Anda di halaman 1dari 3

STUDI KASUS 6: PREEKLAMPSIA RINGAN

Arahan
Baca kasus dibawah ini secara seksama dan pahami dengan baik, kemudian
jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:

Studi kasus
Ibu Orpa Obakam, PG, usia 34 tahun, sedang hamil 18 minggu. Ibu melakukan
pemeriksaan di Puskesmas Oksibil seminggu yang lalu dan hari ini dirujuk ke
RSUD Boven Digoel karena tekanan diastoliknya 100 mmHg pada pemeriksaan
dua kali dalam selang waktu 1 jam. Menurut dokter Hilarius Mahuse di
Puskesmas Oksibil, sebelum hamil tekanan darah ibu Orpa termasuk tinggi tetapi
ibu Orpa tidak ingat berapa sistolik dan diastoliknya. Yang pasti, ibu Orpa tidak
diberi obat darah tinggi. Untuk mendapatkan asuhan kehamilan yang baik, ibu
Orpa bersedia untuk menetap di Boven Digoel.

Keadaan Umum:
Kesadaran: Compos Mentis. TD: 150/100 mmHg, Respirasi: 24 x/mnt, Temperatur
tubuh: 37C. Tinggi fundus Uteri 2jari diatas pertengahan pusat-simfisis,
ballottement in toto +, DJJ 146 x/mnt, gerakan bayi dirasakan oleh ibu dan
pemeriksa, presentasi bokong, janin tunggal hidup. Pada bagian samping
dinding perut terdapat stria dan garis tengah perut berupa linea nigra. Hasil
palpasi, perkusi dan auskultasi dinding data masih dalam batas normal.

Penilaian (riwayat, pemeriksaan fisik, prosedur skrining/ pemeriksaan


laboratorium)
1. Sebelum melakukan pemeriksaan pada ibu Orpa, apa yang perlu untuk
diperhatikan dan mengapa?
Sapa ibu Orpa dengan baik, tanyakan keluhannya terkait dengan
kehamilan ini, dan berikan penjelasan secara obyektif tentang kondisi ibu
dan bayinya.
Jelaskan apa yang akan dilakukan dan lakukan pemeriksaan senyaman
mungkin untuk ibu Orpa dan kumpulkan semua temuan spesifik yang
berharga
Lakukan analisis hasil pemeriksaan secara cepat dan tepat, kemudian
jelaskan hasilnya dan cara penanganan terbaik yang ada di RSUD Boven
Digoel agar ibu dan bayinya memperoleh manfaat maksimal untuk kondisi
yang dialaminya
Tanyakan gejala sentral (sefalgia hebat, skotoma, gangguan pengelihatan,
hiper refleksia) atau gejala organ (sesak napas/dispnea, nyeri epigastrium,
oliguria, proteinuria, edema) yang mungkin atau sedang dirasakan ibu
dan kapan mulai terjadinya hal-hal tersebut.
Lakukan pemeriksaan produksi urine selama 24 jam terakhir dan
proteinuria (proteinuria 2+ bersama dengan tekanan diastolik 90110 mm
Hg sebelum kehamilan 20 minggu adalah gambaran dari superimposed
mild pre-eclampsia).
Periksa catatan medik ibu Orpa untuk memastikan adanya riwayat
hipertensi
2. Apa kelainan yang mungkin dijumpai pada pemeriksaan ibu Orpa yang akan
membantu menegakkan diagnosis atau mengenali masalah/ kebutuhan dan
mengapa?
Pemeriksaan paling penting adalah tekanan darah dan proteinuria.
Pemeriksaan abdominal dilakukan untuk menilai pertumbuhan dan
keadaan janin (pada kasus pre-eclampsia/eclampsia penurunan fungsi
plasenta akan mengarah pada kejadian bayi berat lahir rendah; sehingga
terdapat peningkatan risiko hipoksia pada periode ante dan intranatal,
serta peningkatan risiko solusio plasenta.
3. Prosedur skrining/ pemeriksaan laboratorium apa yang akan dikerjakan untuk
menilai keadaan ibu A dan mengapa?
Pemeriksaan urin rutin (proteinuria)

Diagnosis (pengenalan masalah atau kebutuhan)


Anda telah selesai melakukan penilaian terhadap ibu Orpa dan memperoleh
temuan penting untuk membuat diagnosis bagi ibu Orpa, maka:.
4. Berdasarkan temuan ini, apakah diagnosis (masalah/kebutuhan) ibu A dan
mengapa?
Gejala dan tanda yang ditemukan pada ibu Orpa (tekanan diastolik 90
mmHg sebelum kehamilan 20 minggu dan riwayat hipertensi) sesuai dengan
diagnosis kehamilan 18 minggu dengan hipertensi kronis.

Pelayanan yang diberikan (perencanaan dan intervensi)


5. Berdasarkan diagnosis (masalah/kebutuhan) anda, apakah rencana anda
selanjutnya untuk ibu A dan mengapa?
Ibu Orpa harus diberitahu tentang diagnosis yang diperoleh (hipertensi
kronis dengan kehamilan 18 minggu) dan diberi konseling terkait dengan
masalahnya terutama gejala dan tanda bahaya kehamilan dan hipertensi
kronis (sefalgia, pandangan kabur, kejang atau kehilangan kesadaran) dan
fasilitas kesehatan yang harus dikunjungi apabila timbul tanda-tanda
bahaya tersebut.
Ibu Orpa dianjurkan untuk melakukan kunjungan ulang dalam waktu 1
minggu untuk pemeriksaan tekanan darah, kemih dan kondisi janin.
Ibu Orpa diminta untuk menyampaikan kekhawatirannya dan bagaimana
cara untuk mengatasi hal tersebut.
Lengkapi catatan medik.
Pengelolaan ibu Orpa saat ini tidak memerlukan obat anti hipertensi.
(Tekanan darah yang tinggi tidak menyebabkan gangguan perfusi
plasenta dan ginjal pada hipertensi kronis. Menurunkan tekanan darah
akan menyebabkan penurunan perfusipenurunan tekanan darah hanya
diperlukan sampai tekanan darah sebelum hamil. Tidak terdapat bukti
ilmiah menurunkan tekanan sampai normal akan memperbaiki keadaan
ibu maupun janin)
Pemeriksaan ANC dasar (pengenalan dini dan pengobatan awal, intervensi
pencegahan, pengembangan rencana persalinan, rencana menyusukan
bayi dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Evaluasi
Ibu A kembali berkunjung ke klinik dalam waktu satu minggu kemudian. Ibu A
tetap merasa sehat dan tidak merasakan gangguan berupa keluhan (pusing
kepala, gangguan penglihatan atau nyeri perut atas). Tekanan darah diastolik ibu
A adalah 100 mmHg. Catatan medik tentang ibu A sudah ditemukan dan tekanan
darah yang tercatat sebelum kehamilan ini adalah 140/100 mmHg.
6. Berdasarkan temuan ini, apakah rencana selanjutnya dari pelayanan yang
diberikan kepada ibu A dan mengapa?
Ibu Orpa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang setiap 2 minggu
(apabila pada rawat inap di RSUD Boven Digoel, tekanan daranya
stabilpada level 140/90 mmHg dan tidak terjadi proteinuria) untuk
pemeriksaan tekanan darah, proteinuria dan kondisi janin.
Ibu Orpa diminta mewaspadai tanda bahaya dalam kehamilan, dengan
perhatian khusus pada gejala yang berkaitan dengan pre-eklampsia and
eklampsia
Ibu Orpa juga diberi konseling sesuai dengan perkembangan usia
kehamilannya.
Bila tekanan diastolik ibu Orpa meningkat 110 mm Hg, atau tekanan
darah sistoliknya 160 mm Hg, maka harus diberikan obat antihipertensi.
Bila terdapat proteinuria, diagnosis menjadi hipertensi kronis dengan
superimposed pre-eclampsia.
Pemeriksaan antenatal dilakukan disesuaikan dengan jadwal per trimester
Bila tidak terdapat komplikasi, ibu A dapat melahirkan setelah bayi aterm.

KEPUSTAKAAN
Managing Complications in Pregnancy and Childbirth: halaman S-36 sampai S-38;
S-49 sampai S-50

Anda mungkin juga menyukai