Pengaruh Variasi Jenis Pakan Terhadap Kualitas Anakan Ikan Molly Balon Yang
Dihasilkan
Eka Septiyana1), Yustisia Nur Millenia2), Ocvi Nurma Rizky3), Atip Nurwahyunani4)
1
Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi Informasi,
Universitas PGRI Semarang
email: ekaseptiyana75@gmail.com
2
Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi Informasi,
Universitas PGRI Semarang
email: yustisiajpr@gmail.com
3
Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi Informasi,
Universitas PGRI Semarang
email: ocvinr@gmail.com
4
Staff Pengajar Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi
Informasi, Universitas PGRI Semarang
email: atip.momskenzie@gmail.com
APA Citation: Septiyana, E., Millenia, Y. N., Rizky, O. N., & Nurwahyunani, A. (2023). Pengaruh
Variasi Jenis Pakan Terhadap Kualitas Anakan Ikan Molly Balon Yang
Dihasilkan. Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi, 15(1), 29-37. doi:
10.25134/quagga.v15i1.5509.
Abstrak: Poelicia latipinna sailfin molly atau lebih dikenal dengan ikan molly balon merupakan salah
satu ikan hias air tawar yang ada di Indonesia yang termasuk dalam jenis ikan “livebearer”. Banyak
jenis ikan molly yang beredar di pasaran dengan warna hingga bentuk tubuh yang beragam akibat
persilangan dan mutasi. Suatu usaha budidaya ikan hias kendala yang sering dialami adalah pada
masa pembenihan. Faktor yang sering menjadi kendala bagi pembudidaya ikan ialah ketersediaan
pakan bagi ikan budidaya secara kualitas dan kuantitas pada stadia larva hingga benih. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian variasi jenis pakan dan jenis pakan yang paling
optimal baik pakan buatan (pellet) atau alami (cacing sutera) terhadap kualitas anakan ikan molly
ballon yang dihasilkan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2x3 dengan
parameter yang diamati ialah kualitas anakan ikan molly balon yang dihasilkan. Analisis data
menggunakan One-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pakan yang berbeda
mempengaruhi kualitas anakan ikan molly balon dan jenis pakan yang meberikan hasil yang optimal
dalam mempengaruhi kualitas anakan ikan molly balon yang dihasilkan ialah pakan alami (cacing
sutra).
Kata Kunci : variasi jenis pakan; kualitas anakan; molly balon
Abstract: Poelicia latipinna Sailfin Molly atau lebih dikenal dengan ikan molly balon merupakan salah
satu ikan hias air tawar yang ada di Indonesia yang termasuk dalam jenis ikan “livebearer”. Banyak
jenis ikan molly yang beredar di pasaran hingga bentuk tubuh yang beragam akibat persilangan dan
mutasi. Suatu usaha budidaya ikan hias kendala yang sering dialami adalah pada masa pembenihan.
yang sering menjadi kendala bagi pembudidaya ikan ketersediaan pakan bagi ikan budidaya secara
kualitas dan kuantitas pada stadia larva hingga benih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh pemberian variasi pakan dan jenis pakan yang paling optimal baik pakan buatan (pellet)
atau alami (cacing sutera) terhadap kualitas anakan ikan molly ballon yang dihasilkan. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2x3 dengan parameter yang diamati adalah kualitas
anakan ikan molly balon yang dihasilkan. Analisis data menggunakan One-way ANOVA. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variasi pakan yang berbeda mempengaruhi kualitas anakan ikan molly
balon dan jenis pakan yang memberikan hasil yang optimal dalam mempengaruhi kualitas anakan ikan
molly balon yang dihasilkan adalah pakan alami (cacing sutra).
