Anda di halaman 1dari 112

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN

PASIEN BPJS DI RSUD KOTA KENDARI


TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai


Derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :
EKA MURTIANA
J1A212068

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, kalimat suci hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, pertolongan dan segala kasih sayang-Nya yang tidak terhingga jumlahnya.

Atas segala rahmat tersebut, penulis dapat menyelesaikan Hasil yang berjudul

Hubungan mutu pelayanan kesehatan kepada kepuasan pasien BPJS diRSUD kota

kendari tahun 2016.

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas ini banyak kendala yang dihadapi.

Kemudian bila dalam pembahasan yang dijelaskan masih jauh dari kesempurnaan,

maka kritikan dan saran sangat penulis harapkan dari semua pihak yang sifatnya

membangun guna kesempurnaan penelitian ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya

kepada Bapak Dr. H.Ruslan Majid., M.Kes selaku Pembimbing I dan Ibu Nur

Nashriana Jufri, S.KM., M.Kes. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan pikirannya dalam mengarahkan penulis dalam penyusunan Hasil ini. Selain itu,

terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Muh.Ahmad dan Ibunda

Karlina yang telah memberikan kepercayaan penuh kepada peneliti, memberikan

motivasi, dukungan materi, kasih sayang dan doa yang mengiringi setiap langkah

peneliti dalam menempuh pendidikan. Terima kasih kepada Nenek tercinta Hj. Biba

v
atas doa, dukungan dan motivasinya dan adik saya tercinta Nita Novita Muhammad,

atas doa, dukungan dan motivasinya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Halu Oleo Kendari.

2. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Kendari.

3. Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Halu Oleo Kendari.

4. Koordinator Program Studi Kesehatan Masyarakat UHO

5. Bapak Ambo Sakka, S.KM., M.A.R.S, Ibu Lisnawati, S.KM., M.Kes dan Ibu Irma

Yunawati, S.KM., M.P.H, selaku penguji yang telah memberikan banyak

pengetahuan serta memberikan motivasi kepada penulis.

6. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.

7. Staf pengolola Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah banyak membantu

administrasi penulis dalam menyelesaikan studi.

8. Kepala Badan Riset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan

izin penelitian kepada penulis.

9. Kepala Kesbang Kendari beserta seluruh stafnya telah banyak membantu dalam

proses penelitian.

10. Kepala RSUD kota kendari beserta stafnya yang telah bersedia dan membantu

dalam proses penyelesaian penelitian ini. .

vi
11. Sahabat-sahabat yang telah membantu, Desi Merty Silviana, Arsikah S.KM, Reski

Dini Pratiwi, Wulandari S.KM, Rahmita Karim, Novitasari Siregar S.KM, Fitri

Hardianti S.KM, Desi Andriani Saputri Togala S.KM, Desyi Arisandi S.KM , Wd.

Mitha Fatrisya S.KM, Irawati S.KM, Taqqiyah, Vera Riski, Agus Sutrisman S.AP,

Tresna Levia S.AK, Sitti Munawarah S.Farm, Nur aprilianti Siregar, Nuning

Martyaningsih.

12. Teman-teman PBL Desa Ngapaaha:Merda, Arif, Desi, Niar, Juniawan, Ines, Ruri,

Juwita, Andri ustari. Terima kasih atas kerja sama dan bantuannya selama PBL.

13. Keluarga Besar Health Administrator Community (HAC) dari AKK, dan epid.com

dari epidemiologi serta envision dari KLKK, yang tidak bisa disebutkan satu

persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang lebih baik

terutama menyerahkan berkat dan rahmat Nya kepada semua pihak yang telah

turut memberikan bantuannya kepada penulis.

Kendari, Oktober 2016

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PERNYATAAN KEASLIAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
ABSTRAK xiv
ABSTRACK xv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1


B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 8
E. Ruang Lingkup 8
F. Glosarium 9
G. Organisasi/Sistematika 9

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Umum tentang Rumah Sakit 10
B. Tinjauan Umum tentang Mutu Pelayanan Kesehatan 14
C. Tinjauan Umum tentang Kepuasan Pasien 20
D. Tinjauan Umum tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial 26
E. Tinjauan Umum tentang Hasil Penelitian Sebelumnya 29
F. Kerangka Teori 31
G. Kerangka Konsep 32
H. Hipotesis Penelitian 33

III. METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 35
C. Populasi dan Sampel 35
D. Variabel Penelitian 37
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 37
F. Pengolahan dan Analisis Data 40

viii
G. Etika Penelitian 42
H. Penyajian Data 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 43
B. Hasil Penelitian 45
C. Pembahasan 56

V. PENUTUP
A. Simpulan 70
B. Saran 70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman


Tabel 1 Sarana dan Prasarana RSUD Kota Kendari Tahun 2015 32

Tabel 2 Distribusi Umur Responden di RSUD Kota Kendari Tahun 39


2016

Tabel 3 Distribusi Jenis Kelamin Responden di RSUD Kota 44


Kendari Tahun 2016

Tabel 4 Distribusi Pendidikan Responden di RSUD Kota Kendari 46


Tahun 2016

Tabel 5 Distribusi Persepsi Responden tentang Mutu Pelayanan 46


Administrasi di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

Tabel 6 Distribusi Persepsi Responden tentang Mutu Pelayanan 47


Dokter di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

Tabel 7 Distribusi Persepsi Responden tentang Mutu Pelayanan 48


Perawat di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
Tabel 8 Distribusi Persepsi Responden tentang Mutu Pelayanan 49
Sarana dan Prasarana di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

Tabel 9 Distribusi Persepsi Responden tentang Mutu Pelayanan 50


Lingkungan Pelayanan di RSUD Kota Kendari Tahun
2016
Tabel 10 Distribusi Persepsi Responden tentang Mutu Pelayanan 50
kepuasan terhadap pelayanan keseahatan di RSUD Kota
Kendari Tahun 2016

Tabel 11 Analisis Hubungan Mutu Pelayanan Administrasi dengan 51


Kepuasan Pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

Tabel 12 Analisis Hubungan Mutu Pelayanan Dokter dengan 52


Kepuasan Pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

x
Tabel 13 Analisis Hubungan Mutu Pelayanan Perawat dengan 53
Kepuasan Pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
Tabel 14 Analisis Hubungan Mutu Pelayanan Sarana Prasarana 53
dengan Kepuasan Pasien di RSUD Kota Kendari Tahun
2016

Tabel 15 Analisis Hubungan Mutu Pelayanan Lingkungan 54


Pelayanan dengan Kepuasan Pasien di RSUD Kota
Kendari Tahun 2016

xi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang dan Singkatan Arti dan Keterangan


% Persentase
< Lebih Kecil
> Lebih Besar
= Sama Dengan
- Tanda Kurang
N Jumlah Populasi
n Jumlah Sampel
p Nilai Probabilitas
BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
DEPKES Departemen Kesehatan
LOS Lengt Of Stay
MENKES Menteri Kesehatan
MENPAN Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
SKRT Survei Kesehatan Rumah Tangga
SULTRA Sulawesi Tenggara
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah

WHO World Health Organization

PP Peraturan Pemerintah

RI Republik Indonesia

SDM Sumber Daya Manusia

xii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Master Tabel

Lampiran 4 Hasil Uji SPSS

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Dari Dekan FKM UHO

Lampiran 6 Surat Izin Badan Penelitian Dan Pengembangan

Lampiran 7 Surat Izin Telah meneliti dari RSUD Kota Kendari

Lampiran 8 Dokumentasi

xiii
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN KEPADA KEPUASAN PASIEN BPJS
DI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2016

Oleh :

Eka Murtiana

J1A2 12 068

ABSTRAK

Rumah sakit sebagai salah satu sub-sistem pelayanan kesehatan


memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan
administrasi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kepuasan pasien merupakan salah
satu indikator mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk selalu menjaga
kepercayaan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat
memenuhi keinginan pasien dan meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
yang diberikan. Salah satu pengguna jasa pelayanan kesehatan adalah peserta Badan
Penyelenggara Jaminanan Sosial (BPJS). Tingginya minat masyarakat menjadi
peserta BPJS Kesehatan tidak diiringi dengan kepuasan terhadap pelayanan
kesehatan yang mereka dapatkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
crossectional. Populasi pada peneltian ini adalah seluruh pasien Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial yang datang berobat di RSUD Kota Kendari pada
bulan Januari 2015 yang berjumlah 2.776 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
pasien yang datang berobat di RSUD Kota Kendari yang terdiri dari pasien rawat
jalan dan rawat inap berjumlah 96 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu
simple random sampling dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi
square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan mutu pelayanan
administrasi dengan kepuasan pasien dengan nilai p = 0.00 < 0.05, ada hubungan
mutu pelayanan dokter dengan kepuasan pasien dengan nilai Value= 0.00 < 0.05, ada
hubungan mutu pelayanan perawat dengan kepuasan pasien dengan nilai p = 0.00 <
0.05, ada hubungan mutu sarana dan prasarana dengan kepuasan pasien dengan p =
0.00 < 0.05, ada hubungan lingkungan rumah sakit dengan kepuasan pasien dengan
nilai p = 0.00 < 0.05.

Kata kunci: rumah sakit, mutu pelayanan kesehatan, Badan Penyelenggara


Jaminanan Sosial (BPJS) Kesehatan

xiv
THE CORRELATION OF HEALTH SERVICES QUALITY TOWARD PATIENTS
SATISFACTION OF SOCIAL SECURITY MANAGEMENT AGENCY OF HEALTH
(SSMAH) IN GENERAL HOSPITAL OF
KENDARI MUNICIPALITY IN 2016

By
Eka Murtiana
J1A2 12 068

ABSTRACT

Hospital as one of the sub-systems of health services provides two types of


services to public, namely health services and administration of health services in
hospitals. Patients satisfaction is one of indicator of health services quality. The
hospitals are required to always maintain consumers trust by increasing services
quality so can fulfill patients desire and increasing patients satisfaction toward
services that given. One of the users of health services are participants in the Social
Security Management Agency of Health (SSMAH). The high interest of public to be
participants of the Social Security Management Agency of Health is not
accompanied by satisfaction toward health services that they get. Type of study that
used was cross-sectional study. The population in this study was all of patients of the
Social Security Management Agency of Health who came for treatment in General
Hospital of Kendari Municipality in January 2015 that totaling were 2776 people.
The sample in this study was patients who came for treatment in General Hospital of
Kendari Municipality which consisted of patients of outpatient and inpatient care
that totaling were 96 people with the sampling technique was simple random
sampling and it was analyzed using chi-square statistical test. The results showed
that there was a correlation between administrative services quality and patients
satisfaction with pvalue = 0.00 < 0.05, there was a correlation between doctors service
quality and patients satisfaction with p value = 0.00 < 0.05, there was a correlation
between nurses service quality and patients satisfaction with p value = 0.00 < 0.05,
there was a correlation between facilities and infrastructure quality and patients
satisfaction with pvalue = 0.00 < 0.05, there was a correlation between the hospital
environment and patients satisfaction with p value = 0.00 < 0.05.

Keywords: hospitals, health services quality, Social Security Management Agency


of Health (SSMAH)

xv
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanankesehatan yang bertujuan

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, lebih

difokuskan pada upaya promosi kesehatan dan pencegahan (preventif) dengan

tidak mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Selain itu, pelayanan kesehatan di

rumah sakit bukan hanya kepada individu (pasien), tetapi juga keluarga dan

masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan

pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik) (UU RI

No.44, 2009)

Rumah sakit pada era globalisasi sekarang ini berkembang sebagai

sebuah industri padat karya, padat modal dan padat teknologi. Disebut

demikian karena rumah sakit memanfaatkan sumber daya manusia (SDM)

dalam jumlah yang besar dan beragam kualifikasi. Dalam pengalaman sehari-

hari ketidakpuasan pasien yang paling sering dikemukakan dalam kaitannya

dengan sikap dan perilaku petugas Rumah Sakit, antara lain: keterlambatan

pelayanan dokter dan perawat, dokter sulit ditemui, lamanya proses masuk

rawat, keterbatasan obat dan peralatan ketersediaan sarana (toilet, tong

sampah) serta ketertiban dan kebersihan rumah sakit (Munijaya, 2012).

