Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN INDIVIDU

MAKALAH SGD DAN ASUHAN KEPERAWATAN


SKENARIO 1 OM...GEMPA..OM

Diajukan Untuk Menyelesaikan Tugas Disaster Managemen In Nursing

Disusun oleh :
FINDRA ALFYANTI
NIM. 4002130077

PROGRAM STUDI STRATA 1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA
BANDUNG
2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Kasus
Om...gempa..om
Pada tanggal 13 januari 2016 pokul 03.00 WIB terjadi gempa di Sumatra
Utara yang tepatnya di Kota Padang dengan kekuatan 7,9 SR dan berpotensi tsunami.
Banyak korban yang tertimpa reruntuhan ada beberapa keluarga yang kehilangan
keluarganya diantaranya keluarganya Tn.A terdiri dari Tn. A 45 tahun, Ny.Y 40 tahun,
Nn.T 15 tahun, An. S 5 tahun dan bayi O 17 bulan. Pada saat ditemukan oleh tim
penolong Ny.Y dalam kondisi tidak sadarkan diri, Tn.A ditemukan dalam kondisi
sadar dan tertimpa reruntuhan tembok rumahnya di bagian kaki kanan sehingga tidak
bisa bergerak. An.S ditemukan dalam kondisi nadi tidak teraba dan nafas tidak ada.
Bayi O hanya menangis sementara itu Nn.T ditemukan dalam kondisi lecet-lecet
diseluruh tubuh dan berteriak histeris melihat kondisi anggota keluarganya dan masih
banyak lagi korban lain yang ditemukan disekitar area gempa bahkan disinyalir
korban mencapai ratus ribuan orang yang sudah menjadi musibah masal bahkan
kegawat daruratan masal.

B. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana sistem triase dalam kasus tersebut ?
2. Bagaimana sistem pengorganisasian dalam kasus tersebut ?
3. Bagaimana sistem manajemen bencana masal ?
4. Dukungan fasilitas apa saja yang harus ada di pada saat bencana dalam kasus
tersebut ?
5. Antisipasi apakah yang harus dilakukan untuk menghadapi bencana tsunami ?
6. Bagaimana menurut kalian tentang tanggap darurat (response), rehabilitasi
(recovery), rekontruksi (pembangunan kembali), pencegahan (prevention),
mitigasi (mitigation), kesiapsiagaan (preparedness) ? berikan contoh pada kasus
tersebut !
7. Bagaimanakah cara untuk mengaplikasikan menejemen bencana pada
masyarakat?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kasus

Om...gempa..om

Pada tanggal 13 januari 2016 pokul 03.00 WIB terjadi gempa di Sumatra Utara
yang tepatnya di Kota Padang dengan kekuatan 7,9 SR dan berpotensi tsunami.
Banyak korban yang tertimpa reruntuhan ada beberapa keluarga yang kehilangan
keluarganya diantaranya keluarganya Tn.A terdiri dari Tn. A 45 tahun, Ny.Y 40 tahun,
Nn.T 15 tahun, An. S 5 tahun dan bayi O 17 bulan. Pada saat ditemukan oleh tim
penolong Ny.Y dalam kondisi tidak sadarkan diri, Tn.A ditemukan dalam kondisi
sadar dan tertimpa reruntuhan tembok rumahnya di bagian kaki kanan sehingga tidak
bisa bergerak. An.S ditemukan dalam kondisi nadi tidak teraba dan nafas tidak ada.
Bayi O hanya menangis sementara itu Nn.T ditemukan dalam kondisi lecet-lecet
diseluruh tubuh dan berteriak histeris melihat kondisi anggota keluarganya dan masih
banyak lagi korban lain yang ditemukan disekitar area gempa bahkan disinyalir
korban mencapai ratus ribuan orang yang sudah menjadi musibah masal bahkan
kegawat daruratan masal.

B. Jawaban pertanyaan
1. Bagaimana sistem triase dalam kasus tersebut ?
Jawab :
a. Ny.Y merah karena terjadi pendarahan kepala
b. Tn.A kuning karena fraktur dan tertimpa reruntuhan
c. An.S hitam karena kondisi nadi tidak teraba dan nafas tidak ada
d. Bayi O hijau karena hanya menangis
e. Nn. T hijau karena kondisi lecet-lecet diseluruh tubuh dan teriak histeris
Sistem triase masal biasanya dilakukan dengan cara komando memberikan
arahan jika yang masih bisa berjalan berkumpul ditempat yang ditentukan.
Sesudah para korban berkumpul disitu bisa terlihat mana yang keadaannya parah
dan tidak terlalun parah setelah itu diberikan triase dengan memberikan warna
hitam, merah, kuning, dan hijau.

2. Bagaimana sistem pengorganisasian dalam kasus tersebut ?


Jawab :
Dalam kasus termasuk ke dalam pengorganisasian provinsi. Karena kekuatan
gempa 7,9 SR maka getaran gempa tersebut dapat merambat ke sekitar Kota
Padang dan gempa tersebut memiliki potensi tsunami.

3. Bagaimana sistem manajemen masal ?


Jawab :
Daerah bencana terdiri dari pencarian, penyelamatan, pertolongan pertama.
Sedangkan, komando terdiri dari triase, stabilisasi, dan evakuasi. Untuk
puskesmas di wilayah terdekat yang siap untuk menampung para korban. Jika
tidak bisa menampung korban bisa di alihkan ke Rumah Sakit Kota/Kabupaten
ataupun ke Rumah Sakit pusat.

4. Dukungan fasilitas apa saja yang harus ada di pada saat bencana dalam kasus
tersebut ?
Jawab :
a. Pembuatan sanitasi seperti WC, air bersih
b. Tranportasi seperti ambulan
c. Tempat penampungan
d. Dapur umum
e. Sarana pendidikan
f. Pelayanan kesehatan seperti Rumahsakit lapangan

5. Antisipasi apakah yang harus dilakukan untuk menghadapi bencana tsunami ?


Jawab :
a. Adanya early warning seperti sirine sebagai peringatan dini
b. Evakuasi masyarakat dengan memasang jalur evakuasi seperti rambu-rambu
orang berlari, rambu-rambu titik kumpul

6. Bagaimana menurut kalian tentang tanggap darurat (response), rehabilitasi


(recovery), rekontruksi (pembangunan kembali), pencegahan (prevention),
mitigasi (mitigation), kesiapsiagaan (preparedness) ? berikan contoh pada kasus
tersebut !
Jawab :
a. Tanggap bencana : evakuasi dan penyelamatan
b. Pemulihan : melakukan rehabilitasi dan pengobatan
c. Rekontruksi : membangun kembali apa yang mereka butuhkan
d. Pencegahan : membuat hazard mapping daerah yang rawan bencana
Dilakukan pelatihan manajemen bencana
e. Kesiapsiagaan : memasang sirine untuk peringatan dini

7. Bagaimanakah cara untuk mengaplikasikan menejemen bencana pada


masyarakat?
Jawab :
a. Memberikan penyuluhan dengan memberikan video, mengundang ketua/
tokoh atau orang yang berpengaruh, mendatangkan BPBD, mendatangkan
narasumber yang pernah mengalami bencana
b. Memberikan simulasi seperti bagaimana bagunan yang baik dan tahan gempa,
saat lari harus berlari kemana, saat bencana kesiapsiagaan harus tau
bagaimana cara evakuasi untuk menolong teman atau korban yang lain.

C. Learning Objective
1. Bagaimana sistem pengorganisasian dalam kasus tersebut ?
2. Bagaimana sistem manajemen bencana masal ?