Keywords : variety of feed, tiller quality, molly balon
29
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN 2615-5869
Volume 15, Nomor 1, Januari 2023, pp.29-37 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga
30
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN 2615-5869
Volume 15, Nomor 1, Januari 2023, pp.29-37 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga
Pada penelitian ini parameter yang diukur Penelitian ini dilaksanakan pada 1
adalah kualitas anakan ikan molly balon yang November – 9 Desember 2021. Lokasi
dihasilkan berupa tingkah laku anakan maupun penelitian di lakukan di rumah peneliti yaitu
kuantitas anakan yang dapat bertahan hidup di Desa Teluk, Kecamatan Karangawen,
dalam akuarium pada akhir masa pemeliharaan. Kabupaten Demak. Populasi penelitian ini yaitu
Pengamatan dilakukan setiap hari sebanyak dua ikan molly balon jantan dan betina yang
kali pengamatan. Perlakuan yang diterapkan memiliki karakteristik antara lain
pada penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar 1. hiperaktif/lincah banyak gerak, dalam kondisi
K : Perlakuan dengan pemberian makan pellet sehat, dan tidak cacat serta ikan molly yang
(Kontrol) berusia siap melakukan pembuahan. Sedangkan
P : Perlakuan dengan pemberian makan cacing sampel penelitian ini yaitu ikan molly balon
sutra. betina sebanyak 12 ekor dan 6 ekor.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
berupa akuarium kaca, mangkuk, baskom,
sekopnet, dan Aerator. Sedangkan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini berupa ikan
molly balon, air, tumbuhan air berupa hydrilla
Urutan Letak Penempatan maupun enceng gondok dan dua jenis variasi
Akuarium penelitian
pakan berupa cacing sutra dan pellet ikan.
Gambar 1. Urutan Letak Penempatan
Akuarium Penelitian
31
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN 2615-5869
Volume 15, Nomor 1, Januari 2023, pp.29-37 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga
32
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN 2615-5869
Volume 15, Nomor 1, Januari 2023, pp.29-37 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga
Namun jika penggunaan yang berlebihan air. Kotoran yang dihasilkan oleh ikan molly
dimilin memiliki efek samping. Selain dibersihkan dengan cara penyiponan yaitu
menggunakan senyawa kimia dimilin, mengambil kotora-kotoran baik kotoran hasil
pengobatan penyakit pada ikan yang metabolism ikan maupun sisa pakan ikan.
terinfeksi oleh Argulus sp dapat Pergantian air dilakukan dengan cara
menggunakan bahan alami (Kumar, et al., mennyisakan 1/3 air pada akuarium
2012). Tanaman ketapang dapat berfungsi kemudian ditambahkan dengan air yang
untuk medis. Daun ketapang mengandung bersih.
senyawa metabolit sekunder yang bersifat Pada tanggal 10 november 2021 atau
antibateri dan berpotensi sebagai antiparasit hari ke-10 perawatan indukan didapati dua
bagi ikan (Ololade, et al., 2014). Hasil ikan molly dalam satu akuarium yang mati.
penelitian Setyowati, (2020) terkait pengaruh Kematian tersebut diduga karena suhu air
ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa) yang terlalu rendah mengingat saat ini
terhadap prevalensi dan intensitas ektoparasit merupakan musim penghujan dan peniliti
pada ikan kaper diperoleh hasil bahwa tidak memiliki alat yang menetralkan suhu
pemberian ekstrak daun ketapang air, sehingga kondisi tersebutlah yang
berpengaruh terhadap prevalensi dan mengakibatkan ikan tidak dapat bertahan
intensitas Argulus sp dan dapat hidup.
meningkatkan kelangsungan hidup ikan. Pada tanggal 28 November 2021 atau
Kemudian dilakukan kontroling pada hari ke 28, peneliti telah membeli aerator
media hidup ikan yaitu air, dalam hal ini yang untuk mencukupi kebutuhan oksigen pada
dilakukan berupa cek kualitas air pada media ikan molly. Penggunaan aerator
hidup ikan serta pergantian air yang menyebabkan perilaku ikan molly yang aktif
dilakukan setiap 3 hari sekali. Kualitas air dan lincah, ikan molly menyukai arus yang
merupakan keadaan baik tidaknya perairan terbentuk dari gelembung-gelembung udara
dalam akuarium pemeliharaan ikan. Kualitas yang dihasilkan oleh aerator. Pengunaan
air yang baik akan menunjang pertumbuhan aerator dapat meningkatkan kadar oksigen
benih ikan molly balon. Namun, sebaliknya pada air sehingga sirkulasi pernapasan ikan
kualitas air yang buruk akan menghambat molly di dalam akuarium terpenuhi. Semakin
pertumbuhan bahkan menyebabkan kecil gelembung oksigen yang dihasilkan
kematian pada ikan, sehingga harus oleh aerator maka akan semakin cepat
diperhatikan kualitasnya. oksigen diserap oleh air.
Menurut Agus, et al., (2010) air yang b. Proses Breeding dan Pemijahan
jernih tidak menjamin kualitas air yang baik Pada proses breeding dan pemijahan ini
bagi ikan, karena jernih bukan satu-satunya tahap pertama yang dilakukan yaitu
syarat air berkualitas bagi ikan. Pada membersihkan akuarium yang akan menjadi
beberapa kondisi justru sering ditemukan tempat pemijahan ikan molly balon.
ikan hidup dan berkembang dengan subur Kemudian mengisi akuarium tersebut dengan
pada air yang bagi manusia menimbulkan air bersih sebanyak 700 ml. Kemudian
kesan jorok. Terdapat beberapa faktor di mengecek indukan yang siap melakukan
dalam air yang berpengaruh terhadap pemijahan dengan cara memperhatikan
kehidupan ikan antara lain suhu, derajat tingkah laku ikan dan kondisi ikan yang sehat
keasaman (pH) oksigen terlarut (DO) dan serta dengan memijatt perut ikan.
lain sebagainya. Setelah melalui mengecekan kemudian
Pengukuran kualitas air pada penelitian memasangkan induk jantan dan induk betina
ini dilakukan sebagai data sekunder kedalam akuarium. Dalam waktu semalaman
penunjang kehidupan ikan, dimana semua ikan molly balon telah memulai proses
faktor lingkungan diupayakan dapat pemijahan yang diawali perilaku ikan jantan
mendukung benih ikan molly balon untuk dan betina yang kejar-kejaran dan
dapat tumbuh dan berkembang. Selain menyerempetkan badannya hingga terjadi
pengukuran kualitas air, hal lain yang pembuahan secara internal. Ikan molly jantan
dilakukan untuk menjaga kestabilan kualitas mengeluarkan sperma melalui gonopodium
air adalah dengan penyiponan dan pergantian kemudian disimpan pada spermatophore
33
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN 2615-5869
Volume 15, Nomor 1, Januari 2023, pp.29-37 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga
indukan ikan molly balon betina sehingga permukaan dengan berenang sedangkan
terjadi kematangan sel telur hingga sisanya masih berupa telur dan ada yang
mengalami perkembangan embrio di dalam sudah terisi oleh larva tetapi belum sempurna
tubuh induk ikan molly balon betina, hingga sehingga tidak lulus hidup. Sedangkan pada
akirnya larva ikan molly balon dikeluarkan akuarium P.1.a berhasil mengeluarkan
seperti melahirkan. anakan pukul 17.00 WIB dengan 18 jumlah
c. Pemberian Pakan yang lebih sedikit dibandingkan akuarim
Pemberian pakan terhadap indukan ikan P.1.c karena dari total telur yang berhasil
molly balon dilakukan sebanyak 2 kali sehari dikeluarkan terdapat 15 anakan yang berhasil
sesuai dengan perlakuan masing-masing berenang menuju permukaan untuk
yaitu untuk K (kontrol) diberikan pakan mengambil oksigen, kualitas anakan pada
berupa pellet sedangkan untuk P (perlakuan) akuarium ini dapat dikatakan kurang baik
diberi pakan alami berupa cacing sutra. karena banyak telur-telur yang dikeluarkan
Pemberian pakan pada ikan molly balon namun gagal menjadi larva yang dapat hidup.
diberikan pada pagi hari pukul 07.00 WIB Kemudian diikuti oleh akuarium P.1.b yang
dan sore hari pukul 17.00 WIB. Perilaku ikan pada tanggal 8 November berhasil
molly saat diberi makan sangat responsif, mengeluarkan anakan atau larva tetapi
begitu pakan dimasukkan ke dalam akuarium kualitas yang dihasilkan sangat buruk, dari
ikan molly langsung menghampiri dan banyaknya telur dan larva yang dikeluarkan
memakan pakan tersebut. hanya terdapat satu ekor larva yang berhasil
Pemberian cacing sutra sebagai pakan menuju ke permukaan meskipun satu jam
alami pada miniriset ini karena kandungan kemudian mati.
yang dimiliki. Cacing sutra memiliki Larva yang berhasil hidup kemudian
kandungan gizi yang cukup tinggi dengan dipisahkan dari indukannya. Induk harus
protein (57%), lemak (13,3%), serat kasar segera dipindah pada wadah yang berbeda.
(2,04%), air (87,7%) dan kadar abu (3,6%) Hal tersebut dilakukan agar induk tidak
dimana kandungan gizi tersebut sangat mengganggu dalam proses penetasan telur.
dibutuhkan oleh benih ikan maupun indukan Dalam hal ini indukan dikeluarkan dari
untuk mempercepat proses pertumbuhan akuarium hingga tertinggal larva-larva yang
(Hidayat, et al., dalam Lastris 2020). Serta berhasil hidup. Hal ini dilakukan untuk
terdapat pakan tambahan untuk anakan ikan menyelamatkan larva ikan agar tidak
molly yang beruisa 1-4 hari berupa kutu air dimakan oleh indukannya sendiri. Setelah
jenis Dhaina sp. Kutu air Dhaina sp indukan diambil kemudian indukan
mengandung protein yang cukup tinggi ditempatkan di akuarium baru dengan media
sebesar 66% akan tetapi memiliki kandungan hidup yang telah diberikan satu tetes ekstrak
lemak yang rendah sehingga sangat bagus ketapang yang bertujuan untuk mengurangi
untuk pertumbuhan anakan ikan molly balon. stress pada ikan setelah melahirkan atau
Sedangkan pemberian pakan buatan mengeluarkan anakan. Anakan ikan molly
(pellet) karena pellet memiliki kandungan balon yang hidup tidak diberi makan selama
protein sebesar 48% dan kadar lemak 8% 3 hari karena saat lahir ikan tersebut masih
yang cukup bagi kebutuhan ikan. memiliki yolk atau kuning telur sebagai
d. Penetasan Telur Perawatan Larva Hingga cadangan makannya, begitu usia 4 hari
Tumbuh sehat kemudia larva/anakan ikan molly ini diberi
Pada hari ke-7 tepatnya tanggal 7 kutu air yang sangat kecil agar dapat
November 2021 dua akuarium perlakuan memberikan nutrisi pada larva ikan molly
dengan pakan cacing sutra berhasil balon ini. Pemberian makan kutu air
mengeluarkan anakan. Akuarium tersebut berlangsung selama 1 minggu hingga usia
yaitu akurium P.1.c dan P.1.a, akuarium P.1.c ikan 10 hari. Saat anakan ikan molly berusia
berhasil mengeluarkan anakan pukul 11.00 11 hari baru diberi makan cacing sutra telah
WIB dengan jumlah yang cukup banyak diperkecil ukurnnya karena mengikuti mulut
yaitu 24 telur tetapi yang lulus hidup hanya dari anakan ikan yang masih sangat kecil.
19 ekor dikatakan lulus hidup karena ke 19 Menurut Jusadi, et al., (2015) pemberian
anakan atau larva tersebut berhasil naik ke pakan alami di awal pemeliharaan larva
34
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN 2615-5869
Volume 15, Nomor 1, Januari 2023, pp.29-37 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga
sangat baik untuk mempertahankan suhu air yang sangat rendah akibat musim
kelangsungan hidup dan meningkatkan penghujan, sehingga anakan ikan molly yang
enzim pada sistem perncernaan lebih cepat. masih sangat kecil tidak dapat beradaptasi
Aktivitas enzim yang meningkat diiringi dengan baik terhadap suhu yang ekstrim.
dengan sistem pencernaan larva yang Menurut Razi (2014) suhu yang tepat untuk
meningkat pula, sehingga pemberian pakan ikan molly balon hidup berkisar antara 24-
alami terus menerus tidak memberikan 28°C. Suhu dapat mempengaruhi kandungan
peningkatan enzim. Hal ini dikarenakan oksigen pada air. Kadar oksigen akan lebih
sistem pencernaan larva ikan molly balon tinggi di permukaan karena adanya
telah siap untuk mencerna pakan dari luar pertukaran oksigen antara air dan udara.
sehingga tidak mendorong larva untuk Ketika terjadi peningkatan suhu maka akan
menghasilkan lebih banyak enzim terjadi penurunan oksigen terlarut, sehingga
pencernaan. akan terjadi peningkatan metabolisme dalam
Semakin hari anakan ikan molly balon tubuh ikan. Metabolime yang meningkat
semakin aktif dalam berenang dan saat disebabkan oleh meningkatnya aktivitas
diberikan pakan memberikan merespon respirasi. Ketika kadar oksigen berkurang
dengan cepat. Pertumbuhan ikan molly tidak dalam suatu perairan maka ikan akan
terlihat begitu signifikan tetapi sejauh ini saat berusaha mengambil atau memanfaatkan
anakan ikan molly ini berusia 12 hari ukuran oksigen dalam jumlah volume yang lebih
ikan molly sedikit bertambah. banyak (Zainuri, 2019).
Pada hari minggu, 21 November Guna pemperbaiki perawatan anakan
didapati anakan ikan molly balon yang mati ikan molly kemudian peneliti membeli
pada masing masing akuarium sebanyak 2 aerator untuk memenuhi kebutuhan oksigen
ekor. Tidak begitu lama selang beberapa hari ikan molly. Penggunaan aerator
kematian anakan ikan molly juga terjadi pada menyebabkan perubahan perilaku ikan
19 minggu hari selasa 23 November dan rabu molly, ikan molly menyukai arus yang
24 november. Kematian tersebut diduga terbentuk dari gelembung-gelembung udara
karena suhu air yang sangat rendah akibat yang dihasilkan oleh aerator. Fungsi
musim penghujan, sehingga anakan ikan penggunaan aerator untuk membantu
molly yang masih sangat kecil tidak dapat meningkatkan kadar oksigen pada air
beradaptasi dengan baik terhadap suhu yang sehingga sirkulasi pernapasan ikan molly
ekstrim. Suhu air yang mendadak lebih panas balon di dalam akuarium tercukupi. Semakin
atau lebih dingin dari biasanya disebabkan kecil gelembung oksigen yang dihasilkan
oleh perubahan cuaca, perubahan musim, oleh aerator maka semakin cepat oksigen
gejala pergeseran dasar perairan, dan diserap oleh air.
sebagainya, mempengaruhi respon yang Oksigen sebagai bahan pernafasan
diberikan, ikan akan beradaptasi dengan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi
penyesuaian metabolisme tubuhnya terhadap metabolisme. Selain itu, oksigen dibutuhkan
lingkungan untuk mempertahankan untuk pembakaran bahan organik sehingga
kehidupannya hingga diikuti dengan terbentuk energi yang diikuti dengan
perubahan tingkah lakunya (Zainuri, 2019). pembentukan CO2 dan H2O. Oleh karena
Selain karena perubahan suhu, kematian itu, kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh
larva ikan molly balon yang tinggi juga kemampuannya memperoleh oksigen yang
disebabkan oleh cadangan makanan berupa cukup (Zainuri, 2019).
yolk kuning telur yang dimiliki larva telah Pada tanggal 2 Desember, anakan ikan
habis, sedangkan pakan alami yang terdapat molly balon hasil indukan P.1c sudah terlihat
didalam media hidupnya tidak sesuai dengan perkembangan ukuran tubuhnya. Perilaku
kebutuhan serta pakan tidak sesuai dengan yang ditunjukkan oleh anakan yang telah usia
jenis, ukuran maupun jumlah (Rabiati, et al., 23 hari yaitu aktif dan lincah, perilaku
2013). makannya pun telah berubah, saat ini anakan
Pada hari minggu, 28 November semua ikan moly telah resposif saat diberikan
anakan ikan molly hasil dari indukan P.1.a makan. Pada tanggal 6 Desember 2021,
mati. Kematian tersebut diakibatkan oleh indukan ikan molly balon perlakuan P.1.a
35
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN 2615-5869
Volume 15, Nomor 1, Januari 2023, pp.29-37 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga
berhasil melahirkan larva dengan total 5 ekor akhirnya menyebabkan kualitas air
larva tetapi yang lulus 20 hidup hanya 2. Tiga mengalami penurunan.
larva yang mati diakibatkan oleh kondisi air
pada media yang terlihat keruh sehingga SIMPULAN
larva tersebut tidak dapat bertahan hidup. A. Kesimpulan
Pada tanggal 7 Desember 2021 kembali Berdasarkan penelitian yang telah
terjadi kelahiran, indukan ikan molly P.1.b dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
berhasil melahirkan larva ikan molly dengan 1. Kegiatan breeding ikan molly dengan
total sebanyak 20 ekor larva. Proses variasi pakan yang berbeda berpengaruh
melahirkan ini terjadi beberapa tahap, pukul terhadap kualitas anakan yang dihasilkan.
17.00 WIB anakan ikan molly yang 2. Perlakuan cacing sutra memberikan hasil
dihasilkan sebanyak 5 ekor, pukul 18.00 yang paling optimal terhadap kualitas
WIB teramati anakan ikan molly sudah anakan yang dihasilkan.
sebanyak 15 ekor dan pada pengamatan B. Saran
terakhir pada pukul 21.00 WIB teramati total Persiapan yang matang baik dari segi
anakan ikan molly balon sebanyak 20 ekor. alat dan bahan maupun pengetahuan peneliti
Pada pengamatan yang terakhir teramati sangat dibutuhkan demi kelancaran
seluruh anakan ikan molly berhasil naik ke penelitian dan dapat mengurangi tingkat
permukaan air hal ini dapat dikatakan seluruh kematian induk maupun larva.
anakan yang dihasilkan dapat lulus hidup.
Kualitas anakan ikan molly dipengaruhi UCAPAN TERIMA KASIH
oleh kandungan pakan yang diberikan. Ucapan terimakasih ditujukan kepada Ibu
Tarigan, et al., (2014) menyatakan kualitas Atip Nur Wahyunani selaku Dosen Pembimbing
pakan sangat mempengaruhi laju penelitian. Terimakasih juga ditujukan kepada
pertumbuhan organisme, terutama kadar rekan tim penelitian kelompok 7 budidaya
protein yang terkandung di dalam pakan perikanan Program Studi Pendidikan Biologi
tersebut. Protein merupakan bagian terbesar Universitas PGRI Semarang serta seluruh pihak
dari daging ikan. Cacing sutera memiliki yang telah membantu penulis yang tidak dapat
kandungan protein sebesar 57% dan kada disebutkan satu-persatu.
lemak sebesar 13%, sedangkan pakan buatan
(pellet) memiliki kandungan protein sebesar REFERENSI
48% dan kadar lemak 8%. Afrianto, E., dan E. Liviawaty. 2005. Pakan
Agus, et al., (2010) menyatakan bahwa ikan. Kanisius : Yogyakarta. Hal 9-77.
protein merupakan unsur yang paling penting Agus, M., Muhamad, M. T dan Nafi, B. 2010.
dalam pakan yang sangat dibutuhkan bagi Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Alami
pertumbuhan ikan. Sedangkan menurut Daphnia, Jentik Nyamuk Dan Cacing
Agus, et al., (2010), tidak hanya protein yang Sutera Terhadap Pertumbuhan Ikan
berperan bagi pertumbuhan ikan, tetapi Cupang Hias (Betta splendens). Jurnal
lemak. Lemak merupakan salah satu sumber Penelitian. Fakultas Perikanan Unikal.
energi yang harus tersedia dalam pakan. Jika Diakses pada 19 Oktober 2021.
lemak dalam pakan tidak mencukupi Akbar, M. F. 2014. Efektivitas Ekstak biji
kebutuhan ikan, maka energi untuk Nimba Azadirachta indica untuk
beraktivitas diambil dari protein sehingga pengobatan parasite Argulus sp. pada Ikan
menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi Mas Koki Carassius auratus. Technology
terhambat. and Management of Aquaqulture. 1-26
Tarigan, et al., (2014) menyatakan Jusadi, D., Angraini, R.S dan Supriyadi, M.A.
terdapat kelemahan dari pakan buatan yaitu 2015. Kombinasi cacing Tubifex dan pakan
jika pakan terlalu lama berada di air maka buatan pada larva ikan patin. Departemen
pakan akan larut dan memicu perubahan air Budidaya Peraiaran, Fakultas Perikanan
yaitu menjadi keruh. Sisa pakan akan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
berubah menjadi amoniak, terlebih pakan Bogor.
dengan kandungan protein tinggi yang pada Juwahir, A., Z.. R. Ya’ala, S. F. Mangitung dan
Rusaini. 2016. Prevalensi dan Intensitas
36
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN 2615-5869
Volume 15, Nomor 1, Januari 2023, pp.29-37 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga
Ektoparasit pada Ikan Mas (Cyprinus Razi, F. 2014. Teknik Budidaya Ikan Black
carpio L.) di Kabupaten Sigi. Jurnal Molly. Penyuluhan Perikanan. Pusat
Agrisains., 17(2): 62-69. Penyuluhan Kelautan Dan Perikanan,
Kumar, et al. 2012. Antiparasitic Efficacy of Badan Pengembangan SDM KP,
Piperine Againts Argulus sp. On Carassius Kementerian Kelautan dan Perikanan.
auratus: in Vitro and in ViVo Study. Rabiati., Basri. Y dan azrita. 2013. Pemberian
Parasitol Res., 111: 2071-2076. Pakan Alami Yang Berbeda Terhadap Laju
Lastris, T. et al. 2020. Budidaya Cacing Sutera Sintasan Dan Pertumbuhan Larva Ikan
(Tubifex sp) di Balai Perikanan Budidaya Bujuk(Channa lucius Civier).Jurnal
Air Tawar (BPBAT) Tatelu. Manado. Penelitian. Fakultas Perikanan dan ilmu
Mayer, J. et al. 2013. The Use of Lufenuron to Kelautan Universitas Bung Hatta.
treat fish lice Argulus sp. in Koi Cyprinus Setiawan, F., U. Yanuhan dan A. Kurniawan.
carpio. Journal Of Exotic Pet Medicine, 2019. Status Hematologi dan Respon Imun
22:65-69 Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang terinfeksi
Ololade, Z.S., et al. 2014. Total Phenolis Myxobolus sp. dengan Treatment Dimilin.
Content, Free Radical Inhibition, Indonesian Journal of Fisheries Science and
Antioxidant and Antibacterial Potential of Technology. 15(1) : 80-85
the Medicinal Organic Compounds in the Setyowati., D.W., Astutui. 2020. Pengaruh
Fruit of Terminalia catappa Linn. Nature Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia
and Science, 12(2): 46-50 catappa) dan ragi terhadap Prevalensi dan
Prasetya, et al. 2004. Kelayakan Jenis Intensitas Ektoparasit Pada Ikan Karper.
Ektoparasit yang Menyerang Ikan Gurami Jurnal Biologi Tropis. 149-154
(Osphrinemus gourami Lac) Tahap Tarigan, et al., 2014. Lajuu Pertumbuhan dan
Pendederan I dan II Dengan Pemeliharaan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Botia
Secara Tradisional. Prosiding Seminar (Chromobotia macracanthus) dengan
Nasional VI, Penyakit Ikan dan Udang. Pakan Cacing Sutera (Tubifex sp). Jurnal
Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Penelitian Program Studi Manajemen
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian
Perikanan, Badan Penelitian dan Universitas Sumatera Utara.
Pengembangan Pertania: Purwokerto. Zainuri, M., 2019. Rekayasa dan Tingkah Laku
Purnama, M.N. 2004. Analisis Efisiensi Ikan. UTMPRESS. Madura.
Pemasaran Ikan di Desa Cibuntu, Ciampea-
Bogor. Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
37