Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

GEOLOGI TAMBANG

NAMA : Ramzes Samuel Gella


NO.MHS : 410012318

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


YOGYAKARTA
2016
1.Volcanogenic cadangan bijih sulfida masif (VMS)

adalah jenislogamsulfidadeposit bijih,terutamaCu-Zn-Pbyang berhubungan dengangunung


berapiterkait dengan proseshidrotermaldi lingkungan bawah laut.Deposit VMS tersebut juga
kadang-kadang disebut vulkanik-host besarsulfida(VHMS)deposit. sebagian besar Deposit VMS
adalah akumulasi berlapis mineral sulfida yangmengendap dari cairan hidrotermal di bawah
dasar laut dalam berbagai pengaturan geologidari terbentuknya hingga sekarang. Dalam lautan
modern yang VMS identik dengan belerangdisebut black smoker.VMS terjadi dalam lingkungan
yang didominasi oleh gunung berapi atau gunung berapi yangditurunkan (misalnya, gunung
berapi-sedimen) batuan, dan deposito yang kontemporer danbertepatan dengan pembentukan
batuan vulkanik terkait. Sebagai kelas, VMS merupakansumber signifikan dari
duniaCu,Zn,Pb,Au, danAgbijih, denganCo,Sn,Ba,S,Se,Mn,Cd,Dalam,Bi,Te,GadanGesebagai
produk pertambangan.Volcanogenic deposito sulfida masif terbentuk di dasar laut di sekitar
gunung berapi bawahlaut di sepanjang pematang tengan samudra , dan dalam cekungan belakang
busur dan forearcrifts. Berassosiasi batuan vulkanik dan pusat letusan set deposito VMS terpisah
dari jenisdeposit bijih serupa yang berbagi proses serupa sumber, transportasi dan perangkap.

Beberapa deposito sulfida volcanogenic besar yang khas dalam bahwa cadangan bijihterbentuk
dalam hubungan temporal yang erat dengan vulkanisme dan dibentuk oleh sirkulasihidrotermal
dan exkhlasi sulfida yang independen dari proses sedimentasi. Hal ini dapatmengatur deposito
VMS terpisah dariexhalative sedimendeposito (SEDEX). Kumpulanbatuan induk, hubungan
tekstur mineral sulfida dan mineral alterasi hidrotermal adalah alatterbaik untuk SEDEX
membedakan dari deposito VMS (Robb, 2005).Ada subclass dari deposito VMS, yang vulkanik
dan sedimen-host-sulfida masif (VSHMS)deposito, yang melakukan karakteristik saham yang
hybrid antara VMS dan deposito SEDEX.Contoh nyata dari kelas ini meliputi deposito dari
Camp Bathurst,New Brunswick ,Kanada(misalnya, Brunswick # 12); deposito dari Sabuk Pyrite
Iberia,PortugaldanSpanyol, dandeposito Wolverine,Yukon,Kanada.

logam dan belerang di deposito VMS merupakan kombinasi dari unsur-unsur yangtidak
kompatibel yang kehabisan dari batu footwall di zona alterasi hidrotermal dasar lautsirkulasi sub-
olehhidrotermal.Dalam beberapa deposito cairan magmatik menjadi sumbertambahan logam dan
cairan. Sirkulasi hidrotermal umumnya didorong oleh panas di dalamkerak sering berasosiasi
dengan intrusi batuan beku.
Transportasi

dari logam terjadi melalui konveksi cairan hidrotermal, panas untuk inidisediakan
olehmagmachamber dan intrusi sub volkanik yang terletak di bawah bangunanvulkanik. Air laut
dingin ditarik ke dalam zona hidrotermal dan dipanaskan oleh batuanvulkanik dan kemudian
didorong ke laut, proses altersi cairan hidrotermal dalam ion sulfurdan logam.

Bahan bijih yang diendapkan dalamfumarolatau Black smoker ketika didorong ke


lautdingin dan bercampur dengan air laut mengakibatkan pengendapan mineral sulfida
sebagaibijih sulfida stratiform. Beberapa deposito menunjukkan bukti pembentukan
melaluipengendapan sulfida melalui penggantian batuan sedimen atau
volcanosedimentary,sedangkan yang lain juga dapat membentuk oleh invasi sulfur-kaya air asin
ke dalamsedimen yang tidak dikonsolidasi.

Geologi

Lokasi khas untuk deposito VMS adalah di bagian atas dari urutan vulkanik felsic,
dalamurutan epiclastics tufaan gunung api, cherts, sedimen atau mungkin tuf halus yang
biasanyaberkaitan dengan batuan vulkanik yang mendasarinya. Hangingwall ke deposit secara
luasterkait dengan lebihmafik urutan batuan vulkanik, baik Andesit (contoh yang Whim Creek &
2.Endapan Porfiri cu-au

adalah endapan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi yang bersifat intermedier-asam,
yang kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang mengakibatkan terjadinya
mineralisasi. Porfiri bersifat epigenetik. Produk utama dari Porfiri adalah Cu-Au atau Cu-Mo.

Porfiri terbentuk dari beberapa aktifitas intrusi, terdiri dari kumpulan dike dan breksi
intrusi. Mineralisasi terjadi akibat alterasi batuan samping, disseminated dan stockwork
mineralization. Alterasi yang terjadi pada host rock intensif dan ektensif akibat dari fluida
hidrotermal yang terbentuk. Pada dasarnya endapan porfiri mempunyai tonnase yang besar dan
grade yang kecil.

Endapan Porfiri adalah endapan penghasil tembaga (Cu) terbesar, lebih dari 50 %. Endapan
porfiri umumnya terbentuk pada jalur orogenik, contohnya pada lingkar Pasifik. Contoh
endapan ini di Indonesia, terdapat di Grassberg, Selogiri-Wonosari

Lowell-Guibert membagi endapan porfiri menjadi beberapa zona bedasarkan asosiasi


mineralnya, yaitu

Potassic Zone selalu hadir dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: K-felspar sekunder,
biotit, dan atau klorit yang menggantikan K-felspar.

Phyllic Zone tidak selalu ada dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: vein quartz,
sericite and pyrite and minor chlorite, illite dan rutile menggantikan K-spar and biotite.
Argillic Zone tidak selalu ada dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: mineral lempung
kaolinite dan montmorillonite dengan sedikit disseminated pirit. Plagioclase teralterasi
kuat, K-spar tidak terpengaruh, dan biotit mengalami kloritisasi.

Propylitic Zone selalu ada dalam endapan porfiri. Dicirikan oleh: klorit, kalsit dan
minor epidote. Mineral mafik terubah sangat kuat sedangkan plagioklas sedikt terubah.

Sedangkan berdasarkan mineral bijihnya, endapan porfiri dibagi menjadi beberapa zona, yaitu:

Inner Zone bersamaan dengan zona alterasi potasik. Mengandung sedikit sulfida, tapi
paling banyak mengandung Molybdenum. Pyrite 2-5% dan rasio py/cp sekitar 3:1.
Mineralisasi lebih banyak disseminated daripada stockwork.

Ore Zone berada pada perbatasan zona potasik dan filik. Pyrite 5-10% dan rasio py/cp
sekitar 2.5:1. Mineral bijih utama: chalcopyrite yang hadir sebagai stockwork veinlet.
Mineral bijih lainnya: bornite, enargite and chalcocite.

Pyrite Zone lebih banyak terdapat pada zona filik dan argilik. Kandungan pirit tinggi
(10-15%) dan rasio py/cp sekitar 15:1. Mineralisasi hadir sebagai urat dan disseminasi.

Outer Zone hadir bersamaan dengan propylitic zone. Pyrite minor, dan mineralisasi
copper sangat jarang. Sphalerite dan galena sangat umum dijumpai, tapi biasanya sub-ore
grade. Mineralisasi hadir berupa vein sebenarnya (mirip vein epithermal).

Gambar dari : http://geosphere.gsapubs.org/content/2/3/161/F1.expansion.html


3.skarn cu
proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu proses yang
berhubungan langsung dengan intrusi magma. Bila magma mengkristal maka terbentuklah
batuan beku atau produk-produk lain. Produk lain itu dapat berupa mineral-mineral yang
merupakan hasil suatu konsentrasi dari sejumlah elemen-elemen minor yang terdapat
dalam cairan sisa. Pada keadaan tertentu magma dapat naik ke permukaan bumi melalui
rekahan-rekahan (bagian lemah dari batuan) membentuk terowongan (intrusi). Ketika
mendekati permukaan bumii, tekanan magma berkurang yang menyebabkan bahan volatile
terlepas dan temperatur yang turun menyebabkan bahan non volatile akan terinjeksi ke
permukaan lemah dari batuan samping (country rock) sehingga akan terbentuk pegmatite
dan hidrotermal.

Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan plutonik tapi


umumnya granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan beberapa muskovit
dan biotit. Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses
pembentukan endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin dan encer.
Cirri khas endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk
karena adanya pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan semula. Endapan bijih
tembaga porfiri merupakan suatu endapan bijih tembaga yang mempunyai kadar rendah,
tersebar relatif merata dengan jumlah cadangan yang besar. Endapan bahan galian ini erat
hubungannya dengan intrusi batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur
porfitik. Pada umumnya berkomposisi granodioritik, sebagian terdeferensiasi ke batuan
granitik dan monzonit. Bijih tersebar dalam bentuk urat-urat sangat halus yang membentuk
meshed network sehingga derajat mineralisasinya merupakan fungsi dari derajat retakan
yang terdapat pada batuan induknya (hosted rock). Mineralisasi bijih sulfidanya
menunjukkan perkembangan yang sesuai dengan pola ubahan hidrotermal. Zona
pengayaan pada endapan tembaga porfiri: - zona pelindian. - Zona oksidasi.
- Zona pengayaan sekunder. - Zona primer. Reaksi yang terjadi pada proses
pengayaan tersebut adalah : --> 5FeS2 + 14Cu2+ + 14SO42- + 12H2O 7Cu2S + 5Fe2+ +
2H+ + 17SO42- Sifat susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah: -
Mineral utama terdiri : pirit, kalkopirit dan bornit. - Mineral ikutan terdiri : magnetit,
hematite, ilmenit, rutil, enrgit, kubanit, kasiterit, kuebnit dan emas. - Mineral
sekunder terdiri : hematite, kovelit, kalkosit, digenit dan tembaga natif.

Akibat dari pembentukannya yang bersal dari intrusi hidrotermal maka mineralisasi
bijih tembaga porfiri berasosiasi dengan batuan metamorf kontak seperti kuarsit, marmer
dan skarn. Endapan hidrotermal Genesa Sekunder Dalam pembahasan mineral yang
mengalami proses sekunder terutama akan ditinjau proses ubahan (alteration) yang terjadi
pada mineral-mineral urat (vein). Mineral sulfida yang terdapat di alam mudah sekali
mengalami perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan berubah menjadi mineral
sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya didapatkan suatu massa
yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut Gossan (penudung besi).
Sedangkan material logam yang terlarut akan mengendap kembali pada kedalaman yang
lebih besar dan menimbulkan zona pengayaan sekunder. Pada zona diantara permukaan
tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi udara dan air yang aktif, akibatnya sulfida-
sulfida akan teroksidasi menjadi sulfat-sulfat dan logam-logam dibawa serta dalam bentuk
larutan, kecuali unsur besi. Larutan mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum
proses pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu sebagai
malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit, gunative,
hemimorfit dan angelesit. Sehingga terkonsentrasi kandungan logam dan kandungan kaya
bijih. Apabila larutan mengandung logam terus bergerak ke bawah sampai zona air tanah
maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi proses reduksi,
karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen. Dengan demikian terbentuklah
suatu zona pengayaan sekunder yang dikontrol oleh afinitas bermacam logam sulfida.
Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana larutan
mengandung tembaga (Cu) akan membentuk seperti pirit dan kalkopirit yang kemudian
menghasilkan sulfida-sulfida sekunder yang sangat kaya dengan kandungan mineral
kovelit dan kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona pengayaan sekunder yang
mengandung konsentrasi tembaga berkadar tinggi bila dibanding bijih primer. TANDA-
TANDA GEOLOGIS ENDAPAN BIJIH TEMBAGA Pada zona kontak banyak terdapat
bidang-bidang diskontinuitas seperti fissure, crack dan kekar. Pada waktu terjadi intrusi
bidang-bidang ini akan terinjeksi oleh larutan sisa. Proses ini akan diikuti adanya
pertukaran unsur-unsur larutan sisa dan batu gamping. Kejadian ini akan menyebabkan
terbentuknya mineral seperti kalkoporot, pirit, magnetit, garnet, sphalerit dan kuarsa.

4.epithermal sulfidasi rendah


Karakteristik Endapan Epitermal Sulfida Rendah / Tipe Adularia-Serisit (Epithermal Low
Sulfidation )

a. Tinjauan Umum

Endapan epitermal sulfidasi rendah dicirikan oleh larutan hidrotermal yang bersifat netral
dan mengisi celah-celah batuan. Tipe ini berasosiasi dengan alterasi kuarsa-adularia,
karbonat, serisit pada lingkungan sulfur rendah dan biasanya perbandingan perak dan
emas relatif tinggi. Mineral bijih dicirikan oleh terbentuknya elektrum, perak sulfida,
garam sulfat, dan logam dasar sulfida. Batuan induk pada deposit logam mulia sulfidasi
rendah adalah andesit alkali, dasit, riodasit atau riolit. Secara genesa sistem epitermal
sulfidasi rendah berasosiasi dengan vulkanisme riolitik. Tipe ini dikontrol oleh struktur-
struktur pergeseran (dilatational jog).

b. Genesa dan Karakteristik

Endapan ini terbentuk jauh dari tubuh intrusi dan terbentuk melalui larutan sisa magma
yang berpindah jauh dari sumbernya kemudian bercampur dengan air meteorik di dekat
permukaan dan membentuk jebakan tipe sulfidasi rendah, dipengaruhi oleh
sistem boiling sebagai mekanisme pengendapan mineral-mineral bijih.
Proses boiling disertai pelepasan unsur gas merupakan proses utama untuk pengendapan
emas sebagai respon atas turunnya tekanan. Perulangan proses boiling akan tercermin dari
tekstur crusstiform banding dari silika dalam urat kuarsa. Pembentukan jebakan urat
kuarsa berkadar tinggi mensyaratkan pelepasan tekanan secara tiba-tiba dari cairan
hidrotermal untuk memungkinkan proses boiling. Sistem ini terbentuk pada tektonik
lempeng subduksi, kolisi dan pemekaran (Hedenquist dkk., 1996 dalam Pirajno, 1992).

Kontrol utama terhadap pH cairan adalah konsentrasi CO2 dalam larutan dan
salinitas. Proses boiling dan terlepasnya CO2 ke fase uap mengakibatkan kenaikan pH,
sehingga terjadi perubahan stabilitas mineral contohnya dari illit ke adularia. Terlepasnya
CO2 menyebabkan terbentuknya kalsit, sehingga umumnya dijumpai adularia dan bladed
calcite sebagai mineral pengotor (gangue minerals) pada urat bijih sistem sulfidasi rendah

Endapan epitermal sulfidasi rendah akan berasosiasi dengan alterasi kuarsa


adularia, karbonat dan serisit pada lingkungan sulfur rendah. Larutan bijih dari sistem
sulfidasi rendah variasinya bersifat alkali hingga netral (pH 7) dengan kadar garam rendah
(0-6 wt)% NaCl, mengandung CO2 dan CH4 yang bervariasi. Mineral-mineral sulfur
biasanya dalam bentuk H2S dan sulfida kompleks dengan temperatur sedang (150-300
C) dan didominasi oleh air permukaan

Batuan samping (wallrock) pada endapan epitermal sulfidasi rendah adalah andesit
alkali, riodasit, dasit, riolit ataupun batuan batuan alkali. Riolit sering hadir pada sistem
sulfidasi rendah dengan variasi jenis silika rendah sampai tinggi. Bentuk endapan
didominasi oleh urat-urat kuarsa yang mengisi ruang terbuka (open space), tersebar
(disseminated), dan umumnya terdiri dari urat-urat breksi (Hedenquist dkk., 1996).
Struktur yang berkembang pada sistem sulfidasi rendah berupa urat, cavity filling, urat
breksi, tekstur colloform, dan sedikit vuggy (Corbett dan Leach, 1996), lihat Tabel 2.1
Tabel 2.1 Karakteristik endapan epitermal sulfidasi rendah

(Corbett dan Leach, 1996).

Tipe endapan Sinter breccia, stockwork

Posisi tektonik Subduction, collision, dan rift

Tekstur Colloform atau crusstiform

Asosiasi mineral Stibnit, sinnabar, adularia, metal sulfida

Mineral bijih Pirit, elektrum, emas, sfalerit, arsenopirit

Contoh endapan Pongkor, Hishikari dan Golden Cross

c. Interaksi Fluida

Epithermal Low Sulphidation terbentuk dalam suatu sistem geotermal yang


didominasi oleh air klorit dengan pH netral dan terdapat kontribusi dominan dari sirkulasi
air meteorik yang dalam dan mengandung CO2, NaCl, and H2S

d. Model Konseptual Endapan Emas Epitermal Sulfidasi Rendah


Gambar.2.9 Model endapan emas epitermal sulfidasi rendah

(Hedenquist dkk., 1996 dalam Nagel, 2008).

Gambar diatas (Gambar.2.9) merupakan model konseptual dari endapan emas sulfidasi
rendah. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa endapan ephitermal sulfidasi rendah
berasosiasi dengan lingkungan volkanik, tempat pembentukan yang relatif dekat
permukaan serta larutan yang berperan dalam proses pembentukannya berasal dari
campuran air magmatik dengan air mete

6.epithermal sulfidasi tinggi

Karakteristik Endapan Epitermal Sulfida Tinggi (Epithermal High Sulfidation) atau Acid
Sulfate

a. Tinjauan Umum

Endapan epitermal high sulfidation dicirikan dengan host rock berupa batuan
vulkanik bersifat asam hingga intermediet dengan kontrol struktur berupa sesar secara
regional atau intrusi subvulkanik, kedalaman formasi batuan sekitar 500-2000 meter dan
temperatur 1000C-3200C. Endapan Epitermal High Sulfidation terbentuk oleh sistem dari
fluida hidrotermal yang berasal dari intrusi magmatik yang cukup dalam, fluida ini
bergerak secara vertikal dan horizontal menembus rekahan-rekahan pada batuan dengan
suhu yang relatif tinggi (200-3000C), fluida ini didominasi oleh fluida magmatik dengan
kandungan acidic yang tinggi yaitu berupa HCl, SO2, H2S (Pirajno, 1992).
Gambar 2.10 Keberadaan sistem sulfidasi tinggi

Gambar 2.11 Penampang Ideal Endapan Epitermal Menurut Buchanan (1981)


a. Genesa dan Karakteristik

Endapan epitermal high sulfidation terbentuk dari reaksi batuan induk dengan
fluida magma asam yang panas, yang menghasilkan suatu karakteristik zona alterasi
(ubahan) yang akhirnya membentuk endapan Au+Cu+Ag. Sistem bijih menunjukkan
kontrol permeabilitas yang tergantung oleh faktor litologi, struktur, alterasi di batuan
samping, mineralogi bijih dan kedalaman formasi.High sulphidation berhubungan dengan
pH asam, timbul dari bercampurnya fluida yang mendekati pH asam dengan larutan sisa
magma yang bersifat encer sebagai hasil dari diferensiasi magma, di kedalaman yang dekat
dengan tipe endapan porfiri dan dicirikan oleh jenis sulfur yang dioksidasi menjadi SO.

b. Interaksi Fluida

Epithermal High Sulphidation terbentuk dalam suatu sistem magmatic-


hydrothermal yang didominasi oleh fluida hidrothermal yang asam, dimana terdapat fluks
larutan magmatik dan vapor yang mengandung H2O, CO2, HCl, H2S, and SO2, dengan
variabel input dari air meteorik lokal.

7.metamorphic/mesotermal/orogenic gold
Istilah mesotermal merupakan klasifikasi endapan menurut Lindgren (1933)
yang mengacu pada pembentukan endapan bijih yang terbentuk pada kedalaman 1.5 3
km dengan temperature berkisar 200C - 300C. Lindgren menggunakan istilah
mesotermal untuk endapan emas dengan host rock berupa batuan metamorf. Saat ini
istilah mesotermal sudah jarang digunakan karena pengendapan em as pada batuan
metamorf dapat terbentuk pada temperatur yang lebih tinggi serta kedalaman yang
lebih dalam dibandingkan dengan terminologi yang di definisikan oleh Lindgren.
Namun pembagian berdasarkan kedalaman dan temperatur oleh ide awal Lindgren
masih relevan untuk digunakan saat ini . Oleh karena itu , Groves (1993) membagi ke
dalam tiga zona , yaitu: epizonal ( 6 km, 150300C), mesozonal (612 km,
300475C), dan hipozonal (>12 km, >475C) .Selama 25 tahun terakhir telah terjadi
banyak perubahan dan kemajuan dalam klasifikasi endapan emas di daerah mesotermal.
Perubahan ini disebabkan oleh kemajuan teori tektonik lempeng dan evolusi kerak.Di
masa lampau endapan -endapan ini diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan
temperatur formasi, tipe str uktur, umur, batuan induk, area geografis atau model
genetik. Di masa kini, endapan emas diklasifikasikan menjadi dua kelompok:
Orogenic Gold Deposits dan Reduced Intrusion-related Gold Deposits . Orogenic
Gold Deposits terkait dengan deformasi, metamorfisme dan magmatisme selama proses
orogenesis

Gambar 1. Pembagian zona berdasarkan temperature dan kedalaman Groves (1993).


pada batas kontinen dalam skala litosfer. Reduced Intrusion-related Gold Deposits terkait
dengan endapan emas hasil orogenesis pada lingkungan kraton (daerah kontinen yang stabi
l). Pada laporan kali ini, pembahasan akan difokuskan pada endapan emas orogenik
( orogenic gold deposits) dikarenakan endapan emas mesotermal yang banyak
ditemukan dan dieksploitasi saat ini adalah endapan emas orogenik

KARAKTERISTIK ENDAPAN EMAS OROGENIK

Asosiasi Batuan

Menurut Groves (2003) endapan emas orogenik dapat dikenali dari


hubungannya dengan deformasi, metamorfisme, dan magmatisme selama orogenik
pada batas lempeng kontinen. Batuan pembawa ( host rock) untuk endapan ini
adalah batuan -batuan metamorf utamanya batuan fasies sekishijau yang membentang
sepanjang jalur orogenesa Pengendapan emas terbentuk ketika tahap akhir atau setelah
puncak metamorfisme tejadi. Pada endapan emas proterozoik , batuan tempat
terendapkannya emas tidak hanya sekishijau

Tugas Besar GL5043 Alterasi Batuan Endapan Emas Mesotermal

namun juga berupa kuarsit, karb onat, dan banded iron formation yang terletak
sepanjang sabuk greenstone.

Tatanan Tektonik

Tatanan geologi endapan emas orogenik berasosiasi dengan daerah deformasi


yang termetamorfkan secara regional dengan umur yang bervariasi atau dikenal dengan
sebutan sabuk metamorfik. Sabuk metamorfik adalah daerah kompleks dimana terdapat
akresi dan kolisi yang melibatkan temperatur dan tekanan serta dipengaruhi oleh proses
magmati k pada busur depan dan cekungan ekstensional pada bagian busur belakang.
Observasi yang dilakukan pada greenstone belt Arkean hingga sabuk metamorfik F
anerozoik mengindikasikan adanya asosiasi emas dengan batuan fasies sekishijau. Secara
sederhana, greenstone belt merupakan sabuk batuan volkanik mafik-ultramafik yang
termetamorfosa dan berasosiasi dengan batuan sedime n yang terbentuk pada kraton
Arkean dan Proterozoik. Endapan dengan prospek yang baik ditemukan pada umur
Ar kean yang terkena metamorfosa tingkat tinggi atau pada daerah yang terkena
metamorfosa tingkat rendah yang terbentuk pada sabuk metamorf yang memiliki umur
yang bervariasi . Endapan emas orogenik terbentuk pada bagian akhir dari urutan
deformasi metamorfosa - magmatik pada perkembangan orogenesa. Endapan emas
tipe ini terbentuk selama proses deformasi pada batas lempeng konvergen ( orogeny)
akibat proses akresi, translasi dan kolisi yang sangat berkaitan dengan tumbukan
lempeng yang terjadi . Kontrol struktur memiliki pengaruh kuat terhadap proses
mineralisasi dengan skala yang bervariasi. Endapan biasanya ditemukan

Gambar 3. Batuan karbonat hijau kaya fuchsite, Larder Lake

Geokimia

Batuan kaya besi atau karbon sangat penting untuk pengendapan emas yang lepas
dari larutan hidrotermal. Sekuen batuan pelitik karbonan merupakan reduktan fluida yang
penting dan menjadi tempat pengendapan bijih epigenetik berkadar tinggi. Batuan dengan
afinitas toleitik kaya Fe pada greenstone belt juga dapat mengendapkan bijih karena
hadirnya reaksi desulfidasi antara fluida pembawa bijih dengan batuan. Selain itu,
karakteristik geokimia dari endapan emas orogenik adalah kandungan base metal yang
rendah. Unsur jejak yang terkayakan pada daerah pengendapan emas orogenik ini adalah
Ag, As, Au, B, Bi, Hg, Sb, Te, dan W. Kandungan As dan Sb yang tinggi dapat menjadi
salah satu indikasi kehadiran endapan emas orogenik.

Geometri dan Dimensi Tubuh Bijih

Endapan emas orogenik dapat menunjukkan beberapa tipe mineralisasi baik


itu berkaitan dengan zona ductile, brittle-ductile, atau zona brittle. Pada kondisi brittle,
proses mineralisasi didominasi oleh stockworck dan breksi (gambar 5 B-D) yang
menunjukkan proses deformasi kataklastik pada batuan beku atau hornfels. Sistem urat
berlembar ( sheeted Gambar 4. Tatanan tektonik pembentukan berbagai endapan. Tatanan
tektonik pembentukan endapan orogenik berada pada batas kontinen, pusat pemekaran
busur belakang, zona akresi atau kolisi (Groves dkk., 2005). vein) pun dapat menjadi
karakteristik mineralisasi di zona ini (gambar 5 A). Mikrostruktur yang hadir dapat berupa
stylolite, fault gouge, dan spider veinlets.Laminated crack-seal quartz carbonate veins
dan sigmoidal vein array umum ditemukan pada kondisi brittle-ductille pada kondisi
suhu dan tekanan tinggi. Pada kondisi ini, butiran kuarsa pada batuan belum
terdeformasi, dimana butiran kuarsa berbentuk anhedral ketika host rock berupa
metasedimen dan akan berbentuk euhedral pada host rockyang lebih kompeten seperti
batuan beku. Tekstur crack-seal menunjukkan adanya proses hydraulic fracturing
selama peristiwa multiple fluid-flow terjadi . Urat yang hadir akanmemiliki tipe yang
berbeda-beda, seperti urat yang hadir di zona gerus yang terdiri dari central shear,
oblique shear ; sistem urat ekstensional seperti en enchelon, oblique-extension veins;
stockworks; dan breccia veins. Boudinage dan perlipatan urat yang hadir di endapan ini
juga menunjukkan periode prekinematik hingga sinkinematik, contohnya di Alaska
Juneau, Yellowknife, Bendigo, Meguma.Pada lingkungan dengan suhu dan tekanan
tinggi (400C dan 2.5 kbar), tipe mineralisasi didominasi oleh deformasi ductile yang
terjadi dalam shear zone yang luas. Urat yang sejajar perlapisan, tekstur penggantian
(gambar 5 F), dan disseminated lodes (Groves & Phillips, 1987) umum hadir di zona
ini. Butiran kuarsa telah mengalami rekristalisasi di zona ini. Perubahan tipe
mineralisasi emas berhubungan dengan variasi kondisi suhu -tekanan dari host rock dan
perubahan derajat metamorfisme. Contohnya adalah sabuk Abitibi, tipe endapan berubah
dari breksi brittle dan lode pada batuan sekishijau yang derajatnya ren dah di Kirkland
Lake, menjadi urat berlaminasi brittle-ductile pada batuan sekishijau berderajat rendah
-tinggi di Sigma, dan menjadi miskin urat di zona ductile batuan amfibolit Red Lake
(Colvine, 1989).Ore shoot yang muncul akan berkembang sepanjang jurus perlapisan
atau di shear zone. Perubahan jurus dari tubuh bijih dan perpotongan struktur dapat
membentuk ore shootpada zona dilatasi yang besar. Panjang ore shoot yang dihasilkan
mencapai >1km, menerus searah penunjaman hingga 0,5 km, dan memiliki m assa sekitar
2 x 10 4 sampai 1 x 10 6 ton.

Tubuh bijih emas pada batuan metamorf secara relatif akan meluas searah jurus
hingga 2-5 km dan lebarnya akan bervariasi dari dimensi meter hingga puluhan meter.
Endapan emas terbesar telah ditambang secara e konomis pada kedalaman 1-3 km. Secara
teoretis, sistem hidrotermal berkembang dalam deep-crustal fault zone dan terbentuk di
kedalaman 10 -15 km. Tubuh bijih umumnya terbentuk di daerah sabuk sebagai kluster
yang terspasi secara teratur sepanjang ratusan km dan mendelineasi sistem sesar
regional. Spasi bijih menunjukkan pemusatan aliran fluida kerak secara struktural,
sehingga ada daerah yang kurang termineralisasi di antara tubuh bijih

8.Endapan sedimentasi ekshalatif (SedEx / Sedimentary exhalative deposits)


adalah endapan bijih yang dianggap terbentuk akibat masuknya fluida hidrotermal
ore-bearing menuju reservoir air (biasanya lautan), dan meghasilkan presipitasi dari bijih
stratiform. Endapan SedEx merupakan sumber utama timbal, seng, dan barit, serta juga
kontributor utama dari perak, tembaga emas, bismut, dan tungst

yang telah tertransportasi dengan fraksi klastik, sebagai contohkonsentrasi emas


placer pada endapan Witwatersrand di Afrika Selatan dantimah placer di Asia bagian
selatan.Seringkali formasi endapan sulfida stratiform tidak tampak berhubungandengan
proses magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak berhubungan dengansirkulasi larutan
hidrotermal dari sumber-sumber yang lain, sebagai contohpenirisan dari cekungan sedimen
yang dalam. Endapan-endapan yang dihasilkansangat mirip dengan beberapa asal-usul
volkanogenik karena mekanismetraping yang sama. Hanya mineral-mineral sulfida yang
dapat mengalamipresipitasi pada sediment-water interface atau dalam batuan yang
tidakterkonsolidasi, waktu dari formasi bijih berhubungan terhadap waktupengendapan
sedimen, terhadap waktu kompaksi dan konsolidasinya, atauterhadap waktu-waktu
berikutnya saat sedimen-sedimen mengalami indurasipenuh dan dapat termineralisasi oleh
larutan yang bergerak melalui batuanyang porous atau struktur-struktur geologi. Untuk
proses ini, contoh yangbagus adalah endapan timbal-seng di Mississippi Valley.

Gambar Model Geologi Endapan Sediment-Ekshalatif Timbal-Seng (After Lydon,1983)

Proses-proses sedimentasi juga membentuk akumulasi fosil-fosil bahan bakar,batu bara,


minyak dan gas alam. Untuk membentuk batu bara, gambutterkompaksi dan mengalami
pemanasan akibat penurunan dan proses burial.Demikian juga, minyak dan gas terbentuk
oleh maturasi unsur-unsur organikdalam batuan sedimen oleh peningkatan temperatur dan
tekanan. Minyak dangas dapat bermigrasi melalui batuan yang porous membentuk
reservoir yan
DAFTAR PUSTAKA
http://thegoldenjubilee.blogspot.co.id/2012/03/endapan-mineral-epitermal.html

https://pillowlava.wordpress.com/2011/06/19/mineralisasi-dan-alterasi-dalam-sistem-
hidrotermal/

http://dokumen.tips/documents/apa-yang-anda-ketahui-tentang-volcanogenic-massive-sulphide-
deposits-55844c7e5e69c.html

https://ceritageologi.wordpress.com/2012/12/17/endapan-porfiri-cu/

https://www.scribd.com/doc/38333348/9/E-CONTOH-BEBERAPA-ENDAPAN-MINERAL-
YANG-PENTING

Anda mungkin juga menyukai