Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi disegala aktifitas pekerjaan manusia menuntut tersedianya


prasarana dan sarana kerja yang dapat menjamin lancarnya suatu pekerjaan, tanpa
mengabaikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan bekerja. Untuk itu faktor
keselamatan menjadi penting.

Kenyamanan, kesehatan dan keamanan dalam bekerja banyak dituntut pada


pekerjaan dengan tingkat bahaya tinggi semisal pada pekerjaan penambangan
bawah tanah, pekerjaan bawah air, pekerjaan diketinggian dan pemadam
kebakaran. Jaminan Keselamatan kerja menjadi penting untuk melengkapi
perlindungan terhadap pekerja, antara lain dengan adanya berbagai macam
asuransi menjadi pelengkapnya.

Keselamatan kerja menjadi hak semua pekerja. Pada pekerja dengan


pekerjaan tingkat bahaya tinggi keselamatan kerja sangat mutlak untuk
melindungi dirinya dan juga asset produksi. Keselamatan kerja akan ada bila si
pekerja melengkapi aktifitasnya dengan pengetahuan dan keterampilan tentang
keselamatan kerja.
Pengetahuan dan keterampilan keselamatan kerja itu sendiri terbagi atas
berbagai macam kegiatan kerja yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
Bagi pekerja yang bekerja dengan tingkat bahaya tinggi misalkan bekerja di
ketinggian pada gedung-gedung tinggi, menara konstruksi baja dan instalasi
industri, pemahaman tentang keselamatan kerja menjadi lebih penting. Dalam hal
tersebut keterampilan untuk bekerja di ketinggian akan menjadi sangat khusus.
Melihat hal tersebut, pekerja perlu memahami pentingnya keselamatan kerja
bekerja di ketinggian, dengan pengetahuan dan keterampilan teknik keselamatan
kerja yang disesuaikan dengan bidang kerjanya.

Untuk memenuhi pengetahuan dan keterampilan keselamatan kerja bekerja


diketinggian, saat ini telah berkembang metode akses tali (Rope Acces). Metode
ini dikembangkan dari teknik Panjat tebing dan Penelusuran Gua, untuk

1
membantu mencapai tempat yang sulit dijangkau dengan posisi kerja vertikal
maupun horizontal tanpa bantuan perancah, platform ataupun tangga.
Metode akses tali telah banyak digunakan untuk menunjang kerja pada
gedung tinggi, menara jaringan listrik, menara komunikasi, anjungan minyak,
perawatan dan perbaikan kapal, perawatan jembatan, ruang terbatas/cerobong,
penelitian dan pertambangan. Untuk Indonesia sudah ada ketentuan tentang
keharusan semua pekerja yang bekerja diketinggian mempunyai keterampilan
keselamatan dan kesehatan kerja diketinggian.
Bekerja di Atas Ketinggian merupakan suatu kegiatan /aktifitas yang dikategorikan
sebagai "Class 1 Risk Activities" atau aktivitas yang mempunyai potensi resiko sangat
tinggi, Berdasarkan laporan Labour Force Survey (LFS2) UK, Salah satu penyebab
terjadinya kecelakaan kerja yang berdampak pada cidera serius dan kematian adalah
terjatuh dari atas ketinggian (31%) dan sebagian besar terjadi pada pekerja bidang
konstruksi (11%). sebagai informasi pada tahun 2007 Indonesia merupakan negara
peringkat 2 setelah Cina pada kecelakaan yang berupa jatuh dari atas ketinggian dengan
7 Kematian per hari. Bekerja di Atas Ketinggian adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang
dilakukan object dalam hal ini adalah pekerja yang mempunyai resiko jatuh dari atas
ketinggian yang apabila diukur dari base elevation/lantai dasar ke titik jatuh 1.8 meter.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa bahaya dari bekerja didaerah ketinggian ?
2. Bagaimana cara menanggulangi bahaya didaerah ketinggian ?
3. Apa saja alat yang dibutuhkan pada saat bekerja di area ketinggian ?

1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan bahaya bekerja dari daerah ketinggian.
2. Untuk menjelaskan bagaimana menanggulangi bahaya bekerja dari
daerah ketinggian.
3. Menjelaskan alat yang dibutuhkan pada saat bekerja dari daerah
ketinggian.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Bekerja di ketinggian adalah setiap orang yang bekerja di ketinggian 2 meter


dari tanah atau lebih dari 2 meter dan memiliki potensi jatuh dan harus dilengkapi

2
dengan arrestor (pelindung tubuh dengan memanfaatkan Lanyards ganda) atau
harus dilindungi dengan pegangan atau jaring pengaman. Menurut Asosiasi Ropes
Access Indonesia (2009) bekerja pada ketinggian (work at height) adalah bentuk
kerja dengan mempunyai potensi bahaya jatuh (dan tentunya ada bahaya-bahaya
lainnya). Menurut Rope and Work Corporation yang dimaksud bekerja
diketinggian adalah pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi (high risk activity)
yang memerlukan pengetahuan serta ketrampilan khusus untuk melaksanakan
pekerjaan sebenarnya.

Metode akses tali (Rope Acces). Cara kerja akses tali ini menggunakan tali
sebagai sarana jalur kerja maupun jalur keselamatan, metode ini dapat diandalkan
dan cenderung efisien untuk kerja pada bangunan tinggi dan beberapa pekerjaan
ringan sampai sedang. Metode akses tali merupakan metode alternatif untuk
menyelesaikan pekerjaan ringan sampai tingkat sedang dalam posisi yang sulit
dan membutuhkan kecepatan (rapid task force).

1. Tersedia tali kerja dan tali pengaman.


2. Tersedia dua penambat.
3. Tersedia alat bantu dan alat pelindung diri.
4. Terdapat personil yang handal.
5. Pengawasan yang ketat.

Contoh aplikasi Akses tali (Rope Acces):

1. Pekerjaan naik dan turun pada permukaan dinding gedung, menara


struktur baja.
2. Pekerjaan secara horizontal diketinggian pada jembatan dan atap
bangunan.
3. Pekerjaan diruang terbatas pada silo dan cerobong.
4. Pekerjaan penelitian pada pengamatan dari atas pohon.

Tipe peralatan yang digunakan untuk bekerja di ketinggian antara lain :

1. Tangga
2. Scaffolding / perancah jembatan
3. Alat angkat mekanik (working platforms)
4. Bolt dan clamp scaffolding
5. Peralatan akses yang saling terhubung
6. Tali dan jaring keselamatan

3
1. Tangga
Tangga umumnya digunakan sebagai akses untuk mencapai area yang sulit
dijangkau dan hanya digunakan sebagai alat bantu kerja.
Metode dan tindakan pencegahan dalam penggunaan tangga adalah :
1. Jangan menggunakan tangga yang rusak atau tangga berbahan metal
untuk pekerjaan listrik.
2. Tambahkan paling tidak 1 meter di atas tempat yang dituju.
3. Jangan menambahkan tangga tambahan sehingga tangga tumpang tindih.
4. Amankan puncak tangga, agar tidak bergeser dari tempatnya.
5. Gunakan papan untuk melindungi bagian tangga yang rusak, jika
diperlukan.
6. Sudut yang terbentuk paling tidak 75 derajat dari posisi vertikal.
7. Jangan melebihi jangkauan tangga.

2. Scaffolding / perancah jembatan


Perancah jembatan adalah perancah yang terdiri dari tiang dan papan-papan
jembatan.
1. Perancah jembatan hanya digunakan untuk pekerjaan pengangkatan
ringan.
2. Tempatkan pada tempat yang seharusnya dan harus selalu dalam kondisi
terbuka penuh.
3. Keempat kakinya harus menancap ke dasar.
4. Tempat kerja tidak boleh lebih dari 2 meter diatas permukaan yang
dituju.
5. Ukuran maksimum untuk pijakan perancah harus terpenuhi dengan
maksimal.

3. Alat angkat mekanik


Platform portabel ini dapat bersifat statik atau portabel dan umumnya terdiri
dari beberapa tipe :
1. Scissor lifts
2. Telescopic booms
3. Articulated telescopic booms
4. Work cages on forklifts
Ketika bekerja dengan menggunakan platform statik atau portabel, sangatlah
penting untuk mengecek kesesuaian dan kestabilan dari peralatan yang akan
digunakan.
Operator telah mengikuti pelatihan.

4
Pengawasan yang kompeten.

Scissor Lifts
Peringatan utama pada alat ini adalah :
1. Lakukan penilaian terhadap semua bahaya.
2. Jika ada bagian dari peralatan yang dapat mencapai ketinggian 8 meter/
mengenai kabel tegangan tinggi, harus memperoleh izin dari petugas
kelistrikan.
3. Jika tegangan listrik lebih besar dari 415v, jarak aman akan ditentukan
oleh petugas kelistrikan yang berwenang.
4. Jika kabel tersebut adalah kabel transmisi tegangan tinggi, normalnya ini
membutuhkan isolasi dan grounding.
5. Pastikan muatan kerja aman/ safe work load (SWL) dan jumlah orang
tidak ditambah.
6. Pastikan tanah pijakan tersebut kokoh dan stabil untuk mendukung
pemuatan.
7. Pastikan tidak ada penghalang di atas sebelum mengangkat platform.
8. Sabuk keselamatan harus digunakan dan diikat ke platform oleh orang
yang bekerja dengan alat tersebut.
9. Jika alat tersebut merupakan platform statik tetapi kemungkinan dapat
tertabrak oleh kendaraan lain, maka sabuk harus digunakan.

Telescopic Booms
Peringatan utama alat ini sama seperti pada scissor lifts, harus termasuk
tambahan peringatan berikut:
1. Lakukan penilaian terhadap semua bahaya.
2. Pastikan tanah tersebut kokoh dan stabil untuk mendukung pemuatan,
khususnya jika dilengkapi dengan outriggers.

Articulated Telescopic Booms


Peringatan utama alat ini sama seperti pada scissor lifts, dan termasuk
tambahan peringatan berikut:
1. Lakukan penilaian terhadap semua bahaya bersamaan dengan the booms
total working envelope.
2. Pastikan tanah tersebut kokoh dan stabil untuk mendukung pemuatan,
khususnya jika dilengkapi dengan outriggers.

Kerangka Kerja untuk Truk Forklift

5
1. Truk forklift hanya digunakan untuk pekerjaan perawatan/ perbaikan
yang tidak terencana.
2. Kerangka harus disetujui untuk pekerjaan jenis ini.
3. Sabuk keselamatan harus digunakan dan diikat ke kerangka.
4. Operator tidak boleh meninggalkan kerangka kecuali jika berada di dasar.
5. Pengemudi forklift dan orang bagian pemeliharaan menyadari semua
bahaya yang ada.
6. Forklift tidak boleh melintas saat kerangka diangkat.
7. Pengemudi harus memposisikan diri dimana dia dapat mengontrol segala
sesuatu yang berhubungan dengan bekerja di ketinggian.
8. Ini tidak boleh digunakan untuk pekerjaan rutin.

4. Bolt & Clamp Scaffolding


Platform kerja tipe ini normalnya digunakan untuk pekerjaan skala besar dan
dimana pekerjaan ini tersebar pada tingkat yang berbeda. Kondisi, metode kerja
dan tindakan pencegahan yang harus disadari dan dilakukan adalah:
1. Scaffolding hanya boleh didirikan, dibongkar atau dimodifikasi oleh
orang yang berkompeten.
2. Scaffold harus stabil.
3. Pegangan dan papan harus dipasang dimana orang bisa terjatuh dari
ketinggian 1.8 meter atau lebih.
4. Pegangan harus dipasang antara 910mm dan 1150mm di atas platform.
5. Jarak antara papan dan pegangan tidak boleh lebih dari 765mm.
6. Scaffolding harus dicek oleh orang yang kompeten setiap 7 (tujuh) hari
atau setelah terekspos cuaca buruk.
7. Terpal tidak boleh dipasang di struktur scaffold kecuali scaffold khusus
didesain untuk itu.
8. Modifikasi atau perubahan yang tidak sesuai tidak boleh dilakukan.
9. Jika pegangan dihilangkan untuk mempermudah akses material,
pegangan tersebut harus dipasang kembali segera.
10. Material tidak boleh disimpan di scaffolds kecuali jika sedang digunakan
dalam waktu yang wajar.

5. Peralatan Akses yang Menggantung


Platform kerja tipe ini menggantung dari struktur atap dengan pulley blocks.
Sebagai contoh yaitu peralatan yang digunakan oleh petugas pembersih jendela di
gedung-gedung tinggi. Kelengkapan dan tindakan pencegahan dari peralatan ini
antara lain :

6
1. Platform harus digunakan dan dioperasikan oleh orang yang
berpengalaman dan terlatih. Scaffold harus stabil.
2. Pegangan dan papan harus dipasang dimana orang bisa terjatuh dari
ketinggian 1.8 meter atau lebih.
3. Pegangan harus dipasang antara 910mm dan 1150mm di atas platform.
4. Cradle harus memiliki papan pada ketinggian minimum 250mm.
5. Pegangan di pasang pada ketinggian 9101150mm dari platform.

6. Struktur Atap & Ketinggian


Bekerja di atap atau di ketinggian yang berpotensi bahaya seperti rak pipa,
merupakan aktivitas yang berbahaya. Hanya boleh dilakukan oleh kontraktor yang
berpengalaman dengan sumber daya dan peralatan yang sesuai. Ketika pekerja
dapat terjatuh pada ketinggian lebih dari 1.8 meter dari atap, perlindungan dari
kemungkinan terjatuh harus tersedia.
Ada beberapa alat perlindungan yang dapat digunakan untuk mencegah
pekerja dari bahaya terjatuh. Perlindungan ini bisa berupa suatu alat atau
kombinasi dari pengukuran keselamatan untuk menyiapkan perlindungan
keselamatan yang dibutuhkan. Perlindungan yang paling sesuai lah yang akan
dipilih:
1. Platform Kerja
2. Scaffolding
3. Papan pijakan dan pegangan
4. Crawling boards digunakan jika :
Jika bekerja di atap yang rata (<10 derajat kemiringan) dan
pekerjaan tersebut tidak berada 2 meter dari tepi maka pagar
pembatas sederhana 2 meter dari tepi pada semua sisi yang terbuka
sudah cukup.
Jika bekerja di atap yang rata (<10 derajat kemiringan) dan
pekerjaan tersebut berada 2 meter dari tepi, maka perlindungan
seperti platform perancah atau pegangan atap dan papan pijakan
sangat dibutuhkan, pegangan harus berada pada ketinggian antara
0.91m dan 1.15m, papan pijakan tingginya paling tidak harus
150mm, jarak antara pegangan dan papan pijakan tidak boleh lebih
dari 765mm.
Jika kemiringan atap >30 derajat atau 10-30 derajat dan licin,
disamping scaffold platform atau pegangan atap, tangga atau papan
harus digunakan untuk mencegah licin.

7
Jika atap yang rata atau miring tersebut rapuh, sebaiknya
menggunakan papan.

Platform perancah atau pegangan tidak dapat digunakan, jaring, dan atau
sabuk dan tali keselamatan harus digunakan. Yang harus diperhatikan :
Diameter jaring
Area yang harus dipasang jaring
Sabuk keselamatan tidak boleh dilepas

2.2 Peraturan Pemerintah


Untuk itu Pemerintah telah menerbitkan beberapa peraturan yang didasarkan
pada :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Surat Edaran Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor
117/Men/PPK-PKK/III/2005 tentang Pemeriksaan Menyeluruh
Pemeriksaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di pusat Perbelanjaan,
Gedung Bertingkat dan Tempat-tempat Publik Lainnya.
4. NO.KEP.45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Bekerja Pada Ketinggian Dengan Menggunakan Akses
Tali (Rope Access).

2.3 Penyebab Dan Pencegahan


Bahaya pekerjaan adalah faktorfaktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat
mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial, jika faktorfaktor
tersebut belum mendatangkan kecelakaan. Umumnya disemua tempat kerja selalu
terdapat sumber bahaya yang dapat mengancam keselamatan maupun kesehatan
tenaga kerja. Menurut Sumamur (1989), kecelakaan adalah kejadian yang tidak
terduga dan tidak diharapkan. Sedangkan kecelakaan akibat kerja berhubungan
dengan hubungan kerja pada perusahaan. Sedangkan menurut Tarwaka (2008),
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering
kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta
benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja
industri atau yang berkaitan dengannya.

Penyebab jatuh dari ketinggian:

1. Kelalaian pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri.

8
2. Tidak tersedianya pengamanan yang cukup untuk mencegah jatuh.

Upaya pencegahan jatuh dari ketinggian:

1. Memberikan pembelajaran bagi setiap pekerja yang hendak masuk kerja di


proyek, bisa diajarkan mengenai cara menjaga keselamatan diri dan
bagaimana cara memakai alat-alat pelindung diri.

2. Setiap pekerja yang bekerja di tepian ketinggian wajib memakai alat


pelindung diri seperti safety belt, safety body harnest, helm dll.

3. Kontraktor menyediakan personil khusus yang bertugas mengawasi


pekerja proyek agar selalu mengenakan alat pelindung diri.

4. Memasang rambu-rambu pengaman untuk mengingatkan pekerja agar


selalu berhati-hati.

5. Mengadakan acara safety meeting, mengumpulkan pekerja dan seluruh


personil yang terlibat dalam aktifitas proyek sehingga bisa memberikan
mereka penyuluhan dan peringatan mengenai keselamatan kerja.

6. Berhenti bekerja saat hujan, saat kelelahan dan saat situasi


membahayakan.

7. Memasang ralling pengaman pada tepian struktur gedung, agar pekerja


tidak terlalu ketepian.

8. Memasang horizontal net dan vertikal net.

9. Hukuman bagi pekerja yang tidak mengenakan alat pelindung diri dengan
benar, misalnya dikenai denda atau tidak diperkenankan bekerja
dilingkungan proyek.

10. Mengadakan acara selamatan/syukuran/berdoa bersama agar diberikan


perlindungan oleh Tuhan yang maha pelindung.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bagi pekerja yang bekerja dengan tingkat bahaya tinggi misalkan bekerja di
ketinggian pada gedung-gedung tinggi, menara konstruksi baja dan instalasi
industri, pemahaman tentang keselamatan kerja menjadi lebih penting. Dalam hal
tersebut keterampilan untuk bekerja di ketinggian akan menjadi sangat khusus.
Untuk memenuhi pengetahuan dan keterampilan keselamatan kerja bekerja
diketinggian, saat ini telah berkembang metode akses tali (Rope Acces). Metode
ini dikembangkan dari teknik Panjat tebing dan Penelusuran Gua, untuk
membantu mencapai tempat yang sulit dijangkau dengan posisi kerja vertikal
maupun horizontal tanpa bantuan perancah, platform ataupun tangga.

10
Metode akses tali merupakan metode alternatif untuk menyelesaikan
pekerjaan ringan sampai tingkat sedang dalam posisi yang sulit dan membutuhkan
kecepatan (rapid task force).
1. Tersedia tali kerja dan tali pengaman.
2. Tersedia dua penambat.
3. Tersedia alat bantu dan alat pelindung diri.
4. Terdapat personil yang handal.
5. Pengawasan yang ketat.
Tipe peralatan yang digunakan untuk bekerja di ketinggian antara lain :
1. Tangga
2. Scaffolding / perancah jembatan
3. Alat angkat mekanik (working platforms).
4. Bolt dan clamp scaffolding.
5. Peralatan akses yang saling terhubung.
6. Tali dan jaring keselamatan
Penyebab jatuh dari ketinggian
1. Kelalaian pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri.
2. Tidak tersedianya pengamanan yang cukup untuk mencegah jatuh.

Upaya pencegahan jatuh dari ketinggian

1. Memberikan pembelajaran bagi setiap pekerja yang hendak masuk kerja di


proyek, bisa diajarkan mengenai cara menjaga keselamatan diri dan bagaimana
cara memakai alat-alat pelindung diri.

2. Setiap pekerja yang bekerja di tepian ketinggian wajib memakai alat pelindung
diri seperti safety belt, safety body harnest, helm dll.

3. Kontraktor menyediakan personil khusus yang bertugas mengawasi pekerja


proyek agar selalu mengenakan alat pelindung diri.

4. Memasang rambu-rambu pengaman untuk mengingatkan pekerja agar selalu


berhati-hati.

5. Mengadakan acara safety meeting, mengumpulkan pekerja dan seluruh personil


yang terlibat dalam aktifitas proyek sehingga bisa memberikan mereka
penyuluhan dan peringatan mengenai keselamatan kerja.

6. Berhenti bekerja saat hujan, saat kelelahan dan saat situasi membahayakan.

11
7. Memasang ralling pengaman pada tepian struktur gedung, agar pekerja tidak
terlalu ketepian.

8. Memasang horizontal net dan vertikal net.

9. Hukuman bagi pekerja yang tidak mengenakan alat pelindung diri dengan benar,
misalnya dikenai denda atau tidak diperkenankan bekerja dilingkungan proyek.

10. Mengadakan acara selamatan/syukuran/berdoa bersama agar diberikan


perlindungan oleh Tuhan yang maha pelindung.

3.2 Saran
Bagi para pekerja penting untuk mengetahui pentingnya alat pelindung diri
apabila akan bekerja pada daerah ketinggian. Dan hendaknya berhati-hati dalam
melakukan segala macam pekerjaan. Dahulukan safety first agar kerja menjadi
lebih aman.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/USER/Documents/K3/Fungsi%20K3%2%20bekerja%20di
%2ketinggian%20~%20Just%20Fadhlul.htm
file:///C:/Users/USER/Documents/K3/HSE%20PLIB%20Corner%20%20upaya
%20K3%20bekerja%20Pada%20Ketinggian.htm

12
Lampiran 1: Hasil Tanya-jawab

Pertanyaan dari offering C:

Kelompok 4 atas nama Ovi Andianto


Pada slide presentasi, mengapa pegangan dan papan harus dipasang
dimana orang bisa terjatuh? Dan scaffholding itu seperti apa?
Jawab:
Sangat penting dengan adanya pegangan dan papan harus dipasang,
karena untuk memperkecil kemungkinan pekerja pada saat bekerja pada
ketinggian terjatuh. Sehingga, disarankan untuk melakukan tindakan
pencegahan dengan menyiapkan pegangan dan papan. Dan scaffholding
sendiri adalah perancah yang terdiri dari tiang dan papan-papan

13
jembatan. Scaffholding disebut juga perancah jembatan, yang hanya
digunakan untuk pekerjaan pengangkatan ringan.
Kelompok 2 atas nama M. Rio Alrizal
Tolong jelaskan apa, bagaimana, dimana, dan siapa saja yang bisa
mendapatkan lisensi sertifikasi pekerja?
Jawab:
Lisensi sertifikasi pekerja yaitu surat yang menyatakan bahwa pekerja
tersebut telah lulus atau memenuhi kriteria yang diinginkan oleh suatu
perusahaan. Siapa saja yang memiliki lisensi ini adalah pekerja yang
memenuhi kriteria. Biasanya kriteria ini ditentukan oleh perusahaan yang
menyediakan lowongan pekerjaan. Dimana bisa mendapatkannya, yakni
pada pelatihan pekerja yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan.
Kelompok 6 atas nama M. Rodli Fasya
Di lingkungan pedesaan ada pekerja yang kerjanya mengambil kelapa,
bagaimana penerapan fall protection ini di lingkungan tersebut?
Jawab:
Di daerah pedesaan bisa menggunakan tangga atau peralatan yang
menggantung.

Pertanyaan dari offering D:

Kelompok 5 atas nama Wendy Cahya Kurniawan


Apa alat alternatif lain untuk masyarakat desa?
Jawab:
Tangga, perancah jembatan, tali tampar. Intinya perlengkapan kerja pada
masyarakat desa lebih sederhana karena masih kurang adanya
pengetahuan dan biaya untuk bisa memmiliki peralatan yang canggih.

14
Lampiran 2: Hasil Pengamatan Presentasi

15
Lampiran 3: Hasil Pengamatan Aktivitas Audien

Audien untuk 10 menit pertama hening kemudian ramai. Deretan depan


memperhatikan tetapi yang belakang ramai sendiri. Tidak ada yang memberi
pertanyaan pada offering C, hanya 1 pertanyaan untuk offering D.

16
Lampiran 4: Susunan Acara Presentasi Dari Moderator

1. Perkenalan diri moderator


2. Memperkenalkan nama-nama penyaji
3. Mempersilahkan penyaji untuk menyampaikan materi (durasi 7 menit)
4. Mempersilahkan penyaji untuk menyampaikan materi lisan (durasi 8
menit)
5. Sesi tanya jawab
6. Mempersilahkan penyaji untuk menjawab (durasi 10 menit)
7. Mempersilahkan control penyaji untuk menyampaikan hasil pengamatan
8. Mempersilahkan control audien untuk menyampaikan hasil pengamatan
9. Kesimpulan dari moderator

17

Anda mungkin juga menyukai