D. Independen study
1. Bagaimana sistem pengorganisasian dalam kasus tersebut ?

Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD)
Provinsi
Kepala BPBD

Sekertaris Daerah

Unsur Pengarah Unsur Pelaksana


Penaggulangan Penanggulangan
Bencana Bencana
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis
Kesehatan Akibat Bencana (Mengacu pada Standar Internasional),
Dinas
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/penanganan-Unit kesehatan
Kesehatan sesuai SK Kepala
krisis/buku_pedoman_teknis_pkk_ab.pdf,
Provinsi diakses pada tanggal 11 Januari 2017.
Dinas Kesehatan
2. Bagaimana sistem manajemen bencana masal ?
Penatalaksanaan di Lapangan
Penatalaksanaan lapangan meliputi prosedur-prosedur yang digunakan untuk
mengelola daerah bencana dengan tujuan memfasilitasi penatalaksanaan korban.
1) Proses Penyiagaan
Proses penyiagaan merupakan bagian dari aktivitas yang bertujuan untuk
melakukan mobilisasi sumber daya secara efisien. Proses ini mencakup
peringatan awal, penilaian situasi, dan penyebaran pesan siaga. Proses ini
bertujuan untuk memastikan tanda bahaya, mengevaluasi besarnya
masalah dan memastikan bahwa sumber daya yang ada memperoleh
informasi dan dimobilisasi.
a) Penilaian Awal
Di dalam penilaian awal dilakukan serangkaian aktivitas yang
bertujuan untuk mengidentifikasi:
(1) Lokasi kejadian secara tepat
(2) Waktu terjadinya bencana
(3) Tipe bencana yang terjadi
(4) Perkiraan jumlah korban
(5) Risiko potensial tambahan
(6) Populasi yang terpapar oleh bencana.
b) Pelaporan ke Tingkat Pusat
Penilaian awal yang dilakukan harus segera dilaporkan ke pusat
komunikasi sebelum melakukan aktivitas lain di lokasi kecelakaan.
c) Penyebaran Informasi Pesan Siaga
Segera setelah pesan diterima, pusat komunikasi akan mengeluarkan
pesan siaga, memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan dan
menyebarkan informasi kepada tim atau institusi dengan keahlian
khusus dalam penanggulangan bencana massal.

a. Identifikasi Awal Lokasi Bencana


Tugas kedua tim penilai awal adalah untuk mengidentifikasi lokasi
penanggulangan bencana. Hal ini mencakup:
1) Daerah pusat bencana
2) Lokasi pos komando
3) Lokasi pos pelayanan medis lanjutan
4) Lokasi evakuasi
5) Lokasi VIP dan media massa
6) Akses jalan ke lokasi.
b. Tindakan Keselamatan
Langkah-langkah penyelamatan yang dilakukan, antara lain:
1) Aksi langsung yang dilakukan untuk mengurangi risiko seperti dengan
memadamkan kebakaran, isolasi material berbahaya, penggunaan pakaian
pelindung, dan evakuasi masyarakat yang terpapar oleh bencana.
2) Aksi pencegahan yang mencakup penetapan area larangan berupa:
a) Daerah pusat bencanaterbatas hanya untuk tim penolong profesional
yang dilengkapi dengan peralatan memadai.
b) Area sekunderhanya diperuntukkan bagi petugas yang ditugaskan
untuk operasi penyelamatan korban, perawatan, komando dan kontrol,
komunikasi, keamanan/keselamatan, pos komando, pos medis lanjutan,
pusat evakuasi dan tempat parkir bagi kendaraan yang dipergunakan
untuk evakuasi dan keperluan teknis.
c) Area tersiermedia massa diijinkan untuk berada diarea ini, area juga
berfungsi sebagai penahan untuk mencegah masyarakat memasuki
daerah berbahaya.
Luas dan bentuk area larangan ini bergantung pada jenis bencana yang
terjadi (gas beracun, material berbahaya, kebakaran, kemungkinan
terjadinya ledakan), arah angin dan topografi.
c. Langkah Pengamanan
Langkah penyelamatan ini memengaruhi penyelamatan dengan cara:
1) Melindungi tim penolong dari campur tangan pihak luar.
2) Mencegah terjadinya kemacetan dalam alur evakuasi korban dan
mobilisasi sumber daya.
3) Melindungi masyarakat dari kemungkinan risiko terpapar oleh kecelakaan
yang terjadi.
Faktor keamanan ini dilaksanakan oleh Kepolisian, unit khusus (Angkatan
Bersenjata), petugas keamanan sipil, petugas keamanan bandar udara, petugas
keamanan Rumah Sakit, dan lain-lain.
d. Pos Komando
Kriteria utama bagi efektifnya Pos Komando adalah tersedianya sistem
komunikasi radio. Sistem ini dapat bervariasi antara peralatan yang sederhana
seperti radiokomunikasi di mobil polisi hingga yang kompleks pos komando
bergerak khusus, bertempat di tenda hingga yang ditempatkan dalam
bangunan permanen.
e. Pencarian dan Penyelamatan
Kegiatan pencarian dan penyelamatan terutama dilakukan oleh Tim Rescue
(Basarnas, Basarda) dan dapat berasal dari tenaga suka rela bila dibutuhkan.
Tim ini akan:
1) Melokalisasi korban.
2) Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat
pengumpulan/penampungan jika diperlukan.
3) Memeriksa status kesehatan korban (triase di tempat kejadian).
4) Memberi pertolongan pertama jika diperlukan.
5) Memindahkan korban ke pos medis lanjutan jika diperlukan.
Perawatan dilapangan

a. Triase
b. Pertolongan pertama

Pertolongan pertama dapat diberikan di lokasi seperti berikut:


1) Lokasi bencana, sebelum korban dipindahkan.
2) Tempat penampungan sementara
3) Pada tempat hijau dari pos medis lanjutan
4) Dalam ambulans saat korban dipindahkan k e fasilitas kesehatan.
c. Pos Medis Lanjutan
Pos medis lanjutan didirikan sebagai upaya untuk menurunkan jumlah
kematian dengan memberikan perawatan efektif (stabilisasi) terhadap korban
secepat mungkin. Upaya stabilisasi korban mencakup intubasi, trakeostomi,
pemasangan drain thoraks, pemasangan ventilator, penatalaksanaan syok
secara medikamentosa analgesia, pemberian infus, fasiotomi, imobilisasi
fraktur, pembalutan luka, pencucian luka bakar. Fungsi pos medis lanjutan ini
dapat disingkat menjadi Three T rule (Tag, Treat, Transfer) atau hukum
tiga (label, rawat, evakuasi).
d. Pos Penatalaksanaan Evakuasi
Pos penatalaksanaan evakuasi ini berfungsi untuk:
1) Mengumpulkan korban dari berbagai pos medis lanjutan
2) Melakukan pemeriksaan ulang terhadap para korban
3) Meneruskan/memperbaiki upaya stabilisasi korban
4) Memberangkatkan korban ke fasilitas kesehatan tujuan

Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan


Akibat Bencana (Mengacu pada Standar Internasional),
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/penanganan-
krisis/buku_pedoman_teknis_pkk_ab.pdf, diakses pada tanggal 11 Januari 2017.
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

A. Pasien Dengan Triase Merah


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.Y
Usia : 40 Tahun
Alamat : Padang, Sumatera Utara
b. Status Kesehatan:
- Keluhan Utama : Tidak Terkaji
- Riwayat Kesehatan Sekarang : Pada saat dilakukan pengkajian oleh
perawat Findra didapatkan data dari evakuasi bencana gempa bumi oleh
tim penolong pada tanggal 13 Januari 2016, korban ditemukan dalam
kondisi tidak sadarkan diri, tertimpa reruntuhan dan terjadi pendarahan
hebat di area kepala.
- Riwayat kesehatan dahulu : Tidak Terkaji
- Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak Terkaji
c. Keadaan Umum :
- Kesadaran : Pasien tidak sadarkan diri
- TTV : tidak terkaji
- Pemeriksaan Fisik : Terdapat pendarahan di kepala
2. Analisa data

No Data Etiologi Problem


1 Ds : - Cedera kepala Kekurangan volume
Do :
cairan
- Terjadi perdarahan Fraktur tulang tengkorak

hebat.
luka terbuka
- Korban tidak

sadarkan diri. Perdarahan hebat

Hypovolemia

Kekurangan volume cairan

3. Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan aktif akibat perdarahan
hebat pada cedera kepala.

4. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


o
1 Kekurangan Tupan: volume 1. Pantau warna, 1. Untuk
volume cairan cairan terpenuhi jumlah dan mengetahui jenis
b.d kehilangan dengan baik. frekuensi cairan dan
volume cairan kehilangan cairan. seberapa banyak
Tupen:
aktif akibat Setelah dilakukan klien kehilangan
perdarahan tindakan 2. Pantau status cairan.
2. Untuk
hebat pada keperawatan selama hidrasi
mengetahui
cedera kepala. 3 x 24 jam volume (kelembapan
keseinbangan
cairan kembali membrane mukosa,
cairan dalam
seimbang dengan kekuatan nadi,
tubuh klien.
kriteria hasil : tekanan darah).
3. Untuk
- Pasien sadar 3. Observasi
mengetahui
(Composmentis). khususnya terhadap
- Hidrasi cukup. seberapa banyak
kehilangan cairan
- Perdarahan dapat
cairan yang
yang tinggi
terhenti.
keluar saat
elektrolit (drainase
terjadi perlukaan.
luka).
4. Untuk
4. Pantau perdarahan.
mengetahui
seberaapa
banyak darah
yang keluar
akibat trauma.
5. Agar kebutuhan
5. Kolaborasi dengan
darah dan cairan
tim medis lain
klien terpenuhi
dalam pemberian
dengan baik.
produk transfuse
darah dan terapi IV.

5. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


1 Kekurangan volume 1. Memantau warna, evaluasi pada pukul 20.00 Findra
cairan b.d jumlah dan frekuensi WIB tanggal 16 Januari
kehilangan volume kehilangan cairan. 2016.
2. Memantau status hidrasi
cairan aktif akibat S : klien mengatakan
perdarahan hebat (kelembapan membrane kondisinya sudah lebih
pada edera kepala. mukosa, kekuatan nadi, baik.
tekanan darah). O:
3. Memgobservasi
- Pasien mulai sadar
khususnya terhadap - Tidak terjadi
kehilangan cairan yang pendarahan
- Hidrasi cukup
tinggi elektrolit
A : masalah keperawatan
(drainase luka).
4. Memantau perdarahan. kekurangan volume cairan
5. Berkolaborasi dengan
sudah teratasi.
tim medis lain dalam
P : hentikan intervensi.
pemberian produk
transfuse darah dan
terapi IV.

B. Pasien Triase Kuning


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.A
Usia : 45 Tahun
Alamat : Padang, Sumatera Utara
b. Status Kesehatan:
- Keluhan Utama : Tidak Terkaji
- Riwayat Kesehatan Sekarang : Pada saat dilakukan pengkajian oleh
perawat Findra didapatkan data dari evakuasi bencana gempa bumi oleh
tim penolong, pada 13 Januari 2016, klien ditemukan dalam keadaan sadar
dan sedang tertimpa reruntuhan tembok rumahnya sehingga bagian kaki
kanan tidak bisa bergerak.
- Riwayat kesehatan dahulu : Tidak Terkaji
- Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak Terkaji
c. Keadaan Umum :
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : tidak terkaji
- Pemeriksaan Fisik : Kaki bagian kanan tidak bisa bergerak
d. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Ds : Tertimpa Reruntuhan Hambatan
- Tidak terkaji
Mobilitas Fisik
Do : Diskontinuitas Jaringan
- Kaki kanannya
Kerusakan Jaringan
tidak dapat
Tulang
digerakkan karena
Cedera Vaskuler
tertimpa
reruntuhan. Kerusakan Rangka
Neuromuskular

Hambatan Mobilitas
Fisik

2. Masalah Keperawatan
Hambatan Mobilitas Fisik
3. Diagnosa Keperawatan
Hambatan Mobilitas Fisik b.d Cedera Muskuloskeletal
4. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


o
1 Hambatan Tupan : Mobilitas 1. Fasilitasi 1. Agar klien
Mobilitas Fisik Fisik Baik penggunaan postur terbantu dalam
b.d Cedera dan pergerakan beraktivitas
Tupen : Setelah
Muskuloskeletal dalam aktivitas sehari-hari.
dilakukan tindakan
sehari-hari untuk
keperawatan selama
mencegah
3 x 24 jam mobilitas
keletihan dan
fisik membaik
ketegangan atau
dengan kriteria
2. Agar otot klien
cedera
hasil :
tidak kaku saat
- Pasien dapat musculoskeletal
2. Fasilitasi pelatihan bergerak.
menggerakkan
otot resistif secara
kaki kanannya
rutin untuk
3. Untuk
mempertahankan
meningkatkan
atau meningkatkan
dan membantu
kekuatan otot.
3. Tingkatkan dan berjalan dan
bantu dalam berpindah
berjalan untuk
memperthahankan 4. Untuk
atau mempertahankan
mengembalikan atau
fungsi tubuh. meningkatkan
4. Bantu individu
kekuatan dan
untuk mengubah
ketahanan otot.
posisi tubuh 5. Untuk
mempercepat
proses pemulihan
5. Gunakan aktivitas
keadaan klien
dan gerakan
tertentu untuk
mempertahankan
dan
mengembalikan
fleksibilitas sendi.

1. Implementasi Keperawatan & Evaluasi

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


1 Hambatan 1. Memfasilitasi Evaluasi pada pukul Findra
Mobiltas Fisik b.d penggunaan postur 20.00 pada tanggal 16
Cidera dan pergerakan Januari 2016
S: Pasien mengatakan
Muskuloskeletal dalam aktivitas
kakinya sudah bisa
sehari-hari untuk
digerakkan meski
mencegah keletihan
menggunakan alat bantu
dan ketegangan atau
dan bantuan orang lain
cedera
O : Kaki kanan pasien
muskuloskeletal
sudah bisa digerakkan
2. Memfasilitasi
A: Masalah hambatan
pelatihan otot
mobilitas fisik teratasi
resistif secara rutin
keseluruhan
untuk P: Intervensi dihentikan
mempertahankan
atau meningkatkan
kekuatan otot.
3. Meningkatkan dan
bantu dalam
berjalan untuk
memperthahankan
atau
mengembalikan
fungsi tubuh.
4. Membantu individu
untuk mengubah
posisi tubuh
Gunakan aktivitas
dan gerakan tertentu
untuk
mempertahankan
dan mengembalikan
fleksibilitas sendi.

C. Pasien Triase Hijau


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Nn.A
Usia : 15 Tahun
Alamat : Padang, Sumatera Utara
b. Status Kesehatan:
- Keluhan Utama : Tidak Terkaji
- Riwayat Kesehatan Sekarang : Pada saat dilakukan pengkajian oleh
perawat Findra didapatkan data dari evakuasi bencana gempa bumi di
Padang, Sumatera Utara oleh tim penolong, pada 13 Januari 2016, korban
ditemukan dalam kondisi sadarkan diri, lecet-lecet diseluruh bagian tubuh
dan berteriak histeris melihat anggota keluarganya.
- Riwayat kesehatan dahulu : Tidak Terkaji
- Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak Terkaji
c. Keadaan Umum :
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : tidak terkaji
- Pemeriksaan Fisik : Lecet-lecet diseluruh bagian tubuh
d. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Ds : Tertimpa Reruntuhan Kerusakan
- Tidak terkaji
Integritas Kulit
Diskontinuitas Jaringan
Do :
- Lecet-lecet Kerusakan Jaringan
diseluruh bagian kulit
tubuh
perubahan Perfusi
Jaringan

Kerusakan Integritas
Kulit

2. Masalah Keperawatan
Kerusakan Integritas Kulit
3. Diagnosa Keperawatan
Kerusakan Integritas Kulit b.d Faktor Mekanik ( Terkena reruntuhan )
4. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


o
1 Kerusakan Tupan : Integritas 1. Bersihkan dan 1. Agar luka tidak
Integritas Kulit Kulit membaik pantau serta bertambah parah
b.d Faktor tingkatkan proses menjadi infeksi
Tupen : Setelah
Mekanik penyembuhan luka
dilakukan tindakan 2. Agar luka tidak
2. Minimalkan
( Terkena
keperawatan selama bertambah parah
penekanan pada
reruntuhan )
3 x 24 jam Integritas
daerah tubuh
Kulit membaik 3. Cegah komplikasi 3. Agar pasien
dengan kriteria luka dan tingkatkan tidak mengalami
hasil : penyembuhan luka. komplikasi lain
- Tidak ada luka
lecet di tubuh
pasien

5. Implementasi Keperawatan & Evaluasi


No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
1 Kerusakan 1. Membersihkan Evaluas pada pukul Findra
Integritas Kulit dan pantau serta 20.00 pada tanggal 16
b.d Faktor tingkatkan proses Januari 2017
S : Pasien mengatakan
Mekanik penyembuhan luka
2. Meminimalkan bahwa luka lecetnya
( Terkena reruntuh
penekanan pada sudah membaik
)
O : Luka Lecet sudah
daerah tubuh
3. Mencegah mengering dan tidak
komplikasi luka terjadi komplikasi
dan tingkatkan pada luka pasien
A: Masalah
penyembuhan luka
Keperawatan
kerusakan Integrits
Kulit teratasi
P : Intrvensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai