Anda di halaman 1dari 40

LAB/SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA

RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM


SAMARINDA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN

EPISODE DEPRESIF
SEDANG

Oleh: Konsulen:
Dewi Pratiwi dr. Denny Jeffry R., Sp. KJ
Identitas Pasien
Nama : Tn. MZI
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 19 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Status Marital : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Samarinda
Pasien datang sendiri ke Poliklinik Psikiatri pada hari Senin, 6
Maret 2017 pukul 11.00 WITA.
Anamnesis dan pemeriksaan dilakukan
pada hari Senin, 6 Maret 2017 Pukul 11.00
WITA, di Poliklinik Psikiatri RSJD Atma
Husada Mahakam Samarinda, sumber
informasi diperoleh dari Autoanamnesis.
Keluhan Utama
Sulit tidur pada malam hari
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari sejak kira-kira
1 bulan yang lalu. Pasien mengatakan sulit tidur yang
dimaksud adalah sulit untuk mengawali tidur dan biasanya
baru dapat tidur pukul 01.00 WITA dan terbangun pukul 04.00
WITA. Pasien mengatakan sering terbangun karena mendengar
bisikan-bisikan. Bisikan yang didengar oleh pasien seperti
suara wanita yang mengajaknya untuk bermain. Saat
terbangun, pasien biasanya dapat tidur lagi sampai pukul 10.00
WITA dan sering terlambat untuk kuliah. Sehingga pasien
merasa pola tidurnya menjadi berantakan. Pasien tidak pernah
tidur siang dan sebelumnya belum pernah mencari pengobatan
atau mengkonsumsi obat tidur.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan kesulitan tidurnya mulai dirasakan
akibat ia memikirkan masalah perkuliahannya. Pasien
merasa berat terhadap tugas-tugas kuliahnya. Pasien
mengatakan, saat SMA pasien merupakan siswa
berprestasi. Tetapi, semenjak kuliah pasien merasa tugas-
tugasnya berat sehingga nilainya anjlok. Pasien
mengatakan sering sakit kepala dan deg-degan saat
memikirkan masalahnya. Sejak keluhan muncul, pasien
mengatakan nafsu makan menurun dan mulai malas untuk
turun kuliah karena malu sering terlambat. Pasien juga
memiliki perasaan putus asa namun tidak ada pikiran
untuk bunuh diri.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penderita baru pertama kali mengalami
keluhan seperti ini
Riwayat trauma kepala disangkal.
Riwayat kejang tidak ada.
Riwayat panas tidak ada.
Riwayat alergi tidak ada..
Riwayat merokok dan NAPZA tidak ada.
Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan
serupa dan tidak ada penyakit gangguan jiwa pada
keluarga.
Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Ayah, Ibu
dan Kakak pasien sekarang tinggal di Bontang, sementara
pasien sekarang sedang merantau untuk berkuliah di
Samarinda. Ayah pasien bersifat cukup keras dan tegas
namun penyayang. Ibu memiliki sifat yang mudah cemas,
perhatian dan penyayang. Kakak memiliki sifat baik dan
sabar.
Hubungan pasien dengan Ayah, Ibu dan Kakak baik.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik.
Riwayat Keluarga
Genogram
Riwayat Hidup
Masa anak-anak awal (0-3 tahun)
Riwayat prenatal, kehamilan Ibu dan kelahiran
Penderita dikandung 9 bulan, tidak ada
masalah selama masa kehamilan penderita.
Perkembangan awal
Penderita memiliki pertumbuhan dan
perkembangan normal, tidak lebih dari sakit
batuk pilek dan tidak pernah sakit lama.
Riwayat Hidup
Masa anak-anak awal (0-3 tahun)
Gejala-gejala dari masalah prilaku
Tidak ada
Kepribadian dan tempramen sebagai anak
Tidak ada masalah
Toilet training
Seperti anak lainnya. Pada umur 3-4 tahun sudah
tidak mengompol.
Mimpi-mimpi awal dan fantasi
Ingin menjadi dokter.
Riwayat Hidup
Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
Penderita menjalani pendidikan di Bontang. Selama
menjalani pendidikan, tidak ada kendala apapun dalam
proses pembelajaran maupun pertemanan. Prestasi
akademik penderita tergolong baik dan cukup menonjol.
Riwayat Hidup
Masa kanak-kanak akhir (remaja sampai pubertas)
Riwayat sekolah
Penderita sekarang berstatus Mahasiswa di Universitas
Mulawarman. Prestasi akademik penderita terbilang
cukup baik sejak SD hingga SMA.
Perkembangan kognitif dan motorik
Pasien dapat mengikuti kegiatan di sekolah dan tidak
ada masalah. Di sekolah, pasien termasuk salah satu
siswa yang berprestasi yaitu sering menjadi juara
kelas.
Riwayat Hidup
Masa kanak-kanak akhir (remaja sampai pubertas)
Masalah-masalah fisik dan emosi remaja yang utama
Penderita tidak memiliki masalah
Latar belakang agama
Penderita beragama Islam sejak lahir.
Riwayat Hidup
Masa Dewasa
Riwayat pekerjaan
Penderita belum bekerja.
Aktifitas sosial
Tidak ada kegiatan sosial saat ini. Hubungan
dengan teman-teman cukup baik.
Riwayat militer
Tidak ada
Status Psikiatri
1.Identifikasi Pribadi
Pasien terlihat rapi, mengenakan kemeja berwarna biru
tua dan tidak mencolok. Sikap pasien tenang dan
kooperatif terhadap pemeriksa. Pasien tampak lelah
dan mengantuk.
Penampilan 2.Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien tidak menunjukkan abnormalitas perilaku dan
aktivitas psikomotor.
3.Gambaran Umum
Pasien tampak sakit ringan.

Pasien berbicara dengan normal dan menjawab


Bicara pertanyaan dengan baik.

Mood : Pasien merasa sedih


Mood dan Afek Afek : Depresif
Status Psikiatri
1.Bentuk Pikiran
a)Produktivitas
Ide cukup dan spontan.
b)Kelancaran Berpikir
Jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan.
c)Gangguan Bahasa
Tidak ada gangguan berbahasa.
2.Isi Pikiran
Pikiran putus asa
Pikiran dan 3.Gangguan Berpikir
Persepsi a)Waham (-)
b)Ideas of References and Ideas of Influences (-)
4.Gangguan Persepsi
a)Halusinasi auditorik (+) dan Ilusi (-)
b)Depersonalisasi dan Derealisasi (-)
5.Mimpi dan Fantasi
Tidak ada
Status Psikiatri
1. Kesadaran: Komposmentis
2. Orientasi
. Waktu : Baik
. Orang : Baik
. Tempat: Baik
3. Konsentrasi dan Berhitung : Kesan baik
4. Ingatan
. Masa Dahulu : Baik
Sensori . Masa Kini : Baik
. Segera : Baik
5. Kognitif
Kesan cukup, sesuai dengan tingkat pendidikan
6. Insight 6
Sadar bahwa dirinya sakit dan memerlukan bantuan,
mencari bantuan dan ingin sembuh
Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Komposmentis
Tanda-tanda vital
Frekuensi Nadi : 84 x/menit, regular, kuat angkat
Frekuensi Nafas : 24 x/menit, regular
Suhu : 36,5 oC, aksiler
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Pemeriksaan Fisik

Kepala dan Leher


Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cowong (-/-)
Telinga : Sekret (-), darah (-)
Hidung : Sekret (-), pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : Mukosa bibir normal, lidah bersih, sianosis (-/-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pemeriksaan Fisik

Regio Thorax
Paru-paru
Inspeksi :Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris,
retraksi intercosta (-)
Palpasi : Pergerakan dada simetris, raba fremitus simetris.
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas simetris, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada midclavicula line ICS V sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan di parasternal line dekstra, batas jantung
kiri : midclavicula line ICS V sinistra
Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik

Regio Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen normal
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : Distribusi timpani di keempat kuadran,
shifting dulness (-)
Palpasi : Soefl, kembung (-), defans muskular (-),
hepar dan lien dalam batas normal,
nyeri tekan abdomen di empat kuadran (-),
turgor kulit baik
Pemeriksaan Fisik

Regio Ekstremitas
Inspeksi : Edema (-), deformitas (-), ptekie (-)
Palpasi : Akral hangat, edema (-), nyeri tekan (-),
CRT <2 detik
Pemeriksaan Neurologis

Refleks Fisiologis: +/+


Refleks Patologis : -/-
Ringkasan Penemuan
Usulan Diagnosis Dokter Muda

Diagnosis Multiaksial
Axis I : Episode Depresif Sedang
(F32.1)
Axis II : Tidak ada diagnosis
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah Pendidikan
Axis V : GAF scale 60-51
Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : ad bonam
Penatalaksanaan

Psikofarmaka
Fluoksetin 10mg tablet 1-0-0
Clozapin 12,5mg tablet 0-0-1
PEMBAHASAN
Definisi
Depresi merupakan gangguan mood yang ditandai oleh
suatu lebih episode depresi mayor ( paling sedikit dua
minggu memiliki perasaan depresif atau kehilangan minat
pada semua aktivitas di sekitar) yang ditambah dengan
gejala tambahan seperti perubahan pola tidur, selera, berat
badan, aktivitas psikomotor, penurunan energi, merasa
bersalah, atau tidak dihargai, sulit berpikir, berkonsentrasi,
atau membuat keputusan ataupun memiliki pikiran
berulang tentang kematian atau ide bunuh diri,
merencanakan atau bahkan melakukan. (American
Psychiatric Association, 2010).
Etiologi Depresi
Faktor Fisik Faktor Psikologis

Faktor Genetik Kepribadian

Faktor Usia Pola Pikir

Gaya Hidup Stress

Gender Harga Diri (Self-Estreem)


Diagnosis Depresi
Kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ-III:
Gejala utama: Gejala tambahan :
Konsentrasi dan perhatian
Afek depresif berkurang;
Kehilangan minat dan Harga diri dan kepercayaan diri
kegembiraan berkurang;
Gagasan tentang rasa bersalah dan
Berkurangnya energi yang tidak berguna;
menuju meningkatnya keadaan Pandangan masa depan yang suram
mudah lelah (rasa lelah yang dan pesimistis;
nyata sesudah kerja sedikit saja) Gagasan atau perbuatan
dan menurunnya aktivtas membahayakan diri atau bunuh
diri;
Tidur terganggu;
Nafsu makan berkurang.
Diagnosis Depresi
Kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ-III:
Untuk episode depresif dari ketiga Kategori episode depresif
tingkat keparahan tersebut ringan (F32.0), sedang (F32.1),
diperlukan masa sekurang- dan berat (F32.2) hanya
kurangnya 2 minggu untuk digunakan untuk episode
penegakan diagnosis, namun depresi tunggal (yang
periode yang lebih pendek dapat pertama).Episode depresif
dibenarkan jika gejala sangat berikutnya harus
berat dan berlangsung cepat. diklasifikasikan di bawah salah
satu diagnosis gangguan
depresif berulang (F33.-)
Diagnosis Depresi
Kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ-III:
F32.0 Episode Depresi ringan F32.1 Episode Depresi Sedang
Sekurang-kurangnya harus ada 2 Sekurang-kurangnya harus ada 2
dari 3 gejala utama depresi seperti dari 3 gejala utama depresi seperti
tersebut diatas pada episode depresi ringan
Ditambah sekurang-kurangnya 2 (F30.0)
dari gejala lainnya. Ditambah sekurang-kurangnya 3
Tidak boleh ada gejala yang berat (sebaiknya 4) dari gejala lainnya.
diantaranya Lamanya seluruh episode
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya
berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.
sekitar 2 minggu. Menghadapi kesulitan nyata untuk
Hanya sedikit kesulitan dalam meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan dan kegiatan sosial yang pekerjaan, dan urusan rumah
biasa dilakukannya tangga
Diagnosis Depresi
Kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ-III:
F32.2 Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik
Semua 3 gejala utama depresi harus ada
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat
Bila ada gejala penting, misal agitasi atau retardasi psikomotor yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode
depresif berat masih dibenarkan
Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya sekitar
2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat,
maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu
kurang dari 2 minggu
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas
Diagnosis Depresi
Kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ-III:
F32.3 Episode Depresi Berat Dengan Gejala Psikotis
Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2
tersebut diatas
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya
melihatkan ide tentan dosa, kemiskinan atau malapetaka yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawa atas hal itu.
Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang
menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging
membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada
stupor.
Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai
serasi atau tidak serasi dengan afek
Penatalaksanaan
Selain farmakoterapi dan psikoterapi, jumlah dan
keparahan stressor dalam kehidupan pasien perlu
diturunkan. Indikasi rawat inap adalah kebutuhan
prosedur diagnosis, risiko bunuh diri atau membunuh,
kemampuan pasien yang menurun drastis untuk
mendapatkan makanan dan tempat tinggal, riwayat gejala
yang berkembang cepat, rusaknya system dukungan
pasien.
Penatalaksanaan
Psikoterapi:
Terapi Kognitif
Terapi Interpersonal
Terapi Perilaku
Terapi Berorientasi Psikoanalitik
Terapi Keluarga
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
SSRI (fluoxetine, paroksetin, sertraline) adalah obat antidepresan
pilihan karena efektif, mudah digunakan, efek simpangnya relatif
lebih sedikit bahkan pada dosis tinggi.Semua agen ini lebih aman
daripada obat trisiklik dan tetrasiklik serta MAOI. Obat trisiklik
dan tetrasiklik (trazodone, alprazolam, mitrazapin) dapat
menimbulkan sedasi, sedangkan MAOI membutuhkan retriksi diet.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai