Anda di halaman 1dari 33

BESARAN DAN SATUAN

Ada 7 macam besaran dasar berdimensi : No Besaran Rumus Sat. Metrik (SI) Dimensi

Besaran Satuan (SI) Dimensi s


v m
1. Panjang m [L] 1 Kecepatan t dt LT 1
2. Massa kg [M] v
a m
3. Waktu detik [T] 2 Percepatan t dt 2 LT 2
[]
4. Suhu Mutlak K
F ma
kg m N
5. Intensitas Cahaya Cd [J] 3 Gaya dt 2 MLT 2
Joule
2
6. Kuat Arus Ampere [I] kg m
7. Jumlah Zat mol [N] 4 Usaha W F s dt 2 ML2T 2
W
Watt
2
P kg m
5 Daya t dt 3 ML2T 3
2 macam besaran tambahan tak berdimensi :
F
P kg atm
a. Sudut datar ----> satuan : radian 6 Tekanan A m dt 2 ML1T 2
1
b. Sudut ruang ----> satuan : steradian Ek mv 2 kg m 2 Joule
7 Energi kinetik 2 dt 2 ML2T 2
Joule
2
kg m
Energi potensial Ep m g h
Satuan SI Satuan Metrik dt 2 ML2T 2
8
kg m
9 Momentum M mv dt MLT 1
MKS CGS
kg m
10 Impuls i F t dt MLT 1
m
M kg
L 11 Massa Jenis V m3 ML3
w kg
Dimensi ----> Primer ----> T
dan dimensi Sekunder ---> jabaran 12 Berat Jenis s= V m 2 dt 2 ML2T 2
Guna dimensi untuk : Checking persamaan Fisika. F
k kg
13 Konst. pegas x dt 2 MT 2
2
Dimensi dicari melalui ----> Rumus atau Satuan Metrik Fr m 3

14 Konst. grafitasi G = m
2 kgdt 2 M 1 L3T 2
Contoh : P.V kgm 2

15 Konst. gas R = n.T dt 2 mol o K ML2T 2 N 1 1


W
F v P g
F
m
t (daya) 16 Grafitasi m dt 2 LT 2
ML2 T -2 kg m 2
MLT-2 LT -1 17 Momen Inersia I mR 2 ML2
T
ML2 T -3 ML2 T -3

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com

ANGKA PENTING 3. a ( A + B ) = a A + a B

Angka Penting : Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat ukur, 4. / A / + / B / / A + B /
terdiri dari :
Angka pasti
RESULTAN DUA VEKTOR.
Angka taksiran

Aturan :
a. Penjumlahan / Pengurangan
Ditulis berdasarkan desimal paling sedikit
Contoh :
2,7481
8,41 = sudut antara A dan B
------- +
11,1581 ------> 11,16

/R/= / A/ 2 / B/ 2 2 / A/ / B/ cos
b. Perkalian / Pembagian
Ditulis berdasarkan angka penting paling sedikit

Contoh : / R/ / A/ / B/
4,756
arahnya : sin sin 1 sin 2
110
---------
0000
4756
4756
-------------- +
523,160 ----> 520

BESARAN VEKTOR

Besaran Skalar : adalah besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya saja.
Contoh : panjang, massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya.

vx = v cos vy = v sin
Besaran Vektor : adalah Besaran yang selain ditentukan oleh besarnya atau nilainya,
Vektor sudut
juga ditentukan oleh arahnya.
V1 1 vx = v cos 1 vy = v sin 1
Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya.
Sifat-sifat vektor. V2 2 vx = v cos 2 vy = v sin 2

V3
3 vx = v cos
3 vy = v sin
3
1. A + B = B + A Sifat komutatif.
vx ....... vy .......
2. A + ( B + C ) = ( A + B ) + C Sifat assosiatif.
( v X ) ( vY ) 2
2
Resultan / v R / =

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
GERAK LURUS

vt
vo
vY vt vo

Arah resultan : tg = v X GLB a=0 t
s
Uraian Vektor Pada Sistem Koordinat Ruang ( x, y, z )
s vo t
t

vt
vo
a perlambatan
t
vt vo at
vt
, , = masing-masing sudut antara a percepatan
vektor A dengan sumbu-sumbu x, y dan z A = A x + A y + A z
t
atau A = / A x / i + / A y / j + / A z / k / A x / = A cos / A y / = A cos / A z / = A

cos s
Besaran vektor A a0
A / AX / 2 / AY / 2 / AZ / 2
1
GERAK GLBB a = tetap s vot at 2 t
dan i , j , k masing-masing vektor satuan pada sumbu x, y dan z LURUS 2
a0

vt 2 vo2 2as

GVA GLBB a diganti g


v0 diperlambat
GV

GVB GLBB a diganti g vo 0 GJB


v0 dipercepat

Vt = kecepatan waktu t detik S = jarak yang ditempuh


Vo = kecepatan awal a = percepatan
t = waktu g = percepatan gravitasi
http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com
http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com
v v2 v1
2. a
v0=0 t t 2 t1
v= 2 gh dry
drx drz
h 3. vx ; vy ; vz
t= 2h / g
dt dt dt

v vx v y vz
2 2 2

GJB
dv x dv y dv z
vo=0 4. ax ; ay ; az
dt dt dt
v= 2 g (h1 h2)
v? h1
a ax a y az
2 2 2
h2

5 Diketahui a(t)

t2

v at dt
Variasi GLB t1

t2
P Q 6. r vt dt
SP + SQ = AB
t1

A B
===o0o===

A h = tinggi Vy = kecepatan terhadap sumbu y


SA = SB
h1 = ketinggian pertama Vz = kecepatan terhadap sumbu z
B
h2 = ketinggian kedua | v | = kecepatan rata-rata mutlak
SP = jarak yang ditempuh P || = percepatan rata-rata mutlak
SQ = jarak yang ditempuh Q ax = percepatan terhadap sumbu x
P Q AB = panjang lintasan ay = percepatan terhadap sumbu y
SP SA = jarak yang ditempuh A az = percepatan terhadap sumbu z
SP SQ = AB SB = jarak yang ditempuh B a(t) = a fungsi t
A B v = kecepatan rata-rata V(t) = V fungsi t
SQ r = perubahan posisi V1 = kecepatan 1
t = selang waktu Vx = kecepatan terhadap sumbu x
r2 = posisi akhir
r1 = posisi awal
Gerak Lurus Berubah Beraturan t1 = waktu awal bergerak
t2 = waktu akhir bergerak
= percepatan rata-rata
r r2 r1 V = perubahan rata-rata
1 v= V2 = kecepatan 2
t t 2 t1

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
HUKUM NEWTON MEMADU GERAK
1. Hk. I Newton Hk. kelembaman (inersia) :
v R v1 v2 2v1v2 cos
2 2
1. GLB GLB
Untuk benda diam dan GLB F 0 Fx 0 dan Fy 0 Vr = kecepatan resultan
2. Gerak Peluru V1 = kecepatan benda 1
2. Hk. II Newton a 0 GLBB F ma Pada sumbu x GLB V2 = kecepatan benda 2
1 2 m1 m2 a Pada sumbu y GVA GVB
1 T m1 a
Y v x v0 cos
x v0 cos t
Vo

X v y v0 sin g t
1 2
y v0 sin t
gt
2
X = jarak yang ditempuh benda pada sb x
Y = jearak yang ditempuh benda pada sb y
3. Hukum III Newton F aksi = - F reaksi Vx = kecepatan di sumbu x
Aksi reaksi tidak mungkin terjadi pada 1 benda Syarat : V0 = kecepatan awal
Mencapai titik tertinggi vy 0 t = waktu
4. Gaya gesek (fg) : * Gaya gesek statis (fs) diam fs = N.s
Jarak tembak max y0 g = percepatan gravitasi
* Gaya gesek kinetik (fk) bergerak fk = N. k
Arah selalu berlawanan dengan gerak benda/sistem.

y h

H
N=w N = w F sin N = w + Fsin N = w cos
. Statika
Koordinat titik puncak
F 0 : Fx 0

*
* Fy 0 v0 2 sin 2 v0 2 sin 2
0 ,
2 g 2 g
---o0o---

Fx = resultan gaya sumbu x Jarak tembak max tidak berlaku jika dilempar dari puncak ; jadi harus
pakai y h
Fy = resultan gaya sumbu y
v sin 2
2
F = resultan gaya
m = massa xmax 0
a = percepatan g
N = gaya normal
s= koefisien gesek statis -----o0o----
k= koefisien gesek kinetik
W = gaya berat
=sudut yang dibentuk gaya berat setelah diuraikan ke sumbu x atau y
http://pakgurusulis.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
Besarnya sudut :
GERAK ROTASI
S
= radian
R
GERAK TRANSLASI GERAK ROTASI Hub ungannya
S = panjang busur
Pergeseran linier s Pergeseran sudut s=.R R = jari-jari
Kecepatan linier ds Kecepatan sudut d v=.R
v
dt dt 1
d f.T=1 f=
Percepatan Linier a
dv Percepatan sudut a=.R T
dt dt 2
= atau =2f
Kelembaman translasi m Kelembaman rotasi I I = m.r2 T
( massa ) (momen inersia) v=R
Gaya F=m.a Torsi (momen gaya) =I. =F.R
Energi kinetik 1 Energi kinetik 1 -
Ek m v2 Ek m v2
2 2

Daya P=F.v Daya P=. -


v1 = v2, tetapi 1 2
Momentum linier p = m.v Momentum anguler L = I . -

PADA GERAK DENGAN PERCEPATAN TETAP.


GERAK TRANSLASI (ARAH GERAK ROTASI (SUMBU TETAP)
TETAP)
vt = v0 + at t = 0 + .t v1 = v2, tetapi 1 2
= 0t + 1/2 .t 2
1 2
s = vot + /2 a t
t2 = 02 + 2.
2 2
vt = v0 + 2 a.s

s = jarak
a = percepatan A = R = C , tetapi v A v B v C
v = kecepatan
R = jarijari lintasan
vt = kecepatan dalam waktu t detik
v2
vo = kecepatan awal ar = atau ar = 2 R
t = waktu yang ditempuh R
t = kecepatan sudut dalam waktu t detik
o= kecepatan sudut awal v2
Fr = m . atau Fr = m 2 R
R

http://pakgurusulis.blogspot.com http://pakgurusulis.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
1. Gerak benda di luar dinding melingkar.

v2 v2
T=m. - m . g cos T=m. -m.g
R R

v2 4. Benda dihubungkan dengan tali diputar mendatar (ayunan centrifugal/konis)


v2 N = m . g cos - m .
N=m.g-m. T cos = m . g
R R
v2
T sin = m .
2. Gerak benda di dalam dinding melingkar. R
L cos
Periodenya T = 2
g
Keterangan : R adalah jari-jari lingkaran

5. Gerak benda pada sebuah tikungan berbentuk lingkaran mendatar.


v2
v2
N = m . g cos + m .
v2 N . k = m .
N=m.g+m. R
R R
N = gaya normal
N=m.g

v2 v2
N=m. - m . g cos N=m. -m.g
R R

3. Benda dihubungkan dengan tali diputar vertikal.

v2 v2
T=m.g+m T = m m . g cos + m
R R

http://pakgurusulis.blogspot.com http://pakgurusulis.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
USAHA ENERGI
________________
GRAFITASI
1. w F cos s = sudut kemiringan
m m __________ v = kecepatan
1. F G 1 2 2 VEKTOR 1 2
2. Ek mv
R
w = usaha
2
M F = Gaya
g G Ep m g h
2.
R2 VEKTOR 3. s = jarak
Ep = Energi Potensial
kuat medan gravitasi
4. Emek Ep Ek m = massa benda

M ______________ g = percepatan gravitasi


v G
3.
R massa bumi
5. w Ek h = ketinggian benda dari tanah
Ek = energi kinetik
mM
4.
Ep G 6. w Ep Em = Energi mekanik
R

wAB mv B v A 7. HKE (Hukum Kekekalan Energi)


Ek1 Ep1 Ek 2 Ep 2
5.

1 1
v2 v1 2GM
2 2
6. HKE
R1 R2 ------o0o-----

-----o0o-----
F = gaya tarik-menarik antara kedua benda
G = konstanta grafitasi
m1 = massa benda 1
m2 = massa benda 2
R = jarak antara dua benda
Ep = energi potensial grafitasi
V = potensial grafitasi
WAB = Usaha dari benda A ke B
V1 = kecepatan benda 1
V2 = kecepatan benda 2

http://pakgurufisika.blogspot.com
http://pakgurufisika.blogspot.com k2310088@gmail.com
k2310088@gmail.com
ELASTISITAS
MOMENTUM IMPULS TUMBUKAN

1. P mv P = momentum 1. F kx F = gaya pegas


m = massa k = konstanta pegas
2. I F t v = kecepatan 1
2. Ep k x2 luasan grafik F x x = simpangan pada pegas
I = impuls 2
I P Ep = energi potensial

kp k1 k 2
3. F= gaya
I mvt v0 3 susunan paralel
t = selang waktu
4. HKM (Hukum Kekekalan Momentum)
1 1 1

m A v A mB v B m A v A mB v B

4.
susunan seri
ks k1 k 2
arah kekanan v +
arah ke kiri v -
P F L0
e

v A vB

E
5.
v A vB
e = koefisien tumbukan (kelentingan) 5.
A L
6. Jenis tumbukan
Lenting sempurna e 1 HKE
HKM -----o0o----
Lenting sebagian 0 e 1 HKM F = gaya tekan/tarik
Tidak lenting sama sekali e 0 HKM Lo = panjang mula-mula
A = luas penampang yang tegak lurus gaya F
h1 L = pertambahan panjang
7. e h1 = tinggi benda setelah pemantulan 1 E = modulus elastisitas
h0 P = stress
ho = tinggi benda mula-mula = strain
8. hn h0 e 2 n hn = tinggi benda setelah pemantulan ke n

E hilang = Ek sebelum tumbukan Ek sesudah tumbukan


9.
1 2 1
2

2
= m A v A mB v B m A v A mB v B
2 1 1
2 2 2 2

-----o0o-----

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
FLUIDA 10. Kohesi (K)
Adhesi (A)
Fluida Tak Bergerak

m 11. Kapilaritas
1. zat
v
2 cos
y
z z g r
2. relativ air pada 40C 1 gr = 1000 kg
air cm 3 m3
Fluida Bergerak
m A mB
3. c Q
Vol
Av
v A vB 1.
t

4. h z g h 2. Kontinuitas

A1v1 A2 v2
Fh h A
5.
z g h A 3. Bernoully P1 g h1
1 1
v12 P2 g h2 v2 2
2 2
6. Archimedes : Gaya ke atas yang bekerja pada benda besarnya sama dengan jumlah
(berat) zat cair yang dipindahkan.

FA z g h ----o0o-----
= massa jenis
m = massa
7. Terapung w FA (jika dibenamkan seluruhnya) v = volume
A = luas permukaan

w FA dalam keadaan setimbang P = daya tekan
h = ketinggian dari dasar
Q = Debit
bd g vb z g v2
relatif = massa jenis relatif

8. Melayang

w1 w2 z g v1 v2

9. Tenggelam
w FA
ws w FA

http://pakgurufisika.blogspot.com
http://pakgurufisika.blogspot.com k2310088@gmail.com
k2310088@gmail.com
m
GELOMBANG BUNYI 14. T 2
k
GETARAN
l
w k = konstanta pegas 15. T 2
1. k = W = berat g
x x = perubahan panjang pegas
F = gaya pegas
y = simpangan
2. F=-k.y Ep = energi potensial GELOMBANG
Emek = energi mekanik
Ek = energi kinetik mekanik refleksi gel. gel.
3. Ep = ky2 A = amplitudo refraksi longitudinal transversal
t = waktu interferensi 1
2 = kecepatan sudut Gelombang defraksi
4. E mek = kA m = massa polarisasi
T = periode 1
k = konstanta gel.
elektromagnetik
2 2
5. Ek = k (A -y ) l = panjang
f = frekuensi
= panjang gelombang 1. v f vt
k ( A2 y 2 ) Lo = panjang mula-mula
6. v= L = perubahan panjang
m t x
n = nada dasar ke 2. y gel. berjalan = A sin 2
Vp = kecepatan pendengar T
Vs = kecepatan sumber bunyi
7. k m 2 P = daya
R1= jarak 1 y diam ujung bebas 0
R2 = jarak 2 3.
y A sin t x t L
8. y 2 A cos 2 sin 2
T

9. v A cos t
1
y diam ujung terikat
2
10. a A sin t
2
4. x t L
y 2 A sin 2 cos 2
T
11. Ek 1
2 m 2 A2 cos 2 t

5. F m
v

12. Ep 1
2 m A sin t
2 2 2

E E = modulus young
13. E mek 1 m 2 A2 6. v stress P F F Lo

2
E A
strain L Lo A L

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
memperkuat n
P memperlemah n 1 1
v gas = 2

7. RT Cp Pelayangan (beat) Beat
=
M Cv
f layangan = f A f B

BUNYI Gelombang Longitudinal Efek Doppler

nada > 20.000 Hz (Ultrasonic) keras / lemah tergantung Amplitudo v vP


Bunyi 20 Hz 20.000 Hz fP fs
v vs
desah < 20 Hz (Infrasonic) tinggi/rendah tergantung Frekuensi

Intensitas
Nada Sumber
P P
I
1. Dawai A 4R 2
n 1P fn
n 1
v
n 2s 2L 1 1
ND I1 : I 2 2
: 2
R1 R2
2 Pipa Organa Terbuka
Taraf Intensitas (TI)
n 2P fn
n 1
v
n 1s 2L
TI 10 log
I
I0 I 0 10 12 Watt m2
3. Pipa Organa Tertutup
dB
n 1P fn
2n 1
v
n 1s 4L

Sifat :

Refleksi (Pemantulan)
v.tpp
d
2

Resonansi

ln = 2n 1
1
4

Interferensi (Percobaan Quinke)

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
SUHU DAN KALOR
01. C R F K =2
Td 100 80 212 373 C = celcius } = Q = kalor
R = reamur =3 m = massa
Air 100 80 180 100 F = fahrenheit c= kalor jenis
tk = suhu dalam kelvin t = perubahan suhu
Tb 0 0 32 273 tc = suhu dalam celsius 05. Q = m . c. t H = perambatan suhu

C:R:F=5:4:9
tK = tC + 273 06. Q = H . t

Contoh :
07. H = m . c
X Y
Tb -20 40 X : Y = 150 : 200
=3:4 08. Azas Black. T1
60 ? Qdilepas

4 Qdilepas = Qditerima
(60 + 20) + 40 = TA
3 Qditerima

T2

Td 130 240 09. Kalaor laten Kalor lebur Q = m . Kl Kl = kalor lebur

Menaikkan suhu Kalor uap Q = m . Ku Ku = kalor uap


Sifat termal zat diberi kalor (panas) perubahan dimensi (ukuran)
Perubahan wujud 09. Perambatan kalor.

02. Muai panjang. L = perubahan panjang Konduksi Konveksi Radiasi


= koefisien muai panjang
L = Lo . . t Lo = panjang mula-mula
t = perubahan suhu k . A.t
H= H = h . A . t I = e . . T4
Lt = Lo ( 1 + . t ) Lt = panjang saat to l
A = perubahan luas
Ao = luas mula-mula
03. Muai luas. = koefisien muai luas -----o0o-----
V = perubahan volume A = luas
A = Ao . . t Vo = Volume awal k = koefisien konduksi
= koefisien muai volume l = panjang bahan
At = Ao ( 1 + . t ) h = koefisien konfeksi
I = Intensitas
e = emitivitas bahan
04. Muai volume. = konstanta Boltzman
T = suhu
V = Vo . . t

Vt = Vo ( 1 + . . t )

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
LISTRIK STATIS = rapat muatan Ep = kuat medan listrik
1 1
05. WA B k . Q. q.( )
rB rA
q1 . q 2
01. F k Bila rA = maka W~ B k .
Q. q
----- E P k
Q. q

1 Q. q
.
r2 rB rB 4 0 rB
1
k = 9 x 10 9 Nm2/Coulomb2 Q 1 Q
4 0 06. V k .
rB 4 0 rB
0 = 8,85 x 10-12 Coulomb2 / newton m2
F = gaya V = potensial listrik
Q1 = muatan benda 1
Q2 = muatan benda 2 07. WA B q.(v B v A )
R = jarak benda 1 ke 2
08. POTENSIAL BOLA KONDUKTOR.

Q
02. Ek
r2
E = kuat medan listrik
Q = muatan
R = jarak q q
VO = VK = V L k . VM k.
03. Kuat medan listrik oleh bola konduktor. R r

09. HUKUM KEKEKALAN ENERGI


2q
v2 2 v1 2 (V1 V2 )
m
Q
Q Q 10. C
ER=0. Es k Ep k V
R2 r2
Er = kuat medan listrik di pusat bola A .A
11. C0 0
C
Es = kuat medan listrik di kulit bola d d
Ep = kuat medan listrik pada jarak p dari pusat bola K 0 A
12. C C0 . K
d
04. Kuat medan disekitar pelat bermuatan. Q2
13. W 21 atau W 21 CV 2
C
14. Susunan Seri.

Q
Ep EP
2 0 A 0

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
- Q = Q1 = Q = Q = .....
s 2 3 LISTRIK DINAMIS
- V = V + V + V + V +.....
s ab bc cd de
1 1 1 1 dq
- ..... 01. i
CS C1 C2 C3 dt

15. Susunan paralel. 02. dq = n.e.V.A.dt

dq
i n. e.V . A Ampere
dt

i
03. J n. e.V Ampere/m2
- V = V1= V2 = V3 A
p
- Qp = Q1 + Q2 + Q3 + .....
- Cp = C1 + C2 + C3 + .....
04.
V A VB
C V C 2V2 i
16. VGAB 1 2 R
C1 C 2

05. R = .
L
C = kapasitas listrik A
Q = muatan listrik
V = beda potensial
Co = Kapasitas dalam hampa udara
d = jarak antar dua keeping
A = luas masing-masing keeping
K = konstanta dielektrik 06. R(t) = R0 ( 1 + .t )
W = energi kapasitor
07. SUSUNAN SERI

i = i1 = i2 = i3 = ....
VS = Vab + Vbc + Vcd + ...
RS = R1 + R2 + R3 + ...

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
08. SUSUNAN PARALEL

.
W=i2.r.t=V.i.t Joule
1 kalori = 4,2 Joule dan 1 Joule = 0,24 Kalori
W = 0,24 i 2 . r . t = 0,24 V . i . t Kalori

VP = V1 = V2 = V3
dw
i + i1 + i2 + i3 + .... 13. P V .i (Volt -Ampere = Watt)
dt
1 1 1 1
...
R p R1 R2 R3
14. Elemen PRIMER : elemen ini membutuhkan pergantian bahan pereaksi setelah
sejumlah energi dibebaskan melalui rangkaian luar misalnya : Baterai.
09. Jembatan wheatstone
Pada elemen ini sering terjadi peristiwa polarisasi yaitu tertutupnya elektroda-
elektroda sebuah elemen karena hasil reaksi kimia yang mengendap pada elektroda-
elektroda tersebut.
Untuk menghilangkan proses polarisasi itu ditambahkan suatu zat depolarisator.
Berdasarkan ada/tidaknya depolarisator, dibedakan dua macam elemen primer :
1. Elemen yang tidak tetap; elemen yang tidak mempunyai depolarisator, misalnya
pada elemen Volta.
RX . R2 = R1 . R3 2. Elemen tetap; elemen yang mempunyai depolarisator.
R1 . R3 misalnya : pada elemen Daniel, Leclanche, Weston, dll.
RX
R2
10. AMPEREMETER/GALVANOMETER . b) Elemen SEKUNDER : Elemen ini dapat memperbaharui bahan pereaksinya setelah
dialiri arus dari sumber lain, yang arahnya berlawanan dengan arus yang dihasilkan,
misalnya : Accu.
Misalkan : Akumulator timbal asam sulfat. Pada elemen ini sebagai Katoda adalah Pb;
1 sedangkan sebagai Anode dipakai PbO2 dengan memakai elektrolit H2SO4.
RS Rd Ohm
n 1
11. VOLTMETER. c) Elemen BAHAN BAKAR : adalah elemen elektrokimia yang dapat mengubah energi
kimia bahan bakar yang diberikan secara kontinue menjadi energi listrik.
Misalkan : pada elemen Hidrogen-Oksigen yang dipakai pada penerbangan angkasa.

Rv = ( n - 1 ) Rd Ohm

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
n .
15. =
dW
( Joule/Coulomb = Volt ) i
dq n
.r R
m

20. TEGANGAN JEPIT


K=i.R

16. i
21. Hukum Kirchhoff I ( Hukum titik cabang )
Rr i=0
17. disusun secara seri

i1 + i2 + i3 = i4 + i 5
n.
i
n. r R 22. Hukum Kirchoff II ( Hukum rangkaian tertutup itu )
18. disusun secara paralel + i.R = 0

E : negatif

E : positif

i
arah arus berlawanan dengan arah loop diberi tanda negatif.
r
R
m I = kuat arus Ro = hambatan mula-mula
19. Susunan seri - paralel q = muatan listrik = koefisien suhu
t = waktu P = daya
v = kecepatan electron r = hambatan dalam
n = jumlah electron per satuan volume = GGL
e = muatan electron n = jumlah rangkaian seri
A = luas penampang kawat m = jumlah rangkaian paralel
V = beda potensial Rd = hambatan dalam
R = hambatan K = tegangan jepit
= hambat jenis kawat Rv = tahanan depan

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
MEDAN MAGNET
10. Solenoide

01. r Induksi magnetik di tengah-tengah solenoide :
0
B n I
02. B
0

A Bila p tepat di ujung-ujung solenoide

03. H
B

B 0
n I
2
04. B H r. o. H 11. Toroida
B n I
05. Benda magnetik : nilai permeabilitas relatif lebih kecil dari satu.
Contoh : Bismuth, tembaga, emas, antimon, kaca flinta.
Benda paramagnetik : nilai permeabilitas relatif lebih besar dari pada satu. N
n=
Contoh : Aluminium, platina, oksigen, sulfat tembaga dan banyak lagi garam-garam 2 R
logam adalah zat paramagnetik. 12. Gaya Lorentz
Benda feromagnetik : nilai permeabilitas relatif sampai beberapa ribu. F=BI sin
Contoh : Besi, baja, nikel, cobalt dan campuran logam tertentu ( almico ) F = B.q.v sin
06. Rumus Biot Savart. 13.
0
I .d sin
dB =
4 r2
0 -7 Weber
k= = 10
4 A. m

07. Induksi magnetik di sekitar arus lurus. Besar gaya Lorentz tiap satuan panjang
I I P IQ
B= 0 .
2 .a F 0

2 a
B B I
H= = = 14. Gerak Partikel Bermuatan Dalam Med an Listrik
r . 2 .a
0 lintasan berupa : PARABOLA.
q. E
percepatan : a
08. Induksi Induksi magnetik pada jarak x dari pusat arus lingkaran. m

a. I . N a2 . I. N
Usaha : W = F . d = q . E .d
B= 0
. . sin 1 atau B= 0
. Usaha = perubahan energi kin
2 r2 2 r3
Ek = q . E .d

mv2 21 mv1 q. E . d
1 2 2
09. Induksi magnetik di pusat lingkaran. 2

0 I. N
B= .
2 a

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
IMBAS ELEKTROMAGNETIK

d
Perubahan fluks : Eind = -N
dt
15. Lintasan partikel jika v tegak lurus E. di
Perubahan arus : Eind = -L
dt
di1 di
GGL IMBAS Induktansi timbal balik : Eind1 = -M , Eind2 = -M 2
dt1 dt 2
Kawat memotong garis gaya : Eind = B.l.v sin

Kumparan berputar : Eind = N.B.A. sin t


t
v
q. E 2
d 21 at 2 21 . . L=N
m vX 2
i
Kecepatan pada saat meninggalkan medan listrik. o N 2 A
L=
v v X vY
2 2
INDUKTANSI DIRI
q. E 1 2
v Y a. t . M = N2 , M = N1
m vX i1 i2
Arah kecepatan dengan bidang horisontal : o N1 N 2 A
M= (Induktansi Ruhmkorff)
v
tg Y
vX
Ideal : Np : Ns = Is : Ip
16. Gerak Partikel Bermuatan Dalam Medan Magnet
TRANSFORMATOR Np : Ns = Ep : Es
Lintasan partikel bermuatan dalam medan magnet berupa LINGKARAN. Tidak ideal : Ps = Pp

Eind = GGL induksi


N = banyak lilitan
B = induksi magnet
A = luas bidang permukaan/kumparan
jari-jari : R=
mv = fluks magnet
B q L = induktansi diri
17. Momen koppel yang timbul pada kawat persegi dalam medan magnet
I = kuat arus
Np = banyak lilitan kumparan primer
= B.i.A.N.Sin Ns = banyak lilitan kumparan sekunder
l = panjang solenoida
r = permeabilitas relative a = jarijari lingkaran Pp = Daya pada kumparan primer
= permeabilitas zat r = jarak Ps = daya pada kumparan sekunder
Ep = tegangan pada kumparan primer
B = induksi magnet I = kuat arus Es = tegangan pada kumparan sekunder
= Fluks N = banyak lilitan = kecepatan sudut
H = kuat medan magnet l = panjang kawat M = induktansi Ruhmkorff
A = luas bidang yang ditembus F = gaya Lorentz
q = muatan listrik v = kecepatan partikel
= sudut antara v dengan B R = jari-jari lintasan partikel

http://pakgurufisika.blogspot.com
http://pakgurufisika.blogspot.com k2310088@gmail.com
k2310088@gmail.com
OPTIKA GEOMETRI Cermin cekung : R = positif Mengenal 4 ruang
Sifat bayangan : benda di Ruang I : Maya, tegak, diperbesar
Benda di Ruang II : Nyata, terbalik, diperbesar
Plato dan Euclides : adanya sinar-sinar penglihat.
Benda di Ruang III: Nyata, terbalik, diperkecil
Teori melihat benda Aristoteles : Menentang sinar-sinar penglihat.
Al Hasan : Pancaran atau pantulan benda
Cermin cembung : R = negatif sifat bayangan : Maya, tegak, diperkecil
Sir Isaak Newton : Teori Emisi Sumber cahaya menyalurkan PEMBIASAN/REFRAKSI.
Partikel yang kecil dan ringan berkecepatan tinggi.
Christian Huygens : Teori Eter alam : cahaya pada dasarnya
Sama dengan bunyi, merambat memerlukan medium. c
Thomas Young dan Augustine Fresnell : Cahaya dapat 01. Indeks bias nbenda = u nbenda > 1
vm m
Melentur dan berinterferensi
n1 v2 2
TEORI CAHAYA Jean Leon Foucault : Cepat rambat cahaya di zat cair n relatif medium 1 thdp medium 2 n12 =
Lebih kecil daripada di udara. n2 v1 1
James Clerk Maxwell : Cahaya gelombang elektromagnetik.
Heinrich Rudolph Hertz : Cahaya geloimbang transversal 02. benda bening datar n sin i = n sin r
karena Mengalami polarisasi.
Pieter Zeeman : Cahaya dapat dipengaruhi medan magnet yang kuat. 03. kaca plan paralel (1) n sin i = n sin r (cari r)
Johannes Stark : Cahaya dapat dipengaruhi medan listrik yang kuat. d
Michelson dan Morley : Eter alam tidak ada. (2) t = sin(i r )
cos r
Max Karl Ernest Ludwig Planck : Teori kwantum cahaya.
Albert Einstein : Teori dualisme cahaya. Cahaya se-
04. Prisma (deviasi) umum (1) n sin i1 = n sin r1 (cari r1)
bagai partikel dan bersifat gelombang
(2) = r1 + i2 (cari i2)
Merupakan gelombang elektromagnetik. (3) n sin i2 = n sin r2 (cari r2)
Tidak memerlukan medium dalam perambatannya (4) = i1 + r2 -
Merambat dalam garis lurus
SIFAT CAHAYA Kecepatan terbesar di dalam vakum 3.108 m/s minimum syarat : i1 = r2
Kecepatan dalam medium lebih kecil dari kecepatan di
vakum. n' 1
> 10o sin (min + ) = sin
Kecepatan di dalam vakum adalah absolut tidak tergan- n 2
tung pada pengamat. n'
> = 10o min = ( 1)
n
PEMANTULAN CAHAYA.
n n' n' n
01.
1 1 1
05. Permukaan lengkung.
f s s' s s' R
s' h'
02. M = - =/ / n n' n' n
s h 06. Lensa tebal (1)
s1 s1' R1
03. Cermin datar : R= sifat bayangan : maya, sama besar, tegak
360 (2)d = s1 + s2
n= -1

n' n n n'
(3) '
04. cermin gabungan d = s 1 + s2 s2 s2 R2
Mtotal = M1.M2

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
ALAT OPTIK
Mata Emetropi (mata normal) pp = 25 cm ; pr =
1 n' 1 1
07. Lensa tipis ( 1)( )
f n R1 R2 Mata Myopi (mata dekat/rabun jauh) pp = 25 cm ; pr <

MATA Mata Hipermetropi (rabun dekat) pp > 25 cm ; pr =


1 1 1

f gab f1 f 2 Mata Presbiopi (mata tua) pp > 25 cm ; pr <

Cembung-cembung (bikonveks) R1 +, R2 - Kaca Mata lensa Negatif (Untuk orang Myopi)


s = dan s = -pr
Datar cembung R1 = tak hingga , R2 - KACA MATA
Kaca Mata lensa Positif (Untuk orang hipermetropi)
Cekung cembung R1 - , R2 - s = 25 cm dan s = -pp

Cekung-cekung (bikonkaaf) R1 - , R2 + Sd
Akomodasi max P= 1
f
Datar cekung R1 = tak hingga , R2 + Ditempel dimata
Sd
Cembung cekung R1 + , R2 + Tanpa Akomodasi P=
f
LOUPE
1 1 1
9. Lensa Konvergen (positif) Berjarak d cm dari mata D = -s + d D = daya akomodasi
f s s'
Sd Sd Sd .d
P=
f D D. f
s' h'
divergen (negatif) M=- =/ / Sd = titik baca normal
s h d = soby + sok
Akomodasi max
1
10. Kekuatan lensa (P) P= f dalam meter s ' oby Sd
f P= ( 1)
s oby fok
100
P= f dalam cm MIKROSKOP d = jarak lensa obyektif - okuler
f
Tanpa Akomadasi d = soby + fok
s ' oby Sd
P= ( )
n = banyak bayangan (untuk cermin datar) R = jari-jari bidang lengkung s oby fok
= sudut antara ke dua cermin = panjang gelombang cahaya Akomodasi max d = foby + sok
f = jarak focus P = kekuatan lensa f oby Sd f ok
s = jarak benda ke cermin P= ( )
f ok Sd
s = jarak bayangan ke cermin
TEROPONG BINTANG
h = tinggi benda
Tanpa akomodasi d = foby + fok
h = tinggi bayangan
f oby
m = perbesaran bayangan P=
i = sudut datang f ok
r = sudut pantul Pp = titik jauh mata
n = indeks bias Pp = titik dekat mata
d = tebal kaca s = jarak bayangan
t = pergeseran sinar s = jarak benda ke lup
= sudut pembias P = kekuatan lensa
= deviasi d = jarak lensa obyektif dengan lensa okuler

http://pakgurufisika.blogspot.com
http://pakgurufisika.blogspot.com k2310088@gmail.com
k2310088@gmail.com
dQ dc.V
Xc = reaktansi kapasitif i
ARUS BOLAK-BALIK dt dt
c.dV max . sin .t
i
dt
Osiloskop = mengukur tegangan max i .c.V max . cos .t
E=Emax. Sin .t 1
XC =
Eefektif = yang diukur oleh voltmeter C
Emax = yang belum terukur (Satuan XC = 0hm)
Epp = dari puncak ke puncak IV. R-L-C dirangkai seri
= frekwensi anguler
t = waktu 1. . Xl .L
Vmax = tegangan maksimum 1
Imax = Arus maksimum 2. Xc
.C
T = periode
3. Gambar fasor
V max
Eefektif=
2
i max 1 T 2 2
T 0
Iefektif= Iefektif = Imax{ sin ( )dt }
2 T
Epp = 2.Emax

I. Resistor pada DC-AC

4. Z R 2 ( Xl Xc ) 2
E
5. i
Z
6. Vab i.R Vac Vr 2 Vl 2
Vbc i. Xl Vbd Vl Vc
II. Induktor (L) pada DC-AC Vcd i. Xc Vad Vr 2 (Vl Vc ) 2
7. Daya=Psemu.cos
R
Daya=Psemu.
Z
Psemu = V.I (Volt Amper)
a. Xl Xc RLC bersifat induktif
V mendahului I dengan beda fase
Xl = reaktansi induktif b. Xl Xc RLC resonansi
Z = R kuat arus paling besar, karena hambatan total paling kecil.
dim ax. sin .t f
1 1
T 2 L.C
EL
dt 2 L.C
E L. .i max . cos .t c. Xc Xl RLC bersifat capasitif
Xl .L I mendahului V dengan beda fase
(satuan XL = ohm)
XL XC
III. Capacitor pada DC-AC 8. tg =
R

Z = Impedansi
= sudut fase
L = induktansi diri
f = frekwensi
T = periode
R = hambatan

C = kapasitas kapasitor
Q=C.V

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
SINAR KATODA Partikel bermuatan negatif
PERKEMBANGAN TEORI ATOM
Sifat : - Bergerak cepat menurut garis lurus keluar tegak lurus dari katoda.
- Atom-atom merupakan partikel terkecil dari suatu zat
- Atom-atom suatu zat tidak dapat diuraikan menjadi partikel
- Memiliki energi
Yang lebih kecil. - Memendarkan kaca
- Atom suatu unsur tidak dapat diubah menjadi unsur lain. - Membelok dalam medan listrik dan medan magnet.
- Atom-atom setiap zat adalah identik, artinya mempunyai
Bentuk, ukuran dan massa yang sama. MODEL ATOM BOHR.
DALTON - Atom suatu zat berbeda sifat dengan atom zat lain.
- Dua atom atau lebih yang berasal dari unsur-unsur yang
DIBUAT BERDASARKAN 2 POSTULATNYA YAITU :
berlainan dapat membentuk senyawa.
- Pada suatu reaksi atom-atom bergabung menurut perban- 1. Elektron tidak dapat berputar dalam lintasan yang sembarang, elektron hanya
Dingan tertentu. dapat berputar pada lintasan tertentu tanpa memancarkan energi. Lintasan ini
- Bila dua macam atom membentuk dua macam senyawa Disebut lintasan stasioner. Besar momentum anguler elektron pada lintasan
Atau lebih, maka perbandingan atom-atom yang sama
dalam kedua senyawa itu sederhana. nh
Stasioner ini adalah : mvr =
2
KELEMAHANNYA. n disebut bilangan kwantum (kulit) utama.
- Atom tidak dapat dibagi lagi bertentangan dengan ekspe-
2. Elektron yang menyerap energi (foton) akan berpindah ke lintasan yang ener-
Rimen.
- Dalton tidak membedakan pengertian atom dan molekul ginya tinggi, dan sebaliknya.
Satuan molekul juga disebut atom.
- Atom merupakan bola kecil yang keras dan padat ber- e2
Tentangan dengan eksperimen Faraday dan J.J Thomson 01. Ep = -k
r
- Atom merupakan suatu bola yang mempunyai muatan e2
Positif yang terbagi merata ke seluruh isi atom. 02. Ek = - k
r
TEORI J.J THOMSON
ATOM - Muatan positif dalam atom ini dinetralkan oleh elektron- e2
03. Etotal = - k
Elektron yang tersebar diantara muatan-muatan positif r
Itu dan jumlah elektron ini sama dengan jumlah muatan
n2 h
Positif. 04. r = ( )2
me 2 k 2
KELEMAHANNYA.
- Bertentangan dengan percobaan Rutherford dengan ham- 05. r1 : r2 : r3 : = 12 : 22 : 32 :
Buran sinar Alfa ternyata muatan positif tidak merata na-
Mun terkumpul jadi satu yang disebut INTI ATOM.
1 1 1
06. R( 2) R = tetapan Ridberg R = 1,097.107 m-1
- Atom terdiri dari muatan-muatan positif, di mana seluruh nA
2
nB
Muatan posoitif dan sebagian besar massa atom terkumpul
ditengah-tengah atom yang disebut dengan INTI ATOM. Deret Lyman nA = 1 nB = 2, 3, 4 .
- Di sekeliling inti atom, pada jarak yang relatif jauh beredar Deret Balmer nA = 2 nB = 3, 4, 5, .
RUTHERFORD Lah elektron-elektron mengelilingi inti atom. Deret Paschen nA = 3 nB = 4, 5, 6, .
- Muatan inti atom sama dengan muatan elektron yang me- Deret Brackett nA = 4 nB = 5, 6, 7, .
Ngelilingi inti, sehingga atom bersifat netral.
Deret Pfund nA = 5 nB = 6, 7, 8, .
KELEMAHANNYA.
- Model atom ini tidak dapat menunjukkan kestabilan atom max fmin nB = 1 lebihnya dari nA
Atau tidak mendukung kemantapan atom.
- Model atom ini tidak dapat menunjukkan bahwa spektrum min fmax nB =
Atom-atom Hidtrogen adalah spektrum garis tertentu.

Pengukuran massa elektron oleh : J.J. Thomson dengan percobaan Tetes Minyak Milikan.

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
13,6 RADIOAKTIF
Energi stasioner E= eV
n2
05. Energi Adanya Fosforecensi : berpendarnya benda setelah disinari.
1 1 Dasar penemuan
Energi Pancaran E = 13,6 ( 2
2
) eV E = h.f (J) Adanya Fluorecensi : berpendarnya benda saat disinari.
nA nB
e = muatan electron
r = jari-jari lintasan electron Penemu Henry Becquerel
Ep = Energi potensial
Ek = energi kinetic Menghitamkan film
n = bilangan kuantum Dapat mengadakan ionisasi
r = jari-jari lintasan electron Dapat memendarkan bahan-bahan tetentu
= panjang gelombang Sifat-sifat Merusak jaringan tubuh
h = tetapan Planck Daya tembusnya besar

Sinar
Macam sinar Sinar Penemu Pierre Curie dan Marrie Curie
Sinar

Urutan naik daya tembus Sinar , Sinar , Sinar


Urutan naik daya ionisasi Sinar , Sinar , Sinar

Gambar.
x x x x x x x x x x x
B
xxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxx

01. I = Io e-x

ln 2 0,693
02. HVL nilai x sehingga I = Io HVL =

A
03. ZX N=AZ

04. Deffect massa = (mproton + mnetron) minti

05. Eikat inti = {(mproton + mnetron) minti }.931 MeV m dalam sma
= {(mproton + mnetron) minti }.c2 m dalam kg

ZX
A
Z-2X
A-4
atau ZXA Z-2X
A-4
+
06. Hukum Pergeseran
Z+ 1X +
A A
ZX Z+ 1X atau ZXA A

Jika memancarkan tetap

http://pakgurufisika.blogspot.com
http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com
k2310088@gmail.com
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

0,693 ln 2 Momen: Momen Gaya : =F.l.sin


07. T =
Momen Kopel : dua gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah, besarnya = F.d

Kesetimbangan Translasi : Fx=0,Fy=0


08. R = . N
Kesetimbangan Rotasi : =0
09. Kesetimbangan translasi dan Rotasi : F=0, =0
N = No.2-t/T
Kesetimbangan Stabil (mantap) :
Apabila gaya dihilangkan, akan kembali ke kedudukan semula.
E Kesetimbangan (titik berat benda akan naik)
10. D =
m Kesetimbangan Indeferen :
Gaya dihilangkan, setimbang di tempat berlainan
11. Ereaksi = (msebelum reaksi -msesudah reaksi ).931 MeV m dalam sma. (titik berat benda tetap)
Keseimbangan labil :
= (msebelum reaksi -msesudah reaksi ).c2 m dalam kg Apabila gaya dihilangkan, tidak dapat kembali semula.
(titik berat benda akan turun)
12. Reaksi FISI Pembelahan inti berat menjadi ringan
Terjadi pada reaktor atom dan bom atom
Menghasilkan Energi besar < enerfi reaksi FUSI TITIK BERAT BENDA.
Dapat dikendalikan.
Titik berat untuk benda yang homogen ( massa jenis tiap-tiap bagian benda sama ).
Reaksi FUSI Penggabungan inti ringan menjadi inti berat a. Untuk benda linier ( berbentuk garis )
Terjadi pada reaksi di Matahari dan bom hidrogen
l .x l .y
Tidak dapat dikendalikan. x0 n n y0 n n
l l
b. Untuk benda luasan ( benda dua dimensi ), maka :
Pencacah Geiger Muller (pulsa listrik) An . xn An . yn
Tabung Sintilasi (pulsa listrik) x0 y0
13. ALAT DETEKSI : Kamar kabut Wilson (Jejak lintasan saja) A A
Emulsi film c. Untuk benda ruang ( berdimensi tiga )
Vn . xn Vn . yn
x0 y0
V V
X = nama atom / unsure
z = nomor atom Sifat - sifat :
a = nomor massa 1. Jika benda homogen mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri, maka titik
p = proton beratnya terletak pada sumbu simetri atau bidang simetri tersebut.
n = netron 2. Letak titik berat benda padat bersifat tetap, tidak tergantung pada posisi benda.
m = massa
T = waktu paruh 3. Kalau suatu benda homogen mempunyai dua bidang simetri ( bidang sumbu )
N = jumlah inti yang belum meluruh maka titik beratnya terletak pada garis potong kedua bidang tersebut.
No = jumlah inti mula2 Kalau suatu benda mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak melalui satu garis,
= konstanta peluruhan maka titik beratnya terletak pada titik potong ketiga simetri tersebut.
t = lamanya berdesintegrasi
R = aktivitas radioaktif Fx = resultan gaya di sumbu x
Fy = resultan gaya di sumbu y
= jumlah momen gaya

http://pakgurufisika.blogspot.com
http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com
k2310088@gmail.com
Tabel titik berat teratur linier
Nama benda Gambar benda letak titik berat keterangan Tabel titik berat benda teratur berbentu bidang ruang homogen
1. Garis lurus Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan
x0 = 1
2 l z = titik tengah 1. Bidang kulit z1 = titik berat
garis prisma z pada titik bidang alas
2. Busur lingkaran tali busur AB tengah garis z1z2 z2 = titik berat
y0 R
busur AB y0 = 1
2 l bidang atas
R = jari-jari lingkaran l = panjang sisi
tegak.

3. Busur setengah
2. Bidang kulit t = tinggi
lingkaran 2R
y0 silinder. y0 = 1
t silinder
2
( tanpa tutup ) A = 2 R.t R = jari-jari
lingkaran alas
A = luas kulit
silinder
Tabel titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen 3. Bidang Kulit
Nama benda Gambar benda Letak titik Keterangan limas Tz = 13 T T TT = garis
berat tinggi ruang
1. Bidang segitiga
y0 = 1
3 t t = tinggi
z = perpotongan 4. Bidang kulit
garis-garis berat kerucut zT = 1
3 T T T T = tinggi
AD & CF kerucut
T = pusat
2.Jajaran genjang,
lingkaran alas
Belah ketupat, y0 = 1
2 t t = tinggi
Bujur sangkar z = perpotongan
Persegi panjang diagonal AC dan
BD 5. Bidang kulit
setengah bola. y0 = 1
R R = jari-jari
3. Bidang juring tali busur AB 2
y0 R 2
3
lingkaran busur AB
R = jari-jari lingkaran

4.Bidang setengah
lingkaran 4R
y0
3
R = jari-jari lingkaran

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
Tabel titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen
Nama benda Gambar benda Letak titik berat Keterangan
1. Prisma z pada titik z1 = titik berat
beraturan. tengah garis z1z2 bidang alas
TITIK BERAT BENDA
y0 = 21 l z2 = titik berat
V = luas alas kali bidang atas
Titik berat untuk benda yang homogen ( massa jenis tiap-tiap bagian benda sama ).
tinggi l = panjang sisi
a. Untuk benda linier ( berbentuk garis )
tegak
ln . x n l .y
V = volume x0 y0 n n
l l
prisma
b. Untuk benda luasan ( benda dua dimensi ), maka :
2. Silinder Pejal An . xn An . yn
y0 = 1
t t = tinggi silinder x0 y0
2 A A
V=R t 2 R = jari-jari c. Untuk benda ruang ( berdimensi tiga )
lingkaran alas Vn . xn Vn . yn
x0 y0
V V
Sifat - sifat :
3. Limas pejal T T = t = tinggi
1. Jika benda homogen mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri, maka titik
beraturan y0 = 1
4 T T limas beraturan
beratnya terletak pada sumbu simetri atau bidang simetri tersebut.
= 41 t 2. Letak titik berat benda padat bersifat tetap, tidak tergantung pada posisi benda.
V = luas alas x 3. Kalau suatu benda homogen mempunyai dua bidang simetri ( bidang sumbu ) maka
tinggi titik beratnya terletak pada garis potong kedua bidang tersebut.
3 4. Kalau suatu benda mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak melalui satu garis,
4. Kerucut pejal t = tinggi kerucut maka titik beratnya terletak pada titik potong ketiga simetri tersebut.
y0 = 1
4 t R = jari-jari
lingkaran alas Tabel titik berat teratur linier
V= 1
3 R2 t
Nama benda Gambar benda letak titik berat keterangan
1. Garis lurus
1 z = titik tengah
x0 = 2 l
5. Setengah bola garis
pejal y0 = 3
8 R R = jari-jari bola. 2. Busur lingkaran tali busur AB
y0 R
busur AB
R = jari-jari lingkaran

3. Busur setengah
lingkaran 2R
y0

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurusulis.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
TEORI KINETIK GAS
2 N 2 N
GAS IDEAL. 10. P . 1
2 mV 2 ras . Ek
3V 3V
1. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom ataupun molekul-molekul ) dalam
jumlah yang besar sekali. 11. P . V = K . T atau P . V = N. k .T
2. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan arah random/sebarang. k = Konstanta Boltman = 1,38 x 10-23 joule/0K
3. Partikel-partikel tersebut merata dalam ruang yang kecil. N
12. P . V = n R T dengan n
4. Jarak antara partikel-partikel jauh lebih besar dari ukuran partikel-partikel, sehingga N0
ukurtan partikel dapat diabaikan. R = 8,317 joule/mol.0K
5. Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain, kecuali bila bertumbukan. = 8,317 x 107 erg/mol0K
6. Tumbukan antara partikel ataupun antara partikel dengan dinding terjadi secara = 1,987 kalori/mol0 K
lenting sempurna, partikel dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding dianggap = 0,08205 liter.atm/mol0K
licin dan tegar. R P R. T P. Mr
13. P T atau atau T
7. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku. Mr Mr R. T
P1 .V1 P2 .V2
14.
N T1 T2
01. n
N0 Persamaan ini sering disebut dengan Hukum Boyle-Gay Lussac.
3kT 3
02. vras = 15. Ek Nk .T
m 2
M R
03. m dan k
N N0 P = tekanan gas ideal
N = banyak partikel gas
04. vras = 3RT
m = massa 1 pertikel gas
M
V = volume gas
05. Pada suhu yang sama, untuk 2 macam gas kecepatannya dapat dinyatakan :
v = kecepatan partikel gas
vras : vras = 1 1
1 2 : n = jumlah mol gas
M1 M2
No = bilangan Avogadro
06. Pada gas yang sama, namun suhu berbeda dapat disimpulkan : R = tetapan gas umum
vras : vras = T : T M = massa atom relatif
1 2 1 2

2L k = tetapan boltzman
07. t Ek = energi kinetic
Vras
N m V 2 ras vras = kecepatan partikel gas ideal
08. F . = massa jenis gas ideal
3 L
T = suhu
N m V 2 ras 1
09. P . atau P V 2 ras
3 V 3

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
HUKUM TERMODINAMIKA
01. cp - cv = R
Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagai berikut :
cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.
cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.

02. panas jenis gas ideal pada suhu sedang ,sebagai berikut:
a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa :
5
cP 2 R
3
cV 2 R cP 1,67 Pemanasan Pendinginan
cV
b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh bahwa : W = Q - U = m ( cp - cv ) ( T2 - T1 )
7
cP 2 R
5
cV 2 R cP 1,4 2. Hukum I Termodinamika untuk Proses Isokhorik ( Isovolumik )
cV Pada proses ini volume Sistem konstan. ( lihat gambar )
= konstanta Laplace.

03. Usaha yang dilakukan oleh gas terhadap udara luar : W = p. V


Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.
3
04. Energi dalam suatu gas Ideal adalah : U n. R. T
2 Dengan demikian dalam proses ini berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac dalam bentuk :
P1 P2

05.HUKUM I TERMODINAMIKA. T1 T2
Q= U+ W Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai berikut :
Q = kalor yang masuk/keluar sistem
U = perubahan energi dalam
W = Usaha luar.

PROSES - PROSES PADA HUKUM TERMODINAMIKA I.


1. Hukum I termodinamika untuk Proses Isobarik.
Pada proses ini gas dipanaskan dengan tekanan tetap. Pemanasan Pendinginan
( lihat gambar ). V = 0 ------- W = 0 ( tidak ada usaha luar selama proses )
Q = U2 - U1
Q= U
U = m . cv ( T2 - T1 )

3. Hukum I termodinamika untuk proses Isothermik.


sebelum dipanaskan sesudah dipanaskan
Selama proses suhunya konstan.
( lihat gambar )
Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan Boyle-GayLussac
V1 V2

T1 T2
Sebelum dipanaskan. Sesudah dipanaskan.

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
Oleh karena suhunya tetap, maka berlaku Hukum BOYLE.
( V2-1 - V1-1 )
P1 V2 = P2 V2 P1 .V1
W = m . cv ( T1 - T2 ) atau W=
1
Jika digambarkan grafik hubungan P dan V maka grafiknya berupa :
P1.V1 = P2.V2

06. HUKUM II TERMODINAMIKA .


Pemanasan Pendinginan
T2 = T1 --------------> U = 0 ( Usaha dalamnya nol )

V2 V2
W P1 V1 ( ln ) P2 V2 ( ln )
V1 V1
P P
W P1 V1 ( ln 1 ) P2 V2 ( ln 1 )
P2 P2
V V
W n R T1 ( ln 2 ) n R T2 ( ln 2 )
V1 V1
Energi yang bermanfaat
P P
W n R T1 ( ln 1 ) n R T2 ( ln 1 ) Energi yang dim asukkan
P2 P2
W Q2 Q1
ln x =2,303 log x
Q2 Q2
Q1
4. Hukum I Termodinamika untuk proses Adiabatik. ( 1 ) 100%
Selama proses tak ada panas yang masuk / keluar sistem jadi Q = 0 Q2
( lihat gambar )
Menurut Carnot untuk effisiensi mesin carnot berlaku pula :
T
( 1 1 ) 100%
T2

Sebelum proses Selama/akhir proses T = suhu


oleh karena tidak ada panas yang masuk / keluar sistem maka berlaku Hukum Boyle-Gay = efisiensi
Lussac P = tekanan
PV PV V = volume
1 1
2 2 W = usaha
T1 T2
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka berupa :

Pengembangan Pemampatan
Q = 0 ------ O = U + W
U2 -U1 = - W
T .V1-1 = T .V -1
1 2 2

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I
w
e..T 4
A
Gelombang Elektromagnet : e=emitivitas : hitam mutlak : e=1
Rambatan perubahan medan listrik dan medan magnet putih : e=0
Vektor perubahan medan listrik tegak lurus vektor perubahan medan magnet = konstanta Boltzman = 5,672.10-8 watt/m2 K
Ciri-ciri GEM : c
Menunjukkan gejala : pemantulan, pembiasan difraksi, polarisasi c=tetapan Wien=2,898.10-3m K
T
diserap oleh konduktor dan diteruskan oleh isolator. v = kecepatan
c = kecepatan cahaya
Coulomb : Muatan listrik menghasilkan medan listrik yang kuat T = suhu mutlak
Oersted : Di sekitar arus listrik ada medan magnet = panjang gelombang
Faraday : Perubahan medan magnet akan menimbulkan medan listrik
e = emisivitas
TEORI Lorentz : kawat berarus listrik dalam medan magnet terdapat gaya
Maxwell : Perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet, A = luas permukaan
Gahaya adalah gelombang elektromagnet S = intensitas
Biot Savart : Aliran muatan (arus) listrik menghasilkan medan magnet _
Huygens : Cahaya sebagai gerak gelombang S = Intensitas rata-rata

(S)Intensitas GEM/energi rata-rata per satuan luas :


E 0.B0
S . sin 2 (kx .t )
0
E 0.B 0
S max
0
1
S 0.E 0 2.c
2
1
c
0. 0
E02
S
2.c. 0

Radiasi Kalor :
Radiasi dari benda-benda yang dipanasi
Yang dapat menyerap seluruh radiasi adalah benda hitam mutlak

- Konduksi : partikelnya bergetar zat padat


- Konveksi : molekul berpindah zat cair dan gas
- Radiasi : tanpa zat perantara.

Spektrum GEM: Urutan naik frekwensinya (urutan turun panjang gelombangnya):


gel. Radio, gel radar dan TV, gel. Infra merah, cahaya tampak, sinar ultra ungu,
sinar X, sinar gamma.

http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
OPTIKA FISIS
PRISMA PANDANG LURUS (nh 1) ) = (nh 1) )

p.d 1
Sinar yang dapat diuraikan Polikromatik Max ( 2k )
CAHAYA Sinar yang tak dapat diuraikan Monokromatik 2
Dalam ruang hampa cepat rambat sama besar Cermin Fresnell
frekwensi masing warna beda
Pj. Gelomb masing warna beda p.d 1
Min (2k 1)
2

Merah ( dan v terbesar)


Jingga p.d 1
Kuning Max ( 2k )
2
DISPERSI (PERURAIAN WARNA) Hijau Percobaan Young
Biru
Nila
p.d 1
Ungu (n, , f dan Efoton terbesar) Min (2k 1)
2

INTERFERENSI
Benda bening r = /rm ru/
(Syarat : Koheren)
(A, f, sama)
Plan paralel t = /tm tu/
Max rk2 = R (2k-1)
Cincin Newton
Prisma = u - m
(gelap sbg pusat) Min rk2 = R (2k)
Lensa s = /sm su/
Max 2n d cos r = (2k-1)
f = /fm fu/
Selaput tipis
Min 2n d cos r = (2k)
MENIADAKAN DISPERSI : Prisma Akromatik
(nu nm) = (nu nm) Max d sin = (2k + 1)
Celah tunggal
Lensa Akromatik. Min d sin = (2k)
1 1
DIFRAKSI
f gabmerah f gabungu
nm 1 1 n
'
1 1 n 1 1 n 1 1
' Max d sin = (2k)
( 1)( ) ( m 1)( ) ( u 1)( ) ( u 1)( ) Kisi
n R1 R2 n R1 R2 n R1 R2 n R1 R2
Min d sin = (2k 1)
Flinta Kerona Flinta Kerona k = 1, 2, 3 . . . .
.L
Daya Urai (d) d = 1,22 L = jarak ke layar
D
D = diameter lensa

n = indeks bias d = tebal lapisan


= deviasi r = sudut bias
= sudut pembias rk = jari-jari cincin terang ke k
= panjang gelombang cahaya R = jari-jari lensa
p = jarak terang dari pusat = sudut difraksi/deviasi
k = orde garis terang/gelap f = fokus
http://pakgurufisika.blogspot.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com k2310088@gmail.com
RELATIVITAS
Relativitas: DUALISME GELOMBANG CAHAYA
a. Penjumlahan kecepatan
a. Semakin besar intensitas cahaya semakin banyak elektron elektron yang
V1 V2 V1 V2
diemisikan
V1 V 2 V1 V 2
Vr Vr b. Kecepatan elektron yang diemisikan bergantung pada frekuensi; semakin besar f,
V 1.V 2 V 1.V 2
1 1 makin besar pula kecepatan elektron yang diemisikan
C2 C2
b. Dilatasi waktu
V2 E h. f E = Energi
t' t0 1 t<t0
C2 h = tetapan Planck
c. Kontraksi Lorentz E Ek E 0 f = frekwensi
2 Ek E a c = kecepatan cahaya
V
L' L 0 1 1
C2 m.V 2 h. f hf 0 v = kecepatan
2
d. Massa dan Energi
1 C C
m0 mV 2 h a = energi ambang
m' m>m0 2 0
V2
1 2 1 1
C Ek h.c. m = massa
e. Etotal=Ediam+Ek 0
= panjang gelombang

h. f h
1 Pfoton ;p p = momentum
Ek m.C
2
1 C
2
1 V p=momentum Ek = Energi kinetik
C2
Hypotesa de Broglie
V1 = kecepatan partikel 1 terhadap bumi c

V2 = kecepatan partikel 2 terhadap partikel 1 f
Vr = kecepatan partikel 2 terhadap bumi h h
c = kecepatan cahaya
p m.V
V = kecepatan
L = panjang setelah mengalami perubahan p 2.m.Ek
Lo = panjang mula-mula
m = massa benda saat bergerak
mo = massas benda saat diam Catatan penting :
Ek = energi kinetik Ek=54 ev = 54.1,6.10-19 Joule
to = selang waktu yang daiamati oleh pengamat diam terhadap benda Massa 1e = 9,1.10-31 kg
t = selang waktu yang diamati pengamat bergerak
.1 cos
h
Hamburan Compton : '
m0.c

http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com http://pakgurufisika.blogspot.com
k2310088@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai