Anda di halaman 1dari 3

Definisi

Endometriasis merupakan gangguan kompleks yang ditandai dengan adanya


kelenjar endometrium dan stroma yang letaknya berada di luar lokasi normalnya
dari cavum endometrial. Selain itu endometriasis juga diartikan sebagai suatu
keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar
cavum uteri. Bagian yang paling sering terkena dampaknya adalah organ-organ
pelvis dan peritoneum walaupun bagian-bagian lain dari tubuh seperti paru, juga
kadang-kadang dapat terkena dampaknya. (1,2,3)

Etiology

Walaupun penyebab pasti dari endometriosis sampai sekarang belum diketahui, ada
beberapa teori dengan bukti-bukti pendukung yang dapat dijelaskan.

Menstruasi retrograd.

Teori paling awal dan yang diterima secara luas berhubungan dengan menstruasi
retrograd melalui tuba fallopi dengan akibat penyebaran dari jaringan endometrial
di dalam rongga peritoneal (Sampson, 1927). Refliks bagian-bagian endometrial
menempel dan menyerang mesotelium peritoneal dan mendapat suplai darah, yang
membuat jaringan yang menempel itu dapat bertahan hidup dan berkembang
(Guidice, 2004)

Pertama kali diusulkan tahun 1920an, teori ini sudah mendapat banyak dukungan
dengan temuan temuan volume yang lebih banyak dari refluks darah dan jaringan
endometrium pada pelvis wanita dengan endometriosis (Halme, 1984). Uterus yang
mengalami hiperperistaltis dan disperistaltis ditemukan pada wanita dengan
endometriosis dan muncul pada refluks endometrium yang meningkat kemudian
(Leyendecker, 2004).

Penyebaran secara Limfogen dan hematogen

Bukti-bukti juga mendukung konsep endometriosis berasal dari jaringan endometrium yang
menyebar secara melalui limfatic atau vaskuler (Ueki, 1991). Penemuan endometriosis di lokasi
yang tidak umum, seperti perineum dan selangkangan, mendukung teori ini (Mitchell, 1991;
Pollack, 1990). Regio retroperitoneal mempunyai aliran limfatik yang banyak. Dengan demikian,
kasus-kasus dengan tidak ditemukannya implant pada peritoneal, tapi hanya ada lesi
retroperitoneal yang terisolasi, menunjukan adanya penyebaran limfatik (Moore, 1988). Selain
itu, kecenderungan dari adenokarsinoma endometrial untuk menyebar secara limfogen
menandakan penurunan dimana endometrium bisa menyebar melalui rute ini (McMeekin, 2003).
Walaupun teori ini tetap menarik, beberapa penelitian sudah secara eksperimental mengevaluasi
penyebaran bentuk endometriosis ini.

Coelomic Metaplasia
Teori ini menusulkan bahwa peritoneum parietal adalah sebuah jaringan pluripotensial yang bisa
menjalani perubahan metaplastik ke jaringan yang secara histologi tidak dapat dibedakan dari
jaringan endometrium normal. Karena ovarium dan jaringan asal dari endometrium, duktus
mullerian, berasal dari epitelium coelomic, metaplasia mungkin dapat menjelaskan
perkembangan endometriosis ovarium. Selain itu teori ini sudah dikembangkan untuk mencakup
peritoneum karena potensial poliferasi dan diferensiasi dari mesitolium peritoneal. Teori ini
menarik contohnya endometriosis saat tidak mentruasi, seperti premenarche dan wanita
postmenopausal, dan pada pria yang diterapi dengan estrogen dan orchiectomy untuk carcinoma
prostat (Dictor, 1998; Pinkert 1979). Tapi tidak adanya endometriosis pada jaringan lain yang
berasal dari epitelium coelomic melawan teori ini.

Teori Induksi

Akhirnya, teori induksi ini mengusulkan bahwa beberapa factor hormonal atau biologic mungkin
menstimulasi diferensiasi dari sel-sel yang belum berdiferensiasi menjadi jaringan endometrium
(Vinatier, 2001). Substansi-substansi ini mungkin dilepaskan secara langsung dari endometrium.
(Bontis, 1997). Penelitian in vitro sudah mendemonstrasikan potensial dari permukaan epitelium
ovarium, sebagai respons terhadap estrogen, untuk mengalami transformasi ke bentuk lasi
endimetriosis (Matsuura, 1999). Walaupun banyak factor diduga sudah diidentifikasi,
kecenderungannya untuk menyebabkan endometriosis pada beberapa wanita tapi tidak pada
wanita lainnya mendemonstrasikan etiologi yang belum diketahui dari penyakit ini.

Hormonal Dependence

Satu factor yang sudah dengan pasti ditetapkan sebagai salah satu factor pada perkembangan
endometriosis adalah estrogen (Gurates, 2003). Walaupun kebanyakan estrogen pada wanita
diproduksi secara langsung oleh ovarium, banyak jaringan perifer juga diketahui menghasilkan
estrogen melalui aromatisasi ovarium dan androgen adrenal.

Implan endometriosis sudah menunjukan untuk menghasilkan aromatase dan 17-hidroksisteroid


dehydrogenase tipe 1, enzim yang bertanggung jawab untuk mengkonversi androstenedione
menjadi estrone dan estrone menjadi estradiole secara berurutan. Bagaimanapun implant kurang
sempurna dalam 17-hidroksisteroid dehydrogenase tipe 2, yang tidak mengaktifkan estrogen
(Kitawaki, 1997; Zeitoun, 1998). Kombinasi ini memastikan bahwa implant akan terekspos ke
lingkungan estrogenic. Selanjutnya, estrogen yang sudah diproduksi didalam lesi endometriotik
mungkin mendesak efek biologinya didalam jaringan yang sama dimana mereka diproduksi,
sebuah proses yang dikenal dengan intracrinalogi.

Endometrium normal tidak menghasilkan aromaterase dan peningkatan level17-hidroksisteroid


dehydrogenase tipe 2 sebagai respon terhadap progresterone, yang memastikan bahwa effek
estrogenic menurun sebagai respon terhadap progresteron (Satyaswaroop, 1982). Hasilnya,
progresterone melawan efek estrogen dalam endometrium normal pada saat fase luteal dari siklus
menstruasi. Endometriosis, bagaimanapun juga, menunjukan keadaan progesterone-resisten yang
relative, yang mencegah penurunan stimulasi estrogen di jaringan (Attia, 2000).

Prostaglandin E2 (PGE2) penginduksi yang paling kuat dari aktivitas aromaterase dalam sel
stroma endometrium, bertindak melalui sub tipe reseptor prostaglandin EP2 (Noble, 1997;
Zeitoun 1999) Estradiol diproduksi sebagai respons terhadap peningkatan aktivitas
aromatasesetelah itu memperbanyak produksi PGE2 dengan menstimulasi enzim cyclooxygenase
tipe 2 (COX-2) pada sel endothelial eterus (Bulun 2002; Gurates, 2003). Hal ini menghasilkan
umpan balik positif dan mengaktifkan efek estrogenic proliferasi dari endometriosis. Konsep
estrogen yang dihasilkan local dan aksi estrogen intracrine dalam endometriosis menjadi dasara
untuk inhibisi farmakologi aktivitas aromatase dalam kasus endometriosis yang susah
disembuhkan dengan terapi standar.

Anda mungkin juga menyukai