Sistem fibrinolitik menjaga pembentukan bekuan dengan menguraikan
cross-linked fibrin menjadi produk fibrin yang terpisah.62 Endogenous tissue type plasminogen activator mengkatalisasikan pembentukan plasmin dari plasminogen, yang mengakibatkan penguraian fibrin dan prokoagulan faktor V dan VIII. Disamping itu, hasil penguraian dari fibrinogen dan fibrin juga memiliki sifat antikoagulasi yang signifikan. Exogenous plasminogen activator mempercepat pembentukan plasmin, dan hancurnya fibrin. Sayangnya obat- obatan exogenous ini tidak membedakan fibrin dari sebuah thrombus pada plak hemostatis dan memiliki potensial yang mengarah kepada epidural hematoma jika anestesi neuraxial dimulai pada saat adanya obat ini. Sebagai tambahan, pasien yang menerima obat-obatan fibrinolitik juga cenderung menyebabkan gangguan hemostasis primer maupun sekunder sebagai akibat seringnya penggunaan dari heparin intravena dan agen-agen antiplatelet.
Rekomendasi saat ini mengenai penghindaran exogenous plasminogen
activator selama 10 hari dari teknik neuraxial. Bagaimanapun,sebuah analisis risiko-manfaat pada pasien dengan infark myocardial yang akut dapat menentukan manfaat dari pengobatan ini bahkan dengan adanya trauma yang baru saja dialami terhadap noncompressibel vessels. Harus dilakukan pemeriksaan neurologis umum (setidaknya setiap 2 jam). Saat ini tidak ada rekomendasi untuk pemberian pengobatan yang aman pada interval anestesi neuraxial, juga tidak ada rekomendasi sekarang ini berkaitan dengan kapan sebuah kateter epidural dapat dilepaskan dengan aman berdasarkan kegunaan yang tidak dapat diantisipasi dari obat ini. Keputusan konferensi ASRA (2003) menyarankan bahwa pengukuran dari level fibrinogen dapat mengarahkan kepada pengambilan keputusan, karena itu merupakan faktor pembekuan terakhir yang dapat dinormalkan.Penting diketahui bahwa walaupun separuh umur dari obat fibrinolytic pendek(sependek 10-20 menit untuk urokinase),efek thrombolytic dan anticoagulant dari obat-obatan ini dapat bertahan berhari-hari.
Trombositopenia dan Thrombasthenia
Thrombositopenia disebabkan oleh berbagai keadaan fisiologi dan patologi
tertentu dan merupakan kontraindikasi relatif terhadap anestesi neuraxial. Penyebab umum dari trombositopenia dipaparkan dalam Kotak 5-7. Terdapat sedikit data untuk mendukung ide bahwa teknik neuraxial dihindari pada satu jumlah trombosit absolut. Beilin et al. meninjau catatan medis dari 30 ibu yang melahirkan dengan jumlah platelet diantara 69 dan 98x103/mm3 yang menerima epidural analgesia tanpa ada komplikasi.63 Dua puluh wanita dengan trombositopenia gestasional , enam preeklampsia, tiga immune thrombocytopenia purpura, dan satu yang merupakan sebuah infeksi. Kebanyakan anesthesiologist merasa nyaman memulai anestesi neuraxial kepada pasien ini selama jumlah platelet lebih dari 70,000x103/mm3, dan tidak adanya bukti pendarahan.64 Etiologi dari trombositopenia , kecenderungan dalam nomor platelet, riwayat dan pemeriksaan fisik jauh lebih penting daripada jumlah platelet absolut per detik. Dengan mengatakan ini, kebanyakan anesthesiologist enggan untuk melakukan teknik neuraxial jika jumlah platelet dibawah 70x103/mm3 kecuali adanya indikasi mendesak yang mengharuskan berdasarkan analisis risiko-manfaat. Teknik spinal kurang mengakibatkan trauma daripada teknik epidural, dan lebih disarankan mana kala jumlah platelet dibawah 70x103/mm3. Kateter yang lembut dan fleksibel disarankan untuk sebuah teknik epidural selama mereka memiliki insidens yang rendah terhadap kanulasi vena.
Thrombocytopenia pada kehamilan
Trombositopenia, ditunjukan dengan jumlah platelet berada dibawah 100 x
103/mm3, ditemukan pada 10% wanita hamil. Trombositopenia biasanya ringan/sedang dengan jumlah platelet berada diantara 70 sampai 150 x 103/mm3, sejarah medis tidak signifikan terhadap pendarahan, dan tidak ada peningkatan resiko dari komplikasi perdarahan pada maternal atau fetal. Teknik neuraxial bukan merupakan kontarindikasi pada pasien yang sehat tanpa adanya tanda-tanda atau gejala dari disfungsi platelet.64
Immune thrombocytopenic purpura (ITP) adalah penyebab paling umum
dari trombositopenia dalam populasi umum dan teristimewa pada wanita dalam usia subur. Patogenesisnya adalah diperantarai secara immunologik via antibodi antiplatelet IgG yang mengenali membran platelet glikoprotein. Hal ini mengarah kepada peningkatan destruksi platelet oleh sistem reticuloendhotelial, terutama limfa, dengan platelet tua yang cenderung hancur. 65 Fungsi platelet biasanya normal walaupun jumlah platelet rendah. Rentang gejala dari tidak ada, sampai riwayat mudah memar, peteki, epistaksis, dan perdarahan gingiva. Keputusan untuk melakukan anestesia neuraxial adalah berdasarkan pada jumlah platelet, riwayat dan pemeriksaan fisik. Beberapa penulis menganggap jumlah platelet 50x103/mm3 cukup untuk inisiasi dari teknik neuraxial yang didukung dengan tidak adanya bukti klinis dari komplikasi pendarahan. 64 Teknik single-shot spinal disarankan berkaitan dengan rasa trauma alami yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan teknik epidurial. Jika dipilih teknik epidurial, maka disarankan agar menggunakan kateter yang lembut dan fleksibel sehingga mengurangi resiko dari kanulasi vena.
Preeklampsia memperngaruhi 6% dari seluruh kehamilan dan kasus
trombositopenia pada maternal sekitar 21 %.66 Trombositopenia dapat menjadi ciri yang paling awal pada beberapa pasien, bahkan sebelum hipertensi atau proteinuria berkembang. Itu biasanya moderat dan terdapat pada 15% pasien preeklampsi.67 Jumlah platelet yang cenderung menurun dapat menjadi indikasi bertambah parahnya penyakit dan butuh segera dilahirkan. Jumlah platelet dapat menurun sampai titik nadir 24-48 jam postpartum, tetapi manifestasi klinis biasanya diatasi setelah kelahiran. Tidak ada angka hitungan jumlah platelete yang absolut yang menghalangi penempatan dari kateter epidural. Keputusan untuk melakukan teknik neuraxial didasarkan pada riwayat perdarahan, kecenderungan jumlah platelet, pemeriksaan jalan napas, dan kemungkinan kelahiran sesar. Sindrom HELLP dicirikan oleh hemolisis, kenaikan enzim liver, dan jumlah platelet yang rendah. Itu terjadi sampai pada 10% dari komplikasi kehamilan oleh preeklampsia yang parah, biasanya muncul pada trimester kedua atau ketiga atau pada periode post-partum, dan dapat mengancam jiwa.67 Sebagai catatan, itu dapat terjadi pada ibu melahirkan dengan tidak adanya gejala dari preeclampsia, dan satu atau semua gejala dari sidrom HELLP dapat muncul. Sindrom HELLP per detik bukanlah sebuah kontraindikasi terhadap anestesi neuraxial; bagaimanapun ,trombositopenia atau adanya koagulopati dapat mempengaruhi keputusan apakah akan melakukan teknik neuraxial. koagulopati biasanya tidak muncul kecuali jumlah platelet lebih rendah dari 100 x 10 3/mm3 . Faktor koagulasi yag lain dapat dipengaruhi oleh destruksi mikroangiopati platelet, dan oleh karena itu, PT, aPTT, dan level fibrinogen harus di monitor ketika jumlah platelet dibawah 100x103/mm3.
Trombositopenia Purpura
Mikroangiopati, anemia, trombositopenia, dan kerusakan multi organ
adalah ciri umum dari thrombotic thrombocytopenia purpura (TTP) dan hemolytic uremic syndrome (HUS).68 Manifestasi klinis yang lain termasuk abnormalitas neurologis, yang mana lebih umum dan parah pada TTP, demam, dan disfungsi renal. Disfungsi renal lebih parah pada HUS dibandingkan pada TTP. Trombositopenia disebabkan oleh agregasi platelet intravaskular, dan dapat menjadi sulit untuk memmbedakan TTP dan HUS dari penyebab lain trombositopenia kecuali tanda dan gejala yang menyertai muncul. 68 Harus dilakukan pendekatan anestesi neuraxial dengan hati-hati pada pasien ini. Jumlah platelet kurang dari 100x103/mm3, kerusakan fungsional platelet, perpanjangan PT, dan penurunan aktivitas faktor koagulasi dapat muncul. DIC jarang berkaitan dengan TTP dan HUS.
Drug-Induce Thrombocytopenia
Trombositopenia yang Diinduksi Obat
Terdapat banyak obat-obatan yang dapat memicu sebuah trombositopenia
dimediasi imunitas. Drug-dependent antibodies terhadap platelet terbentuk setelah pengikatan obat pada molekul membran platelet oleh aktivasi komplemen.69 Trombositopenia terjadi tiba-tiba dan penyembuhannya 5-7 hari setelah pemberhentian obat. Obat-obatan yang paling sering di hubungkan trombositopenia termasuk quinidine, quinine, rifampin, dan trimethoprin- sulfamethoxazole.69 Obat yang paling sering digunakan selama periode perioperatif adalah heparin. Heparin-induced thrombocytopenia (HIT) diperantarai via antibodi IgG dan Igm, dan terjadi pada 5% pasien yang menerima heparin lebih dari 5 hari.56 HIT juga dapat di picu oleh kateter IV heparin-coated atau solusi heparin flush. Meskipun lebih sering dengan heparin unfraksi, juga terdapat reaksi silang dengan LMWH. manifestasi klinisnya berubah-ubah, dan HIT dapat muncul dengan perdarahan atau trombosis sbagai akibat dari agregasi platelet intravaskular. Pengeluaran heparin secepatnya adalah untuk membalikan trombositopenia dalam waktu kurang dari 1 minggu. Penghindaran obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan trombositopenia dalam diri pasien, dan normalisasi jumlah platelet dibutuhkan sebelum dilakukannya teknik neuraxial.
Thrombasthenia
Glanzmanns thrombasthenia (GT) adalah sebuah penyakit autosomal resesif
dicirikan oleh kerusakan kuantitatif atau kualitatif pada membran platelet glikoprotein Iib-IIIa. 70 Glikoprotein ini terikat pada fibrinogen dan vWf dan memediasi agregasi platelet dengan aktivator seperti kolagen, ADP, epinephrine, arachidonic acid, dan trombin.69 Terdapat 2 tipe dari GT: Tipe 1 dan Tipe 2. Kedua tipe dicirikan oleh kekurangannya glikoprotein Iib-IIIa, Tipe 1 adalah