Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN HASIL PRAKTEK PROFESI PELAYANAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS
FOKUS PADA MASALAH KESEHATAN DI DUSUN JOGONALAN LOR
KECAMATAN KASIHAN, BANTUL YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH:
1. DARUSMAN, S. Kep 32-087-06-11-2010

2. EMERITA, S. Kep 32-101-06-11-2010

3. RATNA TRI SUSANTI, S. Kep 32-113-06-11-2010

4. NURLISIANA DIAWIMA, S. Kep 32-060-06-11-2010

5. EKA WISANTI, S. Kep 32-095-06-11-2010

6. INA HANDAYANI, S. Kep 32-104-06-11-2010

7. ATIKA NILATAMA, S. Kep 32-089-06-11-2010

8. RIDWAN FATONI, S. Kep 32-074 -06-11-2010

9. IRFAN PARDIDA, S. Kep 32-082-06-11-2010

10. M IQBAL, S. Kep 32-070-06-11-2010

11. M BAGUS ANDRIYANTO, S. Kep 32-048-06-11-2009

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur atas kehadirat Alloh SWT atas segala nikmat dan karunia yang
diberikan sehingga kami dapat menyeleseikan praktek keperawatan komunitas di Dusun
Jogonalan Lor yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rosul dan Teladan kita Nabi Muhammad SAW.
Selama praktek keperawatan komunitas ini, kami banyak mendapat bantuan dan
bimbingan berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya program-program yang telah
kami rencanakan. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
1. Dr. Bambang Sulistruyanto, selaku Kepala Puskesmas Kasihan II Bantul
Yogyakarta.
2. Ibu Titih Huriah, S. Kep, Ns, Sp Kom, Ibu Sutantri, S.Kep, Ns, dan Ibu Ema
Waliyanti, S. Kep, Ns selaku pembimbing akademik.
3. Semua staf Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta
4. Kepala Dusun Jogonalan Lor, Kasihan Bantul Yogyakarta
5. Ibu-Ibu kader Posyandu Dusun Jogonalan Lor, Kasihan Bantul Yogyakarta.
6. Semua warga Dusun Jogonalan Lor, Kasihan Bantul Yogyakarta.

Kami mengetahui dengan sepenuhnya bahwa untuk menyusun laporan yang baik dan
sempurna tidaklah mudah. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca
kami nantikan, guna penyempurnan penyusunan laporan dimasa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 20 Juni 2010


Kelompok C
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
INTISARI..........................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................................1
B. TUJUAN...........................................................................................................2
C. STRATEGI.......................................................................................................3
D. WAKTU PELAKSANAAN............................................................................4
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN.................................................................................................5
B. ANALISA DATA.............................................................................................7
C. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNCUL......................................8
D. PRIORITAS MASALAH................................................................................8
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS........................10
F. IMPLEMENTASI..........................................................................................11
G. EVALUASI.....................................................................................................11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN..............................................................................................14
B. SARAN............................................................................................................14
INTISARI

Latar belakang : Kelompok Komunitas Angkatan 17 Program Pendidikan Profesi Ners


memasuki stase Keperawatan Komunitas mulai tanggal 03 Mei 2010 sampai dengan 26 Juni
2010. Pengambilan lokasi diwilayah kerja Puskesmas Kasihan I yaitu di Dusun Kembaran RT
03 dan 06. Asuhan keperawatan komunitas dibagi dalam tiga tahap, yaitu musyawarah
masyarakat desa I yaitu perkenalan dan orientasi wilayah, musyawarah masyarakat desa II
mengidentifikasi dari prioritas masalah serta perencanaan kegiatan, musyawarah masyarakat
desa III yaitu evaluasi.

Hasil Pendataan : Pendataaan dilakukan pada tanggal 06-15 Mei 2010 dan ditemukan 4
masalah kesehatan, yaitu kurang pengetahuan ibu tentang perawatan balita (pijat bayi dan
deteksi perkembangan anak), kurang pengetahuan warga RT 03 dan 06 tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kurang pengetahuan Lansia tentang penatalaksanaan non
farmakologi penyakit Hipertensi, dan Resiko terjadi peningkatan angka kejadian DBD.

Perencanaan :Penyuluhan tentang Penyakit Menular Seksual (PMS), penyuluhan tentang


bahaya miras dan narkoba bagi kesehatan, penyuluhanpersonal hygiene dan praktek menyikat
gigi dan mencuci tangan, kerja bakti dan pembagian bubuk abate, pembuatan poster
kesehatan, pelatihan kader tentang DDST (Denver Development Screening Test), jalan santai
dan kontrol tekanan darah, demo pembuatan terapi diet hipertensi, dan pelatihan pijat bayi.

Implementasi : Program kegiatan dimulai tanggal 01 Juni 2010 sampai 15 Juni 2010 dengan
melakukan penyuluhan tentang Penyakit Menular Seksual (PMS), penyuluhan tentang bahaya
miras dan narkoba bagi kesehatan, penyuluhanpersonal hygiene dan praktek menyikat gigi
dan mencuci tangan, kerja bakti dan pembagian bubuk abate, pembuatan poster kesehatan,
pelatihan kader tentang DDST (Denver Development Screening Test), jalan santai dan kontrol
tekanan darah, demo pembuatan terapi diet hipertensi, dan pelatihan pijat bayi.

Evaluasi : Masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan yang telah
dilaksanakan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunitas bukan sebagai suatu unit yang homogen, melainkan campuran

dinamis dari beragam kelompok, kepentingan dan sikap.Berbagi kesamaan tempat,

isu, dan masalah yang memberikan suatu rasa saling memiliki.


Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang

ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko tinggi dalam upaya

pencapaian derajat kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, pemeliharaan.
Rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pelayanan keperawatan (CHS, 1997). Keperawatan komunitas ini sendiri

merupakan pelayanan yang bersifat komplek. Pelayanan kesehatan berfokus pada tiga

level prevensi yaitu primer, sekunder, dan tersier. Keperawatan komunitas ini sebagai

bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan menggunakan pendidikan dan

penelitian atau evidence based practice termasuk keunikan budaya setempat sebagai

landasan praktik keperawatan


Komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan, yang bertujuan

mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan kerjasama

sebagai suatu mekanisme untuk mempermudah pencapaian tujuan yang berarti

komunitas tersebut dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut.


Pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas diupayakan dekat dengan

komunitas, sehingga strategi pelayanan kesehatan utama merupakan pendekatan yang

juga menjadi acuan. Artinya upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan merupakan

upaya esensial atau sangat dibutuhkan komunitas.


Peran serta komunitas dimana individu, keluarga, komunitas bertanggung

jawab atas kesehatannya sendiri, dengan berperan sebagai pelaku upaya peningkatan

kesehatannya, berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian.Bantuan yang

diberikan karena kertidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan, dengan

menggunakan potensi lingkungan untuk mendirikan masyarakat, sehingga

pengembangan wilayah setempat merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat

digunakan. Dalam praktek keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan

adalah proses keperawatan komunitas yang terdiri dari lima tahapan yaitu pengkajian,

diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

B. TUJUAN PENULISAN LAPORAN

1. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek keperawatan komunitas, mahasiswa

mampu menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat di

tingkat komunitas.

2. Tujuan Khusus

a) Puskesmas

Sebagai dasar pengembangan program puskesmas.

Sebagai acuan dalam meningkatkan peran serta masyarakat.

b) Masyarakat Dusun Jogonalan Lor


Sebagai data dasar dalam menyusun rencana pengembangan

kesehatan Masyarakat
Sebagai acuan dalam meningkatkan peran serta masyarakat

untuk perbaikan mutu kesehatan individu, keluarga, dan

masyarakat serta mencegah penyakit di wilayah sekitar.


c) Mahasiswa

Mampu melakukan pengkajian keperawatan masyarakat

Mampu mengidentifikasikan masalah kesehatan masyarakat

Mampu memprioritaskan maslah yang dijumpai

Mampu menyusun rencana pemecahan masalah sesuai dengan

masalah yang telah ditentukan bersama-sama dengan

masyarakat

Mampu melakukan implementasi keperawatan komunitas

berdasarkan masalah dan perencanaannya

Mampu mengevaluasi terhadap hasil implementasi

keperawatan komunitas

C. Strategi

1. Penjajakan Umum

a. Pendekatan dan penjelasan program kepada pihak puskesmas, kepala dukuh

Dusun Jogonalan Lor, kader kesehatan, karang taruna dan tokoh masyarakat.

Kegiatan dilakukan melalui Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I).

b. Orientasi wilayah.

2. Pengumpulan data

b. Wawancara dan observasi terhadap keluarga warga Dusun Jogonalan Lor dari RT

01 sampai dengan RT 06

c. Wawancara dengan kepala Dusun Jogonalan Lor, dan tokoh masyarakat setempat
d. Survei lingkungan

3. Identifikasi dan prioritas masalah

a. Wawancara diidentifikasikan bersama sama dengan masyarakat, berdasarkan data

yang telah diperoleh.

b. Menyusun prioritas masalah bersama sama masyarakat.

c. Melibatkan unsur yang terkait dealam mengidentifikasi dan memprioritaskan

masalah (puskesmas, kader dan tokoh masyarakat).

4. Perencanaan dilakukan pada MMD II

5. Pelaksanaan

a. Pelaksanaan pemecahan masalah dilaksanakan berdasarkan rencana bersama

masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat

b. Bersama-sama dengan puskesmas, kader dan tokoh masyarakat

6. Evaluasi dilakukan pada MMD III

b. Evaluasi dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat

c. Bersama-sama dengan puskesmas, kader dan tokoh masyarakat dalam

mengevaluasi pemecahan masalah

D. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktek keperawatan kesehatan komunitas di masyarakat

dilaksanakan selama8 minggu, dengan jadwal sebagai berikut:

1. Minggu I perkenalan dan orientasi serta melakukan pengkajian kesehatan masyarakat

2. Minggu ke-II dan ke-III penyusunan penanggulangan masalah dan pelaksanaan

rencana program.

3. Minggu ke-IV sampai ke-VII pelaksanaan program yang sudah direncanakan bersama

4. Minggu ke-VII evaluasi dan perpisahan


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PARADIGMA SEHAT 2014

1) PENGERTIAN PARADIGMA SEHAT

Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model

pembangunan kesehatan yang bersifat holistik

Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang

bersifat lintas sektor

Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan

perlindungan kesehatan,

Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan

Pengertian paradigma sehat menurut Stepen R Covey dalam bukunya :

The Seven Habits of Highly Effective People The word Paradigm

comes from the Greek. It was originally a scientific term. And is more

commonly used today to mean a model, theory, concept, perception

orientation, assumption or frame of reference. In the general sense, is

the way see the world, not interm of our visual sense of sight, but in

term of perceiving, understanding and interpreting.

Sedangkan pada tahun 1950-an definisi WHO tentang sehat adalah

keadaan sehat sejahtera fisik, mental, sosial dan bukan hanya bebas

dari penyakit dan kelemahan. Namun pada tahun 1980-an definisi

WHO mengalami perubahan seperti yang tertera dalam UU Kesehatan


No. 23/1992 dimana WHO memasukkan unsur hidup produktif sosial

dan ekonomi di dalam pengertian tentang sehat.

Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :

a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit

ternyata tidak efektif

b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata

dimasukkan unsur sehat produktif sosial ekonomis.

c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik

degeneratif

d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan

penangan khusus

e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi

kesehatan penduduk.

Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan

Health program for survival, sedangkan yang menekankan pada upaya

promotif dan preventif merupakan Health Program for human development.

Paradigma sehat dicanangkan Depkes pada tanggal 15 September 1998.


Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan upaya kuratif-

rehabilitatif kurang menguntungkan karena :

Melakukan intervensi setelah sakit

Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.

Dari segi ekonomi lebih cost effective


Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang

penyakit.

B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1) FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Keyakinan terhadap nilai kemanusiaan yang menjadi pedoman dalam

melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat baik untuk individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

a) Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah pekerjaan luhur dan

manusiawi yang ditujukan untuk klien.

b) Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah upaya berdasarkan

kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

bagi terwijudnya manusia sehat khususnya dan masyarakat yang sehat

pada umumnya.

c) Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat harus terjangkau dan

dapat diterima semua orang.

d) Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok tanpa

mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.

e) Perawat Kesehatan Masyarakat sebagai provider dan masyarakat

sebagai consumer pelayanan kesehatan , menjamin suatu hubungan

yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam


kebijakan dan pelayanan keearah peningkatan status kesehatan

masyarakat

f) Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat secara

berkesinambungan..

g) Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas

kesehatan.

2) FILOSOFI

Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi

sebagai berikut :

1. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang.

2. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan.

3. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu

meningkkan kesehatannya.

4. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat

bagi dirinya.

5. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas

yang berbeda pada waktu yang berbeda.

6. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada

latar belakang budaya, agama dan sosial klien.

7. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang

berbeda pada waktu yang berbeda.


8. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan

rangsang internal dan eksternal.

9. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan.

10. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan

lingkungannya.

11. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada

waktu yang berbeda.

12. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu

klien bergerak kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan

dengan menggunakan kerangka teori dan pendekatan sistematik.

13. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang

waktu akan merubah kebutuhan kesehatan.

3) PARADIGMA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen

pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan &

Dawkins, 1987).Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan

menjadi individu, keluarga dan masyarakat.

a) Individu Sebagai Klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan

utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual.Peran perawat

pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan


dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan

spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

b) Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan

erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik

secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam

lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga

dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia

yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan

mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah

satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :

Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan

lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.

Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,

mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah

kesehatan didalam kelompoknya sendiri.

Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit

yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi

seluruh anggota keluarga tersebut.

c) Masyarakat Sebagai Klien


Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga,

diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan

memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga.


Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas

didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi

dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah

kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif.


Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang

mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan dan keturunan.Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan

lingkungan sosial.Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan

dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan

perumahan.Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan

penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.


Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia

yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.Keempat faktor

tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang

lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.


Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas

dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh

perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang

mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu

bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan

kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan


spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga

dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup

manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada

lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi

status kesehatan manusia.Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik,

psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

4) TUJUAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan

yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat

kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction)

terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta

perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan

mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat

mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.

1. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat

secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai

derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.

2. Tujuan khusus

a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.

b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam

rangka mengatasi masalah keperawatan.


c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan

pembinaan dan asuhan keperawatan.

d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang

memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di

panti dan di masyarakat.

e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan

tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah.

f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok

resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan

keperawatan di rumah dan di Puskesmas.

g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial

untuk menuju keadaan sehat optimal.

5) PENGERTIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

WHO (1959)

Lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan

ketrampilan ilmu keperawatan,ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan

sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara

keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi

sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit

dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang

mempunyai masalah dimana hl itu mempengaruhi masyarakat secara

keseluruhan.

Ruth B Freeman
Suatu lapangan khusus bidang keperawatan dimana teknik

keperawatan, ketrampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan

yang serasi kepada ketrampilan anggota profesi kesehatan lain dan

kepada tenaga sosial lain demi untuk memelihara kesehatan

masyarakat.

American Nursing Association (ANA)

Suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang

diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk.

Badan Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan

antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan

peranserta aktif masyarakat.

C. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS

Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan

pelayanan kesehatan (di rumah, di Puskesmas), perawat melakukan praktik

keperawatan dengan cara menggunakan proses keperawatan komunitas.

Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien

dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan

penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari lima

tahapan :

1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data

yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien.

Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :

a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang

terdiri: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama,

nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau

komunitas.

b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty

Neuman) :

Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk,

penerangan, sirkulasi dan kepadatan.

Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan pengetahuan.

Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat

tinggal: Apakah tidak menimbulkan stress.

Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan

kesehatan: Apakah cukup menunjang sehingga

memudahkan komunitas mendapat pelayanan di

berbagai bidang termasuk kesehatan.

Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan

deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau

apabila gangguan sudah terjadi.


System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang

dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk

meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan

nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang

diberikan kepada komunitas.

Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara

keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah

Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR

sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan

dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi

jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.

Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka,

dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas.

Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas

untuk mengurangi stress.

Status kesehatan komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari

biostatistik dan vital statistic, antara lain angka

mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta

cakupan imunisasi.

2. Diagnosa keperawatan komunitas atau kelompok dan analisa data

Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data

yang dicari, maka kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa


besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi

yang timbul pada masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas

dapat disusun diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari:

Masalah kesehatan, Karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.


Contoh :
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada

komunitas di RW 04 Kelurahan Kampung Melayu berhubungan

dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemenuhan

kebutuhan nutrisi bagi tubuh.


Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat disampaikan

dalam pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya musyawarah

masyarakat desa/RW.Data dapat disajikan dengan menggunakan grafik,

table ataupun melalui sosio drama.

3. Perencanaan (intervensi)

Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan

menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam

upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama

dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran

kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan

diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu

rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang

mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut

yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana,

sarana, tenaga yang tersedia.


Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan

melalui tahapan sebagai berikut :

a) Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas

menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari

dan bekerjasama dengan masyarakat.

b) Tahap pengorganisasian

Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan

untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam

masyarakat.Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah

kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong

untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan

masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan

kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan

di wilayahnya.

c) Tahap pendidikan dan latihan

o Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat

o Melakukan pengkajian

o Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose

keperawatan

o Melatih kader

o Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan

masyarakat

o Tahap formasi kepemimpinan

o Tahap koordinasi intersektoral


o Tahap akhir

Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk

mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan

kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.


Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan

sebagai berikut :

o Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi

o Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik

o Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi

melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium

o Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk

mengamankan lingkungan atau komunitas bila stressor dari

lingkungan

o Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

4. Pelaksanaan (Implementasi)

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang

telah direncanakan yang sifatnya:

a) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,

mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan

kesehatan.

b) Mendidik komunitasi tentang perilaku sehat untuk mencegah

kurang gizi.
c) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi

terpenuhinya kebutuhan komunitas.

Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada

tingkat pencegahan, yaitu :

Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan

difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan

kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap

penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan

bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.

Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat

terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat clan

ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini

menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat

proses penyakit, Contoh: Mengkaji keterbelakangan tumbuh

kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan

penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll.

Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan

pengembalian individu pada tingkat berfungsinya secara

optimal dari ketidakmampuan keluarga, Contoh: Membantu

keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang

gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah

dilaksanakan dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar

untuk memodifikasi rencana berikutnya. Evaluasi proses dan evaluasi

hasil. Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan

komunitas adalah :

a) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan

target pelaksanaan

b) Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan

perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan

jumlah peserta.

c) Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan

penggunaannya serta keuntungan program.

d) Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau

masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.

e) Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah

dilaksanakan tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam 6

bulan atau 1 tahun.

dan evaluasi.

