Anda di halaman 1dari 18

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS

EKSTRAK ETANOL DARI DAUN BAKAU


Rhizophora mucronata ( Rhizophoraceae)
Tri Putra Reformasi Marunduri
(1603115883)
Dosen Pembimbing
Drs. Yuharmen, M.Si

Jurusan Kimia
Universitas Riau
Latar Belakang

Hutan bakau di Indonesia meliputi area


seluas 8,6 juta Ha.
Hutan bakau merupakan salah satu
ekosistem paling produktif di dunia yang
memperkaya perairan pantai.

Digunakan sebagai obat herbal untuk


kesahatan
Rhizophora mucronata merupakan salah
satu spesies mangrove yang memiliki
sifat antibakteri, antivirus dan antijamur.
Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang


memiliki potensi kelautan dan pesisir yang kaya akan sumber
daya hayati. Adapun salah satu potensi tersebut adalah hutan
bakau (Susanto et al. 2016).
Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
Apa saja senyawa metabolit
Mengisolasi senyawa metabolit
sekunder yang terdapat pada sekunder dari ekstrak etanol daun
ekstrak etanol daun bakau bakau Rhizhophora mucronata.
Rhizophora mucronata?

Bagaimana aktivitas toksisitas dari


Mengkarakterisasi senyawa murni
ekstrak etanol daun bakau yang diperoleh dengan IR, dan UV.
Rhizophora mucronata?

Menguji toksisitas ekstrak etanol


dari daun Rhizhophora mucronata
metode BSLT.
Rhizophora
Mucronata
Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Malphigiiales
Family : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Species : R. mucronata

Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka

(8) (9)
Senyawa golongan flavonoid yang ditemukan Senyawa golongan alkaloid yang ditemukan
adalah kuersetin (7) dan katekin (8) adalah kloro-4-metoksi-3-metilkuinolin (9)
(Wangensten et al., 2013). (Yogananth et al., 2015).

Flavonoid Alkaloid

Triterpenoid Steroid (5)


Senyawa golongan steroid yang ditemukan adalah
Rhizophora mucronata mengandung banyak kolesterol (1a), kampesterol (1b), β-stigmasterol (1c),
metabolit sekunder seperti steroid, stigmasterol (2), 25S-spirost-5-en-3β,14α-diol (3), 28-
triterpenoid, saponin, flavonoid, alkaloid dan isofukosterol (4), stigmast-7-en-3β-ol (5), β-sitosterol
tanin (Pimpliskar et al. 2011). (6a), sitosterol (6b). Senyawa (6) memiliki aktivitas
antiinflamasi (Wangensten et al., 2013).
Alat Bahan
yang digunakan yang digunakan
1. Seperangkat alat destilasi 1. Daun tanaman Rhizophora mucronata
2. Neraca analitik 2. Akuades
3. Seperangkat alat VLC 3. Etil asetat
4. HPLC (Shimadzu LC Solution) 4. Etanol
5. Seperangkat alat kromatografi kolom gravitasi 5. n-Heksana
6. Rotavapor Heidolph 2000 6. Reagen penampak noda cerium sulfat
7. Lampu UV (254 dan 366 nm) 7. Pereaksi Dragendrof
8. Alat penentuan titik leleh Fisher Jons 8. Pereaksi Meyer
9. Spektrofotometer UV-Visibel merek Genesys 10 9. Pereaksi Liebermann Burchad
10. Spektrofotometer IR (Shimadzu, IR Prestige-21) 10. Aqua DM
11. Lumpang 11. Plat KLT Silika gel GF 254,
12. Chamber 12. silika gel 60 GF 254,
13. Hot plate 13. metanol PA,
14. Waterbath 14. n-heksan PA,
15. Spatula 15. etil asetat PA,
16. Peralatan gelas laboratorium lainnya 16. alkohol 96 %

Metode Penelitian
Prosedur Penelitian
 Dikering anginkan
 Blender
Daun R. mucronata Serbuk Daun R.
Daun R. mucronata
kering mucronata

 Dipartisi dengan etil asetat


Ekstrak kasar  Diuapkan dengan
etil asetat Residu rotary evaporator
Ekstrak kasar etanol
Maserat etanol
Ekstrak kasar  Diuapkan dengan Ekstrak kasar
etanol n-heksana  Dipartisi dengan n-heksana
rotary evaporator
 KLT
 Kolom Gravitasi

Struktur
Kristal kotor Senyawa murni senyawa
 Rekristalisasi
 KLT  Uji aktivitas toksisitas
 Uji titik leleh  Karakterisasi
 HPLC

Metode Penelitian
Uji Toksisitas
Pembuatan Larutan induk
Pembiakan larva A. salina
konsentrasi 1000 µg/mL

Pengenceran bertingkat

Larutan dengan konsentrasi


1000 µg/mL, 100 µg/mL,
Larva A. salina dan 10 µg/mL

Masing-masing sebanyak 0,2 mL larutan


dimasukkan dan diuapkan, kemudian
ditambahkan 20 µL DMSO, dan sedikit air laut

Setiap sampel ditambahkan


10 ekor larva dan air laut sampai tanda batas

Setelah 24 jam, jumlah larva


yang mati dihitung

Metode Penelitian Nilai LC50


Uji KLT Ekstrak dan Hasil Pemisahan
 Kromatogram ekstrak kasar etanol dari  Hasil pemisahan kromatografi kolom gravitasi
daun R. mucronata

Hasil kromatografi kolom gravitasi diperoleh sebanyak 80


vial. Dari 80 vial hasil pemisahan terdapat kristal pada vial
50-75 berupa kristal kotor. Kristal kotor yang didapat
dimurnikan dengan cara rekristalisaisi sehingga kristal
pada vial tersebut didapatkan dan diberi kode Rm-FE
sebanyak 13,7 mg.

Hasil dan Pembahasan


Uji Kemurnian
 Uji KLT  Uji Titik Leleh

Kromatogram RM-FE

Kemudian dilanjutkan dengan


uji titik leleh.
Kristal RM-FE meleleh pada
suhu 172-174ºC.

etil asetat : metanol kloroform : metanol DCM : metanol


8,5 : 1,5 8:2 8,5 : 1,5

Hasil dan Pembahasan


Uji Kemurnian
 Kromatogram HPLC senyawa RM-FE

Hasil dan Pembahasan


Karakterisasi senyawa
 Spektrum UV senyawa RM-FE

3.5

2.5
Absorbansi

1.5

1 274.0, 0.297

0.5

0
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400

-0.5

Panjang Gelombang (nm)

Hasil dan Pembahasan


Karakterisasi senyawa
100
 Spektrum FTIR senyawa RM-FE
%T
95
90
85
80

2474,78
75

2360,01
70

2671,52
65
60

2987,86

2838,37
55

1606,77

944,20
1635,71

969,27
50

867,04
1192,06
2912,64
45

2936,75

1204,60

791,81
1272,11
1296,22
1362,77
1457,28

1002,06
40
3545,32

642,32
1141,91
35 C=C
30 C-H alifatik

3252,12
3274,31
3427,65

3285,88
3309,03
25

1053,18
20
15
10
O-H C-O
5
-0
4500 4200 3900 3600 3300 3000 2700 2400 2100 1800 1500 1200 900 750 450

Hasil dan Pembahasan


R Mucronata Puput 1/cm
Uji Toksisitas
    Jumlah   Jumlah larva        
4.2
Konsentrasi larva % Nilai Log
udang mati
Ekstrak
(ppm) pervial probit konsentrasi 4.1 f(x) = 0.22 x + 3.48
I II III Jumlah Kematian R² = 0.97
 
4

3.9

Nilai Probit
Kontrol                   3.8

negative 0 10 0 0 0 - - - -
3.7

  1000 10 2 2 1 6 20 4,158 3 3.6

etanol 100 10 1 2 1 4 13,3 3,874 2 3.5

10 10 1 1 1 3 10 3,718 1 3.4
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
          Nilai LC50 = 8394600 ppm     Log Konsentrasi

Perhitungan LC50 ekstrak kasar etanol daun bakau Untuk LC50 respon adalah 50% sehingga nilai
Persamaan regresi: probit (y) adalah 5.00
y = ax + b Maka y = 0,22x + 3,4767 5 = 0,22x + 3,4767
a = 0,22 b = 3,4767 0,22x = 5 – 3,4767
0,22x = 1,5233
Jadi, nilai LC50 ekstrak kasar n-heksana daun x = 6,924
bakau adalah 8394600 ppm. LC50 = antilog x
= antilog 6,924
Hasil dan Pembahasan = 8394600 ppm
Uji Fitokimia
 Uji fitokimia senyawa RM-FE

Kristal dilarutkan air + plat Mg + HCl pekat

Pada Uji Fitokimia terjadi perubahan warna dari


larutan kuning menjadi larutan merah muda,
menunjukan senyawa positif gologan flavonoid

Hasil dan Pembahasan


Kesimpulan dan Saran
 Kesimpulan  Saran
1. Hasil isolasi dari daun bakau Rhizophora Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
mucronata didapatkan ekstrak etanol sebanyak peneliti menyarankan bahwa perlu dilakukan
97,36 g dan didapatkan senyawa berupa kristal penelitian lebih lanjut sampai pada karakterisasi
Rm-FE sebanyak 13,7 mg NMR dan MS untuk menentukan struktur hasil
2. Hasil spektroskopi UV senyawa Rm-FE isolat murni yang telah diperoleh dan dilakukan uji
menunjukkan terjadinya serapan pada λmaks 274 aktivitas lain seperti antibakteri, antioksidan atau

nm. Spektrum FT-IR menunjukkan adanya serapan antinflamasi pada ekstrak dengan pelarut yang

pada bilangan gelombang 1053-1141 cm-1 (C-O), berbeda untuk melihat pelarut terbaik.

3309 cm-1 (O-H) dan 2912 –2936 cm-1 (C-H


alifatik).
3. Uji toksisitas ekstrak kasar n-heksana
menunjukkan bahwa ekstrak etanol bersifat tidak
toksik.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai