BAB I
PENDAHULUAN
dengan salah satu daerah penghasil pisang ialah Samarinda, Kalimantan Timur.
pisang sekitar satu per tiga dari bagian buah (Munadjim, 1984), sehingga untuk
produksi limbah kulit pisang di Samarinda pada tahun 2015 mencapai 12.614 ton.
Saat ini kulit pisang digunakan sebagai pakan ternak atau dibuang begitu
saja sebagai limbah rumah tangga atau industri.Hasil penelitian Balitnak (2003),
litbang potensi penggunaan limbah kulit pisang sebagai pakan ternak yakni 8
dengan baik.
lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-
unsur gizi inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi
pangan, pektin berperan sebagai bahan pokok pembuatan jeli dan selai(Herbstreith
dan Fox, 2005 dalam Fitria, 2013). Pektin dalam industri farmasi sebagai agen
memvariasikan pH 1 ; 1,5; 2 dan variasi waktu ekstraksi 70, 80, 90, dan 100
gram, Kadar metoksil tertinggi diperoleh sebesar 3,72% pada pH 1,5 suhu 90C
dan waktu ekstraksi 80 menit. Kadar abu pisang kepok terbaik diperoleh sebesar
0,98% pada pH 1,5 suhu 90C dan waktu ekstraksi 80 menit. Tuholoula (2013)
memvariasikan waktu ekstraksi 1; 1,5 dan 2 jam, dengan pelarut HCl dan H2SO4
0,05 N. Kadar metoksil tertinggi diperoleh sebesar 3,8 % pada,5 suhu 80oC dan
waktu ekstraksi 2 jam . pada efek waktu terhadap kadar berat ekivalen sebesar
666,67 pada waktu 2 jam padan efek waktu terhdap kadar galakturonat diperoleh
3
47% pada waktu 2 jam menggunakan pelarut HCL. Pada efek waktu terhdap
pektin dari kulit pisang kepok dengan pelarut HCl dengan waktu ekstraksi 1 jam.
yang lebih tinggi dan karakteristik pektin yang dihasilkan lebih optimal pada
alat ultrasonic sebagai alat bantu untuk ekstraksi pektin. Dalam hal penggunaan
Tujuan Penelitian :
Manfaat Penelitian :
penelitian sebelumnya.