Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN ASMA

No Dokumen
No Revisi
SOP
Tanggal Terbit
Halaman

PUSKESMAS H. Wulyono
RASAU JAYA NIP. 196606 26198703 1003

1. Pengertian Asma Bronkial adalah suatu penyakit gangguan inflamasi kronik saluran
nafas yang menyebabkan hiperesponsif jalan nafas sehingga terjadi
penyempitan jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk pada
malam atau dini hari.
2. Tujuan Memberikan pedoman dalam penatalaksanaan kasus Asma Bronkial.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Rasau Jaya No. ,tentang jenis jenis pelayanan
di Puskesmas Rasau Jaya.
4. Referensi Panduan praktik klinis Bagi Dokter di fasilitas Pelayanan kesehatan
Primer
5. Persiapan Tensimeter
Alat dan Stetoskop
Jam
Bahan Thermometer
pemberian O2
6. Prosedur 1. Pasien datang dengan keluhan sesak.
2. Petugas membaringkan pasien di tempat tidur.
3. Petugas memberikan O2 sesuai kebutuhan.
4. Petugas melakukan anamnesa.
5. Petugas melakukan pemeriksaan tanda tanda vital.
6. Petugas berkolaborasi dengan dokter.
7. Dokter melakukan penapisan kasus melalui anamnesis :
gambaran batuk dan episodik lebih banyak pada malam atau
dini hari,
gambaran sesaknya dan bunyi mengi,
riwayat atopi pada penderita ataupun keluarga,
riwayat pencetus sesak dari lingkungan
8. Dokter melakukan pemeriksaan fisik lebih mendalam :
sesak nafas,
wheezing pada auskultasi,
adanya retraksi dinding dada ( pada serangan berat)
9. Dokter berkolaborasi dengan petugas laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan penunjang.
10. Dokter menganalisis indikasi rujuk pada kasus Asma Bronkial
berdasarkan :
Bila sering terjadi eksaserbasi
Pada serangan asma akut sedang dan berat
Asma dengan komplikasi : pneumotoraks,
pneumomediastinum, gagal nafas, asma resisten terhadap
steroid.
Kondisi klinis Asma : meminta advis lebih lanjut
Pemeriksaan penunjang lebih lanjut (fasilitas penunjang
tersebut hanya ada di FKTRL : flow meter, spirometri dan
rontgen).
Kasus bukan kewenangan dokter di FKTP
Terbatasnya fasilitas pemeriksaan penunjang APE(misal:
Flow Meter)
11. Dokter penentukan kriteria tempat rujukan sebagai berikut :
Mempunyai dokter ahli dibidang Spesiallis Paru, Spesialis
Penyakit Dalam, Patologi anatomi, Radiologi
Mempunyai fasilitas ICU,Spirometri, Flowmeter, dan Rontgen
Dapat melakukan komunikasi dengan FKTP.
12. Prinsip penatalaksanaan rujuk balik adalah sbb : setelah Pasien
dalam kondisi stabil dan bisa ditangani di FKTP maka pasien
dikembalikan kembali ke FKTP dengan disertai advis
penanganannya.
13. Setelah meneliti kelengkapan formulir rujukan, ditanda
tangani diserahkan kepada pasien/ keluarga pasien/ paramedis
pendamping rujukan.
14. Penerbitan surat rujukan oleh dokter yang merawat pasien
tersebut.
7. Bagan Alir
membaringkan pasien dimemberikan
Pasien datang dengan keluhan sesak
tempat tidurO2 sesuai kebutuha

berkolaborasi dengan dokter


melakukan pemeriksaan tanda tanda
melakukan
vital anamnesa

Dokter
dokter melakukan penapisan melakukan
kasus Dokter berkolaborasi
melalui pemeriksaan
anamnesis dengan petugas lab
fisik lebih mendalam

penatalaksanaan rujuk
Dokter balik Dokter
penentukan kriteria tempat rujukan
menganalisis indikasi rujuk pada kasus A

meneliti kelengkapan formulir rujukan


Penerbitan surat rujukan oleh dokter

8. Hal- Hal 1. Penanganan Asma harus sesuai dengan SOP.


yang
Diperhatika
n
9. Unit Terkait 1. Unit Apotek
2. Unit Loket
3. Unit Laboratorium
4. Unit Poli Umum
10 Dokumen 1. Rekam medik
2. Surat rujukan
. Terkait
11. Rekaman
Historis NO Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Berlaku
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai