Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

BLOK III KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI


MODUL 4 : IMUNISASI

Disusun oleh : Kelompok 8

Adeline Arung Labi (1210015082)

Dita Ambarsari (1210015072)

Dian Nurlita Anggraini (1210015078)

Elnath Suprihatin (1210015036)

Husnul Khotimah (1210015081)

Megaria Sihombing (1210015076)

Rahmalia Usdini (1210015029)

Riska Putri Dewri (1210015079)

Putih Ayu Qurrota A. (1210015061)

Simanjuntak Mayro (1110015082)

Anindhita Anestya (1110015083)

Tutor : dr. Hari Nugroho, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN 2012

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
1 Universitas Mulawarman 2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta
hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul IMUNISASI ini tepat
pada waktunya. Laporan ini kami susun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi
kelompok kecil (DKK) kami.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan ini, antara lain :

dr. Hari Nugroho, M.Kes selaku tutor kelompok 8 yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan diskusi kelompok kecil (DKK).

Teman-teman kelompok 8 yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya sehingga


diskusi kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat
menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) kelompok 8.

Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman angkatan


2021 dan pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari bahwa kemampuan kami dalam menyusun laporan ini sangat terbatas.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) ini.

Samarinda, 18 Desember 2012

Penyusun

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
2 Universitas Mulawarman 2012
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................3

BAB I
Latar Belakang.......................................................................................................4
Tujuan....................................................................................................................4
Manfaat Penulisan..4

BAB II
SKENARIO...........................................................................................................5
STEP 1...................................................................................................................6
STEP 2...................................................................................................................6
STEP 3...................................................................................................................6
STEP 4...................................................................................................................7
STEP 5...................................................................................................................7
STEP 6...................................................................................................................8
STEP 7...................................................................................................................8

BAB III
Kesimpulan............................................................................................................18
Saran......................................................................................................................18

Daftar pustaka........................................................................................................19

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
3 Universitas Mulawarman 2012
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 A. LATAR BELAKANG


Pada modul keempat ini kami membahas mengenai mekanisme dan peran
imunologi yang dilakukan oleh tubuh. Sistem immun ini akan terjadi bila terdeteksi
adanya benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Sistem immun yang berperan dalam memerangi benda2-benda asing


dalam tubuh akan di bahas dalam laporan ini. Mekanisme system immun ini akan di
bahas secara umum dan normalnya (dasar fisiologi).

1.2 B. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah agar mahasiswa dapat


memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengendalian sistem immune tubuh
secara normalnya.

1.3 C. MANFAAT PENULISAN

Dengan mempelajari sistem imun ini, kita bisa mempelajari dan mengerti
tentang sistem imun yang bekerja , serta mengetahui proses terjadinya inflamasi.

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
4 Universitas Mulawarman 2012
BAB II

ISI

Skenario :

JERA AKU DIBUATNYA......

Konsul ya dok. Bayi perempuan saya berumur 4 bulan baru imunisasi DPT yang kedua
kalinya. Setelah itu timbul bengkak kemerahan pada paha tempat suntik imunisasi dan rewel
susah tidur setelah beberapa hari kemudian. Apakah hal ini normal? Kasihan anak saya kalau
bolak balik disuntik dok, apakah tidak bisa imunisasi DPT-nya langsung digabung dan diberikan
satu kali? atau mungkin dibuat yang vaksinnya cukup dioleskan di kulit begitu? Terima kasih
atas perhatiannya dok.

Surat dari pembaca

Bundanangalau

15 november 2012

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
5 Universitas Mulawarman 2012
2.1 STEP 1 : IDENTIFIKASI KATA

1. Imunisasi : - Pemindahan/Transfer antibody secara pasif


- Cara untuk menambahkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit
2. Vaksin : Suspensi mikroorganisme yang dilemahkan/ dimatikan untuk mencegah
penyakit menular
3. DPT : Difteri, Pertusis, Tetanus

2.2 STEP 2 : RUMUSAN MASALAH

1. Kenapa setelah diimunisasi bayi bengkak & rewel ?


2. Kenapa Imunisasi DPT dilakukan berulang? Bisakah skaligus?
3. Dapatkah vaksin dilakukan secara dioles?
4. Adakah jenis imunisasi lain?
5. Pada usia berapa imunisasi DPT diberikan? jangka waktunya?
6. Apakah semua imunisasi memberikan efek pembengkakan atau hanya DPT saja?

2.3 STEP 3 : CURAH PENDAPAT

1. Dikarenakan
2. Imunisasi DPT telah dilakukan sekaligus, yaitu Imunisasi untuk Difteri, Pertusis, &
Tetanus. Tetapi Imunisasi untuk DPT dilakukan secara berulang dalam jangka waktu,
agar antibody terbentuk dengan baik.
3. Tidak bisa. Dikarenakan Kulit bayi sangat sensitif.
4. Ada. Polio, BCG, Campak, Cacar, Hepatitis B, Hepatitis A, Hepatitis C
5. Untuk pertama kalinya DPT diberikan saat bayi masih berusia 2 bulan, untuk DPT ke
dua pada usia 4 bulan, dan untuk DPT ke tiga pada usia 6 bulan.
6. Tidak semua. Tetapi Imunisasi menyebabkan tubuh meningkat

2.4 STEP 4 : SKEMA

Imunisasi DPT
Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
6 Universitas Mulawarman 2012
Bengkak

Efek

Panas

Pertahanan Tubuh

Bawaan Didapat

2.5 STEP 5 : LEARNING OBJECTIVE

1. Menjelaskan sistem imun :

Cara kerja
Jenis
Dihasilkan
Mekanisme
Humoral & Selular
Spesifik & Non Spesifik
Aktif & Pasif



Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
7 Universitas Mulawarman 2012
2.6 STEP 6 : BELAJAR MANDIRI

Pada tahap belajar mandiri ini, kami akan mencari dan menelaah referensi untuk
mendapatkan penjelasan mengenai Learning Objective yang telah dicapai. Proses belajar
mandiri di wajibkan terhadap setiap individu kelmpok.

2.7 STEP 7 LEARNING OBJECTIVE

1. Menjelaskan system imun (cara kerja, jenis, dihasilkan)

2. Perbedaan

a. Humoral & Seluler

b. Spesifik & Non Spesifik

c. Imunitas Aktif & Pasif

1. Sistem Imun (Spesifik & Non Spesifik)


Sistem imun adalah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk
mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan
asing dalam lingkungan asing.
Aktivitas aktivitas berikut yang berkaitan dengan sistem pertahanan tubuh
(sistem imun), yang berperan penting dalam mengenali dan menghancurkan atau
menetralisir benda benda di dalam tubuh yang di anggap asing oleh tubuh :
1. Pertahanan terhadap patogen penginvasi
2. Pengeluaran sel yang aus
3. Identifikasi dan destruksi sel abnormal atau mutan yang berasal dari tubuh sendiri
(surveilan imun adalah mekanisme utama pertahanan internal terhadap kanker)
4. Respon imun yang tidak sesuai yang akan menimbulkan alergi. (otoimun adalah sel
tubuh kita sendiri dianggap benda asing oleh sistem imun kita).
5. Penolakan sel sel jaringan asing yang menjadi kendala utama dalam transplatasi
organ.
Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
8 Universitas Mulawarman 2012

Sistem imun terbagi menjadi 2 , yakni :

Alamiah / Non spesifik : Fisik, Larutan, Seluler


Adaptif / spesifik : Imun Hunoral , Imun Seluler



Sistem imun non spesifik dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Pertahanan Fisik / Mekanis
Pertahanan tubuh fisik ini meliputi pertahan tubuh dari yang paling luar, yang
mana merupakan perlindungan yang paling pertama berperan dalam mencegah
terpaparnya kita oleh penyakit.
a. Kulit
Kulit memiliki lapisan kreatin yang kuat dan tidak tembus air sehingga
mencegah masuknya benda asing pada lapisan apidermis. Sel-sel pada kulit kita,
Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
9 Universitas Mulawarman 2012
khususnya bagian epidermis yang sangat rapat juga dapat memberikan perlindungan
secara alami terhadap sinar ultraviolet. Tanpa adanya lapisan kulit, maka bisa jadi kita
akan mudah sekali terinfeksi bakteri, virus, dll.
b. Selaput lendir
Selaput lendir atau selaput mukosa merupakan penghasil mukus yang
berfungsi mengeluarka benda asing yang masuk ke tubuh.
c. Silia
Melakukan gerakan mendorong kotoran yang sudah terbawa mukus untuk
keluar dari tubuh.

2. Larut
A. Biokimia
Lisozim
Terdapat dalam keringat, ludah, air mata dan air susu ibu, melindungi tubuh
terhadap berbagai kuman gram-positif. Air susu ibu mengandung laktooksidase dan asam
neuraminik yang mempunyai sifat antibakterial terhadap E coli dan staphylococcus.
Saliva mengandung laktooksidase yang merusak dinding sel mikroba dan menimbulkan
kebocoran sitoplasma.
Sekresi sebaseus
Terdapat asam lemak yang mempunyai efek denaturasi protein membran sel
kuman sehingga dapat mencegah infeksi melaui kulit.
Asam lambung
pH asam lambung yang sangat asam dapat membunuh mikroba yang masuk ke
lambung bersama makanan.
Laktoferin
Dihasilkan oleh neutrofil yang bekerja untuk mengikat erat besi, sehingga tidak
tersedia besi untuk digunakan opleh bakteri. Multiplikasi bakteri bergantung pada
ketersediaan kadar besi di tubuh kita.

B. Humoral

Komplemen
Terdiri dari protein plasma yang dihasilkan oleh hati dan beredar dalam darah
dalam bentuk inaktif.
Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
10 Universitas Mulawarman 2012
Sistem komplemen diaktifkan melalui 2 cara ;
Jalur Alternatif memajankannya ke rantai kerbohidrat tertentu yang terdapat
di permukaan mikroorganisme (respon imun non spesifik).
Setelah komponen pertama C1 diaktifkan, komponen tersebut akan mengaktifkan
komponen berikutnya, C2 dan demikian seterusnya, dalam suatu jenjang reaksi
pengaktifan. Lima komponen terakhir, C5 sampai C9 membentuk kompleks protein
besar, membrane attack complex, yang menyerang membran permukaan
mikroorganisme di dekatnya dengan membenamkan dirinya, sehingga terbentuk
sebuah saluran besar di membran permukaan mikroba tersebut
Jalur Klasik memajankannya ke antibodi untuk melawan zat asing tertentu
(respon imun spesifik).
Kerjanya melalui kompleks antigen dan antibodi dimulai dengan pengaktifan C1
dan seterusnya (dibahas pada sistem imun spesifik).

- Komplemen meningkatkan fagositosis dgn cara :
1. Hancurkan membran bakteri
2. Melepas bahan kemotaktik makrofag >> ke tempat bakteri
3. Opsonisasi memudahkan makrofag mengenali dan memakan bakteri

- Peran komplemen dalam proses inflamasi :
1. Berfungsi sebagai kemotaksin yang menarik dan mengarahkan fagosit
profesional ke tempat pengaktifan komplemen.

2. Bekerja sebagai opsonin, sehingga fagositosis menjadi lebih mudah.
3. Meningkatkan vasodilatasi lokal dan permeabilitas kapiler untuk
meningkatkan aliran darah ke tempat invasi.
4. Merangsang pengeluaran histamin dari sel-sel mast di sekitarnya.
5. Mengaktifkan kinin.

Interferon (IFN) adalah sitokin berupa glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel
tubuh yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus.
Interferon mempunyai sifat antivirus Interferon yang bekerja menghambat multiplikasi
virus yang terdapat pada sebagian besar sel. Kerja interferon hanya menghambat secara
sementara. Apabila ada virus yang masuk kedalam sel, sel akan segera mengeluarkan

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
11 Universitas Mulawarman 2012
interferon. Interferon yang dihasilkan oleh sel yang terinvasi ini akan segera melekat
pada sel lain yang belum terinvasi. Interferon berikatan pada bagian reseptor di sel
tersebut dan mencetuskan sel untuk menghasilkan enzim yang mampu menghambat
siklus multiplikasi virus. Nantinya apabila sel yang belum terinvasi ini diserang oleh
virus, enzim penghambat yang sudah diaktifkan akan segera merespon kehadiran virus
dan mencegah multiplikasi virus yang baru masuk tersebut.

C-Reactive Protein (CRP) merupakan salah satu contoh dari Protein Fase Akut, termasuk
golongan protein yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut. CRP dapat
meningkat 100 kali lebih dan berperan pada imunitas nonspesifik, yang mengaktifkan
komplemen. CRP berupa opsonin yang memudahkan fagositosis.







3. Seluler
- Fagosit
Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis, tetapi sel utama
yang berperan dalam pertahanan non spesifik adalah sel mononuklier (monosit dan
makrofag) dan sel polimorfonuklier (granulosit). Sel polimorfonuklier bergerak cepat dan
sudah berada di tempat infeksi 2 4 jam, sedangkan monosit bergerak lebih lambat dan
memerlukan waktu 7 - 8 jam untuk sampai ke tempat tujuan.

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
12 Universitas Mulawarman 2012

Gambar 3 Proses fagositosis.



Dalam kerjanya, sel fagosit juga berinteraksi dengan sel komplemen dan sistem
imun spesifik. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingkat :
1. Kemotaksis
Yaitu gerakan fagosit ke tempat infeksi sebagai respons terhadap berbagai faktor
seperti produk bakteri atau faktor biokimiawi yang dilepaskan pada aktivasi
komplemen, jaringan yang rusak.
2. Menangkap dan pengenalan
3. Memakan/fagositosis
4. Membunuh
Proses ini menggunakan bahan antimikrobial seperti lisosom, H2O2 dan
mieloperoksidase. Cara membunuh:
Proses oksidase dan reduksi, dimana bakteri mati karena radikal bebas
Derajat keasaman fagosit
Lisozim
Gangguan metabolisme bakteri
5. Mencerna (protein, polisakarida, lipid, dan asam nukleat) oleh lisosom.

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
13 Universitas Mulawarman 2012
6. Eliminasi

- Sel Natural Killer
Menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker dengan secara langsung
melisiskan membran sel-sel tersebut pada saat pertama kali berjumpa.
- Basofil dan Sel Mast
Kedua sel ini sangat berperan pada beberapa tipe alergi, sebab tipe antibodi yang
menyebabkan reaksi alergi, yakni tipe IgE, mempunyai kecenderungan untuk melekat,
kemudian bila ada antigen spesifik yang bereaksi dengan antibodi, maka akan
menimbulkan perlekatan antigen pada antibodi yang menyebabkan sel mast/basofil ruptur
dan mngeluarkan histamin, bradikinin, serotonin, dan sejumlah enzim lisosomal.

Respon imun spesifik dibagi menjadi 2, yaitu:
A Respon imun humoral
Limfosit B merupakan imunitas yang diperantarai oleh antibodi. Antibodi
memperkuat respon peradangan untuk meningkatkan destruksi antigen yang merangsang
produksi mereka.
Pada limfosit B, pengikatan dengan antigen akan menyebabkan sel berdiferensiasi
menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibodi yang mampu berikatan dengan jenis
antigen yang merangsang pembentukan antibodi tersebut. Selama berdiferensiasi
menjadi plasma, limfosit B membengkak karena reticulum endoplasma kasar (tempat
protein yang akan dikeluarkan) sangat berkembang. Karena antibody adalah protein, sel-
sel plasma pada dasarnya menjadi pabrik protein yang produktif.

Ada 5 subkelas antibody yang dikelompokkan menurut perbedaan aktivitas
biologis, yaitu :
- IgM : sebagai reseptor permukaan sel B utuk tepat antigen melekat dan
disekresikan dalam tahap-tahap awal respon sel plasma.
- IgG : immunoglobulin paling banyak di dalam darah, dihasilkan dalam
jumlah yang besar ketika tubuh terkena ulang ke antigen yang sama.
- IgE : mediator antibodi untuk mereson alergi, misalnya, hay fever, asma,
biduran.
- IgA : terdapat pada system pencernaan, pernapasan, dan genitourinaria, air susu,
dan air mata.
Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
14 Universitas Mulawarman 2012
- IgD : terdapat di permukaan limfosit B, dengan fungsi yang belum jelas.

Supaya limfosit berdiferensiasi dan membentuk antobodi diperlukan bantuan
limfosit Th yang atas sinyal yang diberikan oleh makrofag, merangsang sel B untuk
memproduksi antibody. Selain oleh sel Th, produksi antibody juga diatur oleh sel T-
supressor, demikian rupa sehingga produksi antibody seimbang sesuai dengan yang
dibutuhkan.


B Respon imun seluler
Untuk melawan mikroorganisme intraseluler bersangkutan diperlukan
respon imun seluler yang merupakan fungsi dari limfosit T. ada 2 cara untuk
menyingkirkan mikroorganisme interseluler ini. Sel terinfeksi dapat dibunuh melalui
system efektor ekstraseluler, misalnya oleh sel T sitotoksik, atau sel terinfeksi diaktivasi
agar mampu membunuh mikroorganisme yang menginfeksinya.
Sel T tidak seperti sel B yang dapat mengeluarkan antibodi, sel T harus
berkontak langsug dengan sasaran, suatu proses yang dikenal sebagai imunitas yang
diperantarai oleh sel (cell-mediated immunity, imunitas seluler). Sel T diaktifkan oleh
antigen asing hanya apabila antigen tersebut disajikan di permukaan suatu sel yang juga
membawa penanda identitas individu yang bersangkutan, yaitu, baik antigen asing
maupun antigen diri harus terdapat di permukaan sel sebelum sel T dapat mengikat
keduanya (dengan satu pengecualian penting, yaitu sel-sel asing ditransplantasikan
secara utuh).
Diperlukan waktu beberapa hari setelah pajanan ke antigen tertentu sebelum sel T
tersensitisasi atau teraktivasi bersiap untuk melancarkan serangan imun seluler.
Terdapat tiga subpopulasi sel T, bergantung pada peran mereka setelah diaktifkan oleh
antigen
1. Sel T Sitotoksik, yang menghancurkan sel pejamu yang memiliki antigen asing,
misalnya sel tubuh yang memasuki oleh virus, sel kanker, dn sel cangkokan.
2. Sel T penolong, yang meningkatkan perkembangan sel B aktif menjadi sel plasma,
memperkuat aktivitas sel T sitotoksik dan sel T penekan (supresor) yang sesuai, dan
mengaktifkan makrofag.

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
15 Universitas Mulawarman 2012
3. Sel B penekan, yang menekan produkdi antibodi sel B dan aktivitas sel T sitotoksik
dan penolong.
Disebut sel T regulatorik, memodulasi aktivitasi sel B dan sel T setotoksik serta
aktivitas meraka sendiri dan aktivitas makrofag

Imunitas Aktif
Tubuh seseorang membentuk antibody atau sel-T teraktivasi sebagai respon terhadap
antigen asing yg masuk ke dalam tubuh. Antibodi melawan infeksi/produksi toksin yang
dapat merespon makrofag, limfosit terbentuk akibat pajanan langsung dari tubuh kita.

Imunitas Pasif
Transfusi antibody atau limfosit T berguna untuk individu yang mampu menghasilkan
antbodi dalam jumlah yang banyak
















PENUTUP

3.1 .............................................................................................Kesimpulan

Sistem imun adalah sistem pertahanan pada tubuh untuk mencegah masuknya
virus, bakteri dan benda-benda asing dari lingkungan yang masuk kedalam tubuh. Sistem
imun ini dibagi menjadi spesifik dan non spesifik.

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
16 Universitas Mulawarman 2012
Sistem nonspesifik merupakan bagian dari sistem pertahan pertama dalam tubuh
kita, sedangkan sistem spesifik ini terjadi didalam tubuh kita. Sistem spesifik juga
menghasilkan limfosit T dan limfosit B dimana limfosit menghancurkan bakteri, virus dan
lain-lalin. Limfosit ini berasal dari leukosit (sel darah putih). Selain itu didalam tubuh juga
menghasilkan antibody. Jenis antibody terdiri dari IgG, IgA, IgE. IdgD, IgB. Yang juga
merupakan bagian pertahanan tubuh kita.

Retikulo endoplasma merupakan bagian dari gabungan monosit, makrofag mobil


dan jaringan yang terfiksasi. Serta bebeapa sel endotel dalam sumsum tulang, limfa dan
nodus limfa. Retikulo endoplasma memiliki komponen yaitu :

a. Makrofag limfa dan sumsum tulang


b. Makarofag paru-paru
c. Makrofag kulit dan subkutan
d. Makrofag di nodus limfa
e. Makfofag di sinusoid hati.

Inflamasi /peradangan merupakan bagian dari sistem nonspesifik untuk invasi


bakteri, virus atau benda-benda asing yang masuk kedalam jaringan yang rusak.

3.2 .............................................................................................Saran

Sangat perlu ditingkatkannya pengetahuan perorangan tentang sistem imun dan


sistem limfatik, karena kita mempelajarinya agar dapat berguna bagi kehidupan masyarakat
untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.



DAFTAR PUSTAKA

Guyton dan Hall. 2006. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelpia. W.B
Saunders co.pp 429 450

Sherwood L, 2004. Human Physiology from cells to systems. 5th edition. Thomson
Learning, Inc. pp 412 - 457

Kelompok 8 Tutorial
Blok 3 Kardiovaskular & Hematologi
Modul 4 Imunisasi
Program Studi Pendidikan Dokter
17 Universitas Mulawarman 2012

Anda mungkin juga menyukai