PENDAHULUAN
1
membantu mencapai tempat yang sulit dijangkau dengan posisi kerja vertikal
maupun horizontal tanpa bantuan perancah, platform ataupun tangga.
Metode akses tali telah banyak digunakan untuk menunjang kerja pada
gedung tinggi, menara jaringan listrik, menara komunikasi, anjungan minyak,
perawatan dan perbaikan kapal, perawatan jembatan, ruang terbatas/cerobong,
penelitian dan pertambangan. Untuk Indonesia sudah ada ketentuan tentang
keharusan semua pekerja yang bekerja diketinggian mempunyai keterampilan
keselamatan dan kesehatan kerja diketinggian.
Bekerja di Atas Ketinggian merupakan suatu kegiatan /aktifitas yang dikategorikan
sebagai "Class 1 Risk Activities" atau aktivitas yang mempunyai potensi resiko sangat
tinggi, Berdasarkan laporan Labour Force Survey (LFS2) UK, Salah satu penyebab
terjadinya kecelakaan kerja yang berdampak pada cidera serius dan kematian adalah
terjatuh dari atas ketinggian (31%) dan sebagian besar terjadi pada pekerja bidang
konstruksi (11%). sebagai informasi pada tahun 2007 Indonesia merupakan negara
peringkat 2 setelah Cina pada kecelakaan yang berupa jatuh dari atas ketinggian dengan
7 Kematian per hari. Bekerja di Atas Ketinggian adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang
dilakukan object dalam hal ini adalah pekerja yang mempunyai resiko jatuh dari atas
ketinggian yang apabila diukur dari base elevation/lantai dasar ke titik jatuh 1.8 meter.
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan bahaya bekerja dari daerah ketinggian.
2. Untuk menjelaskan bagaimana menanggulangi bahaya bekerja dari
daerah ketinggian.
3. Menjelaskan alat yang dibutuhkan pada saat bekerja dari daerah
ketinggian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2
dengan arrestor (pelindung tubuh dengan memanfaatkan Lanyards ganda) atau
harus dilindungi dengan pegangan atau jaring pengaman. Menurut Asosiasi Ropes
Access Indonesia (2009) bekerja pada ketinggian (work at height) adalah bentuk
kerja dengan mempunyai potensi bahaya jatuh (dan tentunya ada bahaya-bahaya
lainnya). Menurut Rope and Work Corporation yang dimaksud bekerja
diketinggian adalah pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi (high risk activity)
yang memerlukan pengetahuan serta ketrampilan khusus untuk melaksanakan
pekerjaan sebenarnya.
Metode akses tali (Rope Acces). Cara kerja akses tali ini menggunakan tali
sebagai sarana jalur kerja maupun jalur keselamatan, metode ini dapat diandalkan
dan cenderung efisien untuk kerja pada bangunan tinggi dan beberapa pekerjaan
ringan sampai sedang. Metode akses tali merupakan metode alternatif untuk
menyelesaikan pekerjaan ringan sampai tingkat sedang dalam posisi yang sulit
dan membutuhkan kecepatan (rapid task force).
1. Tangga
2. Scaffolding / perancah jembatan
3. Alat angkat mekanik (working platforms)
4. Bolt dan clamp scaffolding
5. Peralatan akses yang saling terhubung
6. Tali dan jaring keselamatan
3
1. Tangga
Tangga umumnya digunakan sebagai akses untuk mencapai area yang sulit
dijangkau dan hanya digunakan sebagai alat bantu kerja.
Metode dan tindakan pencegahan dalam penggunaan tangga adalah :
1. Jangan menggunakan tangga yang rusak atau tangga berbahan metal
untuk pekerjaan listrik.
2. Tambahkan paling tidak 1 meter di atas tempat yang dituju.
3. Jangan menambahkan tangga tambahan sehingga tangga tumpang tindih.
4. Amankan puncak tangga, agar tidak bergeser dari tempatnya.
5. Gunakan papan untuk melindungi bagian tangga yang rusak, jika
diperlukan.
6. Sudut yang terbentuk paling tidak 75 derajat dari posisi vertikal.
7. Jangan melebihi jangkauan tangga.
4
Pengawasan yang kompeten.
Scissor Lifts
Peringatan utama pada alat ini adalah :
1. Lakukan penilaian terhadap semua bahaya.
2. Jika ada bagian dari peralatan yang dapat mencapai ketinggian 8 meter/
mengenai kabel tegangan tinggi, harus memperoleh izin dari petugas
kelistrikan.
3. Jika tegangan listrik lebih besar dari 415v, jarak aman akan ditentukan
oleh petugas kelistrikan yang berwenang.
4. Jika kabel tersebut adalah kabel transmisi tegangan tinggi, normalnya ini
membutuhkan isolasi dan grounding.
5. Pastikan muatan kerja aman/ safe work load (SWL) dan jumlah orang
tidak ditambah.
6. Pastikan tanah pijakan tersebut kokoh dan stabil untuk mendukung
pemuatan.
7. Pastikan tidak ada penghalang di atas sebelum mengangkat platform.
8. Sabuk keselamatan harus digunakan dan diikat ke platform oleh orang
yang bekerja dengan alat tersebut.
9. Jika alat tersebut merupakan platform statik tetapi kemungkinan dapat
tertabrak oleh kendaraan lain, maka sabuk harus digunakan.
Telescopic Booms
Peringatan utama alat ini sama seperti pada scissor lifts, harus termasuk
tambahan peringatan berikut:
1. Lakukan penilaian terhadap semua bahaya.
2. Pastikan tanah tersebut kokoh dan stabil untuk mendukung pemuatan,
khususnya jika dilengkapi dengan outriggers.
5
1. Truk forklift hanya digunakan untuk pekerjaan perawatan/ perbaikan
yang tidak terencana.
2. Kerangka harus disetujui untuk pekerjaan jenis ini.
3. Sabuk keselamatan harus digunakan dan diikat ke kerangka.
4. Operator tidak boleh meninggalkan kerangka kecuali jika berada di dasar.
5. Pengemudi forklift dan orang bagian pemeliharaan menyadari semua
bahaya yang ada.
6. Forklift tidak boleh melintas saat kerangka diangkat.
7. Pengemudi harus memposisikan diri dimana dia dapat mengontrol segala
sesuatu yang berhubungan dengan bekerja di ketinggian.
8. Ini tidak boleh digunakan untuk pekerjaan rutin.
6
1. Platform harus digunakan dan dioperasikan oleh orang yang
berpengalaman dan terlatih. Scaffold harus stabil.
2. Pegangan dan papan harus dipasang dimana orang bisa terjatuh dari
ketinggian 1.8 meter atau lebih.
3. Pegangan harus dipasang antara 910mm dan 1150mm di atas platform.
4. Cradle harus memiliki papan pada ketinggian minimum 250mm.
5. Pegangan di pasang pada ketinggian 9101150mm dari platform.
7
Jika atap yang rata atau miring tersebut rapuh, sebaiknya
menggunakan papan.
Platform perancah atau pegangan tidak dapat digunakan, jaring, dan atau
sabuk dan tali keselamatan harus digunakan. Yang harus diperhatikan :
Diameter jaring
Area yang harus dipasang jaring
Sabuk keselamatan tidak boleh dilepas
8
2. Tidak tersedianya pengamanan yang cukup untuk mencegah jatuh.
9. Hukuman bagi pekerja yang tidak mengenakan alat pelindung diri dengan
benar, misalnya dikenai denda atau tidak diperkenankan bekerja
dilingkungan proyek.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bagi pekerja yang bekerja dengan tingkat bahaya tinggi misalkan bekerja di
ketinggian pada gedung-gedung tinggi, menara konstruksi baja dan instalasi
industri, pemahaman tentang keselamatan kerja menjadi lebih penting. Dalam hal
tersebut keterampilan untuk bekerja di ketinggian akan menjadi sangat khusus.
Untuk memenuhi pengetahuan dan keterampilan keselamatan kerja bekerja
diketinggian, saat ini telah berkembang metode akses tali (Rope Acces). Metode
ini dikembangkan dari teknik Panjat tebing dan Penelusuran Gua, untuk
membantu mencapai tempat yang sulit dijangkau dengan posisi kerja vertikal
maupun horizontal tanpa bantuan perancah, platform ataupun tangga.
10
Metode akses tali merupakan metode alternatif untuk menyelesaikan
pekerjaan ringan sampai tingkat sedang dalam posisi yang sulit dan membutuhkan
kecepatan (rapid task force).
1. Tersedia tali kerja dan tali pengaman.
2. Tersedia dua penambat.
3. Tersedia alat bantu dan alat pelindung diri.
4. Terdapat personil yang handal.
5. Pengawasan yang ketat.
Tipe peralatan yang digunakan untuk bekerja di ketinggian antara lain :
1. Tangga
2. Scaffolding / perancah jembatan
3. Alat angkat mekanik (working platforms).
4. Bolt dan clamp scaffolding.
5. Peralatan akses yang saling terhubung.
6. Tali dan jaring keselamatan
Penyebab jatuh dari ketinggian
1. Kelalaian pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri.
2. Tidak tersedianya pengamanan yang cukup untuk mencegah jatuh.
2. Setiap pekerja yang bekerja di tepian ketinggian wajib memakai alat pelindung
diri seperti safety belt, safety body harnest, helm dll.
6. Berhenti bekerja saat hujan, saat kelelahan dan saat situasi membahayakan.
11
7. Memasang ralling pengaman pada tepian struktur gedung, agar pekerja tidak
terlalu ketepian.
9. Hukuman bagi pekerja yang tidak mengenakan alat pelindung diri dengan benar,
misalnya dikenai denda atau tidak diperkenankan bekerja dilingkungan proyek.
3.2 Saran
Bagi para pekerja penting untuk mengetahui pentingnya alat pelindung diri
apabila akan bekerja pada daerah ketinggian. Dan hendaknya berhati-hati dalam
melakukan segala macam pekerjaan. Dahulukan safety first agar kerja menjadi
lebih aman.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/USER/Documents/K3/Fungsi%20K3%2%20bekerja%20di
%2ketinggian%20~%20Just%20Fadhlul.htm
file:///C:/Users/USER/Documents/K3/HSE%20PLIB%20Corner%20%20upaya
%20K3%20bekerja%20Pada%20Ketinggian.htm
12
Lampiran 1: Hasil Tanya-jawab
13
jembatan. Scaffholding disebut juga perancah jembatan, yang hanya
digunakan untuk pekerjaan pengangkatan ringan.
Kelompok 2 atas nama M. Rio Alrizal
Tolong jelaskan apa, bagaimana, dimana, dan siapa saja yang bisa
mendapatkan lisensi sertifikasi pekerja?
Jawab:
Lisensi sertifikasi pekerja yaitu surat yang menyatakan bahwa pekerja
tersebut telah lulus atau memenuhi kriteria yang diinginkan oleh suatu
perusahaan. Siapa saja yang memiliki lisensi ini adalah pekerja yang
memenuhi kriteria. Biasanya kriteria ini ditentukan oleh perusahaan yang
menyediakan lowongan pekerjaan. Dimana bisa mendapatkannya, yakni
pada pelatihan pekerja yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan.
Kelompok 6 atas nama M. Rodli Fasya
Di lingkungan pedesaan ada pekerja yang kerjanya mengambil kelapa,
bagaimana penerapan fall protection ini di lingkungan tersebut?
Jawab:
Di daerah pedesaan bisa menggunakan tangga atau peralatan yang
menggantung.
14
Lampiran 2: Hasil Pengamatan Presentasi
15
Lampiran 3: Hasil Pengamatan Aktivitas Audien
16
Lampiran 4: Susunan Acara Presentasi Dari Moderator
17