Anda di halaman 1dari 182

Seminar Nasional 2021

Email : semnaslampung@gmail.com

Nomor : 07/LoA/Semnas/BPTP Lampung/2021 Bandar Lampung, 14 Juni 2021


Lampiran : -
Perihal : Pemberitahuan Penerimaan Abstrak

Kepada Yth.
Etty Hesthiati
Di
Tempat

Dengan hormat,
Panitia telah menerima dan mengevaluasi abstrak dengan judul “Pengolahan Dessert Mousse
Bisbul dan Alpukat Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Sebagai Pangan Fungsional”. Dengan ini
kami menyatakan bahwa abstrak Bapak/Ibu lolos seleksi, dan selanjutnya kami mengundang
Bapak/Ibu untuk mempresentasikannya secara oral saat Seminar Nasional pada hari Rabu, 30 Juni
2021 via Zoom Video Conferencing.
Pemakalah yang diterima untuk presentasi oral dimohon agar mengirimkan makalah lengkap,
paling lambat tanggal 21 Juni 2021 melalui email: semnaslampung@gmail.com, serta
mempersiapkan soft copy bahan presentasi dengan format Microsoft Power Point dengan rekaman
suara, dan dikumpulkan kepada panitia paling lambat tanggal 29 Juni 2021 dengan durasi
presentasi selama 5 menit.
Demikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu kami
ucapkan terima kasih.

Panitia Seminar Nasional 2021


Ketua,

Dr. Nandari Dyah Suretno, S.Pt.,M.Si


NIP. 19740521 199903 2 001
Bekerjasama dengan :

Kementerian Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
BALITBANGDA Fakultas Pertanian Politeknik Negeri
Provinsi Lampung Universitas Lampung Lampung

BUKU PANDUAN

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung


Bandar Lampung, 30 Juni 2021

“Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Kering Masam


Mendukung Kemandirian Pangan dan Ekspor “

Sponsor :

Product of PT. Great Giant Pineapple

PT. AGRI MAKMUR


PERTIWI

www.lampung.litbang.pertanian.go.id
science.innovation.networks
BUKU PANDUAN dan ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL
BPTP LAMPUNG
2021
BUKU PANDUAN dan
ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL
BPTP LAMPUNG 2021
INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
LAHAN KERING MASAM MENDUKUNG
KEMANDIRIAN PANGAN DAN EKSPOR

Bandar Lampung Indonesia

Juni 2021

Page ii
Daftar isi

SEMINAR NASIONAL i
KATA PENGANTAR iv
SUSUNAN PANITIA v
SAMBUTAN KEPALA BPTP LAMPUNG viii
Susunan Acara 1
Daftar Abstrak 6
Panduan Seminar Online 18
Kumpulan Abstrak 40
Daftar Peserta 135
Sponsor 144

Page iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang


telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penyusunan
Buku Kumpulan Abstrak ini dapat diselesaikan dengan baik.

Buku ini berisi kumpulan abstrak hasil-hasil penelitian


yang dipresentasikan oleh para pemakalah pada Seminar
Nasional Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
Tahun 2021, yang dilaksanakan secara daring pada tanggal
30 Juni 2021. Pemakalah pada seminar ini berasal dari
berbagai Instansi Badan penelitian dan Pengembangan
pertanian, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian
Pertanian di seluruh Indonesia, yang melakukan penelitian
dan pengembangan di bidang pertanian.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Panitia


Seminar Nasional Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lampung Tahun 2021 dan pihak lain yang telah membantu
tersusunnya Buku ini. Penyusun berharap semoga Buku ini
dapat bermanfaat bagi para pemakalah dan peserta Seminar
Nasional BPTP Lampung 2021.

Bandar Lampung, Juni 2021

Tim Penyusun

Page iv
SUSUNAN PANITIA
SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG

Penanggung Jawab : Kepala BPTP Lampung


(Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si.)

Wakil Penanggung : Arfi Irawati, S.P., M.Si.


Jawab I
Wakil Penanggung : Drs. Dani Purwadi
Jawab II
Ketua Pelaksana : Dr. Nandari Dyah Suretno, S.Pt., M.Si.
Sekretaris : Endriani, S.P., M.Si.
Wakil Sekretaris : Hestiana Karyati, A.Md.
Bendahara : Herna Suhartin, A.Md.
Wakil Bendahara : Yuli Setyo Rahayu, A.Md.
Seksi-Seksi

1. Seksi Publikasi :
Hasil Seminar

a. Dewan 1. Dr. Ir. Robet Asnawi, M.Si.(*) (BPTP Lampung)


Penyunting 2. Dr. Ir. Junita Barus, M.Si. (BPTP Lampung)
3. Dra. Dewi Rumbaina M (BPTP Lampung)
4. Ir. Rr. Ernawati, M.T.A. (BPTP Lampung)
5. Dra. Alvi Yani, M.Si. (BPTP Lampung)
6. Dr. Ir. Slameto, M.Si. (BPTP Lampung)
7. Dr. Nandari Dyah S., S.Pt., M.Si. (BPTP Lampung)
8. Ir. Nasriati, M.P. (BPTP Lampung)
9. Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.S. (Unila)
10. Prof. Dr. Ir. Netti Yuliana, M.Sc. (Unila)
11. Dr. Ir. Erwanto, M.Si. (Unila)
12. Prof. Dr. Ir. Rubiyo, M.Si. (BBP2TP)
13. Dr. Ir. Yulia Pujiharti, M.Si. (Puslibangtan)
14. Dr. Ir. Dulbari, M.Si. (Polinela)
15. Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P. (Stiper Darma Wacana)

Page v
16. Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P. (Unila)

b. Redaksi 1. Zahara, S.P., M.Si.(*)


Pelaksana 2. Dr. Danarsi Diptaning Sari, S.P., M.Si.
dan makalah
3. Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc.
4. Erliana Novitasari, S.T.P., M.Sc.
5. Fauziah Yulia Adriyani, S.P., M.Si.
6. Tri Kusnanto, S.S.T.
7. Reli Hevrizen, S.Pt.
8. Robinson Putra, SP., M.Si.

2. Seksi 1. Endriani, S.P., M.Si. (*)


Kesekretariatan 2. Dian Meithasari, S.P.
3. Soraya, S.P.
4. Novilia Santri, S.T.P.
5. Ely Novrianti, S.P.
6. Rismawita Sinaga, S.P.
7. Artha Muchtar Djalil, S.P.
8. Nina Meilina, S.Si.
9. Yuli Setyo Rahayu, A.Md.

3. Seksi Materi dan 1. Dr. Ir. Nila Wardani, M.Si. (*)


Persidangan 2. Dr. Ir. Robet Asnawi, M.Si.
3. Dr. Ir. Slameto, M.Si.
4. Arfi Irawati, S.P., M.Si.
5. Ir. Ratna Wylis Arif, MTA.
6. Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc.
7. Erdiansyah, S.P.
8. Eka Miftakhul Jannah, S.P., M.Si.
9. Meidaliyantisyah, S.T.P., Pg.Dip.
10. Fauziah Yulia Adriyani, S.P., M.Si.
11. Rahadian Mawardi, S.P., M.Sc.

Page vi
12. Tri Kusnanto, S.ST.
13. Reli Hevrizen, S.Pt.
14. Dea Sylva Lisnandar, M.Si.
15. Betty Mailina, S.P.
16. Erliana Novitasari, S.T.P., M.Sc.
17. Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.
18. Rismawita Sinaga, S.P.
19. Hestiana Karyati, A.Md.

4. Seksi Acara 1. Ir. Ratna Wylis Arif, MTA. (*)


2. Tiara Aprilia Putri Hernanda S.P., M.Si.
3. Arfi Irawati, S.P., M.Si.
4. Agung Lasmono, S.P., M.Sc.
5. Dede Rohayana, S.P.

5. Seksi Humas, 1. Erdiansyah, S.P. (*)


Publikasi, 2. Reli Hevrizen, S.Pt.
Dokumentasi
dan 3. Tiara Aprilia Putri Hernanda, S.P., M.Si.
Sponsorship 4. Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

6. Seksi Konsumsi 1. Yeni Sepda Nila, A.Md., S.Sos.(*)


2. Yulis Aisyah
3. Tanti Retno Yuliantika, A.Md.

7. Seksi 1. Drs. Dani Purwadi (*)


Perlengkapan 2. Saptono
dan
Transportasi 3. Asropi, S.T.P., M.Sc.
4. Jhon Tanamera, S.Kom.
5. M. Hairul Anam
6. Medi Suyono
7. Sugiyono

Page vii
SAMBUTAN KEPALA BPTP LAMPUNG
Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si

Assalammualaikum wr wb.

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadhirat ALLAH SWT atas
segala berkah, hidayah dan bimbingan-NYA. Peran inovasi teknologi
pertanian dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat tidak dapat diragukan lagi. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian
merupakan lembaga penghasil teknologi yang berperan nyata
menghasilkan inovasi dan teknologi pertanian seperti varietas unggul,
teknologi budidaya, teknologi pascapanen, teknologi pengolahan, alat
dan mesin pertanian serta pengembangan kelembagaan pertanian.
Bertolak dari paradigma Balitbangtan bahwa “Research for
Development” mempunyai makna bahwa Balitbangtan berkomitmen
kuat dan memberikan perhatian yang besar terhadap pendayagunaan
hasil penelitian dan mempercepat proses penerapan di lapangan. Hal
ini berarti inovasi hasil penelitian dan pengkajian pertanian yang telah
dihasilkan, baik skala nasional mauoun spesifik lokasi perlu
secepatnya sampai kepada khalayak masyarakat pengguna.
Paradigma dimaksud sangat mendukung visi Kementerian Pertanian
untuk menuju pertanian maju, mandiri dan modern.
Pada era global bahwa penguasaan teknologi, sinergisme dan
kolaborasi lembaga riset merupakan kunci untuk membangun
pertanian Indonesia. Pemanfaatan inovasi teknologi pertanian,
sumberdaya manusia, dan sumberdaya alam secara tepat guna dan
tepat pengelolaan penting dilakukan. Untuk itu BPTP Lampung pada
tahun 2021 ini menyelenggarakan seminar nasional inovasi teknologi
pertanian. Tema yang dipilih pada seminar nasional tahun ini adalah
“Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Kering Masam Mendukung
Kemandirian Pangan dan Ekspor”. Seminar Nasional merupakan
media komunikasi terhadap hasil pencapaian inovasi teknologi
pertanian oleh para expert, peneliti, dosen, mahasiswa, pemerhati dan
praktisi pertanian dari berbagai kalangan yang meliputi berbagai
lembaga penelitian (Balit Komoditas dan Puslit-Puslit), perguruan
tinggi, BPTP seluruh Indonesia dan beberapa institusi pemerintah dan
swasta lain yang terkait pengembangan bidang pertanian.

Page viii
Tujuan pelaksanaan seminar nasional ini adalah mengkomunikasikan,
mendiskusikan serta mendiseminasikan hasil karya inovasi dan
teknologi pertanian lahan kering masam sehingga dihasilkan suatu
arah dalam pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Lahan Kering
Masam Mendukung Kemandirian Pangan dan Ekspor. Disamping itu,
diharapkan hasil-hasil penelitian unggul karya para peneliti-peneliti
muda di Indonesia dapat diterbitkan pada jurnal ilmiah nasional
terakreditasi. Terdapat sekitar 100 makalah hasil litkaji terseleksi yang
akan dipaparkan pada seminar nasional ini.
Tak lupa apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada Tim Steering
Committee, Kepala Balitbangda Propinsi Lampung, Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung, Direktur Politeknik Negeri Lampung,
dan Stakeholder lainnya yang telah membantu sumbang pemikiran,
dan segenap jajaran kepanitiaan dalam penyelenggaraan seminar
nasional ini. Terakhir, jalinan kerjasama antara Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian dengan Pemda
Propinsi Lampung dalam membangun pertanian harus tetap dieratkan.
Semoga seminar memberikan manfaat bagi pengembangan dunia ilmu
pengetahuan, inovasi serta teknologi bidang pertanian. Terimakasih.

Wassalammualaikum wr wb.

Page ix
Susunan Acara

SEMINAR NASIONAL
BPTPLAMPUNG2021
INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN
KERING MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN
PANGAN DAN EKSPOR

1
SEMINAR NASIONAL
BPTP LAMPUNG 2021
INOVASI TEKNOLOGI
PERTANIAN LAHAN
KERING MASAM
MENDUKUNG
KEMANDIRIAN PANGAN
DAN EKSPOR
30 JUNI 2021
08.30-16.30 WIB
LIVE

Keynote Speaker
Ir. H. Arinal Djunaidi
Gubernur Lampung
Kebijakan Pemerintah Provinsi
Terhadap Kemandirian Pangan
dan Ekspor.

Opening Speech
Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si
Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian
Inovasi Teknologi Pertanian
Mendukung Kemandirian Pangan
dan Ekspor

Page 2
Pemakalah Utama
Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si
Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung (UNILA)
Peran Perguruan Tinggi dalam
mendukung Kemandirian
Pangan pada Lahan Kering
Masam
Pemakalah Utama
Dr. Ir. Sarono, M.Si
Direktur Politeknik Negeri Lampung
(Polinela)
Peran Sekolah Vokasi dalam
Penyiapan Kader Pertanian
Tangguh Mendukung
Kemandirian Pangan dan
Ekspor
Pemakalah Utama
Husnain, SP, MP, MSc, Ph.D
Kepala Balai Besar Sumberdaya Lahan
Pertanian (BBSDLP)
Inovasi Teknologi Lahan
Kering Masam untuk
Kemandirian Pangan

Page 3
SUSUNAN ACARA
SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG
Bandar Lampung, 30 JUNI 2021

Waktu Acara Keterangan

07.30-08.30 Host membuka Zoom meeting Host


dan Persiapan panitia dan
peserta masuk zoom
08.30-08.50 Pembukaan Acara Seminar MC
Nasional BPTP Lampung
Tahun 2021
Tari Sembah Penari
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Host
08.50-09.00 Sambutan Selamat Datang Ka. BPTP Lampung
(Dr. Drs. Jekvy Hendra, M.Si)
09.00-09.10 Pembacaan Doa Panitia

09.10-09.30 Opening Speech Ka. Badan Litbang Pertanian,


“Inovasi Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian
Mendukung Kemandirian (Dr. Ir. Fadjry Djufry,M.Si)
Pangan dan Ekspor”
09.30–09.50 Keynote Speech Gubernur Lampung
”Kebijakan Pemerintah Provinsi (Ir. H. Arinal Djunaidi)
Lampung Terhadap Kemandirian
Pangan dan Ekspor”
09.50–10.00 Penandatangan Nota Kesepakatan Sub Koordinator KSPP
antara Badan Litbang Pertanian
dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten:
1. Kabupaten Tanggamus
2. Kabupaten Pesawaran
3. Kabupaten Tulang Bawang
Barat
4. Kabupaten Way Kanan
5. Kabupaten Lampung Utara
Waktu Acara Keterangan

10.00-10.05 Penyerahan Cinderamata: Panitia


1. Balitbangtan ke Bupati
2. BPTP ke Sponsor
10.05–10.20 Gubernur Lampung beserta Tim Pameran
jajarannya mengunjungi
pameran.
10.20-11.20 Pemakalah Utama: Moderator
(KaBalitbangda/
Dr. Ir. Robet A, M.Si)

1. Peran Perguruan Tinggi dalam Dekan FAPERTA UNILA


mendukung Kemandirian
Pangan pada Lahan Kering (Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri B, M.Si)
Masam.

2. Peran Sekolah Vokasi dalam Direktur Polinela


Penyiapan Kader Pertanian
Tangguh Mendukung (Dr. Ir. Sarono, MSi)
Kemandirian Pangan dan
Ekspor.

3. Inovasi Teknologi Lahan Kering Kepala BBSDLP


Masam untuk Kemandirian
Pangan. (Husnain, SP, MP, MSc, Ph.D)

11.20-11.40 Diskusi Moderator

11.40-11.50 Foto Bersama Host

11.50-13.00 Ishoma MC

13.00-15.50 Sesi Paralel (5 Ruang) Sie Acara dan Persidangan

15.50-15.55 Semua Peserta bergabung di Host


ruang utama Pembagian Link
Absensi untuk pembagian sertifikat
15.55-16.05 Pengumuman Host
Pemakalah terbaik
16.05-16.30 Panitia
Penutupan
Daftar Abstrak

SEMINAR NASIONAL
BPTP LAMPUNG 2021
“INOVASI TEKNOLOGI
PERTANIAN LAHAN KERING
MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN
DAN EKSPOR”

https:bit.ly/SemnasBPTPLampung2021
DAFTAR ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG 2021

KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Diseminasi Inovasi Teknologi


Zahara dan Yennita
1 PGN 01 Pertanian Lahan Kering Masam
Sihombing
Mendukung Ketahanan Pangan

Eksplorasi Karakter Sekunder


Slamet Bambang
Untuk Seleksi Tidak Langsung
2 PGN 02 Priyanto, Moch. Arif
Pada Jagung Di Kondisi
Subechan
Kekeringan
Edyson Indawan, Sri
Umi Lestari, Reza Perbaikan Lahan Kering Masam
3 PGN 03
Prakoso Dwi Julianti, Dengan Biochar
Poppy Indri Hastuti
Uji Efektifitas Bioinsektisida
Ponijan, Etik Puji Terhadap Mortalitas Walang
4 PGN 04 Handayani, Sutomo, Sangit (Leptoorisa oratorius. F)
Nurleni Kurniawati Pada Tanaman Padi (Oryza
sativa L.)
Ratna sari, Yati Haryati, Kajian Varietas Unggul Baru
5 PGN 05 Bebet Nurbaeti dan Irma Kedelai Di Kabupaten
Noviana Majalengka

Seed Germination Of Soybean


Soraya, Junita Barus,
6 PGN 06 And Rice Due To Organic And
and Rismawita Sinaga
Chemical Solution Treatment
Kejadian Alami Infeksi
Nucleopolyhedrovirus Fall
7 PGN 07 Sempurna Ginting Armyworm, Spodoptera
frugiperda (J.E.Smith) Pada
Jagung Di Bengkulu
Optimalisasi Lahan Kering
Mirawanty Amin,
Masam Untuk Tanaman Pangan
8 PGN 08 Anggella Tesalonika
Dengan Pemberian Pupuk
Tombuku
Organik

Page 7
KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Keragaan Tujuh Asesi Padi


Lokal Asal Jambi Di Lahan Rawa
9 PGN 09 Muhammad Saleh Lebak Dangkal Kebun
Percobaan Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Aplikasi Berbagai Amelioran Dan
Tietyk Kartinaty dan Sri Dosis Rhizobium Terhadap
10 PGN 10
Sunardi Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai
Di Lahan Kering
Peran Biochar Untuk
Eni Maftuah dan A.
11 PGN 11 Meningkatkan Produktivitas
Susilawati
Lahan Masam
Doni Wahyu, Wahida Ameliorasi Kimia Tanah Masam
12 PGN 12
Annisa, Yiyi Sulaeman Tropika: Meta Analisis

Pengaruh Penggunaan Beberapa


Dosis Pemupukan Urea dan
Sution dan Muhammad
13 PGN 13 Beberapa Varietas Unggul
Hatta
Jagung Hibrida Terhadap
Produktivitas Tanaman Jagung
Pengaruh Kombinasi Fungisida
Septiana Simanjuntak, Mankozeb dan Trichoderma Sp.
14 PGN 14 Joko Prasetyo, Sudiono, Terhadap Penyakit Bulai Dan
Titik Nur Aeny Pertumbuhan Tanaman Jagung
(Zea mays L.)
Optimalisasi Lahan Masam
Yuli Lestari dan Afthanur
15 PGN 15 Berbasis Bahan Pembenah
Rifqi Hidayat
Tanah Untuk Budidaya Kedelai
Analisis Vegetasi Gulma Pada
Endriani, Dian
Tanaman Tumpangsari Padi
16 PGN 16 Meithasari, Tri
Gogo dan Kedelai Di Lahan
Kusnanto, Sunaryo
Kering Masam Lampung
Distribusi Spasial Fe Di Lahan
Mawardi, Bambang Sawah Rawa Pasang Surut
Hendro S., Benito H.P., Akibat Pasang Surut Air Di
17 PGN 17
Putu Sudira Totok Kawasan Sungai Barito
Gunawan Kalimantan Selatan Sebagai
Acuan Pertanaman Padi

Page 8
KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Tini Siniati Koesno, Dampak Penyelenggaraan


18 PGN 18 Arina Ulfa Hidayati dan Penyebaraluasan Inovasi pada
Syarif Fajrullah Petani Etnis Madura
Yuli Sulistyowati, Ade
Nena Nurhasanah, Dwi
Astuti, Dwi Seleksi dan Evaluasi Sorgum
Widyajayantie,Carla Mutan Generasi M2 Hasil Radiasi
19 PGN 19
Frieda Pantouw, Sinar Gamma untuk Peningkatan
Vincentia Esti Windiastri, Karakter Biomassa
Agus Rachmat, Satya
Nugroho
Peran Varietas dalam
Yanti Triguna & Baiq Tri Mendukung Peningkatan
20 PGN 20
Ratna Erawati Produktivitas Jagung Di Lahan
Kering Kabupaten Lombok Timur
Pengaruh Pemberian Hara Mikro
Agung Lasmono, Setyo
Zn Terhadap Peningkatan Umbi
Dwi Utomo, Agus
21 PGN 21 Dan Pati Pada Sistem
Karyanto, dan Kukuh
Tumpangsari Ubi Kayu Dan
Setiawan
Sorgum
Prospek Pemanfaatan
Danarsi Diptaningsari, Bioteknologi Dalam Pengelolaan
22 PGN 22
Edhi Martono Hama Tanaman Padi Di
Indonesia
Slameto, Dayahasil Padi Gogo dan Kedelai
Meidaliyantisyah , D.A. Pada Sistem “Turiman Gole 9-5”
23 PGN 23
Lisnandar dan Wahyu Di Lahan Kering Wilayah
Wibawa Lampung Timur
Dea Sylva Lisnandar,
Pengaruh Olah Tanah pada
Endriani, Suryani,
24 PGN 24 Pertumbuhan Dan Produksi
Hestiana Karyati, Sandy
Kedelai
Nugroho
Jihan Haura, Gina Dania Identifikasi Serangan Hama pada
25 PGN 25 Pratami, Agung Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Lasmono Di IP2TP Natar
Yullianida, Rini
Galur-Galur Harapan Padi Gogo
Hermanasari, Angelita
26 PGN 26 Toleran Kekeringan Dan
Puji Lestari, Aris
Keracunan Aluminium
Hairmansis

Page 9
KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Rini Hermanasari,
Penampilan Galur-Galur Padi
Yullianida, Angelita Puji
27 PGN 27 Gogo Terpilih di Lahan Kering
Lestari dan Aris
Masam
Hairmansis
Karakteristik Pelindian
Fibrianty, Eko Hanudin , Udipsamment Pada Ameliorasi
28 PGN 28
dan Azwar Ma’as Menggunakan Tanah Mineral
Dan Polimer Perekat
Optimalisasi Pemanfaatan Lahan
Usahatani Mendorong
Meidaliyantisyah,
29 PGN 29 Peningkatan Indeks Pertanaman
Asropi, dan Slameto
Pangan Di Wilayah Kabupaten
Lampung Selatan
Rahadian Mawardi dan Peranan Mikroba Pelarut Fosfat
30 PGN 30
Sandi Nugroho Pada Tanah Ultisol

Studi Sifat-Sifat Tanah Sebagai


Rahadian Mawardi dan
31 PGN 31 Dampak Revegetasi Lahan
Hestiana Karyati
Tambang, Review
Logam Berat Pada Tanah Dan
Rahadian Mawardi dan
32 PGN 32 Produk Pertanian, Dampak Dari
Herna Suhartin
Pertanian Organik
Herman Rois Tata,
Mahmud Mokan, Eko A.
Martanto. Antonius
Suparno, Theresia
Tan,Linda E. Lindongi,
Amelia S. Sarungallo,
Keragaan dan Seleksi 8 Genotipe
Liz Yanti Andriyani,
33 PGN 33 Ubi Jalar Lokal Papua Terhadap
Yohanes S. Budiyanto,
Penyakit Scab (Elsinoe batatas)
Adelin E. Tanati,
Veronica L. Tuhumena,
Fredrick H. Alfons,
Muhammad Arif
Arbianto, Yohanis Amos
Mustamu
Peranan Unit Pengelola Benih
Arfi Irawati, Erliana Sumber (UPBS) BPTP Lampung
34 PGN 34 Novitasari, Zahara, dalam adopsi dan
Hestiana Karyati pengembangan varietas unggul
baru (vub) padi di lampung

Page 10
KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Eko Darma Husada, Kajian Hubungan Unsur Iklim


Yuni Fitri Cahyaningsih, Terhadap Produktivitas Beberapa
35 HRT 01
Nur Salamah Harahap, Tanaman Buah Di Kabupaten
dan Fauzul Hamdika Agam Sumatera Barat
Efikasi Insektisida Alfa
Sipermetrin 15 G/L Terhadap
Siska Efendi dan Spodoptera litura Dan
36 HRT 02
Reflinaldon Pengaruhnya Terhadap
Parasitoid Snellenius Manilae
Pada Tanaman Cabai
Karakter Morfologi dan Aplikasi
Etty Hesthiati, Rizqy
Pupuk Organik Pada
Permana dan Inkorena
37 HRT 03 Pertumbuhan Bibit Tanaman
Gern Suzwaina
Langka Kepel (Stelechocarpus
Sukartono
burahol)
Komoditas Bawang Merah
38 HRT 04 Jhon David Dilahan Gambut Di Kalimantan
Barat
Keragaman Fenotipe Tanaman
Kenikir (Cosmos caudatus) Di
39 HRT 05 Muhammad Saleh Kebun Percobaan Banjarbaru
Balai Penelitian Pertanian Lahan
Rawa
Nia Kurniati Br
Evaluasi Gulma Sebagai Inang
Marpaung, Mimi
40 HRT 06 Alternatif Virus Di Pertanaman
Sutrawati, Tunjung
Pepaya
Pamekas
Formulasi Pupuk Hayati
“Marahati” Untuk Meningkatkan
41 HRT 07 Mukhlis dan Yuli Lestari
Produktivitas Tanaman Bawang
Merah Di Lahan Masam
Agustin Zarkani, Rekam Pertama Serangga Hama
Dwinardi Apriyanto, Dysmicoccus Carens Williams
42 HRT 08
Cansu Ercan,dan (Hemiptera: Pseudococcidae) Di
Mehmet Bora Kaydan Indonesia

Efektivitas Ekstrak Gulma Rawa


S. Asikin dan Rusmila
43 HRT 09 Terhadap Hama-Hama Pemakan
Agustina
Daun Sayuran

Page 11
KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Pengendalian Hama Ramah


S.Asikin dan Mala Lingkungan Dengan Pestisida
44 HRT 10
Agustiani Nabati Rawa Terhadap Hama
Ordo Lipedoptera
Pengaruh Lama Dan Ruang
Astiti Rahayu,
Simpan Terhadap
45 HRT 11 Chotimatul Azmi, dan
Perkecambahan Benih TSS
Nurmalita Waluyo1
(True Shallot Seed)
Inventarisasi Dan Identifikasi
Dian Meithasari dan Rr.
46 HRT 12 Sumber Daya Genetik Lokal
Ernawati
Tanaman Di Lampung Barat

Helmi Kurniawan dan Bobot 1000 Butir Dan Kualitas


47 HRT 13
Chotimatul Azmi Benih Tujuh Lot Varietas Cabai
Pertumbuhan Dan Preferensi
Amelia Sebayang,
Lalat Buah Betina (Bactrocera
48 HRT 14 Shaw-Yhi Hwang , Andi
Dorsalis Hendel) Pada Tujuh
Tenrirawe
Tanaman Tropis Yang Berbeda
Analisis Komponen Utama Pada
Shalati Febjislami, Maya Peubah Pertumbuhan Dan
49 HRT 15 Melati, Ani Kurniawati, Produksi Beberapa Aksesi
Yudiwanti Wahyu Tanaman Kumis Kucing
(Orthosiphon Aristatus)
Pengaruh Pemberian Pupuk
Rismawita Sinaga,
Boron Dan Varietas Terhadap
Ernawati, Gohan Octora
50 HRT 16 Pertumbuhan Dan Hasil Bawang
Manurung dan Edwin
Merah Di Lahan Kering Masam,
Herdiansyah
Lampung

Asal Benih Dan Pemakaian


Nina Mulyanti , Nila
Agensia Hayati Pada Budidaya
51 HRT 17 Wardani dan Agung
Bawang Merah Di Tanggamus –
Lasmono
Lampung
Rismawita Sinaga, Uji Adaptasi Beberapa Bawang
Nurmalita Waluyo, Merah (Allium cepa var
52 HRT 18 Ratna Wylis dan G.O aggregatum l.) pada Musim
Manurung Hujan (off season) di Lahan
Kering Masam, Lampung

Page 12
KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Faktor–Faktor Yang
Fikri Syahputra, Mempengaruhi Keputusan
53 SEKP 01 Zulkarnain, Ainul Petani Kopi Bermitra Dengan
Mardliyah PT.Nestle Di Kabupaten
Lampung Barat
Dampak Perubahan Faktor
Dwi Haryadi, Zulkarnain, Eksternal Dan Internal
54 SEKP 02
Ainul Mardliyah, Maryati Pendapatan Rumah Tangga
Petani Jagung
Kepuasan Petani Cabai
Ketut Ratna Sri Rahayu,
Terhadap Pelaksaan Kemitraan
55 SEKP 03 Zulkarnain, Ainul
CV Metro Global Makmur di
Mardliyah, Maryati
Kabupaten Lampung Timur

Adi Asmariadi Budi, Pencurian dan Alih Fungsi Lahan


56 SEKP 04 Henita Astuti, Gita Komoditas Lada: Rangkaian
Paramita Djausal Penyebab Dan Rumusan Solusi

Respon Dan Peningkatan


Pengetahuan Peserta Temu
57 SEKP 05 Nasriati
Teknis Inovasi Pertanian Di
Lampung
Faktor Yang Mempengaruhi
Suryani, Zahara dan Tingkat Pengetahuan Petani
58 SEKP 06
Hestiana Karyati Terhadap Fungsi Kelompok Tani
Di Kabupaten Pringsewu
Hambatan Adopsi VUB Padi
Fauziah Yulia Adriyani
59 SEKP 07 Sawah: Studi Kasus Kacamatan
dan Betty Meilina
Trimurjo Lampung Tengah

Preferensi Petani Terhadap


Fauziah Yulia Adriyani Penerapan Sistem Tanam Zigzag
60 SEKP 08
dan Tri Kusnanto Pada Budidaya Jagung
Berdasarkan Karakteristik Inovasi
Tingkat Adopsi Teknologi PTT
Padi Pada Kawasan
Erdiansyah, Yulia
61 SEKP 09 Pengembangan Pertanian
Pujiharti, Nila Wardani
Bioindustri Berbasis Integrasi
Padi-Sapi Di Lampung

Page 13
KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Peningkatan Pengetahuan
Ely Novrianty dan Peserta Bimbingan Teknis
62 SEKP 10
Fauziah Yulia Adriyani Penyuluh Di Kabupaten Lampung
Timur dan Kabupaten Pesawaran
Analisa Usaha Tani Padi Sawah
Berdasarkan Tiga Teknik Cara
Asropi, Erliana
63 SEKP 11 Tanam Di Kecamatan Seputih
Novitasari, Widodo
Raman Kabupaten Lampung
Tengah
Zahara, Rangga Ditya
Yofa, Anastasia Asri Determinan Penawaran Daging
64 SEKP 12
Widyasari, Robet Sapi Di Indonesia
Asnawi
Pengetahuan Pengunjung
Gohan Octora Terhadap Teknologi Budidaya
65 SEKP 13 Manurung dan Edwin Cabai Pada Visitor Plot Taman
Herdiansyah Sains Pertanian Natar Di
Lampung
Tiara Aprilia Putri Strategi Pengembangan
66 SEKP 14
Hernanda, Erdiansyah Agrowisata Petik Jeruk
Aliran Perdagangan Lada
67 SEKP 15 Eka Miftakhul Jannah
Indonesia di pasar Internasional
Minat Petani Karet dalam
Penerapan Pemupukan
M. Naufal Elmuttaqin
68 SEKP 16 Berimbang di Kecamatan
Sembawa Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan
Etty Hesthiati, Nurul Pengolahan Dessert Mousse
Hanifah, Dena Anggari Bisbul Dan Alpukat Untuk
69 PPMP 01
dan Inkorena G.S. Meningkatkan Nilai Tambah
Sukartono Sebagai Pangan Fungsional
Efektifitas Minyak Jeruk Nipis
Leni Marlina, Hendri, Dan Purut Untuk Mengendalikan
70 PPMP 02 Jumjunidang, dan Mizu Jamur Penyebab Penyakit
Istianto Pascapanen Salak Pondoh
Secara Invitro
Nurdeana Susut Panen dan Pascapanen
Cahyaningrum, Kedelai Di Kabupaten
71 PPMP 03
Muhammad Fajri, dan Gunungkidul Daerah Istimewa
Heni Purwaningsih Yogyakarta

Page 14
KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Pengaruh Persentase
Astrid Fransisca, Jonri Penambahan Sawi Hijau
72 PPMP 04
Suhendra Sitompul Terhadap Daya Leleh dan
Organoleptik Es Krim
Bahan Tambahan Makanan
Erliana Novitasari and
73 PPMP 05 (BTM) Buatan: Pengawet dan
Tika Nafiah Ramadhani
Pemanis Makanan

Uji Cita Rasa Kopi Bubuk


Alvi Yani dan Erliana
74 PPMP 06 Robusta Lampung Dari Beberapa
Novitasari
Tipe Penyangraian
Karakterisasi Morfologi Pada
Muhammad Susanto Pertumbuhan Awal Beberapa
75 BUN 01
Prabowo Aksesi Jambu Mete (Anacardium
Occidentale L.)
Efektivitas Minyak Atsiri
Dini Florina, Marlina Terhadap
76 BUN 02 Puspita Sari, Dono PertumbuhanColletotrichum
Wahyuno Gloeosporioides, Penyebab
Penyakit Busuk Basah Buah Pala
Strategi Pengelolaan Lahan
Kering Masam Pada Kebun
77 BUN 03 Rizka Aidina Putri
Entres Karet Di BPSBP Tungkap,
Kalimantan Selatan
Pengaruh Kemasakan Buah Dan
Darwin Taula’bi, Elisa Teknik Skarifikasi Pada
78 BUN 04
Winanda Pertumbuhan Benih Pala
(Myristica Fragrans)
Dewi Rumbaina
Kajian Perbenihan Tanaman
79 BUN 05 Mustikawati, Ratna
Lada Di Lampung Timur
Wylis Arief dan Endriani
Respon Pertumbuhan Stek Lada
Dede Rohayana, Edwin
(Piper Nigrum. L) Terhadap
80 BUN 06 Herdiansyah, dan
Beberapa Macam Media Tanam
Rengga Adyatma
Di Polybag
Ismail Maskumoro,
Inovasi Tanaman Palma
hengky Novarianto,
81 BUN 07 mendukung Pembangunan
Asthutiirundu,
Perkebunan Nasional
Syarafuddin, Sudarsono

Page 15
KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Tingkat Efektivitas Serbuk Daun


I Wayan Sudarma dan Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai
82 NAK 01
A.A.N.Badung S.D Anthelmintik Terhadap Infeksi
Cacing Pada Ayam Buras
Respon Produksi Kambing Lokal
Hevrizen R, Suretno
Terhadap Pakan Silase Berbasis
83 NAK 02 N.D, Silalahi M,
Daun Sawit Dan Kulit Kakao Di
Maryanto A
Lampung Selatan
Pengaruh Pemberian Pupuk
Reli Hevrizen, Nandari
Kandang Terhadap Pertumbuhan
84 NAK 03 Dyah Suretno, Andi
Vegetatif Dan Produksi Rumput
Maryanto
Gajah Di Lahan Kering Masam

Adhe Phoppy Wira Peningkatan Kualitas Kompos


85 NAK 04 Etika, Zikril Hidayat, Dari Campuran Kotoran Sapi Dan
Nuraini Serbuk Gergaji Kayu
Helminthiasis Pada Sapi Potong
Sionita Gloriana
Yang Digembalakan Di
Gunawan, Nur Rizqi
86 NAK 05 Perkebunan Sawit Di Kalimantan
Bariroh, Muhammad
Timur (Studi Kasus Di Kabupaten
Dimas Arifin
PPU Dan Paser)
Optimalisasi Teknologi
Inseminasi Buatan Melalui
Sari Yanti Hayanti dan
87 NAK 06 Program Sapi Indukan Wajib
Yeny Widyaningrum
Bunting (SIWAB) Di Rpovinsi
Jambi
Ahmad Subhan,
Kinerja Produksi Pengembangan
Akhmad Hamdan, Fiqy
Ayam Kampung Unggul
88 NAK 07 Hilmawan, Siti
Balitbangtan Berbasis Rumah
Nurawaliah, dan Eni Siti
Tangga Di Kalimantan Selatan
Rohaeni
Viabilitas Semen Cair Sapi
Yeni Widyaningrum dan Pogasi Dengan Pengencer Cep
89 NAK 08
Dian Ratnawati Yang Ditambahkan Antioksidan
Pada Suhu Yang Berbeda
Perilaku Harga Komoditas
Novita
Peternakan Di Maluku Utara
90 NAK 09 Ardiarini,Jonathan
Pada Hari Besar Keagamaan
Anugrah Lase
Nasional

Page 16
KODE
NO. NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK

Anthelmintik Alami Untuk


Penanggulangan Cacing
91 NAK 10 Reny Debora Tambunan
Gastrointestinal Pada Ternak
Ruminansia Kecil
Nandari Dyah Suretno,
Produktivitas Rumput Cloris
Reli Hevrizen, Reny
92 NAK 11 Gayana Yang Ditanam Pada
Debora Tambunan, Andi
Lahan Kering Masam
Maryanto

Produktivitas Ayam Kub Berbasis


Marsudin Silalahi, Reli Rumah Tangga Di Empat
93 NAK 12
H1) dan Panjaitan Imelda Kecamatan Kabupaten
Tanggamus

Tingkat Adopsi Petani Terhadap


Teknologi Pengolahan Pakan
Akhmad Ansyor, Andi
Ternak Pada Program
94 NAK 13 Maryanto, Robinson,
Pendampingan Pengembangan
dan Marsudin Silalahi
Kawasan Pertanian Nasional Di
Kabupaten Pringsewu

Page 17
Panduan Seminar Online
Via Zoom Meeting

SEMINAR NASIONAL
BPTP LAMPUNG 2021

“INOVASI TEKNOLOGI
PERTANIAN LAHAN KERING
MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN
PANGAN DAN EKSPOR”

https:bit.ly/SemnasBPTPLampung2021
PANDUAN PESERTA SEMINAR NASIONAL
BPTP LAMPUNG
JUNI 2021

Demi kelancaran acara bersama, mohon Peserta Pemakalah dan


Peserta Non Pemakalah memperhatikan Panduan untuk bergabung
dalam kegiatan Seminar Nasional BPTP Lampung 2021

A. Panduan untuk Peserta Non Pemakalah

Kegiatan seminar nasonal ini terdiri atas planery session dan parallel
session:
1. Peserta dapat mengakses Zoom Meeting mulai pukul 07.30 WIB
2. ID peserta menggunakan nama asli, bukan nama perangkat
atau nama Institusi
3. Peserta Non Pemakalah dipersilahkan mengikuti sesi presentasi
dan hanya diperbolehkan memilih 1 Ruang Presentasi yang akan di
ikuti (daftar Ruang Presentasi, nama pemakalah dan judul
makalah terlampir)
4. ID Peserta Non Pemakalah menggunakan nama ruang_nama
Contoh: jika ingin mengikuti sesi presentasi di Ruang 1 maka
peserta non pemakalah menggunakan ID sebagai berikut
R1_Novilia
5. ID peserta digunakan sejak awal bergabung di Zoom Meeting
untuk memudahkan Host dalam melakukan breakout room
6. Selama acara berlangsung diharapkan mematikan suara (mute)
7. Bagi peserta yang mengajukan pertanyaan pada saat planery
session dan parallel session dapat menulis di kolom chat, dengan
format: TANYA_Nama_Pertanyaan singkat. Moderator akan

Page 19
memilih pertanyaan yang akan diajukan kepada pemateri
8. Sertifikat akan diberikan kepada peserta yang mengisi form
absensi dan mengikuti acara dari awal hingga akhir kegiatan
9. Link daftar hadir akan dibagikan pada saat acara berlangsung dan aktif
selama 60 menit

B. Panduan untuk Peserta Pemakalah

1. Kegiatan seminar nasonal ini terdiri atas planery session dan parallel
session
2. Peserta dapat mengakses Zoom Meeting mulai pukul 07.30 WIB
3. ID peserta pemakalah menggunakan nama asli, bukan nama
perangkat atau nama Institusi
4. ID Peserta Pemakalah menggunakan nama ruang_kode
makalah_nama peserta Contoh : Peserta di Ruang 1, kode
makalah PGN 01, nama Novilia Santri maka peserta menggunakan
ID sebagai berikut R1_PGN 01_Novilia
5. ID peserta digunakan sejak awal bergabung di Zoom Meeting untuk
memudahkan Host dalam melakukan breakout room
6. Selama acara berlangsung diharapkan mematikan suara (mute) dan
mengaktifkan video.
7. Bagi peserta yang mengajukan pertanyaan pada saat planery
session dan parallel session dapat menulis di kolom chat, dengan
format: TANYA_Nama_Pertanyaan singkat. Moderator akan
memilih pertanyaan yang akan diajukan kepada pemateri
8. Peserta pemakalah wajib hadir pada saat sesi presentasi sesuai
dengan pembagian ruang yang telah ditentukan oleh panitia
(Ruang presentasi terlampir)
9. Bahan tayang berupa Video presentasi disiapkan oleh pemakalah
dan share screen dilakukan oleh Operator ruang sesuai urutan
pemakalah.

Page 20
10. Sertifikat akan diberikan kepada peserta yang mengisi form absensi
dan mengikuti acara dari awal hingga akhir kegiatan.
11. Pengumuman pemakalah terbaik akan diumumkan pada akhir
acara.

Terima kasih
Panitia

Page 21
Ruang Paralel 1 (Room 1) :
Bidang Tanaman Pangan A

Moderator : Arfi Irawati, S.P., M.Si.


Operator : Agung Lasmono, SP, M.Si.
Notulis : Hestiana Karyati, A.Md.

KODE NAMA
NO. WAKTU JUDUL MAKALAH
ABSTRAK PENULIS

Sesi 1

Diseminasi Inovasi
Zahara dan Teknologi Pertanian
1 PGN 01 13.05 -13.11 Yennita Lahan Kering Masam
Sihombing Mendukung Ketahanan
Pangan
Slamet Eksplorasi Karakter
Bambang Sekunder Untuk Seleksi
2 PGN 02 13.11 -13.17 Priyanto, Tidak Langsung Pada
Moch. Arif Jagung Di Kondisi
Subechan Kekeringan
Edyson
Indawan, Sri
Umi Lestari,
Perbaikan Lahan Kering
3 PGN 03 13.17 -13.23 Reza Prakoso
Masam Dengan Biochar
Dwi Julianto
Poppy Indri
Hastuti
Uji Efektifitas
Ponijan, Etik
Bioinsektisida Terhadap
Puji
Mortalitas Walang
Handayani,
4 PGN 04 13.23 -13.29 Sangit (Leptoorisa
Sutomo,
oratorius. F) Pada
Nurleni
Tanaman Padi (Oryza
Kurniawati
sativa L.)
Diskusi 13.29 -13.39

Sesi 2
Ratna sari,
Yati Haryati, Kajian Varietas Unggul
13.39 -
5 PGN 05 Bebet Baru Kedelai Di
13.45
Nurbaeti dan Kabupaten Majalengka
Irma Noviana

Page 22
Ruang Paralel 1 (Room 1) :
Bidang Tanaman Pangan A

Moderator : Arfi Irawati, S.P., M.Si.


Operator : Agung Lasmono, SP, M.Si.
Notulis : Hestiana Karyati, A.Md.

KODE NAMA
NO. WAKTU JUDUL MAKALAH
ABSTRAK PENULIS

Soraya, Seed Germination Of


Junita Barus, Soybean And Rice Due
6 PGN 06 13.45 -13.51 and To Organic And
Rismawita Chemical Solution
Sinaga Treatment
Kejadian Alami Infeksi
Nucleopolyhedrovirus
Sempurna Fall Armyworm,
7 PGN 07 13.51 -13.57
Ginting Spodoptera frugiperda
(J.E.Smith) Pada
Jagung Di Bengkulu
Mirawanty Optimalisasi Lahan
Amin, Kering Masam Untuk
8 PGN 08 13.57 -14.03 Anggella Tanaman Pangan
Tesalonika Dengan Pemberian
Tombuku Pupuk Organik
Diskusi 14.03 -14.13

Sesi 3
Keragaan Tujuh Asesi
Padi Lokal Asal Jambi Di
Muhammad Lahan Rawa Lebak
9 PGN 09 14.13 -14.19
Saleh Dangkal Kebun
Percobaan Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Aplikasi Berbagai
Tietyk Amelioran Dan Dosis
10 PGN 10 14.19 -14.25 Kartinaty dan Rhizobium Terhadap
Sri Sunardi Pertumbuhan Dan Hasil
Kedelai Di Lahan Kering
Peran Biochar Untuk
Eni Maftuah
Meningkatkan
11 PGN 11 14.25 -14.31 dan A.
Produktivitas Lahan
Susilawati
Masam

Page 23
Ruang Paralel 1 (Room 1) :
Bidang Tanaman Pangan A

Moderator : Arfi Irawati, S.P., M.Si.


Operator : Agung Lasmono, SP, M.Si.
Notulis : Hestiana Karyati, A.Md.

KODE NAMA
NO. WAKTU JUDUL MAKALAH
ABSTRAK PENULIS

Doni Wahyu,
Ameliorasi Kimia Tanah
Wahida
12 PGN 12 14.31 -14.37 Masam Tropika: Meta
Annisa, Yiyi
Analisis
Sulaeman
Diskusi 14.37 -14.47

Sesi 4
Pengaruh Penggunaan
Beberapa Dosis
Sution dan Pemupukan Urea dan
13 PGN 13 14.47 -14.53 Muhammad Beberapa Varietas
Hatta Unggul Jagung Hibrida
Terhadap Produktivitas
Tanaman Jagung
Septiana Pengaruh Kombinasi
Simanjuntak, Fungisida Mankozeb
Joko dan Trichoderma Sp.
14 PGN 14 14.53 -14.59 Prasetyo, Terhadap Penyakit Bulai
Sudiono, Dan Pertumbuhan
Titik Nur Tanaman Jagung (Zea
Aeny mays L.)

Optimalisasi Lahan
Yuli Lestari
Masam Berbasis Bahan
15 PGN 15 14.59 -15.05 dan Afthanur
Pembenah Tanah Untuk
Rifqi Hidayat
Budidaya Kedelai
Endriani, Analisis Vegetasi Gulma
Dian Pada Tanaman
16 PGN 16 15.05 -15.11 Meithasari, Tumpangsari Padi Gogo
Tri Kusnanto, dan Kedelai Di Lahan
Sunaryo Kering Masam Lampung
Diskusi 15.11 -15.21

Page 24
Ruang Paralel 2 (Room 2) :
Bidang Tanaman Pangan B

Moderator : Erdiansyah, SP.


Operator : Meidaliyantisyah, STP., PG.Dip.
Notulis : Zahara, SP. M.Si.

KODE NAMA
NO. WAKTU JUDUL MAKALAH
ABSTRAK PENULIS

Sesi 1
Distribusi Spasial Fe Di
Mawardi,
Lahan Sawah Rawa
Bambang
Pasang Surut Akibat
Hendro S.,
Pasang Surut Air Di
17 PGN 17 13.05 -13.11 Benito H.P.
Kawasan Sungai Barito
Putu Sudira,
Kalimantan Selatan
Totok
Sebagai Acuan
Gunawan
Pertanaman Padi
Tini Siniati
Dampak
Koesno,
Penyelenggaraan
Arina Ulfa
18 PGN 18 13.11 -13.17 Penyebaraluasan Inovasi
Hidayati dan
pada Petani Etnis
Syarif
Madura
Fajrullah
Yuli
Sulistyowati,
Ade Nena
Nurhasanah,
Dwi Astuti,
Dwi
Seleksi dan Evaluasi
Widyajayanti
Sorgum Mutan Generasi
e,Carla
M2 Hasil Radiasi Sinar
19 PGN 19 13.17 -13.23 Frieda
Gamma untuk
Pantouw,
Peningkatan Karakter
Vincentia
Biomassa
Esti
Windiastri,
Agus
Rachmat,
Satya
Nugroho

Page 25
Ruang Paralel 2 (Room 2) :
Bidang Tanaman Pangan B

Moderator : Erdiansyah, SP.


Operator : Meidaliyantisyah, STP., PG.Dip.
Notulis : Zahara, SP. M.Si.
Yanti Peran Varietas dalam
Triguna & Mendukung Peningkatan
20 PGN 20 13.23 -13.29 Baiq Tri Produktivitas Jagung Di
Ratna Lahan Kering Kabupaten
Erawati Lombok Timur
Diskusi 13.29 -13.39

Sesi 2
Agung
Pengaruh Pemberian
Lasmono,
Hara Mikro Zn Terhadap
Setyo Dwi
Peningkatan Umbi Dan
21 PGN 21 13.39 -13.45 Utomo, Agus
Pati Pada Sistem
Karyanto,
Tumpangsari Ubi Kayu
dan Kukuh
Dan Sorgum
Setiawan
Prospek Pemanfaatan
Danarsi
Bioteknologi Dalam
Diptaningsar
22 PGN 22 13.45 -13.51 Pengelolaan Hama
i, Edhi
Tanaman Padi Di
Martono
Indonesia
Slameto,
Dayahasil Padi Gogo
Meidaliyantis
dan Kedelai Pada Sistem
yah, D.A.
23 PGN 23 13.51 -13.57 “Turiman Gole 9-5” Di
Lisnandar
Lahan Kering Wilayah
dan Wahyu
Lampung Timur
Wibawa
Dea Sylva
,
Lisnandar
Endriani,
Pengaruh Olah Tanah
Suryani
24 PGN 24 13.57 -14.03 pada Pertumbuhan Dan
Hestiana
Produksi Kedelai
Karyati,
Sandy
Nugroho

Diskusi 14.03 -14.13

Page 26
Ruang Paralel 2 (Room 2) :
Bidang Tanaman Pangan B

Moderator : Erdiansyah, SP.


Operator : Meidaliyantisyah, STP., PG.Dip.
Notulis : Zahara, SP. M.Si.

Sesi 3
Jihan Haura,
Identifikasi Serangan
Gina Dania
Hama pada Kacang
25 PGN 25 14.13 -14.19 Pratami,
Hijau (Vigna radiata L.)
Agung
Di IP2TP Natar
Lasmono
Yullianida,
Rini
Galur-Galur Harapan
Hermanasari
Padi Gogo Toleran
26 PGN 26 14.25 -14.31 , Angelita
, Kekeringan Dan
Puji Lestari
Keracunan Aluminium
Aris
Hairmansis
Rini
Hermanasari
, Yullianida, Penampilan Galur-Galur
27 PGN 27 14.31 -14.37 Angelita Puji Padi Gogo Terpilih di
Lestari dan Lahan Kering Masam
Aris
Hairmansis
Fibrianty, Karakteristik Pelindian
Eko Udipsamment Pada
28 PGN 28 14.37 -14.43 Hanudin, Ameliorasi Menggunakan
dan Azwar Tanah Mineral Dan
Ma’as Polimer Perekat
Diskusi 14.43 -14.53
Sesi 4
Optimalisasi
Pemanfaatan Lahan
Meidaliyantis Usahatani Mendorong
29 PGN 29 14.53 -14.59 yah, Asropi, Peningkatan Indeks
dan Slameto Pertanaman Pangan Di
Wilayah Kabupaten
Lampung Selatan
Rahadian
Peranan Mikroba Pelarut
Mawardi dan
30 PGN 30 14.59 -15.05 Fosfat Pada Tanah
Sandi
Ultisol
Nugroho

Page 27
Ruang Paralel 2 (Room 2) :
Bidang Tanaman Pangan B

Moderator : Erdiansyah, SP.


Operator : Meidaliyantisyah, STP., PG.Dip.
Notulis : Zahara, SP. M.Si.
Rahadian Studi Sifat-Sifat Tanah
Mawardibda Sebagai Dampak
31 PGN 31 15.05 -15.11
n Hestiana Revegetasi Lahan
Karyati Tambang, Review
Rahadian Logam Berat Pada
Mawardi dan Tanah Dan Produk
32 PGN 32 15.11 -15.17
Herna Pertanian, Dampak Dari
Suhartin Pertanian Organik
Herman
Rois Tata,
Mahmud
Mokan, Eko
A. Martanto.
Antonius
Suparno,
Theresia
Tan, Linda
E. Lindongi,
Amelia S.
Sarungallo,
Keragaan dan Seleksi 8
Liz Yanti
Genotipe Ubi Jalar Lokal
Andriyani,
33 PGN 33 15.17 -15.23 Papua Terhadap
Yohanes S.
Penyakit Scab (Elsinoe
Budiyanto,
batatas)
Adelin E.
Tanati,
Veronica L.
Tuhumena,
Fredrick H.
Alfons,
Muhammad
Arif
Arbianto4 ,
Yohanis
Amos
Mustamu
Diskusi 15.23 -15.33

Page 28
Ruang Paralel 3 (Room 3) :
Bidang Hortikultura
Moderator : Ir. Ratna Wylis Arief, MTA.
Operator : Dea Sylva Lisnandar, S.Si., M.Si
Notulis : Rismawita Sinaga, SP.
KODE
NO. WAKTU NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK
Sesi 1
Eko Darma Kajian Hubungan Unsur
Husada, Yuni Fitri Iklim Terhadap
Cahyaningsi, Nur Produktivitas Beberapa
34 HRT 01 13.05 -13.11
Salamah Tanaman Buah Di
Harahap, dan Kabupaten Agam
Fauzul Hamdika Sumatera Barat
Efikasi Insektisida Alfa
Sipermetrin 15 G/L
Terhadap Spodoptera
Siska Efendi dan
35 HRT 02 13.11- 3.17 litura Dan Pengaruhnya
Reflinaldon
Terhadap Parasitoid
Snellenius Manilae
Pada Tanaman Cabai
Karakter Morfologi dan
Etty Hesthiati,
Aplikasi Pupuk Organik
Rizqy Permana
Pada Pertumbuhan
36 HRT 03 13.17 -13.23 dan Inkorena
Bibit Tanaman Langka
Gern Suzwaina
Kepel (Stelechocarpus
Sukartono
burahol)
Komoditas Bawang
37 HRT 04 13.23 -13.29 Jhon David Merah Dilahan Gambut
Di Kalimantan Barat
Keragaman Fenotipe
Tanaman Kenikir
(Cosmos caudatus) Di
38 HRT 05 13.29 -13.35 Muhammad Saleh Kebun Percobaan
Banjarbaru Balai
Penelitian Pertanian
Lahan Rawa
Diskusi 13.35 -13.45

Page 29
Ruang Paralel 3 (Room 3) :
Bidang Hortikultura
Moderator : Ir. Ratna Wylis Arief, MTA.
Operator : Dea Sylva Lisnandar, S.Si., M.Si
Notulis : Rismawita Sinaga, SP.
KODE
NO. WAKTU NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK
Sesi 2

Nia Kurniati Br Evaluasi Gulma


Marpaung, Mimi Sebagai Inang Alternatif
39 HRT 06 13.45 -13.51
Sutrawati, Virus Di Pertanaman
Tunjung Pamekas Pepaya
Formulasi Pupuk Hayati
“Marahati” Untuk
Mukhlis dan Yuli Meningkatkan
40 HRT 07 13.51 -13.57
Lestari Produktivitas Tanaman
Bawang Merah Di
Lahan Masam
Agustin Zarkani, Rekam Pertama
Dwinardi Serangga Hama
Apriyanto, Cansu Dysmicoccus Carens
41 HRT 08 13.57 -14.03
Ercan dan Williams (Hemiptera:
Mehmet Bora Pseudococcidae) Di
Kaydan Indonesia
Efektivitas Ekstrak
S. Asikin dan Gulma Rawa Terhadap
42 HRT 09 14.03 -14.09
Rusmila Agustina Hama-Hama Pemakan
Daun Sayuran
Pengendalian Hama
Ramah Lingkungan
S.Asikin dan Mala
43 HRT 10 14.09 -14.15 Dengan Pestisida
Agustiani
Nabati Rawa Terhadap
Hama Ordo Lipedoptera
Diskusi 14.15 -14.25
Sesi 3
Pengaruh Lama Dan
Astiti Rahayu, Ruang Simpan
Chotimatul Azmi, Terhadap
44 HRT 11 14.25 -14.31
dan Nurmalita Perkecambahan Benih
Waluyo TSS (True Shallot
Seed)

Page 30
Ruang Paralel 3 (Room 3) :
Bidang Hortikultura
Moderator : Ir. Ratna Wylis Arief, MTA.
Operator : Dea Sylva Lisnandar, S.Si., M.Si
Notulis : Rismawita Sinaga, SP.
KODE
NO. WAKTU NAMA PENULIS JUDUL MAKALAH
ABSTRAK
Inventarisasi Dan
Identifikasi Sumber
Dian Meithasari
45 HRT 12 14.37 -14.43 Daya Genetik Lokal
dan Rr. Ernawati
Tanaman Di Lampung
Barat
Helmi Kurniawan Bobot 1000 Butir Dan
46 HRT 13 14.43 -14.49 dan Chotimatul Kualitas Benih Tujuh
Azmi Lot Varietas Cabai
Diskusi 14.49 -14.59
Sesi 4
Pertumbuhan Dan
Preferensi Lalat Buah
Amelia Sebayang,
Betina (Bactrocera
47 HRT 15 14.59 -15.05 Shaw-Yhi Hwang ,
Dorsalis Hendel) Pada
Andi Tenrirawe
Tujuh Tanaman Tropis
Yang Berbeda
Analisis Komponen
, Utama Pada Peubah
Shalati Febjislami
Pertumbuhan Dan
Maya Melati, Ani
48 HRT 16 15.05 -15.11 Produksi Beberapa
Kurniawati,
Aksesi Tanaman Kumis
Yudiwanti Wahyu
Kucing (Orthosiphon
Aristatus)
Pengaruh Pemberian
Rismawita Sinaga, Pupuk Boron Dan
Ernawati, Gohan Varietas Terhadap
49 HRT 17 15.11 -15.17 Octora Manurung Pertumbuhan Dan Hasil
dan Edwin Bawang Merah Di
Herdiansyah Lahan Kering Masam,
Lampung
Asal Benih Dan
Nina Mulyanti , Pemakaian Agensia
50 HRT 18 15.17 -15.23 Nila Wardani dan Hayati Pada Budidaya
Agung Lasmono Bawang Merah Di
Tanggamus – Lampung
Diskusi 15.23 -15.33

Page 31
Ruang Paralel 4 (Room 4) :
Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Bidang Pascapanen Mekanisasi Pertanian
Moderator : Dr. Ir. Slameto, M.Si.
Operator : Asropi, STP., M.Sc.
Notulis : Erliana Novitasari, STP., M.Sc.
KODE NAMA
NO. WAKTU JUDUL MAKALAH
ABSTRAK PENULIS
Sesi 1
Faktor–Faktor Yang
Mempengaruhi
Fikri Syahputra,
Keputusan Petani Kopi
51 SEKP 01 13.05-3.11 Zulkarnain,
Bermitra Dengan
Ainul Mardliyah
PT.Nestle Di Kabupaten
Lampung Barat
Dwi Haryadi, Dampak Perubahan
Zulkarnain, Faktor Eksternal Dan
52 SEKP 02 13.11 -3.17 Ainul Internal Pendapatan
Mardliyah, Rumah Tangga Petani
Maryati Jagung
Ketut Ratna Sri Kepuasan Petani Cabai
Rahayu, Terhadap Pelaksaan
Zulkarnain, Kemitraan CV Metro
53 SEKP 03 13.17 -3.23
Ainul Global Makmur di
Mardliyah, Kabupaten Lampung
Maryati Timur
Adi Asmariadi Pencurian dan Alih
Budi, Henita Fungsi Lahan Komoditas
54 SEKP 04 13.23 -3.29 Astuti, Gita Lada: Rangkaian
Paramita Penyebab Dan Rumusan
Djausal Solusi
Respon Dan Peningkatan
Pengetahuan Peserta
55 SEKP 05 13.29 -3.35 Nasriati
Temu Teknis Inovasi
Pertanian Di Lampung
Diskusi 13.35 -3.45
Sesi 2
Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat
Suryani, Zahara
Pengetahuan Petani
56 SEKP 06 13.45 13.51 dan Hestiana
Terhadap Fungsi
Karyati
Kelompok Tani Di
Kabupaten Pringsewu

Page 32
Ruang Paralel 4 (Room 4) :
Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Bidang Pascapanen Mekanisasi Pertanian
Moderator : Dr. Ir. Slameto, M.Si.
Operator : Asropi, STP., M.Sc.
Notulis : Erliana Novitasari, STP., M.Sc.
Hambatan Adopsi VUB
Fauziah Yulia Padi Sawah: Studi
57 SEKP 07 13.51 -13.57 Adriyani dan Betty Kasus Kacamatan
Meilina Trimurjo Lampung
Tengah
Preferensi Petani
Terhadap Penerapan
Fauziah Yulia
Sistem Tanam Zigzag
58 SEKP 08 13.57 -14.03 Adriyani dan Tri
Pada Budidaya Jagung
Kusnanto
Berdasarkan
Karakteristik Inovasi
Tingkat Adopsi
Teknologi PTT Padi
Erdiansyah, Yulia Pada Kawasan
59 SEKP 09 14.03 -14.09 Pujiharti2, Nila Pengembangan
Wardani1 Pertanian Bioindustri
Berbasis Integrasi Padi-
Sapi Di Lampung
Peningkatan
Pengetahuan Peserta
Ely Novrianty dan
Bimbingan Teknis
60 SEKP 10 14.09 -14.15 Fauziah Yulia
Penyuluh Di Kabupaten
Adriyani
Lampung Timur dan
Kabupaten Pesawaran
Diskusi 14.15 -14.25
Sesi 3
Analisa Usaha Tani
Padi Sawah
Asropi, Erliana Berdasarkan Tiga
61 SEKP 11 14.25 -14.31 Novitasari, Teknik Cara Tanam Di
Widodo Kecamatan Seputih
Raman Kabupaten
Lampung Tengah
Zahara, Rangga
Ditya Yofa, Determinan
62 SEKP 12 14.31 -14.37 Anastasia Asri Penawaran Daging
Widyasari, Robet Sapi Di Indonesia
Asnawi

Page 33
Ruang Paralel 4 (Room 4) :
Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Bidang Pascapanen Mekanisasi Pertanian
Moderator : Dr. Ir. Slameto, M.Si.
Operator : Asropi, STP., M.Sc.
Notulis : Erliana Novitasari, STP., M.Sc.
Pengetahuan
Gohan Octora Pengunjung Terhadap
Manurung dan Teknologi Budidaya
63 SEKP 13 14.37 -14.43
Edwin Cabai Pada Visitor Plot
Herdiansyah Taman Sains Pertanian
Natar Di Lampung
Tiara Aprilia Putri Strategi
64 SEKP 14 14.43 -14.49 Hernanda, Pengembangan
Erdiansyah Agrowisata Petik Jeruk
Aliran Perdagangan
Eka Miftakhul
65 SEKP 15 14.49 -14.55 Lada Indonesia di pasar
Jannah
Internasional
Diskusi 14.55 -15.05
Sesi 4
Pengolahan Dessert
Etty Hesthiati,
Mousse Bisbul Dan
Nurul Hanifah,
Alpukat Untuk
66 PPMP 01 15.05 -14.11 Dena Anggari dan
Meningkatkan Nilai
Inkorena G.S.
Tambah Sebagai
Sukartono
Pangan Fungsional
Efektifitas Minyak Jeruk
Leni Marlina, Nipis Dan Purut Untuk
Hendri, Mengendalikan Jamur
67 PPMP 02 15.11 -15.17
Jumjunidang, dan Penyebab Penyakit
Mizu Istianto Pascapanen Salak
Pondoh Secara Invitro
Nurdeana Susut Panen dan
Cahyaningrum, Pascapanen Kedelai Di
68 PPMP 03 15.17 -15.23 Muhammad Fajri, Kabupaten Gunungkidul
dan Heni Daerah Istimewa
Purwaningsih Yogyakarta
Pengaruh Persentase
Astrid Fransisca, Penambahan Sawi
79 PPMP 04 15.23 -15.29 Jonri Suhendra Hijau Terhadap Daya
Sitompul Leleh dan Organoleptik
Es Krim

Page 34
Ruang Paralel 4 (Room 4) :
Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Bidang Pascapanen Mekanisasi Pertanian
Moderator : Dr. Ir. Slameto, M.Si.
Operator : Asropi, STP., M.Sc.
Notulis : Erliana Novitasari, STP., M.Sc.
Bahan Tambahan
Erliana Novitasari
Makanan (BTM)
70 PPMP 05 15.29 -15.35 and Tika Nafiah
Buatan: Pengawet dan
Ramadhani
Pemanis Makanan
Uji Cita Rasa Kopi
Bubuk Robusta
Alvi Yani dan
71 PPMP 06 15.35 -15.41 Lampung Dari
Erliana Novitasari
Beberapa Tipe
Penyangraian

Diskusi 15.41 -15.50

Page 35
Ruang Paralel 5 (Room 5) :
Bidang Perkebunan
Bidang Peternakan

Moderator : Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc.


Operator : Reli Hevrizen, S.Pt.
Notulis : Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

KODE NAMA
NO. WAKTU JUDUL MAKALAH
ABSTRAK PENULIS

Sesi 1
Karakterisasi Morfologi
Pada Pertumbuhan
Muhammad
Awal Beberapa Aksesi
72 BUN 01 13.05-13.11 Susanto
Jambu Mete
Prabowo
(Anacardium
Occidentale L.)
Efektivitas Minyak Atsiri
Terhadap
Dini Florina,
PertumbuhanColletotric
Marlina Puspita
73 BUN 02 13.11 -13.17 hum Gloeosporioides,
Sari, Dono
Penyebab Penyakit
Wahyuno
Busuk Basah Buah
Pala
Strategi Pengelolaan
Lahan Kering Masam
Rizka Aidina Pada Kebun Entres
74 BUN 03 13.17 -13.23
Putri1 Karet Di BPSBP
Tungkap, Kalimantan
Selatan
Pengaruh Kemasakan
Buah Dan Teknik
Darwin
Skarifikasi Pada
75 BUN 04 13.23 -13.29 Taula’bi’, Elisa
Pertumbuhan Benih
Winanda
Pala (Myristica
Fragrans)
Dewi Rumbaina
Mustikawati, Kajian Perbenihan
76 BUN 05 13.29 -13.35 Ratna Wylis Tanaman Lada Di
Arief dan Lampung Timur
Endriani

Diskusi 13.35 -13.45

Page 36
Ruang Paralel 5 (Room 5) :
Bidang Perkebunan
Bidang Peternakan

Moderator : Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc.


Operator : Reli Hevrizen, S.Pt.
Notulis : Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

Sesi 2

Dede Respon Pertumbuhan


Rohayana, Stek Lada (Piper
Edwin Nigrum. L) Terhadap
77 BUN 06 13.45 -13.51
Herdiansyah, Beberapa Macam
dan Rengga Media Tanam Di
Adyatma Polybag
Ismail
Maskumoro,
Inovasi Tanaman
hengky
Palma mendukung
78 BUN 07 13.51 -13.57 Novarianto,
Pembangunan
Asthutiirundu,
Perkebunan Nasional
Syarafuddin,
Sudarsono
Tingkat Efektivitas
Serbuk Daun Kelor
I Wayan
(Moringa Oleifera)
Sudarma dan
79 NAK 01 13.57 -14.03 Sebagai Anthelmintik
A.A.N.Badung
Terhadap Infeksi
S.D
Cacing Pada Ayam
Buras
Respon Produksi
Hevrizen R, Kambing Lokal
Suretno N.D, Terhadap Pakan Silase
80 NAK 02 14.03 -14.09
Silalahi M, Berbasis Daun Sawit
Maryanto A Dan Kulit Kakao Di
Lampung Selatan
Pengaruh Pemberian
Reli Hevrizen, Pupuk Kandang
Nandari Dyah Terhadap Pertumbuhan
81 NAK 03 14.09 -14.15
Suretno, Andi Vegetatif Dan Produksi
Maryanto Rumput Gajah Di Lahan
Kering Masam

Diskusi 14.15 -14.25

Page 37
Ruang Paralel 5 (Room 5) :
Bidang Perkebunan
Bidang Peternakan

Moderator : Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc.


Operator : Reli Hevrizen, S.Pt.
Notulis : Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

Sesi 3
Peningkatan Kualitas
Adhe Phoppy
Kompos Dari Campuran
82 NAK 04 14.25 -14.31 Wira Etika, Zikril
Kotoran Sapi Dan
Hidayat, Nuraini
Serbuk Gergaji Kayu
Helminthiasis Pada
Sionita Gloriana Sapi Potong Yang
Gunawan, Nur Digembalakan Di
83 NAK 05 14.31 -14.37 Rizqi Bariroh, Perkebunan Sawit Di
Muhammad Kalimantan Timur (Studi
Dimas Arifin Kasus Di Kabupaten
PPU Dan Paser)
Optimalisasi Teknologi
Sari Yanti Inseminasi Buatan
Hayanti dan Melalui Program Sapi
84 NAK 06 14.37 -14.43
Yeny Indukan Wajib Bunting
Widyaningrum (SIWAB) Di Rpovinsi
Jambi
Ahmad Subhan,
Kinerja Produksi
Akhmad
Pengembangan Ayam
Hamdan, Fiqy
Kampung Unggul
85 NAK 07 14.43 -14.49 Hilmawan , Siti
Balitbangtan Berbasis
Nurawaliah,
Rumah Tangga Di
dan Eni Siti
Kalimantan Selatan
Rohaeni
Viabilitas Semen Cair
Yeni Sapi Pogasi Dengan
Widyaningrum Pengencer Cep Yang
86 NAK 08 14.49 -14.55
dan Dian Ditambahkan
Ratnawati Antioksidan Pada Suhu
Yang Berbeda
Diskusi 14.55-15.05

Page 38
Ruang Paralel 5 (Room 5) :
Bidang Perkebunan
Bidang Peternakan

Moderator : Reny Debora Tambunan, S.Pt., M.Sc.


Operator : Reli Hevrizen, S.Pt.
Notulis : Tika Nafiah Ramadhani, A.Md.

Sesi 4
Perilaku Harga
Novita
Komoditas Peternakan
Ardiarini,Jonath
87 NAK 09 14.55 -15.05 Di Maluku Utara Pada
an Anugrah
Hari Besar Keagamaan
Lase
Nasional
Anthelmintik Alami
Untuk Penanggulangan
Reny Debora
88 NAK 10 15.05 -14.11 Cacing Gastrointestinal
Tambunan
Pada Ternak
Ruminansia Kecil
Nandari Dyah
Suretno, Reli Produktivitas Rumput
Hevrizen, Reny Cloris Gayana Yang
89 NAK 11 15.11 -15.17
Debora Ditanam Pada Lahan
Tambunan, Kering Masam
Andi Maryanto
Produktivitas Ayam Kub
Marsudin
Berbasis Rumah
Silalahi , Reli H
90 NAK 12 15.17 -15.23 Tangga Di Empat
dan Panjaitan
Kecamatan Kabupaten
Imelda
Tanggamus
Tingkat Adopsi Petani
Terhadap Teknologi
Akhmad
Pengolahan Pakan
Ansyor, Andi
Ternak Pada Program
Maryanto,
91 NAK 13 15.23 -15.29 Pendampingan
Robinson, dan
Pengembangan
Marsudin
Kawasan Pertanian
Silalahi
Nasional Di Kabupaten
Pringsewu

Diskusi 15.35 -15.45

Page 39
Kumpulan Abstrak

SEMINAR NASIONAL
BPTP LAMPUNG 2021

“INOVASI TEKNOLOGI
PERTANIAN LAHAN KERING
MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN
PANGAN DAN EKSPOR”

https:bit.ly/SemnasBPTPLampung2021
PGN 01
DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING MASAM
MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
1 2
Zahara dan Yennita Sihombing
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1A, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi lampung,
35145
2
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Jl. Tentara Pelajar No. 10, Bogor, 16114
ABSTRAK
Lahan kering masam berpotensi sangat besar mendukung pembangunan
pertanian di Indonesia, baik tanaman pangan, hortikultura (sayuran dan buah-
buahan), maupun tanaman tahunan (perkebunan) dalam upaya mencapai
ketahanan pangan. Lahan kering masam dicirikan oleh karakternya yang
kurang subur, mengandung Al tinggi sehingga dapat meracuni tanaman dan
mengganggu penyerapan hara, miskin hara terutama N, P, K, Ca, dan Mg,
miskin bahan organik, dan miskin mikroba tanah Tanpa pengelolaan yang tepat
produksi tanaman pada lahan kering masam masih rendah dan tidak sesuai
dengan potensi hasil tanaman. Tujuan penulisan adalah untuk mengidentifikasi
jenis-jenis inovasi teknologi pertanian lahan kering masam yang telah di
diseminasikan dalam mendukung ketahanan pangan. Pengkajian dilakukan
dengan menggunakan metode Desk Research, kemudian dianalisa dengan
mengunakan analisa deskriktif kualitatif untuk menjawab tujuan penulisan
melalui telaah literatur dengan mendeskripsikan jenis - jenis inovasi teknologi
yang telah di diseminasikan terhadap petani dengan menggunakan data
sekunder yang bersumber dari Kementerian Pertanian, berbagai hasil
penelitian, jurnal, kebijakan pemerintah, dan lembaga terkait yang dapat
mempertajam kedalaman analisis. Diseminasi inovasi teknologi pengelolaan
lahan kering masam sudah dilakukan sejak beberapa dekade lalu, akan tetapi
tingkat adopsinya masih tergolong rendah Hal ini terjadi karena sebagian besar
petani lahan kering masih mengelola lahan pertanian secara subsistem. Dari
hasil pengkajian diperoleh kesimpulan bahwa tingkat adopsi inovasi teknologi
masih rendah menyebabkan rata-rata produktivitasnya rendah bahkan
cenderung menurun. Untuk mewujudkan keberlanjutan pengelolaan lahan
kering masam, selain upaya teknis dan teknologis yang dilakukan, harus
mempertimbangkan dampak ekologisnya, kesesuaian sosio-kultural dengan
masyarakat lokal, serta secara ekonomi menguntungkan petani sebagai pelaku
utamanya
Kata Kunci : Diseminasi, inovasi teknologi, ketahanan pangan, lahan kering
masam

Page 41
PGN 02

EKSPLORASI KARAKTER SEKUNDER UNTUK SELEKSI TIDAK


LANGSUNG PADA JAGUNG DI KONDISI KEKERINGAN

Slamet Bambang Priyanto*, Moch. Arif Subechan


Balai Penelitian Tanaman Serealia
Jln Dr Ratulangi 274 Maros Sulawesi Selatan Indonesia
*Penulis untuk korespondensi. e-mail: s.bambangpriyanto@gmail.com

ABSTRAK

Seleksi langsung untuk karakter hasil biji jagung di kondisi kekeringan seringkali
tidak sangkil. Penggunaan karakter skunder dalam seleksi tidak langsung
diharapkan dapat meningkatkan kesangkilan seleksi. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh karakter sekunder yang dapat digunakan untuk seleksi tidak
langsung. Penelitian ini akan dilaksanakan di IP2TP Bajeng Balai Penelitian
Tanaman Serealia Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan pada bulan Juli
sampai November 2020. Penelitian disusun dalam rancangan Acak kelompok
Alpha Lattice dengan 3 ulangan. Genotipe yang digunakan adalah 36 calon
jagung hibrida dan 4 varietas pembanding. Karakter yang memiliki keragaman
tinggi ditentukan dengan karakter yang memiliki nilai loading factor lebih dari
0,7 korelasi antara karakter sekunder dengan hasil menggunakan korelasi
pearson serta nilai heritabiitas diturunkan dari analisis ragam. Hasil penelitian
menunjukka bahwa karakter umur berbunga jantan, umur berbunga betina,
jumlah tongkol panen dan diameter tongkol merupakan karakter skunder yang
bisa digunakan sebagai seleksi tidak langsung jagung pada kondisi kekeringan.

Page 42
PGN 03

PERBAIKAN LAHAN KERING MASAM DENGAN BIOCHAR


UNTUK MENINGKATKAN HASIL KLON UBIJALAR

Improvement The Biochar Of Acid Upland To Increasing Clones Sweet


Potato Yield
1) 1) 1)
Edyson Indawan* , Sri Umi Lestari , Reza Prakoso Dwi Julianto , Poppy Indri
2)
Hastuti
1)
PS Agroteknologi Universitas Tribhuwana Tunggadewi
2)
PS Akuntansi Universitas Tribhuwana Tunggadewi
)
* Corresponding authors: Tel./Faks. +62341565500/+62341565522 HP
081333343123
email: mankedlht@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi respon klon ubijalar terhadap


pemberian biochar jengkok tembakau. Biochar merupakan bahan pembenah
tanah yang mampu memperbaiki kesuburan tanah, meningkatan hasil tanaman
dan dapat mengurangi kontaminasi. Rancangan percobaan Split Plot yang
diulang tiga kali. Klon ubijalar diletakkan sebagai main plot dan dosis biochar
sebagai sub-plot. Bahan tanaman ubijalar terdiri 6 klon unggulan koleksi
Universitas Tribhuwana Tunggadewi dan Universitas Brawijaya (BIS OP-61-
OP-22, 73-6/2, 73 OP-8, BIS OP-61, 73 OP-5, dan BIS OP-61-♀-29). Dosis
biochar adalah B0 (0 ton/ha) dan B1 (5 ton/ha). Unit percobaan berukuran
panjang 5 m x 0.6 m, terdiri dari satu gulud dan ditanami dengan jarak tanam
25 cm dalam baris (20 stek/gulud). Parameter yang diamati meliputi: jumlah
umbi, bobot umbi, bobot brangkasan, %BK umbi, %BK brangkasan, BK umbi
dan BK Brangkasan, estimasi hasil umbi (t/ha) dan hasil brangkasan serta
Indeks Panen dan estimasi hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon
ubijalar memberikan respon yang sangat nyata terhadap pemberian biochar
jengkok tembakau sebesar 5 t/ha, terutama pada bobot umbi pad klon 73 OP-5,
bobot kering umbi, bobot kering biomass, IP dan estimasi hasil umbi segar per
hektar pada klon BIS OP-61-OP-22. Peningkatan hasil umbi ubijalar dengan
pemberian biochar jengkok tembakau mencapai 8,08-43.56%. Ketersediaan N
menjadi faktor pembatas pertumbuhan, terjadi kekurangan sebesar 19.1 N,
berdampak pada hasil umbi segar yang dicapai berkisar 10.55-22.70 ton/ha.

Kata kunci: Biochar, klon, hasil umbi, pembenah tanah.

Page 43
PGN 04

UJI EFEKTIFITAS BIOINSEKTISIDA TERHADAP MORTALITAS WALANG


SANGIT (Leptoorisa oratorius. F) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)
The Effectiveness Of Bioinsecticide Test To Mortality Of The
Stink Bug (Leptoorisa Oratorius. F) In Rice (Oryza Sativa L.)
1 2 2 2
Ponijan , Etik Puji Handayani *, Sutomo , Nurleni Kurniawati
1
UPTD Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email:etikpuji68@gmail.com
2
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro-Lampung
ABSTRAK
Hama walang sangit (Leptocorisa oratorius. F) merupakan salah satu hama
potensial yang pada waktu tertentu menjadi hama penting yang dapat
menyebabkan kehilangan hasil padi hingga 50%. Karena beras merupakan
bahan pangan pokok terpenting yang dikonsumsi masyarakat Indonesia,
maka perlu dilakukan penelitian upaya mengatasi kerusakan kualitas biji padi
akibat hama dengan menggunakan bioinsektisida dan meminimalkan
penggunaan insektisida kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
berbagai jenis kombinasi dan konsentrasi bioinsektisida terhadap mortalitas
walang sangit serta tingkat serangan walang sangit terhadap hasil padi.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Agustus hingga
Oktober 2020, menggunakan rancangan percobaan disusun secara faktor
tunggal, dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) terdiri atas 7
perlakuan kombinasi jenis dan konsentrasi bioinsektisida. Hasil penelitian
menunjukkan jenis kombinasi dan konsentrasi bioinsektisida menentukan
tingkat mortalitas walang sangit. Aplikasi B. bassiana 5 g/l + M. anisopliae 5
g/l merupakan perlakuan terbaik, meningkatkan tingkat mortalitas 143,25 %,
kecepatan kematian 108,02 %, efikasi bioinsektisida 143,31 % dan LT 50
155,56 % lebih cepat dibandingkan kontrol. Aplikasi bioinsektisida
cenderung meningkatkan hasil padi dengan persentase gabah isi sebesar
19,73 %, menekan gabah hampa sebesar 99,40 % dan menekan gabah hampa
terserang walang sangit sebesar 109,63 % dibandingkan kontrol.

Kata kunci: Agen hayati, Padi, Pengendalian hama

Page 44
PGN 05

KAJIAN VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DI KABUPATEN


MAJALENGKA

Study Of Soybean New Superior Variety In Majalengka District

Ratna sari, Yati Haryati, Bebet Nurbaeti dan Irma Noviana


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat
Jl. Kayuambon No. 80, Bandung Barat, Jawa Barat
Email: emailratnasari@gmail.com

ABSTRAK

Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang startegis namun minat
petani untuk melakukan usahatani kedelai masih rendah. Salah satu
penyebabnya adalah rendahnya produktivitas kedelai. Kementerian Pertanian
telah merilis berbagai varietas unggul baru (VUB) kedelai yang memiliki
produktivitas tinggi. Pengkajian ini dilakukan untuk mengkaji keragaan
beberapa VUB kedelai di Kabupaten Majalengka. Pengkajian dilakukan dengan
menanam lima varietas VUB dan dibandingkan dengan varietas Anjasmoro
yang biasa ditanam oleh petani. Pengkajian dilakukan dilahan petani dengan
menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang diulang lima kali.
Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan tanaman (tinggi dan jumlah
cabang) dan komponen hasil (jumlah polong isi, jumlah polong hampa dan
berat brangkasan) serta hasil panen. Semua data dianalisa dengan uji ANOVA
dan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil tersebut lalu dibandingkan dengan
deskripsi varietas kedelai untuk melihat kesesuaiannya. Sehingga diperoleh
varietas yang sesuai untuk dikembangkan di Kabupaten Majalengka. Hasil
pengkajian menunjukan bahwa semua varietas yang diuji sesuai untuk
dibudidayakan kecuali varietas DETAP-1.

Kata kunci: Kedelai, VUB, keragaan

Page 45
PGN 06

SEED GERMINATION OF SOYBEAN AND RICE DUE TO PRGANIC AND


CHEMICAL SOLUTION TREATMENT

Soraya, Junita Barus*, and Rismawita Sinaga


Lampung Assessment Institute for Agricultural Technology
*Corresponding Author: yunita_0106@yahoo.co.id

ABSTRACT

Expired seeds are seeds that have decreased in quality or experienced


setbacks. The use of low-quality seeds will produce low seed quality. One way
to improve seed quality is through navigation. This study aims to determine the
effect of using organic and chemical ingredients on soybean and rice seed
invigoration in improving seed quality. This research was done at the Testing
Laboratory of Lampung Agricultural Technology Assessment Center from March
to April 2019. This study was divided into two experiments, namely using
Inpago 12 varieties of rice seeds and Dering 1 varieties of soybean seeds. The
study was compiled using a Completely Randomized Design (CRD) with four
replications. Each experiment consisted of four seed invigoration treatments,
which were without treatment (control), coconut water 60%, KNO3 1% and bio
urine 30%. The results showed that the viability of rice seeds in general was still
good even though it had been stored for almost six months, as evidenced by its
germination and maximum growth potential of> 90%. The soaking treatment of
rice seeds in coconut water 60% and KNO3 1% can increase sprout power and
maximum growth potential. While the viability of soybean seeds has declined
considerably after being stored for more than four months, where the highest
germination in the control and coconut water treatment is only around 31-35%.

Keywords: seed germination, rice seed, soybean seed

Page 46
PGN 07

KEJADIAN ALAMI INFEKSI NUCLEOPOLYHEDROVIRUS FALL


ARMYWORM, SPODOPTERAFRUGIPERDA (J.E.SMITH) PADA JAGUNG DI
BENGKULU
Natural Incidence of Nucleopolyhedrovirus Infecting Fall Armyworm,
Spodopterafrugiperda (J. E. Smith) on Corn in Bengkulu
Sempurna Ginting
Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.
Jl. WR. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu, Provinsi Bengkulu
*Corresponding Author: sempurnaginting@unib.ac.id

ABSTRAK

Jagung merupakan salah satu tanaman serealia penting selain gandum dan
beras di dunia. Ulat grayak (FAW), Spodoptera frugiperda merupakan hama
invasif di Indonesia termasuk Bengkulu. Hama ini asli dari wilayah tropis dan
subtropis Amerika, merupakan hama penting pada jagung dan juga
menyerang lebih dari 100 tanaman inang. Hal tersebut menyebabkan
kerusakan yang penting secara ekonomi. Pengendalian hama ini telah
dilakukan umumnya secara kimiawi. Teknik pengendalian hama berbasis
PHT (pengendalian hama terpadu) semakin meningkat seiring dengan
kesadaran pentingnya pertanian berkelanjutan. Salah satu komponen dari
PHT adalah pengunaan musuh alami dengan Biopestisida berbasis mikroba
Nucleopolyhedrovirus (NPV). Tujuan penelitian ini untuk mempelajari
insidensi alami NPV yang menginfeksi S. frugiperda di sentra jagung
Bengkulu. Metode penelitian dilakukan dengan survei di daerah sentra
jagung di Bengkulu dan asosiasi NPV dengan S. frugiperda dikonfirmasi
dengan mikroskop fase kontras dan studi patogenisitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa insidensi NPV secara alami terjadi pada larva S.
frugiperda dengan tingkat jumlah larva terinfeksi mulai dari 1 hingga 5 ekor,
sementara persentase kerusakan tanaman jagung akibat serangan S.
frugiperda berkisar antara 40-96%. Larva yang mati terinfeksi virus NPV
ditemukan di lapangan dengan tanda tubuh larva menggantung dengan
kedua tungkai semu bagian abdomen menempel pada daun jagung
membentuk huruf V terbalik. Occlusion bodies (OB) dari NPV berbentuk segi
banyak (polyhedral). Pemeriksaan kualitatif terhadap larva mati setelah diberi
pakan dengan pakan yang terkontaminasi dengan OB menunjukkan bahwa
OB virus tersebut memiliki sifat yang sama dengan OB yang diaplikasikan,
baik morfologi (bentuk OB) dan biologis (virulensi OB).

Kata kunci: Spodoptera frugiperda, jagung, Nucleopolyhedrovirus, polyhedra

Page 47
PGN 08

OPTIMALISASI LAHAN KERING MASAM UNTUK TANAMAN PANGAN


DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK

Optimization Of Dry And Saving Lands For Food Plants With The Supply
Of Organic Fertilizer
1 1
Mirawanty Amin *, Anggella Tesalonika Tombuku
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara
Jl. Kampus Pertanian Kalasey, Manado 95013, Sulawesi Utara, Indonesia
*Email:mirawantyamin@gmail.com

ABSTRAK

Lahan kering masam memiliki potensi pengembangan untuk tanaman pangan.


Namun, terdapat kendala pada pengemabngan lahan tersebut yaitu kesuburan
tanah yang rendah seperti pH tanah kurang dari 5.5, tingginya Al-dd, P dan K
yang rendah dan toksisitas Mn. Luasan lahan kering hampir 29% dari total luas
lahan di Indonesia. Oleh karena itu, lahan kering masam dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan tanaman pangan dalam mendukung pembangunan
pertanian nasional. Mengingat kendala yang dimiliki lahan kering masam terkait
kesubutan tanah, maka diperlukan masukan teknologi seperti pemberian pupuk
organik. Pemupukan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kekurangan hara pada tanah.

Kata kunci: keseburan tanah, lahan kering, pupuk, pH tanah, toksisitas

Page 48
PGN 09

KERAGAAN TUJUH ASESI PADI LOKAL ASAL JAMBI DI LAHAN RAWA


LEBAK DANGKAL KEBUN PERCOBAAN BANJARBARU KALIMANTAN
SELATAN

Muhammad Saleh
Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
Jalan Kebun Karet Loktabat Banjarbaru

ABSTRAK

Keragaan tujuh varietas padi lokal asal Jambi di lahan rawa lebak dangkal.
Pengujian dilaksanakan pada Musim Kemarau 2015, di Kebun Percobaan
Banjarbaru. Sebagai perlakuan adalah tujuh padi varietas lokal yang berasal
dari Jambi, yaitu varietas Gadis Jambi, Serendah Kuning, Kotek, Kuning
Betung, Serendah Halus, Karya dan Rimbun Daun. Pengamatan dilakukan
terhadap skor pertumbuhan vegetatif, generatif, tinggi tanaman, jumlah
malai/rumpun, panjang malai, bobot 1000 gabah, dan hasil. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa : keragaan pertumbuhan vegetatif dan genertif tergolong
baik (skor 3). Hasil yang dicapai oleh varietas Gadis Jambi, Rimbun Daun,
Karya, Serendah Kuning, Kotek, Kuning Betung dan Serendah Halus masing
masing sebesar 5,23 ; 3,80 ; 2,80; 2,13 ; 1,16 ; 1,13 dan 1,00 t/ha. Nilai duga
heritabilitas yang tinggi ditunjukkan oleh karakter tinggi tanaman, panjang
malai, bobot 1000 gabah dan hasil. Keragaman genetik yang luas ditunjukkan
oleh karakter tinggi tanaman, jumlah malai/rumpun dan bobot 1000 gabah.

Kata kunci : keragaan, padi lokal, Jambi, rawa lebak dangkal.

Page 49
PGN 10

APLIKASI BERBAGAI AMELIORAN DAN DOSIS RHIZOBIUM TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI DI LAHAN KERING
1 2
Tietyk Kartinaty dan Sri Sunardi
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat
Kartinaty.77@gmail.com

ABSTRAK

Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max. L) dilahan kering dihadapkan pada


kendala kemasaman tanah dan tingkat kesuburan yang rendah sehingga
diperlukan usaha perbaikan melalui pemberian berbagai amelioran dan dosis
Rhizobium. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh berbagai amelioran
dan dosis rhizobium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.
Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan
3 kali ulangan. Petak Utama adalah Amelioran (A) terdiri tiga macam perlakuan
yaitu Arang Sekam (A1), Pupuk Kandang (A2) dan Kapur Dolomit (A3). Dosis
Rhizobium (R) diletakkan sebagai Anak Petak terdiri dari tiga taraf yaitu: R1 = 5
gr, R2 = 7,5 gr dan R3 = 10 gr. Hasil penelitian menunjukkan pemberian
berbagai jenis amelioran dan dosis rhizobium memberikan pengaruh yang
nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong per tanaman,
bobot 100 biji dan produksi tanaman kedelai. Pemberian amelioran arang
sekam memberikan produksi (2,10 t/ha), bobot 100 biji (22,47 g) dan jumlah
polong kedelai per tanaman (33,50) yang tertinggi sedangkan pemberian dosis
rhizobium sebanyak 10 gr memberikan produksi (2,03 t/ha), bobot 100 biji
(21,00 g) dan jumlah polong kedelai per tanaman (30,56) yang lebih tinggi.

Kata Kunci : Amelioran, Rhizobium, Kedelai, Produksi

Page 50
PGN 11

PERAN BIOCHAR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN


MASAM

The Role Of Biochar To Improve The Productivity Of Acid Lands

Eni Maftuah dan A. Susilawati


Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra),
Jl. Kebun Karet, Loktabat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Lahan masam di Indonesia berpotensi untuk dikembangkan sebagai areal


pertanian produktif, namun memerlukan perbaikan kualitas lahan. Bahan
pembenah tanah mampu memprbaiki sifat tanah diantaranya melalui perbaikan
sifat kimia tanah, biologi dan fisika tanah. Biochar dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pembenah tanah di lahan masam sebagai bahan pembenah tanah yang
ramah lingkungan. Peran biochar di lahan masam antara lain memperbaiki
kualitas lahan baik sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Efektivitas biochar dalam
memperbaiki sifat tanah tergantung pada jenis biochar, proses pembuatan
biochar, dosis biochar, cara aplikasi biochar, ukuran biochar serta jenis tanah.
Perbaikan kualitas lahan masam berpengaruh terhadap produktivitas tanaman
pangan. Pemberian biochar sekam padi dapat meningkatan produktivitas
tanaman padi di lahan masam mencapai 2-67% tergantung pada dosis biochar.
Biochar tempurung kelapa juga efektif dalam meningkatkan produksi jagung di
lahan kering masam maupun gambut. Selain meningkatkan produktivitas lahan,
biochar juga berperan dalam sequetrasi karbon tanah dan mitigasi emisi GRK.

Kata kunci: Biochar, sifat tanah, produktivitas lahan, masam

Page 51
PGN 12

AMELIORASI KIMIA TANAH MASAM TROPIKA: META ANALISIS

Chemical Amelioration Of Tropical Acid Soils: A Meta Analysis

Doni Wahyu, Wahida Annisa, Yiyi Sulaeman


Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
Jalan Kebun Karet, Loktabat Utara, Banjarbaru
wahidaannisa@pertanian.go.id or annisa_balittra@yahoo.com

ABSTRAK

Permasalahan utama pada tanah masam adalah tingginya kelarutan unsur


toksik yang menyebabkan ketidaktersedian hara P akibat fiksasi oleh ion-ion Al
dan Fe. Perbaikan kimiawi merupakan istilah untuk tindakan kolektif yang
bertujuan untuk memperbaiki sifat kimia, fisik, dan lainnya dari tanah
berdasarkan regulasi proses tanah asam-basa dan pertukaran ion melalui
penambahan berbagai bahan kimia tambahan. Cara termudah untuk menilai
keasaman atau alkalinitas tanah adalah dengan menentukan reaksi, atau pH,
suspensi air atau pasta jenuh yang dibuat dari tanah (pH menunjukkan
logaritma negatif dari aktivitas ion H + dalam larutan; pH = - lgaH +). Paper ini
bertujuan untuk mensintesis semua hasil penelitian secara kualitatif untuk
mengeksplorasi potensi bahan amelioran dalam upaya meningkatkan
produktivitas lahan masam. Paper review ini menggunakan metode
Sistematika Review Kualitatif (metode Francis & Baldesari, 2006). Tahapan
metode yang digunakan adalah: 1) formulasi pertanyaan tentang permasalahan
tanah masam dan upaya perbaikannya, 2) pencarian literatur systematic review
(conducting a systematic literature search) 3) skrining dan seleksi artikel
penelitian yang cocok dengan topik ameliorasi tanah masam (screening and
selecting appropriate research articles) 4) analisis dan sintesis temuan-temuan
kualitatif (analyzing and synthesizing qualitative findings ) 5) Menyusun paper
(presenting finding). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pengapuran efektif menurunkan kemasaman tanah dan memperbaiki
pertumbuhan tanaman di lahan masam.

Kata Kunci: Kemasaman tanah, Pengapuran, Netralisasi asam, Pertukaran ion

Page 52
PGN 13

PENGARUH PENGGUNAAN BEBERAPA DOSIS PEMUPUKAN UREA DAN


BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG HIBRIDA TERHADAP
PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG

Sution dan Muhammad Hatta

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat


Jl. Budi Utomo No.45, Siantan Hulu, Pontianak Utara, Kota Pontianak,
Kalimantan Barat
Email: sution@pertanian.go.id

ABSTRAK

Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas jagung ialah dengan


pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dan kondisi lahan. Umumnya lahan
pengembangan jagung di Indonesia defisiensi hara N sehingga diperlukan
tambahan N melalui pemupukan. Penggunaan pupuk N umumnya diberikan
dalam bentuk jenis pupuk urea dengan kebutuhan yang cukup tinggi. Agar
penggunaan pupuk Nitrogen sesuai dengan rekomendasi maka perlu dilakukan
penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan dosis penggunaan
pemupukan urea yang tepat dan penggunaan varietas unggul baru jagung
hibrida yang sesuai. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor pertama varietas
terdiri dari Bima 19, Nasa 29 dan JH 21. Faktor kedua dosis pemupukan urea
yang terdiri dari tanpa penggunaan pupuk urea, pupuk urea 50% dari
rekomendasi, pupuk urea 100% dari rekomendasi dan pupuk urea 150% dari
rekomendasi. Kombinasi keduannya sebanyak 12 perlakuan, yang diulang
sebanyak 3 kali, secara keseluruhan terdapat 36 petak percobaan. Hasil
penelitian menujukan terdapat interaksi produktivitas jagung antara
penggunaan pupuk urea dengan varietas unggul baru jagung hibrida tertinggi
pada perlakuan penggunaan varietas Nasa 29 dan JH 21 dengan dosis
pemupukan 100% dari rekomendasi dan Varietas JH 21 dengan dosis
pemupukan urea 150% secara signifikan berpengaruh terhadap perlakuan
lainnya.

Kata kunci : jagung, varietas, toleran naungan, cahaya, produksi

Page 53
PGN 14

PENGARUH KOMBINASI FUNGISIDA MANKOZEB DAN


TRICHODERMA SP. TERHADAP PENYAKIT BULAI DAN PERTUMBUHAN
TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS L.)

Effect of Combination of Mankozeb Fungicide and Trichoderma sp. on


Downy Mildew Disease and Growth of Corn (Zea mays L.)
1 1 2 3
Septiana Simanjuntak *, Joko Prasetyo , Sudiono , Titik Nur Aeny
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email:email.korespondensi@abc.com
2 3
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas
Lampung

ABSTRAK

Penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora sp. merupakan


salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh petani jagung. Patogen
penyebab penyakit bulai pada jagung di Indonesia telah dilaporkan menurun
sensitivitasnya terhadap fungisida metalaksil.Tindakan pengendalian yang
dilakukan adalah dengan menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb
dan menggunakan agensia hayati Trichoderma sp. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh dosis fungisida mankozeb terhadap penyakit bulai,
pengaruh kerapatan spora Trichoderma sp. terhadap penyakit bulai dan
pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.), dan interaksi antara dosis
fungisida mankozeb dan kerapatan spora Trichoderma sp. terhadap penyakit
bulai dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.). Perlakuan disusun
dalam Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 12 perlakuan dan tiga
ulangan. Perlakuan terdiri atas mankozeb dengan dosis 0 gr/l, 2 gr/l, dan 4 gr/l
6 7 8
dan Trichoderma sp. dengan kerapatan 0, 10 spora/ml, 10 spora/ml, dan 10
spora/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis fungisida 4 gr/l
memiliki masa inkubasi paling panjang yaitu 13,25 HSI (hari setelah inokulasi).
Pada 21 HSI, 28 HSI, dan 35 HSI, perlakuan dosis fungisida mankozeb 2 gr/l
dan 4 gr/l dapat menekan keterjadian penyakit bulai lebih baik dan memiliki
keparahan penyakit bulai lebih rendah dibandingkan kontrol. Sedangkan
perlakuan Trichoderma sp. tidak berpengaruh terhadap masa inkubasi,
intensitas penyakit, dan pertumbuhan tanaman.
Kata kunci: jagung, pengendalian hayati, pengendalian kimiawi

Page 54
PGN 15

OPTIMALISASI LAHAN MASAM BERBASIS BAHAN PEMBENAH TANAH


UNTUK BUDIDAYA KEDELAI

Optimization of Acidic Soil Based on Soil Conditioner for Soybean


Cultivation

Yuli Lestari dan Afthanur Rifqi Hidayat


Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITTRA)
Jl. Kebun Karet, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Email: yulibalittra70@yahoo.com

ABSTRAK

Lahan masam baik yang berupa lahan kering maupun lahan rawa mempunyai
potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian. Kedelai
merupakan salah satu jenis komoditas yang bisa dibudidayakan di lahan
masam. Pada umumnya lahan masam mempunyai tingkat kesuburan dan
produktivitas yang rendah. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan
produkstivitas lahan masam adalah dengan memanfaatkan bahan pembenah
tanah. Berdasarkan senyawa penyusunnya, bahan pembenah tanah dapat
dikelompokkan menjadi bahan pembenah organik, anorganik dan hayati.
Penggunaan bahan pembenah tanah ini bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah. Pemberian bahan pembenah tanah dapat
meningkatkan kemantapan agregat, memperbaiki aerasi dan struktur tanah.
Sifat kimia tanah seperti pH, kandungan P dan KTK meningkat sebaliknya
toksisitas aluminium menurun akibat pemberian bahan pembenah tanah. Selain
itu pemberian bahan pembenah tanah juga dapat mengefisienkan pemupukan
anorganik dan menurunkan kejenuhan Al. Pemberian bahan pembenah tanah
berupa dolomit di lahan sulfat masam actual dapat meningkatkan hasil kedelai
dari 232 kg/ha menjadi 1387-272 kg/ha. Pemberian bahan pembenah tanah
berupa dolomit, kotoran ayam dan petroganik, masing-masing dapat
meningkatkan hasil kedelai dari 1,5 t/ha menjadi 2 t/ha, 2,5 t/ha dan 1,9 t/ha.
Makalah ini bertujuan untuk memaparkan peranan bahan pembenah tanah
dalam meningkatkan kesuburan tanah dan produksi kedelai di lahan masam.

Kata kunci: lahan kering, lahan rawa dan produktivitas

Page 55
PGN 16

ANALISIS VEGETASI GULMA PADA TANAMAN TUMPANGSARI PADI


GOGO DAN KEDELAI DI LAHAN KERING MASAM LAMPUNG

Vegetation Analysis Of Weed On Intercropping Crops Of Upland Rice And


Soybean In Dryland Acid Of Lampung
1 1 2 2
Endriani* , Dian Meithasari , Tri Kusnanto , Sunaryo
1,2
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
JL. Z.A. Pagar Alam No.1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
Email : endriani7575@gmail.com

ABSTRAK

Gulma dapat mengakibatkan berkurangnya tingkat produktivitas tanaman


budidaya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis vegetasi gulma pada
pertanaman tumpangsari Padi Gogo dan Kedelai di lahan kering masam
Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 sampai dengan
Maret 2019 di Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan, pada ketinggian
tempat 135 dpl. Metoda yang digunakan adalah Metoda Kuadran dengan
2
peletakan plot secara acak sebanyak 30 plot dengan ukuran plot 1m pada
tanaman tumpangasari padi gogo dan kedelai, kemudian pada setiap plot
pengamatan dilakukan pencatatan tentang jenis gulma, jumlah individu masing-
masing jenis dan pengoleksian semua jenis gulma tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat 10 jenis gulma, 374 individu dari 10 spesies gulma pada
pertanaman tumpangsari padi gogo dan kedelai dilahan kering masam kebun
percobaan Natar.Terdapat 2 jenis gulma yaitu golongan rumput-rumputan dan
golongan berdaun lebar.Jumlah individu Imperata cylindrica paling banyak
ditemukan (116 individu) dan paling sedikit Borrreria latifolia (2 individu).Gulma
yang memiliki nilai SDR tertinggi yaitu gulma jenis Imperata cylindrica (30,43%)
dan gulma yang memiliki nilai SDR terendah Borrreria latifolia yaitu
(0,63%).Gulma Imperata cylindrica paling dominan diantara jenis lainnya pada
lahan pertanaman tumpangsari padi gogo dan kedelai di lahan kering masam
KP Natar.

Kata kunci : gulma, jenis, lahan kering, tumpangsari, vegetasi,

Page 56
PGN 17

DISTRIBUSI SPASIAL FE DI LAHAN SAWAH RAWA PASANG SURUT


AKIBAT PASANG SURUT AIR DI KAWASAN SUNGAI BARITO
KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI ACUAN PERTANAMAN PADI
1 2 2 3
Mawardi , Bambang Hendro S. , Benito H.P. , Putu Sudira
4
Totok Gunawan

ABSTRAK

Keracunan besi (Fe) menyebabkan pertumbuhan, pembentukan anakan, dan


pengisian bulir terhambat sehingga produktivitas menurun hingga
menyebabkan kematian. Terhambatnya pertumbuhan dan produksi tersebut
semakin tinggi pada varietas yang rentan. Di lahan pasang surut distribusi
konsentrasi besi bervariasi pada kawasan dan lokasi yang berbeda. Beragam
efek buruk keracunan besi pada padi telah banyak dilaporkan, tetapi sebaran
spasial besi di sawah pasang surut masih langka diteliti. Distribusi besi di
berbagai kedalaman profil tanah juga belum banyak diteliti sehingga
ketersediaan data untuk menghindari keracunan Fe di rawa pasang surut belum
banyak dilaporkan. Perlu dilakukan penelitian distribusi spasial dan distribusi
pada lapisan olah tanah serta konsentrasi Fe sebagai arahan untuk budidaya
padi di rawa pasang surut. Penelitian dengan metode survey telah dilaksanakan
pada bulan November 2015 sampai Maret 2017 di area sawah kawasan
Sungai Barito, Kalimantan Selatan, dengan mengunakan peta kerja yang
disusun berdasarkan peta tematik seperti peta selisih tinggi (∆) pasang surut,
peta tipe luapan pasang surut, dan peta ketebalan lumpur. Hasil penelitian
menunjukkan secara spasial konsentrasi Fe tertinggi berada pada zona I yang
memiliki selisih tinggi (∆) pasang maksimum dan surut maksimum tertinggi.
Sementara pada profil tanah konsentrasi Fe tertinggi pada lapisan 1 dan
konsentrasi terendah pada lapisan 3. Berdasarkan tipe luapan konsentrasi Fe
tertinggi berada pada tipe A dan tipe B terutama yang dekat muara laut. Untuk
mencegah keracunan besi penanaman bibit padi harus mencapai lapisan 2 (>
10 cm) dan memilih zona yang aman yaitu zona II, III, atau IV sehingga
menghasilkan poduksi padi optimal

Page 57
PGN 18

DAMPAK PENYELENGGARAAN PENYEBARALUASAN INOVASI PADA


PETANI ETNIS MADURA

Tini Siniati Koesno, Arina Ulfa Hidayati dan Syarif Fajrullah


Tinisiniati2020@gmail.com
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
Jln. Raya Karangploso, Km.4, Malang, Email: bptpjatim@litbang.pertanian.go.id

ABSTRAK

Pulau Madura yang secara pemerintahan masuk dalam wilayah Provinsi Jawa
Timur, berpenduduk etnis asli Madura. Agroekosistem lahan pertanian tidak
sesubur Pulau Jawa, menjadikan berpengaruh terhadap pembentukan karakter
dikenal sulit menerima pembaharuan, inovasi. Ini tantangan bagi
penyelenggara penyebarluasan pembaharuan, inovasi dalam rangka
pemberdayaan masyarakat petani. Pembaharuan inovasi banyak dilakukan
oleh BPTP Jawa Timur melalui pendekatan Research-Extension-Linkage,
dengan payung hukum Permentan No. 11 tahun 2019. Oleh sebab itu perlu
mereview hasil penerapan inovasi padi sistem tanam jajar legowo 2016 s/d
2018, dan perkembangan hingga tahun 2020. Metode yang digunakan
intepretasi data perkembangan hasil penerapan inovasi berdasarkan luasan
(ha); jumlah poktan; dan sebaran lokasi (jumlah desa). Pada tahun 2016
kegiatan penerapan inovasi di kecamatan Guluk-Guluk merencanakan satu
poktan, seluas 15 ha, di satu desa, namun terealisasi 40 ha dilaksanakan tiga
poktan. Pada MH 2020 capaian realisasi penerapan inovasi meningkat menjadi
262 ha, melibatkan 22 poktan tersebar di 7 desa. Di tahun 2018, kegiatan
berdampak ke desa gapura Tengah, kecamatan Gapura, dengan menerapkan
inovasi yang sama seluas 5 ha dikerjakan oleh 3 poktan. Pada MH 2020,
penerapan inovasi berkembang menjadi 168 ha melibatkan 25 poktan tersebar
di 5 desa. Dari hasil kegiatan tersebut, nampak bahwa dalam memasifkan
inovasi ke petani sampai berdampak penerapannya ke lokasi lainnya (desa
atau kecamatan), diperlukan pengulangan hingga beberapa musim tanam.
Terlebih pada sasaran yang berkarakter perlu penanganan khusus Hal ini
untuk memberikan efek kepada petani agar, membiasakan diri untuk hal
tersebut.

Kata kunci: dampak, penyebarluasan, inovasi, etnis Madura

Page 58
PGN 19

SELEKSI DAN EVALUASI SORGUM MUTAN GENERASI M2 HASIL


RADIASI SINAR GAMMA UNTUK PENINGKATAN KARAKTER BIOMASSA
1* 1 1 1
Yuli Sulistyowati , Ade Nena Nurhasanah , Dwi Astuti , Dwi Widyajayantie ,
1 1 1
Carla Frieda Pantouw , Vincentia Esti Windiastri , Agus Rachmat , Satya
1
Nugroho
1
Pusat Penelitian Bioteknologi, LIPI
Jl. Raya Bogor KM 46, Cibinong , Jawa Barat
*Email:ysulistyowati21@gmail.com

ABSTRAK

Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan tanaman serealia yang dapat


beradaptasi di lahan kering sehingga cukup potensial untuk dikembangkan di
Indonesia. Sorgum memiliki banyak manfaat yaitu sebagai bahan pangan,
pakan dan industri. Salah satu kandungan dalam sorgum yang dapat
dimanfaatkan untuk bahan industri adalah lignin yang dapat digunakan dalam
pembuatan particle board dan briket. Pada penelitian sebelumnya telah
dilakukan seleksi kandungan lignin terhadap 30 genotipe sorgum dan diperoleh
genotipe dengan kandungan lignin tertinggi yaitu KS (Konawe Selatan). Namun
genotipe KS memiliki biomassa yang masih rendah, sehingga perlu dilakukan
perbaikan untuk meningkatkan biomassa. Mutasi merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan keragaman genetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan galur mutan sorgum yang memiliki karakter yang berhubungan
dengan biomassa seperti tinggi tanaman, diameter batang dan bobot batang
lebih baik dibanding induknya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli –
November 2019 di Kebun Percobaan Citayam, Depok. Materi genetik yang
digunakan adalah galur mutan M2 dari radiasi sinar gamma 300, 400 dan 500
Gy dan tanaman kontrol 0 Gy. Sebanyak 50 malai setiap gray ditanam satu
baris per malai dan diamati karakter agronominya. Pengamatan agronomi pada
galur mutan M2 menunjukkan bahwa populasi galur mutan 300 Gy memiliki
nilai kisaran yang lebih luas dibanding populasi 400 dan 500 Gy serta kontrol.
Populasi mutan 300 Gy juga memiliki nilai rataan yang lebih tinggi dibanding
populasi mutan 400 dan 500 Gy serta kontrol pada karakter tinggi tanaman
309.18 cm (kontrol 305.33 cm), diameter batang 24.09 mm (kontrol 19.37 mm) ,
bobot batang 860.73 g (kontrol 507.10 g) , panjang malai 42.55 cm (kontrol
39.95 cm) dan bobot malai 95.52 g (kontrol 64.50 g). Mutasi dengan radiasi
sinar gamma dapat meningkatkan keragaman genetik dan seleksi pada galur
mutan M2 diperoleh galur-galur yang memiliki tinggi, diameter batang dan bobot
batang lebih baik dari kontrol yang menunjukkan adanya peningkatan
biomassa.
Kata kunci: biomassa, keragaman genetik, radiasi sinar gamma, seleksi

Page 59
PGN 20

PERAN VARIETAS DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN


PRODUKTIVITAS JAGUNG DI LAHAN KERING KABUPATEN LOMBOK
TIMUR

Yanti Triguna & Baiq Tri Ratna Erawati


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB
Jl. Raya Peninjauan Narmada kabupaten Lombok Barat
Email : yantiunram2020@gmail.com

ABSTRAK

NTB memiliki lahan kering yang sangat luas, namun pengembangannya


terkendala oleh ketersediaan air dan tingkat kesuburan tanah yang rendah.
Salah satu komoditas yang biasa ditanam petani di lahan kering adalah jagung.
Namun penggunaan varietas yang spesik lokasi dan sesuai dengan
agroekosistem wilayah belum banyak diterapkan. Untuk itu perlu dilakukan
pengkajian dengan menggunakan beberapa varietas unggul jagung hibrida
dengan potensi hasil tinggi di wilayah sentra pengembangan jagung di NTB.
Pengkajian dilaksanakan di lahan Tegalan Desa Pererenan kecamatan
Pringgabaya kabupaten Lombok Timur pada bulan April – Juli 2020. Penelitian
menggunakan Rancangarn Acak Kelompok yang terdiri dari 7 perlakuan
varietas yaitu V1 : Hj 21, V2 : JH 27, V3 : Nasa 29, V4 : Bima 20 URI, V5 ; Bima
14, V6 : HJ 37 dan V7 : Pacifik (PAC). Dari hasil pengkajian menunjukkan
bahwa varietas PAC memiliki produktivitas yang lebih tinggi yaitu 11,96 ton/ha
pipil kering, namun tidak bereda nyata dengan varietas lainnya kecuali varietas
HJ 21. Ini menunjukkan bahwa varietas V1 – V6 dengan produktivitas berturut-
turut (10,83 ton/ha, 10,02 ton/ha, 9,93 ton/ha, 9,89 ton/ha dan 9,81 ton/ha)
cocok ditanam dilahan kering kabupaten Lombok Timur kecuali V7 yaitu HJ 21
dengan produktivitas 8,14 ton/ha.

Kata kunci : lahan kering, produktivitas jagung, varietas jagung

Page 60
PGN 21

PENGARUH PEMBERIAN HARA MIKRO ZN TERHADAP PENINGKATAN


UMBI DAN PATI PADA SISTEM TUMPANGSARI UBI KAYU DAN SORGUM
1* 2 2 2
Agung Lasmono , Setyo Dwi Utomo , Agus Karyanto , dan Kukuh Setiawan
1Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Hi.Z.A. Pagar Alam no.1A Raja Basa Bandar Lampung 35145
2
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Jl.Prof. Soemantri Brodjonegoro, No.1 Bandar Lampung 35145
*E-mail: bptplasmono@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui produksi ubi kayu dengan
penambahan hara mikro Zn yang ditanam secara tumpangsari. Penelitian ini
dilaksanakan pada Maret 2017 sampai Maret 2018 di Tanjung Bintang
Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial
-1
dengan dua dosis pupuk mikro Zn (0 dan 40 kg ha ) yang disusun secara Strip
plot dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Homogenitas diuji
dengan Uji Bartlett dan dilanjutkan analisis ragam dengan Uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) taraf nyata 5% menggunakan software SAS. Pengamatan dilakukan saat
tanaman ubi kayu berusia 7 dan 10 bulan. Variabel yang diamati yaitu jumlah
umbi per tanaman, bobot umbi per tanaman, dan kadar pati. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian mikro Zn dapat meningkatkan produksi ubi
kayu yaitu jumlah umbi sebesar 46,94% dan 43,36%, bobot umbi 64,58% dan
55,74%, serta kadar pati 2,24% dan 1,2% masing-masing pada umur panen 7
dan 10 bulan. Sistem tumpangsari ubi kayu dengan sorgum menurunkan
produksi ubi kayu yaitu untuk jumlah umbi (antara 29,16 – 60,28% dan 33,57 –
65,78%) dan bobot umbi (antara 54,64 – 77,05% dan 66,41 – 85,33%), namun
meningkatkan kadar pati sebesar 15,92% dan 13,06% masing-masing pada
umur panen 7 dan 10 bulan.

Kata kunci: mikro, pati, tumpangsari, umbi

Page 61
PGN 22

PROSPEK PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI DALAM PENGELOLAAN


HAMA TANAMAN PADI DI INDONESIA

Prospects of Biotechnology in Pest Management on Rice in Indonesia


1 2
Danarsi Diptaningsari *, Edhi Martono
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
2
Departemen Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada
Jln. Flora No. 1 Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta 55281 Indonesia
*Email:ddanarsi@gmail.com

ABSTRAK

Pemanfaatan bioteknologi dapat memberikan alternatif teknologi yang dapat


dimanfaatkan dalam pengelolaan hama. Teknologi ini dapat mengatasi
kelemahan cara-cara pengelolaan hama secara konvensional. Aplikasi
bioteknologi dalam pengelolaan hama ini antara lain dapat dilakukan melalui
revolusi genom, transformasi genetik, pengembangan genetik mikroorganisme
entomopatogen, pengembangan genetik musuh alami, serta aplikasi
bioteknologi dalam biosistematika, serta eksploitasi sifat mandul jantan.
Pemanfaatan bioteknologi harus diintegrasikan dengan teknik pengendalian
yang lain, seperti kultur teknis, fisik/mekanik, maupun konservasi musuh alami
menggunakan refugia. Prospek pemanfaatan bioteknologi dalam pengelolaan
hama tanaman padi di Indonesia masih cukup besar. Namun demikian,
pemanfaatan bioteknologi dalam pengelolaan hama harus didasari oleh
pengetahuan mengenai ekologi dan agroekosistem yang baik. Pengambilan
keputusan mengenai pilihan teknologi yang akan diterapkan harus dilakukan
berdasarkan hasil pengkajian dan monitoring agroekosistem, dengan
mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya, serta semua aspek yang
mempengaruhinya, termasuk aspek sosial dan ekonomi.

Kata kunci: bioteknologi, Indonesia padi, pengelolaan hama, prospek

Page 62
PGN 23

DAYAHASIL PADI GOGO DAN KEDELAI PADA SISTEM “TURIMAN GOLE


9-5” DI LAHAN KERING WILAYAH LAMPUNG TIMUR

The Yield Of Upland Rice And Soybean In “Turiman Gole 9-5” System In
Dry Land East Lampung Area
1)* 2) 3) 4)
Slameto , Meidaliyantisyah , D.A. Lisnandar dan Wahyu Wibawa
1) 2) 3)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
Jl. Hi. Zainal Abidin Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung,
Provinsi Lampung, Indonesia.
4)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat,
Jl.Raya Padang-Solok Km 40 Sukarami, Solok 27366, Indonesia.
Telp. (0755)31122; 31564, Fax. (0755) 731138; e-mail:
sumbar_bptp@yahoo.com
*e-mail: islameto@yahoo.co.id; Telp.085840258333

ABSTRAK

Padi dan kedelai menjadi komoditas utama pemenuhan kebutuhan


pangan rakyat. Permintaan kedua komoditas tersebut cenderung meningkat.
Kendala yang dihadapi bahwa keberadaan lahan pertanian semakin terbatas.
Lahan kering dapat menjadi alternatif dalam pengembangan areal penanaman
padi dan kedelai. Sistem tumpangsari tanaman (Turiman) merupakan pilihan
solusi inovasi teknologi penanaman di lahan kering. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dayahasil beberapa varietas padi gogo dan kedelai pada
sistem tanam “Turiman gole 9-5” di lahan kering. Kajian dilakukan di Desa
Margototo, Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur pada MT-1
Desember 2019 - Maret 2020. Padi gogo yang ditanam adalah varietas Inpago-
8 dan Luhur-2. Kedelai yang ditanam adalah varietas Anjasmoro, Dena, Devon
dan lokal. Sistem tanam tumpangsari “Turiman gole 9-5” menggunakan pola
padi gogo-kedelai, dimana pola tanaman berupa tumpangsari tanaman dengan
kombinasi 9 baris padi gogo dan 5 baris tanaman kedelai berselang seling.
Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem tanam “Turiman gole 9-5” memberikan
rerata produksi padi gogo sebesar 3826 kg/ha GKP dan rerata produksi kedelai
sebesar 1311 kg/ha. Dimasa mendatang untuk mendorong produksi padi dan
kedelai maka perlu upaya replikasi dan pengembangan sistem tanam “Turiman
gole 9-5” di lahan kering wilayah lainnya.

Kata kunci: tumpangsari, turiman gole 9-5, padi gogo-kedelai, lahan kering

Page 63
PGN 24

PENGARUH OLAH TANAH PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI


KEDELAI

Effects Of Tillage On Soybean Growth And Production


1* 1 1 1 1
Dea Sylva Lisnandar , Endriani , Suryani , Hestiana Karyati , Sandy Nugroho
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email: deasylva9@gmail.com

ABSTRAK

Kedelai (Glicine max) dikenal sebagai makanan rakyat karena selain


merupakan sumber protein nabati paling menyehatkan, kedelai juga dikenal
murah dan terjangkau oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Kedelai menjadi
salah satu komoditas unggulan strategis, setelah padi dan jagung. Apalagi
kebutuhan industri pangan dalam negeri terhadap komoditas tersebut cukup
tinggi. Produktivitas kedelai nasional mengalami peningkatan, namun karena
luas areal yang tidak meningkat pesat maka produksi nasional peningkatannya
tidak terlalu besar. Produktivitas kedelai dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
salah satunya adalah cara pengolahan lahan. Penelitiaan ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh olah tanah terhadap pertumbuhan kedelai. Penelitian ini
dilakukan di kelompok tani Suka Maju Desa Giri klopo mulyo kecamatan
Sekampung Kabupaten Lampug Timur. Penelitian ini disusun dalam
Rancangan Acak Legkap (RAK) non faktorial dengan 2 perlakuan yaitu, Tanpa
Olah Tanah (TOT) dan Olah Tanah Sempurna (OTS) dengan 5 ulangan dan
setiap ualanagn tediri dari 10 tanaman. Hasil penelitian menunjukan
pengolahan tanah berpengatuh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun,
jumlah polong dan jumlah cabang, sedangkan pada berat ubinan dan berat bulir
tidak ada perbedaan yang nyata.

Kata kunci: Kedelai OTS Pengolahan Tanah TOT

Page 64
PGN 25

IDENTIFIKASI SERANGAN HAMA PADA KACANG HIJAU


(Vigna radiata L.) DI IP2TP NATAR

Identification Of Pest Attacks On Green Bean


(Vigna Radiata L.) In Ip2tp Natar
1* 1 2
Jihan Haura , Gina Dania Pratami , Agung Lasmono
1
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lampung
Jalan Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar lampung, Lampung
35145
2
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z.A. Pagar Alam no.1A Rajabasa Bandar Lampung
*Email: Jhnhauraa@gmail.com

ABSTRAK

Kacang hijau termasuk polong-polongan (Fabaceae) yang memiliki banyak


manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein
nabati tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi hama
pengganggu tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) di IP2TP Natar. Penelitian
2
ini dilakukan pada luasan 1500 m dengan dua perlakuan yaitu NPK Phonska
(15kg N1, 30kg N2, 45kg N3) dan Micro Zn (0 g B1, 750 g B2, 1500 g B3)
dengan 3 ulangan. Pengamatan dilakukan saat umur tanaman 30 hst dan 45
hst dengan petak ubinan (2,5 m x 2,5 m) memakai pola zig zag. Tanaman
diamati dengan memberikan skor serangan hama pada bagian daun yang
terserang kemudian melakukan identifikasi jenis hama yang menyerang
tanaman kacang hijau. Hasil penelitian menunjukkan pada umur tanaman 30
hst diperoleh skor serangan belalang kembara dengan skor tertinggi pada
N3B1 sebesar 46% dan terendah pada N2B3 sebesar 37%, sedangkan skor
serangan ulat daun tertinggi pada N2B2 sebesar 60% dan terendah pada
N1B2, N1B3 sebesar 8%. Pada umur tanaman 45 hst diperoleh skor serangan
belalang kembara teritinggi pada N2B1, N2B2, N3B1, N3B3 sebesar 35% dan
terendah pada N1B3 sebesar 32%. Untuk skor serangan ulat daun tertinggi
pada N2B2 sebesar 46%, dan terendah pada N3B1 sebesar 0%. Sedangkan
skor serangan ulat penggerek polong tertinggi pada N3B3 sebesar 34% dan
terendah pada N1B1, N2B3 sebesar 30%.

Kata kunci : hama, identifikasi, kacang hijau, umur tanaman.

Page 65
PGN 26

GALUR-GALUR HARAPAN PADI GOGO TOLERAN KEKERINGAN DAN


KERACUNAN ALUMINIUM

Upland Rice Promising Lines Tolerant to Drought and Aluminium Toxicity


1 1 1 1
Yullianida *, Rini Hermanasari , Angelita Puji Lestari , Aris Hairmansis
1
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi - Balitbangtan
Jl. Raya Sukamandi IX Subang 41256, Provinsi Jawa Barat
*Email:yullianida@gmail.com

ABSTRAK

Budidaya padi di lahan kering masam identik dengan cekaman kekeringan dan
keracunan aluminium (Al). Diperlukan solusi yang bersifat lestari atau
berkelanjutan untuk mengatasi hal ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh galur-galur harapan padi gogo yang toleran kekeringan dan
keracunan Al. Uji daya hasil lanjutan (UDHL) dilakukan pada MT 1 2020 di
Tamanbogo, Lampung, sedangkan pengujian tingkat toleransi pada fase
vegetatif dilakukan di rumah kaca Muara, Bogor. Materi uji terdiri atas 18 galur
harapan padi gogo dan empat varietas pembanding, yaitu Situbagendit, Inpago
8, Inpago 10 dan Inpago 12. Keragaan galur-galur padi gogo di lapang
dibandingkan dengan rata-rata varietas pembanding menunjukkan tinggi
tanaman lebih tinggi, jumlah anakan produktif, umur bunga, umur panen dan
bobot 1000 butir gabah tidak berbeda nyata dengan pembanding (LSD 5%),
jumlah gabah isi per malai lebih banyak dan hasil gabah yang lebih tinggi. Rata-
rata tingkat toleransi galur uji terhadap keracunan aluminium di lapang lebih
toleran dibanding rata-rata varietas pembanding, sedangkan tingkat toleransi
berdasarkan hasil uji di rumah kaca menunjukkan rata-rata galur uji setara
toleransinya dengan varietas pembanding. Teridentifikasi lima galur harapan
terbaik dengan hasil lebih tinggi dari rata-rata hasil galur uji (2.64 t/ha) dan
berbeda nyata pada taraf LSD 5% (0.73), yaitu B14987E-MR-6, B14987E-MR-
32, B15150E-MR-31, B15150E-MR-10 dan B15152E-MR-45. Kelima galur
harapan terbaik berespon agak toleran-toleran Al di lapang dan toleran Al pada
fase vegetatif.

Kata kunci: keragaan tanaman, lahan kering masam, seleksi, skoring, toleransi

Page 66
PGN 27

PENAMPILAN GALUR-GALUR PADI GOGO TERPILIH DI LAHAN KERING


MASAM

Performance of upland rice breeding lines selected in an acidic dryland


area
1 1 1
Rini Hermanasari*, Yullianida , Angelita Puji Lestari dan Aris Hairmansis
1
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Jl. Raya Sukamandi No. 9, Subang, Jawa Barat
*Email: hermanasari@yahoo.co.id

ABSTRAK

Program pemuliaan padi gogo diarahkan untuk merakit varietas unggul yang
toleran terhadap berbagai cekaman abiotik dan biotik. Sejumlah varietas unggul
baru padi gogo yang adaptif terhadap berbagai cekaman lingkungan dan
memiliki ketahanan terhadap blas yang beragam telah dihasilkan melalui
program pemuliaan, namun varietas baru yang dihasilkan masih memiliki
kelemahan-kelemahan sehingga perlu diperbaiki. Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi (BB Padi) telah merakit galur-galur padi gogo tahan terhadap
penyakit blas. Galur-galur tersebut perlu diseleksi pada lingkungan target
seperti lahan kering masam. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan galur
padi gogo berpotensi hasil tinggi, toleran Al, dan tahan terhadap penyakit blas
serta beradaptasi baik pada lingkungan lahan kering masam. Percobaan
observasi galur-galur padi gogo dilaksanakan di Kebun Percobaan Tamanbogo,
Lampung pada musim penghujan tahun 2020. Percobaan ini menggunakan
rancangan augmented. Materi yang diseleksi sebanyak 300 galur-galur padi
gogo generasi menengah yang berasal dari program pemuliaan BB Padi dan
lima varietas pembanding yang di ulang empat kali. Penampilan tanaman dan
tingkat ketahanan terhadap blas serta cekaman Al diamati di lapangan. Hasil
percobaan menunjukkan dari 300 galur yang diuji, terpilih 16 galur yang
memiliki rata-rata hasil melebihi rata-rata hasil varietas pembanding Inpago 9
(4.01 t/ha) dan 11 galur memiliki skor satu untuk ketahanan terhadap blas daun
dan blas leher. Galur-galur yang terpilih toleran terhadap keracunan
Alumunium. Karakter agronomi galur-galur yang terpilih memiliki jumlah anakan
produktif sangat bervariasi antara 5 - 18 batang per rumpun, tinggi tanaman
antara 90 – 154 cm, umur tanaman berbunga antara 64 - 82 hari, umur dapat
dipanen antara 88 - 104 hari.

Kata kunci: lahan kering masam, observasi, padi gogo

Page 67
PGN 28

KARAKTERISTIK PELINDIAN UDIPSAMMENT PADA AMELIORASI


MENGGUNAKAN TANAH MINERAL DAN POLIMER PEREKAT
1 2 2
Fibrianty *, Eko Hanudin , dan Azwar Ma’as
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta
Jalan Stadion Maguwoharjo No. 22 Ngemplak Sleman Yogyakarta
*Email: fibrianty.minhal@gmail.com
2
Departemen IImu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
Jalan Flora No 1, Bulaksumur, Yogyakarta

ABSTRAK
Tanah Udipsamment di Pantai Selatan Yogyakarta berasal dari deposit erupsi
Gunung Merapi yang diangkut dan bercampur dengan material dari daerah aliran
sungai maupun laut. Fraksi pasir > 95%, lepas-lepas, tak berstruktur, dan
pelindian sangat tinggi. Ameliorasi dilakukan agar Udipsamment dapat
dimanfaatkan untuk pertanian. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh
amelioran tanah mineral dan polimer perekat terhadap karakter pelindian hara di
Udipsamment. Penelitian menggunakan Rancangan acak lengkap dengan tiga
ulangan. Perlakuan meliputi Inceptisol+bagasse, Vertisol+bagasse,
Inceptisol+bagasse+tapioka 1%, Inceptisol+bagasse+tapioka 2%,
Vertisol+bagasse+ tapioka 1%, Vertisol+bagasse+tapioka 2%,
Inceptisol+bagasse+ampas tapioka 1%, Inceptisol+bagasse+ampas tapioka 2%,
Vertisol+bagasse+ampas tapioka 1%, Vertisol+ bagasse+ampas tapioka 2%,
Inceptisol+bagasse+Polyvinylalcohol 0,1%, Inceptisol+ bagasse+Polyvinylalcohol
0,2%, Vertisol+bagasse+Polyvinylalcohol 0,1%, dan Vertisol+
Bagasse+polyvinylalcohol 0,2%. Takaran bagasse dan fraksi lempung masing-
masing 1 dan 5 % dari berat kering tanah. Takaran tapioka dan ampas tapioka
dalam variasi 1 dan 2 %, serta polyvinylalcohol sebanyak 0,1 dan 0,2% dari berat
kering tanah. Penelitian pelindian dalam lisimeter dilaksanakan di Laboratorium
Tanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. Parameter meliputi:
waktu pelolosan air, tekstur, berat volume, C organik, N total, P tersedia, dan
kapasitas pertukaran kation (KPK). Pengamatan dilakukan sebelum dan setelah
pelindian. Vertisol+bagasse+tapioka 2% terbaik meningkatkan daya pegang
lengas. Ameliorasi memperbaiki kemampuan Udipsamment memegang hara,
meskipun setelah pelindian selama 6 bulan terjadi penurunan kadar C organik, N
total, dan P tersedia dibandingkan sebelum pelindian. Ameliorasi meningkatkan
KPK tanah dan hingga pelindian pada bulan ke-6 menunjukkan nilai KPK yang
lebih tinggi dibandingkan sebelum pelindian. Jumlah fraksi lempung relatif
seragam antara permukaan dan dasar lisimeter menunjukkan bahwa polimer
perekat berhasil merekatkan partikel pasir-lempung dan mencegah pelindian
lempung.
Kata kunci : amelioran, lempung, pelindian, udipsamment

Page 68
PGN 29

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN USAHATANI MENDORONG


PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN PANGAN DI WILAYAH
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
1 1 1
Meidaliyantisyah *, Asropi , dan Slameto
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jalan Hi, Zainal Abidin Pagar Alam No, 1a, Rajabasa, Bandar Lampung,
Provinsi Lampung
*Email: meida,garna@gmail,com

ABSTRAK
Upaya peningkatan indeks pertanaman pada lahan usahatani dan produksi
pangan khususnya padi dan jagung tetap dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk
mengkaji optimalisasi pemanfaatan lahan usahatani petani dalam mendorong
indeks pertanaman dan produksi pangan di wilayah Kabupaten Lampung
Selatan. Metode yang dilakukan adalah observasi lapangan dalam bentuk
demplot penerapan inovasi teknologi budidaya padi di lahan tadah hujan dan
jagung di lahan kering. Desain penelitian dengan membandingkan
implementasi inovasi teknologi antar musim tana. Observasi dilakukan pada
penerapan inovasi teknologi pertanian cara petani maupun introduksi, Lokasi
kajian di Desa Batuliman, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan,
Provinsi Lampung. Lahan demplot yang digunakan sekitar 7 ha. Inovasi
teknologi introduksi berupa pendekatan pengelolaan tanaman terpadu tanaman
pangan dan waktu penanaman MT-1 dan MT-2 tahun 2020. Data yang diamati
berupa pola tanam setahun, jenis tanaman setahun dan komponen produksi
tanaman. Analisis data statistik dengan membandingkan (compare) rata-rata
produksi, Penyajian hasil secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan sebaran
pola tanam satu tahun pada lahan sawah tadah hujan adalah padi-
padi/jagung/palawija-bero/palawija/jagung. Pola tanam satu tahun pada lahan
kering adalah jagung/padigogo-jagung/palawija-bero/palawija. Rerata produksi
padi di lahan sawah tadah hujan pada MT-1 sebesar 6720 kg GKP/ha dan pada
MT-2 sebesar 5718 kg GKP/ha. Rerata produksi Jagung MT-2 sebesar 2436 kg
pipilan kering/ha, Indeks pertanaman (IP) di lahan sawah tadah hujan adalah
150-200. Perhitungan waktu tanam yang tepat serta inovasi pemanfaatan
terbatasnya ketersediaan air, menjadi kunci keberhasilan produksi pada pola
tanam setahun di lahan sawah tadah hujan dan lahan kering. Di wilayah
Lampung Selatan pada lahan dengan IP 150-200 masih sangat potensial untuk
ditingkatkan menjadi IP 200-300.

Kata kunci: optimalisasi lahan, indeks pertanaman, lahan usahatani

Page 69
PGN 30

PERANAN MIKROBA PELARUT FOSFAT PADA TANAH ULTISOL

Rahadian Mawardi* dan Sandi Nugroho


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email:rahadian.kemtan@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan pada tanah ultisol diantaranya adalah tingkat kesuburan


tanahnya, seperti ketersediaan fosfor didalam tanah yang rendah. Padahal
nutrisi ini merupakan salah satu nutrisi utama yang diperlukan tanaman agar
dapat tumbuh dengan baik sehingga dapat menghasilkan produksi yang
maksimal. Pemanfaatan mikroorganisme pelarut fosfat merupakan salah satu
jalan yang dapat dimanfaatkan guna menyelesaikan defisit fosfat pada tanah
ultisol. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui peran dan mekanisme
dari mikroorganisme pelarut fosfat dalam menyediakan unsur tersebut bagi
tanaman. Mikroorganisme yang berperan dalam penyediaan fosfat bagi
tanaman adalah dari golongan bakteri dan fungi, namun demikian ada juga
sedikit dari jenis aktinomisetes yang mampu berperan menyediakan fosfat bagi
tanaman. Peranan organisme ini juga harus didukung dengan lingkungan yang
memadai, diantaranya adalah ketersediaan bahan organik, tingkat kemasaman
tanah, tingkat kelembaban tanah dan juga tingkat ketersediaan oksigen.
Mekanisme mikroorganisme dalam menyediakan fosfat bagi tanaman dapat
berjalan secara biologi maupun kimia, namun demikian proses kimia
merupakan mekanisme terbaik bagi mikroorganisme pelarut fosfat dalam
menyediakan fosfat bagi tanaman. Untuk tanah ultisol mikroorganisme dari
golongan fungi memiliki peranan yang besar dalam menyediakan fosfat, hal ini
terkait dengan kemampuan fungi beradaptasi dengan lingkungan tanah yang
masam.

Page 70
PGN 31

STUDI SIFAT-SIFAT TANAH SEBAGAI DAMPAK REVEGETASI LAHAN


TAMBANG, REVIEW

Study of Soil Properties as The Impact of Revegetation On Mine Soil, A


Review

Rahadian Mawardi* dan Hestiana Karyati


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email:rahadian.kemtan@gmail.com

ABSTRAK

Sektor pertambangan merupakan salah satu penunjang perekonomian suatu


negara. Namun sayangnya sektor ini tidak hanya memberikan dampak positif
saja, akan tetapi juga memberikan dampak negatif. Kerusakan lingkungan,
bahaya erosi, kualitas air dan tanah yang menurun, serta bahaya kesehatan
merupakan beberapa dampak buruknya. Salah satu cara yang dapat ditempuh
untuk mengembalikan kembali lahan-lahan bekas tambang menjadi lahan yang
dapat dimanfaatkan kembali adalah melalui penanaman kembali atau
revegetasi lahan bekas tambang tersebut. Makalah ini dibuat dengan tujuan
melihat kualitas tanah baik secara fisik, kimia dan biologinya akibat dari
revegetasi pada lahan bekas tambang. Pada makalah ini penanaman tanaman
pada lahan bekas tambang menunjukan adanya perkembangan tanah yang
terbentuk. Secara fisik tanah memiliki struktur, bahan kasar berkurang dan BD
tanah yang menurun. Secara kimia penanaman pada lahan bekas tambang
berpengaruh terhadap pH, bahan organik, forfor, nitrogen dan juga kapasitas
pertukaran kation tanah. Dari sisi biologi tanah revegetasi mempengaruhi
aktivitas dehidrogenase tanah, biomasa mikrobia tanah dan juga respirasi
tanah. Namun demikian revegetasi tidak bisa berdiri sendiri dalam memperbaiki
kondisi tanah pada lahan bekas tambang, waktu juga memiliki peranan yang
utama.

Page 71
PGN 32

LOGAM BERAT PADA TANAH DAN PRODUK PERTANIAN, DAMPAK DARI


PERTANIAN ORGANIK

Rahadian Mawardi* dan Herna Suhartin


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email:rahadian.kemtan@gmail.com

ABSTRAK

Pertanian organik saat ini menjadi salah satu pilihan bagi para petani, hal ini
dikarenakan produknya memiliki harga jual yang lebih tinggi dan juga
kesadaran konsumen sudah mulai meningkat untuk mengkonsumsi produk-
produk organik. Namun demikian, dari beberapa penelitian yang telah dilakukan
menunjukan bahwa ada beberapa produk pertanian organik memiliki
kandungan logam berat yang melebihi ambang batas sehingga dapat
membahayakan kesehatan para konsumennya. Tujuan dari makalah ini adalah
untuk mengetahui sumber asal logam berat dan juga mengetahui bagaimana
tanah dan produk pertanian dapat mengandung logam berat akibat dari
pertanian organik. Kandungan logam berat didalam tanah bersumber dari dua
kemungkinan, pertama adalah secara alami dikarenakan adanya proses
geologi dan yang kedua adalah merupakan dampak dari aktivitas manusia.
Logam berat tidak membahayakan bagi mahluk hidup selama tidak masuk
kedalam metabolisme mahluk hidup dan yang terpenting juga adalah jumlahnya
tidak melebihi ambang batas. Terdapat fakta yang menarik bahwasanya
beberapa unsur yang termasuk kedalam logam berat, dalam jumlah yang
sedikit, ternyata memiliki peranan sebagai unsur hara mikro yang dibutuhkan
tanaman agar dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi.

Page 72
PGN 33

KERAGAAN DAN SELEKSI 8 GENOTIPE UBI JALAR LOKAL PAPUA


TERHADAP PENYAKIT SCAB (ELSINOE BATATAS)
4 1 2 2
Herman Rois Tata , Mahmud Mokan , Eko A. Martanto . Antonius Suparno ,
2 2 2 2
Theresia Tan , Linda E. Lindongi , Amelia S. Sarungallo , Liz Yanti Andriyani ,
2 2
Yohanes S. Budiyanto , Adelin E. Tanati, Veronica L. Tuhumena , Fredrick H.
3 4 2*
Alfons , Muhammad Arif Arbianto , Yohanis Amos Mustamu
1
Mahasiswa S1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Papua
2
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas papua
3
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) UPTD Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih TPH Papua Barat
4
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Papua Barat
*
Penulis untuk korespondensi : ym130177@gmail.com

ABSTRAK

Scab merupakan penyakit yang menyerang bagian daun dan batang tanaman
ubi jalar yang menyebabkan produktivitas tanaman menurun akibat
terganggunya proses fotosintesis. Penelitian bertujuan untuk menduga
keragaan dan menyeleksi 8 genotipe ubi jalar lokal Papua asal Kabupaten
Manokwari terhadap penyakit Scab. Penelitian dilaksanakan selama ± 5 bulan
dari bulan Januari 2020 sampai dengan Juni 2020, di Kebun Percobaan
Manggoapi Faperta Universitas Papua Manokwari. Penelitian menggunakan
rancangan acak kelompok (RAK) dengan 8 klon ubi jalar lokal Papua asal
Kabupaten Manokwari yaitu arfai, oransbari, SP 1, SP 4, SP 5, SP 7, amban,
dan macuan. Analisis data terdiri dari analisis ragam, regresi, korelasi dan
pengaruh langsung, seleksi berdasarkan tingkat ketahanan. Genotipe ubi jalar
lokal Papua Asal kabupaten Manokwari yang diuji di kabupaten Manokwari
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata pada karakter produktivitas dan
tidak berbeda nyata pada karakter intensitas penyakit. Sebanyak 62,5%
genotipe ubi jalar lokal Papua asal Kabupaten Manokwari agak tahan terhadap
serangan penyakit Scab, 25,0% agak rentan dan sebanyak 12,5% rentan.
Genotipe Arfai merupakan genotupe yang agak tahan terhadap serangan
Penyakit Scab dan memiliki produktivitas 19 - 28 ton/ha.
Kata Kunci : Ubi Jalar, Scab, Keragaan, Seleksi

Page 73
PGN 34
PERANAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER (UPBS) BPTP LAMPUNG
DALAM ADOPSI DAN PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU (VUB)
PADI DI LAMPUNG

The Role of Production Unit of Stock Seed (UPBS) BPTP Lampung


in The Adoption and Development of New Superior Varieties (VUB) of Rice
in Lampung

Arfi Irawati*, Erliana Novitasari, Zahara, Hestiana Karyati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung


Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email:email.korespondensi@abc.com
ABSTRAK

Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Lampung menjadi bagian penting
dalam upaya mendukung percepatan penyebaran dan adopsi varietas unggul
baru (VUB) padi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian. Dalam hal ini VUB
padi menjadi salah satu teknologi yang berperan penting dalam meningkatkan
kuantitas dan kualitas padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peranan UPBS BPTP Lampung dalam pengembangan VUB padi di Lampung.
Kebutuhan terhadap benih sumber padi yang adaptif di Provinsi Lampung yaitu
varietas yang sesuai dengan agroekologi, mutu benih yang terjamin, tersedia
tepat waktu dan mudah diperoleh merupakan variabel penting yang dalam
upaya untuk meningkatkan produktivitas. Metode penelitian dilaksanakan
secara deskriptif dengan data dukung berupa informasi produksi dan sebaran
VUB padi yang dihasilkan oleh UPBS BPTP Lampung. Sejak produksi tahun
2012 hingga tahun 2020, UPBS BPTP Lampung telah mengembangkan benih
padi Inbrida Padi Irigasi (Inpari), Inbrida Padi Gogo (Inpago) dan Inbrida Padi
Rawa (Inpara) dengan kemampuan sebaran yang masih harus ditingkatkan
agar dapat membantu dalam menyediakan kebutuhan terhadap benih sumber
padi yang adaptif di Provinsi Lampung.

Kata kunci: Lampung, Padi, Peranan, UPBS

Page 74
HRT 01

KAJIAN HUBUNGAN UNSUR IKLIM TERHADAP PRODUKTIVITAS


BEBERAPA TANAMAN BUAH DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT
Eko Darma Husada*, Yuni Fitri Cahyaningsih, Nur Salamah Harahap, dan
Fauzul Hamdika
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika)
Jl. Raya Solok Aripan KM 8 Po Box 5, Aripan 27356, Kab. Solok, Sumatera
Barat.
*Email:ekodarmahusada@gmail.com

ABSTRAK

Perubahan iklim berperan besar dalam produktivitas buah. Kabupaten Agam


merupakan salah satu sentra produksi di Provinsi Sumatera Barat, namun
pembangunan sentra produksi saat ini belum memiliki fokus yang jelas
sehingga komoditas buah yang dibudidayakan masih tersebar secara acak.
Dalam upaya pembentukan sentra produksi untuk mendukung peningkatan nilai
ekspor, kesesuaian kondisi iklim wilayah dengan komoditas yang akan
dikembangkan menjadi penting untuk dikaji sehingga sentra produksi yang
dibentuk dapat memberikan hasil yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan unsur iklim terhadap produktivitas beberapa buah di
Kabupaten Agam. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Buah
Tropika (Balitbu Tropika) dengan menggunakan data sekunder yang dapat
diakses publik berupa dari unsur iklim dan produktivitas tanaman buah di
Kabupaten Agam yang disediakan oleh BPS. Analisis dan interpretasi data
sekunder dilakukan menggunakan software SPSS Statistics 22 dengan uji
regresi dan korelasi sederhana terhadap unsur iklim dan produktivitas yang
akan menghasilkan nilai koefisien korelasi untuk melihat keeratan hubungan
dan pengaruh diantara keduanya. Secara umum unsur iklim dan produktivitas
buah yang dianalisis memiliki korelasi negatif meskipun tidak
signifikan,dimana peningkatannya dapat berdampak pada penurunan
produktivitas buah. Suhu dan intensitas matahari menjadi unsur iklim yang
berpengaruh signifikan khususnya pada alpukat, pisang, dan pepaya. Populasi
tanaman berkolerasi negatif terhadap produktivitas dimana jumlah tanaman
yang dibudidayakan tidak berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Ini
menjadi penting karena kesesuaian kondisi optimal lingkungan dengan
kebutuhan tanaman lebih berpengaruh dalam peningkatan produktivitas buah
dibandingkan populasi tanaman, sehingga penentuan lokasi budidaya
berdasarkan kesesuaian unsur iklim menjadi penting untuk dilakukan dalam
upaya peningkatan produktivitas tanaman buah di Indonesia.
Kata kunci: produksi, produktivitas, buah tropis, iklim, Kabupaten Agam.

Page 75
HRT 02

EFIKASI INSEKTISIDA ALFA SIPERMETRIN 15 g/l TERHADAP Spodoptera


litura DAN PENGARUHNYA TERHADAP PARASITOID Snellenius manilae
PADA TANAMAN CABAI
1 2
Siska Efendi dan Reflinaldon
1
Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis, Padang, Sumatera Barat
2
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian
Kampus III Universitas Andalas Dharmasraya, Sumatera Barat
email: siskaefendi@agr.unand.ac.id

ABSTRAK
Pestisida masih menjadi pilihan utama untuk mengendalikan S. litura pada
tanaman cabai. Agar memberikan hasil yang optimal maka penggunaan
pestisida didasari dengan pengetahuan tentang jenis, takaran, cara dan waktu
aplikasi yang tepat. Alfa sipermetrin adalah salah satu bahan aktif pestisida
yang termasuk dalam kelompok piretroid. Secara garis besar piretroid termasuk
pestisida generasi baru. Untuk itu dilakukan percobaan yang bertujuan menguji
keefektifan insektisida Pasto 15 EC dengan bahan aktif Alfa sipermetrin pada
beberapa taraf konsentrasi terhadap S. litura. Selain itu penelitian ini juga
bertujuan untuk mempelajari pengaruh insektisida tersebut terhadap parasitoid
S. manilae pada tanaman cabai di laboratorium. Penelitian ini disusun
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5
ulangan. Perlakuan adalah beberapa konsentrasi insektisida Pasto 15 EC yakni
0,125 ml/l; 0,250 ml/l; 0,375 ml/l; dan 0,50 m/l/l. Satuan percobaan adalah satu
polybag tanaman cabai berumur 6 minggu setelah tanam. Pengujian dilakukan
dengan dua metode yaki secara kontak dan racun perut Data dianalisis sidik
ragam, kemudian dilanjutkan uji LSD pada taraf 5%. Analisis ragam
menunjukkan bahwa semua konsentrasi insektisida Pasto 15 EC yang diuji
berpengaruh nyata terhadap mortalitas S. litura sebagai racun kontak dan racun
perut. Mortalitas S. litura tertinggi terdapat pada konsentrasi 0,50 ml/l. Pada uji
yang sudah dilakukan nilai efikasi (El)> 80% dan terdapat pada empat waktu
pengamatan hanya pada konsentrasi 0,50 ml/l baik sebagai racun kontak atau
racun perut. Insektisida Pasto 15 EC tergolong tidak beracun terhadap
parasitoid S. manilae. Insektisida Pasto 15 EC direkomendasikan untuk
mengendalikan S. litura pada tanaman cabai.

Kata kunci: hama, mortalitas, musuh alami, pestisida, dan prod

Page 76
HRT 03

KARAKTER MORFOLOGI DAN APLIKASI PUPUK ORGANIK PADA


PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN LANGKA KEPEL (Stelechocarpus burahol)

Morphological Characters And Application Of Organic Fertilizer In The


Growth Of Rare Kepel Plant (Stelechocarpus Burahol)
1* 1 1
Etty Hesthiati , Rizqy Permana dan Inkorena Gern Suzwaina Sukartono
1
Fakultas Pertanian Universitas Nasional
*
email : efshw2016@gmail.com

ABSTRAK

Tanaman kepel telah langka dan mulai sulit ditemukan. Nilai ekonomis yang
rendah dan sulitnya budidaya menjadi faktor penyebab kelangkaan tanaman
kepel. Namun buah kepel mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat
sehingga perlu dilakukan konservasi. Tujuan penelitian ini adalah
mempelajari karakter morfologi tanaman kepel dan aplikasi pupuk organik yang
tepat untuk pertumbuhan bibit kepel. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif purposif untuk mendeskripsikan tanaman kepel
yang dilanjutkan dengan studi eksperimental menggunakan RAK faktorial
petak terpisah untuk mempelajari pertumbuhan bibit kepel. Perlakuan
yang diujikan adalah 4 jenis pupuk organik yaitu bokashi, kandang sapi,
kandang ayam dan kompos, sedangkan faktor perlakuan kedua adalah dosis
pupuk yaitu 120, 160 dan 200 kg N.Ha-1. Berdasarkan karakter morfologi
diperoleh hasil daun kepel berbentuk lancet, warna hijau tua pada daun tua
dan berwarna merah muda pada daun muda. Bunga berumah satu
berkelamin tunggal, bunga jantan pada batang sebelah atas atau pada
cabang yang lebih tua, berkumpul sebanyak 8-16 kuntum, sedangkan bunga
betinanya berada di pangkal batang. Buah kepel berada di sepanjang
batang tumbuh secara berkelompok berwarna cokelat. Biji kepel berbentuk
lanceolate berukuran besar dalam satu buah terdapat 2-4 biji dengan posisi
melintang. Perlakuan pupuk kompos dengan dosis 200 kg N.Ha-1 cenderung
menghasilkan jumlah tunas terbanyak sedangkan pada perlakuan pupuk
bokashi dosis 120 kg N.Ha-1 dan pupuk kandang sapi dengan dosis
160 kg N.Ha-1 menghasilkan tunas pada batang utama yang lebih panjang.
Kotoran sapi cenderung memberikan pengaruh terbaik terhadap jumlah
tunas dan panjang tunas, sedangkan dosis 200 kg N.Ha-1 cenderung
memberikan pengaruh terbaik terhadap diameter batang dan jumlah tunas.
Kata kunci : kepel, karakter morfologi, pemupukan, tanaman langka

Page 77
HRT 04

KOMODITAS BAWANG MERAH DILAHAN GAMBUT


DI KALIMANTAN BARAT

Jhon David
Peneliti BPTP KALBAR
jhondavidsilalai@yahoo.com

ABSTRAK

Keterbatasan lahan produktif menyebabkan ekstensifikasi pertanian mengarah


pada lahan-lahan marjinal. Lahan gambut adalah salah satu jenis lahan marjinal
yang dipilih, terutama oleh perkebunan besar, karena relatif lebih jarang
penduduknya sehingga kemungkinan konflik tata guna lahan relatif kecil. Lahan
gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan organic (C-
organik > 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Bahan organik penyusun
tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk sempurna
karena kondisi lingkungan jenuh air dan miskin hara ( Balit Tanah, 2008) Sesuai
dengan peruntukannya bahwa lahan gambut yang dapat dimanfaatkan untuk
tanaman pangan disarankan pada gambut dangkal (< 100 cm). Dasar
pertimbangannya adalah gambut dangkal memiliki tingkat kesuburan relatif
lebih tinggi dan memiliki risiko lingkungan lebih rendah dibandingkan gambut
dalam. Luas total lahan gambut di Kalimantan Barat 1.729.980, dan yang dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk tanaman hortikultuta seperti pertanaman
bawang merah seluas 694.714 ha. Dengan memanfaatkan luasan tersebut
diharapkan produksi bawang merah akan naik dan menjadikan Kalimantan
Barat menjadi lumbung tanaman hortikultura khususnya Bawang Merah.
Tulisan ini merupakan tinjauan ulang akan pemanfaatan lahan suboptimal
(gambut) untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk tanaman bawang
merah.

Kata kunci : Lahan suboptimal, Bawang Merah, Hortikultura, Teknologi Tepat


Guna

Page 78
HRT 05

KERAGAMAN FENOTIPE TANAMAN KENIKIR (Cosmos caudatus)


DI KEBUN PERCOBAAN BANJARBARU
BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA

Fenotype Variability Of Kenikir (Cosmos Caudatus) Plants In The


Kebun Percobaan Banjarbaru, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa.
Muhammad Saleh
Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
Jalan Kebun Karet, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
saleh_duransyah@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kenikir merupakan tanaman hortikultura yang sudah lama dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Kenikir berfungsi sebagai tanaman sayuran,
tanaman hias, bunga papan dan tanaman refogea. Pengujian dilaksanakan
pada kebun Percobaan Banjarbaru, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa,
dari bulan September 2018 sampai dengan bulan maret 2019. Penelitian
bertujuan untuk melihat keragaman fenotif tanaman kenikir. Sebagai perlakuan
adalah 3 jenis kenikir yang berasal dari Balai Penelitian Tanaman Hias
(Balithi). Pengamatan dilakukan terhadap karakter kualitatif yaitu skor
pertumbuhan vegetatif, generatif, warna bunga, warna daun dan warna tulang
daun, sedang karakter kuantitatif yang diamati meliputi tinggi tanaman, panjang
daun. Lebar anak daun, diameter bunga, panjang mahkota bunga, lebar
mahkota bunga, panjang tangkai bunga, jumlah mahkota bunga dan jumlah
kelopak bunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karagaman yang luas
ditunjukkan oleh karakter tinggi tanaman, panjang daun, diameter bunga,
panjang mahkota bunga, lebar mahkota bunga, dan panjang tangkai bunga.
Ketiga jenis juga menunjukkan warna mahkota bunga yang berbeda beda yaitu
kuning, jingga dan merah muda.
Kata kunci : Keragaman Fenotif , tanaman kenikir

Page 79
HRT 06

EVALUASI GULMA SEBAGAI INANG ALTERNATIF VIRUS DI


PERTANAMAN PEPAYA

Evaluation of Weeds as Alternate Hosts of Virus in Papaya Crops


1 1 1
Nia Kurniati Br Marpaung *, Mimi Sutrawati , Tunjung Pamekas
1
Study Program of Plant Protection, Faculty of Agriculture, University of
Bengkulu, Indonesia
Jl. WR Supratman, Kandang Limun Bengkulu 38371
*Email: niakurniaty94@gmail.com

ABSTRAK

Tanaman pepaya yang terinfeksi Begomovirus dengan insidensi penyakit tinggi


banyak ditemukan di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong,
Provinsi Bengkulu. Beberapa jenis virus telah dilaporkan dapat menginfeksi
gulma yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya. Hingga saat ini belum
dilaporkan jenis dan keragaman jenis gulma yang berasosiasi dengan tanaman
pepaya dan belum diketahui apakah gulma tersebut berpotensi sebagai inang
alternatif virus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi gulma-
gulma di sekitar pertanaman pepaya, menghitung kerapatan gulma dan
mendeteksi virus pada gulma. Pengambilan sampel untuk identifikasi dan
perhitungan kerapatan gulma dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat
yang berukuran 1 m x 1 m. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil
gulma pada petak contoh secara acak sebanyak 10 titik. Pengambilan sampel
untuk deteksi virus dilakukan dengan metode purposive sampling berdasarkan
gejala gulma yang terinfeksi virus. Deteksi virus dilakukan dengan teknik PCR
menggunakan pasangan primer universal Begomovirus (SPG1/SPG2).
Berdasarkan hasil identifikasi gulma diperoleh sebanyak 16 spesies gulma yang
tersebar dalam 9 famili. Perhitungan kerapatan relatif yang tertinggi di Padang
Lekat dan Jalan Dua Jalur yaitu, Ageratum conyzoides sebesar 0,584% dan
Eleusine indica sebesar 0,274%. Pita DNA berukuran 912 pb berhasil
diamplifikasi dari sampel gulma Sintrong (Crassocephalum crepidioides).
Analisis hasil sikuen nukleotida menunjukkan bahwa Begomovirus yang
menginfeksi Sintrong (Crassocephalum crepidioides) dari Curup menunjukkan
homologi yang sangat tinggi (94.7% sampai 98.7%) dengan isolat Ageratum
Yellow Vein Virus (AYVV) asal Taiwan, Jepang, dan China yang terdapat di
database GenBank.

Kata kunci : Ageratum Yellow Vein Virus, Inang alternatif, Gulma, Pepaya

Page 80
HRT 07

FORMULASI PUPUK HAYATI “MARAHATI” UNTUK MENINGKATKAN


PRODUKTIVITAS TANAMAN BAWANG MERAH DI LAHAN MASAM

Formulation of biofertilizer “Marahati” to increase shallot productivity in


acid soil

Mukhlis dan Yuli Lestari


Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
Jl. Kebun Karet, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalsel
Email: mukhlisbalittra@yahoo.com

ABSTRAK

Masalah utama pengembangan lahan masam untuk bawang merah


diantaranya adalah produktivitas rendah. Pemanfaatan pupuk hayati yang
sesuai kondisi tanah dan target peruntukkannya merupakan alternatif untuk
meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman, mengefisienkan
pupuk anorganik, dan mengurangi pencemaran lingkungan. Penelitian ini
bertujuan mendapatkan formula pupuk hayati ”Marahati” berbahan aktif mikroba
dekomposer, pelarut P dan penambat N yang adaptif tanah masam. Kegiatan
dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Kaca Balittra. Isolat
jamur dekomposer, bakteri penambat N dan pelarut P diformulasi menjadi
pupuk hayati ”Marahati” dengan bahan pembawa molases. Uji keefektivan
dilakukan di rumah kaca dengan perlakuan: (a) Kontrol; (b) NPK; (c) Formula
1; (d) Formula 2; (e) Formula 3; (f) Formula 1+½ NPK; (g) Formula 1+2/3 NPK;
(h) Formula 2+½ NPK; (i) Formula 2+ 2/3 NPK; (j) Formula 3+½ NPK; dan (k)
Formula 3+2/3 NPK. Tanah sebagai media tanam diambil dari lahan masam,
kecamatan Wanaraya, kab. Batola, Kalsel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
populasi Trichoderma, pelarut P dan penambat N memperlihatkan populasi
5 8
yang tinggi (>10 untuk jamur dan >10 untuk bakteri), sehingga memenuhi
syarat sebagai pupuk hayati. Diantara 3 formula yang diuji, pupuk hayati
formula 3 (Trichoderma + Azospirillium + Azotobacter + Bacillus)
memperlihatkan pertumbuhan dan hasil tertinggi dibandingkan perlakuan
lainnya serta dapat mengefisienkan pupuk anorganik sampai 33,33%. Pupuk ini
memberikan prospek untuk dikembang lebih lanjut dan perlu diuji efektivitas di
lapang.

Page 81
HRT 08

REKAM PERTAMA SERANGGA HAMA DYSMICOCCUS CARENS


WILLIAMS (HEMIPTERA: PSEUDOCOCCIDAE) DI INDONESIA

A New Record of Insect Pest, Dysmicoccus carens Williams (Hemiptera:


Pseudococcidae) in Indonesia
1 1 2
Agustin Zarkani *, Dwinardi Apriyanto , Cansu Ercan ,dan Mehmet Bora
2
Kaydan
1
Departemen Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas
Bengkulu, 383711, Bengkulu, Indonesia.
* Correspondence: agustinzarkani@unib.ac.id
2
Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi, Çukurova University,
01250, Adana, Turki.

ABSTRAK

Dysmicoccus merupakan salah satu genus terpenting dari keluarga


Pseudococcidae. Keberadaan spesies dari genus ini sering menjadi hama
utama karena sifat serangannya yang massif. Rangkaian survei secara random
telah dilakukan pada pertengahan tahun 2020 di wilayah Propinsi Bengkulu dan
merekam kehadiran speseis Dysmicoccus carens Williams (Hemiptera:
Pseudococcidae). Spesies kutu putih ini ditemukan menyerang tanaman kecipir
Psophocarpus tetragonolobus L., (Leguminosae) di lahan petani Desa
Dermayu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma dengan tingkat serangan
mencapai 40%. Ini adalah laporan pertama D. carens di Indonesia. Data
morfologi dan gambar spesies juga disediakan.

Kata kunci: hama utama, keragaman hayati, kutu putih, perlindungan tanaman,
taksonomi

Page 82
HRT 09

EFEKTIVITAS EKSTRAK GULMA RAWA TERHADAP HAMA-HAMA


PEMAKAN DAUN SAYURAN

S. Asikin dan Rusmila Agustina


Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

ABSTRAK

Hama pemakan daun sayurang yang banyak menerang tanaman sayuran


adalah hama ulat grayak, hama plutella, hama krop kubis, hama ulat jengkal.
Dalam mengendikan hama-hama tersebut petani pada umumnya selalu
bertumpu pada pengendalian dengan bahan pestisida kimiawi. Penggunaan
pestisida kimiawi yang terlalu banyak atau berlebighan dan kurang bijak dapat
menimbulkan masalah yaitu terhadap pencemaran lingkungan yaitu
terbunuhnya musuh akami, terjadinya resurgensi dan dapat berpengaruh buruk
bagi manusia dan lingkungan. Untuk mengurangi hal tersebut di atas makan
penelitian di arahkan kepada peengendalian ramah lingkungan yang salah satu
komponennya yaitu memanfaatan pestisida nabati. Salah satu
tumbuhan/tanaman guma rawa yang dapat digunakan adalah gulma
Pletekan,gulma Tegari dan gulma Sawi Laut. Dengan demikian ketiga jenis
gulma ini dapat digunakan sebagai bahan pestisida/insektisida nabati dalam
mengendalikan hama-hama pemakan daun sayuran.

Page 83
HRT 10

PENGENDALIAN HAMA RAMAH LINGKUNGAN DENGAN PESTISIDA


NABATI RAWA TERHADAP HAMA ORDO LIPEDOPTERA

S.Asikin dan Mala Agustiani


Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

ABSTRAK

Hama dan Penyakit merupakan salah satu faktor pembatas dalam


peningkatan produktivitas tanaman, Dalam mengendalikan hama pada
umumnya petani selalu bernitra dengan bahan pestisida kimiawi. Kalau
pengendalian menggunakan bahan kimia terlalu banyak dan penggunaannya
kurang bijak akan menimbulkan masalah terutama dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan. Di lahan rawa di dapatkan sekitar 80-100 jenis
tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pestisida nabati. Pemggunaan
ekstrak Tanaman Bintaro, Tanaman Galam, Tanaman Pulai dan Gulma Krinyuh
efektif dalam mengendalikan hama dari golongan ordo Lepedoptera terutama
hama ulat grayak, Ulat plutella, ulat krop kubis yaitu sebesar 81,33- 85,33 %.
Dengan demikian ekstrak tanaman Bintaro, Tanaman Galam, Tanaman Pulai
dam Gulma Krinyuh, dapat

Page 84
HRT 11

PENGARUH LAMA DAN RUANG SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN


BENIH TSS (TRUE SHALLOT SEED)

The Effect of Duration and Storage Condition on Seed Germination of


True Shallot Seed
1 1 1
Astiti Rahayu *, Chotimatul Azmi , dan Nurmalita Waluyo
1
Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, 40391
*Email:astitirahayu89@gmail.com

ABSTRAK

Benih biji bawang merah (TSS) disimpan sebelum dilakukan


penanaman/distribus oleh produsen benih. Kondisi simpan dan waktu
penyimpanan sangat mempengaruhi mutu benih setelahnya. Infomasi terkait itu
masih terbatas. Oleh karena itu dilakukan percobaan terkait penyimpanan benih
TSS. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dua faktor. Faktor pertama ruang simpan (refrigerator, suhu ruang, dan gudang
benih generatif) dan lama simpan (0, 6, 12, 18, 24 bulan) diulang empat kali.
Parameter yang diamati antara lain panjang hipokotil, daya berkecambah,
jumlah benih mati, kecepatan tumbuh dan laju pertumbuhan. Data yang
diperoleh menunjukkan bahwa refrigerator dan gudang benih generatif dapat
mempertahankan daya berkecambah benih dan kecepatan tumbuh hingga 24
bulan, sedangkan suhu ruang dapat menurunkan daya berkecambah dan
kecepatan tumbuh benih TSS setelah disimpan 18 bulan.

Kata kunci: daya berkecambah, kecepatan tumbuh, laju pertumbuhan, panjang


hipokotil

Page 85
HRT 12

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI SUMBER DAYA GENETIK LOKAL


TANAMAN DI LAMPUNG BARAT

Dian Meithasari dan Rr. Ernawati


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z.A Pagar Alam No. 1a. Rajabasa. Bandar Lampung.Telephone (0721)
701328
Fax: (0721) 705273
Email: bptp-lampung@litbang.deptan.go.id Website :
www.lampung.litbang.deptan.go.id
Email: meithasaridian@gmail.com

ABSTRAK

Lampung Barat memiliki ketersediaan sumber daya genetik yang cukup banyak
dan beragam. Dari satu jenis spesies tanaman lokal, bisa memiliki beberapa
jenis aksesi yang tersedia, tetapi belum banyak teridentifikasi dengan baik.
Kegiatan inventarisasi dan identifikasi merupakan upaya mendapatkan
informasi pendahuluan macam kultivar yang menjadi objek pengumpulan untuk
diketahui dan dapat dijadikan sebagai sumber perbaikan genetik adaptif
lingkungan tertentu dan dasar preferensi konsumen. Hasil inventarisasi dan
identifikasi selama tiga bulan di Kabupaten Lampung Barat, berhasil
mendapatkan informasi identifikasi dan keberadaan enam sumber daya
genetik lokal tanaman yaitu tiga aksesi anggrek, satu aksesi alpukat, satu
aksesi pisang, dan satu aksesi pakis.

Kata kunci: inventarisasi, identifikasi, sumber daya genetik, tanaman

Page 86
HRT 13

BOBOT 1000 BUTIR DAN KUALITAS BENIH TUJUH LOT VARIETAS CABAI

The Thousand-Seed Weight And Seed Quality Of Seven Lot Chili Varieties
1 1
Helmi Kurniawan * dan Chotimatul Azmi
1
Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, 40391
*Email:h_kurniawan1@yahoo.com

ABSTRAK

Kualitas benih dapat diketahui setelah pengujian mutu benih di laboratorium.


Pengujian mutu benih cabai dilakukan di Laboratorium benih terakreditasi dari
tujuh lot benih cabai OP dan diulang dua kali. Pengamatan dilakukan untuk
daya berkecambah, kadar air, kemurnian fisik dan bobot 1000 butir. Hasil
penunjukkan bahwa perbedaan varietas dan lot berbeda-beda untuk karakter
daya berkecambah, kadar air, dan bobot 1000 butir.

Kata kunci: bobot 1000 butir, daya berkecambah, kadar air

Page 87
HRT 14

PERTUMBUHAN DAN PREFERENSI LALAT BUAH BETINA (BACTROCERA


DORSALIS HENDEL) PADA TUJUH TANAMAN TROPIS YANG BERBEDA
1 1 2
Amelia Sebayang *, Shaw-Yhi Hwang , Andi Tenrirawe
1,2
Balai Penelitian Tanaman Serealia
Jl. DR. Ratulangi No.274, Allepolea, Kec. Lau, Kabupaten Maros, Sulawesi
Selatan 90512
*Email: amelia.sebayang@gmail.com
2
National Chung Hsing University
No. 145, Xingda Road, South District, Taichung City, Taiwan 402

ABSTRAK
Program eradikasi dan manajemen hama lalat buah (Bactrocera dorsalis
Hendel) telah banyak diaplikasikan di beberapa negara dikarenakan kerusakan
yang parah yang dialkibatkan hama ini. Pengkajian tentang perkembangan,
berat pupa, dan kemampuan untuk menjadi serangga dewasa dapat menjadi
data dasar dalam melakukan pengendalian hama tanaman. Selain itu,
preferensi serangga merupakan perilaku substansial yang harus diperhatikan
dalam keberadaan betina yang mempengaruhi populasi serangga. Oleh karena
itu, dalam studi ini memfokuskan pada waktu perkembangan lalat buah dan
preferensi betina yang dapat digunakan untuk membangun pengelolaan hama
secara ekologis. Penelitian dilakukan pada pengembangan bioassay untuk
mengetahui lama waktu perkembangan lalat buah oriental pada 7 tanaman
inang (pisang, jeruk keprok, pepaya, belimbing, lemon, jambu biji, nanas) dan
pakan buatan; percobaan tanpa pilihan (non-choice experiment) dan pilihan
(choice experiment) untuk mempelajari preferensi betina antara 7 tumbuhan
inang. Berdasarkan hasil penelitian, waktu perkembangan lalat buah berbeda
nyata pada setiap tanaman inangnya. Kemampuan pupa menjadi dewasa juga
berbeda nyata (lemon dan nanas memiliki kemampuan paling rendah untuk
menjadi dewasa). Lalat buah memiliki preferensi dengan meletakkan lebih
banyak telur dalam jeruk keprok dan jambu biji dalam percobaan tanpa pilihan
dan lebih memilih pisang, lemon, dan jambu biji dalam percobaan pilihan.
Preferensi (eksperimen pilihan) lalat buah oriental tidak berkorelasi dengan
kemampuan pupa menjadi dewasa. Dari studi ini, kami menyarankan
penggunaan pohon jeruk sebagai perangkap pohon dengan preferensi tinggi
dan daya tetas rendah yang dapat digunakan sebagai pengendalian hama
terpadu.

Kata kunci: lalat buah, perkembangan, preferensi betina

Page 88
HRT 15

ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA PEUBAH PERTUMBUHAN DAN


PRODUKSI BEBERAPA AKSESI TANAMAN KUMIS KUCING (Orthosiphon
Aristatus)
1 2 2 2
Shalati Febjislami *, Maya Melati , Ani Kurniawati , Yudiwanti Wahyu
1
Program Studi Agroteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakutas Pertanian,
Universitas Andalas
Jl. Lingkar Kampus Unand Limau Manis, Padang, Provinsi Sumatera Barat
*Email: shalatif@agr.unand.ac.id/shalatif@apps.ipb.ac.id
2
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor
Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor, Provinsi Jawa Barat

ABSTRAK
Tanaman kumis kucing merupakan tanaman berkhasiat obat, salah satunya
untuk mengobati penyakit diabetes. Senyawa kimia yang berperan sebagai
obat pada tanaman kumis kucing adalah sinensetin. Analisis komponen utama
bisa bermanfaat sebagai alat bantu dalam analisis gerombol yaitu untuk
eksplorasi posisi objek. Analisis komponen utama dapat digunakan untuk
mengetahui ciri atau karakter pembeda dalam pengelompokan. Tujuan
penelitian adalah untuk mempelajari karakter pembeda berdasarkan analisis
komponen utama pada peubah pertumbuhan dan produksi tanaman kumis
kucing asal koleksi eksitu dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur yang ditanam di Bogor pada bulan Maret-September 2015. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak
dengan perlakuan 18 aksesi dan satu pembanding (aksesi Lembang yang
berbunga ungu) diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan
komponen utama pertama pada 11 peubah pertumbuhan dan produksi
tanaman kumis kucing mempunyai kontribusi 45.9% terhadap keragaman.
Gabungan tiga komponen utama mampu menjelaskan 79% keragaman.
Peubah dominan yang membedakan masing-masing aksesi pada komponen
utama I adalah akumulasi pertambahan tinggi saat 8 MST, jumlah cabang
2
sekunder, indeks luas daun, bobot kering daun per 4.41 m dan bobot kering
2
batang per 4.41 m yang menyumbang keragaman sebesar 45.9%. Kemudian
peubah dominan pada komponen utama II adalah jumlah buku cabang
2
sekunder dan rasio bobot kering daun dan brangkasan per 4.41 m yang
menyumbang keragaman sebesar 20.9%. Diagram pencar hasil analisis
komponen utama menunjukkan sebanyak 5 aksesi mengelompok pada kuadran
I, 4 aksesi pada kuadran II, 3 aksesi pada kuadran III dan 5 aksesi pada
kuadran IV.
Kata kunci: AKU, diagram pencar, Orthosiphon stamineus

Page 89
HRT 16

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BORON DAN VARIETAS TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH DI LAHAN KERING
MASAM, LAMPUNG

Rismawita Sinaga*, Ernawati, Gohan Octora Manurung dan Edwin Herdiansyah


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
ZA Pagar Alam, 1A, Rajabasa, Lampung
Corresponding author: rismawitasinaga@yahoo.com

ABSTRAK

Keberhasilan pengembangan bawang merah perlu didukung dengan


peningkatan produktivitas bawang merah. Salah satu cara untuk meningkatan
produktivitas bawang merah yaitu dengan melalui teknik budidaya bawang
bawang merah yang tepat dan ketersediaan varietas unggul baru berdaya hasil
tinggi. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian pupuk boron dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil bawang
merah di lahan kering masam, Lampung. Penelitian ini dilaksanakan di IP2TP
Natar, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung dari bulan Juni- Agustus
2019. Penelitian ini menggunakan Rancangan Split Plot diulang empat kali.
Petak utama adalah pupuk boron terdiri dua perlakukan yaitu tanpa pupuk
borate dan diberi pupuk. Anak petak adalah varietas, terdiri dari tiga varietas
yaitu Maja Cipanas, Pancasona dan Violetta 3 Agrihorti. Parameter
pengamatan mencakup komponen pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun
dan jumlah anakan) dan komponen hasil (diameter umbi, jumlah umbi dan
bobot kering eskip per Ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh interaksi pemberian pupuk boron dan varietas terhadap pertumbuhan
dan hasil bawang merah. Varietas Maja Cipanas menghasilkan bobot kering
eskip terbesar dibandingkan varietas Pancasona dan Violetta 3 Agrihorti dan
cukup potensial untuk dikembangkan di Lampung.

Kata kunci : bawang merah, varietas, pupuk

Page 90
HRT 17

ASAL BENIH DAN PEMAKAIAN AGENSIA HAYATI PADA BUDIDAYA


BAWANG MERAH DI TANGGAMUS – LAMPUNG

Seeds Origin and Biological Agents in Onion Cultivation in Tanggamus-


Lampung

Nina Mulyanti , Nila Wardani dan Agung Lasmono


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
Email:ninadachlan_mns@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui penggunaan benih dan agensia


hayati terhadap produksi bawang merah. Penelitian dilakukan di Kabupaten
Tanggamus, Kecamatan Gisting, Desa Campang, dengan luasan 0,25 ha.
Penanaman dilakukan pada bulan April 2017. Rancangan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 2 tahapan perlakuan.dan 6
ulangan. Perlakuan pertama yaitu bahan tanam berupa benih bawang merah,
yaitu: a. Benih bawang merah varietas Bima Brebes berasal dari penangkar di
Brebes dan b. Benih bawang merah varietas Bima Brebes berasal dari
penangkar dari Kota Gajah Lampung Tengah. Perlakuan ke-dua berupa
aplikasi pupuk hayati yang sekaligus sebagai pestisida hayati, yaitu: Biotriba 1,
Biotriba 2 Biotriba 3 dan tanpa pemberian agensia hayati (sebagai Kontrol).
Parameter yang diamati adalah, komponen pertumbuhan (tinggi tanaman
jumlah daun dan jumlah anakan). Komponen hasil produksi total pada saat
panen, dan serangan hama penyakit. Data yang diperoleh dianalisa
menggunakan sidik ragam dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %. Hasil
pengkajian menunjukkan bahwa benih bawang merah varietas Bima Brebes
asal penangkar Brebes memberikan keragaan tinggi tanaman dan produksi
total panen jauh lebih baik dibanding dengan benih dari penangkar Kota gajah
Lampung Tengah. Serangan ulat grayak dan fusarium lebih tinggi dialami
tanaman yang tidak mendapatkan aplikasi Bio Triba. Serangan ulat grayak dan
fusarium paling tinggi didapati pada kombinasi asal benih penangkar Kota
Gajah, yang tidak mendapat aplikasi agensia hayati (8,70%) Sedangkan
produksi total panen paling tinggi pada Varietas Bima asal penangkar Brebes
-1
yang diberi Bio Triba 1 yaitu mencapai 16,85 ton ha .

Kata kunci: Agensia hayati, Benih Bawang Merah, Lampung

Page 91
HRT 18

UJI ADAPTASI BEBERAPA BAWANG MERAH (Allium cepa var Aggregatum


L.) PADA MUSIM HUJAN (OFF SEASON) DI LAHAN KERING MASAM,
LAMPUNG
1) 2) 1)
Rismawita Sinaga , Nurmalita Waluyo , Ratna Wylis dan G.O
1)
Manurung
1)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, Jl. ZA Pagar Alam 1 A,
Rajabasa, Bandar Lampung, 35145
2)
Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Jl. Tangkuban perahu 517,
Lembang, Bandung,
E-mail:
rismawitasinaga@yahoo.com

ABSTRAK
Pengembangan bawang merah off season masih rendah,hal ini terkendala
dengan ketersediaan benih yang adaftif dan teknik budidaya yang tepat. Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan bawang merah (Allium cepa
var Aggregatum L.) yang adaftif, berproduksi tinggi sesuai dengan preferensi
konsumen pada musim hujan (off season) di lahan kering masam, Lampung.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Mei 2019 di Kebun
IP2TP Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, Natar, Bandar
Lampung. Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok
lengkap dengan lima ulangan. Perlakuan terdiri dari lima varietas unggu baru
(VUB) bawang merah yang telah didaftar oleh Badan Litbang Pertanian antara
lain Violetta 1 Agrihorti (V1), Violetta 2 Agrihorti (V2), Violetta 3 Agrihorti (V3),
Sembrani (V4) dan Maja Cipanas (V5). Parameter pengamatan mencakup
komponen pertumbuhan (tinggi tanaman dan jumlah anakan) dan komponen
hasil (diameter umbi, jumlah umbi dan bobot kering eskip per Ha, bobot basah
per rumpun, per plot dan per Ha) dan uji kualitas bawang merah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bawang merah varietas Violetta 3 Agrihorti
adaftif pada musim hujan di Lahan kering masam karena mempunyai daya
hasil dan mutu fisik yang terbaik dibandingkan dengan varietas lainnya karena
mempunyai produksi ekskip per Ha tertinggi, diameter umbi yang paling besar,
persentase umbi busuk dan persentase umbi berjamur yang paling rendah,
warna umbi yang lebih merah, dan nilai kekerasan yang lebih rendah (tekstur
lebih keras).
Kata kunci : bawang merah, varietas, off season

Page 92
SEKP 01

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI KOPI


BERMITRA DENGAN PT. NESTLE DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Factors Affecting The Decision Coffee Farmers In Partner With Pt. Nestle
In The District Lampung Barat
1 3
Fikri Syahputra , Zulkarnain2, Ainul Mardliyah
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana
Jl. Kenanga No. 3 Mulyojati, 16C, Kota Metro, Lampung
fikrisyahputra912@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) karakteristik petani kopi mitra PT.
Nestle, dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani kopi di
Kabupaten Lampung Barat bermitra dengan PT. Nestle. Penelitian ini
menggunakan metode survey dengan menggunakan data primer dan sekunder.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis
logistik. Hasil penelitian yang didapat adalah karakteristik sosial ekonomi petani
kopi mitra PT. Nestle sebagian besar terdiri dari laki-laki dengan rata-rata
berumur 48 tahun. Tingkat pendidikan petani kopi rata-rata tamatan Sekolah
Dasar (SD) dengan jumlah anggota keluarga petani kopi rata-rata berjumlah 3
orang. Petani kopi mitra PT. Nestle memiliki pengalaman berusahatani rata-rata
25 tahun dengan masing –masing memiliki luas lahan sebesar 0,5
Ha.Kemudian hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel tingkat
pendidikan, pengalaman berusahatani dan luas lahan usahatani kopi
berpengaruh terhadap keputusan petani bermitra dengan PT. Nestle.

Kata kunci : kemitraan, petani kopi, lampung barat

Page 93
SEKP 02

DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL


PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI JAGUNG

The Impact Of Changes In External And Internal Factors Household


Income Of Maize Farmers
1* 1 1 1
Dwi Haryadi , Zulkarnain , Ainul Mardliyah , Maryati
1
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro
JL.Kenanga No. 3 Mulyojati 16 C Kota Metro
*Email: dwiharyadi132@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian yaitu mengetahui pendapatan rumah tangga petani jagung,


tingkat kesejahteraan petani jagung dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan jagung. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Metro Kibang
Kabupaten Lampung Timur. Populasi berjumlah 398 petani yang diambil
dengan menggunakan rumus slovin didapatkan sampel sebanyak 80 petani.
Metode analisis yang dipergunakan yaitu deskriptif dan kuantitatif. Analisis yang
digunakan analisis regresi linier berganda. Hasilnya: 1) tingkat pendapatan rata-
rata rumah tangga petani jagung di Kecamatan Metro Kibang Kabupaten
Lampung Timur sebesar Rp.10.064.249/musim; 2) tingkat kesejahteraan rumah
tangga petani jagung termaksud kategori sejahtera; 3) Variabel biaya yaitu
benih, pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk urea, pestisida, tenaga kerja, lama
usahatani dan umur mempengaruhi pendapatan petani jagung
Kata kunci : Eksternal, Internal, Jagung, Kesejahteraan, Pendapatan

Page 94
SEKP 03

KEPUASAN PETANI CABAI TERHADAP PELAKSAAN KEMITRAAN CV


METRO GLOBAL MAKMUR DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Chili Farmer Satisfaction Towards The Implementation of CV Metro Global


Makmur Partnership In East Lampung District
1 1 1 1
Ketut Ratna Sri Rahayu , Zulkarnain , Ainul Mardliyah , Maryati
1
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro
JL.Kenanga No. 3 Mulyojati 16 C Kota Metro
*E-mail :ketutratnasrirahayu@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah menganalisis pola kemitraan dan tingkat kepuasan


petani cabai terhadap pelaksanaan kemitraan CV Metro Global Makmur di
Kabupaten Lampung Timur. Penelitian di laksanakan di Kecamatan Metro
Kibang, Kabupaten Lampung Timur. Populasi petani cabai di Kecamatan Metro
Kibang yang bekerja sama dengan CV Metro Global Makmur sebanyak 25
petani cabai mitra. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini di ambil
dengan cara non probability sampling yakni dengan sampling jenuh (sensus)
yaitu sebanyak 25 petani mitra. Analisis data yang digunakan adalah analisis
kualitatif, analisis Customers Satisfaction Index (CSI) dan analisis adalah
Important Performance Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
pola kemitraan petani cabai dengan CV Metro Global Makmur termasuk ke
dalam pola Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA), (2) tingkat kepuasan
petani cabai dengan kemitraan CV Metro Global Makmur di Kabupaten
Lampung Timur tergolong puas sedangkan, dari hasil analisis Important
Performance Analysis (IPA) tingkat kepentingan petani mitra lebih besar
daripada atribut tingkat kinerja perusahaan berikan.

Kata Kunci: Cabai, CSI, IPA, Kemitraan, Kepuasan, Petani

Page 95
SEKP 04

PENCURIAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN KOMODITAS LADA: RANGKAIAN


PENYEBAB DAN RUMUSAN SOLUSI

Stealing and Land Function Transfer of Pepper Commodities: Series of


Causes and Solution Formulations
1 2 3
Adi Asmariadi Budi *, Henita Astuti , Gita Paramita Djausal
1
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Lampung
Jl. Kantor Pos No.3, Gunung Mas, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung,
Provinsi Lampung
*Email: adi_asmariadi@sbm-itb.ac.id
2
Dinas Perkebunan Provinsi Lampung
Jl. Basuki Rahmat No.8, Talang, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung,
Provinsi Lampung
Email: henitaastuti@gmail.com
3
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
Jl. Basuki Rahmat No.8, Talang, Teluk Betung Utara, Bandar Lampung,
Provinsi Lampung
Email: gita.djausal@fisip.unila.ac.id

ABSTRAK

Komoditas lada merupakan komoditi ekspor, yang juga merupakan komoditas


andalan bagi Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Utara adalah salah satu
Kabupaten sentra penghasil lada di Lampung, namun, produksi lada semakin
berkurang. Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui data statistik
sementara tahun 2021, studi literatur, observasi lapangan, dan wawancara
mendalam, selain ancaman bahaya serangan penyakit busuk yang menyerang
akar lada akibat curah hujan tinggi menyebabkan akar basah tergenang air
dalam waktu yang panjang terutama jika lahan rata atau datar dan tidak ada
teras siring atau lubang pembuangan air, terdapat juga 2 (dua) penyebab
lainnya yaitu pencurian dan alih fungsi lahan. Petani cenderung kecewa
menghadapi masalah-masalah yang cenderung belum tuntas diatasi sampai
saat ini dan berharap pemerintah ikut memikirkan agar permasalahan diatas
dapat segera terpecahkan. Berdasarkan hasil kajian diatas, disimpulkan bahwa
perlu disusun rekomendasi rumusan solusi berdasarkan kekuatan yang dimiliki
oleh petani lada, yaitu pembatasan akses jalan produksi, peningkatan
keamanan lahan dengan bekerja sama Babinsa maupun Babinkabtibmas, serta
penerapan penegakan hukum adat (komunal).
Kata kunci: pencurian, alih fungsi, lada, rumusan solusi

Page 96
SEKP 05

RESPON DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN PESERTA TEMU TEKNIS


INOVASI PERTANIAN DI LAMPUNG

Nasriati
Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jln. Z.A. Pagar Alam No.1 A. Rajabasa. Bandar Lampung
E-mail: bptplampung@telkom.net

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui rsepon peserta dan perubahan


peningkatan pengetahuan peserta pada pelaksanaan Temu Teknis Inovasi
Pertanian yang dilaksanakan di BPTP Lampung, yang dilaksanakan pada saat
kegiatan “Temu Teknis Inovasi Pertanian Peneliti, Penyuluh dan Stakeholder di
Lampung. Responden diambil sebanyak 49 orang dipilih berdasarkan peserta
dari luar BPTP (Penyuluh Daerah, Guru dan Ka. UPTD tingkat Kabupaten) .
Pengumpulan data dilakukan dua kali yaitu sebelum dan sesudah kegiatan (
before and after) melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Jenis
data yang dikumpulkan terdiri data: (1) identitas peserta, (2) materi, (3) alokasi
waktu, (4) narasumber, (5) sarana dan prasarana , (6) data peningkatan
pengetahuan peserta sebelum dan sesudah penyampaian materi. Data yang
terkumpul ditabulasi secara sederhana dan dianalisis deskriptif kualitatif. Hasil
kajian menunjukkan Respon peserta terhadapa pelaksanaan temu teknis
inovasi pertanian secara umum berada pada kategori tinggi, Terjadi
peningkatan pengetahuan peserta pada pelaksanaan temu teknis inovasi
pertanian, Kegiatan temu teknis dapat dijadikan salah satu metode yang efektif
dalam upaya percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian kepada
penyuluh serta mampu menjadi sarana untuk meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas penyuluh di daerah.

Kata kunci : Respon, Peningkatan Pengetahuan, Temu Teknis, Inovasi


Pertanian.

Page 97
SEKP 06

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN


PETANI TERHADAP FUNGSI KELOMPOK TANI
DI KABUPATEN PRINGSEWU
Suryani, Zahara dan Hestiana Karyati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung


Jl. Z.A Pagar AlamNo. 1A Rajabasa Bandar Lampung

ABSTRAK

Kajian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat pengetahui responden tentang fungsi kelompoktani
sebagai kelas belajar, wahana kerjasama maupun fungsi kelompok sebagai unit
usaha melalui bimtek kelembagaan kelompoktani, dilaksanakan pada Tanggal
5 Juli 2019 di KelompokTani Srimakmur VIII, Desa margodadi kec Ambarawa
Kabupaten Pringsewu menggunakan metode Ceramah dan diskusi dengan
mendalam. Pengambilan data dilakukan setelah memberian materi bimtek
tentang fungsi kelompoktani dengan cara memberikan kusioner dan
wawancara. kepada peserta yang hadir yaitu sebanyak 30 orang, jenis data
yang di kumpulkan adalah umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, pernah
mengikuti pelatihan. Data yang dikumpulkan kemudian di tabulasi dan di
analisis dengan menggunakan analisis korelasi. Hasil analisis menunjukan
bahwa, Umur responden mempunyai korelasi yang sangat tinggi terhadap
tingkat pengetahuan responden tantang fungsi kelompoktani, Pendidikan
mempunyai korelasi yang cukup signifikan,Pengalaman berusahatani juga
mempunyai koelasi yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan responden
tentang fungsi kelompoktani.Sedangkan jumlah pelatihan yang pernah diikuti
oleh responden tidak mempunyai kolerasi terhadap tingkat pengetahuan
responden tentang fungsi kelompoktani.

Kata kunci : pengetahuan, kelompok tani

Page 98
SEKP 07

HAMBATAN ADOPSI VUB PADI SAWAH: STUDI KASUS KACAMATAN


TRIMURJO LAMPUNG TENGAH

The Problem In Adoption Of New Rice Variety: Case Study In Trimurjo


District Central Lampung

Fauziah Yulia Adriyani dan Betty Meilina


1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email:fyadriyani@gmail.com

ABSTRAK

Keberadaan varietas unggul baru (VUB) padi berkontribusi dalam peningkatan


produksi padi apabila digunakan oleh petani, namun tidak semua VUB disukai
petani. Tidak semua VUB mampu berproduksi dengan baik di semua kondisi
wilayah. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui keragaan 3 VUB padi
sawah hasil litkaji Balitbangtan dan preferensi petani terhadap 3 VUB serta
permasalahan dalam adopsi VUB. Perlakuan yang diterapkan adalah 3 (tiga)
VUB padi sawah (Inpari 32, Inpari 42, Inpari IR Nutri Zinc) yang ditanam di
lahan petani di dalam kelompok tani Desa Untoro Kecamatan Trimurjo seluas 2
ha. Data yang dikumpulkan meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan
produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai, jumlah gabah isi dan produksi
dan preferensi petani terhadap VUB. Data preferensi diambil dari 30 orang
petani di wilayah pengkajian. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat keragaan pertumbuhan dan produksi dari 3 VUB yang
diuji salah satunya adalah tinggi tanaman Inpari IR Nutri Zinc lebih rendah
daripada tinggi tanaman varietas Inpari 32 dan Inpari 42. Inpari 32 merupakan
VUB yang disukai berdasarkan ketahanannya terhadap hama dan bentuk
gabahnya yang lebih besar daripada VUB Inpari IR Nutri zinc dan Inpari 42.
Permasalahan utama dalam adopsi VUB adalah ketersediaan benih VUB.

Kata kunci: keragaan, penggunaan VUB, preferensi.

Page 99
SEKP 08

PREFERENSI PETANI TERHADAP PENERAPAN SISTEM TANAM ZIGZAG


PADA BUDIDAYA JAGUNG BERDASARKAN KARAKTERISTIK INOVASI

Farmer’s Preference In Implementation Of “Zig-Zag” Maize Planting


System Based On Characterization of Innovation

Fauziah Yulia Adriyani dan Tri Kusnanto


1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email:fyadriyani@gmail.com

ABSTRAK

Selain benih unggul, peningkatan produksi jagung juga dapat diperoleh dari
peningkatan populasi tanaman. Pada budidaya jagung telah dikembangkan
sistem tanam Zig-Zag, akan tetapi inovasi ini belum banyak diterapkan oleh
petani. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan sistem tanam
Zig-Zag dan preferensi petani berdasarkan karakterisasi inovasi. Pengkajian
dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2020 di lokasi Demplot penerapan sistem
tanam Zig-Zag pada budidaya jagung Desa Karangrejo Kecamatan Jatiagung
Lampung Selatan seluas 1 ha. Data yang dikumpulkan yaitu tinggi tanaman,
panjang tongkol, bobot tongkol, bobot biji per tongkol dan produksi dan
preferensi petani berdasarkan karakteristik inovasi. Responden merupakan
petani di sekitar lokasi demplot sebanyak 30 orang. Data dianalisis secara
deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa sistem tanam Zig-Zag
menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih rendah daripada sistem tanam pada
umumnya, namun produksi tanaman pada sistem tanam Zig-Zag lebih tinggi
(±4,5 ton/ha). Berdasarkan karakteristik inovasi, sebagian besar petani
menyukai sistem tanam Zig-Zag karena menguntungkan secara ekonomi,
inovasi ini dinilai juga dapat dicoba terlebih dahulu pada luasan kecil dan petani
dapat melihat penerapan inovasi secara langsung. Namun, sebagian besar
petani juga tidak ingin menerapkan sistem tanam Zig-Zag karena inovasi ini
dianggap rumit.

Kata Kunci: adopsi, jagung, sistem tanam

Page 100
SEKP 09

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PTT PADI


PADA KAWASAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BIOINDUSTRI
BERBASIS INTEGRASI PADI-SAPI DI LAMPUNG
1* 2 1
Erdiansyah , Yulia Pujiharti , Nila Wardani
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. ZA. Pagar Alam No.
1A Rajabasa Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email: e.erdiansyah@gmail.com
2
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Jl. Merdeka
No. 147 Bogor, Jawa Barat

ABSTRAK

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan salah satu paket teknologi yang
diterapkan dalam sistem budidaya padi sawah di Lokasi Pengembangan Pertanian
Bioindustri Berbasis Integrasi Tanaman Padi dan Sapi di Lampung. Diseminasi
paket teknologi PTT padi telah dilakukan melalui demplot sejak Tahun 2015.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui tingkat adopsi PTT padi sawah di
wilayah pengembangan bioindustri berbasis integrasi tanaman padi dan sapi.
Lokasi penelitian di Desa Poncokresno, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten
Pesawaran sebagai daerah pengembangan kegiatan Bioindustri Berbasis
Integrasi Tanaman Padi dan Sapi. Responden penelitian ini berjumlah 30
orang yang dipilih secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara kepada masing-masing responden menggunakan kuesioner.
Tingkat adopsi petani terhadap PTT padi sawah diukur menggunakan formulasi
Hendayana (2016), yakni: TA = SA x IA. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
adopsi petani terhadap PTT padi masuk dalam kategori sedang. Komponen
utama PTT padi sawah yang sebaran adopsinya sudah berada pada klasifikasi
sangat tinggi yakni pemupukan dan penggunaan benih bermutu masuk dalam
kategori tinggi.

Kata kunci: adopsi, PTT padi, teknologi

Page 101
SEKP 10
PENINGKATAN PENGETAHUAN PESERTA BIMBINGAN TEKNIS
PENYULUH DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR DAN KABUPATEN
PESAWARAN

Knowledge Improvement Of Extender Technical Guidance


In East Lampung District And Pesawaran District

Ely Novrianty dan Fauziah Yulia Adriyani


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
Email : elynovrianty0711@gmail.com

ABSTRAK

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung, sebagai salah satu


instansi di bawah Badan Litbang Pertanian yang memiliki tugas pokok
melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik
lokasi. BPTP Lampung telah banyak menghasilkan berbagai inovasi teknologi
pertanian, namun demikian inovasi tersebut belum sepenuhnya diadopsi oleh
petani. Salah satu metode pelaksanaan pendampingan dan diseminasi
menggunakan bimbingan teknis kepada penyuluh. Pengkajian bertujuan untuk
mengetahui peningkatan pengetahuan peserta bimbingan teknis penyuluh di
Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Pesawaran. Bimbingan teknis di
Kabupaten Lampung Timur dilaksanakan di Gedung Tani Kecamatan
Sukadana pada tanggal 23 Oktober 2019 dengan peserta 60 orang penyuluh.
Sedangkan Bimbingan teknis di Kabupaten Pesawaran dilaksanakan di BPP
Gedung Tataan pada tanggal 31 Oktober 2019 yang dihadiri 50 orang
penyuluh. Metode bimbingan teknis menggunakan metode ceramah dan
diskusi. Data primer peningkatan pengetahuan menggunakan kuisioner yang
sudah disiapkan (pre dan post-test) sesuai materi yang disampaikan. Data
dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan tingkat pengetahuan peserta.
Pelaksanaan bimtek peningkatan kapasitas penyuluh di Kabupaten Lampung
Timur berhasil meningkatkan pengetahuan peserta sebesar 39-130% bila
dibandingkan dengan pengetahuan awal. Peningkatan tertinggi pada
pengetahuan mengenai PHT pada tanaman lada (130,23%) dan terendah pada
uji kompetensi (39,74%). Sedangkan pelaksanaan bimtek di Kabupaten
Pesawaran berhasil meningkatkan pengetahuan peserta sebesar 54-65% bila
dibandingkan dengan pengetahuan awal. Peningkatan tertinggi pada
pengetahuan mengenai kelembagaan (64,91%) dan terendah pada budidaya
ternak (54,29%).

Kata kunci: bimbingan teknis, pengetahuan, penyuluh

Page 102
SEKP 11

ANALISA USAHA TANI PADI SAWAH BERDASARKAN TIGA TEKNIK


CARA TANAM DI KECAMATAN SEPUTIH RAMAN KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH

Financial Analysis of Rice Farming Based On Three Planting Techniques


In Seputih Raman Subdistrict Of Central Lampung Regency
*
Asropi , Erliana Novitasari, Widodo
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email: rofianwar4@gmail.com

ABSTRAK

Program peningkatan percepatan tanam padi secara serempak berdampak


pada terbatasnya ketersediaan tenaga kerja dalam budidaya khususnya tahap
tanam padi. Sistem tanam benih langsung (tabela) memberikan keuntungan
karena hanya sedikit tenaga kerja yang dibutuhkan namun masih dapat
menghasilkan produktifitas yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk
mendapatkan analisa kelayakan usaha tani padi sawah berdasarkan teknik
penanaman menggunakan sistem tabela tradisional, sistem tabela
menggunakan alat, dan sistem pindah tanam. Metode penelitian dilakukan
berdasar survei dan wawancara langsung dengan petani responden. Analisis
data yang digunakan adalah deskriptif, analisis biaya, analisis pendapatan, dan
kelayakan R/C rasio. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem tabela
menggunakan alat tanam memberikan tingkat keuntungan yang tertinggi
dengan nilai R/C rasio 2,81 dan keuntungan rata-rata sebesar Rp. 15.075.000,-
/hektar dengan total biaya usaha tani sebesar Rp. 8.325.000,-/ha. Sedangkan
sistem pindah tanam memiliki nilai R/C rasio terkecil sebesar 2,59 dengan
keuntungan rata-rata sebesar Rp. 13.295.000,-/ha dan total biaya usaha tani
sebesar Rp. 8.755.000,-/ha.

Kata kunci : padi sawah, tabela, usaha tani

Page 103
SEKP 12

DETERMINAN PENAWARAN DAGING SAPI DI INDONESIA

Supply Determinan of Beef Meat in Indonesia

1 2 3 4
Zahara , Rangga Ditya Yofa , Anastasia Asri Widyasari , Robet Asnawi
1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
2) Pusat Sosial Ekonomi-Kebijakan Pertanian (PSE-KP) Bogor
3,4) Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor

ABSTRAK
Produk daging sapi merupakan komoditas peternakan kedua terbesar setelah
ayam potong. Kontribusi daging sapi terhadap kebutuhan daging nasional
sebesar 15,45 persen dan akan terus mengalami peningkatan. Produksi daging
sapi dalam negeri mengalami tren yang cenderung meningkat dari tahun 2000-
2014 yaitu 401,5 ribu ton, sedangkan konsumsi nasional mencapai 647,8 ribu
ton. Angka tersebut menunjukkan ada senjang antara penawaran dan
permintaan daging sapi domestik, sehingga pemerintah mengambil kebijakan
impor daging sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran daging sapi dalam negeri. Data yang digunakan
adalah data deret waktu (time series) tingkat nasional selama kurun waktu 37
tahun mulai tahun 1982 - 2018. Metode analisis yang digunakan adalah regresi
Error Correction Model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
yang berpengaruh terhadap penawaran daging sapi dalam negeri adalah harga
pakan, harga daging domestik, populasi ternak dan jumlah impor daging.
Sedangkan Variabel harga daging impor, harga ternak, jumlah sapi bakalan
impor dan teknologi produksi tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran
daging sapi dalam negeri.

Kata kunci : Penawaran, daging sapi, ECM

Page 104
SEKP 13

PENGETAHUAN PENGUNJUNG TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA


CABAI PADA VISITOR PLOT TAMAN SAINS PERTANIAN NATAR DI
LAMPUNG

Knowledge Of Visitors To Chili Cultivation Technology In The Visitor Plot


Of Natar Agriculture Sains Park In Lampung
1) 2)
Gohan Octora Manurung dan Edwin Herdiansyah
1) 2)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z.A Pagar Alam No 1A Raja Basa Bandar Lampung
1)
Email : manroego@gmail.com

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pengunjung terhadap


teknologi budidaya cabai pada visitor plot di Taman Sains Pertanian Natar,
Lampung. Pengunjung adalah penyuluh, mahasiswa, guru, dan pengunjung
umum yang mengunjungi visitor plot teknologi budidaya cabai di Taman Sains
Pertanian Natar, Lampung. Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 30
orang pengunjung secara acak. Pengambilan data dilakukan pada pengunjung
yang mengunjungi visitor plot budidaya cabai di Taman Sains Pertanian Natar.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengisi kuesioner yang sudah
disiapkan berkaitan dengan pengetahuan pengunjung terhadap teknologi
budidaya cabai. Pengkajian ini menggunakan metode analisis statistik
deskriptif. Secara keseluruhan, pengetahuan pengunjung terhadap teknologi
budidaya cabai pada visitor plot di Taman Sains Pertanian Natar, Lampung
dengan kategori sedang sebanyak 80 % dengan persentase pencapan skor
70,60 %. Analisis data menggunakan analisis statistik sosial korelasi pearson
dengan program IBM SPSS 19 pada tingkat signifikansi 5%. Korelasi
Pengetahuan terhadap teknologi budidaya cabai pada visitor plot tidak memiliki
hubungan yang signifikan pada faktor umur, pendidikan, Pengalaman kerja.

Kata kunci : pengetahuan, visitor plot, cabai

Page 105
SEKP 14

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA PETIK JERUK

Orange Picking Agro-Tourism Development Strategy


1 1
Tiara Aprilia Putri Hernanda , Erdiansyah
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lmapung
Email : tiarahernanda11@gmail.com , e.erdiansyah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-


faktor lingkungan internal dan eksternal Agrowisata Petik Jeruk BPTP
Lampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif guna
mengidentifikasi dan mengintepretasikan suatu hal yang dialami dalam objek
penelitian. Data dan informasi yang terkumpul diolah dan dianalisa secara
kualitatif dan kuantitatif untuk memperoleh alternatif strategi bagi agrowisata.
Penelitian ini dilakukan di Agrowisata Petik Jeruk Visitor Plot BPTP
Lampung, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan
Agustus sampai Oktober 2020. Responden dalam penelitian ini ditetapkan
melalui teknik purposive sampling yaitu metode penentuan narasumber yang
dilakukan secara sengaja namun dengan pertimbangan tertentu. Metode
pengolahan dan analisis data menggunakan matriks IFE (Internal Factor
Evaluation), EFE (Eksternal Factor Evaluation dan analisis SWOT. Terdapat
14 faktor internal dan 14 faktor eksternal yang berhasil diidentifikasi. strategi
yang dapat diterapkan adalah strategi terkait pengembangan pasar, produk
dan penetrasi pasar, dengan tujuh strategi prioritas dan manajerial.

Kata kunci: Agrowisata, IFE, EFE, Jeruk, Strategi Pengembangan, SWOT

Page 106
SEKP 15

ALIRAN PERDAGANGAN LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL


1)
Eka Miftakhul Jannah
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
E-mail: eka_eg@yahoo.com

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir kopi terbesar
di dunia. Namun pertumbuhan volume ekspor lada Indonesia memiliki
pertumbuhan lebih rendah dari pertumbuhan produksinya. Rendahnya ekspor
lada Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi
perdagangan lada Indonesia di pasar internasional. Adapun tujuan dari
penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perdagangan
lada Indonesia di pasar internasional dan menjelaskan potensi perdagangan
lada Indonesia di negara tujuan. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis data panel dengan gravity model dan analisis potensi perdagangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aliran perdagangan ekspor lada Indonesia
secara signifikan sangat dipengaruhi oleh nilai GDP riil perkapita Indonesia,
GDP riil perkapita negara tujuan ekspor, jarak ekonomi Indonesia dengan
negara tujuan ekspor, nilai tukar rupiah terhadap negara tujuan ekspor, dan
nilai RCA Indonesia. Namun demikian tarif impor negara tujuan ekspor tidak
memiliki pengaruh signifikan. (3) Indonesia memiliki potensi untuk terus
meningkatkan perdagangan lada terhadap negara China, Malaysia, Taiwan,
Belanda, Perancis, dan Jerman. Hal ini disebabkan perdagangan lada
Indonesia dengan mitra dagang masih mengalami under trade. Sementara
China merupakan negara yang memiliki potensi perdagangan paling tinggi.

Kata Kunci: eksportir, lada, perdagangan, impor, potensi

Page 107
SEKP 16

Minat Petani Karet dalam Penerapan Pemupukan Berimbang di


Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

M. Naufal Elmuttaqin

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat minat petani karet dalam
penerapan pemupukan berimbang dan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat petani karet dalam penerapan pemupukan berimbang.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan, pada tanggal 29 Maret sampai dengan 23 Mei
2021. Metode pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara
menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya, sementara
metode analisis data menggunakan skala likert dan linier berganda dengan
bantuan SPSS for windows 22. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat
minat petani karet dalam penerapan pemupukan berimbang tergolong sangat
tinggi yaitu 90,11%, sementara hasil analisis linier berganda terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi minat petani karet dalam penerapan pemupukan
berimbang yaitu pendidikan formal, pengalaman bertani, luas lahan dan
ketersediaan sarana dan prasarana, dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel

Kata Kunci :Minat, Penerapan, Pemupukan, Tanaman Karet, Kecamatan


Sembawa

Page 108
PPMP 01

PENGOLAHAN DESSERT MOUSSE BISBUL DAN ALPUKAT UNTUK


MENINGKATKAN NILAI TAMBAH SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL

Processing Of Apple Velvet and Avocado Mousse Dessert To Increase


Additional Value As Functional Food
1* 1 1
Etty Hesthiati , Nurul Hanifah , Dena Anggari dan Inkorena G.S.
1
Sukartono
1
Fakultas Pertanian Universitas Nasional, Jakarta
Jl. Sawo Manila No.61, Pejaten Bar., Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan,
DKI Jakarta
*Corresponding author : efshw2016@gmail.com

ABSTRAK
Bisbul (Diospyros blancoi) dan Alpukat (Persea americana Mill) merupakan
buah lokal Indonesia. Bisbul merupakan tanaman buah endemik Jawa Barat
yang belum banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan buahnya walaupun
kandungan nutrisinya tinggi, berbeda dengan buah alpukat yang telah banyak
dikonsumsi. Kedua buah ini mengandung komponen gizi yang spesifik
sehingga keduanya memiliki potensi sebagai pangan fungsional. Salah satu
cara memanfaatkan buah-buahan adalah dengan mengolahnya menjadi
makanan inovatif, misalnya sebagai dessert mousse. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan mutu mousse yang dihasilkan dari jenis buah
yang berbeda yang diberi perlakuan bahan penstabil pengganti gelatin.
Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor pertama
adalah jenis buah: alpukat dan bisbul dan faktor kedua adalah bahan penstabil:
CMC dan jelly powder. Hasil penelitian menunjukan mousse yang diolah dari
buah bisbul dan alpukat dengan bahan penstabil CMC dan jelly powder
menghasilkan total padatan terlarut dan pH yang berbeda tidak nyata. Mutu
organoleptik mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC maupun jelly powder
menghasilkan rasa yang cukup disukai, aroma cukup disukai, tekstur lembut
dan warna putih gading, sedangkan mousse alpukat dengan bahan penstabil
jelly powder lebih baik dibanding CMC yang menghasilkan rasa lebih disukai,
aroma yang cukup disukai, teskturnya lembut dengan warna mousse hijau
muda. Baik bisbul maupun alpukat mempunyai prospek diolah menjadi dessert
mousse sehingga dapat memberikan nilai tambah.

Kata kunci : alpukat, bahan penstabil, bisbul, gelatin, mousse,

Page 109
PPMP 2

EFEKTIFITAS MINYAK JERUK NIPIS DAN PURUT UNTUK


MENGENDALIKAN JAMUR PENYEBAB PENYAKIT PASCAPANEN SALAK
PONDOH SECARA INVITRO

Leni Marlina, Hendri, Jumjunidang, dan Mizu Istianto


Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
Jl. Raya Solok – Aripan KM 8 PO BOX 5 Solok, Sumatera Barat

ABSTRAK

Salak pondoh merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Akan tetapi
dalam pengembangannya masih terkendala karena adanya penyakit
pascapanen. Jamur T. paradoxa merupakan jamur utama penyebab penyakit
yang mengakibatkan kehilangan hasil buah salak pondoh setelah panen.
Minyak jeruk nipis dan purut merupakan antimikroba alami yang bahan bakunya
berlimpah di Indonesia dan berpotensi untuk mengendalikan penyakit
pascapanen buah salak pondoh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
efektifitas minyak jeruk nipis dan purut untuk mengendalikan jamur penyebab
penyakit pascapanen salak pondoh secara invitro. Penelitian dilaksanakan dari
bulan Januari sampai Desember 2020 di Laboratorium Proteksi Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika, Solok Sumatera Barat. Penelitian menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan, setiap unit
perlakuan terdiri dari 2 cawan petri. Perlakuan pada penelitian ini adalah 1)
minyak jeruk nipis 3 ml/L, 2) minyak jeruk nipis 2 ml/L, 3) minya jeruk nipis 1
ml/L, 4) minyak jeruk purut 3 ml/L, 5) minyak jeruk purut 2 ml/L, 6) minya jeruk
purut 1 ml/L, dan 7) tanpa minyak jeruk nipis/purut (kontrol). Hasil penelitian
menunjukkan minyak jeruk nipis 3 ml/L dan 2 ml/L paling efektif mengendalikan
jamur T. paradoxa dengan daya hambat 100% , diikuti minyak jeruk purut 3
ml/L dengan daya hambat 78,19%, dan minyak jeruk nipis 1 ml/L dengan daya
hambat 63, 68% secara invitro.

Page 110
PPMP 03

SUSUT PANEN DAN PASCAPANEN KEDELAI DI KABUPATEN


GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Soybean Harvest and Postharvest In The District Of Gunungkidul


Special Region Of Yogyakarta
1 1 1
Nurdeana Cahyaningrum , Muhammad Fajri , dan Heni Purwaningsih
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta
Jln. Stadion Maguwoharjo No. 22 Karangsari Wedomartani Ngemplak Sleman
Yogyakarta
Email : deana_yk@yahoo.com

ABSTRAK

Penanganan pascapanen kedelai merupakan rangkain dari beberapa tahapan


yang dimulai sejak pemanenan sampai siap simpan atau siap dipasarkan.
Kegiatan ini membutuhkan teknologi penanganan pascapanen untuk menekan
kehilangan hasil (susut hasil) dan mempertahankan mutu kedelai agar memiliki
harga jual yang tinggi. Susut panen dan pascapanen sangat dipengaruhi oleh
proses panen, pengangkutan, pengeringan, perontokan, dan penyimpanan
kedelai. Data atau informasi hasil penelitian tentang kehilangan hasil
pascapanen kedelai di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di kabupaten
Gunungkidul masih sangat terbatas. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk
mengetahui susut panen dan pascapanen kedelai di kabupaten Gunungkidul
Yogyakarta. Penelitian dilakukan di Srikoyo, Bleberan, Playen, Gunungkidul.
Varietas kedelai yang digunakan yaitu Anjasmoro, Dega, Dena-1, dan
Grobogan . Pelaksanaan panen dan penanganan pascapanen dilakukan
dengan dua cara yaitu cara petani (menggunakan alat tradisional) dan dengan
penggunaan teknologi (sabit bergerigi dan power thresher). Susut panen dan
pascapanen yang diamati yaitu susut panen, susut pengeringan, dan susut
perontokan. Hasil peneltian menunjukkan susut panen yang terendah yaitu
pada Grobogan dengan menggunakan sabit bergerigi (0,50%) dan yang
tertinggi yaitu Dena-1 dengan menggunakan sabit biasa (0,85 %). Susut
pengeringan terendah yaitu Grobogan sebesar 0,26 % dan tertinggi Dega
sebesar 0,34 %. Susut rontok yang terendah yaitu pada Anjasmoro dengan
menggunakan power thresher (2,19 %) dan yang tertinggi yaitu Dega dengan
cara dipukul (3,74 %).

Kata kunci : kedelai, susut panen, susut pascapanen

Page 111
PPMP 04

PENGARUH PERSENTASE PENAMBAHAN SAWI HIJAU TERHADAP


DAYA LELEH DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM

The Effect of Percentage of Green Mustard Addition on Melting Power And


Organoleptic of Ice Cream
1*, 1
Astrid Fransisca Jonri Suhendra Sitompul
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Riau
Jl. Pelabuhan S. Jang No.38 Tanjung Ayun Sakti, Tanjung Pinang, Provinsi
Kepulauan Riau
*
Email:as3df89@gmail.com

ABSTRAK

Sawi hijau merupakan salah satu sayuran yang banyak dikembangkan di Pulau
Bintan. Sawi hijau merupakan produk hortikutura yang mengandung banyak gizi
namun memiliki umur yang relatif singkat dan memiliki rasa pahit jika
dikonsumsi langsung. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan
menambahkan sawi hijau kedalam pembuatan es krim. Es krim merupakan
salah satu bentuk olahan beku yang memiliki daya simpan yang relatif anjang
dan banyak disukai oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
es krim dengan tingkat persentase penambahan sawi hijau terbaik serta
mengetahui pengaruhnya terhadap daya leleh dan organoleptik es krim yang
dihasilkan.Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan persentase penambahan sawi
hijau (5%,10%, 15%, 20%, 25%) dengan 4 kali ulangan. Parameter yang
diukur dalam penelitian ini adalah daya leleh dan organoleptik warna, aroma,
rasa serta tekstur es krim. Data daya leleh es krim dianalisis dengan Anova dan
jika berbeda nyata dilakukan uji lanjut Duncan sedangkan data organoleptik es
krim dinalisis dengan Kruskal-Wallis dan jika berbeda nyata dilakukan uji lanjut
Mean Whitney. Perlakuan terbaik untuk parameter organoleptik dan daya leleh
adalah es krim dengan penambahan sawi sebanyak 5% dengan nilai
parameter organoleptik warna 3,3 (suka), aroma 2,9 (agak suka), rasa 3,37
(suka), tekstur 3,1 (suka) dan parameter daya leleh adalah 16,65 menit.
Persentase penambahan sawi hijau kedalam pembuatan es krim berpengaruh
nyata terhadap parameter organoleptik warna, rasa dan tekstur namun tidak
berpengaruh nyata terhadap aroma dan daya leleh es krim yang dihasilkan.

Kata kunci : Persentase, Sawi Hijau, Es Krim, Daya Leleh, Organoleptik

Page 112
PPMP 05

BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM) BUATAN: PENGAWET DAN


PEMANIS MAKANAN

Artificial Food Additives: Food Preservatives and Sweeteners


1
Erliana Novitasari * and Tika Nafiah Ramadhani
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*E-mail: erliana.novitasari@gmail.com

ABSTRAK

Penggunaan bahan tambahan makanan (BTM) ke dalam makanan bertujuan


untuk meningkatkan mutu dan daya tarik makanan. Industri makanan saat ini
lebih banyak menggunakan BTM buatan dibandingkan dengan BTM alami yang
berasal dari tanaman atau hewan. Beberapa jenis BTM antara lain: pengawet,
pemanis, pewarna, penambah rasa, dan lain sebagainya. Bahan pengawet
merupakan aditif makanan yang digunakan untuk memperpanjang kesegaran
dan melindungi produk pangan dari kerusakan yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Bahan pemanis atau pengganti gula adalah aditif untuk
menambah rasa manis pada makanan. Penggunaan BTM buatan yang
berlebihan dapat berpotensi menjadi racun dan menyebabkan gangguan
kesehatan. Artikel ini mengulas tentang bahan pengawet dan pemanis artifisial,
bahaya bahan pengawet dan pemanis artifisial dan alternatif bahan pengawet
dan pemanis alami.

Kata kunci: aditif buatan, pengawet, pemanis

Page 113
PPMP 06

UJI CITA RASA KOPI BUBUK ROBUSTA LAMPUNG DARI BEBERAPA


TIPE PENYANGRAIAN
Taste Examination of Lampung Robusta Ground Coffee From Several
Types Of Roasting
Alvi Yani 1 dan Erliana Novitasari 1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z.A. Pagar Alam No.1A. Rajabasa, Bandar Lampung, Indonesia
Email : alvi_yani64@yahoo.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian uji cita rasa kopi bubuk Robusta Lampung dari
beberapa tipe penyangraian. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan BPTP
Lampung di Natar, Desa Way Harong, Laboratorium BPTP Lampung dan
Laboratorium Pangan Polinela pada bulan Mei 2018 sampai Juli 2018.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui cita rasa kopi bubuk Robusta dari
beberapa type penyangraian. Sampel kopi yang digunakan adalah kopi
Robusta yang telah melalui proses panen petik merah dan pengolahan secara
semi basah. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 3 taraf perlakuan penyangraian (medium roast, medium dark
roast dan dark roast) dengan 5 kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi
kadar air, tingkat keasaman dan kadar gula sedangkan uji cita rasa dilakukan
melalui uji organoleptik dengan parameter rasa, warna dan aroma serta
penampilan menggunakan 20 orang panelis dengan kisaran skor penilaian 1 –
5 (tidak suka – sangat suka). Data dianalisis secara statistik dan kalau berbeda
nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
kadar air kopi bubuk dari ketiga type penyangraian berkisar antara 0,41 –
0,58% tertinggi penyangraian dengan tipe dark roast. Kadar keasaman berkisar
antara 7,11 – 11, 86% dengan tertinggi pada tipe penyangraian dark roast dan
kadar gula berkisar antara 0,74 – 1,49 dengan tertinggi pada tipe penyangraian
medium roast. Uji organoleptik terhadap aroma berkisar antara 2,38 – 3,59 dan
yang tertinggi adalah kopi dengan tipe penyangraian medium dark roast (3,59).
Uji organoleptik terhadap warna berkisar antara 2,03 – 3,83 dan yang tertinggi
kopi dengan tipe penyangraian dark roast (3,83). Selanjutnya uji organoleptik
terhadap rasa berkisar antara 2,17 – 3,21 dan yang tertinggi adalah kopi tipe
penyangraian dark roast (3,21). Secara keseluruhan diketahui bahwa kopi
bubuk terbaik secara uji rasa adalah kopi dengan tipe penyangraian dark roast
dan diikuti dengan medium dark roast.

Kata kunci: uji cita rasa, kopi Robusta, type penyangraia

Page 114
BUN 01

KARAKTERISASI MORFOLOGI PADA PERTUMBUHAN AWAL BEBERAPA


AKSESI JAMBU METE(Anacardium occidentale L.)

Morphological Characterization Of Vegetative Growth Of Accessions Of


Mete Jambu (Anacardium Occidental L.)JudulDitulisDalamBahasaInggris

1 1 2
Muhammad Susanto Prabowo *, co-author , co-author …..dst
1
Balai PengkajianTeknologiPertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. PagarAlam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email:email.korespondensi@abc.com
2
Jl. Raya Tlogomas No.246 Malang, Jawa Timur
Phone: +62 341 464 318 (Hunting)
Fax: +62 341 460 435

ABSTRAK

Jambu mete (Anacardium occidentale) adalah salah satu tanaman yang dapat
tumbuh dan menghasilkan meski ditanam di daerah-daerah kurang subur.
Jambu mete memiliki sifat tahan kekeringan dan pemeliharaan yang mudah,
sehingga sangat cocok sebagai tumbuhan penghijauan. Produksi jambu metedi
Indonesia berasal dari 9 varietas jambu mete yang berebeda. Varietas-varietas
tersebut berkembang dalam lingkungan yang berbeda-beda. Tujuan penelitian
ini yaitu mendeskripsikan dan menganalisis hubungan kekerabatan antara
jambu mete di beberapa daerah. Metode pengamatan menggunakan buku
panduan karakterisasi jambu mete kemudian analisis data menggunakan
minitab.

Kata kunci: karakterisasi, mete, morfologi

Page 115
BUN 02

EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI TERHADAP PERTUMBUHAN


COLLETOTRICHUM GLOEOSPORIOIDES, PENYEBAB PENYAKIT BUSUK
BASAH BUAH PALA
Dini Florina, Marlina Puspita Sari, Dono Wahyuno
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Jalan Tentara Pelajar No.3 Cimanggu, Bogor 16111

ABSTRAK
Penyakit busuk buah pala masih menjadi kendala pada budi daya pala di
Indonesia. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh suhu dan minyak
atsiri terhadap pertumbuhan cendawan penyebab penyakit busuk buah pala
secara in vitro. Karakter cendawan patogen diidentifikasi berdasarkan ciri
morfologi. Inokulum diperoleh dari isolasi konidia tunggal dari buah pala
bergejala. Uji patogenisitas dilakukan dengan mencelupkan buah pala ke
dalam suspensi konidia dan diinkubasi pada suhu ruang. Pengujian
pengaruh suhu terhadap koloni cendawan dilakukan dengan menanam
cendawan uji pada medium agar-agar dekstrosa kentang(ADK) dan diinkubasi
pada suhu 25, 28, 31 dan 34 °C, sedangkan pengaruh suhu terhadap
perkecambahan konidia dilakukan dengan meneteskan suspensi konidia di
permukaan gelas preparat dan diinkubasi pada suhu yang sama. Uji efikasi
minyak atsiri (minyak kayu manis, cengkeh, seraiwangi dan daun pala) dan
mankozeb sebagai pembanding dilakukan dengan menanam cendawan uji
pada medium ADK yang telah diteteskan minyak atsiri dengan konsentrasi
50, 100, 150, 200 dan 250 PPMP menggunakan pelarut tween 80. Pengaruh
minyak atsiri terhadap perkecambahan konidia cendawan dilakukan dengan
meneteskan suspensi konidia cendawan yang sudah diberi perlakuan minyak
atsiri (50, 100, 150, 200 dan 250 PPMP) ke permukan ADK yang sudah
dilubangi dengan bor gabus (± 5 mm) dan diletakkan di atas gelas preparat
kemudian ditutup dengan kaca penutup dan diinkubasi selama 16 jam pada
suhu ruang. Cendawan penyebab busuk basah buah pala diidentifikasi
sebagai Colletotrichum gloeosporioides berdasarkan karakteristik
morfologinya. Pada uji patogenisitas, kumpulan masa konidia berwarna
jingga muncul di bagian tangkai buah (petiole) 14 hari setelah inokulasi.
Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan C. gloeosporioides adalah 28
°C. Konidia cendawan mampu berkecambah dan membentuk appressoria
pada semua tingkatan suhu yang diuji, sedangkan pada uji efikasi, minyak
cengkeh mampu menekan pertumbuhan koloni C. gloeosporioides lebih baik
dibandingkan kontrol dengan nilai EC50 dan EC90 sebesar 502 PPMP dan
24.397,86 PPMP. Minyak kayumanis mampu menekan perkecambahan
konidia pada konsentrasi 250 PPMP.
Kata kunci: cengkeh, fungisida, kayu manis, pestisida nabati, seraiwangi

Page 116
BUN 03

STRATEGI PENGELOLAAN LAHAN KERING MASAM PADA KEBUN


ENTRES KARET DI BPSBP TUNGKAP, KALIMANTAN SELATAN

Strategy of Acid Dry Land Management at The Rubber Entress Plantation


in BPSBP Tungkap, South Borneo
1
Rizka Aidina Putri *
1
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan (BPSBP) Kalimantan
Selatan
Jl. A. Yani km 82,5 Sungkai Baru Kec. Simpang Empat, Kab. Banjar,
Kalimantan Selatan
*Email: rizkaaidinaputri@gmail.com

ABSTRAK

Entres adalah komponen penting dalam perbanyakan tanaman karet untuk


menghasilkan bahan tanam berkualitas unggul. Salah satu kebun entres
tanaman karet di Kalimantan Selatan adalah kebun Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Perkebunan (BPSBP) Tungkap yang berlokasi di Sungkai
Baru. Namun terdapat kendala dalam pengelolaanya yaitu lahan tersebut
merupakan lahan kering masam berjenis merah kuning atau podsolik. Kendala
utama produksi di lahan kering masam adalah karakteristik lahan yang memiliki
tingkat kesuburan rendah berpengaruh besar terhadap kualitas tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang perlu dilakukan
dalam pengelolaan kebun entres tanaman karet di lahan kering masam,
khususnya di BPSBP Tungkap. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan dokumentasi, observasi dan
wawancara kepada pihak terkait di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar kondisi lingkungan di lapangan seperti curah hujan, pH
tanah, suhu lingkungan, kemiringan dan tinggi lahan telah memenuhi syarat
tumbuh tanaman karet, namun kandungan unsur-unsur penting pada
pertumbuhan tanaman karet seperti N, P dan K masih tergolong rendah.
Sehingga perlu dilakukan perancangan strategi pengelolaan lahan kering
masam, yaitu peningkatan kesuburan tanah dengan aplikasi pemupukan yang
tepat, penambahan bahan organik, pengendalian organisme penganggu
tumbuhan (OPT), tindakan konservasi tanah dan air yang sesuai, serta
pemberdayaan tenaga kerja terampil di lapangan.

Kata kunci: entres karet, lahan kering masam, strategy

Page 117
BUN 04

PENGARUH KEMASAKAN BUAH DAN TEKNIK SKARIFIKASI PADA


PERTUMBUHAN BENIH PALA (Myristica fragrans)

Darwin Taula’bi’, Elisa Winanda


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara
Jl. Kampus Pertanian Kalasey, Minahasa – Sulawesi Utara – Indonesia
E-mail : darwintaulabi2495@gmail.com

ABSTRAK

Pala (Myristica fragrans Houtt.) adalah salah satu komoditi penting perkebunan
Indonesia. Perbanyakan tanaman pala pada umumnya dilakukan secara
generatif namun mempunyai kendala dalam pemilihan benih yang tepat
berdasarkan kemasakan buah. Kendala lainnya adalah proses perkecambahan
dan pertumbuhan yang lama karena cangkang biji keras. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemasakan buah dan teknik skarifikasi
terhadap pertumbuhan benih pala. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
februari sampai April 2021 di Green House BPTP Sulawesi Utara. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama
yaitu kemasakan buah terdiri dari buah masak petik (MP) dan buah masak petik
terbelah (MPT). Faktor kedua yaitu teknik skarifikasi yang terdiri dari tanpa
skarifikasi (S0), skarifikasi pengikisan (S1), skarifikasi pengupasan (S2).
Parameter yang diamati yaitu panjang radikula, panjang plumula, panjang daun,
lebar daun, jumlah daun, jumlah akar lateral. Hasil penelitian menunjukkan
faktor teknik skarifikasi berpengaruh sangat nyata pada semua parameter
pengamatan. Sedangkan faktor kemasakan buah berpengaruh tidak nyata pada
semua parameter pengamatan. Kombinasi perlakuan buah masak petik
terbelah (MPT) dengan Skarifikasi Pengupasan (S2) merupakan perlakuan
terbaik dengan rata – rata panjang radikula 12,04 cm, rata – rata panjang
plumula 17,20 cm, rata – rata panjang daun 10,86 cm, rata – rata lebar daun
3,94 cm, rata – rata jumlah daun 3,21 helai, dan rata – rata jumlah akar lateral
5,41.

Kata kunci : buah masak petik, buah masak petik terbelah, skarifikasi

Page 118
BUN 05

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN LADA DI LAMPUNG TIMUR

STUDY OF PEPPER PLANT SEEDS IN EAST LAMPUNG

Dewi Rumbaina Mustikawati, Ratna Wylis Arief dan Endriani


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
Email: rumbaina@yahoo.com

ABSTRAK

Perbenihan sangat diperlukan sebagai suatu cara untuk menyediakan bahan


tanaman dalam jumlah banyak. Ketersediaan benih dalam jumlah yang banyak
menjadi faktor kunci dalam keberhasilan produksi lada. Pengadaan dan
penyebaran benih unggul masih dihadapkan pada berbagai permasalahan
diantaranya keterbatasan atau belum tersedianya sumber benih jenis tertentu,
pengetahuan masyarakat terhadap manfaat benih unggul bermutu masih
rendah, serta keterbatasan informasi mengenai benih. Kajian ini bertujuan
untuk menganalisis sistem produksi perbenihan lada di Lampung. Pengkajian
dilakukan di Desa Putra Aji Dua, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung
Timur dari bulan September 2017 sampai dengan Juni 2018. Sebagai sumber
benih diambil dari blok penghasil tinggi lada yang bersertifikat yang terletak di
Lampung Timur. Stek diambil dari bahan tanaman yang berasal dari batang
atau sulur panjat. Hasil kajian menunjukkan dengan penggunaan agensia
hayati pada media tanam keberhasilan hidup benih lada 99,52%. Perbanyakan
benih lada stek satu ruas yang dilakukan petani kooperator di Lampung Timur
dinilai positif dan secara ekonomis perbanyakan stek lada satu ruas
menguntungkan dengan nilai R/C yaitu 3,03.

Kata kunci: Benih, kajian, lada, produksi

Page 119
BUN 06

RESPON PERTUMBUHAN STEK LADA(Piper nigrum. L) TERHADAP


BEBERAPA MACAM MEDIA TANAM DI POLYBAG

Dede Rohayana, Edwin Herdiansyah, dan Rengga Adyatma

ABSTRAK

Sekitar 52% areal perkebunan lada di Indonesia terdapat di Lampung dan


Bangka Belitung. Sisanya terdapat di provinsi lain, terutama Kalimantan Timur,
Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Tiga provinsi ini merupakan sentra
produksi baru. Akan tetapi, belakangan ini, produktivitas lada di Lampung terus
menurun dari 499 kg/ha pada tahun 2016, menjadi 449 kg/ha pada tahun
2017.(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2017. Mengingat propesk lada yang
sangat bagus, produksi lada perlu dikembangkan dengan upaya budidaya yang
baik. Upaya untuk meningkatkan produksi lada dapat dilakukan peremajaan
ulang, perbaikan teknik budidaya dan salah satu aspek penting lainnya adalah
dengan penyedaiaan bibit lada yang bemutu dalam jumlah banyak. Tingkat
ketersedian bibit dalam jumlah banyak merupakan kunci keberhasilan produksi
lada. Karena itu perlu dilakukan upaya pembibitan yang menunjang
pembentukan akar yang sehat. Caranya adalah dengan penggunaan media
tanam yang baik bagi akar dalam arti suatu media yang mampu menyedaiakan
unsure hara dan mendukung perkembangan akar (struktur tanah poros).
Adapun Tujuan pengkajian ini untuk mengetahui Respon Pertumbuhan Stek
Lada(Piper Nigrum. L) terhadap beberapa macam media tanam di polybag
Bahan yang digunakan meliputi stek lada, tanah topsoil, pupuk
kandang, Cocopeat (sabut kelapa), Sekam, Zpt, adapun alat yang dgunakan
Gunting stek, Polybag, Cangkul, Cutter, Penggaris/ meteran. Hasil pengkajian
menunjukan, perbandingan tanah (top soil) dan pupuk kandang (1:1) mampu
meningkatkan pertumbuhan tunas dan akar pada tanaman lada yang berasal
dari stek, media tanah (top soil) + pupuk kandang + sekam (1:1:1) memberikan
pertumbuhan yang sangat baik terhadap pertumbuhan lada, sehingga sangat
cocok untuk digunakan dalam pembibitan stek lada, perbandingan media tanah
(top soil) + cocopeat (1:1) kurang baik untuk pertumbuhan stek lada.

Page 120
BUN 07

Inovasi Tanaman Palma Mendukung


Pembangunan Perkebunan Nasional
1 1 1 2
Ismail Maskromo Hengky Novarianto, Asthutiirundu , Syafaruddin
1
Balai Penelitian Tanaman Palma, Manado
2
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor
Corresponding author email: ismaskromo.balitbangtan2020@gmail.com

Abstrak
Komoditi perkebunan, khususnya tanaman palma memiliki peranan penting
dalam peningkatan pendapatan petani dan berkontribusi pada devisa negara.
Beberapa tanaman palma dengan nilai ekonomi tinggi yaitu kelapa, aren,
pinang, sagu, sawit dan kurma, berpeluang dikembangkan di berbagai daerah
di Indonesia. Masing-masing komoditi memiliki keunggulan kompetitif dalam hal
produksi, juga keunggulan komparatif terkait produk olahannya. Dalam rangka
mendukung pengembangan tanaman palma, telah dilakukan serangkaian
penelitian yang telah menghasilkan invensi maupun inovasi teknologi. Berbagai
inovasi teknologi tanaman palma dari hulu sampai hilir telah dihasilkan oleh
Balit Palma, Balitbangtan, Kementan. Sampai tahun 2021 telah dihasilkan 51
varietas unggul kelapa, 4 varietas aren, 3 varietas sagu dan 2 varietas pinang.
Sawit sedang dilakukan penelitian untuk perakitan varietas unggul tipe baru,
sedangkan kurma sedang diuji beberapa varietas introduksi hasil kultur
jaringan. Ketersediaan benih perlu didukung dengan perbanyakan massal.
Inovasi teknologi budidaya telah tersedia untuk kelapa, aren, sagu dan pinang.
Pada bagian hilir telah dihasilkan inovasi pengolahan kelapa menjadi produk
utama, produk ikutan dan produk alternatif. Pada Aren telah dihasilkan model
pengolahan nira menjadi gula kristal dan gula cetak. Program penelitian
tanaman palma lainnya diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi yang
efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Semuanya bertujuan untuk
menghasilkan inovasi teknologi dalam pengembangan tanaman palma,
mendukung pembangunan sektor perkebunan.

Keywords: Varietas unggul, kelapa eksotik, perbaikan teknologi budidaya,


perbanyakan massal, diversifikasi produk

Page 121
NAK 01

TINGKAT EFEKTIVITAS SERBUK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA)


SEBAGAI ANTHELMINTIK TERHADAP INFEKSI CACING PADA AYAM
BURAS

I Wayan Sudarma dan A.A.N.Badung S.D


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
Jl.By Pass Ngurah rai Pesanggaran Denpasar Selatan
Email: swayan 41@yahoo.com

ABSTRAK

Telah dilakukan kajian pemanfaatan serbuk daun kelor sebagai obat cacing,
penelitian dilakukan di kelompok tani “Sari Mekar “ Desa Dawan Kecamatan
Dawan Kabupaten Klungkung pada bulan Nopember 2019 terhadap ayam
buras umur 4 bulan sebanyak 80 ekor terbagi dalam 4 perlakuan dengan
masing – masing 5 ekor sebagai ulangan yaitu P0 ( Ayam tanpa serbuk daun
kelor ), P1 (Ayam diberi serbuk daun kelor 3 mg/ekor/hari), P2 (Ayam diberi
serbuk daun kelor dosis 5 mg/ ekor/hari ) dan P3 (Ayam diberi serbuk daun
kelor dosis 8 mg/ ekor/hari). Serbuk daun kelor mengandung bahan aktif tannin,
alkaloid dan saponin. Hasil menunjukkan secara keseluruhan ayam terinfeksi 2
jenis cacing berupa cacing nematoda (Ascaris sp, Heterakhis sp dan Syngamus
sp ) dan cacing cestoda ( Relittina sp). Daya antelminthik serbuk daun kelor
level 5 mg/ekor / hari memberi hasil paling efektif menurunkan jumlah telur
cacing hingga 35 % serta derajat infeksi terjadi tahap ringan.

Kata kunci : Ayam Buras, Parasit Gastrointestinal, Serbuk Daun Kelor

Page 122
NAK 02

RESPON PRODUKSI KAMBING LOKAL TERHADAP PAKAN SILASE


BERBASIS DAUN SAWIT DAN KULIT KAKAO DI LAMPUNG SELATAN
1 1
Hevrizen R , Suretno N.D , Silalahi M, Maryanto A
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
email : relibptplampung@gmail.com

ABSTRAK

Lampung secara nasional merupakan provinsi urutan ke tiga dengan populasi


ternak kambing terbesar setelah provinsi Jawa Timur dengan populasi lebih dari
1,4 juta ekor pada tahun 2019 tersebar di 15 kabupaten/kota. Populasi kambing
yang semakin meningkat menjadikan Lampung sebagai provinsi lumbung
ternak. Pada perkembangannya upaya mempertahankan populasi, produksi
dan reproduksi ternak menemui beberapa kendala utamanya pada aspek
produktivitas dan penyediaan pakan pada musim kemarau. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui respon produksi ternak kambing terhadap pakan
silase berbasis limbah perkebunan. Lokasi Penelitian dilakukan di Kandang
Percobaan TSP Natar. Penelitian menggunakan ternak kambing jantan lokal
20 ekor. Ternak ditempatkan secara acak dengan 4 perlakuan dan 5
ulangan R1= Silase Komplit; R2= Silase Kulit Kakao; R3= Silase Daun Sawit;
R4= Silase Rumput Lapang. Hasil kajian menunjukkan peningkatan
pertambahan berat badan (PBB) yang nyata antar perlakuan dengan respon
PBB dan konsumsi pakan terbaik pada perlakuan pakan berbahan limbah kulit
kakao. Penelitian ini menunjukkan penggunaan bahan pakan limbah
perkebunan meningkatkan produksi ternak dan mampu mengantisipasi
ketersediaan pakan pada musim kemarau.

Kata kunci : Respon produksi, kambing lokal, pakan silase, sawit, kakao

Page 123
NAK 03

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN


VEGETATIF DAN PRODUKSI RUMPUT GAJAH DI LAHAN KERING
MASAM

Reli Hevrizen, Nandari Dyah Suretno, Andi Maryanto


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
Jln. Z.A Pagar Alam No.1a Bandar Lampung
relibptplampung@gmail.com

ABSTRAK

Ketersediaan hijauan pakan ternak sepanjang tahun menjadi kunci utama


keberhasilan berbudidaya ternak ruminansia. Keberadaan lahan yang semakin
sempit dan bersaingnya dengan tanaman pangan dan perkebunan menjadi
kendala penyediaan media tanam untuk hijauan pakan ternak. Salah satu lahan
potensial yang dapat dijadikan media tanam untuk lokasi penananam hijauan
pakan ternak adalah lahan kering masam. Lahan kering masam adalah lahan
dengan kesuburan dan pH yang rendah. Rumput gajah adalah salah satu
hijauan pakan ternak yang toleran terhadap lahan kering masam dan di
rekomendasikan untuk di tanam oleh peternak. Tulisan ini bertujuan untuk
mengetahui keragaan rumput gajah dilahan kering masam dan prediksi
biomassa panen pertahun produksi. Hasil penelitian ini menunjukkan pada
perlakuan pemupukan biomassa rumput gajah pada pemanenan 90 HST
mencapai 37,59 ton; 13,8 ton pada 40 HST-1; dan 10,71 ton pada 40 HST-2,
sedangkan tanpa pemupukan hanya mencapai 15,58 ton (90 HST); 8,48 ton
(40 HST-1) ; 6,02 ton (40 HST-2). Perbedaan potensi biomassa hasil panen
sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrisi tanah yang berdampak pada
perbedaan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan jumlah anakan.

Page 124
NAK 04

PENINGKATAN KUALITAS KOMPOS DARI CAMPURAN KOTORAN SAPI


DAN SERBUK GERGAJI KAYU
1 2 2
Adhe Phoppy Wira Etika , Zikril Hidayat , Nuraini
1
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
2
Balai Pengkaji dan Pengembangan Teknologi Pertanian Kepulauan BABEL
1
Jl. Tentara Pelajar No 10, Cimanggu Bogor
2
Jl. Mentok km. 4 Pangkal Pinang 33134
etika.adhe@gmail.com

ABSTRAK

Peternakan sapi umumnya menghasilkan limbah padat dan cair yang bila tidak
ditangani dengan baik dapat menyebabkan polusi air, tanah dan udara. Di sisi
lain limbah industri seperti limbah serbuk gergaji juga sering mencemari
lingkungan dan perlu dicari solusinya. Pengkajian ini bertujuan mendapatkan
komposisi kompos dengan kualitas terbaik yang dihasilkan dari pencampuran
limbah kotoran sapi dan serbuk gergaji pada berbagai komposisi. Penelitian
berlangsung selama dua bulan di Kepualauan Bangka Belitung. Rancangan
yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan tiga perlakuan dan
sembilan ulangan. Perlakuan dibagi tiga yakni campuran volume kotoran
sapi:serbuk gergaji dengan komposisi: 100:0 (P1), 50:50 (P2), 75:25 (P3).
Parameter data yang diambil adalah parameter yang berkaitan dengan kualitas
kompos yakni kandungan pH,EC, bahan humat, unsur mikro (Fe, Mn, Cu, Zn),
unsur makro (N, P,K), basa-basa (Ca dan Mg), C-organik, C/N, logam berat
(Pb dan Cd). Data dianalisis dengan analisis sidik ragam. Apabila uji F pada
analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan
Duncan’s Multiple Range Test pada pada taraf 5%. Hasil kajian menunjukkan
bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap kandungan pH, EC, humat,
unsur makro (N, P, K), Mg, Pb dan rasio C/N. Sedangkan ketiga perlakuan tidak
berpengaruh nyata terhadap kandungan Ca, unsur mikro (Fe, Mn, Cu, Zn), C-
organik dan Cd. Komposisi kotoran dan serbuk gergaji dengan perbandingan
100:0 (P1) memiliki kualitas kompos terbaik, namun tidak berbeda nyata
dengan perbandingan 75:25 (P2). Sedangkan dari segi ekonomis dan
pengurangan limbah, pupuk kompos dengan komposisi 75% kotoran sapi dan
25% serbuk gergaji merupakan yang terbaik dibandingkan perlakuan lainnya.

Kata kunci: kotoran sapi, kualitas kompos, lingkungan, serbuk gergaji

Page 125
NAK 05

HELMINTHIASIS PADA SAPI POTONG YANG DIGEMBALAKAN DI


PERKEBUNAN SAWIT DI KALIMANTAN TIMUR
(STUDI KASUS DI KABUPATEN PPU DAN PASER)

Helminthiasis in Beef Cattle Raised Under Palm Oil Plantation in East


Kalimantan
(Study Case in PPU and Paser Regency)
1* 1* 1*
Sionita Gloriana Gunawan , Nur Rizqi Bariroh , Muhammad Dimas Arifin
1
BPTP Balitbangtan Kaltim, Jl. PM Noor Sempaja, Samarinda, East Kalimantan
Email : gsionita@yahoo.co.id

ABSTRAK

Helminthiasis (kecacingan) berperan penting pada usaha budidaya sapi potong


karena berdampak negatif terhadap pertumbuhan sapi. Parasit cacing dapat
menyerang ternak yang dipelihara secara ekstensif di bawah perkebunan
kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi existing
kecacingan dan produksi ternak di perkebunan kelapa sawit di Kalimantan
Timur. Metode yang digunakan untuk menentukan kecacingan adalah dengan
menghitung persentase infeksi cacing pada sapi dengan menganalisis telur
cacing di feses sapi. Sedangkan metode yang digunakan untuk mengetahui
produksi ternak adalah menggunakan uji T, dengan membandingkan sistem
pemeliharaan ekstensif dan intensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
infeksi cacing pada ternak sapi masing-masing sebesar 66,7% dan 58,3% pada
sistem ekstensif dan intensif dari populasi sampel. Jenis parasit yang
menginfeksi adalah Fasciola sp., Strongyl sp., dan Trichuris sp. Fasciola sp.
merupakan infeksi cacing terbesar pada sapi yang dipelihara di kedua sistem
manajemen pemeliharaan. Strongyl sp. merupakan penginfeksi kedua terbesar
dan Trichuris sp. adalah penginfeksi terendah di kedua sistem. Rata-rata
pertambahan bobot badan harian pada kedua sistem manajemen tidak
menunjukkan hasil yang signifikan (P> 0,05).

Kata kunci: Helminthiasis, perkebunan kelapa sawit, sapi

Page 126
NAK 06

OPTIMALISASI TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN MELALUI PROGRAM


SAPI INDUKAN WAJIB BUNTING (SIWAB) DI RPOVINSI JAMBI

Optimization Of Artificial Insemination Through Breeding Cattle Program


Of Cattle (Siwab) In Jambi Province
1 2
Sari Yanti Hayanti dan Yeny Widyaningrum
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi
Jln. Samarinda, Kelurahan Paal 5, Kota Baru, Kota Jambi, Provinsi Jambi
*Email: drh.sari.bptpjambi@gmail.com
2
Loka Penelitian Sapi Potong
Jln. Pahlawan 2 Grati, Pasuruan, Jawa Timur

ABSTRAK

Populasi ternak sapi dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknologi


Inseminasi Buatan (IB). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi
dampak program sapi indukan wajib bunting terhadap optimalisasi pelaksanaan
inseminasi buatan (IB) pada ternak sapi di Provinsi Jambi. Penelitian dilakukan
pada 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi, pada tahun pelaksaanaan kegiatan
SIWAB 2017-2019. Penelitian dengan metode survei mengumpulkan data
primer melalui aplikasi ISIKHNAS dan data sekunder dari Dinas Ketahanan
Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi. Variabel yang digunakan
jumlah IB dan kelahiran dengan sistem kawin IB Tahun 2017-2019, angka
introduksi IB 2017-2019 serta angka pelayanan IB dan kelahiran dengan sistem
kawin IB hasil sensus peternakan Tahun 2011. Data yang diperoleh kemudian
diolah menggunakan Microsoft Excel 2016 dan dianalisis dengan metode
deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh terjadi peningkatan angka pelayanan
IB di Provinsi Jambi dari Tahun 2011 sebanyak 60.4 % pada Tahun 2017, 70.4
% pada Tahun 2018, dan 69.0 % pada Tahun 2019. Angka kelahiran
mengalami peningkatan dari Tahun 2011 sebanyak 72.9% pada Tahun 2018
dan 91.5% pada Tahun 2019. Kesimpulan penelitian adalah kegiatan UPSUS
SIWAB mampu mengoptimalkan angka pelayanan IB untuk meningkatkan
populasi ternak pada usaha peternakan rakyat di Provinsi Jambi.

Kata kunci: IB, Jambi, Sapi, SIWAB

Page 127
NAK 07

KINERJA PRODUKSI PENGEMBANGAN AYAM KAMPUNG UNGGUL


BALITBANGTAN BERBASIS RUMAH TANGGA DI KALIMANTAN SELATAN
1 1 1 1
Ahmad Subhan , Akhmad Hamdan , Fiqy Hilmawan , Siti Nurawaliah , dan
2
Eni Siti Rohaeni
1.) BPTP Kalimantan Selatan Jl. P.Batur Barat No.04 Banjarbaru
2.) Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian,
Bogor
Email : ahmadsubhan1970@gmail.com

ABSTRAK

Ayam KUB merupakan ayam kampung murni yang berasal dari Balai
Penelitian Ternak Ciawi Bogor, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, merupakan hasil seleksi betina selama enam generasi dengan
keunggulan produksi telur tinggi, 45-50% henday dengan sifat mengeram 10%
dari total populasi. Selain itu, di samping memiliki keunggulan produksi telur
yang tinggi, juga mampu beradaptasi di lingkungan tempat
dikembangkan.Warna bulu masih seperti ayam Kampung pada umumnya yaitu
beragam, namun demikian didominasi oleh warna hitam, campur coklat dan
kehitaman. Kegiatan pengembangan ayam KUB berbasis rumah tangga ini
dilaksanakan pada lahan lintas agroeko sistem di Kecamatan Batang Alai
Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan, mulai Juni -
Desember 2018. Ruang Lingkup Kegiatan pembesaran ayam untuk 100 rumah
tangga masing-masing 20 ekor. Parameter yang diamati adalah keragaan
produksi, kelembagaan dan perhitungan ekonomi serta pontensi
pengembangan dan kelayakan usahatani ayam unggul Balitbangtan. Hasil
kegiatan ini diperoleh beberapa informasi antara lain: 1) penerapan
pengembangan ayam KUB berbasis rumah tangga dengan formulasi pakan
berupa berupa dedak padi dan bungkil inti sawit untuk mengurangi biaya
pakan komersial untuk pakan ayam, 2) adanya dampak penambahan gizi
rumah tangga dan pengurangan pengeluaran rumah tangga untuk membeli
protein hewani. 3) Petani kooperator berharap bisa lestari dalam
mengembangkan ayam KUB berbasis rumah tangga dengan pendampingan
berlanjut dari BPTP Kalimantan Selatan.

Kata kunci : Ayam KUB, kinerja, rumah tangga, Kalimantan Selatan.

Page 128
NAK 08

VIABILITAS SEMEN CAIR SAPI POGASI DENGAN PENGENCER CEP


YANG DITAMBAHKAN ANTIOKSIDAN PADA SUHU YANG BERBEDA

Viability Of Pogasi Bull Semen Extended With Cep Added Antioksidant At


Different Temperatures

Yeni Widyaningrum dan Dian Ratnawati


Loka Penelitian Sapi Potong
Jl. Pahlawan 2, Grati, Pasuruan, Jawa Timur 67184
Email: drh.yeni@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi viabilitas semen cair sapi
POGASI yang menggunakan pengencer CEP dengan penambahan antioksidan
yang disimpan pada suhu yang berbeda selama 72 jam. Materi penelitian
menggunakan 5 ekor sapi POGASI jantan, ditampung dengan vagina buatan.
Syarat semen segar yang digunakan adalah mempunyai motilitas progresif
>70%. Terdapat 3 formula pengencer yaitu P1: pengencer CEP; P2 : CEP +
antioksidan; dan P3 : CEP + rafinosa yang diuji cobakan dengan semen segar
tersebut. Terdapat 3 perlakuan penyimpanan semen, yaitu pada suhu 3-5°C,
15-18°C dan 26-28°C. Parameter yang diukur motilitas spermatozoa dan
viabilitas dianalisis dengan CASA selama 0, 24, 48 dan 72 jam. Penelitian
diulang lima kali, dan dianalisis menggunakan analisis of varian (ANOVA). Hasil
dari penelitian ini adalah pengencer spermatozoa baik formula 1, 2, dan 3
0
mampu menunjang daya hidup spermatozoa pada suhu 3-5 C selama
penyimpanan 3 hari dengan tingkat motilitas berturut-turut adalah (62%;
0
62,1%;56.7%). Sedangkan pada suhu 15 C hanya mampu bertahan sampai
jam ke-48 pada formula 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah (64%, 54%, 49%). Dan
0
pada suhu penyimpanan 26 C tidak dapat mendukung daya hidup
spermatozoa sampai jam ke-72 Pengencer CEP+antioksidan (P2) pada suhu 3-
0
5 C memiliki viabilitas spermatozoa yang cukup tinggi secara signifikan (81%)
selama penyimpanan 72 jam dibandingkan P1 (74,6%) dan P2 (66.8 %).
0
Sedangkan pada suhu 15-18 C memiliki viabilitas berturut-turut (45,4%;
0
26,4%;26,2%) dan pada suhu 26-28 C formulasi 1,2 dan 3 sebesar (0 –
26,3%). Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa penyimpanan pada suhu ruang
0
26 C belum dapat mendukung daya hidup spermatozoa.

Kata kunci: Antioksidan, CEP, viabilitas, abnormalitas

Page 129
NAK 09

PERILAKU HARGA KOMODITAS PETERNAKAN DI MALUKU UTARA


PADA HARI BESAR KEAGAMAAN NASIONAL
1* 1
Novita Ardiarini ,Jonathan Anugrah Lase
1)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara, Jl. Trans Halmahera
Kompleks Pertanian Kusu No. 1, Sofifi, Kota Tidore Kepulauan
*Email korespondensi: novita.ardiarini@mail.ugm.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan harga komoditas


peternakan yakni daging sapi, daging ayam, dan telur ayam di Provinsi Maluku
Utara menjelang dan sesudah hari besar keagamaan nasional khusus hari raya
idul fitri. Data yang dibahas dalam review ini merupakan data sekunder yang
dihimpun dari Statistik Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Kementerian Pertanian serta berdasarkan update data terakhir di laman PIHPS
Nasional. Analisis yang dilakukan merupakan anaisis deskriptif kualitatif dengan
membandingkan data tiga tahun terakhir secara berturut-turut mulai tahun
2019, tahun 2020, dan tahun 2021. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi
kenaikan harga yang signifikan pada komoditas daging sapi sebelum hari raya
idul fitri tahun 2021 sampai hari H idul fitri yang semula Rp. 120.000,00 menjadi
Rp. 135.000,00 dengan persentase kenaikan sebesar 12,5%, namun harga
daging sapi tersebut kembali turun sesudah H+1 menjadi Rp. 120.000,00.
Sementara harga komoditi daging ayam dan telur ayam relative stabil dan tidak
terjadi perubahan. Pada kasus terjadinya lonjakan harga produk ternak yang
sifatnya sementara yakni umumnya sehari menjelang dan sesudah hari raya
idul fitri kemudian kembali turun seiring dengan turunnya permintaan.
Diperlukan upaya dari Pemerintah untuk meyakinkan masyarakat supaya tidak
panik menghadapi dinamika perubahan harga karena kepanikan masyarakat
dapat disalahgunakan oleh spekulan untuk memperoleh keuntungan.
Keseimbangan penawaran (supplay) dan permintaan (demand) merupakan
salah satu cara yang dapat dioptimalkan oleh pemerintah unuk mengurangi
fluktuasi harga karena harga komoditi peternakan di pasaran sangat
bergantung pada penawaran, permintaan, sistem distribusi, dan rantai
pemasarannya.

Kata kunci: Komoditi peternakan, Perilaku harga, Hari besar keagamaan


nasional, Idul fitri

Page 130
NAK 10

ANTHELMINTIK ALAMI UNTUK PENANGGULANGAN CACING


GASTROINTESTINAL PADA TERNAK RUMINANSIA KECIL

Natural Anthelmintics for The Treatment of Gastrointestinal Worms


In Small Ruminants

Reny Debora Tambunan


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
E-mail: renytambunan72@yahoo.co.id

ABSTRAK

Cacing gastrointestinal merupakan salah satu sumber utama kerugian ekonomi


pada ternak ruminansia terutama kambing dan domba karena dapat
menyebabkan anemia dan berisiko pada kematian. Salah satu cara yang paling
efektif untuk mengatasinya adalah dengan pemberian obat cacing
(anthelmintik) secara rutin. Akan tetapi, resistensi cacing terhadap anthelmintik
sintetis komersial telah dilaporkan di seluruh dunia. Adanya resistensi ini
menyebabkan peningkatan dosis penggunaan anthelmintik komersial,
akibatnya biaya produksi juga bertambah. Hal ini menyebabkan praktisi industri
peternakan khususnya pada ruminansia mulai beralih mengurangi penggunaan
anthelmintik berbahan kimia dan menggantinya dengan tanaman yang
berpotensi sebagai antiparasit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kejadian nematodiasis pada ternak di padang gembala dapat ditekan dengan
pemberian tanaman yang mengandung senyawa metabolit sekunder. Selain
berfungsi sebagai antiparasit, tanaman ini dapat juga digunakan sebagai
suplementasi protein pakan ruminansia. Beberapa peneliti telah melakukan
kajian tentang sifat antiparasit berbagai tanaman lokal di Indonesia dan
penggunaannya pada ternak ruminansia kecil. Tulisan ini membahas tentang
cacing pada ternak ruminansia kecil dan upaya penanggulangannya dengan
anthelmintik alami yang banyak tersedia di Indonesia.

Kata kunci: anthelmintik, cacing, gastrointestinal, ruminansia kecil

Page 131
NAK 11

PRODUKTIVITAS RUMPUT Cloris gayana YANG DITANAM PADA LAHAN


KERING MASAM
1 1 1
Nandari Dyah Suretno , Reli Hevrizen , Reny Debora Tambunan , , Andi
1
Maryanto
1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung, Provinsi Lampung
*Email : nandari.dyah@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pakan merupakan salah satu aspek penting dalam pemeliharaan ternak


ruminansia, namum produksinya dibatasi oleh keasaman tanah. Berdasarkan
hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakter morfologi
dan produktivitas rumput Cloris gayana yang ditanam di lahan kering masam.
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 30 April 2020 sampai dengan 8
Desember 2020 di lahan kering masam TSP Natar, kabupaten Lampung
Selatan, Provinsi Lampung. Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rumput Cloris gayana yang diperoleh dari Balai Penelitian Ternak
(Balitnak) Ciawi. Rumput ditanam dengan jarak baris 0,5 x 0,5 meter.
Parameter yang diambil untuk karakter morfologi adalah panjang tanaman,
panjang batang, panjang daun, lebar daun, dan diameter batang, sedangkan
produktivitasnya diukur melalui jumlah anakan, dan bobot rumpun segar.
Pengamatan karakter morfologi dan produktivitasnya dilakukan sebanyak tiga
kali dengan jumlah ulangan 4 dan masing-masing ulangan terdiri dari 5 rumpun.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui perbedaan
hasil antara waktu panen pertama, kedua dan ketiga. Hasil penelitian
menunjukkan karakter morfologi rumput Cloris gayana berupa panjang
tanaman, panjang batang, panjang daun, lebar daun, dan diameter batang
semakin besar dengan semakin meningkatnya umur tanaman. Produktivitas
yang ditunjukkan dengan jumlah anakan juga meningkat dengan meningkatnya
umur tanaman. Namun untuk bobot rumput tertinggi adalah pemanenan kedua
(1,33 kg), disusul hasil panen ketiga (1,11 kg) dan bobot rumpun terendah
adalah panen pertama (0,69 kg).

Kata kunci : karakter morfologi, produktivitas, Cloris gayana

Page 132
NAK 12

PRODUKTIVITAS AYAM KUB BERBASIS RUMAH TANGGA DI EMPAT


KECAMATAN KABUPATEN TANGGAMUS

1) 1) 2)
Marsudin Silalahi , Reli H dan Panjaitan Imelda
1) Balai Pengkajian Teknologi Lampung
2) Politeknik Negeri Lampung

ABSTRAK

Kabupaten Tanggamus merupakan wilayah yang dipilih untuk introduksi ayam


KUB di Provinsi Lampung. Tujuan kegiatan untuk mengkaji produktivitas ayam
KUB di kabupaten Tanggamus. Kegiatan melibatkan 4 kelompok wanita tani
(KWT) dari wilayah yang berbeda, setiap kelompok terdiri dari 25 peternak
kooperator. Setiap Peternak mendapatkan DOC yang dipelihara hingga 12
minggu. Pemberian pakan pada umur 0-4 minggu berupa pakan komersial fase
starter. Saat umur 4-12 minggu, diberikan pakan formulasi BPTP terdiri dari
60% pakan komersial dan 40% bekatul ditambah premix. Parameter
produktivitas yang diamati : konsumsi, pertambahan bobot badan, konversi dan
mortalitas serta kelayakan usaha. Berdasarkan hasil dan pembahasan
disimpulkan bahwa performa produktivitas ayam KUB yang dipelihara 4
kelompok peternak kooperator di Tanggamus menunjukkan hasil yang sesuai
dengan bobot standar yang direkomendasikan oleh Balai Penelitian Ternak
Ciawi. Bobot ayam KUB pada umur 12 minggu didapatkan sebesar 1320 –
1550 gr/ekor dengan konversi pakan 3,19 – 3,50. Analsis usaha dengan skala
pemeliharaan 500 ekor dengan asumsi mortalitas maksimal 6% layak
diusahakan (B/C=0,21).

Kata kunci: Produktivitas, ayam kampung unggul Balitbangtan, Kabupaten


Tanggamus

Page 133
NAK 13

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PENGOLAHAN


PAKAN TERNAK PADA PROGRAM PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN
KAWASAN PERTANIAN NASIONAL DI KABUPATEN PRINGSEWU

Farmers' Adoption Level of Feed Processing Technology Through


Program Of Assistance Of National Agricultural Development Area In
Pringsewu Regency

Akhmad Ansyor, Andi Maryanto, Robinson, dan Marsudin Silalahi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung


Jalan Zainal Abidin Pagar Alam No. 1A Rajabasa Bandar Lampung,35144
Email: ancuiycool@gmail.com

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat adopsi kegiatan pendampingan


yang pernah diberikan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap petani. Kajian
ini dilaksanakan pada Juli 2019 di Desa Waringinsari Timur Kecamatan
Adiluwih Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Responden pada kajian ini
berjumlah 17 orang yang diambil secara purposive. Responden merupakan
seluruh petani/peternak kambing, mempunyai kebun kakao dan mengikuti
pelatihan Pengolahan Pakan Ternak pada Program Pendampingan
Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional. Pengumpulan data dilakukan
melalui survey menggunakan kuisioner dan wawancara. Data dianalisis melalui
analisis deskriptif. Berdsarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi
peningkatan pengetahuan sebesar 28.5% dan peningkatan sikap sebesar
9.3%.

Kata kunci: Adopsi, Pengetahuan, Sikap, Petani Kambing, Pringsewu

Page 134
Daftar Peserta

SEMINAR NASIONAL
BPTP LAMPUNG 2021

“INOVASI TEKNOLOGI
PERTANIAN LAHAN KERING
MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN
PANGAN DAN EKSPOR”

https:bit.ly/SemnasBPTPLampung2021
DAFTAR PESERTA SEMINAR NASIONAL
BPTP LAMPUNG 2021

No NAMA INSTANSI

Balai Penelitian Pertanian Lahan


1 A. Susilawati
Rawa (Balittra),
2 Adhe Phoppy Wira Etika BBP2TP Bogor
3 Ade Nena Nurhasanah

4 Adi Asmariadi Budi Badan Penelitian dan Pengembangan


Daerah Provinsi Lampung
5 Balai Penelitian Pertanian Lahan
Afthanur Rifqi Hidayat
Rawa (BALITTRA)
6 Fakultas Pertanian Universitas
Agus Karyanto
Lampung
7 Agung Lasmono BPTP Lampung
8 Agus Rachmat LIPI
Fakultas Pertanian, Universitas
9 Agustin Zarkani
Bengkulu
10 Dr. Ahmad Subhan BPTP Kalimantan Selatan
11 Akhmad Ansyor BPTP Lampung
12 Alvi Yani BPTP Lampung
Balai Penelitian Tanaman
13 Amelia Sabayang
Serealia

14 Angelita Puji Lestari BB Padi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian


15 Anggella Tesalonika Tombuku (BPTP) Sulawesi Utara

16 Andy Maryanto BPTP Lampung

Page 136
17 Arfi Irawati, SP., M.Si BPTP Lampung

Dinas Pertanian Kota Bandar


18 Ari Astiti, STP
Lampung
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
19 Arina Ulfa Hidayati Jawa Timur

20 Arif Muazam, SP Lolit Tungro


21 Asropi BPTP Lampung
22 Astiti Rahayu Balai Penelitian Tanaman Sayur
23 Baiq Tri Ratna Erawati BPTP NTB
24 Bambang Hendro S

25 Bebet Nurbaeti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian


Jawa Barat
26 Benito H.P
27 Betty Mialina, SP BPTP Lampung
28 Carla Frieda Pantouw LIPI
29 Dr. Danarsi Diptaningsari BPTP Lampung
30 Darwin Taula’bi’ dan Elisa BPTP Sulawesi Utara
31 Dea Sylva Lisnandar, S.Si.M.Si BPTP Lampung
32 Dewi Rumbaina M BPTP Lampung
33 Dede Rohayana BPTP Lampung
34 Dian Meithasari BPTP Lampung
Balai Penelitian Tanaman Rempah
35 Dini Florida
dan Obat (Balitro)
36 Dwi Astuti LIPI
37 Dwi Widyajayantie
38 Dwi Haryadi

Page 137
Departemen Perlindungan Tanaman,
39 Edhi Martono Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada
40 Edwin Herdiansyah BPTP Lampung
41 Ir. Edyson Indawan, MP FP Universitas Tribhu
Balai Penelitian Tanaman Buah
42 Eko Darma Husada, SP
(Balitbu) Tropika
43 Eka Miftakhul Jannah BPTP Lampung
44 Ely Novrianty BPTP Lampung
45 Endriani, SP., M.Si BPTP Lampung
46 Enti Sirnawati Balitbangtan
47 Eni Maftuah Balai Penelitian Lahan Rawa (Balitra)
48 Erdiansyah, SP BPTP Lampung
49 Ir. Ernawarti, MTA BPTP Lampung
50 Ir. Etty Hesthiati, M.Si Universitas Nasional
STIPER Dharma Wacana Metro-
51 Etik Puji Handayan
Lampung
52 Fauziah Yulia Adriyani BPTP Lampung

53 Fikri Syahputra, S.Pt., M.Si STIPER Dharma Wacana Metro

54 Gohan Octora Manurung BPTP Lampung

Balai Penelitian Tanaman Sayur


55 Helmi Kurniawan
(Balitsa)

56 Herman Rois Tata, SP BPTP Papua Barat

57 Herna Suhartin BPTP Lampung

58 Hestiana Karyati BPTP Lampung

59 Hidayat Saputra Politeknik Negari Lampung

Page 138
60 Hiryana Windiyani, SP BPTP NTB

61 Ine Indriastuti
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
62 Irma Noviana
Jawa Barat
63 drh I Wayan Sudarma BPTP Bali

64 Jhon David H, STP BPTP Kalimantan Barat

65 Joko Prasetyo Universitas Lampung

66 Jihan Haura Universitas Lampung

67 Jonathan Anugrah Lase BPTP Maluku Utara

68 Junita Barus BPTP Lampung

69 Ketut Ratna Sri Rahayu STIPER Dharma Wacana Metro

70 Krisna Yusuf, SP

Fakultas Pertanian Universitas


71 Kukuh Setiawan
Lampung

Balai Penelitian Tanaman Buah


72 Leni Marlina
(Balitbu) Tropika

73 Mawardi Balai Penelitian lahan Rawa (Balitra)

74 Marsudin Silalahi BPTP Lampung

75 Meidaliyantisyah BPTP Lampung

76 Mirawanty Amin BPTP Sulawesi Utara


Balai Penelitian Tanaman Serealia
77 Moch. Arif Subechan

Lembaga Ilmu Pengetahuan


78 Muhammad Amin
Indonesia

Page 139
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
79 Muhammad Hatta
(BPTP) Kalimantan Barat

80 Muhammad Susanto Universitas Muhammadiyah Malang

81 Ir. Muhammad Saleh, MP Balai Penelitian Lahan Rawa (Balitra)

Balai Penelitian Pertanian Lahan


82 Mukhlis
Rawa (Balittra)

Dinas Pertanian Kota Bandar


83 Mustika Rini, SP
Lampung

84 Dr. Nandari Dyah Suretno BPTP Lampung

85 Nasriati BPTP Lampung

86 Nia Kurniati Br. Marpaung Universitas Bengkulu

87 Nina Mulyanti BPTP Lampung

88 Nila Wardani BPTP Lampung

89 Nurdeana Cahyaningrum BPTP Yogyakarta

90 Novilia Santri BPTP Lampung

STIPER Dharma Wacana Metro-


99 Nurleni Kurniawati
Lampung

92 Ponijan STIPER Dharma Wacana Metro

93 Poppy Indri Hastuti Universitas Tribhu

94 Putu Sudira

95 Ratna Sari BPTP Jawa Barat

96 Ratna Wilys Arief BPTP Lampung

Page 140
97 Rahadian Mawardi BPTP Lampung

98 Resti Marlinda Dinas Perkebunan

99 Reli Hevrizen BPTP Lampung

100 Reza Prakoso Dwi Julianto Universitas Tribhu

Balai Pengawasan dan Sertifikasi


101 Rizka Aidina Putri, SP Benih Perkebunan, Kalimantan
Selatan

102 Dr. Rini Hermanasari, SP Balai Besar Penelitian Tanaman Padi


103 Rismawati Sinaga BPTP Lampung

104 Robinson Purba, SP, M.Si BPTP Lampung

Fakultas Pertanian Universitas


105 Dr. Sandi Asmara, M.Si
Lampung

106 Sandy Nugroho BPTP Lampung

107 Satya Nugroho LIPI

108 Sari Yanti Hayanti BPTP Jambi

Fakultas Pertanian Universitas


109 Septiana Simanjutak
Lampung

Fakultas Pertanian Universitas


110 Setyo Dwi Utomo
Lampung

111 Sempurna Ginting Universitas Bengkulu

Fakultas Pertanian Universitas


112 Shalati Febjislami
Andalas

113 Siska Efendi Universitas Andalas

Page 141
Dinas Pertanian Tulang Bawang
114 Siswanto, SP
Barat

115 Sionita Gloriana Gunawan BPTP Kalimantan Timur

116 Slamet Bambang Priyanto Balai Penelitian Tanaman Serealia

117 Dr. Slameto BPTP Lampung

118 Sri Umi Lestari Universitas Tribhu

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian


119 Sri Sunardi
Kalimantan Barat

120 Sudiono Universitas Lampung

121 Sunaryo BPTP Lampung

122 Suryani BPTP Lampung

123 Sution,SP., MP BPTP Kalimantan Barat

STIPER Dharma Wacana Metro-


124 Sutomo
Lampung

Balai Penelitian Pertanian Lahan


125 Syaiful Asikin
Rawa (Balittra)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian


126 Syarif Fajrullah
Jawa Timur

127 Tiara Aprilia PH BPTP Lampung

128 Tietyk Kartinaty BPTP Kalimantan Barat

129 Ir. Tini Siniati Koesno, M.Si BPTP Jawa Timur

130 Tika Nafiah Ramadhani, A.Md BPTP Lampung

131 Totok Gunawan

Page 142
132 Tri Kusnanto BPTP Lampung

133 Titik Nur Aeny Universitas Lampung

134 Vincentia Esti Windiastri LIPI

Balai Penelitian Pertanian Lahan


135 Wahida Annisa
Rawa (Balittra)

136 Wahyu Wibawa BPTP Sumbar

137 Yanti Triguna BPTP Nusa Tenggara Barat

138 Yeni Widyaningrum Loka Penelitian Sapi Potong

Balai Besar Pengkajian dan


139 Yennita Sihombing
Pengembangan Teknologi Pertanian

140 Yullianida Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Balai Penelitian Pertanian Lahan


141 Dr. Yuli Lestari, M.Si
Rawa (Balittra)

142 Yuli Sulistyowati Puslit Bioteknologi LIPI

143 Yuni Fitri Cahyaningsih Balitbu

Balai Penelitian Pertanian Lahan


144 Yiyi Sulaeman
Rawa (Balittra)

145 Zamsidar, SP

146 Zahara BPTP Lampung

Page 143
Sponsor
Terima Kasih

SEMINAR NASIONAL
BPTP LAMPUNG 2021

“INOVASI TEKNOLOGI
PERTANIAN LAHAN KERING
MASAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN
PANGAN DAN EKSPOR”

https:bit.ly/SemnasBPTPLampung2021
SPONSOR

SEMINAR NASIONAL BPTP LAMPUNG 2021

Page 145
www.lampung.litbang.pertanian.go.id
2021
1 PENGOLAHAN DESSERT MOUSSE BISBUL DAN ALPUKAT UNTUK
2 MENINGKATKAN NILAI TAMBAH SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL
3
4 Processing Of Apple Velvet and Avocado Mousse Dessert To Increase
5 Additional Value As Functional Food
6
7 Etty Hesthiati1*, Nurul Hanifah1, Dena Anggari1 dan Inkorena G.S. Sukartono1
1
8 Fakultas Pertanian Universitas Nasional, Jakarta
9 Jl. Sawo Manila No.61, Pejaten Bar., Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta
10 *Email : efshw2016@gmail.com
11
12
13 ABSTRAK
14 Bisbul (Diospyros blancoi) dan Alpukat (Persea americana Mill) merupakan buah lokal
15 Indonesia. Bisbul merupakan tanaman buah endemik Jawa Barat yang belum banyak
16 dibudidayakan dan dimanfaatkan buahnya walaupun kandungan nutrisinya tinggi, berbeda
17 dengan buah alpukat yang telah banyak dikonsumsi. Kedua buah ini mengandung
18 komponen gizi yang spesifik sehingga keduanya memiliki potensi sebagai pangan
19 fungsional. Salah satu cara memanfaatkan buah-buahan adalah dengan mengolahnya
20 menjadi makanan inovatif, misalnya sebagai dessert mousse. Penelitian ini bertujuan untuk
21 mengetahui perbedaan mutu mousse yang dihasilkan dari jenis buah yang berbeda yang
22 diberi perlakuan bahan penstabil pengganti gelatin. Penelitian menggunakan rancangan
23 acak kelompok faktorial. Faktor pertama adalah jenis buah: alpukat dan bisbul dan faktor
24 kedua adalah bahan penstabil: CMC dan jelly powder. Hasil penelitian menunjukan mousse
25 yang diolah dari buah bisbul dan alpukat dengan bahan penstabil CMC dan jelly powder
26 menghasilkan total padatan terlarut dan pH yang berbeda tidak nyata. Mutu organoleptik
27 mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC maupun jelly powder menghasilkan rasa yang
28 cukup disukai, aroma cukup disukai, tekstur lembut dan warna putih gading, sedangkan
29 mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder lebih baik dibanding CMC yang
30 menghasilkan rasa lebih disukai, aroma yang cukup disukai, teskturnya lembut dengan
31 warna mousse hijau muda. Baik bisbul maupun alpukat mempunyai prospek diolah menjadi
32 dessert mousse sehingga dapat memberikan nilai tambah.
33
34 Kata Kunci : alpukat, bahan penstabil, bisbul, gelatin, mousse
35
36
37 ABSTRACT
38
39 Bisbul (Diospyros blancoi) and Avocado (Persea americana Mill) are local Indonesian fruits.
40 Bisbul is an endemic fruit plant in West Java that has not been widely cultivated and utilized
41 for its fruit even though its nutritional content is high, in contrast to avocado which has been
42 widely consumed. Both of these fruits contain specific nutritional components so that both of
43 them have potential as functional food. One way to take advantage of fruit is to process it
44 into innovative foods, for example as a dessert mousse. This study aims to determine the
45 differences in the quality of mousse produced from different types of fruit treated with a
46 gelatin substitute as a stabilizer. This research used factorial randomized block design. The
47 first factor is the type of fruit: avocado and bisbul and the second factor is the stabilizer:
48 CMC and jelly powder. The results showed that mousse made from bisbul fruit and avocado
49 with CMC stabilizer and jelly powder resulted in insignificant differences in total dissolved
50 solids and pH. The organoleptic quality of bisbul mousse with CMC stabilizer or jelly powder
51 produces a favorable taste, a pleasant aroma, soft texture and ivory white color, while
52 avocado mousse with jelly powder stabilizer is better than CMC which produces a preferred
53 taste, a rather favorable aroma. , the texture is soft with a light green mousse color. Both
54 bisbul and avocado have the prospect of being processed into a dessert mousse so that
55 they can provide added value.
56 Keyword : Apple velvet, stabilizer, avocado, gelatin, mousse
57
58
59 PENDAHULUAN
60
61 Buah bisbul (Diospyros blancoi )merupakan salah satu tanaman buah lokal tropis
62 yang tumbuh di Indonesia. Keberadaannya mulai langka sehingga sangat disayangkan
63 karena mengandung senyawa nutrisi yang tinggi. Buah bisbul merupakan salah satu buah
64 lokal exotic yang diduga endemik di daerah tertentu, memiliki rasa dan aroma yang khas
65 dan hingga saat ini baru dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Menurut Rodrigues et.al
66 (2018) buah exotic adalah buah lokal yang dikonsumsi berdasarkan praktek budaya
67 setempat, sering kali bentuknya tidak umum, rasanya unik, bersifat musiman dan endemik
68 akan tetapi memiliki kandungan nutrisi yang lebih kaya dibanding buah umumnya. Widowati,
69 et al. (2010) melaporkan salah satu tanaman yang mempunyai efek antioksidan adalah buah
70 bisbul. Penelitian Noviardi et al., (2019) juga melaporkan kandungan fitokimia buah bisbul
71 adalah golongan senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, fenolik, triterpenoid dan
72 glikosida. Golongan senyawa flavonoid dan fenolik berpotensi sebagai antioksidan.
73 Antioksidan dapat menghambat proses kerusakan sel kulit akibat oksidasi. Lebih jauh
74 dilaporkan ekstrak kental buah bisbul menggunakan etanol 95 % memiliki kadar antioksidan
75 yang tinggi yaitu memiliki nilai IC50 sebesar 69,13 ppm. Namun demikian, buah bisbul yang
76 merupakan buah endemik Jawa Barat ini belum dimanfaatkan secara maksimal, bahkan
77 buah ini masih memiliki nilai ekonomi yang rendah. Buah bisbul yang matang daging
78 buahnya lembut seperti krim (creammy) dengan aroma harum yang khas. Berdasarkan
79 potensi yang dipunyainya tersebut amatlah sayang apabila bila buah ini tidak diolah agar
80 diperoleh manfaat yang lebih besar. Di sisi yang lain, buah alpukat (Persea americana Mill)
81 merupakan buah yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat dan dikonsumsi sehari-hari
82 sebagai buah meja. Namun tanaman buah dari famili Lauraceae yang dapat tumbuh di
83 daerah tropis dan subtropis ini masih belum banyak diketahui dapat berkhasiat sebagai
84 obat. Alpukat secara empiris berkhasiat mengobati penyakit seperti sariawan, kencing batu,
85 sakit gigi, muka kering, bengkak karena peradangan dan juga kencing manis (Katja dan
86 Wehantouw 2009 dalam Aminah et al., 2017). Dewasa ini pengolahan hasil pertanian
87 khususnya pengolahan buah-buahan mulai banyak dikembangkan. Pengolahan ini pada
88 umumnya bertujuan untuk memperpanjang umur simpan karena sifat khas dari buah-
89 buahan adalah mudah rusak ( perishable), selain juga menciptakan diversifikasi produk.
90 Buah-buahan ini diolah bukan hanya berupa hidangan utama tapi juga berupa hidangan
91 penutup atau dessert. Dessert merupakan makanan ringan yang biasanya mempunyai rasa
92 manis dan menyegarkan. Jenis olahan ini sekarang menjadi tren di kalangan anak muda
93 milenial. Salah satu produk dessert yang sering disantap adalah Mousse. Mousse
94 merupakan dessert yang berasal dari Prancis yang memiliki arti busa yang memiliki tekstur
95 cerah. Mousse memiliki cita rasa manis yang berasal dari perisa buah yang digunakan.
96 Mousse biasanya menggunakan Topping Cream, yang diolah menjadi whipped cream
97 kemudian ditambahkan susu sapi segar serta dengan pemberian gelatin sebagai bahan
98 pensabil/pengikat (Panji et al., 2019). Bahan penstabil merupakan bagian dari bahan
99 tambahan pangan yang sering digunakan pada proses pengolahan produk pangan seperti
100 pada es krim, minuman kemasan, saos sambal, dan masih banyak lagi. Bahan penstabil
101 yang sudah banyak dikenal adalah gelatin. Gelatin yang beredar di pasaran sebagian besar
102 berasal dari kulit dan tulang babi atau sapi. Data dari Gelatin Manufacturers of Europe
103 produksi gelatin dunia terbesar berasal dari bahan baku kulit babi yakni 44,5% (136.000 ton)
104 (Faridah dan Susanti, 2018). Oleh karena itu peluang pemanfaatan bahan lain yang
105 memiliki karakteristik mirip dengan gelatin untuk menggantikan fungsi gelatin cukup terbuka.
106 Carboxy methyl cellulose (CMC) adalah salah satu jenis hidrokoloid atau bahan pengental
107 yang sering digunakan dalam industri makanan (Mailoa et al., 2017). CMC mengandung
108 selulosa yang tinggi sekitar 42-47% yang memiliki pengaruh untuk menjerap air. Jelly
109 powder adalah serbuk yang terbuat dari rumput laut, agar atau agarosa adalah zat yang
110 biasanya berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga (Sari dan Sutiadiningsih, 2016).
111 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu mousse pada perlakuan menggunakan buah
112 bisbul dan buah alpukat yang diberi perlakuan penambahan bahan penstabil pengganti
113 gelatin yaitu CMC dan jelly powder. Variabel yang diamati adalah nilai pH, total padatan
114 terlarut, dan mutu organoleptik mousse. Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari
115 pemanfaatan buah bisbul dan alpukat menjadi produk olahan sehingga memberikan nilai
116 tambah (added value) serta untuk mengembangkan potensinya sebagai pangan fungsional.
117
118 BAHAN DAN METODE
119
120 Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu-ilmu Pertanian, Pusat Laboratorium
121 Universitas Nasional, Jl. Bambu Kuning, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada
122 bulan Maret-April 2021.
123 Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah bisbul dan buah alpukat
124 sebagai bahan utama, gula pasir, telur, maizena, susu sapi segar full cream, whipped
125 cream, bahan penstabil CMC dan jelly powder sebagai pengganti gelatin. Alat yang
126 digunakan antara lain blender, mangkuk, mixer, kompor, panci, sendok, gelas piala, gelas
127 ukur, timbangan, pisau, pH meter dan hand-refractometer.
128 Percobaan dirancang menggunakan RAK faktorial. Faktor pertama yaitu perbedaan
129 bahan utama (A) yang terdiri atas dua jenis, yaitu: A 1= Alpukat; dan A2= Bisbul. Faktor
130 kedua adalah perbedaan bahan penstabil pengganti gelatin (B) yang terdiri dari dua taraf,
131 yaitu: B1= CMC; dan B2= Jelly powder. Pada percobaan ini diperoleh 4 kombinasi perlakuan
132 yang dicobakan pada 2 kelompok percobaan sebagai ulangan, sehingga akan diperoleh
133 sebanyak 8 unit percobaan. Pengaruh perlakuan dianalisis menggunakan Analysis of
134 Variance (ANOVA) dengan taraf signifikansi 0,05. Adanya perbedaan antar perlakuan
135 selanjutnya akan diuji menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 0,05
136 dengan menggunakan aplikasi SPSS. Variabel yang diamati adalah total padatan terlarut,
137 nilai pH dan mutu organoleptik yang meliputi rasa, tekstur, aroma dan warna
138 Pembuatan mousse menggunakan formula Hesthiati et al. (2019) yang dimodifikasi.
139 Daging buah bisbul dan alpukat masing masing sebanyak 200 gram diblender hingga halus.
140 Selanjutnya 1 butir telur ayam yang diambil kuningnya saja, tambahkan 25 gram gula pasir,
141 dicampur dan dikocok hingga gula halus dan kuning telur menjadi lebih pucat. Tambahkan
142 10 gram maizena. Kemudian ditambahkan 165 mL susu sapi segar full cream kemudian
143 diaduk. Adonan dimasak dengan menggunakan api kecil sambil ditambahkan bahan
144 penstabil sesuai perlakuan (CMC atau jelly powder) sebanyak 10 gram sedikit demi sedikit
145 agar tidak menggumpal dan dimasak hingga mengental. Whipped cream 165 mL dikocok
146 atau dimixer hingga kaku dan mengembang lalu ditambahkan adonan yang sebelumnya
147 sudah dimasak. Adonan dimixer hingga tercampur rata dan tidak ada gumpalan, kemudian
148 adonan ditambahkan daging buah sesuai perlakuan (bisbul atau alpukat) lalu diaduk lagi
149 hingga merata. Setelah tercampur rata, adonan atau mousse ini dimasukkan ke dalam
150 plastik segitiga kemudian dimasukkan ke dalam cup yang sebelumnya sudah diberikan base
151 cokelat brownies sebagai pelengkap rasa.
152
153 HASIL DAN PEMBAHASAN
154
155 Kandungan Buah Bisbul dan Alpukat
156
157 Pangan fungsional menurut Halawa (2018) adalah pangan yang karena kandungan
158 komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang
159 diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya. Beberapa fungsi fisiologis yang
160 diharapkan dari pangan fungsional adalah pencegahan dari timbulnya penyakit,
161 meningkatnya daya tahan tubuh, memperlambat proses penuaan, dan sebagai pemulihan.
162 Buah bisbul berdasarkan literatur mengandung komponen nutrisi yang lengkap sehingga
163 berpotensi sebagai pangan fungsional. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan uji
164 kandungan buah bisbul sebagai acuan untuk mengetahui kandungannya sebelum diolah
165 menjadi mousse (Tabel 1).
166 Hasil pengujian daging buah bisbul tersebut diperoleh data komponen gizi yang
167 menonjol tinggi adalah kadar serat kasar (3.25 %), vitamin C (255 mg/100 g), karbohidrat
168 (15.0 %) dan lemak yang cukup rendah (0.21 %) sehingga buah bisbul mempunyai potensi
169 yang besar untuk dikonsumsi sebagai sumber gizi. Selain itu Tim Riset IDNmedis (2020)
170 juga melaporkan bisbul mengandung sejumlah mineral diantara yang tinggi adalah kalsium
171 (42.80/100 g), kalium (19.60 mg/100 g), fosfor (17.00 mg/100 g) juga beberapa mineral lain
172 yaitu magnesium,seng dan zat besi. Oleh karena itu berdasarkan kandungan-kandungan
173 tersebut bisbul sangatlah berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional.
174
175 Tabel 1. Hasil Analisis Laboratorium Kandungan Nutrisi Buah Bisbul per 100 gram
Parameter Satuan Kandungan Metode/Uji Teknik
Air % 80,0 SNI 01-2891-1992, butir 5.1
Abu % 0,86 SNI 01-2891-1992, butir 6.1
Protein % 0,69 SNI 01-2891-1992, butir 7.1
Lemak % 0,21 SNI 01-2891-1992, butir 8.2
Serat kasar % 3,25 SNI 01-2891-1992, butir 11
IK 7.2.3
Karbohidrat % 15,0
(cara penghitungan)
Beta karoten mg/100 g 0.2 MU/INST/3 (HPLC)
Vitamin C
mg/100 g 255 MU/INST/9 (HPLC)
(Asam askobat)
Vitamin E (Tokoferol) mg/100 gram <0,01 MU/INST/11(HPLC)
176
177 Di sisi lain buah alpukat, selain telah diketahui mengandung gizi utama yang tinggi,
178 juga mengandung mineral yang lengkap dan tinggi. Lebih jauh kandungan buah alpukat
179 dalam 100 gramnya menurut Marsigit, dkk (2016) dan Hudayani (2017) seperti disajikan
180 pada Tabel 2 berikut :
181
182 Tabel 2. Kandungan Nutrisi Daging Buah Alpukat Panjang Ijo per 100 gram
Komponen Gizi Satuan Kandungan
Air g 81.81
Karbohidrat g 8.84
Protein g 1.32
Lemak g 7.13
Abu g 0.44
Serat g 0.011)
Vitamin A µg 832.39
Vitamin C mg 49.69
Vitamin E mg 40.24
Kalsium mg 14.32
Besi mg 1.75
Magnesium mg 32.34
Natrium mg 10.73
Kalium mg 1587.45
Mangan mg 0.27
Seng mg 3.25
Fosfor mg 271.73
183 Sumber : Marsigit, dkk (2016) dan 1) Hudayani (2017)
184
185 Pengujian Mutu Mousse Dessert
186 Total Padatan Terlarut
187 Pengukuran total padatan terlarut menggunakan hand refractometer menurut SNI
188 01-3546-2004. Mutu mousse yang dihasilkan berdasarkan total padatan terlarutnya (TPT)
189 disajikan pada Tabel 3 berikut:
190
191 Tabel 3. Pengaruh Jenis Buah dan Bahan Penstabil Terhadap Total Padatan Terlarut
192 Mousse
Perlakuan TPT (°Brix)
Jenis Buah :
Alpukat 4,75a
Bisbul 2,25a
Bahan Penstabil :
CMC 3,25a
Jelly Powder 3,75a
193 Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
194 menunjukkan berbeda tidak nyata menurut DMRT 5%.
195
196 Berdasarkan Tabel 3 di atas baik perlakuan perbedaan jenis buah dan perbedaan
197 bahan penstabil tidak menghasilkan total padatan terlarut yang berbeda nyata, namun
198 mousse alpukat cenderung mempunyai TPT yang lebih tinggi dibanding mousse bisbul.
199 Walaupun kandungan karbohidrat total daging buah alpukat lebih rendah dari bisbul namun
200 TPT yang cenderung lebih tinggi ini diduga dipengaruhi oleh komponen-komponen lain
201 seperti glukosa, fruktosa dan sukrosanya juga kemungkinan kandungan asam-asam organik
202 yang dikandungnya. Pada percobaan ini nilai TPT mousse mengalami peningkatan yang
203 signifikan karena pengukuran TPT awal buah alpukat dan bisbul mempunyai nilai yang
204 sama yaitu 0.20Brix. Total padatan terlarut merupakan komponen komponen kimia (lemak,
205 protein, karbohidrat, mineral dan vitamin) yang terkandung dalam bahan pangan setelah
206 kandungan air diuapkan (Ismawati et al., 2016).
207 Pada perlakuan bahan penstabil CMC dan jelly powder menunjukkan total padatan
208 terlarut yang juga berbeda tetapi tidak nyata. Hal ini dikarenakan CMC merupakan salah
209 satu penstabil yang memiliki kemampuan mengikat gula, air, asam asam organik dan
210 komponen lain sehingga menjadi lebih stabil dalam mengikat komponen tersebut
211 (Novidahlia et al., 2018). Menurut (Alistair, 1995 dalam Widjaja et al., 2017) sumber total
212 padatan terlarut “jelly” berasal dari bahan pengental, natrium benzoat dan gula yang
213 ditambahkan.
214
215
216
217 Tabel 4. Interaksi Jenis Buah dengan Bahan Penstabil Terhadap Total Padatan Terlarut
218 Mousse
Total Padatan Terlarut
Jenis Buah
CMC Jelly Powder
Alpukat 4,50Aa 5,00Aa
Bisbul 2,00Aa 2,50Aa
219 Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada kolom yang
220 sama dan angka rata-rata yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada baris
221 yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut DMRT 5%
222 - huruf besar membandingkan perlakuan perbedaan jenis buah.
223 - huruf kecil membandingkan perlakuan bahan penstabil.
224
225 Berdasarkan Tabel 4 di atas terlihat total padatan terlarut yang berbeda namun
226 tidak nyata pada semua interaksi perlakuan yang berbeda. Mousse yang diolah
227 menggunakan buah alpukat dengan bahan penstabil CMC maupun Jelly powder cenderung
228 memiliki kandungan total padatan terlarut yang lebih tinggi dibanding mousse yang diolah
229 menggunakan buah bisbul. Demikian pula pada interaksi bahan penstabil dengan jenis
230 buah. Bahan penstabil CMC berbeda tidak nyata dengan Jelly powder baik pada buah
231 alpukat maupun bisbul.
232
233 Derajat Keasaman (pH)
234 Pengujian mutu mousse selanjutnya adalah penilaian derajat keasaman (pH). Hasil
235 uji pH pada mousse dapat dilihat pada Tabel 5.
236
237 Tabel 5. Pengaruh Jenis Buah dan Bahan Penstabil Terhadap pH Mousse
Perlakuan Nilai pH
Jenis Buah :
Alpukat 7,33a
Bisbul 7,30a
Bahan Penstabil :
CMC 7,33a
Jelly Powder 7,30a
238 Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
239 menunjukkan berbeda tidak nyata menurut DMRT 5%.
240
241 Berdasarkan Tabel 5 di atas baik perlakuan perbedaan jenis buah maupun
242 perbedaan bahan penstabil menghasilkan nilai pH yang berbeda tidak nyata. pH yang
243 dihasilkan cenderung netral karena mempunyai nilai sekitar 7. Pada pH netral (7) bakteri E.
244 coli menunjukkan efektivitas inaktivasi terendah dibanding pada pH rendah (73%) maupun
245 pH tinggi (57%) (Kurniati et al., 2020). Hasil ini menunjukkan dessert mousse mempunyai
246 mutu yang relatif baik sehingga diharapkan mempunyai daya tahan yang relatif lama.
247 Penggunaan bahan penstabil CMC maupun jelly powder menghasilkan pH yang berbeda
248 tidak nyata. Dessert mousse yang dihasilkan mempunyai nilai pH antara 7,20 – 7,40.
249 Kisaran nilai ini wajar karena sesuai dengan penelitian Mahendra dan Mitarlis (2017)
250 bahwa pH CMC mendekati netral, dan CMC terbaik yang dibuat dari eceng gondok memiliki
251 pH sebesar 7,79.
252
253 Tabel 6. Interaksi Jenis Buah dengan Bahan Penstabil Terhadap Nilai pH Mousse
Nilai pH
Jenis Buah
CMC Jelly Powder
Alpukat 7,25Aa 7,40Aa
Bisbul 7,40Aa 7,20Aa
254 Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada kolom yang
255 sama dan angka rata-rata yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada baris
256 yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut DMRT 5%
257 - huruf besar membandingkan perlakuan perbedaan jenis buah.
258 - huruf kecil membandingkan perlakuan bahan penstabil.
259
260 Berdasarkan Tabel 6 di atas, interaksi antara jenis buah dengan bahan penstabil
261 menghasilkan pH yang berbeda tidak nyata. Semua interaksi dinyatakan baik karena
262 memiliki pH yang netral, meskipun hingga saat ini mousse belum ada syarat mutu SNInya
263
264 Mutu Organoleptik
265 Pengujian organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan mousse.
266 Pengujian ini dilakukan oleh panelis dengan kualifikasi panelis agak terlatih sebanyak 12
267 orang, yang terdiri atas laki laki dan perempuan dengan rentang usia 18-23 tahun. Atribut
268 yang diamati yaitu rasa, aroma dan tekstur dan warna. Hasil uji organoleptik dapat dilihat
269 pada Tabel 7.
270
271 Tabel 7. Hasil Uji Organoleptik Dessert Mousse
Mutu Organoleptik Total
Perlakuan
Rasa Aroma Tekstur Warna
3,30 3,40 4,10 4,20
Alpukat, CMC 18,90
(cukup suka) (cukup suka) (lembut) (hijau muda)
Alpukat, Jelly 3,90 3,70 4,10 4,10
15,80
Powder (suka) (suka) (lembut) (hijau muda)
2,90 3,50 3,50 4,10
Bisbul, CMC 12,00
(cukup suka) (suka) (lembut) (putih gading)
Bisbul, Jelly 2,90 3,30 3,50 4,10
11,80
Powder (cukup suka) (cukup suka) (lembut) (putih gading)
272
273 Rasa
274 Mutu organoleptik berdasarkan tingkat kesukaan terhadap atribut rasa dari mousse
275 didapatkan hasil dari cukup suka hingga suka. Pada Tabel 7 terlihat mousse dari alpukat
276 dengan jelly powder menghasilkan skor mutu rasa paling tinggi, yaitu 3,90 (suka).
277 Sedangkan pada mousse dari bisbul dengan CMC menghasilkan mutu rasa yang relatif
278 rendah, yaitu 2,90 (cukup suka). Tingkat kesukaan rasa dari mousse yang dihasilkan diduga
279 disebabkan karena perbedaan jenis buah. Hal ini diduga sangat dipengaruhi oleh belum
280 dikenalnya buah bisbul. Hampir semua panelis belum mengenal dengan baik buah bisbul
281 dan belum pernah mengkonsumsi buah segarnya.
282 Kondisi ini berbeda dengan buah alpukat yang sudah sangat familiar bagi panelis.
283 Walaupun demikian pengolahan mousse alpukat maupun bisbul dapat diterima panelis
284 karena skor yang paling rendah yaitu kurang suka hanya dihasilkan dari penilaian 1 panelis.
285 Pada perlakuan bahan penstabil pengganti gelatin baik CMC maupun jelly powder tidak
286 mempengaruhi rasa dari mousse karena menurut Abdullah dan Mutia (2020) CMC
287 merupakan bahan penstabil yang tidak memiliki rasa. Demikian juga dengan jelly powder
288 yang juga bersifat tidak memiliki rasa dan tidak berpengaruh terhadap pembuatan permen
289 jelly (Kurniawan dan Deglas, 2019).
290 Lebih jauh grafik jumlah panelis yang menyatakan tingkat kesukaan terhadap mutu
291 rasa dari dessert mousse dapat dilihat pada Gambar 1.
292

Rasa
7
JUMLAH PANELIS

6
5
4
3
2
1
0
Alpukat+Jelly Bisbul+Jelly
Alpukat+CMC Bisbul+CMC
Powder Powder
Kurang Suka 1 1 1 1
Agak Suka 2 2 2
Cukup Suka 3 2 6 6
Suka 4 5 3 3
Sangat Suka 2 4
293
294 Gambar 1. Grafik Uji Organoleptik Rasa
295
296 Pada Gambar 1. dapat dijelaskan bahwa 33,3% menyatakan suka dengan mousse
297 alpukat dengan bahan penstabil CMC, 25% menyatakan cukup suka dan masing masing
298 16,6% menyatakan agak suka dan sangat suka. Pada mousse alpukat dengan bahan
299 penstabil jelly powder sebanyak 41,6% menyatakan suka, dan 33,3% menyatakan sangat
300 suka rasanya. Pada mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC dan jelly powder masing
301 masing sebanyak 50% menyatakan cukup suka, 25% menyatakan suka, dan hanya 25%
302 menyatakan agak suka sampai kurang suka.
303
304
305
306 Aroma
307 Mutu organoleptik berdasarkan kesukaan terhadap atribut aroma diperoleh hasil
308 tingkat kesukaan dari cukup suka hingga suka. Pada Tabel 7 terlihat perlakuan mousse
309 alpukat dengan bahan penstabil jelly powder menghasilkan skor mutu aroma paling tinggi,
310 yaitu 3,70 (suka). Sedangkan pada perlakuan mousse bisbul dengan bahan penstabil jelly
311 powder menghasilkan mutu aroma relatif rendah, yaitu 3,30 (cukup suka). Tingkat kesukaan
312 panelis terhadap aroma diduga dipengaruhi oleh perbedaan jenis buah. Buah bisbul
313 memiliki aroma yang khas dan cukup tajam dibanding dengan buah alpukat. Aroma yang
314 cukup tajam/menyengat inilah yang justru oleh beberapa panelis kurang disukai. Namun
315 secara keseluruhan panelis menyatakan kesukaan terhadap aroma mousse bisbul pada
316 tingkat cukup suka hingga suka.
317 Pada perlakuan bahan penstabil tidak mempengaruhi aroma, hal ini sesuai dengan
318 penelitian Widjaja et al. (2017) bahwa perbedaan konsentrasi jelly powder tidak
319 mempengaruhi aroma pada minuman jeli yang dihasilkan. Demikian pula bahan penstabil
320 CMC juga tidak memiliki komponen volatil yang dapat menguap sehingga tidak memberikan
321 pengaruh yang nyata terhadap aroma bahan makanan (Abdullah dan Mutia, 2020). Lebih
322 jauh grafik jumlah panelis yang menyatakan tingkat kesukaan terhadap mutu aroma dari
323 dessert mousse dapat dilihat pada Gambar 2.
324

Aroma
8
JUMLAH PANELIS

7
6
5
4
3
2
1
0
Alpukat+Jelly Bisbul+Jelly
Alpukat+CMC Bisbul+CMC
Powder Powder
Kurang Suka 1 1
Agak Suka 1 1
Cukup Suka 5 2 4 7
Suka 5 7 6 3
Sangat Suka 1 2 1 1
325
326 Gambar 2. Grafik Uji Organoleptik Aroma
327

328 Pada Gambar 2. dapat dijelaskan bahwa 41,6% menyatakan cukup suka dan suka
329 dengan mousse alpukat dengan bahan penstabil CMC, serta hanya 8,3% menyatakan
330 sangat suka dan kurang suka. Pada mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder
331 sebanyak 58,3% menyatakan suka, dan masing masing 16,6% menyatakan sangat suka
332 dan cukup suka. Pada mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC 50% menyatakan suka
333 dengan aromanya, dan 33,3% menyatakan cukup suka. Sedangkan pada mousse bisbul
334 dengan bahan penstabil jelly powder 58,3% menyatakan cukup suka, 25% menyatakan
335 suka.
336
337 Tekstur
338 Mutu organoleptik berdasarkan kesukaan terhadap atribut tekstur diperoleh hasil
339 rata-rata pada tingkatan lembut. Pada Tabel 7. terlihat bahwa semua perlakuan tidak
340 menghasilkan mutu tekstur yang berbeda, semua dinyatakan lembut (skor 3,50- 4,10).
341 Tekstur mousse sangat dipengaruhi oleh dari tekstur dari buah yang digunakan, baik
342 alpukat maupun bisbul keduanya memiliki tekstur buah yang lembut. Hal ini juga diduga
343 karena pada proses pengolahan mousse daging buah dilembutkan dengan cara diblender.
344 Penambahan bahan lainnya pada proses pengolahan seperti telur juga dapat menambah
345 kelembutan tesktur. Lebih jauh grafik jumlah panelis yang menyatakan tingkat kesukaan
346 terhadap mutu tekstur dari dessert mousse dapat dilihat pada Gambar 3.

Tekstur
9
8
JUMLAH PANELIS

7
6
5
4
3
2
1
0
Alpukat+Jelly Bisbul+Jelly
Alpukat+CMC Bisbul+CMC
Powder Powder
Sangat Kasar
Kasar 1
Agak Kasar 1 3 6 5
Lembut 8 4 5 5
Sangat Lembut 3 5 1 1
347
348 Gambar 3. Grafik Uji Organoleptik Tekstur

349 Pada Gambar 3. dapat dijelaskan bahwa 58,3% panelis menyatakan lembut pada
350 tekstur mousse alpukat dengan bahan penstabil CMC, dan sebanyak 25% menyatakan
351 sangat lembut. Pada mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder sebanyak 41,6%
352 panelis menyatakan sangat lembut, 33,3% menyatakan lembut dan hanya 25% menyatakan
353 agak kasar terhadap teksturnya. Pada mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC,
354 sebanyak 41,6% panelis menyatakan lembut, 50% menyatakan agak kasar dan 8,3%
355 menyatakan sangat lembut. Sedangkan pada mousse bisbul dengan bahan penstabil jelly
356 powder masing-masing 41,6% menyatakan agak kasar dan lembut, dan masing-masing
357 8,3% menyatakan kasar dan sangat lembut. Tingkat kelembutan mousse bisbul yang sedikit
358 lebih rendah dibanding mousse alpukat diduga disebabkan oleh kadar serat yang lebih
359 tinggi pada bisbul dibanding alpukat. Namun kadar serat yang tinggi ini justru menunjukkan
360 bahwa bisbul mempunyai nilai pangan fungsional yang tinggi.
361
362 Warna
363 Warna yang berbeda pada mousse bisbul dan mousse alpukat disebabkan oleh
364 warna asli dari masing-masing jenis buah tersebut. Mousse bisbul berwarna putih
365 kecoklatan/krem, putih gading hingga putih bersih. Perbedaan warna atau gradasi warna
366 pada mousse bisbul ini diduga karena terjadinya reaksi browning yang disebabkan enzim
367 polifenol oksidase yang dikandung buah bisbul pada proses pengolahannya. Hal ini sesuai
368 dengan yang dilaporkan Abdullah dan Mutia (2020) bahwa bahan penstabil CMC berwarna
369 putih, hampir tidak memiliki bau dan rasa dan memiliki bentuk higroskopis sehingga tidak
370 menyebabkan perubahan warna hasil olahannya. Selanjutnya jelly powder adalah contoh
371 dari hidrokoloid yang merupakan bahan biodegradable yang tidak memiliki warna sehingga
372 tidak berpengaruh terhadap karakteristik warna suatu bahan pangan yang digunakan
373 (Nurzakiyah, 2017). Sedangkan mousse alpukat berwarna hijau dan hijau muda. Perbedaan
374 warna ini diduga disebabkan adanya penambahan susu full cream dan whipped cream yang
375 ditambahkan pada pengolahan mousse. Warna dari mousse alpukat dan bisbul disajikan
376 pada Gambar 4 berikut ini :
377

378
379 Gambar 4. Mousse Alpukat dan Bisbul dengan Warna yang berbeda sesuai Warna Buahnya

380
381 Lebih jauh grafik jumlah panelis yang menyatakan tingkat kesukaan terhadap mutu
382 warna dari dessert mousse dapat dilihat pada Gambar 5.
383
Warna
12

JUMLAH PANELIS
10
8
6
4
2
0
Alpukat+Jelly Bisbul+Jelly
Alpukat+CMC Bisbul+CMC
Powder Powder
Putih 1 1
Putih Gading 8 8
Krem 3 3
Hijau Muda 9 10
Hijau 3 2
384
385 Gambar 5. Grafik Uji Organoleptik Warna

386
387 Pada Gambar 5. dapat dijelaskan bahwa 75% panelis menyatakan warna mousse
388 alpukat dengan bahan penstabil CMC adalah hijau muda, dan sebanyak 25% menyatakan
389 hijau. Pada mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder sebanyak 83,3% panelis
390 menyatakan hijau muda, dan 16,6% menyatakan hijau terhadap warna mousse yang
391 dihasilkan. Pada mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC maupun jelly powder masing
392 masing sebanyak 66,67% panelis menyatakan warnanya adalah putih gading, 25%
393 menyatakan putih kecoklatan/krem dan 8,3% menyatakan putih.
394
395
396 KESIMPULAN

397 Mousse bisbul maupun alpukat menggunakan bahan penstabil pengganti gelatin
398 CMC maupun jelly powder menghasilkan total padatan terlarut dan pH yang tidak berbeda.
399 Mutu organoleptik mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC maupun jelly powder
400 menghasilkan rasa yang cukup disukai, aroma cukup disukai, tekstur lembut dan warna
401 putih gading, sedangkan mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder lebih baik
402 dibanding CMC pada tingkat kesukaan rasa lebih disukai, aroma cukup disukai, teskturnya
403 lembut dengan warna mousse hijau muda. Baik bisbul maupun alpukat mempunyai prospek
404 diolah menjadi dessert mousse yang saat ini menjadi tren di kalangan anak muda milenial
405 sehingga dapat memberikan nilai tambah.
406
407
408
409
410
411 DAFTAR PUSTAKA

412 Abdullah, F., dan Mutia, A.K. 2020. Pengaruh Penambahan CMC (Carboxyl Methyl
413 Cellullose) Terhadap Uji Organoleptik Otak Otak Ikan Nike. Jurnal Pendidikan
414 Teknologi Pertanian, 6 (2) : 171-180.
415 Aminah, A., Tomayahu, N., dan Abidin, Z. 2017. Penetapan kadar flavonoid total ekstrak
416 etanol kulit buah alpukat (Persea Americana Mill.) dengan metode spektrofotometri
417 Uv-Vis. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 4(2) : 226-230.
418 Faridah, H.D. dan Susanti, T. 2018. Polisakarida Sebagai Material Pengganti Gelatin Pada
419 Halal Drug Delivery System. Journal of Halal Product and Research (JHPR), 1(2) :
420 16-21.
421 Hesthiati, E., Rasyad R.N., dan Sukartono, I.G.S. 2019b. Pengolahan Alkesa (Pouteria
422 campechiana) Menjadi Mousse Brownies. Artikel Ilmiah. Fakultas Pertanian
423 Universitas Nasional. Jakarta.
424 Hudayani, A., & Daningsih, E. 2017 Kelayakan Media Pembelajaran Poster Kandungan Gizi
425 Buah Alpukat dan Buah Naga pada Sub Materi Zat Makanan. Jurnal Pendidikan dan
426 Pembelajaran Khatulistiwa, 6(4).
427 Ismawati, N., Nurwantoro, N., Pramono, Y.B. 2016. Nilai pH, Total Padatan Terlarut , dan
428 Sifat Sensoris Yoghurt dengan Penambahan Ekstrak Bit (Beta vulgaris L.) Jurnal
429 Aplikasi Teknologi Pangan, 5 : 89-93.
430 Kurniati, E., Anugroho, F., dan Sulianto, A. A. 2020. Analisis pengaruh pH dan suhu pada
431 desinfeksi air menggunakan microbubbble dan karbondioksida bertekanan. Journal
432 of Natural Resources and Environmental Management, 10(2): 247-256.
433 Kurniawan, T.W., dan Deglas, W. 2019. Pemanfaatan Kulit Buah Jeruk Mandarin (Citrus
434 reticulata) dalam Pembuatan Permen Jelly dengan Variasi Konsentrasi Bubuk Agar.
435 Jurnal Pertanian dan Pangan, 1 (2) : 1-5.
436 Mahendra, A dan Mitarlis. 2017. Sintesis dan Karakterisasi Carboxymethyl Cellulose (CMC)
437 dari Selulosa Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). UNESA Journal of Chemistry,
438 6(1).
439 Mailoa, M., Rodiyah, S., dan Palijama, S. 2017. Pengaruh Konsentarasi Carboxymethyl
440 Celulose Terhadap Kualitas Es Krim Ubi Jalar (Ipomea batatas L.). AGRITEKNO.
441 Jurnal Teknologi Pertanian, 6(2) : 45-51.
442 Marsigit, W., Astuti, M., Anggrahini, S., & Naruki, S. 2016. Kandungan Gizi, Rendemen
443 Tepung, dan Kadar Fenol Total Alpukat (Persea americana, Mill) Varietas Ijo
444 Panjang dan Ijo Bundar. agriTECH, 36(1), 48-55.
445 Noviadahlia, N., Pangandian, G. P., dan Aminullah. 2018. Karakteristik Red Smoothies dari
446 Buah Pisang Ambon dan Naga Merah dengan Penambahan CMC (Carboxyl Methyl
447 Cellullose). Jurnal Agroindustri Halal, 4 (2) : 183-191.
448 Noviardi, H., Ratnasari, D., dan Fermadianto, M. 2019. Formulasi Sediaan Krim Tabir Surya
449 dari Ekstrak Etanol Buah Bisbul (Diospyros blancoi). Jurnal Ilmu Kefarmasian
450 Indonesia, 17(2): 262-271.
451 Nurzakiyah, U. 2017. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Hidrokoloid Terhadap Karakteristik
452 Mie Basah Tepung Komposit (Terigu dan Bekatul). Skripsi. Universitas Al Ghifari.
453 Bandung.
454 Panji, D. D., Octaviany, V., dan Gusnandi, D. 2019. Pemanfaatan Buah Nangka Sebagai
455 Subtitusi Gula dan Lemak Nabati Pada Mousse 2019. e-Proceeding of Applied
456 Science, 5(3) : 2785.
457 Sari, A.A.A., dan Sutiadiningsih, A. 2016. Pengaruh Proporsi Sari Buah Belimbing dan
458 Tomat Serta Bahan Pengental (Jelly Powder dan Agar) terhadap Sifat Organoleptik.
459 E-Journal Boga, 5(1) : 211-220.
460 Widowati, W., Safitri, R., Rumumpuk, R., & Siahaan, M. (2010). Penapisan aktivitas
461 superoksida dismutase pada berbagai tanaman. Jurnal Kedokteran Maranatha,
462 5(1): 33-47
463 Widjaja, W.P., Sumartini, dan Rifani. 2017. Pengaruh Konsentrasi Jelly Powder Terhadap
464 Karakteristik Minuman Jeli Ikan Lele (Clarias sp.). Jurnal Pasundan Food
465 Techonology, 4 (3) : 197-207.
PENGOLAHAN DESSERT MOUSSE BISBUL
DAN ALPUKAT
UNTUK MENINGKATKAN
NILAI TAMBAH SEBAGAI
PANGAN FUNGSIONAL

Oleh :

Etty Hesthiati, Nurul Hanifah, Dena Anggari dan Inkorena G.S. Sukartono

Fakultas Pertanian, Universitas Nasional


Bisbul (Diospyros blancoi ) merupakan buah eksotik
dan endemik asal Jawa Barat yang belum
dimanfaatkan padahal mengandung sejumlah
senyawa golongan alkaloid, saponin, tanin,
flavonoid, fenolik, triterpenoid dan glikosida
sehingga bermanfaat sebagai antioksidan

Alpukat (Persea americana Mill) merupakan buah yang


mudah ditemukan dan sudah banyak olahannya.
Mengandung Kalium, Magnesium, Karbohidrat, Protein
dan Folat serta Vitamin A, B,C,E dan K sehingga juga
sangat bermanfaat sebagai obat

Mousse merupakan dessert yang berasal dari


Prancis yang memiliki arti busa yang memiliki cita
rasa manis yang berasal dari perisa buah yang
digunakan.

Peggunaan gelatin sebagai bahan penstabil dalam


pembuatan mousse diganti dengan bahan penstabil
yang lebih aman 2
Bahan dan Metode

Laboratorium Pertanian Universitas


Nasional di Jalan Bambu Kuning, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan. Bulan Maret-
April 2021

Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial Petak


Terpisah

Faktor utama yaitu


Anak Faktor yaitu
perbedaan bahan utama
perbedaan bahan
(A) :
penstabil (B) :
A1= Alpukat
B1= CMC
A2= Bisbul
B2= Jelly powder
Kandungan Buah Bisbul
Parameter Satuan Kandungan Metode/Uji Teknik
Air % 80,0 SNI 01-2891-1992, butir 5.1
Abu % 0,86 SNI 01-2891-1992, butir 6.1
Protein
Lemak
%
%
0,69
0,21
SNI 01-2891-1992, butir 7.1
SNI 01-2891-1992, butir 8.2
Kandungan Buah
Serat kasar
Karbohidrat
%
%
3,25
15,0
SNI 01-2891-1992, butir 11
IK 7.2.3
(cara penghitungan)
Alpukat
Komponen Gizi Satuan Kandungan
Beta karoten mg/100 g 0.2 MU/INST/3 (HPLC) Air g 81.81
Vitamin C Karbohidrat g 8.84
mg/100 g 255 MU/INST/9 (HPLC)
(Asam askobat) Protein g 1.32
Vitamin E Lemak g 7.13
mg/100 gram <0,01 MU/INST/11(HPLC)
(Tokoferol) Abu g 0.44
Serat g 0.011)
Vitamin A µg 832.39
Vitamin C mg 49.69
Vitamin E mg 40.24
Kalsium mg 14.32
Besi mg 1.75
Magnesium mg 32.34
Natrium mg 10.73
Kalium mg 1587.45
Mangan mg 0.27
Seng mg 3.25
Fosfor mg 271.73
TOTAL PADATAN
TERLARUT Perlakuan TPT (°Brix)
• Perlakuan perbedaan jenis buah Jenis Buah :
menghasilkan TPT berbeda tidak nyata, Alpukat 4,75a
namun mousse alpukat cenderung Bisbul 2,25a
Bahan Penstabil :
memiliki TPT lebih tinggi.
CMC 3,25a
Jelly Powder 3,75a
• Perlakuan bahan penstabil bahan
penstabil menghasilkan TPT berbeda
tidak nyata
Jenis Bahan Penstabil
Buah Jelly
CMC
• Mousse yang diolah menggunakan buah Powder
alpukat dengan bahan penstabil CMC Alpukat 4,50Aa 5,00Aa
maupun Jelly powder cenderung memiliki Bisbul 2,00Aa 2,50Aa
kandungan total padatan terlarut yang
lebih tinggi dibanding mousse yang
diolah menggunakan buah bisbul
Derajat Keasaman (pH)
Perlakuan Nilai pH
Jenis Buah : • Baik perlakuan jenis buah dan bahan penstabil
Alpukat 7,33a sama sama menghasilkan mousse dengan pH
Bisbul 7,30a yang berbeda tidak nyata. pH yang dihasilkan
Bahan Penstabil : cenderung netral (sekitar 7)
CMC 7,33a
Jelly Powder 7,30a

Jenis Bahan Penstabil • Semua interaksi dinyatakan baik karena memiliki pH


Buah CMC Jelly Powder yang netral, meskipun hingga saat ini mousse belum
Alpukat 7,25Aa 7,40Aa ada syarat mutu SNInya
Bisbul 7,40Aa 7,20Aa
PENILAIAN ORGANOLEPTIK
Mutu Organoleptik Total
Perlakuan
Rasa Aroma Tekstur Warna
3,30 3,40 4,20
Alpukat, 4,10
(cukup (cukup (hijau 18,90 RASA
CMC (lembut)
suka) suka) muda) • Mousse bisbul cukup disukai, namun mousse alpukat lebih disukai
Alpukat, 4,10 • Perlakuan bahan penstabil tidak memberikan perubahan rasa pada
3,90 3,70 4,10
Jelly (hijau 15,80 produk olahan makanan
(suka) (suka) (lembut)
Powder muda)
2,90 4,10 AROMA
Bisbul, 3,50 3,50
(cukup (putih 12,00 • Perlakuan jenis buah menghasilkan aroma yang cukup disukai
CMC (suka) (lembut)
suka) gading) sampai disukai karena masing masing buah yang digunakan
Bisbul, 2,90 3,30 4,10 memiliki bau yang khas
3,50
Jelly (cukup (cukup (putih 11,80 • Perlakuan bahan penstabil tidak memberikan perubahan aroma
(lembut)
Powder suka) suka) gading) pada produk olahan makanan.

WARNA
• Warna yang berbeda pada mousse bisbul dan TEKSTUR
mousse alpukat disebabkan oleh warna asli • Tekstur yang dihasilkan lembut disebabkan karena tesktur buah
dari masing-masing jenis buah tersebut bisbul dan alpukat itu sendiri.
• Perlakuan bahan penstabil menghasilkan
warna yang berbeda tidak nyata karena bahan
penstabil tidak memiliki warna.
KESIMPULAN

Mousse bisbul maupun alpukat menggunakan bahan penstabil


pengganti gelatin CMC maupun jelly powder menghasilkan total
padatan terlarut dan pH yang tidak berbeda.

Mutu organoleptik mousse bisbul dengan bahan penstabil CMC


maupun jelly powder menghasilkan rasa yang cukup disukai, aroma
cukup disukai, tekstur lembut dan warna putih gading, sedangkan
mousse alpukat dengan bahan penstabil jelly powder lebih baik
dibanding CMC pada tingkat kesukaan rasa lebih disukai, aroma
cukup disukai, teskturnya lembut dengan warna mousse hijau muda.

Baik bisbul maupun alpukat mempunyai prospek diolah menjadi


dessert mousse yang saat ini menjadi tren di kalangan anak muda
milenial sehingga dapat memberikan nilai tambah.
Ir. Etty Hesthiati, M.Si
Sebagai Pemakalah Oral

Anda mungkin juga menyukai