BAB III
APLIKASI ASUHAN

A. PENGKAJIAN KESEHATAN KOMUNITAS


B. RUMUSAN DIAGNOSA KESEHATAN KOMUNITAS
C. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
Perencanaan
Implementasi
Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas dilaksanakan setelah

Musyawarah Masyarakat Desa II yaitu tanggal 09 Maret sampai dengan 11

April 2010. Hasil pelaksanaan kegiatan disajikan dalam tabel berikut ini
Tabel I Implementasi Asuhan Keperawatan

N TINDAKAN WAKTU TEMPAT PENANGGUNG PELAKSANA


O JAWAB
1. Pendidikan - Minggu 20 Feb 2011, - RT 02 - Emerita - RT 02
Kesehatan Jam 16:00 WIB - Ratna TS * Moderator:
penyakit - M. Bagus A Ridwan Fatoni
hipertensi - Minggu 06 Maret 2011, - RT 04 * Presenter:
Jam 20:00 WIB Emerita

- Minggu, 13 Maret - RT 05 - RT 04
2011, Jam 20:00 WIB * Moderator:
Irfan Pardida
* Presenter
Ridwan Fatoni

- RT 05
* Moderator:
Irfan Pardida
* Presenter
M. Bagus A
2. Pendidikan - Sabtu 05 Maret 2011, - RT 03 - Ina RT 03
Kesehatan Jam 20:00 WIB Handayani *Moderator:
penyakit - Atika N Nurlisiana D
Leptospirosis - Senin07 Maret 2011, - RT 02 - Nurlisiana D *Presenter:
Jam 20:00 WIB Darusman

- Selasa, 08 Maret 2011, - RT 02 (PKK) RT 02


Jam 16:00 WIB *Moderator:
- RT 01 Ratna TS
- Minggu, 13 Maret 2011 *Presenter:
Darusman
Jam 20:00 RT 02 (PKK)
*Moderator
Irfan P
*Presenter
Nurlisiana D

RT 01
*Moderator
Ridwan F
*Presenter
Ina H
3. Pendidikan - 10 Maret 2011, Jam Posyandu - Darusman *Moderator
Kesehatan 09:00 WIB Balita - Nurlisiana D Darusman
Deteksi Dini - M. Iqbal *Presenter:
Pneumonia Nurlisiana D

4. Pendidikan - Sabtu 10 Maret 2011, - RT 04 (PKK) - Nurlisiana D RT 04


Kesehatan Jam 16:00 WIB - Eka W *Moderator
Deteksi Dini - RT 03 - Ina Ridwan Fatoni
kanker Payudara - Senin14 Maret 2011, (PKK) Handayani *Presenter
dan SADARI Jam 16:00 WIB Nurlisiana D
- RT 01
- Selasa, 18 Maret 2011, (PKK) RT 03
Jam 16:00 WIB *Moderator
Ridwan Fatoni
*Presenter
Eka Wisanti

RT 01
*Moderator
Ratna TS
*Presenter
Atika Nilatama
5. Pelatihan Kader - Jumat 25 Februari - Pendopo Jog - Emerita *Moderator
2011, Jam 20:00 WIB Lor - Ratna TS Irfan P
Lansia
*Presenter
Pengisian - Selasa01 Maret 2011, Emerita
Jam 16:00 WIB Ratna TS
KMS
Pengukuran
Tensi
6. Pendidikan - Jumat 25 Februari RT 04 - Nurlisiana D *Moderator:
Kesehatan DBD 2011, Jam 20:00 WIB - Atika N Ridwan F
- Ina H *Presenter:
H Eka Wisanti

7. Pendidikan - Jumat 13 Maret 2011, Arisan Ibu WKH - Emerita *Moderator:


Kesehatan Jam 16:00 WIB H - Ratna TS Ratna TS
(yWanita
Penyakit DM H - Eka W *Presenter:
Katolik) Emerita
8. Senam Otak - Kamis 24 Februari - Pendopo Jog - Emerita *Moderator
2011, Jam 10:00 WIB - Irfan P Emerita
Lor
*Presenter
- Minggu 13 Maret 2011 Irfan P
- Lapangan voli
Jam 07:00 Ratna TS

9. Pendidikan - Minggu 20 Maret 2011, RT 06 - Emerita *Moderator:


Kesehatan Kanker Jam 16:00 WIB - Nurlisiana D Emerita
Servik *Presenter:
Ratna TS

10 Pendidikan - Minggu, 13 Maret 2011 RT 05 - M. Bagus A *Moderator


Kesehatan Bahaya Jam 20:00 - Irfan P Irfan P
Rokok *Presenter
Emerita

- Senin 28 Maret 2011 Pendopo Jog


Jam 20:00 Lor -

11 Pendidikan - Senin 01 Maret 2011 - Pendopo Jog - Irfan P *Moderator


Kesehatan Jam 20:00 - Ridwan F M. Bagus
Lor
HIV/AIDS - Eka W *Presenter
M.Iqbal
(KesPro)
12 Pendidikan - Senin 28 Maret 2011 - Pendopo Jog - Irfan P *Moderator
Kesehatan Bahaya Jam 20:00 - Ridwan F M. Bagus
Lor
Napza - Eka W *Presenter
M.Iqbal
13 Pelatihan kader - Selasa, 22 Maret 2011 - Pendopo Jog - Darusman All
lansia dan balita Jam 10:00 - Ratna TS
Lor
- Emerita
14 Simulasi Bencana - Minggu, 27 Maret 2011 - RT 04 - All All
Banjir Jam 10:00

15 UKK (Proteksi - Jumat, 26 Maret 2011 - Pabrik Tahu - Emerita All


Diri) Jam 20:00 - Darusman

16 UKS (Kesehatan - Rabu, 23 Maret 2011 - SD Kanisius - Eka W All


Gigi dan Mulut) Jam 10:00 - Nurlisiana D

D. EVALUASI
Evaluasi untuk mengetahui keberhasilan program kerja dan berbagai

masalah kesehatan yang muncul belum dapat dilakukan karena memerlukan

waktu yang lama. Sedangkan mahasiswa praktek keperawatan kesehatan

komunitas tahap profesi berada di masyarakat hanya selama dua bulan (8

minggu), sehingga evaluasi yang dilakukan dalam kesempatan ini adalah

evaluasi proses yang sifatnya sesaat yaitu dilakukan langsung setelah tindakan

dilakukan.
Tabel II Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas

No Implementasi Evaluasi
1 Penyuluhan tentang Kesehatan - Kegiatan penyuluhan tentang kesehatan
Reproduksi (Kespro) reproduksi untuk remaja dan ibu-ibu
dapat dilaksanakan sesuai waktu yang
telah direncanakan yaitu sesuai dengan
kegiatan arisan ibu-ibu RT. Adapun
rinciannya, di RT 04 pada tanggal 10
Maret 2011, RT 03 pada tanggal 14 Maret
2011, dan di RT 01 pada tanggal 18 Maret
2011. Peserta penyuluhan yang hadir
untuk pertemuan ibu-ibu, di RT 04 ada
sekitar 50 0rang peserta, di RT 03 ada
sekitar 50 peserta, dan di RT 01 ada
sekitar 25 orang. Peserta juga tampak
antusias mengikuti penyuluhan dan
beberapa peserta mengajukan pertanyaan
seputar materi penyuluhan.
- Materi yang diberikan kepada ibu-ibu
terkait kesehatan reproduksi adalah
bagaimana deteksi dini pada penyakit
penyakit yang dapat mengancam sistem
reproduksi, misalnya kanker payudara dan
kanker serviks.
- Sedangkan untuk remaja, kegiatan
dilakukan menurut kesepakatan yang
telah disepakati oleh remaja dan
mahasiswa yaitu pada tanggal 01 April
2011. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
untuk remaja yang dilaksanakan pada
tanggal tersebut dapat terlaksana dengan
baik dan lancar. Adapun peserta yang
hadir adalah sekitar 40 peserta. Peserta
tampak antusis mengikuti jalannya
penyuluhan. Selain memberikan
pendidikan kesehatan, mahasiswa juga
menampilkan video tentang kesehatan
reproduksi.
2 Penyuluhan tentang bahaya - Kegiatan penyuluhan tentang bahaya
miras dan narkoba bagi miras dan narkoba bagi kesehatan untuk
kesehatan remaja dapat dilaksanakan sesuai waktu
yang telah direncanakan yaitu pada hari
Jumat, tanggal 01 April 2011 pukul 20.00
WIB. Peserta penyuluhan yang hadir 40
orang. Peserta juga tampak antusias
mengikuti penyuluhan dan beberapa
peserta mengajukan pertanyaan seputar
materi penyuluhan.

3 Penyuluhanpersonal hygiene - Kegiatan penyuluhan personal hygiene


dan praktek menyikat gigi dan dapat dilaksanakan sesuai waktu yang
memotong kuku telah direncanakan yaitu pada hari tanggal
28 Maret 2010 pukul 08.00 WIB di SD
Kanisiua. Peserta penyuluhan yang hadir
50 orang, yaitu kelas II, III, IV, dan V.
Peserta juga tampak antusias mengikuti
penyuluhan dan semua peserta dapat
bersama-sama mempraktekkan cara
menyikat gigi yang benar dan memotong
kuku dengan baik serta bisa
mendemonstrasikan ulang apa yang sudah
dijelaskan.
4 Pemberantasan Sarang - Kegiatan pemantauan jentik nyamuk di
Nyamuk (PSN) dan RT 03 dapat terlaksana sesuai yang
pembagian bubuk abate direncanakan yaitu pada hari Minggu
27Maret jam 10.00 WIB, kemudian untuk
pembagian abate dibagi merata dengan
cara keliling rumah di RT 03 dan
memeriksa adanya jentik jentik nyamuk
yang ada di bak mandi milik warga RT
03.
- Kegiatan ini hanya dilakukan di RT 03,
dikarenakan sulitnya mencari jadwal yang
sesuai dengan warga sehingga harapannya
ke depan, RT 03 dapat memberi contoh
kepada RT yang lain.
5 Pembuatan poster kesehatan - Kegiatan pembuatan poster di RT 03
dapat terlaksana sesuai yang direncanakan
yaitu pada tanggal 11 April 2011.
Pembuatan poster oleh mahasiswa,
sedangkan pemasangan poster dibantu
oleh karang taruna.
6 Pelatihan kader lansia tentang - Kegiatan pelatihan kader lansia tentang
pengisian KMS Lansia, dan pengisian KMS Lansia dan pengukuran
pengukuran tekanan darah tekanan darah dapat terlaksana sesuai
yang direncanakan yaitu pada hari Jumat
25 Febuari jam 16.00 WIB untuk
pengisian KMS Lansia dan hari Selasa 01
Maret untuk pengukuran takanan darah.
Peserta yang datang sebanyak 6 orang.
Peserta juga tampak antusias mengikuti
pelatihan dan beberapa peserta
mengajukan pertanyaan seputar materi
pelatihan. Pendampingan oleh mahasiswa
dilakukan untuk memberikan penjelasan
kepada kader apabila ada materi yang
belum jelas dan memberitahu kader
bagaimana caranya melakukan mengisi
KMS Lansia dan tentang cara pengukuran
tekanan darah. Kader yang tidak datang
dalam pelatihan dikarenakan adanya acara
yang bersamaan di RT masing-masing.
-
7 Penyuluhan tentang hipertensi - Penyuluhan tentang hipertensi dilakukan
dan diet hipertensi di beberapa pertemuan antara lain
pertemuan Ibu PKK pedukuhan
Jogonalan Lor 20 Februari 2011 dan
tanggal 06 Maret 2011 di Pertemuan
Rutin RT 05. Penyuluhan yang sama juga
dilakukan di RT 04 pada tanggal 06 Maret
2011.
- Kegiatan penyuluhan mendapatkan
antusiasme yang cukup tinggi dari warga.
Selain memberikan penjelasan terkait
penyakit dan diet hipertensi, mahasiswa
juga menampilkan video tentang
komplikasi yang mungkin terjadi pada
penderita hipertensi apabila tidak
tertangani dengan baik.
8 Pelatihan pijat bayi - Kegiatan pelatihan pijat bayi dapat
terlaksana sesuai yang direncanakan yaitu
pada hari Selasa 11 April jam 10.00 WIB,
yaitu bertepatan dengan jalannya kegiatan
rutin pedukuhan posyandu balita.
- Penyuluhan dilakukan dengan cara
menonton video pijat bayi terlebih dahulu
kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi
cara pijat bayi kepada ibu ibu balita yang
hadir dalam posyandu dan tertarik
mengikuti pelatihan pijat bayi.
9 Penyuluhan tentang penyakit - Penyuluhan terkait leptospirosis
leptospirosis dilakukan di beberapa pertemuan, antara
- lain di pertemuan RT 03 pada tanggal 5
Maret 2011, Senin 07 Maret 2011 di RT
02, dan 13 Maret 2011 di RT 01. Selain
itu, mahasiswa juga memberikan
pengetahuan terkait leptospirosis kepada
ibu ibu PKK RT 02 pada tanggal 08
Maret 2011.
- Penyuluhan terkait penyakit leptospirosis
diikuti rata2 per RT sebanyak 30 orang.
Peserta terlihat sangan antusia terhadap
proses penyuluhan, dikarenakan penyakit
ini tergolong penyakit baru dalam
masyarakat dan banyak menelen korban
dalam beberapa tahun terakhir.
10 Penyuluhan terkait penyakit - Penyuluhan terkait DBD dilaksanakan
DBD pada 06 Maret 2011. Peserta penyuluhan
ada sekitar 40 peserta. Peserta mengikuti
proses penyuluhan dengan antusias,
terlihat dari banyaknya pertanyaan yang
diajukan oleh beberapa warga kepada
mahasiswa.
11 Simulasi Banjir - Simulasi banjir dilaksanakan sesuai
dengan program desa terkait upaya
penanggulangan bencana banjir yang
sering terjadi di dukuh Jogonalan Lor,
khususnya di RT 04 pada tanggal 27
Maret 2011. Mahasiswa dalam simulasi
Banjir ini berperan sebagai tim kesehatan
yang bertugas memberikan pertolongan
pertama kepada korban korban banjir
dalam simulasi ini.
12 Penyuluhan Kesehatan Kerja - Kegiatan penyuluhan kesehatan kerja
dilakukan di salah satu industri rumah
yaitu industri roti yang ada di desa
Tirtonirmolo. Jumlah peserta penyuluhan
(pekerja) ada sekitar 20 pekerja. Adapun
pelaksanaannya yaitu pada tanggal 29
Maret 2011. Peserta tampak antusias
mengikuti proses penyuluhan, yang bisa
dilihat dari banyaknya pertanyaan yang
diajukan oleh peserta penyuluhan.
- Materi yang diberikan lebih cenderung
kepada penanganan awal kejadian luka
bakar, dilihat dari kemungkinan pekerja
untuk terpapar bahan bahan yang dapat
menimbulkan luka bakar, seperti kompor,
gas elpiji, oven dan lain lain.
11 Pendidikan Kesehatan Deteksi - Penyuluhan terkait deteksi dini
Dini Pneumonia pneumonia anak dilaksanakan bertepatan
dengan kegiatan rutin posyandu balita
pada tanggal 10 Maret 2011. Kegiatan ini
berlangsung kurang kondusif karena
peserta hadir dalam waktu yang berbeda
dan peserta lebih banyak fokus pada
kegiatan penimbangan dll. Adapun
peserta yang hadir dalam penyuluhan ada
sekitar 50 balita dan ibunya, dan yang
aktif atau fokus dalam penyuluhan hanya
ada sekitar 30% dari keseluruhan peserta.
12 Penyuluhan senam otak - Kegiatan senam otak dilaksanakan
bertepatan dengan kegiatan rutin
posyandu lansia pada tanggal 24 Februari
2011. Adapun peserta yang hadir pada
kegiatan tersebut adalah sekitar 50 lansia,
dengan metode bergiliran. Peserta tampak
antusias dalam mengikuti kegiatan.
- Selain itu, senam otak juga dilaksanakan
pada tanggal 06 Maret 2011 setelah
kegiatan rutin senam lansia. Adapun
peserta yang hadir ada sekitar 40 peserta.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Kembaran RT 03 dan RT 06,
Kasihan Bantul didapatkan masalah kesehatan yaitu ;
1. Kurang pengetahuan warga jogonalan Lor tentang perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(masalah sampah, Bahaya rokok & NAPZA)


2. Kurang pengetahuan ibu tentang perawatan balita dengan ISPA.
3. Kurang pengetahuan Lansia tentang penatalaksanaan non farmakologi penyakit

Hipertensi
4. Kurang pengetahuan Remaja & ibu2 tentang kesehatan reproduksi

Berdasarkan hasil musyawarah bersama warga dengan tokoh masyarakat, telah

disepakati dan dilaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah yaitu dengan

memberikan penyuluhan tentang penyakit hipertensi, penyuluhan tentang Penyakit

leptospirosis, penyuluhan tentang petnyakit DBD, penyuluhan tentang bahaya rokok,

miras dan narkoba bagi kesehatan, penyuluhan tentang bahaya sex bebas & HIV AIDS,

penyuluhan penyuluhanpersonal hygiene dan praktek menyikat gigi, pemantauan jentik

nyamuk dan pembagian bubuk abate, pembuatan poster kesehatan, pelatihan kader

tentang pengisian KMS lansia dan pengukuran tekanan darah (kader lansia) dan deteksi

dini pneumonia pada anak dan pijat bayi (kader balita), pembuatan posko kesehatan,

ikut serta dalam upaya mitigasi bencana dalam simulasi bencana banjir, penyuluhan

terkait penyakit-penyakit yang bersumber dari PHBS.


Waktu delapan minggu pelaksanaan tindakan yang dapat dinilai bahwa tindakan

yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik disertai antusiasme masyarakat serta

peran serta masyarakat dan pihak yang terkait (Puskesmas Kasihan II).

B. SARAN
1. Kepala Puskesmas Kasihan II
a. Meningkatkan mutu pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
b. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan kesehatan dan kolaborasi
pemberian obat
2. Warga Masyarakat Dusun Jogonalan Lor RT 01-06
a. Bersama dengan kesadaran melakukan perilaku hidup bersih sehat
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
b. Menggunakan pelayanan ksehatan sebaik mungkin untuk
menurunkan angka kesakitan.

Anda mungkin juga menyukai