Anda di halaman 1dari 5

ASKEP KLIEN HEMODIALISA

Oleh. Agus Mulyadi, SKp

PENGERTIAN
Dialisa (Hemo / peritoneal) merupakan alternatif pengganti gagal ginjal kronik (GGK), guna kelangsungan
hidup sementara menunggu tranplantasi ginjal.
Hemodialisa ialah proses memisahkan sisa metabolisme yg tertimbun dlm darah, mengatur keseimbangan
cairan / elektrolit, asam basa melalui ginjal buatan.

Gambar 1.

Beberapa hal yang berhubungan dengan masalah keperawatan :


1. Ginjal buatan
2. Dialisat
3. Pengolahan air
4. Akses darah
5. Antikoagulan
6. Tehnik hemodialisa
7. Perawatan klien hemodialisa
8. Komplikasi dan perawatannya

1. Ginjal buatan
Merupkanan alat yg digunakan untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh
Fungsi :
1). Mengatur keseimbangan cairan elektrolit
2). Mengeluarkan racun / toxin
Macam :
1). Paralel plate Dialyzer
Isi sangat banyak 1000 ml, penyiapan sangat sulit.

1
2). Coil Dialyzer
Jarang dipakai, volume darah 300 ml, bila bocor darah terbuang, penyiapan lama dgn alat khusus.

3). Hollow Fibre Dialyzer


Banyak dipakai, volume 60-80 ml, penyiapan mudan dan cepat.

2. Dialisat
Cairan terdiri dari air, elektrolit dll, yang mempunyai tekanan sama dengan darah
Fungsi :
1). Mengeluarkan dan menampung cairan
2). Mencegah kehilangan zat vital tubuh selama dialisa
Cara penyediaan cairan dialisat :
1). Batch Recirculating
Dialisat + air 1 : 34 (120 liter) dialirkan keginjal buatan kecepatan 500-600 ml/menit

2). Batch Recirculating / single pass


Sama dengan diatas tapi sebagian dibuang. Perbandingan air : dialisat, 34 : 1, dialirkan keginjal
buatan 400-600 ml / menit

2
Sirkulasi dialisat dilengkapi dengan 3 jenis monitor :
- Pengatur suhu
- monitor konduktivitas
- Detektor kebocoran

3. Pengolahan air
Tujuan :
1). Mencegah infeksi nosokomial
2). Mencegah intoksikasi

4. Akses darah
HD efektif selama 2-6 jam perminggu pada pasien baru, pada yg kronik 6-18 jam/minggu. Aliran 200-
300 ml permenit selama 2-5 jam pada vena femoralis. Pada GGK program HD 2-3 kali perminggu.
Cara :
1). Pintas (shunt) eksterna
Kanula khusus mengalirkan darah arteri kevena yg berdekatan. Dengan konektor, Komplikasi :
pembekuan darah

2). Fistula arteriovenosa interna


Menghubungkan arteri dan vena berdekatan dgn operasi, biasa pd tangan. Menyebabkan lumen
arteri melebar dan arterilisasi vena perlahan. Dengan implantasi saluran dari arterisaphena otogenik,
paling banyak dipakai tanpa efek.

5. Antikoagulan
Antikoagulan dipakai mencegah penggumpalan selama HD
Macam :
Heparinisasi sistemik : Pd HD kronik stabil (1000-5000 unit)
Heparinisai regional : Pasca bedah, wanita haid (1000-5000 unit)

3
Heparinisasi minimal : 500 unit awal penusukan

6. Tehnik hemodialisa
a. Istilah
Sirkulasi ekstracorporal : sirkilasi darah diluar tubuh selama HD
Sirkulasi sistemik : Sirkulasi dalam tubuh
Selaput semipermeabel : Slaput sangat tipis mempunyai pori halus
Dialyzer : tempat terjadinya proses HD, terdapat 2 ruantan (kompartemen darah ruang
mengalirnya darah, kompartemen dialisat ruang tempat mengalirnya cairan dialisat
Blood pump : mesin dialisa yg mengalirkan darah dari sirkulasi sistemik ke sirkulasi ekstacorporal
kembali ke sirkulasi sistemik
Blood line : slang darah yg mengalirkan darah dari tubuh pasien ke Dialyzer
Segmen pump : bagian inlet ditempatkan di blood pump
Buble trap (air trap) : ruang inlet / outlet agar udara masuk ke sirkulasi sistemik
Priming

