Anda di halaman 1dari 17

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

YANG EFEKTIF, EFISIEN, DAN RAMAH LINGKUNGAN


MENGGUNAKAN MAGGOT DAN AZOLLA
SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF
DALAM KEGIATAN TERPADU PERTANIAN MASUK SEKOLAH (PMS)
DI SMPN 1 RAMAN UTARA

Oleh:
1. ROHAMNJANNAH NIP 196509291988032002 (Ketua)
2. JOKO SETYO NUGROHO NIP 199508022019031001 (Anggota)
3. RIZAL NIP - (Anggota)

SMP NEGERI 1 RAMAN UTARA


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LAMPUNG TIMUR
2020
RINGKASAN

Permasalahan mahalnya pakan ikan telah mendorong para pembudidaya ikan untuk membuat
inovasi dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satunya dengan penggunaan pakan
alternatif. Di SMPN 1 Raman Utara, melalui kegiatan terpadu Pertanian Masuk Sekolah
(PMS) telah melakukan pembinaan kepada peserta didik mengenai penggunaan pakan
alternatif tersebut. Pakan alternatif yang dimaksud adalah maggot dan azolla sebagai pakan
ikan lele dumbo.

Pakan alternatif berupa maggot dan azolla cukup efektif dan efisien untuk digunakan dalam
budidaya lele dumbo. Selain hemat biaya, pakan alternatif tersebut juga memiliki kandungan
yang baik untuk ikan lele. Sehingga ikan lele dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
mulai dari bibit hingga usia layak konsumsi. Pada proses produksi maggot dan azolla pun
sangat ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan organik bahkan memanfaatkan
limbah organik yang tidak terpakai menjadi tepat guna.

Proses budidaya ikan lele dumbo dengan pakan alternatif tersebut juga menarik perhatian
peserta didik. Hal itu dapat dilihat dari antusias mereka ketika bertugas merawat kolam dan
memberi makan ikan dengan pakan alternatif. Mereka selalu disiplin dan tepat waktu dalam
melaksanakan tugasnya selama 2 bulan. Mulai dari bibit sampai ikan layak untuk dikonsumsi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya ikan telah menyumbang lebih dari 57,14 % dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
sektor perikanan pada tahun 2018 lalu. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya pada
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto, menyatakan bahwa capaian
kerja positif tersebut disebabkan oleh beberapa program yang salah satunya adalah gerakan
pakan mandiri. Hal tersebut merupakan salah satu jalan keluar dalam mengurangi biaya
pembelian pakan ikan yang relatif mahal. Seperti dilansir dari kompas, 25 September 2019,
salah satu hambatan bagi usaha budidaya perikanan skala kecil di Lampung adalah mahalnya
pakan ikan. Hal ini mengakibatkan pembudidaya ikan enggan menggeluti bidang tersebut
karena akan cenderung merugi bahkan sebelum memasuki pasar.

Permasalahan mahalnya pakan ikan seperti yang dipaparkan di atas mendorong para
pembudidaya ikan untuk membuat inovasi dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satunya
dengan penggunaan pakan alternatif. Di SMPN 1 Raman Utara, melalui kegiatan terpadu
Pertanian Masuk Sekolah (PMS) telah melakukan pembinaan kepada peserta didik mengenai
penggunaan pakan alternatif tersebut. Pakan alternatif yang dimaksud adalah maggot dan
azolla.

Maggot merupakan serangga Black Soldier Fly (BSF) pemakan bahan organik. Maggot juga
merupakan serangga yang memiliki protein tinggi. Untuk menghasilkan maggot, SMPN 1
Raman Utara dalam hal ini memanfaatkan limbah organik yang ada dilingkungan sekolah.
Limbah organik di SMPN 1 Raman Utara yang sebelumnya hanya dibuang dan tidak
memiliki daya manfaat apapun kini dijadikan sebagai media untuk menghasilkan maggot
yang memiliki sumber protein tinggi sebagai pakan ikan. Selain itu, terdapat pula sebuah
kolam yang ditumbuhi azolla yang merupakan tumbuhan paku-pakuan untuk dijadikan
sebagai pakan alternatif.

Pemanfaatan limbah organik tersebut diajarkan kepada peserta didik secara langsung melalui
budidaya ikan lele dumbo yang ada dilingkungan sekolah. Hal tersebut diharapkan dapat
menambah wawasan peserta didik mengenai budidaya ikan yang juga merupakan salah satu
sektor ekonomi yang sangat berpengaruh di Indonesia.

1.2 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pemanfaatan limbah organik sebagai media untuk
menghasilkan maggot.
2. Untuk mendeskripsikan penggunaan maggot dan azolla sebagai pakan alternatif
dalam budidya ikan lele dumbo.
3. Untuk memberikan wawasan kepada peserta didik mengenai budidaya ikan dengan
menggunakan pakan alternatif dalam program terpadu Pertanian Masuk Sekolah
(PMS).
BAB II
DESKRIPSI INOVASI

2.1 Spesifikasi Maggot


Maggot atau Black Soldier Fly (BSF) memiliki nama latin Hermetia illucens Linnaeus 1758
termasuk kerabat lalat (keluarga Diptera), tubuh dewasanya menyerupai tawon tabuhan,
berwarna hitam, panjang 15-20mm. Larvanya yang kita manfaatkan ini, pada awal menetas
panjangnya 3 mm bisa mencapai panjang 27 mm dengan lebar 6 mm dan dengan berat 220
mg pada tahap akhir pupa. Warna larva adalah putih keabuan, sedangkan pada tahap akhir
pupa warnanya kecoklatan, Maggot memakan hampir semua jenis bahan organik seperti buah
dan sayuran membusuk, ampas kopi dan teh, limbah penggilingan padi, organ dalam ikan,
bangkai hewan, bahkan kotoran hewan, sehingga maggot sangat ideal dimanfaatkan sebagai
pengolah limbah organik dan pengolah kompos.

Siklus Hidup

Setelah tahap telur selama 4 hari, tahap larva dapat berlangsung antara 1 - 2 bulan
tergantung keberadaan makanan dan kondisi media. Pada waktunya, larva
mengosongkan isi perutnya kemudian mencari tempat yang kering untuk berubah
menjadi pupa. Saat inilah kita bisa memanen larva secara otomatis yang memudahkan
kegiatan budidaya kita. Pupa akan diam selama 2 minggu sampai dengan 1 bulan
sebelum keluar menjadi maggot dewasa. Maggot dewasa akan mencari pasangan dan
kawin dalam 2 hari, bertelur di bagian media yang kering, kemudian mati. Maggot
dewasa tidak memiliki mulut sehingga tidak makan selama hidupnya dan
mengandalkan cadangan lemak di tubuhnya. Karena maggot dewasa tidak makan,
maka tidak mengganggu lingkungan dan tidak potensial menyebarkan penyakit. Maka
budidaya maggot tidak akan mengganggu bahkan beberapa penelitian
mengungkapkan bahwa budidaya maggot akan mengusir hama lalat.

2.2 Spesifikasi Azolla

Azolla merupakan tanaman paku air yang hidup di perairan. Tanaman ini sering dijumpai di
lahan yang tergenang air dan juga lahan lahan pertanian yang tergenang air terutama di lahan
pesawahan. Tanaman ini memiliki panjang 1,5 – 2,5 cm, bentuk daun yang kecil dan saling
bertindih dengan warna permukaan daun hijau kemerah-merahan.
Tanaman ini hidup bersimbiosis dengan mikroorganisme Annabaena azollae dan simbiosis
tersebut merupakan simbiosis mutualisme. Dimana tanaman azolla sebagai tempat tumbuh
(inang) bagi Annabaena Azolae.

Sedangkan mikroorganiasme Annabaena azollae memiliki kemampuan untuk dapat


memfikasasi atau mengambil unsur Nitrogen yang terdapat di udara sekitarnya . Kemudian
diproses sehingga menjadi unsur hara yang siap untuk di serap oleh tanaman di sekitarnya.

Tanaman azolla juga mengandung protein mencapai 23 – 30% dan juga mengandung asam
amino esensial yang legkap. Kandungna ini sangat baik untuk pertumbuhan ikan sehingga
memungkinkan untuk dijadikan pakan ikan.

Pemberian tanaman azolla untuk pakan ikan dapat di berikan dalam bentuk segara atu di
formulasikan dengan bahan lain menjadi pelet. Dengan memanfaatkan tanaman azolla
sebagai pakan ikan tentu dapat menekan biaya produksi.

2.2 Deskripsi Lele Dumbo

Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus dengan C.
fuscus dan merupakan ikan introduksi yang pertama kali masuk Indonesia pada tahun 1985.
Lele dumbo memiliki kulit yang licin, berlendir, dan sama sekali tidak memiliki sisik.
Warnanya hitam keunguan atau kemerahan dengan bintik-bintik yang tidak beraturan. Warna
kulit tersebut akan berubah menjadi mozaik hitam putih jika lele sedang dalam kondisi stres,
dan akan menjadi pucat jika terkena sinar matahari langsung.

Habitat lele dumbo adalah air tawar. Air yang baik untuk pertumbuhan lele dumbo adalah air
sungai, air sumur, air tanah dan mata air. Namun lele dumbo juga dapat hidup dalam kondisi
air yang rendah O2 seperti dalam lumpur atau air yang memiliki kadar oksigen yang rendah.
Hal tersebut dapat dimungkinkan karena lele dombo memiliki alat pernapasan tambahan
yaitu arborescent. Alat tersebut memungkinkan lele mengambil O2 langsung dari udara
sehingga dapat hidup di tempat beroksigen rendah.

Dilihat dari makanannya, lele dumbo termasuk hewan karnivora atau pemakan daging. Pakan
alami lele dumbo adalah cacing, kutu air, dan bangkai binatang. Lele dumbo sangat agresif
dalam memangsa makanan, karena apapun yang diberikan pasti dilahapnya. Hal tersebut
yang menyebabkan lele dumbo sangat cepat pertumbuhannya.
2.3 Mekanisme Budidaya Ikan Lele Dumbo dengan Maggot dan Azzola sebagai Pakan
Alternatif

SMPN 1 Raman Utara berupaya membuat budidaya ikan lele dumbo dengan biaya pakan
yang rendah setelah memanfaatkan maggot dan azzola. SMPN 1 Raman Utara melalui
program terpadu Pertanian Masuk Sekolah (PMS) telah membuat kolam untuk budidaya ikan
lele dumbo sebanyak 6 kolam dengan masing-masing ukuran dan pola pemberian pakan yang
dapat dilihat pada ilustrasi berikut.

17 m 8m 8m 17 m 3m
KOLAM B KOLAM C KOL
2m KOLAM A 2m 2m 2m KOLAM D 3m AM E
KANDANG
PUYUH
(SUMBER
MAGGOT)

18m

6m
KOLAM F

1. Kolam A

Ukuran kolam A yaitu 2 m x 17 m. Kolam A memiliki kapasitas ikan lele dumbo sebanyak
2.500 ekor. Pakan untuk ikan lele dumbo dalam kolam A adalah azolla dan maggot.

2. Kolam B

Ukuran kolam B yaitu 2 m x 8 m. Kolam B memiliki kapasitas ikan lele dumbo sebanyak
1.500 ekor. Pakan untuk ikan lele dumbo dalam kolam B adalah azolla.

3. Kolam C

Ukuran kolam C yaitu 2 m x 8 m. Kolam C memiliki kapasitas ikan lele dumbo sebanyak
1.500 ekor. Pakan untuk ikan lele dumbo dalam kolam C adalah sentrat.
4. Kolam D

Ukuran kolam D yaitu 2 m x 17 m. Kolam D memiliki kapasitas ikan lele dumbo sebanyak
2.500 ekor. Pakan untuk ikan lele dumbo dalam kolam D adalah maggot dan sentrat.

5. Kolam E

Ukuran kolam E yaitu 3 m x 3 m. Kolam E memiliki kapasitas ikan lele dumbo sebanyak
1.500 ekor. Pakan untuk ikan lele dumbo dalam kolam E adalah maggot.

6. Kolam F

Ukuran kolam F yaitu 6 m x 18 m. Kolam F memiliki kapasitas ikan lele dumbo sebanyak
10.000 ekor. Pakan untuk ikan lele dumbo dalam kolam F adalah maggot, azolla, dan sentrat.

SMPN 1 Raman Utara memanfaatkan kandang burung puyuh yang dapat


menghasilkan limbah organik. Limbah organik tersebut dalam kurun waktu tertentu akan
menghasilkan maggot. Maggot yang sudah muncul dalam kandang burung puyuh tersebut
kemudian dijadikan pakan altenatif untuk ternak ikan lele dumbo. Sambil menunggu produksi
maggot dari kandang burung puyuh tersebut, SMPN 1 Raman Utara memanfaatkan azolla
terlebih dahulu untuk dijadikan pakan alternatif.

Pola pemberian pakan alternatif tersebut dilakukan secara rutin untuk mengurangi
penggunaan pakan konvensional yang mahal. Budidaya ikan lele dumbo di SMPN 1 Raman
Utara ini kemudian diajarkan kepada seluruh peserta didik dalam Program Pertanian Masuk
Sekolah (PMS) untuk memberikan pengalaman baru kepada seluruh peserta didik.

2.4 Budidaya Ikan Lele Dumbo dalam Kegiatan Terpadu Pertanian Masuk Sekolah
(PMS)

Jumlah petani di Indonesia saat ini 33,1 juta orang dimana petani kolotnial sebanyak 30,4
Juta petani, dan petani millenial 2,7 juta orang (sumber : Statistik Ketenagakerjaan), sehingga
dari data tersebut jelas tergambarkan kalau minat anak muda untuk menggeluti pertanian
masih sangat rendah.
Sebagai salahsatu upaya meningkatkan ketertarikan anak muda (millenial) terhadap sektor
pertanian, Kementerian Pertanian RI memprogramkan Pertanian Masuk Sekolah (PMS) yang
merupakan salahsatu program unggulan 100 hari kerja Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin
Limpo. Program PMS merupakan kegiatan budidaya pertanian yang dilaksanakan oleh siswa
dan guru di lingkungan sekolah. Program tersebut bertujuan meningkatkan pengetahuan
siswa tentang budidaya pertanian, menumbuhkan semangat siswa menjadi agripreneur serta
meningkatkan ketersediaan dan akses pangan.

Dalam rangka mendukung program tersebut, SMPN 1 Raman Utara telah menerapkan
program PMS dalam bidang budidaya ikan lele dumbo. Program tersebut dilakukan oleh guru
dan peserta didik secara bersama-sama. Pelaksanaan program tersebut melalui tiga tahap,
yaitu 1) Persiapan, 2) Pelaksanaan Budidaya, 3) Monitoring dan Evaluasi. Pada tahap
persiapan, kepala sekolah dan dewan guru menyiapkan rencana program serta segala
perlengkapan seperti kolam, bibit ikan, dan rencana pakan alternatif. Kemudian pada tahap
pelaksanaan budidaya, SMPN 1 Raman Utara melibatkan peserta didik dalam perawatan dan
pemeliharaannya. Hal tersebut dilakukan dengan membuat jadwal dan membagi tugas kepada
peserta didik dalam setiap bagian dari perawatan dan pemeliharaan dengan bimbingan guru.
Lalu pada tahap monitoring dan evaluasi, guru yang bertugas menjadi pembimbing
memaparkan hasil monitoringnya selama proses budidaya ikan lele dumbo dengan pakan
alternatif tersebut kepada seluruh peserta didik yang bertugas sebagai refleksi terhadap
seluruh kegiatan yang sudah dilakukan.
BAB III
HASIL INOVASI

Budidaya lele dumbo dengan maggot dan azolla sebagai pakan alternatif telah dilakukan di
SMPN 1 Raman Utara dalam rangkaian Program Petani Masuk Sekolah (PMS). Terdapat 6
kolam yang digunakan sebagai tempat budidaya ikan lele dumbo sebanyak 18.000 ekor. Lele
dumbo tersebut pertama kali dimasukkan ke dalam kolam pada tanggal 6 Januari 2020
dengan usia bibit 14 hari. Kemudian, semua ikan diberi pakan alternatif yaitu maggot dan
azolla selama 2 bulan. Proses pemberian makan dan perawatan kolam dilakukan oleh peserta
didik SMPN 1 Raman Utara dengan bimbingan guru. Proses tersebut sekaligus mengajarkan
kepada peserta didik tentang bagaimana melakukan budidya ikan lele dumbo dengan pakan
alternatif. Kemudian, pada 10 maret 2020, SMPN 1 Raman Utara berhasil memanen ikan
dengan berat 1 kg/8 ekor lele dumbo.

Selama proses budidaya, SMPN 1 Raman Utara tidak mengeluarkan biaya yang banyak
untuk membeli pakan ikan. Pakan alternatif berupa maggot dan azolla cukup efektif dan
efisien untuk digunakan dalam budidaya lele dumbo. Selain hemat biaya, pakan alternatif
tersebut juga memiliki kandungan yang baik untuk ikan lele. Sehingga ikan lele dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik mulai dari bibit hingga usia layak konsumsi.

Proses budidaya tersebut juga menarik perhatian peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari
antusias mereka ketika bertugas merawat kolam dan memberi makan ikan dengan pakan
alternatif. Mereka selalu disiplin dan tepat waktu dalam melaksanakan tugasnya selama 2
bulan. Mulai dari bibit sampai ikan layak untuk dikonsumsi.
BAB IV
SIMPULAN

Berdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa budidaya ikan
lele dumbo menggunakan maggot dan azolla sebagai pakan alternatif di SMPN 1 Raman
Utara dalam Program Petani Masuk Sekolah (PMS) berlangsung secara efektif, efisien, dan
ramah lingkungan. Pemanfaatan maggot dan azolla sebagai pakan alternatif dapat
mengurangi biaya produksi karena lebih murah dibandingkan pakan konvensional dan dapat
diproduksi sendiri. Pada proses produksi maggot dan azolla pun sangat ramah lingkungan
karena menggunakan bahan-bahan organik bahkan memanfaatkan limbah organik yang tidak
terpakai menjadi tepat guna. Selain itu, maggot dan azolla juga memiliki kandungan-
kandungan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan lele dumbo.
LAMPIRAN
PEMBUATAN KOLAM
KANDANG BURUNG PUYUH PENGHASIL MAGGOT
KUNJUNGAN STUDI KEPALA SMPN 1 LABUHAN MARINGGAI

KUNJUNGAN STUDI KEPALA SMPN 1 SEKAMPUNG DAN SMPN 1 PEKALONGAN


KUNJUNGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP

KEPALA SMPN 1 RAMAN UTARA BERSAMA PEJABAT KEMENTRIAN


PERTANIAN YANG MENDUKUNG PROGRAM PERTANIAN MASUK SEKOLAH
(PMS)
KEPALA SMPN 1 RAMAN UTARA BERSAMA PEJABAT KEMENTRIAN
PERTANIAN YANG MENDUKUNG PROGRAM PERTANIAN MASUK SEKOLAH
(PMS)

TANAMAN HASIL PROGRAM TERPADU PERTANIAN MASUK SEKOLAH (PMS) DI


SMPN 1 RAMAN UTARA

Anda mungkin juga menyukai