Modul Praktikum 1 - AHP PDF
Modul Praktikum 1 - AHP PDF
MATERI PRAKTIKUM
Praktikum 1
Analytic Hierarchy Proses
(AHP)
Definisi
AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L.
Saaty yang menguraikan masalah multifaktor atau multikriteria menjadi suatu hierarki. AHP
dipergunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang komplek dimana data dan
informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit.
Tujuan
1. Memahami konsep AHP
2. Mampu memodelkan permasalahan pengambilan keputusan dan menyelesaikannya
dengan metode AHP.
MATERI PRAKTIKUM
MATERI PRAKTIKUM
menunjukkan berapa kali lebih banyak properti yang dimiliki elemen A terhadap B,
maka PC (EB,EA)= 1/ PC (EA,EB). Misalnya jika A 5 kali lebih besar daripada B, maka
B=1/5 A.
2. Aksioma Homogenitas
Aksioma ini menyatakan bahwa elemen yang dibandingkan tidak berbeda terlalu jauh.
Jika perbedaan terlalu besar, hasil yang didapatkan mengandung nilai kesalahan yang
tinggi. Ketika hirarki dibangun, kita harus berusaha mengatur elemen-elemen agar
elemen tersebut tidak menghasilkan hasil dengan akurasi rendah dan inkonsistensi tinggi.
3. Aksioma Ketergantungan
Aksioma ini menyatakan bahwa prioritas elemen dalam hirarki tidak bergantung pada
elemen level di bawahnya. Aksioma ini membuat kita bisa menerapkan prinsip
komposisi hirarki.
1. Kesatuan (Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang
fleksibel dan mudah dipahami.
2. Kompleksitas (Complexity)
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan
pengintegrasian secara deduktif.
3. Saling ketergantungan (Inter Dependence)
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak
memerlukan hubungan linier.
4. Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke
level-level yang berbeda dari masing-masing level yang berisi elemen yang serupa.
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
5. Pengukuran (Measurement)
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapat kanprioritas.
6. Konsistensi (Consistency)
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk
menentukan prioritas.
7. Sintesis (Synthesis)
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-
masing alternatif.
8. Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada system sehingga orang
mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
9. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian
yang berbeda.
10. Pengulangan Proses (Process Repetition)
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan
mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.
MATERI PRAKTIKUM
Tahapan AHP
Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan
alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti Gambar 1. di bawah ini:
MATERI PRAKTIKUM
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1
sampai 9 seperti pada Tabel 1. Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan
yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
terhadapnya. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai
1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j
dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.
Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct),
yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini
berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang detail
dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman atau
pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat
langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif.
3. Penentuan prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise
comparisons). Nilai-nilai perbandingan relative kemudian diolah untuk menentukan
peringkat alternatif dari seluruh alternatif.
Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan
penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas.Bobot atau
prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan
matematik.
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk
memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:
a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks.
4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai
dengan suatu kriteria yang logis.
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus
mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan sebagai
berikut (Suryadi & Ramdhani, 1998):
Hubungan kardinal : aij . ajk = aik
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
MATERI PRAKTIKUM
Aplikasi AHP
Beberapa contoh aplikasi AHP adalah sebagai berikut:
1. Membuat suatu set alternatif;
2. Perencanaan
3. Menentukan prioritas;
4. Memilih kebijakan terbaik setelah menemukan satu set alternatif;
5. Alokasi sumberdaya
6. Menentukan kebutuhan/persyaratan;
7. Memprediksi outcome;
8. Merancang sistem;
9. Mengukur performa;
10. Memastikan stabilitas sistem;
MATERI PRAKTIKUM
Hasil kuesioner diatas dapat dituliskan dalam matriks perbandingan berpasangan sebagai
berikut:
Perbandingan Berpasangan Dalam Desimal
Soft Soft
Kriteria Skill Motivasi Kompetensi Skill Motivasi Kompetensi
Soft Skill 1 1/3 5 1 0.333333 5
Motivasi 3 1 6 3 1 6
Kompetensi 1/5 1/6 1 0.2 0.166667 1
Jumlah 4.2 1.5 12
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-07/R0
MATERI PRAKTIKUM
MATERI PRAKTIKUM
Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio
konsistensi 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Dari table random RC
diperoleh untuk n = 3, RI = 0.58
MATERI PRAKTIKUM
Atribute
Soft Alt.
Skill Motivasi Kompetensi Weight
Atribute Evaluation
Weight 0.292 0.627 0.081
Alternatif
Adhi 0.724 0.737 0.748 0.734
Budi 0.193 0.186 0.180 0.188
Cinta 0.083 0.077 0.071 0.078
Contoh perhitungan:
Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan kriteria soft skill,
motivasi, dan kompetensi maka Adhi terpilih sebagai asisten.