B. Operasional
1). Persiaan mesin
Pipa pembuangan, stop kontak, hidupkan mesin 15-30 menit, Jirigen dialisat, tunggu lampu
hijau, tes konduktivitas / temperatur, saline 4 plaboth + heparin 25-30 IU / plaboth, ginjal buatan,
Blood line & AV pistula, isi ginjal buatan dg saline, sambung dialisat line kegnjal buatan
2). Persiapan pasien
Indikasi HD :
Segera : over hydrasi, edema paru, hiperkalemi, acidosis
Propilaksis : Mual, perub mental, penyakit utlang, pertumbuhan, kualitas hidup
3). Langkah-langkah
- Timbang BB, TD
- Tentukan akses darah & desinfeksi dg bethadine, alkohol 70 %
- Siapkan spuit 2,5 ml, 1 ml, saline 0,9 %, lidones 2 %, masker, sarung tangan
- Anasthesi lokal daerah akses
- Tusuk AV pistula beri heparin 2000 IU pd inlet dan 1000 pd outlet
- Sambungkan kesirkulasi, alirkan darah 5 menit pertama 75 ml/menit terus naikan 200
ml/menit, tentukan beda tekanan kompartemen dialisat & darah
- Obsrvasi & monitor tanda vital tiap jam

4
7. Perawatan klien hemodialisa
1). Sebelum HD
- Persiapan perangkat HD, mesin, heparin, pasien baru (psikososial), akses darah
- BB, TPRS, BB kering, pemeriksaan rutin
2). Selama HD
- Observasi TPRS / jam, heparin, intake orang / parenteral
- Akses darah, komplikasi, BB kering harus tercapai selama HD
3). Sesudah HD
- Mengahiri HD : Ukur TD / nadi, kecilkan aliran (75 ml/menit), cabut AV fistula, bilas dg saline,
tekan bekas tusukan dg alkohol tutup kasa steril + betadin, ukur lagi TD / nadi, BB, krim darah ke
lab.
- Mengahiri mesin : kembalikan tekanan +/- ke nol, cabut slang, mesin posisi rinse, beri desinfektan
250 ml, Hipochlorine 15 menit, rinse mesin 30-60 menit

8. Komplikasi dan perawatannya


A. Komplikasi akut :
1. Hipotensi
Gejala : menguap, keringat dingin, mules, pusing
Tindakan : Cegah pemberian obat antihipertensi, atur filtrasi secara pelan-pelan, rehidrasi
sebelum HD, transfusi (erytrosit bila HT < 20%), cegah ruptur membran dialisis, ganti dialisat
dg bikarbonat, obat pengubat jantung
2. Sindroma disequilibrium
Gejala : s. kepala hebat, TD naik, gelisah, penglihatan kabur, enek / kejang
Tindakan : HD awal perlahan-lahan, waktu diperpendek
3. Nyeri dada
Gejala : gelisah, sakit di dada
Tindakan : Atasi hipotensi, aliran diperlahan, cari penyebab, periksa dgn EKG
4. Kejang
Tindakan : cari penyeba dan atasi
5. Keram
Gejala : sakit betis, paha atau daerah perut.
Tindakan : Pengeluaran cairan diperlahan, tambah natrium dlm dialisat
6. Aritmia
Gejala : keringat dingin, TD turun mendadak, shock
Tindakan : tambahkan kalium dalam dialisat
B. Kecelakan teknis
1. Dialisat tdk mengandung garam : hemolisis, keram, hipotensi, gelisah, nyeri dada
Tindakan : ganti cairan dialisat
2. Cairan dialisat hypertonis / pekat : keram, haus, hipertensi, hemolisis
Tindakan : ganti cairan dan kontrol conductivitas dialisat
3. Emboli
4. Membran dialisa pecah : demam, menggigil
Tindakan : ganti ginjal buatan

DAFTAR PUSTAKA
Curtis JR (1975) Compications of chronic renal failure and maintenance hoemnodialysis in clinical
management of chronic renal failure, JB Lippincott

Kogan LW (1979), Hemodialysis in renal disease, a manual of patient care, Mc Graw Hill Book co

Anany SKp (1987), Keperawatan pasien Hemodialisa di RSU Dr Hasan Sadikin Jakarta, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai