Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk meningkatkan pendapatan saat krisis ekonomi, diperlukan usaha-usaha yang


bersifat kreatif, pantang menyerah dan beroriantasi pasar. Usaha tersebut juga diharapkan
mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat
melimpah. Maka dari itu usaha yang sederhana dan mudah untuk dilirik perlu dikembangkan
seperti usaha tanaman hias. Selain dari segi pemasaran, tanaman hias dapat juga dilihat dari
cara merawat dan pamantauan dari tanaman itu yang cukup mudah hanya dilakukan
penyiraman sekaligus perlakuan khusus pada tanaman. Tanaman hias khususnya tanaman
pentas yang sekarang ini sudah banyak varietas varietas baru yang bermunculan, akan
semakin menarik para peminat tanaman hias.

Persaingan bisnis yang semakin ketat disebabkan oleh dampak globalisasi dan
diberlakukannya era perdagangan bebas yang telah menggeser paradigma bisnis dari
comparative advantage menjadi competitive advantage. Hal ini membuat kegiatan
bisnis/perusahaan harus memilih strategi yang tepat. Strategi yang dimaksud adalah
perusahaan berada dalam posisi strategis dan bisa beradaptasi dengan lingkungan yang terus
berubah (Widarsono, 2010). Saat ini usaha tanaman hias di Indonesia mengalami
pertumbuhan yang relatif cepat. Hal tersebut ditandai dengan berkembangnya daerah sentra,
peningkatan jenis dan volume produksi, berkembangnya outlet dan pelaku usaha di daerah
perkotaan, dan semakin berkembangnya lembaga tani/usaha serta asosiasi atau perhimpunan
tanaman hias. Banyaknya kegiatan usaha tanaman hias yang ada menyebabkan persaingan
semakin ketat dan menjadi pemicu dalam menghasilkan kinerja yang baik untuk dapat
memenangkan persaingan yang terjadi (Pratiwi, 2008).

Saat ini tanaman hias merupakan salah satu komoditas agribisnis yang cukup berarti
di Indonesia. Hal tersebut didasari karena jenisnya dapat ditanam pada areal yang relatif
sempit dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diterima masyarakat. Tanaman hias
dinikmati konsumen dalam bentuk keindahannya, maka dari itu tuntutan terhadap kualitasnya
sangat tinggi. Membudidayakan berbagai jenis tanaman hias dapat menjadi usaha agrobisnis
yang sangat prospektif baik bagi masyarakat maupun negara. Masyarakat baik di daerah
pedesaan maupun perkotaan mempunyai kecenderungan untuk tinggal di tempat atau
lingkungan yang nyaman dan segar. Keadaan ini dapat tercipta dengan adanya tanaman hias.
Kehadiran tanaman hias baik di lingkungan rumah tinggal, perkotaan maupun di lingkungan
taman-taman rekreasi banyak memberikan pengaruh yang positif. Kesadaran masyarakat
akan pentingnya lingkungan hidup yang segar dapat mempengaruhi meningkatnya
permintaan tanaman hias.

Kebutuhan akan bunga di Indonesia yang merupakan salah satu produk florikultura
cukup mengesankan. Dalam hal ini dapat dilihat pada kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia. Bunga merupakan kebutuhan tak terpisahkan dalam upacara keagamaan, upacara
perkawinan, upacara pemakaman, dan hari besar. Di Negara-negara Eropa pruduk
hortikultura telah lama dijadikan komoditas perdagangan internasional yang sangat penting.
Belanda sebagai contoh telah mampu memanfaatkan tanaman hias sebagai komoditas ekspor
utama, misalnya bunga tulip dan beberapa stek tanaman hias (Ashari, 1995).

Tanaman Hias memiliki prospek yang potensial untuk dikembangkan secara


komersial. Tanaman hhias terdapat nilai estetika yang dapat membuat orang tertarik untuk
memilikinya, sehingga tidak sedikit orang yang membudidayakan. Bunga Miana merupakan
termasuk salah satu jenis tanaman yang dimaksud diatas.

Daun miana atau yang biasa disebut dengan tanaman iler menurut Lisdawati (2008)
mempunyai nama ilmiah (Coleus benth). Tanaman ini tergolong ke dalam famili Lamiaceae,
yaitu tumbuhan liar yang terdapat di ladang atau di kebun-kebun sebagai tanaman hias.
Berbatang basah yang tingginya mencapai 1 meter. Daunnya berbentuk segitiga atau bentuk
bulat telur dengan warna yang sangat bervariasi, dari warna hijau hingga merah keungu-
unguan dan mempunyai tepi yang beringgit. Pada saat dewasa atau tanaman ini mempunyai
bunga yang berwarna merah atau ungu atau kuning. Senyawa kimia yang terkandung dalam
daun miana (Coleus benth) adalah golongan minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, steroid,
tanin,dan saponin (Iler, 2012).

Tanaman iler ini banyak tumbuh pada daerah yang memiliki tanah agak lembab atau
sedikit berair. Di daerah tertentu seperti Manado, Kupang, Papua, dan Toraja daun miana
diolah sebagai sayuran untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari (Iler, 2012).

Indonesia sesungguhnya mempunyai peluang besar untuk menjadi salah satu negara
utama pengekspor produk bunga (florikultura) dunia. Peluang pengembangan industri ini di
Indonesia cukup besar. Dengan iklim tropika yang menaunginya, Indonesia sebenarnya
memiliki potensi cukup besar untk menjadi salah satu pemain utama dalam industri floriktura
dunia. Berkat iklim tropika ini, yang memungkinkan tersedianya sinar matahari sepanjang
tahun, aneka jenis bunga dapat tumbuh dengan mudah di negeri kita, tanpa mengenal musim.
Itu artinya Indonesia dapat memprodksi berbagai jenis produk florikltura sepanjang tahun
pula.
Belum lagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar. Ini pun
sesungguhnya merupakan potensi penunjang bagi kemajuan industri florikultura kita di mana
jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal penting dikaitkan dengan aspek
sumberdaya manusia yang sangat dibuthkan dalam industri florikultura.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Bagi Konsumen:
1. Mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan prima pada perawatan tanaman hias.
2. Mendapaatkaan produk, baik barang maupun jasa dengan hargaa yaang terjangkau
dan kompetitif.
3. Mendapatkan pelayanan yang menyeluruh.

1.2.2 Tujuan bagi pihak penjual tanaman hias:


1. Mendapatkan keuntungan yang maksimal dari berbaagaai bentuk pelayanan
terhadap konsumen.
2. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki pada kehidupan
yang nyata.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi konsumen:
1. Mendapatkan informasi yang jelas mengenaai tanaman hias serta cara
perawatannya
2. Mendapaatkan informasi mengenai manfaat tanaman hias.
3. Menjalin hubungan kekeluargaan yang erat dengan penjual tanaman.

1.3.2 Manfaat bagi pihak penjual tanaman hias:


1. Menjalin hubungan kekeluargaan yang erat dengan pihak konsumen.

BAB II

TELAAH TEORI

Florikultura merupakan sektor bisnis yang menjanjikan, salah satunya agribisnis


bunga potong. Bisnis bunga potong berkembang pesat seiring dengan meningkatnya
kebutuhan akan bunga potong sebagai hiasan atau dekorasi. Agribisnis bunga potong
mencakup kegiatan produksi, pascapanen, dan pemasaran. Penanganan pascapanen masih
menjadi kendala dalam agribisnis bunga potong. Kendala yang dialami saat pascapanen
adalah proses kemunduran yang disebabkan proses transpirasi dan respirasi sehingga bunga
menjadi layu. Bunga potong sangat peka terhadap kerusakan fisik maupun kimia, dan infeksi
patogen serta serangan hama selama dan setelah panen. Pemberian pengganti air dan nutrisi
dari luar digunakan untuk tambahan sumber energi bagi kelangsungan hidup bunga setelah
pemanenan (Santoso, 2003).

Tumbuhan iler tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter
diatas permukaan laut dan merupakan tanaman semusim. Umumnya tumbuhan ini ditemukan
di tempat lembab dan terbuka seperti pematang sawah, tepi jalan pedesaan di kebun-kebun
sebagai tanaman liar atau tanaman obat. Tumbuhan iler memiliki batang herba, tegak atau
berbaring pada pangkalnya dan merayap tinggi berkisar 30-150 cm, dan termasuk kategori
tumbuhan basah yang batangnya mudah patah. Daun tunggal, helaian daun berbentuk hati,
pangkal membulat atau melekuk menyerupai benuk jantung dan setiap tepiannya dihiasi oleh
lekuk-lekuk tipis yang bersambungan dan didukung tangkai daun dengan panjang tangkai 3-4
cm yang memiliki warna beraneka ragam dan ujung meruncing dan tulang daun menyirip
berupa alur. Batang bersegi empat dengan alur yang agak dalam pada masing-masing sisinya,
berambut, percabangan banyak, berwarna ungu kemerahan. Permukaan daun agak mengkilap
dan berambut halus panjang dengan panjang 7-11 cm, lebar 3-6 cm berwarna ungu
kecoklatan sampai ungu kehitaman. Bunga berbentuk untaian bunga bersusun, muncul pada
pucuk tangkai batang berwarna putih, merah dan ungu. Tumbuhan iler memiliki aroma bau
yang khas dan rasa yang agak pahit, sifatnya dingin. Buah keras berbentuk seperti telur dan
licin. Jika seluruh bagian diremas akan mengeluarkan bau yang harum. Untuk memperbanyak
tanaman ini dilakukan dengan cara setek batang dan biji (Yuniarti, 2008).

Daun miana atau yang biasa disebut dengan tanaman iler menurut Lisdawati (2008)
mempunyai nama ilmiah (Coleus benth). Tanaman ini tergolong ke dalam famili Lamiaceae,
yaitu tumbuhan liar yang terdapat di ladang atau di kebun-kebun sebagai tanaman hias.
Berbatang basah yang tingginya mencapai 1 meter. Daunnya berbentuk segitiga atau bentuk
bulat telur dengan warna yang sangat bervariasi, dari warna hijau hingga merah keungu-
unguan dan mempunyai tepi yang beringgit. Pada saat dewasa atau tanaman ini mempunyai
bunga yang berwarna merah atau ungu atau kuning. Senyawa kimia yang terkandung dalam
daun miana (Coleus benth) adalah golongan minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, steroid,
tanin,dan saponin (Iler, 2012).
Tanaman iler ini banyak tumbuh pada daerah yang memiliki tanah agak lembab atau
sedikit berair. Di daerah tertentu seperti Manado, Kupang, Papua, dan Toraja daun miana
diolah sebagai sayuran untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari (Iler, 2012).

Nama umum tumbuhan ini adalah iler. Tumbuhan ini dikenal masyarakat Indonesia
dengan nama daerah yaitu: si gresing (batak), adang-adang (Palembang), miana, plado
(sumbar), jawer kotok (sunda), iler, kentangan (jawa), ati-ati, saru-saru (bugis), majana
(Madura) (Dalimartha, 2008).

Tumbuhan iler bermanfaat untuk menyembuhkan hepatitis dan menurunkan demam,


batuk dan influenza. Selain itu daun tumbuhan iler ini juga berkhasiat untuk penetralisir racun
(antitoksik), menghambat pertumbuhan bakteri (antiseptik), mempercepat pematangan bisul,
pembunuh cacing (vermisida), wasir, peluruh haid (emenagog), membuyarkan gumpalan
darah, gangguan pencernaan makanan (despepsi), radang paru, gigitan ular berbisa dan
serangga (Dalimartha, 2008). Sedangkan akar tumbuhan ini berkhasiat untuk mengatasi perut
mulas dan diare. Dalimartha juga menyebutkan bahwa tumbuhan iler dapat menyembuhkan
radang telinga, mengeluarkan cacing gelang dari perut, Tetapi dengan catatan ibu hamil
dilarang meminum rebusan daun iler ini karena dapat menyebabkan keguguran (Yuniarti,
2008).

Herba tumbuhan iler yang memiliki sifat kimiawi harum, berasa agak pahit, dingin,
memiliki kandungan kimia sebagai berikut: daun dan batang mengandung minyak atsiri,
fenol, tannin, lemak, phytosterol, kalsium oksalat, dan peptik substances. Komposisi
kandungan kimia yang bermanfaat antara lain juga alkaloid, etil salisilat, metal eugenol, timol
karvakrol, mineral (Dalimartha, 2008).

