icha.2014fk158@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Pendahuluan
Hukum Mendel
Gregor Mendel telah menemui teori keturunan dengan melakukan percobaannya melibatkan persilangan
genetis antara kacang kapri. Deduksi Mendel adalah jika dua alel betemu atau bersatu, maka alel dominan
akan sepenuhnya dimunculkan pada pemunculan suatu organisme sementara itu alel resesif tidak
memunculkan karakternya. Anggota dari pasangan gen (alel) akan terpisah (segregasi) sama persis dalam
gamet. Pengambilan gamet-gamet induk adalah acak (random). 1
Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: dua anggota dari pasangan gen
terpisah (segregasi) masing-masing ke dalam gamet, maka setengah gamet membawa satu anggota dari
anggota pasangan gen, dan setengah gamet lainnya membawa satu anggota dari pasangan gen yang
lainnya. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohybrid (persilangan dengan satu sifat beda). Contoh
dari terapan Hukum Mendel I adalah persilangan monohibrid dengan dominansi. Persilangan dengan
dominansi adalah persilangan suatu sifat beda dimana satu sifat lebih kuat daripada sifat yang lain. Sifat
yang kuat disebut sifat dominan dan bersifat menutupi, sedangkan yang lemah/tertutup disebut sifat
resesif. 4
Hukum Mendel II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, menyatakan: selama pembentukan
gamet, proses pemisahan (segragasi) alel dari satu gen yang independent dari segregasi alel suatu gen
yang lainnya. Hukum ini hanya dapat diterapkan pada gen-gen yang terpisahkan dari kromosom, atau
terdapat dalam kromosom yang sama. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau
lebih.1-4