Jurnal Tugas Akhir
Jurnal Tugas Akhir
Ahmad Rofhiudin
Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta
Jl. Raya Meruya Selatan No. 1 Kembangan, Jakarta Barat
Email: ahmad.rofhiudin@yahoo.com
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini untuk melihat perencanaan produksi secara optimal selama satu tahun
kedepan menggunakan perencanaan agregat dengan tiga metode, yaitu level strategy, chase strategy dan
mixed strategy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimalkan biaya manufaktur dengan
melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tenaga kerja dan persediaan serta
beberapa variable lain yang dapat dikendalikan sehingga perusahaan bisa memilih perencanaan produksi
yang paling minim biayanya. Bentuk penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, objek penelitiannya
yaitu speedometer. Metode analisis data yang digunakan adalah pembuatan rencana produksi peramalan
(forecasting) dengan memadankan tingkat produksi sesuai permintaan, mengurangi atau menambah
tenaga kerja sesuai permintaan, memfluktuasikan tingkat persediaan atau menggabungkan tingkat
produksi dengan tingkat permintaan. Sehingga dari opsi-opsi tersebut peneliti bisa melakukan
perencanaan mana yang akan direkomendasikan untuk perusahaan terutama yang paling minimum
biayanya. Dari hasil analisa dan penelitian ini penulis menetapkan perencanaan agregat dengan chase
strategi yang dipilih, karena biaya yang diperlukan perusahaan untuk produksi paling minimum. Setelah
semua perencanaan tersebut dipilih untuk digunakan oleh perusahaan maka perusahaan bisa langsung
membuat jadwal induk produksi.
ABSTRAK
The background of this research is to see production planning optimally for one year planning fore uses
aggregate with three methods , namely the level of strategy , chase strategy and mixed strategy. The
purpose of this research is to minimize the cost of manufacturing with adapt planning at the level of
production labor and supplies as well as some other variable that can be controlled so the company can
choose production planning the most minimum cost. This study using the form of quantitative methods ,
the object of his research that is a speedometer .The method of analysis the data used was making the
production of forecasting plan by combining production level on demand , reduce or increase the labor
on demand , fluctuations in the level of supplies or combine production level with the level of demand. So
researchers can do the options of planning which would most especially to the company recommended
minimum cost .The result of this research sets the author of the analysis and planning strategy chosen on
aggregate with chase , because the cost of production required companies to the minimum .After all the
planning is chosen to be used by companies and companies to immediately make the master production
schedule.
I. PENDAHULUAN
Industri manufaktur adalah kelompok perusahaan yang mengolah bahan-bahan atau bahan baku
(raw material) menjadi barang setengah jadi atau menjadi barang jadi yang pada akhirnya akan
mempunyai nilai tambah yang lebih besar. (Prawirosentono, 2007).Salah satu contohnya adalah industri
manufaktur otomotif yang melakukan produksi kendaraan bermotor untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan alat transportasi.
Tingginya permintaan pasar, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar, berkualitas, dan sesuai dengan permintaan konsumen, tidak hanya itu,
perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor persaingan. Untuk itu, setiap perusahaan harus
memiliki strategi yang tepat agar tidak kehilangan pasar. Dalam mengadakan kegiatan produksi
perusahaan dituntut untuk dapat memprediksi tingkat permintaan pasar, kapasitas produksi pabrik, tempat
dan biaya penyimpanan serta tenaga kerja yang diperlukan, sehingga mengefisiensikan biaya produksi
dan operasi namun mengoptimalkan output produk. Untuk memenuhi hal itu perusahaan memerlukan
sistem perencanaan produksi yang tepat. Dengan adanya perencanaan yang baik, maka biaya produksi
akan lebih efektif serta permintaan pasar dapat terpenuhi. Oleh karena itu perencanaan produksi
merupakan aspek penting yang harus diperhatikan perusahaan.
Beberapa faktor penting dalam perencanaan produksi adalah forecasting (peramalan) yang
merupakan acuan target kapasitas produksi yang akan dicapai untuk memenuhi permintaan konsumen
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, kapasitas gudang sebagai stasiun perhentian terakhir
produk sebelum menuju konsumen, serta faktor faktor lain yang mempengaruhi proses produksi. Salah
satu metode untuk perencanaan produksi adalah menggunakan Perencanaan Produksi Agregat. Menurut
Handoko (2000), Perencanaan Agregat adalah proses perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu
keluaran selama periode waktu tertentu (biasanya antara 3 bulan sampai 1 tahun) melalui penyesuaian
variabel variabel tingkat produksi, karyawan, persediaan dan variabel variabel yang dapat
dikendalikan lainnya.
Perencanaan produksi adalah pernyataan suatu rencana produk dalam bentuk agregat.
Perencanaan produksi merupakan dasar untuk membuat Jadwal Induk Produksi (JIP). Empat langkah
utama perencanaan produksi yaitu peramalan, pemerataan pengunaan kapasitas, menentukan alternative
produksi yang layak dan mengalokasikan permintaan ke periode produksi.
Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau
beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan
pada dasarnya merupakan suatu taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat
lebih daripada hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah
meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan
manusia.
Peramalan atau forecasting diartikan sebagai penggunaan teknik-teknik statistik dalam bentuk gambaran
masa depan berdasarkan pengolahan angka-angka historis.
a. Simple Average
Rumus yang digunakan:
T +(n1)
Xi
FT +n = X= ( Rumus 1)
i=n T
Dimana :
T = Periode
Dimana :
T = Periode
Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini
banyak mengurangi masalah penyimpnagan data karena tidak perlu lagi menyimpan data historis.
Pengaruh besar kecilnya a berlawanan arah dengan pengaruh memasukan jumlah pengamatan.
Metode ini selalu mengikuti setiap trend dalam data sebenarnya karena yang dapat dilakukannya
tidak leboh dari mengatur ramalan mendatang dengan suatu persentase dari kesalahan terakhir. Untuk
menentukan a mendekati optimal memerlukan beberapa kali percobaan.
35
Ft +1
Dimana: = Hasil peramalan untuk periose t + 1
a = Konstsnta pemulusan
Ft = Periode Sebelumnya
Menurut Heizer dan Render (2005), perencanaan agregat adalah sebuah pendekatan untuk
menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah antara tiga hingga delapan belas bulan.
Perencanaan agregat berfungsi untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang
diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan
lembur dan tingkat subkontrak, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rencana Produksi = (Permintaan Total Inventori awal) + Inventori akhir
Tujuan perencanaan produksi agregat adalah untuk mengembangkan suatu rencana produksi
secara menyeluruh yang fleksibel dan optimal. Fleksibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar dan
sesuai dengan kapasitas yang ada. Optimal berarti menggunakan sumber daya yang efektif dan
mengeluarkan biaya seminimal mungkin.
Menurut Maarif dan Tanjung (2003), Secara garis besar, terdapat dua strategi pokok yang
digunakan dalam perencanaan agregat yaitu : Chase Strategy dan Level Strategy.
1) Chase Strategy
Chase Strategy adalah strategi yang ditempuh dengan cara menetapkan produksi sama dengan
forecast. Ciri-ciri Chase Strategy adalah :
Mixed Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara penggabungan antara Chase dan Level
Strategy. Ciri-ciri Mixed Strategy adalah :
Skema 2
38
Perencanaan produksi diperlukan karena didalam setiap unit produksi ada manusia, mesin, dan
material yang dimanfaatkan sebaik baiknya, agar menghasilkan laba. Produksi yang modern bersifat
kompleks, baik secar teknologi maupun administratif, oleh karena itu harus direncanakan dengan teliti
untuk memperhitungkan keterbatasan yang mungkin ada.
Rencana Produksi harus mengacu pada permintaan total, sehingga secara umum formula untuk
rencana total adalah:
Plan Produksi = {(Total Demand Inventori awal) + Inventori akhir}.............(1)
Maka rencana produksi tahun 2015 pada PT. INS dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 1. Rencana Produksi PT. INS Tahun 2015
Total Permintaan 2.661.897 unit 1.532.097 unit 212.235 unit 5.474 unit 4.411.702 unit
Inventory Awal 34.478 unit 27.664 unit 5.906 unit 1.721 unit 69.769 unit
Inventory Akhir 36.572 unit 14.956 unit 3.801 unit 1.721 unit 57.050 unit
Rencana Produksi 2.663.991 unit 1.519.389 unit 210.132 unit 5.474 unit 4.398.986 unit
Inventory awal : Diperoleh dari data stock awal bulan Maret 2015
Inventory akhir : Diperoleh dari data stock akhir bulan Maret 2015
Type speedometer
Error MAD MAPE
ditentukan berdasarkan
Moving Average -18.147 491.935 10% nama dari customer
diatas
Weight Moving Average 17.418 463.448 12%
Exponential Smoothing 223.346 757.134 20% IV.2 Prakiraan
(Forecasting)
Merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan (Heizer dan Render,
2005). Pada PT. INS menggunakan horizon waktu perkiraan jangka menengah yaitu satu sampai lima
tahun. Untuk pendekatan dalam prakiraan, PT. INS menggunakan metode kulitatif dengan tinjauan
permintaan pasar (sales force compoite), maksud dari metode ini adalah setiap tenaga penjualanan pada
PT. INS yang melakukannya adalah pihak kedua/customer dalam meramalkan berapa jumlah penjualan
yang bisa dilakukan pada perusahaan customer dan pesanan ditujukan ke pada PT. INS untuk dibuatnya
forecasting oleh PPC pada Tabel 1 dan Tabel 2 hasil perbandingan dari 3 metode time series.
Tabel 2. Hasil Perbandingan Forecasting 3 Metode
Tabel 3. Hasil Forecast 2015 Menggunakan Software POM QM Metode Moving Average
January 389422
February 412499
March 497558
Bulan
Ket: tipe speedometer dari customer yang diproduksi pada mesin & peralatan yang sama
Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, demand yang diperoleh
melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian PPC.
dB = (d).............................................................................................(2)
dB = demand produk/bulan
d = demand masing masing jenis produk/bulan(d) April = (Tipe W + Tipe X + Tipe Y +
Tipe Z)
= (250.227 + 159.779 + 21462 + 1692)
= 433.160 unit Speedometer
Tabel 4. Demand PT. INS Periode Apr - Dec 2015
Kapasitas produksi optimal pekerja (KOP) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama
satu periode kerja dalam kondisi normal.
KOP = Rata rata (KOT)................................................(5)
KOP = Kapasitas produksi optimal pekerja
KOT = kapasitas produksi tenaga kerja/bulan
Tabel 5. Kapasitas Produksi Speedometer PT. INS
Lini Produksi Kapasitas/Jam Man Power Lini Produksi Kapasitas/Ja Man Power
m
SA1 218 Unit 22 SA6 100 Unit 17
SA2 212 Unit 22 SA7 212 Unit 22
SA3 212 Unit 22 SD1 168 Unit 8
SA4 218 Unit 22 SD2 93 Unit 8
SA5 212 Unit 22 SD3 106 Unit 9
Tabel 6. Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Operasional Gudang
TOTAL 236,882.58
Berdasarkan perhitungan data pada Lampiran dan Tabel 10 di atas dapat disimpulkan total biaya
Perencanaan Agregat dengan metode Level Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar
Rp.5.792.100.895,-
2. Chase strategic dimana tingkat produksi disesuaikan dengan demand. Ciri strategi ini:
Menyesuaikan tingkat produksi dengan tingkat permintaan / order
Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan permintaan
Secara umum rumus dan data adalah sama dengan Level Strategic. Namun perbedaan ada pada jumlah
kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja, Inventori akhir dan total biaya perencanaan.
Tabel 10. Jumlah TK Chase Strategi Periode Apr - Dec 2015
2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses penyimpanan, baik perawatan
gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan bergerak, dan biaya listrik.
(Inv cost) = Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan..............(7)
Dikarenakan jumlah inventori adalah konsiten yaitu pada titik buffer stock, maka biaya
penyimpanan juga konsisten pada setiap bulannya, yaitu :
Dalam Rupiah
Bulan
Reguler Biaya Inventory Total Cost
= 471.016
= 522.607
= 476.945
Kapasitas produksi optimal pekerja (KO P) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama
satu periode kerja dalam kondisi normal.
dB
KOp
TK = ..............................................(4)
471.016
1.892
TK April Juni = = 249 orang
522.607
1.892
TK Juli September = = 276orang
476.945
1.892
TK Oktober- Desember = = 252orang
Maka berdasarkan perhitunganMix strategic jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan pada periode April
Desember 2015untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran.
Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu pekerjaan
atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan.
Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan....(5)
Dalam Rupiah
Bulan
Reguler Biaya Inventory Total Cost
Perbandingan biaya hasil perhitungan masing masing strategi, maka dapat disimpulkan pada Tabel 16
berikut ini:
Tabel 15. Analisa Biaya Metode Level, Chase dan Mixed Strategi
Tabel 16. Hasil Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategi Perencanaan Agregat
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan perhitungan Perencanaan Agregat Speedometer Roda Dua di PT. Indonesia
Nippon Seiki menggunakan metode Chase, Level dan Mixed Strategy dengan metode peramalan
penjualan yang mendapatkan error terkecil dan grafik ramalan penjualanyang paling responsive adalah
metode deret berkala (time series methode), yaitu Moving Average. Maka diperoleh hasil biaya yang
paling minimum yaitu Chase Strategy sebesar Rp. Rp. 5.743.570.045,-Sehingga perusahaan bisa
menentukan dan memilih perencanaan produksi satu tahun kedepan dengan optimal serta dapat
mempertimbangkan biaya yang paling minim.
V.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk para pihak yang terkait
diantaranya adalah sebagai berikut:
Dari hasil perencanaan produksi yang telah dibuat hendaknya perusahaan menerapkan sistem
perencanaan produksi agregat satu tahun kedepan. Sehingga perusahaan dapat melakukan
perencanaan yang optimal dan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena perencanaan
produksi yang digunakan oleh perusahaan masih berdasarkan pengalaman atau histori.
Peneliti dalam melakukan penelitian memiliki keterbatasan, diantaranya berkaitan dengan subjek
penelitian yang terbatas pada divisi Production Planning & Inventory Control. Penulis
menyarankan melakukan penelitian lebih lanjut pada bagian Purchasing untuk menentukan
Kebutuhan Material (Material Requrement Planning) yang akan di produksi dan perencanaan
Jadwal Induk Produksi yang lebih mendetail.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Buffa, Elwood S dan Sarin, Rakesh K.1996. Manajemen Operasi & Produksi Modern. Ed ke-8. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Maarif, M.S. dan H. Tanjung. 2003. Manajemen Operasi (edisi 3). Jakarta: Grasindo.