Miana atau Coleus Hybridus merupakan tanaman yang tergolong dalam tumbuhan
terna. Tanaman ini sering digunakan sebagai tanaman pagar dan sebagai bahan obat batuk.
Tanaman miana dapat tumbuh pada daerah yang memiliki tanah agak lembab dan sedikit
berair. Pada kesuburan tanah ditandai dengan pertumbuhan daun miana yang lebar. Ciri
tanaman miana termasuk kedalam suku labiatae yaitu tumbuhan yang tergolong terna bukan
berkayu. Memiliki daun yang tergolong daun tunggal. Tanaman miana memiliki kelenjar
atsiri yang mana dapat memberikan bau yang sedap. Bunganya terdapat dalam rangkaian
yang bersifat simos. Memiliki bunga yang kelopaknya tidak gugur dan mahkotanya
berlekatan.
Tanaman hias miana, pada umumnya didominasi warna hijau. Miana atau Coleus
(Coleus hybrid) tampil memikat dengan warna-warna kontras. Kehadiranya di taman akan
memberi nuansa lebih semarak. Cocok ditanam masal sebagai tanaman hamparan atau
border. Menurut literatur, beberapa jenis coleus berasal dari daratan Afrika yang beriklim
tropis dan negara-negara Asia. Tanaman yang masih keluarga Labiatae alias bayam-bayaman
ini memang cantik dan memikat mata. Warna daunnya beraneka ragam mulai dari keemasan,
kehitaman (Curly lava) pink (Alabama sunset), merah (Plum parfait), kekuningan (Yellow
parfait) ungu hingga kombinasi dari beragam warna. Bentuk daun juga bervariasi, oval, tepi
bergerigi, hingga keriting. Majunya teknologi pertanian, kini banyak dihasilkan coleus
hibrida hasil silangan sehingga dihasilkan warna daun yang kian beragam. Mudah
Diperbanyak Coleus bisa dikembang biakan dengan beragam cara. Setek pucuk dan
perbanyakan dengan biji, cara umum yang banyak dilakukan. Semaikan biji pada media tanah
campur pupuk kandang. Setelah biji mempunyai 4-5 daun, tanaman bisa dipindahkan ke
media tanam yang sebenarnya. Cara lain yang lebih cepat dan mudah menghasilkan tanaman
baru adalah setek pucuk. Caranya, potong pucuk sepanjang 15 cm. Tancapkan pada media
tanah kebun, kompos dan pasir halus perbandingan 2:1:1. Tak perlu syarat khusus, cukup
disiram secara teratur dan pastikan sistem darainase baik. Setelah beberapa 2-3 minggu
tanaman biasanya sudah mengeluarkan tunas barunya. Suka Cahaya Matahari Menanam dan
meletakkan coleus sebaiknya pada area yang terkena sinar matahari langsung, meletakkan
coleus di tempat tertutup/ternaungi akan membuat daun dominan warna hijau dan tidak cerah.
Agar tampil prima, pupuk tanaman ini dengan pupuk NPK setiap 2 bulan sekali dengan dosis
1 sendok teh setiap tanaman.
Tanaman coleus biasanya akan menurun kualitasnya jika tanaman sudah tua, seperti
daun mengecil, warna memudar, percabanganya tak beraturan dan pertumbuhanya lambat.
Untuk peremajaan, lakukan pemangkasan habis pada seluruh cabang. Pemangkasan akan
merangsang timbulnya tunas baru sehingga tanaman semarak lagi. Coleus cocok ditranam
sebagai tanaman penutup tanah/hamparan atau sebagai tanaman pembatas/border. Tanaman
ini juga cantik sebagai tanaman hias dalam pot, namun jika Anda meletakannya di dalam
rumah atau diteras, sebaiknya 2 hari sekali harus diletakan di luar ruangan agar terkena sinar
matahari dan daun kembali cerah. Hama dan penyakit coleus tidak terlalu banyak, umunya
yang menyerang hannya sebatas ulat daun, belalang dan busuk akar karena kelebihan air
siraman. Jaga sanitasi area tanam, jangan berlebihan memberi air siraman dan semprotkan
insektisida secara berkala untuk memberantas hama penggangu.
BAB III
Metode Kegiatan

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat pada pukul 16.00 s/d
selesai. Tempat pelaksanaan praktikum adalah di lahan pembibitan Inkubator Agribisnis
Fakultas Pertanian.

3.2 Bahan dan Alat


Dalam melaksanakan kegiatan praktikum ini tidak terlepas dari bahan, alat dan
keselamatan kerja. Kelengkapan peralatan dan bahan dalam praktikum sangatlah penting
sekali dan mutlak, karena tanpa peralatan yang memadai pelaksanaan praktikum tidak bisa
dilaksanakan dan tujuan praktikum tidak akan tercapai. Alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum antara lain:
a. Pembuatan Sungkup
Bahan yang digunakan untuk pembuatan sungkup
seperti:Tali,plastik kaca,bambu,paku payung,isolasi dan satu set sprinkle
(selang,stpkran,nipple). Sedangkan alat yang digunakan
seperti:Parang,palu,gergaji,gunting.Serta menggunakan perlengkapan
keselamatan kerja seperi:sepatu boot,sarung tangan dan topi.

b. Pembibitan
Pembibitan yang dilakukan menggunakan beberapa bahan seperti tanah
hitam,bibit tanaman,sekam yng menyatu dengan tanah dan enzimax dan
menggunakan peralatan yaitu gunting dan sarung tangan..Menggunakan perlenkapan
keselamatan kerja seperti sarung tangan,masker dan pakaian yang nyaman.

3.3 Proses/tahapan kegiatan


a. Pembukaan Lahan
pembukaan lahan merupakan kegiatan yang pertama dilakukan sebelumnya
budidaya tanaman hias dilakukan.Dengan menggunakan alat seperti cangkul, parang,
dan sapu garu.Sebelum kegiatan dilakukan diharapkanuntuk dapat menggunakan alat
pelindung diri untuk mencegah terjadinya bahaya dari kerjaan kerja. Lahan dibuat
oleh 54 orang mahasiswa praktek Agribisnis 1 dengan ukuran lahan perkelompok
adalah pembukaan lahan ini membutuhkan waktu hanya sehari karena dikerjakan
bersama-sama.
b. Pembagian Lahan
Setelah pembukaan lahan selesai,kegiatan selanjutnya yaitu pembagian
lahan.Pembagian lahan dilakukan oleh mandor yang sebelumnya telah melakukan
perundingan.Pembagian lahan permandoran saling berdekatan.Ada dua areal yang
digunakan.Lahan yang berada dibelakang incubator dan lahan yang berda disamping
incubator.
c. Pembuatan sungkup
Pembuatan sungkup dilakukan setelah lahan dibersihkan,dan telah dibagi.
Selanjutnya,mendirikan sungkup dengan menggunakan alat seperti
parang,gergaji,gunting,pena,meteran. Dan menyediakan bahan seperti
kayu,bambu,plastic kaca,paku payung,isolasi,dan tali raffia.Sunggkup yang didirikan
sesuai dengan kapasitas tanaman yang akan ditanam yang akan dibudidaya selama
satu periode. Tujuan dari pembuatan sungkup ini adalah untuk menciptakan kedap
udara terhadap tanaman. Dimana fungsi dari pembuatan sungkup ini untuk
meningkatkan persentase pertumbuhan bibit tanaman dikarenakan penguapan
(evaporasi).pada tanaman menjadi rendah,panas yang tercipta merata dan kelembaban
udara tetap.
d. Pemasangan Alat Penyiraman
penyiraman dilakukan dengan menggunakan supreyer. Supreyer dipasang
sebanya 4 buah yang diletakkan ditengah bagian dalam sungkup,dipasang agak semua
kapasitas tanaman di dalam sungkup terkena siraman air,dan tanah akan selalu dalam
keadaan lembab.
e. Strerilisasi sungkup
Sungkup yang telah didirikan didiamkan selama satu minggu dengan
menyiram yang cukup. Supaya suhu didalam sungkup seimbang dengan udara yang
dibutuhkan tanaman supaya tetap terjaga kelembabannya.
f. pengisian Polybag
pengisian polybag dilakukan selama3hari berturut-turut. Polybag yang terisi ada
sebanyak 613. Dilanjutkan dengan menyusun polybag kedalam sungkup,dan
membiarkan polybag didalam sungkup selama 2 atau 3 hari dengan penyiraman yang
cukup. Agar tanah didalam polybag dalam keadaan lembab.

g. Penanaman
Penanaman bibit dilakukan setelah seminggu sungkup berdiri. Menburuhkan
waku selama dua hari. Bibit tanaman hias yang ditanami kali ini adalah bunga Miana.
Penanaman bibit ini dillkukan dengan menggunakan stek batang,batang bunga miana
yang telah dipotong kira-kira sepanjang 5 cm direndan dengan air yang mengandung
enzymax . pada penanaman ini digunakan enzimax agar merangsang pertumbuhan
akar tanaman.

h. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari selama kurang lebih 15 menit. Penyiraman
ini bertujuan untuk memenuhi asupan air untuk tanam agar dapat hidup tidak layu
karena kekurangan air.

i. perawatan Tanaman
Perawatan tanaman dilakukan dengan 2 cara, yaitu penyiangan dan
pengendalian hama. Penyiangan dilakukan dengan cara manual dengan alat. Karena ada
beberpa gulma yang sedikit keras dan sedikit sulit untuk dicabut. Penyiangan ini
dilakukan agar tidak terjadi perebutan hara antara tanaman dan gulma yang dapat
mengganggu proses pertumbuhan tanaman tanaman untuk mengendalikan hama,cukup
dengan menggoyangkan dan membuang hama yang ada dibagian tanaman terebut.
J. Pemanenan
pemanenan dilakukan setelah bunga Miana tmbuh setinggi satu jengkal jari
tangan. Kira-kira setelah bunga miana berumur 3 bulan. Tanamn yang telah siap
dipanen dipindahkan ke naungan yang lebih luas. Hasil pane 1 polybag dijual dengan
harga Rp 5000,00 total hasil pemanenan sebanyak 563 polybag.

BAB IV
Analisis Usaha

4.1 Rencana Analisis Biaya Pembibitan Untuk Satu Kali Produksi

1. Biaya Variabel

No Jenis Biaya Jumlah Pemakain Harga Per Total Biaya untuk


Unit 1 Polybag
1 Tanah 19 Karung Rp 8.000 Rp 152.000 Rp 247,96

2 Polybag 613 Polybag Rp 108,98 Rp 66.804,33 Rp 108,98

3 Listrik 51 Watt Rp 1,58 Rp 79 Rp 0,13

4 Enzymax 10 ml Rp Rp 2.000 Rp 3,26


50.000/250ml

5 Bibit 22 indukan Rp 8.500 Rp 227.500 Rp 371,13

6 Tenaga Kerja 15,43 HK Rp Rp Rp 1.258,45


50.000/HK 771.428,57

Total
Tabel 1 Biaya Variabel
Biaya untuk satu polybag adalah total biaya yang dikeluarkan untuk setiap bahan bagi
dengan jumlah seluruh polybag yaiu sebanyak 613 polybag.

2. Biaya Tetap

No Jenis Biaya Jumlah Harga Per Unit Nilai Nilai


Penyusutan Penyusutan
Untuk satu
polybag

1 Sungkup 1 Rp 592.285,71 Rp 118.457,14 Rp 193,24

2 Springkel 1 Rp 94.000 Rp 18.800 Rp 30,67

Total Rp 137.257,14 Rp 223,91

Tabel 2. Biaya Tetap

Keterangan:

Harga per unit adalah akumulasi harga dari tiap bahan yang digunakan

Biaya penyusutan adalah harga beli dikurang nilai sisa

4.3 Perkiraan Return Cost Ratio (RCR)


Pada usaha florikultura yang dilakukan diuji kelayakan usahanya dengan
menggunakan RCR (return cost ratio). Suatu usaha dikatakan layak jika RCR besar dari satu.
Usaha florikultura yang dilakukan sangat layak dibuktikan dengan RCR dibawah.

Tabel 3. Rincian RCR

Keterangan Jumlah
Total variabel cost
Total fix cost
Total cost
Output (Q) Jumlah bibit
Harga per bibit
Total revenue
Keuntngan
RCR

Jadi dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total semua biaya yang dikeluarkan adalah Rp ........
dan total revenue yang didapatkan adalah Rp ........... sehingga didapatkan keuntungan
sebanyak Rp........ RCR yang didapatkan adalah ..... nilai RCR ini menandakan bahwa usaha
yang dijakankan ini sangat layak. Angka .... menunjkkan bahwa setiap pengeluaran
sebanyak ..... akan mendapatkan pendapatan sebesar ..... kali lipat.

Anda mungkin juga menyukai