martinius of prawn. In general, based on clinical symptoms and
Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, pathological anatomy, extract of the C. papaya leaves
Padang 25163, Sumatera Barat. Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751- possess the best protection, along with extract of I.
72702, email: nurbailisjamarun@yahoo.co.id
aquatica, and A. galanga.
Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum
Alpinia galanga, Carica papaya, Ipomoea aquatica, juvenile
gloeosporioides sulit dikendalikan karena patogen dapat
catfish, protecting
menular melalui benih, patogen memiliki keragaman
genetik yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan formula aplikasi terbaik dari jamur antagonis
unggul yang efektif dalam pengendalian penyakit EO-25
antraknosa yang disebabkan oleh C. gloeosporioides pada
cabai. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini Efektivitas biji mahoni (Swietenia mahagoni)
adalah faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok dengan terhadap kematian jentik Culex sp.
dua faktor dan empat ulangan. Faktor I adalah: jenis jamur Yossi Permatasari Cristianto, Makhabbah Jamilatun,
antagonis yaitu: Trichoderma sp. 1, Paecilomyces sp. 4 dan Aminah Aminah
tanpa jamur antagonis. Faktor II adalah jenis formulasi Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Banten. Jl. Dr. Sitanala
yaitu: kultur cair, filtrat dan suspensi konidia. Parameter Komplek SPK Neglasari, Kota Tangerang 15121, Banten. Tel./Fax.: +62-
pengamatan adalah tingkat serangan penyakit antraknosa 21-5518420, email: aminah.vet@gmail.com
yang meliputi: masa inkubasi, persentase buah terserang
dan intensitas serangan. Hasil penelitian menunjukkan Penyebaran filariasis menurut data Dinas Kesehatan
bahwa perlakuan tunggal jenis antagonis dan berbagai Provinsi Banten tahun 2012 tercatat sebanyak 88 kasus
formula tidak berpengaruh terhadap penekanan penyakit filariasis. Pemberantasan Culex sp. sebagai salah satu
antraknosa pada cabai. Interaksi antara jenis antagonis vektor filariasis terutama di daerah perkotaan dapat
dengan berbagai formula menunjukkan perbedaan yang dilakukan dengan penggunaan larvasida. Salah satu
nyata dalam menekan penyakit antraknosa pada cabai. alternatif larvasida menggunakan bahan alami yaitu biji
Kombinasi perlakuan yang terbaik adalah Trichoderma sp. mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.). Tujuan dari penelitian
1 dalam formula kultur cair (a1b1) dan Paecilomyces sp. 4 ini yaitu untuk mengetahui efektivitas biji mahoni terhadap
dalam formula filtrat (a2b2) kematian jentik Culex sp. dalam waktu kontak 24 jam serta
untuk menentukan konsentrasi biji mahoni yang efektif
Cabai, Colletotrichum gloeosporoides, formula jamur membunuh jentik Culex sp. Jenis penelitian ini yaitu
antagonis eksperimen menggunakan 4 variasi konsentrasi yaitu 4%,
4,25%, 4,5%, 5% dan kontrol. Data diperoleh dari
pengamatan jumlah jentik Culex sp. yang mati setelah 24
EO-24 jam kontak dengan biji mahoni pada masing-masing
perlakuan. Hasil menunjukkan konsentrasi yang tingkat
The effectiveness of Carica papaya, Ipomoea kematian jentik Culex sp. terendah yaitu konsentrasi 4%
aquatica, Alpinia galanga in protecting juvenile dengan tingkat kematian 80% dan hasil tingkat kematian
jentik Culex sp. tertinggi pada konsentrasi 5% dengan
catfish from Aeromonas hydrophyla
tingat kematian 100%. Uji statistik menggunakan one way
Gina Saptiani, Catur Agus Pebrianto, Agustina, Esti anova, didapatkan nilai sig. = 0,000 yang artinya biji
Handayani Hardi mahoni efektif membunuh jentik Culex sp. yang
Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Universitas Mulawarman. Jl. selanjutnya dilakukan uji post hoc. Berdasarkan hasil
Gunung Tabur No. 1, Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Samarinda 75123, penelitian dapat disimpulkan bahwa biji mahoni efektif
East Kalimantan, Indonesia. Tel./Fax.: +62-541-749482, 749372, 707137, membunuh jentik Culex sp. dengan konsentrasi 5% efektif

email: gina_saptiani@yahoo.com
membunuh jentik Culex sp. dengan persentase 100%.,
sehingga disarankan untuk menggunakan biji mahoni
Carica papaya, Ipomoea aquatica, Alpinia galanga are
sebagai pembasmi jentik Culex sp.
oftenly used by local community as culinary and traditional
medicine. Its is potential to be developed as the sources of
pharmaceutical products. This study aims to assess the Biji mahoni, flavonoid, larvasida, saponin, Culex
effectiveness of plants as antibacterial and
immunostimulatory agent and as an agent to enhance the
durability of fish against Aeromonas hydrophyla. These
plants leaves were dried and extracted with ethanol 80%.
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 269

EO-26 Penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh Fusarium


oxysporum fsp. lycopersicum merupakan salah satu
Pemeliharaan dan perbanyakan Dendrobium patogen utama yang menyebabkan kerugian pada tanaman
Iriana-Jokowi di Pusat Konservasi Tumbuhan, tomat. Bakteri endofit merupakan bakteri yang berada
Kebun Raya LIPI dalam jaringan inang tanpa menimbulkan gejala penyakit
dan memiliki kemampuan mengendalikan patogen dan
Eka Martha Della Rahayu memacu pertumbuhan serta hasil tanaman. Penelitian ini
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri endofit yang
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor mampu mengendalikan penyakit layu Fusarium dan
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
emdrahayu@gmail.com meingkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Introduksi isolat
bakteri endofit dilakukan dua kali yaitu pada benih dan
Dendrobium Iriana Jokowi merupakan anggrek pada bibit tomat berumur 21 hari. Seleksi isolat dilakukan
Dendrobium hibrida baru di Indonesia yang belum dengan teknik in planta. Hasil isolasi dan seleksi terhadap
diperbanyak secara massal. Perbanyakan massal perlu reaksi Hipersensitif (HR) didapatkan 25 isolat bakteri
dilakukan untuk menjamin ketersediaan bibit anggrek endofit indigenos. Seleksi kemampuan meningkatkan
Dendrobium Iriana Jokowi. Anggrek tersebut dipelihara pertumbuhan pada tahap bibit didapatkan 11 isolat
di Rumah Kaca Unit Koleksi Anggrek Pusat Konservasi potensial. 5 isolat terbaik yaitu TL.E.2.5, KL.E.3.2,
Tumbuhan Kebun Raya-LIPI (PKT KR-LIPI) sejak 30 Juli TL.E.2.3, TL.E.2.2, dan TL.E.1.2 mampu meningkatkan
2015. Pemeliharaan yang dilakukan berupa penyiraman, pertumbuhan serta mengendalikan F. oxysporum fsp.
pemberian pupuk, serta pemberian fungisida maupun lycopersicum.
insektisida. Usaha perbanyakan anggrek ini yang telah
dilakukan adalah dengan kultur biji. Biji berasal dari 2 Bakteri endofit, Fusarium, Teknik in planta, tomat
bunga yang diserbuki pada 11 Agustus 2015. Buah
Dendrobium Iriana Jokowi dipanen pada 21 dan 22
Desember 2015. Selanjutnya biji Dendrobium Iriana EO-28
Jokowi disemai di 4 macam media kultur, yaitu VWS, HS,
KC, dan KCA. Persentase biji berkecambah tertinggi pada Perkecambahan kayu gula (Aphanamixix
5 minggu setelah semai (5 MSS) terdapat pada media polystachya) dan potensinya
KCA, yaitu sebesar 72.26%. Biji yang berkecambah
Diana Prameswari1,, Rima HS. Siburian2
kemudian disubkultur di 4 macam media penjarangan, 1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan
yaitu T1A, T1V, HS, dan KCA. Hasil pengamatan pada 19 Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan
minggu setelah tanam (19 MST) menunjukkan bahwa Lingkungan Hidup. Jl. Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001,
keempat media yang diujikan menunjukkan pengaruh nyata Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234, 7520067; Fax. +62-251 8638111;

terhadap jumlah daun dan akar. Rata-rata jumlah daun email: diana_eko@yahoo.com
2
Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua. Jl. Gunung Salju Amban
tertinggi, yaitu 4,8 daun terdapat pada media T1.
Manokwari 98314, Papua Barat
Sedangkan rata-rata jumlah akar tertinggi terdapat pada
media T1V, yaitu sebanyak 4,2 akar. Kayu gula (Aphanamixis polystachya) termasuk famili
Meliaceae merupakan tumbuhan yang mulai langka dan
Dendrobium Iriana Jokowi, in vitro, kultur biji hampir terancam punah. Daerah penyebarannya adalah
Cina, India, Sri Lanka, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia,
Indonesia, Filippina, Papua Nugini dan Kepulauan
EO-27 Solomon. Namun dewasa ini semakin sulit memperoleh
tanaman tersebut, sehingga perlu dilestarikan dengan
Isolasi dan seleksi bakteri endofit indigenus untuk melakukan penanaman. Tujuan penelitian untuk
mengendalikan Fusarium oxysporum fsp. mengetahui perkecambahan benih kayu gula. Penelitian
lycopersicum serta meningkatkan pertumbuhan dilakukan di Kebun Persemaian Puslitbang Hutan, Bogor.
tanaman Tomat Metode perlakuan menggunakan pola acak lengkap faktor
tunggal dengan tiga kali ulangan. Faktor media terdiri dari:
Yulmira Yanti1,, Suhelmi Rachma Rachim2, Chainur tanah, pasir, tanah dicampur sekam padi (1:1) dan tanah
Rahman Nasution3 dicampur arang (1:1). Parameter yang diamati adalah kadar
1
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas air benih, daya kecambah dan kecepatan berkecambah.
Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat.
Tel. +62-751-72773, Fax.: +62-751-72702, email:
Hasil penelitian menunjukan bahwa perkecambahan kayu
yy.anthie79@gmail.com gula yang terbaik menggunakan media pasir dengan persen
2
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas kecambah sebanyak 96% sedangkan yang terendah pada
Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163, Sumatera Barat media tanah sekitar 65%.
3
Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
Universitas Andalas. Kampus Unand Limau Manih, Padang 25163,
Sumatera Barat Aphanamixis polystachya, benih, media tumbuh, potensi
perkecambahan
270 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

EO-29 patogenisitas tinggi dibanding cendawan lain.Penelitian ini


bertujuan untuk mempelajari keefektifan M. brunneum
Penambahan Ekstrak Sargassum aquifolium untuk sebagai biotermitisida terhadap rayap Coptoterme
meningkatkan pertumbuhan Kappaphycus curvignathus pada tanaman pala. Penelitian ini dilakukan di
alvarezii. Laboratorium Hama Tanaman, Fakultas Pertanian,
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan di Perkebunan
Nunik Cokrowati Tanaman Pala Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Selatan, menggunakan metode triple mark recapture
Universiatas Mataram. Jl. Majapahit 62, Mataram 83125, Nusa Tenggara technique. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
Barat. Tel./Fax. +62-370-621435, email: n_cokrowati@icloud.com
setiap hektar ditemukan 55 koloni rayap C.
curvignathus.Rata-rata ukuran populasi koloni 225,248
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak
individu per hektar. Rata-rata daya jelajah maksimum
Sargassum aquifolium terhadap pertumbuhan Kappaphycus
rayap C. curvignathus sejauh 35,50 m. Kerapatan konidia
alvarezii serta untuk mengetahui lama waktu perendaman
M. brunneum 109/mL akuades mampu mampu
yang efektif dari ekstrak Sargassum aquifolium untuk
menurunkan ukuran populasi koloni rayap C. curvignathus
meningkatkan pertumbuhan Kappaphycus alvarezii.
mencapai 80,50% (180.198 individu) dari ukuran populasi
Penelitian ini dilakukan di perairan Teluk Ekas Buana
awal 225,248 individu.
Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur pada
Bulan Mei sampai dengan Juni 2016. Budidaya
Biotermitisida, Coptoterme curvignathus, hama,
Kappaphycus alvarezii dilakukan pada longline dengan
Metarhizium brunneum, pala
ukuran 8m x 8m memuat 40 ris. Jarak tanam tiap ris adalah
1 m dan jarak antar rumpun adalah 25 cm. Penanaman
dilakukan selama 45 hari dan dilakukan penimbangan berat
setiap 7 hari. Ekstrak Sargassum yang digunakan adalah EP-01
konsentrasi 5% dengan lama waktu perendaman 2 jam, 4
jam, 6 jam, 8 jam, dan 10 jam. Parameter yang diamati Evaluasi aktivitas anti-Mycobacterium tanaman
adalah pertumbuhan Kappaphycus alvarezii, laju obat Indonesia dengan Resazurin Reduction Assay
pertumbuhan Kappaphycus alvarezii dan kualitas air. Hasil Martha Sari, Wien Kusharyoto
penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Sargassum aquifolium dengan konsentrasi 5% tidak Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor 16911,
berpengaruh nyata tethadap pertumbuhan Kappaphycus Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, email:
alvarezii dan waktu perendaman yang efektif dilakukan martha.biotek@gmail.com
selama 10 jam.
Tuberculosis (TB) adalah salah satu penyakit paling
Ekstrak, Kappaphycus alvarezii, Sargassum aquifolium, berbahaya yang menular dan disebabkan oleh pathogen
perendaman, pertumbuhan tunggal. Tuberculosis menginfeksi baik individu sehat
maupun individu dengan daya tahan tubuh lemah. Produk
alami yang berasal dari mikroba dan tanaman obat
merupakan sumber yang sangat penting untuk pengobatan
EO-30 TB. Microplate Resazurin Assay (MRA) biasa digunakan
Metarhizium brunneum berpotensi sebagai dalam mengevaluasi produk alami dan senyawa sintetis
untuk aktivitas anti-mycobacterial. Kami menggunakan
biotermitisida terhadap rayap Coptotermes
metode MRA untuk mengevaluasi aktivitas anti-
curvignathus pada tanaman pala mycobacterial dari ekstrak tanaman menggunakan
Muhammad Sayuthi 1, , Teguh Santoso2 , Iswadi1 Mycobacterium smegmatis dan Mycobacterium bovis BCG
1
Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh serta membandingkannya dengan antibiotik anti-
23111, Aceh. email: say_m2001@yahoo.com mycobacterial rifampicin. MRA dioptimalkan
2
Institut Pertanian Bogor. Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Jawa menggunakan 2% pelarut DMSO, dan larutan indikator
Barat
62.5 g/mL resazurin dalam 5% larutan Tween 80 selama
96 jam inkubasi. Ekstrak methanol tanaman dihasilkan dari
Salah satu komoditas unggulan di Provinsi Aceh dan berbagai tanaman obat Indonesia yang telah diketahui
bernilai ekonomi tinggi adalah pala (Myristica fragrans). memiliki aktivitas anti-mikobakterial, termasuk Baeckea
Budidaya tanaman pala pada saat ini mengalami gangguan frutescens (Myrtaceae), Caesalpinia sappan (Fabaceae),
rayap dan sekitar 50-60% tanaman pala mengalami Centella asiatica (Apiaceae), Ficus deltoidea (Moraceae),
perlukaan pada bagian pangkal akar hingga patah dan mati. Merremia mammosa (Convolvulaceae), Pluchea indica
Serangannya semakin meningkat hingga menular terhadap (Asteraceae), Sida rhombifolia (Malvaceae), Tinospora
tanaman sehat lain. Pengendalian rayap hingga saat ini crispa (Menispermaceae), Usnea barbata (Parmeliaceae),
masih menggunakan insektisida sintetis yang berdampak dan Zingiber aromaticum (Zingiberaceae). Aplikasi MRA
negatif terhadap lingkungan. Karena itu perlu pengendalian menggunakan M. smegmatis atau M. bovis BCG sebagai
lain yang ramah lingkungan menggunakan Metarhizium target anti-mikobakterial memberikan beberapa kelebihan
brunneum sebagai biotermitisida yang memiliki
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 271

yaitu rendah biaya, pengujian cepat dan aman untuk The minimum inhibitory concentration (MIC) was
aktivitas anti-mikobacterial dalam format high-throughput. indicator of plant extracts of anti-mycobacterial activity.
M.smegmatis most sensitive bacteria against of plant
Aktivitas, anti-mikobakterial, ekstrak fitokimia, microplate extracts. The extracts of D.triquetrum, C.serratum, and
resazurin assay, MRA, tanaman obat C.sappan, shows that against all of tested bacteria.
Variation of extract concentration data shows that the
methanol extract of D.triquetrum is the most potential to
EP-02 anti-mycobacterial. Based on phytochemical assay, the
compounds in D.triquertum are flavonoid and tannin.
Optimisasi uji berbasis reduksi resazurin dalam Would need to isolation of the active compounds to get a
menghambat aktivitas Mycobacterium bovis strain anti-mycobacterium drug.
BCG 43756
Anti-mycobacterial activity, disc diffusion, minimum
Martha Sari, Eka Arismayanti, Wien Kusharyoto inhibitory concentration, MIC, plant extract
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor 16911,
Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, email:
EP-04
Microplate Reduction Resazurin Assay (MRRA) adalah
metode cepat untuk mengevaluasi produk ekstrak alam dan Kajian pengaruh pupuk hayati terhadap
obat sintesis bertujuan menekan pertumbuhan pertumbuhan dan hasil kedelai
mikobakterium menggunakan pewarna resazurin sebagai Resmayeti Purba
indikator. Variasi kondisi pengujian dievaluasi diantaranya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Jl. Ciptayasa Km
konsentrasi indikator resazurin, konsentrasi pelarut DMSO 01 Ciruas-Serang 42182, Banten. Tel. +62-254-281055, Fax. +62-
dan durasi waktu inkubasi ditentukan sebagai aktivitas anti- 254282507. Email: resmayeti63@yahoo.com
mikobakterial. Dalam penelitian ini, dievalusi tiga kinerja
optimasi pengujian dan deteksi ekstrak kimia tanaman Permasalahan dalam budidaya kedelai di lahan kering
menggunakan mikroba Mycobacterium bovis strain BCG diantaranya defisiensi unsur hara, bahan organik rendah
43756. Optimisasi MRRA menggunakan pelarut 0.5% dan takaran pemberian pupuk anorganik yang tidak
DMSO, 60 g/mL pewarna resazurin dengan 5% tween 80 berimbang. Penggunaan pupuk hayati yang kaya hara dan
selama 24 jam inkubasi. Hasil menunjukkan bahwa kondisi mikroba mampu mengurangi takaran pupuk anorganik,
optimum untuk MRRA menggunakan isolat M. bovis BCG memperbaiki struktur tanah dan menyediakan unsur hara
43756 telah diperoleh deteksi cepat, sederhana dan dalam mendukung pertumbuhan serta meningkatkan hasil
sensitivitas yang baik untuk pengembangan ekstrak-ekstrak kedelai. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
alami dari tanaman obat Indonesia. pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai.
Pengkajian dilaksanakan di desa Cisehreheun, Kecamatan
Anti-mycobacterium, MRRA, Mycobacterium bovis strain Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten. Rancangan Acak
BCG 43756, optimisasi metode Kelompok (RAK) yang terdiri atas 6 perlakuan dengan 6
ulangan menggunakan petak perlakuan berkuran 20 m x 7
m (140 m2). Perlakuan yang dikaji ialah sebagai berikut:
(A). Tanpa pupuk hayati dan tanpa pupuk NPK (kontrol),
EP-03 (B). Pupuk Rekomendasi 50 kg/ha Urea + 50 kg/ha SP-36
Anti-mycobacterial activity of methanol plant + 250 kg/ha NPK Phonska; (C) pupuk hayati: Agrimeth +
extracts against Mycobacterium bovis and 25% pupuk Rekomendasi; (D). pupuk hayati Agrimeth +
50% pupuk Rekomendasi, (E) pupuk hayati Gliocompost +
Mycobacterium smegmatis 25% pupuk Rekomendasi, (F). pupuk hayati Gliocompost +
Gita Syahputra, Martha Sari, Wien Kusharyoto 50% pupuk rekomendasi. Benih kedelai dicampurkan
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. dengan Agrimeth sebanyak 40 gram/8 kg benih, kemudian
Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor 16911, 2 benih ditanam dengan jarak tanam 40 x 20 cm.
Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, email: Gliocompost 20 kg/ha diberikan sebagai penutup pada
gitasyahputra@gmail.com
lubang tanam. Parameter yang diamati adalah tinggi dan
jumlah daun tanaman, efisiensi polong isi, panjang akar,
The plant important source of new drug for treatment of
bintil akar, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, bobot
Tuberculosis (TB). Natural products derived from
100 biji, hasil biji kedelai. Hasil pengkajian menunjukkan
Indonesian medicinal plants have been important source of
bahwa perlakuan pupuk hayati memberikan respon
TB therapeutics. This study aims to screened for anti-
pertumbuhan dan hasil kedelai yang lebih baik dibanding
mycobacterial activity from methanol plant extracts of
tanpa pemupukan maupun pupuk Rekomendasi. Pupuk
Azadirachta indica, Zingiber americans, Desmodium
hayati Agrimeth + 50% pupuk Rekomendasi memberikan
triquetum, Clerodendron serratum, Caesalpinia sappan,
pengaruh yang nyata terhadap jumlah polong isi, efisiensi
and Morus alba against Mycobacterium bovis and
polong isi, panjang akar, jumlah bintil akar, hasil biji
Mycobacterium smegmatis by using disc diffusion method.
kedelai. Pemberian pupuk hayati Agrimeth memperoleh
272 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

hasil kedelai 2,52 t/ha dan mensubtitusi setengah takaran EP-06


pupuk rekomendasi anorganik.
Aplikasi pemanfaatan kompos Bioposka pada
Agrimeth, hasil, kedelai, pertumbuhan, pupuk hayati fase vegetatif tanaman obat: Alpinia malaccensis
Reza Ramdan Rivai, Fitri Fatma Wardani
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu
EP-05 Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
Verifikasi molekuler metode sexing sperma sapi rezaramdanrivai@gmail.com
dengan kolom BSA (Bovine Serum Albumin)
Alpinia malaccensis Rosc. merupakan salah satu jenis
Ekayanti Mulyawati Kaiin, Muhammad Gunawan, tumbuhan dari suku jahe-jahean (Zingiberaceae).
Senlie Octaviana, Sukma Nuswantara Masyarakat mengenal tumbuhan ini dengan sebutan laja
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. gowah dan terutama digunakan sebagai obat herbal. Organ
Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor 16911,
Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, email: vegetatif merupakan bagian tanaman yang sering
ekayantikaiin@yahoo.com dimanfaatkan untuk bahan baku obat herbal. Ekstrak daun
A. malaccensis terbukti mengandung antioksidan yang baik
Penentuan jenis kelamin anak sapi merupakan salah satu bagi kesehatan. Upaya peningkatan produksi organ
langkah strategis dalam perkembangan teknologi vegetatif perlu dilakukan, salah satu metode yang dapat
inseminasi buatan. Metoda pemisahan spermatozoa diterapkan adalah dengan cara penambahan input nutrisi
pembawa kromosom jenis kelamin betina (X) atau jantan berupa kompos. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
(Y) dengan kolom BSA (Bovine Serum Albumine) telah mendapatkan dosis kompos yang tepat dalam upaya
menghasilkan keberhasilan kesesuaian jenis kelamin anak peningkatan produksi organ vegetatif A. malaccensis.
sapi di lapangan sebesar 76-89%. Tujuan dari penelitian ini Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap
adalah memverifikasi hasil pemisahan sperma pembawa dengan faktor utama yang diujikan adalah dosis kompos.
kromosom X dan kromosom Y dengan metode kolom BSA Kompos yang digunakan pada penelitian ini adalah
secara molekuler. Sperma sexing sapi Simmental yang Bioposka yang merupakan produk hasil teknologi
telah dipisahkan kromosom X dan Y dengan kolom BSA pengolahan sampah organik Pusat Konservasi Tumbuhan
5% (sperma X) dan 10% (sperma Y), diuji kualitas sperma Kebun Raya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Taraf
secara mikroskopis meliputi parameter motilitas, viabilitas dosis kompos yang digunakan adalah 0, 25, 50, 75 dan
dan abnormalitas sperma. DNA sperma pada masing- 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman A.
masing kolom (5% atau 10%) diekstrasi menggunakan malaccensis yang mendapat input nutrisi berupa kompos
metoda spin-column dan kemudian diamplifikasi Bioposka sebanyak 75% memiliki tinggi tanaman,
menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan diameter batang, panjang daun, lebar daun dan jumlah daun
design primer gen Sex-determining Region Y (SRY) yang lebih banyak dibandingkan perlakuan lainnya.
berada pada daerah kromosom Y dan gen autosomal
GADPH (Glyceraldehyde 3-phosphate dehydrogenase) Alpinia malaccensis, Bioposka, kompos, obat, vegetatif
pada daerah HMG Box (High Mobility Group Box). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa motilitas sperma X dan Y
sebesar 60%, viabilitas sperma X sebesar 73,5% dan EP-07
sperma Y sebesar 86,4%, sedangkan abnormalitas sperma
X sebesar 15.4% dan sperma Y sebesar 8,2%. Hasil The palatability of cajuput leaves waste as the
pemisahan sperma pada kolom BSA konsentrasi 10% dan subtitution feed of sheep
sperma yang tidak disexing (kontrol), terverifikasi adanya
gen SRY yang ditunjukkan dengan adanya satu pita pada Ana Widiana1, , Deydra Fitria Nur R1, Iman
318 bp. Hal ini menunjukkan bahwa pada kolom BSA 10% Hernaman2
1
terdapat lebih banyak sperma Y. Hasil pada kolom BSA Department of Biology, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan
Gunung Jati. Jl. A.H. Nasution No.105 Bandung 40614, Jawa Barat. Tel.:
5% tidak tampak adanya pita yang terbentuk pada gel +62-22-7800525. email: anawidiana@hotmail.com
elektroforesis, menunjukkan sperma pada kolom tersebut 2
Faculty of Animal Husbandry, Universitas Padjadjaran. Jl. Raya
adalah sperma X. Hasil ini menunjukkan bahwa sexing Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363, West Java
sperma sapi dengan metoda kolom BSA 5% dan 10%,
dapat terverifikasi secara molekuler memisahkan sperma BKPH Jatimunggul, District of Indramayu, West Java has
sapi pembawa kromosom X dan Y. cajuput oil refining industry. Currently distillery waste of
cajuput leaves (Melaleuca cajuputi Powell) has not been
BSA, PCR, sperma, sexing, SRY handled properly and become pollution. As in vitro, the
waste of cajuput leaves are known potential to be used as
cattle feed. The purpose of this research is to know the
utilization of waste cajuput leaves and grass field with the
addition of concentrates in the form of pellets through
physical testing and palatability of the pellets in sheep.
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 273

Organic waste as animal feed is identical to the economic DPPH, Exocarpos longifolius, IC50, penangkap radikal
value and start widely used as a feed supplement. One of bebas
the technologies use organic waste as feed is made in the
form of pellets. This study was conducted from October
2015 to January 2016 at the Laboratory of Animal
EP-09
Nutrition and Mini Feedmill, Faculty of Animal
Husbandry, Universitas Padjadjaran, West Java also at Identifikasi produksi gaba dari kultur bakteri
community animal hasbandry in Pangalengan, Bandung, asam laktat (BAL) dengan metode TLC (Thin
West Java. The method used in this study is experimental Layer Chromatography)
design in the form of completely randomized design (CRD)
with 3 treatments and 3 repetitions. The ration consists of Rini Handayani, Sulistiani, Ninu Setianingrum
three kinds of treatment, namely R1: 50% field grass + Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu
50% concentrate, R2: 25% field grass + 25% waste of Pengetahuan Indonesia. Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor
Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax.
cajuput leaves + 50% concentrate, and R3: 50% of waste of +62-21-8765062. email: handayanirini@yahoo.co.uk
cajuput leaves + 50% concentrate. The data were analyzed
by ANOVA followed by Duncan Multiple Range Test. The Bakteri asam laktat (BAL) berkontribusi besar memberikan
results showed that treatment of R2 has the best level of manfaat fungsional bagi tubuh manusia sebagai bakteri
palatability and has potential as livestock feed because the probiotik. BAL juga diketahui dapat menghasilkan
content of nutrients in the waste of cajuput leaves are senyawa antioksidan. Fungsi sebagai antioksidan
qualify to SNI 3148.1: 2009 standard for animal feed and ditunjukkan oleh galur L. plantarum DM5. Isolat yang
best impact resistance is the pellets with the treatment of digunakan adalah isolat bakteri asam laktat 478 dan 515.
R3 that is equal to 96%.The utilization waste of cajuput Bakteri asam laktat memiliki kemampuan untuk
leaves as fodder must satisfy three aspects like quality, menghasilkan -aminobutyric acid (GABA). Produksi
quantity, and continuity. GABA dapat diketahui secara kualitatif dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan lempeng
Cajuput leaves, organic waste, pellets, palatability alumunium (Silica gel F254, Merck, Mumbai India).
Inokulum BAL dalam MRS cair disentrifugasi pada
kecepatan 1.500 x gravitasi selama 15 menit, kemudian
EP-08 sebanyak 10 l supernatan diteteskan pada lempeng KLT.
KLT dilakukan menggunakan larutan pengembang (eluen)
Skrining fitokimia dan aktivitas penangkap yang terdiri dari campuran n-butanol:asam asetat:akuades
radikal bebas DPPH dari ekstrak kayu Sulaeman dengan perbandingan 4:1:1 dengan larutan pewarna
(Exocarpos longifolius) ninhydrin dengan konsentrasi 0,2% (w/v-etanol). Setelah
selesai, lempeng KLT disemprot menggunakan larutan
Praptiwi, Ahmad Fathoni
ninhydrin 0,5% (w/v) dan kemudian dipanaskan hingga
Laboratorium Kimia Bahan Alam, Bidang Botani, Pusat Penelitian
110oC selama 10 menit. Senyawa GABA yang dihasilkan
Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cibinong Science Center,
Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: oleh isolat BAL dapat dilihat dari nilai Retention factor
+62-21-876156. Fax. +62-21-8765062. email: fathoni_1981@yahoo.com (Rf) yang sama dengan standar GABA yang digunakan.

Skrining fitokimia ekstrak ranting dan daun kayu sulaeman Asam laktat, anti oksidan, GABA, KLT
(Exocarpos longifolius) dan aktivitas penangkap radikal
bebas DPPH dilakukan pada penelitian ini. Skrining
fitokimia meliputi kandungan saponin, alkaloida,
EP-10
terpenoida, flavonoida dan tanin dengan metode baku.
Aktivitas penangkap radikal bebas DPPH dilakukan dengan Microbe-enriched compost application on
metode KLT-bioautografi dan penetapan nilai IC50 germination substrates of three tree species for
ekstrak. Profil komponen kimia ekstrak etil asetat ranting transplanting success
E. longifolius dilakukan dengan analisis GC/MS. Hasil
skrining fitokimia menunjukkan bahwa semua ekstrak Hendra Helmanto, Frisca Damayanti, Dian Latifah
mengandung tanin dan terpenoida, saponin hanya ada pada Bogor Botanical Garden, Indonesian Institute of Sciences. Jl. Ir. H. Juanda
ekstrak metanol ranting E. longifolius, alkaloida hanya No. 13, P.O. Box 309, Bogor 16003, West Java. Tel./Fax. +62-251-
8322187, email: latifah2311@yahoo.com
terdapat pada ekstrak etil asetat ranting dan daun sedang
flavonoida terdapat pada ekstrak metanol ranting dan
ekstrak etil asetat ranting dan daun E. longifolius. Ekstrak The success of transplanting has been an important issue in
yang mempunyai aktivitas penangkap radikal bebas DPPH many restoration programs. The nutritious reserves in the
sangat kuat adalah ekstrak etil asetat ranting kayu sulaeman cotyledons of some species can runs out shortly after the
(IC50 = 15.65 ppm), kuat adalah ekstrak etil asetat daun completion of the germination. The transplanting delay
(IC50 = 78.59 ppm) dan ekstrak metanol ranting (IC50 = may lead to the deterioration of the death of the seedlings.
67.24 ppm). Bioposka compost (microbe-enriched compost) were
applied as one of the sowing media of three study-tree
274 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

species. The compost can hold water well and be fertilized, mempunyai kemampuan dalam melarutkan fosfat
so it were hypothesized to increase the success of the anorganik dan organik yang dicirikan dengan terbentuknya
transplanting compared to sands that are commonly used as zona bening di sekitar koloni. Indeks pelarutan fosfat
a sowing media. The research aimed at investigating the anorganik dan organik pada media padat pikovskaya dan
effect of bioposka compost to the germination and the Ca fitat masing-masing berkisar antara 2,12-2,6 dan 2,15-
seedling growth of the study species. The complete- 2,61. Pelarutan fosfat anorganik pada media cair berkisar
randomized research design was used for three sowing antara 1,07-9,749 mg/L, demikian juga pelarutan fosfat
media: sand, bioposka compost and the mixture of organik (aktivitas fosfatase dan fitase) masing-masing
sand:compost (1:1 ratio) with three study species: Syzygium berkisar antara 4,09-350,98 m/mL p-nitrofenol/jam dan
polycephalum, Bouea oppositifolia and Beilsmedia 0.04-0,67 U/mL. Sedangkan produksi IAA sebesar 0,045-
roxburghiana. The variables observed were total 19,98 mL/L. Pada kondisi laboratorium, perlakuan
andnormal germination capacity, first germination, final inokulasi biji dengan BPF meningkatkan perkecambahan
germination, germination rate, germination simultaneity biji dan vigor kecambah. Demikian juga pada percobaan
and seedling growth. The results were analysed using rumah kaca, hampir semua isolat yang diuji dapat
STAR (Statistical Tool for Agricultural Research). In meningkatkan panjang tunas, panjang akar, berat kering
addition, the microbial abundance for bacteria, fungi and tanaman, total P tanaman, P tersedia dalam tanah.
yeast in each media were calculated using the spread-plate
technique. The germination and seedling growth responses Bakteri Pelarut Fosfat, BPF, Paraserianthes falcataria,
were varied between the different media. The germination sengon
capacity and seedling growth of Syzygium polycephalum
and Bouea oppositifolia were lower by microbe-enriched
compost. By contrast, the germination capacity and the
seedling growth of Beilsmedia roxburghiana were not
EP-12
significantly different. Moreover, the microbe-enriched Aktivitas Azotobacter di lingkungan tanah salin
compost application increased the abundance of bacteria, dan efeknya terhadap tanaman bawang (Allium
fungi and yeast in the media. cepa)
Beilsmedia roxburghiana, Bouea oppositifolia, Compost, Sri Widawati, Suliasih
Microbe, Syzygium polycephalum Research Center for Biology, Indonesian Institute of Sciences. Cibinong
Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911,
Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax. +62-21-8765062. email:,
widadomon@yahoo.com
EP-11
Peran Azotobacter sebagai bakteri penyedia unsur N
Isolasi bakteri pelarut fosfat dari lingkungan sekaligus unsur P sangat diperlukan tanaman untuk
tambang timah dan potensinya sebagai Plant pertumbuhannya di lingkungan tanah salin. Penelitian ini
Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) bertujuan untuk mengetahui aktivitas Azotobacter dalam
terhadap seedling Paraserianthes falcataria menyediakan N dan P tersedia dalam tanah serta
pengaruhnya pada pertumbuhan dan hasil tanaman bawang
Suliasih, Sri Widawati (Allium cepa L.) di lingkungan tanah normal dan salin.
Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Penelitian menggunakan polybag berisi tanah kebun yang
Pengetahuan Indonesia. Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor
Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax. berasal dari Cibinong, Jawa Barat. Penelitian dilakukan
+62-21-8765062. email: lishadari@yahoo.co.id, dalam rumah kaca di Puslit Biologi LIPI, Cibinong Science
widadomon@yahoo.com Center. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap
dengan pola faktorial. Faktor pertama yaitu Penyiraman
Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) adalah bakteri yang dapat yaitu: (i) Air tawar, (ii) Air laut. Faktor kedua yaitu
melarutkan fosfat anorganik dan organik dalam bentuk inokulasi yaitu: (i) Kontrol tanpa inokulan, (ii) Pupuk NPK,
sukar larut menjadi tersedia bagi tanaman. Tujuan (iii) Azotobacter paspalii, (iv) Azotobacter chroccocum, (v)
percobaan yaitu mencari isolat BFP potensial sebagai Azotobacter sp.1. (vi) Azotobacter sp.2, (vii) Inokulan
plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) untuk Azotobacter mix. Semua perlakuan diulang sebanyak 4
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pada percobaan ini kali. Hasil penelitian menujukkan bahwa aktivitas bakteri
telah diisolasi 11 BPF dari tanah tambang timah Bangka. terbaik didapatkan dari Azotobacter chrococcum. Bakteri
Isolat tersebut diuji kemampuannya dalam melarutkan tersebut dapat meningkatkan CN ratio, P total dan P
fosfat anorganik (Ca3(PO4)2) dan fosfat organik (Ca fitat tersedia dalam tanah sebesar 85%; 82,22%; 106,5%
dan p-nitrofenol fosfat) pada media padat dan cair, dan (lingkungan normal), 36,32%; 65,22%; 205% (lingkungan
produksi IAA secara in-vitro. Berdasarkan hasil pengujian salin) serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman
secara in-vitro, dipilih 6 isolat untuk diuji kemampuannya bawang sebesar 1,32% dan 30,38% (lingkungan normal);
dalam meningkatkan kualitas perkecambahan biji pada 146% dan 88,50% (lingkungan salin) jika dibandingkan
kondisi laboratorium dan pertumbuhan tanaman sengon kontrol di lingkungan normal dan salin.
(Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) pada kondisi
rumah kaca. Hasil menunjukkan semua isolat yang diuji
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 275

Allium cepa, Azotobacter, PMEase tanah, P tersedia tanah, inseminasi buatan menggunakan sperma dari pejantan sapi
salin bali unggul terseleksi. Penelitian ini dilakukan di Techno
Park Banyumulek untuk mengaplikasikan hasil produksi
sperma sapi sexing beku dari Balai Inseminasi Buatan
EP-13 Lelede Banyumulek, Nusa Tenggara Barat. Parameter
produktivitas pejantan sapi bali sebagai sumber sperma
The role of hydrogel augmentation using borax to meliputi kualitas makroskopis dan mikroskopis serta uji
start polymerization reaction as adaptation motilitas setelah pembekuan. Produktivitas sapi di
technology for crop cultivation in water limited peternakan rakyat dilakukan dengan mengukur nilai
efisiensi reproduksi pada sapi betina akseptor Inseminasi
areas
Buatan (IB) menggunakan sperma sexing. Parameter nilai
Arwan Sugiharto efisiensi reproduksi berdasarkan nilai Service per
Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Cibinong Conception (S/C) dan Conception Rate (CR).
Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911,
Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax. +62-21-8765062. email: Inseminasi buatan, efisiensi reproduksi, produktivitas, sapi
manrakam@yahoo.co.id
bali, sperma sexing
Several soil ameliorant technology has been developed to
enable plant survive under limited water in soil. The
objective of study was to find out doses of borax which EP-15
was not toxic to soil microorganism but still able to
maintain water stock in soil. Hydrogel was produced using Studi awal perbanyakan Castanopsis argentea
mixture of carboxymethyl cellulose, carboxyethyl cellulose secara in vitro
Boron. The toxicity of borax on soil microbes was Muhammad Imam Surya1, Neneng Ine Kurnita1,2, ,
determined by 3 methods namely direct inhibition growth Luluk Setyaningsih2, Lily Ismaini1, Zainal Muttaqin2
rate of Rhizobium, and evaluating the total enzyme 1
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu
activities using FDA(fluorescein diacetate methods), and Pengetahuan Indonesia (LIPI), PO Box 19, Sindanglaya, Cianjur 43253,
soil respirations. The concentration of borax less than 2.0% Jawa Barat. Tel.: +62-263-512233, 520448; Fax.: +62-263-512233.

(w/w) was not toxic to Rhizobium and also to other soil email: nene005@lipi.go.id
2
Fakultas Kehutanan, Universitas Nusa Bangsa. Jl. K.H. Sholeh Iskandar
microbes, and did not inhibit respiration. Augmentation of
Km 4, Bogor 16166, Jawa Barat
1% hydrogel to soil increased soil holding capacity by
40%. Thus it extends the growth of sorghum for 2 weeks.
Saninten (Castanopsis argentea) merupakan spesies kunci
Augmentation of hydrogel with boron to start
yang memiliki potensi cukup tinggi sebagai bahan pangan.
polymerization has double benefit i.e provide microelement
Buah C. argentea yang banyak digemari hewan
for the growth of plant and increase water retention in soil.
mengakibatkan sulit ditemukannya permudaan secara
alami. Perbanyakan secara in vitro merupakan salah satu
Boron, carboxymethyl cellulose, carboxyethyl cellulose, upaya untuk memperoleh bibit dalam jumlah yang cukup
FDA, Rhizobium banyak. Namun, informasi terkait perbanyakan C. argentea
secara in vitro masih sangat terbatas. Penelitian ini
merupakan langkah awal dalam konservasi saninten yang
EP-14 ditujukan untuk mengetahui metode inisiasi awal
perbanyakan C. argentea secara in vitro. Dua metode
Peningkatan produktivitas sapi bali melalui sterilisasi digunakan pada eksplan biji dan tunas, serta
inseminasi buatan dengan sperma sexing di ditanam pada media MS dan WPM yang telah
Techno Park Banyumulek, NTB. dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persentase hidup, jumlah tunas dan waktu berkecambah
Muhammad Gunawan, Ekayanti Mulyawati Kaiin,
terbaik ditemukan pada eksplan biji yang telah di sterilisasi
Roni Ridwan
menggunakan metode sterilisasi I. Untuk jumlah kalus
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor 16911,
terbanyak ditemukan pada eksplan tunas menggunakan
Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, email: metode sterilisasi II. Media tanam tidak berpengaruh
muhammadgunawan@ymail.com terhadap perkecambahan eksplan biji, namun berpengaruh
terhadap pertumbuhan eksplan tunas.
Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu daerah
penghasil ternak terbesar untuk memenuhi kebutuhan Castanopsis argentea, perbanyakan, sterilisasi, in vitro
daging nasional. Populasi terbesar yang dikembangbiakkan
oleh kelompok tani ternak adalah sapi bali. Keunggulan
sapi bali sebagai plasma nutfah asli Indonesia adalah
memiliki kekuatan adaptasi lingkungan dan
EP-16
perkembangbiakan yang baik. Upaya peningkatan Metode perkecambahan buah bersayap: Pohon
produktivitas sapi bali dilakukan dengan program kapur (Dryobalanops lanceolata)
276 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

Dodo Desa Silih Asih, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten


Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Cirebon, Jawa Barat, pada April-Juni 2016. Penelitian
Pengetahuan Indonesia. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan
16003, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-251-8322187, email: perlakuan varietas dan 10 ulangan. Varietas yang diuji
dodortl@gmail.com
adalah Bima, Mentes, dan Pikatan. Data dianalisis dengan
uji F dan dilanjutkan dengan uji contras ortogonal dan uji
Dryobalanops lanceolata merupakan tumbuhan endemik
korelasi pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian
Kalimantan yang berpotensi sebagai penghasil kayu
menunjukkan bahwa perbedaan varietas mempengaruhi
komersial, namun keberadaannya di alam sudah terancam
tinggi tanaman umur 5 dan 7 minggu setelah tanam,
kepunahan. Perbanyakan bibit dapat menyelamatkan pohon
diameter umbi, bobot brangkasan, dan bobot kering umbi.
kapur dari kepunahan karena bibit yang dihasilkan dapat
Bobot kering umbi varietas dominan Bima berbeda nyata
dikembalikan ke habitat alaminya. Banyaknya bibit yang
dengan varietas unggul baru (Mentes dan Pikatan). Bobot
dihasilkan ditentukan oleh prosentase daya kecambahan
kering umbi dipengaruhi tinggi tanaman umur 5 minggu
biji dan daya sintas anakan saat adaptasi. Penelitian daya
setelah tanam sebesar 47%.
kecambah biji dilakukan dengan Rancangan Percobaan
Acak Lengkap yang terdiri dari dua faktor dengan tiga
Bawang merah, benih biji, varietas
ulangan yaitu faktor perlakuan buah (buah utuh, buah tanpa
sayap, dan buah tanpa kelopak sayap) dan faktor media
semai (tanah top soil, pasir kali, sekam padi, dan kompos
bioposka). Setiap satuan percobaan terdiri dari 10 buah/biji. EP-18
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media semai pasir
yang biasa digunakan untuk menyemai biji, dalam Konsentrasi dan waktu aplikasi atonik pada
penelitian ini tidak memberikan hasil yang baik. Pada produksi benih G0 kentang (Solanum tuberosum)
media semai pasir, daya kecambah D. lanceolata rendah Meksy Dianawati
(60%), kecepatan berkecambah rendah (1.33 biji/hari), dan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. Jl. Kayuambon
lambat berkecambah (mulai hari ke-8). Hasil 80, PO Box 8495, Lembang, Bandung Barat 40391, Jawa Barat. Tel.: +62-
perkecambahan D. lanceolata yang baik pada penelitian ini 22-2786238, 2789846, Fax.: +62-22-2786238, email:
adalah pada media semai sekam padi, tanah, dan kompos meksyd@yahoo.com
dengan daya kecambah lebih dari 80% dan awal
berkecambah pada hari kedua atau ketiga. Perlakuan buah Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksi
pada penelitian ini tidak memberikan respon yang baik, benih kentang G0 dengan berbagai konsentrasi dan waktu
meskipun pemotongan sayap meningkatkan daya aplikasi atonik. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik di
kecambah dan awal berkecambah namun responnya tidak Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat pada Juni-September
berbeda nyata. Perlakuan buah dengan menghabiskan 2015. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok
sayap hingga ke pangkalnya (tanpa sayap) malah (RAK) dengan dua faktor perlakuan dan lima ulangan.
mengurangi daya kecambah dan memperlambat awal Faktor perlakuan pertama adalah konsentrasi atonik, yaitu
berkecambah, karena perlakuan ini merusak jaringan buah. 0,5; 1; 1,5; dan 2 g/L. Faktor perlakuan kedua adalah waktu
aplikasi atonik, yaitu 1, 2, dan 3 minggu sekali, serta 1
Buah bersayap, Dryobalanops lanceolata, kecambah minggu dua kali. Data dianalisis dengan uji F dan
dilanjutkan dengan uji Duncan, uji polinomial ortogonal,
dan uji korelasi pada taraf kepercayaan 95%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara
EP-17 konsentrasi dan waktu aplikasi atonik terhadap total jumlah
Produksi bawang merah generasi kedua asal benih umbi. Penggunaan atonik yang lebih jarang (3 minggu
sekali) memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi (2 g/L),
biji botani bawang merah (True Seed of Shallot)
sedangkan pada penggunaan atonik yang lebih sering,
pada berbagai varietas konsentrasi atonik tidak mempengaruhi total jumlah umbi.
Kiki Kusyaeri, Agus Nurawan, Liferdi, Meksy Konsentrasi atonik membentuk grafik kuadratik terhadap
Dianawati jumlah umbi ukuran sedang dan besar, serta bobot umbi per
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. Jl. Kayuambon tanaman. Jumlah umbi ukuran sedang terbaik pada
80, PO Box 8495, Lembang, Bandung Barat 40391, Jawa Barat. Tel.: +62- perlakuan waktu aplikasi atonik 1 minggu dua kali. Total
22-2786238, 2789846, Fax.: +62-22-2786238, email: jumlah umbi dipengaruhi jumlah umbi ukuran kecil sebesar
meksyd@yahoo.com
75%.
Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan
Benih, kentang, konsentrasi, waktu aplikasi, atonik
produktivitas tanaman. Selain umbi, benih biji botani
bawang merah dapat menjadi alternatif sumber benih yang
menghasilkan umbi yang berkualitas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui produksi bawang merah EP-19
generasi kedua asal benih biji botani pada berbagai varietas
bawang merah. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Mutu stater yogurt sediaan kering selama
penyimpanan suhu refrigerator
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 277

Fitri Setiyoningrum, Gunawan Priadi, Fifi Afiati diproses lebih lanjut untuk pemisahan kromosom sperma
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. menggunakan metode kolom bovine serum albumin (BSA)
Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor 16911, 5% dan 10%. Sperma hasil pemisahan kemudian dievaluasi
Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, email: kualitas mikroskopisnya meliputi meliputi motilitas,
fitri.setiyoningrum@gmail.com
konsentrasi, viabilitas, abnormalitas dan MPU, kemudian
dilakukan serta dibuat preparat ulas kemudian dilakukan
Dalam industri yogurt, stater menjadi salah satu penentu
pewarnaan menggunakan Eosin-Nigrosin untuk
kualitas produk yogurt yang dihasilkan. salah satu jenis
pengamatan morfometri dan abnormalitas spermatozoa.
sediaan stater yogurt yang diminati pengrajin yogurt adalah
Evaluasi morfometri dan abnormalitas spermatozoa hasil
stater yogurt dalam bentuk kering/powder dengan merk
pemisahan dilakukan menggunakan mikroskop objektif
"Yougrmet". sayangnya, belum ada informasi mengenai
Axioovision Imager Z7 dengan pembesaran 400x,
nasa simpan atau sampai kapan turunan berapa stater ini
sebanyak 200 sel sperma untuk setiap pengamatan.
bisa digunakan, tetapi tetap menghasilkan yogurt dengan
Parameter morfometri yang diamati antara lain ukuran
kualitas yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kepala, luas area kepala dan panjang ekor spermatozoa
mengetahui sampai turunan berapa dan stater Yourgmet
kromosom X dan Y. Data dianalisis secara deskriptif
layak digunakan sebagai stater dalam pembuatan yogurt.
dengan minitab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Parameter yang diamati adalah viabilitas bakteri asam
ukuran spermatozoa Y lebih kecil dari pada spermatozoa
laktat (BAL), total bakteri, total kapang khamir, nilia pH,
X.
dan uji sensori melalui uji perbandingan jamak.
Stater yogurt kering "Yougrmet" diturunkan sebanyak
Abnormalitas, kerbau belang, morfometri, sexing,
empat kali. Masing-masing turunan (F1, F2, F3, dan F4)
spermatozoa
disimpan dalam refrigerator selama 25 hari. Hasil
penelitian menunjukan bahwa viabilitas BAL dalam stater
yogurt pada turunan keempat (F4) yang telah disimpan 25
hari di refrigerator masih berkisar antara 7-8 log di EP-21
refrigerator, masih masuk standar SNI, yang
mengsyaratkan viabilitas BAL minimal 7 log CFU/mL. Isolasi dan uji aktivitas bakteri penghasil hormon
Selama penyimpanan, viabilitas BAL dalam stater yogurt tumbuh IAA (Indole-3-Acetic Acid ) dan bakteri
turuan F1, F2, F3 dan F4 cenderung menurun. Tida perombak protein dari tanah pertanian Tual,
terdeteksi adanya pertumbuhan kapang khamir pada setiap Maluku Tenggara
turunan stater yogurt selama penyimpanan. Nilai pH stater
Tirta Kumala Dewi 1,, Jodi Suryanggono 2, Dwi
yogurt cenderung menurun pada stater F4 bila
Agustiyani 1
dibandingkan pada F1. Hasil uji sensori menunjukan 1
produk yogurt yang dihasilkan dari stater F4 yang telah Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor
disimpan 25 hari masih dapat diterima oleh panelis dan Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-876156. Fax.
belum terdapat atribut yang menyimpang bila dibanding +62-21-8765062. email: tirta.kdewi@gmail.com
2
dengan kontrol. Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman. Jl. Dr. Soeparno
No.63 Karangwangkal, Grendeng, Purwokerto 53122, Banyumas, Jawa
Tengah
Mutu, penyimpanan, stater kering, turunan
Tanah pertanian yang terletak di daerah Tual, Maluku
Tenggara memiliki keragaman mikroba dengan berbagai
EP-20 aktivitas antara lain penghasil hormon tumbuh IAA
(Indole-3-Acetic acid) dan perombak protein. Bakteri yang
Evaluasi morfometri dan abnormalitas sperma mampu menghasilkan IAA dapat meningkatkan
sexing kerbau belang di UPT IB Puca Sulawesi pertumbuhan dan perpanjangan akar, sehingga permukaan
Selatan akar menjadi lebih luas dan akhirnya tanaman mampu
menyerap nutrisi dari dalam tanah lebih banyak. Bakteri
Tulus Maulana, Muhammad Gunawan, Ekayanti M
yang mampu menghasilkan enzim protease memiliki
Kaiin
kemampuan untuk mengurai atau menghilangkan protein
Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor 16911,
kompleks pada lingkungan yang tercemar, sehingga dapat
Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, email: berperan dalam bioremediasi lingkungan. Penelitian ini
tuluz_em@yahoo.com bertujuan untuk isolasi dan uji aktivitas bakteri penghasil
hormon tumbuh IAA dan bakteri perombak protein. Isolasi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ukuran dan seleksi di lakukan dengan metode TPC (Total plate
morfometri dan abnormalitas spermatozoa hasil pemisahan count ) pada media TSB (Triptic Soy Broth ) dan skim milk
kromosom X dan Y pada kerbau belang. Semen segar agar. Uji aktivitas bakteri penghasil IAA di lakukan secara
ditampung dari pejantan kerbau belang menggunakan kualitatif dan kuantitatif. Metode yang di gunakan adalah
vagina buatan di UPT-IB Puca, Sulawesi Selatan. Semen spektrofotometri pada panjang gelombang 530 nm dan
yang ditampung kemudian diuji kualitas secara HPLC (High Performance Liquid Chromatography ). Pada
makroskopis dan mikroskopis, apabila layak sperma HPLC kolom yang digunakan adalah C-18 reverse phase
278 ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Bogor, 17 September 2016, hal. 211-279

dengan detektor UV-Visible pada panjang gelombang 280 EP-23


nm. Pengukuran aktivitas enzim protease dilakukan dengan
metode spektrofotometri pada panjang gelombang 442 nm. The effect of compost on seedling growth of a
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat 8 Tual mampu promising mutant of Hoya diversifolia
menghasilkan IAA tertinggi, yaitu 64 ppm. Aktivitas enzim
protease tertinggi ditunjukkan oleh isolat TL5B sebesar Fitri Fatma Wardani 1,2,, Reza Ramdan Rivai1, Sri
551,6 unit/mL pada waktu 36 jam. Rahayu1
1
Center for Plant Conservation, Bogor Botanic Gardens, Indonesia
Institute of Sciences. Jl. Ir. H. Juanda No. 13, P.O. Box 309, Bogor 16003,
Bakteri, IAA, protease, Tual, West Java. Tel./Fax. +62-251-8322187, email:
wardani.fitri05@gmail.com
2
Program of Plant Breeding and Biotechnology, Graduate School, Institut
Pertanian Bogor. Jl. Meranti Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, West
EP-22 Java

Variasi Kandungan Minyak Atsiri pada Beberapa Hoya diversifolia Blume is a plant from the Apocynaceae
Genus Zanthoxylum dan Potensi Kegunaannya with beautiful flowers. It is a species with commercial
I Putu Agus Hendra Wibawa, Putri Sri Andila, I Gede potential as a decorative plant. A genetic improvement
Tirta program to produce new H. diversifolia variants based on
UPT. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali, mutation using gamma rays generated a white flowered
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Candikuning, Baturiti, Tabanan mutant that differed from the parent. Because we lacked
82191, Bali. Tel. +62-368-2033211, email: putribot11@gmail.com information about the mutants potential seedling growth
that we need for its cultivation, an experiment was
Minyak atsiri (essential oil) merupakan salah satu designed to compare the seedling growth of the white-
komoditas ekspor agroindustri potensial yang dapat flowered mutant with the growth of its parent in media
menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa. containing a range of different nutrient levels provided by
Data statistik ekspor-impor dunia menunjukan bahwa compost. The experimental design was a completely
konsumsi minyak atsiri dan turunannya naik sekitar 10% randomized design (CRD) with two factors: the varieties of
dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama didorong plants, and the compost dose in the growth medium. The
oleh perkembangan kebutuhan untuk industri penyedap plant varieties were H. diversifolia (V2) and its mutant
rasa, industri komestik dan wewangian. Indonesia (V1). The growth medium was cocopeat, mixed with
menghasilkan 40 dari 80 jenis minyak atsiri yang different doses of compost, i.e. 0% (B1), 25% (B2), and
diperdagangkan di pasar dunia. Dari jumlah tersebut 13 50% (B3). Data analysis of plant growth showed that the
jenis telah memasuki pasar atsiri dunia. Hutan di Indonesia varieties differed significantly in plant height, stem
kaya dengan jenis tumbuhan penghasil minyak atsiri yang diameter, number of leaves, leaf length, leaf width and
mempunyai prospek sangat baik sebagai komoditi ekspor. petiole length. Compost doses had a significant effect on
Salah satu marga tumbuhan penghasil minyak atsiri adalah stem diameter and petiole length. The interaction of variety
genus Zanthoxylum. Tujuan dari penelitian ini adalah and compost dose was statistically significant for plant
untuk; mengetahui variasi kandungan minyak atsiri dari height, stem diameter, number of branches, number of
beberapa spesies Zanthoxylum koleksi Kebun Raya Bali; leaves, leaf length, and petiole length: the best treatment
mengetahui kandungan kimia dari minyak atsirinya for H. diversifolia was the growth medium with no
menggunakan GCMS; serta mengetahui potensi kegunaan compost added (0% dose) while the best treatment for its
dari senyawa kimia yang dikandung tersebut. Hasil mutant was the treatment in which there was 50% compost
penelitian menunjukkan bahwa dari lima spesies mixed in the growth medium (ANOVA, = 5%). We
Zanthoxylum yang diteliti hanya Zanthoxylum limonella conclude from the research that the H. diversifolia mutant
yang mengandung minyak atsiri. Dilihat dari has better growth than the parent at the highest compost
kandungannya minyak atsirinya minyak Z. limonella dose level.
mengandung senyawa 4-terpineol, senyawa ini diketahui
memiliki efek relaksasi, sehingga dapat dimanfaatkan Compost doses, growth, Hoya diversifolia, mutant,
sebagai aromaterapi untuk membantu tidur serta relaksasi
otot. Senyawa lain yang dikandungnya adalag limonene
senyawa ini merupakan golongan terpenoid yang diketahui
sebagai pewangi alami. Menariknya adanya senyawa
EP-24
limonene, senyawa ini telah dikembangkan menjadi agen Kajian pengolahan tepung mocaf pada empat
kemopreventif untuk beberapa tipe kanker. Adanya senwa varietas ubi kayu menggunakan starter Bimo-CF
limonene memberikan minyak ini wangi khas seperti jeruk.
dan lama perendaman 18 jam
Anti kanker, aroma terapi, minyak atsiri, Zanthoxylum Sri Lestari
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten. Jl. Ciptayasa Km
01 Ciruas-Serang 42182, Banten. Tel. +62-254-281055, Fax. +62-
254282507. email: sri_lestari0581@yahoo.co.id
Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Bogor, 17 September 2016 279

Pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf diharapkan Fifi Afiati, Gunawan Priadi, Fitri Setiyoningrum
dapat meningkatkan nilai tambah. Tujuan dari penelitian ini Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
yaitu untuk mengetahui rendemen tepung mocaf yang Cibinong Science Center, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong-Bogor 16911,
dihasilkan dari empat varietas ubi kayu yaitu Manggu, UJ- Jawa Barat, Tel. +62-21-8754587, Fax. +62-21-8754588, email:
afiati_btk@yahoo.com
5, Mentega, Perelek, untuk mengetahui apakah perlakuan
varietas mempengaruhi jumlah rendemen, untuk
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan ubi
mengetahui kesesuaian kadar air dan kadar HCN tepung
ungu (Ipomoea batatas var. ayamurasaki) dalam
mocaf yang dihasilkan dengan SNI tepung mocaf serta
peningkatan pangan fungsional yogurt sinbiotik. Data
menganalisa kelayakan usaha tepung mocaf skala rumah
dianalisis menggunakan rancangan faktorial dua faktor.
tangga (home industry). Rancangan penelitian dilakukan
Faktor pertama adalah konsentrasi susu skim 0%, 3% dan
dengan perlakuan 4 varietas ubi kayu (Manggu, UJ-5,
6%, faktor kedua adalah konsentrasi ubi ungu 0%, 2% dan
Mentega, Perelek) dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian
4%. Parameter yang diamati adalah viabilitas bakteri asam
menunjukkan bahwa rendemen tepung mocaf dari varietas
laktat (BAL), pH, kadar air, protein, lemak, karbohidrat,
Manggu, UJ-5, Mentega dan Perelek secara berurutan
abu dan serat kasar serta organ oleptik. Bila terdapat
sebesar 23.90%, 24.40%, 25.29% dan 24%. Perlakuan
perbedaan diuji Duncan taraf 0,05. Hasil menunjukkan
varietas tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap
bahwa tidak terdapat interaksi antara konsentrasi susu skim
rendemen yang dihasilkan. Nilai kadar air dan HCN
dan ubi ungu terhadap total BAL, kadar air dan serat kasar,
masing-masing tepung mocaf sesuai dengan SNI tepung
namun interaksi terjadi pada kadar lemak, protein,
mocaf. Usaha pengolahan tepung mocaf memiliki nilai R/C
karbohidrat dan abu. Hasil pengujian organ oleptik pangan
sebesar 1.21, sehingga layak untuk dilakukan.
fungsional yogurt simbiotik yang diperkaya ubi ungu [0,2;
2% ubi ungu tanpa penambahan skim] lebih disukai panelis
BIMO-CF, mocaf, varietas
dengan nilai 3,65.

Ubi ungu, pangan fungsional, susu skim, yogurt sinbiotik


EP-25
Peningkatan pangan fungsional yogurt sinbiotik
yang diperkaya ubi ungu (Ipomoea batatas var.
Ayamurasaki)

Anda mungkin juga menyukai