Pada pelayanan kesehatan dirumah sakit kepuasan pasien merupakan

salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan. Dengan penerapan pendekatan

jaminan mutu layanan kesehatan kepuasan pasien menjadi bagian integral dan

1
2

menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu layanan kesehatan. Artinya

pengukuran tingkat kepuasan pasien harus menjadi kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan dari pengukuran mutu pelayanan kesehatan. (Azwar. A, 2007)

Bertambahnya jumlah rumah sakit menyebabkan timbulnya persaingan

antar rumah sakit dalam memperebutkan konsumen yang akan memanfaatkan

pelayanan kesehatan. Dalam kondisi demikian mengharuskan setiap rumah

sakit melakukanupaya peningkatan citra rumah sakit.Peningkatan citra rumah

sakit dimata masyarakat sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan adalah

untuk mewujudkan masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani. Sampai

saat ini pemerintah telah cukup berhasil secara kuantitatif memeratakan

pelayanan kesehatan kepada rakyat dengan pengadaan pusat - pusat kesehatan

seperti rumah sakit, dengan memperhatikan peningkatan secara kualitatif

menyangkut masalah mutu pelayanan (Wasisto, 1992 dalam MT. Sebayang,

2004).

BPJS Kesehatan harus memahami kebutuhan pelayanan kesehatan

masyarakat yang dilayaninya dalam menentukan cara yang paling efektif

menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu. Zeithaml et al (dalam

Rangkuti,2006) menyatakan bahwa pelayanan yang bermutu terbentuk dari

lima dimensi Service Quality (Servqual) yaitu, kehandalan, daya tanggap,

jaminan, empati, dan bukti fisik (Rangkuti, 2006).

Pelayanan kesehatan yang bermutu salah satu aspek dalam pelayanan

kesehatan merupakan faktor yang penting dalam mencapai kepuasan pasien.

Kepuasan pasien merupakan perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari
3

kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2007).

Dalam memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan atas

pelayanan yang diberikan, rumah sakit dituntut untuk selalu menjaga

kepercayaan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan agar

kepuasaan konsumennya meningkat. Salah satu konsumen pengguna jasa

pelayanan kesehatan adalah peserta Badan Penyelenggara Jaminanan Sosial

(BPJS).

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan lembaga yang

dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia

menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

24 Tahun 2011. Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah

berdiam di Indonesia selama minimalenam bulanwajib menjadi anggota Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS, 2015).

Jumlah peserta BPJS Kesehatan terus meningkat, terhitung pada

tanggal 13 Februari 2015 sebanyak 137.743.318 jiwa sudah terdaftar

menjadi peserta BPJS kesehatan di Indonesia (BPJS Kesehatan, 2015 dalam

Wilda, 2015).

Tingginya minat masyarakat menjadi peserta BPJS Kesehatan tidak

diiringi dengan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang mereka dapatkan.

Hal ini masih belum sejalan dengan keinginan pemerintah sewaktu

meluncurkan BPJS Kesehatan diawal tahun 2014 lalu. Badan

Penyelenggarakan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, sebuah program Jaminan


4

Kesehatan Nasional yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan bagi seluruh masyarakat secara lebih profesional, tanggap,

informatif sekaligus bermartabat (Anonim, 2016).

Dalam mengatur masalah kesehatan diperlukan suatu badan khusus yang

bertanggung jawab dalam menyelenggarakan jaminan kesehatan, dimana badan

tersebut harus memberikan mutu pelayanan yang baik agar dapat tercapainya

kepuasan pelayanan.

Dengan banyaknya jumlah peserta BPJS Kesehatan secara nasional dan

sebagai suatu sistem yang besar dan baru berlangsung dalam tempo yang

relative singkat, dimana terdapat permasalahan dalam pengaplikasiannya,

banyak masyarakat yang belum tahu teknis mendapatkan pelayanan sesuai

dengan aturan BPJS Kesehatan, sehingga banyak peserta BPJS Kesehatan yang

mengeluhkan dengan sistem pelayanan rujukan berjenjang yang diterapkan

BPJS Kesehatan.

Sistem pelayanan rujukan berjenjang ini juga menjadi tantangan yang

kerap dihadapi pasien peserta BPJS Kesehatan di RSUD Kota Kendari, dengan

sistem ini pasien peserta BPJS Kesehatan sebelum berobat ke rumah sakit atau

dokter spesialis wajib terlebih dahulu ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) yang telah ditunjuk yaitu puskesmas, dokter keluarga atau klinik untuk

mendapatkan surat rujukan, hal ini berpengaruh dalam mutu pelayanan

kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh proses

pemberian pelayanan. Setiap pasien memiliki perspektif berbeda mengenai

mutu pelayanan kesehatan, hal tersebut dipengaruhi oleh karakteristik pasien


5

yang terdiri dari jenis kelamin, umur, dan pendidikan. Dengan adanya BPJS

Kesehatan, mutu pelayanan yang diberikan pada pasien sudah ditentukan.

Sebagian besar hal tersebut mempengaruhi tingkat kepuasan pasien peserta

BPJS Kesehatan.

Hasil penelitian Rinda (2015) menyebutkan mutu pelayanan kesehatan

ditinjau dari tingkat kepuasan pasien BPJS berdasarkan dimensi Reliability Di

pada Poli Klinik THT Rumah Sakit Dr. Ramelan Surabaya lebih dari setengah

(63.3%) responden menyatakan tidak puas.

Hasil penelitianWidyasih (2014) menyebutkan31,9% masyarakat tidak

puas terhadap pelayanan kesehatan dengan menggunakan kartuBadan

Penyelenggara Jaminan Sosialkhususnya pelayanan kelas III. Pelayanan yang

tidak baik dikarenakan pasien dalam anggota keluarga yang sakitbaru pertama

kali dirawat dengan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sehingga untuk

mengurus persyaratan sangat sulit karena persyaratan harus diurus 2x24 jam

serta fasilitas perawatan yang kurang danpembatasan obat bagi penggunaBadan

Penyelenggara Jaminan Sosial.

RSUD Kota Kendari merupakan rumah sakit tipe C milik pemerintah

Kota Kendari yang memberikan pelayanan bagi peserta BPJS. Berdasarkan

laporan tahunan jumlah kunjungan pasienBadan Penyelenggara Jaminan

Sosialdi RSUD Kota Kendari menempati urutan pertamana dibanding

pengguna asuransi lainnya yaitu sekitar 90% dari total kunjugan yang tercatat.
6

Berdasarkan laporan jumlah kunjungan pasien BPJSmeningkat dalam 2

tahun terakhir yaitu tahun 2014sebanyak 2800 jiwa meningkat menjadi 33.000

jiwa pada tahun 2015(RSUD Kota Kendari, 2016).

Indikator mutu pelayanan rumah sakit dapat diketahui melalui kunjungan

pasien di rumah sakit. Berdasarkan laporan jumlah kunjungan pasien BPJS

meningkat dalam 2 tahun terakhir yaitu tahun 2014 sebanyak 28.000 jiwa

meningkat menjadi 33.000 jiwa pada tahun 2015 (RSUD Kota Kendari, 2016)

Hasil evaluasi terhadap kepuasan pasien tahun 2015 melalui mekanisme

kotak saran yang disediakan, terdapat banyak keluahan-keluhan yang diterima

seperti keterlambatan dokter, pelayanan administrasi berbelit-belit, lambatnya

pelayanan obat, keramahan petugas, sarana dan prasana yang kurang memadai

dan kenyamanan pasien dan pembesuk khususnya pada pasien kelas III

pengguna BPJS.

Survei pendahuluan yang dilakukan terhadap beberapa pasien yang

menggunakan BPJS saat melakukan pengobatan ataupun pemeriksaan

kesehatan di RSUD Kota Kendari terdapat 30 40 % menyatakan kurang puas

terhadap pelayanan RSUD, adapun dalam kegaitan survei tersebut yang

diyatakan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan administrasi,

dokter, perawat, obat serta sarana dan prasarana. Hal ini berbanding terbalik

dengan pasien yang tidak menggunakan BPJS ataup yang biasa dikatakan

pasien umum yang lebih cepat mendapatkan penanganan oleh pihak rumah

sakit dalam hal pelayanan dan tingkat kepuasan yang lebih baik. Berdasarkan
7

hal tersebut peneliti telah meneliti Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan

Tehadap Kepuasan Pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah Bagaimana hubungan mutu pelayanan kesehatan (Pelayanan

administasi, pelayanan keperawatan, sarana pelayanan dan lingkungan

pelayanan) terhadap kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun

2016 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan kesehatan terhadap

kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan administrasi dengan

kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari tahun 2016.

b. Untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan dokter dengan kepuasan

pasien BPJS di RSUD Kota Kendari tahun 2016

c. Untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan perawat dengan kepuasan

pasien BPJS di RSUD Kota Kendari tahun 2016.

d. Untuk mengetahui hubungan mutu sarana pelayanan dengan kepuasan

pasien BPJS di RSUD Kota Kendari tahun 2016.

e. Untuk mengetahui hubungan lingkungan pelayanan dengan kepuasan

pasien BPJS di RSUD Kota Kendari tahun 2016.


8

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan ilmu pengetahuan, sehingga menambah khasanah

yang berkenaan dengan kebijakan dan strategi peningkatan kualitas

pelayanan publik khususnya pelayanan kesehatan dasar kepada

masyarakat.

b. Sebagai masukan bagi peneliti dalam menambah wawasan pengetahuan

serta pengalaman sehubungan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan kontribusi bagi pihak RSUD Abunawas dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang memperioritaskan

kepuasan pasien khusus.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan ruang lingkup yang lebih spesifik yang

disebabkan oleh keterbatasan waktu dalam penelitian, sehingga peneliti

melakukan pembatasan dari segi lokasi penelitian yakni RSUD Kota Kendari.

Dari segi pembahasan peneliti yaitu hubungan mutu pelayanan kesehatan

dengan kepuasan pasien BPJS.


9

F. Glosarium

1. Satisfaction costumer : Kenyamanan costumer

2. Preventif : Pencegahan

3. Komprehensif : Luas dan lengkap

4. Holistik : Menyeluruh

5. THT : Telinga, Hidung dan Tenggorokan

6. Kuratif : Pengobatan

7. Rehabilitatif : Pemulihan

8. Service Excelent : Pelayanan prima

G. Organisasi

Penelitian ini berjudul Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Tehadap

Kepuasan Pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun 2016 yang dibimbing

oleh Bapak Dr. H. Ruslan Majid, M.Kes selaku Pembimbing I dan Ibu Nur

Nashriana Jufri, SKM, M.Kes selaku Pembimbing II.


10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 menyebutkan

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan

memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan

kesehatan dan pelayanan admistrasi. Pelayanan kesehatan mencakup

pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan pelayanan

keperawatan (Azwar, 2007)

Menurut Worlt Health Organization (WHO) 1957, rumah sakit

adalah institusi yang merupakaan bagian intregal dari organisasi kesehatan

dan organisasi sosial, berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang

lengkap, baik kuratif maupun preventif bagi pasien rawat jalan dan rawat

inap kegiatan pelayanan medis serta perawatan. Institusi pelayanan ini juga

merupakan latihan personil dan riset kesehatan (Saleh dan Satrianegara,

2010).

10
11

2. Fungsi Rumah Sakit

Menurut undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 fungsi rumah sakit

adalah:

1) penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan

medis.

3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;

4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

Fungsi rumah sakit yang meliputi dua aspek diatas, tidak secara

keseluruhan dapat dilakukan oleh seluruh rumah sakit milik pemerintah

atau swasta, tetapi tergantung pada klasifikas rumah sakit. Berdasarkan

klasifikasi rumah sakit dapat diketahui bahwa rumah sakit dengan kategori

kelas A, mempunyai fungsi, jumlah dan kategori ketenagaan, fasilitas, dan

kemampuan pelayanan yang lebih besar daripada rumah sakit dengan kelas

lainnya yang lebih rendah, seperti kelas B II, B I, C dan kelas D. Fungsi-

fungsi ini dilaksanakan dalam kegiatan Intramural (didalam rumah sakit)


12

dan ekstramural (diluar rumah sakit). Kegiatan intramural dibagi menjadi 2

kelompok besar yaitu pelayanan rawat inap dan pelayanan rawat jalan.

3. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Azwar A. (2007), Rumah Sakit di Indonesia dibedakan atas

5 tipe yaitu:

a. Rumah sakit tipe A. rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis dan sub spesialis yang luas, serta tempat

pelayanan rujukan tertinggi.

b. Rumah Sakit tipe B. rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis dan sub spesialis yang terbatas, di rencanakan

rumah sakit ini di dirikan disetiap ibu kota prpvinsi yang menampung

pelayanan rujukan dari Rumah Sakit Kabupaten.

c. Rumah Sakit tipe C. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan

kedokteran spesialis terbatas, ada empat pelayanan spesialis yaitu

penyakit dalam, bedah, kesehatan anak, serta kebidanan dan

kandungan.

d. Rumah Sakit tipe D. Rumah sakit ini bersifat transisi karena pada

suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas tipe C.

e. Rumah Sakit tipe E. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus

yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran

saja. Misalnya Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Paru, Rumah Sakit

Bersalin, dan sebagainya.


13

4. Petugas Pelayanan Kesehatan

Menurut Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit harus

memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan penunjang medis,

tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit,

dan tenaga non kesehatan.

Menurut Ida A (2014) menyebutkan jenis pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit terdiri dari :

a. Pelayanan Tenaga Medis

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 262/Menkes/Per/VII/1979

tentang standar ketenagaan dirumah sakit pemerintah, menyatakan

bahwa yang dimaksud dengan tenaga medis adalah seorang lulusan

fakultas kedokteran atau Kedokteran Gigi dan Pasca sarjana yang

memberikan pelayanan medis dan pelayanan penunjang medis.

b. Pelayanan Tenaga Perawat / Bidan

Tenaga paramedis merupakan orang yang paling sering

berhubungan dengan pasien. Hal ini perawat dituntut untuk mempunyai

keahlian dibidangnya. Menurut Surat keputusan Menteri, dijelaskan

bahwa tenaga paramedis/perawat adalah seorang yang lulus dari

sekolah atau akademi perawatan kesehatan yang memberikan pelayanan

perawatan paripurna.

c. Pelayanan Penunjang Medik

Pelayanan penunjak medik di rumah sakit meliputi: a)

laboratorium kimiawi, haematologi, bakteriologi, virologi otopsi, dan


14

kamar jenajah, b) diagnostik imaging yaitu: gradiografi, tomografi,

radioisotop, USG dan CT-Scan, laboratorium kardiopulmoner meliputi

elektroka diografi tes fungsi paru dan kateteris.

d. Pelayanan Administrasi

Pelayanan administrasi merupakan kegiatan pelayanan tata usaha

yang meliputi pelayanan surat menyurat, kearsipan, pembukuan dan

lain-lain. Tujuan pelayanan administrasi adalah menciptakan suasana

administrasi yang lancar dan menyenangkan bagi pasien. Kesan

pertama kali bagi pasien rawat jalan terbentuk sewaktu pasien berbicara

pertama kali dengan penerimaan pasien.

B. Tinjauan Umum TentangMutu Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan

secara sendiri atau secara bersama- sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok

dan ataupun masyarakat (Azwar, 1996).

Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan

standar pelayanan yang ditetapkan, sehingga menimbulkan kepuasan

bagi setiap pasien (Kemenkes dalam Muninjaya 2014).

Pelayanan yang bermutu sangat diperlukan karena merupakan hak

setiap pelanggan, dan dapat memberi peluang untuk memenangkan


15

persaingan dengan pemberi layanan kesehatan lainnya.

Kualitaspelanggan insitusi pelayanan kesehatan dibedakan menjadi dua

yaitu :

a. Pelanggan internal (internal customer) yaitu mereka yang bekerja

di dalam institusi kesehatan seperti staf medis, paramedis, teknisi,

administrasi, pengelola dan lain sebagainya.

b. Pelanggan eksternal (external customer) yaitu pasien, keluarga pasien,

pengunjung, pemerintah, perusahaan asuransi kesehatan, masyarakat

umum, rekanan, lembaga swadaya masyarakat dan lain sebagainya

(Muninjaya, 2004).

2. Persyaratan Mutu Pelayanan Kesehatan

Secara sederhana ada tiga persyaratan pokok yang harus dimiliki

untuk disebut pelayanan kesehatan yang baik, yaitu :

a. Sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa pelayanan

Suatu pelayanan kesehatan yang baik adalah yang sesuai dengan

kebutuhan pemakai jasa pelayanan.

b. Dapat dijangkau oleh mereka yang membutuhkan

Pengrtian terjangkau disini adalah tidak hanya dari sudut jarak atau

lokasi tetapi juga dari sudut pembiayaan

c. Sesuai dengan prinsip ilmu dan tekhnologi kedokteran

Dengan kata lain suatu pelayanan kesehatan yang baik adalah

pelayanan kesehatan yang terjamin mutunya (Sari, 2004).


16

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan

menurut Azwar, 1995 dalam Munijaya, 2004) adalah unsur masukan,

lingkungan dan proses.

a. Unsur Masukan

Unsur masukan meliputi sumber daya manusia, dana dan sarana.

Jika sumber daya manusia dan sarana tidak sesuai dengan standar dan

kebutuhan, maka pelayanan kesehatan akan kurang bermutu. Upaya

dalam meningkatkan mutu puskesmas diperlukan sumber daya

manusia yang profesional (SDM) dan peningkatan fasilitas kesehatan.

b. Unsur lingkungan

Unsur lingkungan meliputi kebijakan, organisasi dan manajemen

c. Unsur Proses

Yang termasuk dalam unsur proses meliputi proses pelayanan baik

tindakan medis maupun tindakan non-medis.

Menurut Donabedian dalam Alwi, A. (2011) ada tiga pendekatan

penilaian mutu yaitu :

a. Input

Aspek struktur meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

dapat

melaksanakan kegiatan berupa sumber daya manusia, dana dan sarana.

Input fokus pada sistem yang dipersiapkan dalam organisasi, termasuk


17

komitmen, prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas

dimana pelayanan diberikan

b. Proses

Merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional

oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat, dan tenaga profesi lain) dan

interaksinya dengan pasien, meliputi metode atau tata cara pelayanan

kesehatan dan pelaksanaan fungsi manajemen

c. Output

Aspek keluaran adalah mutu pelayanan yang diberikan melalui

tindakan dokter, perawat yang dapat dirasakan oleh pasien dan

memberikan perubahan ke arah tingkat kesehatan dan kepuasan yang

diharapkan pasien

4. Ciri Mutu Pelayanan Kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari sudut pandang yang

berbeda dari pihak yang terlibat dalam pelayanan (Azwar, 1997) :

a. Pemakai jasa pelayanan kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan

petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas

dengan pasien, ke prihatinan serta keramah-tamahan petugas dalam mel

ayani pasien, dan atau kesembuhan penyakit yang sedang dideritanya

b. Penyelenggara pelayanan kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi kesesuaian

pelayanan yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan


18

tekhnologi muthakir dan atau otonomi profesi dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien.

c. Penyandang dana pelayanan kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi efesiensi

pemakaian sumber dana, kewajaran pembiayaan kesehatan, dan atau

kemampuan pelayanan kesehatan, mengurangi kerugian penyandang

dana pelayanan kesehatan

5. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan

Terdapat beberapa pendapat untuk menentukan dimensi

mutu.Parasuraman et al . (1988) dalamMunijaya (2004) mengukur mutu

jasa pelayanan dalam lima dimensi yang sering disebut SERVQUAL yaitu

a. Tangible (bukti langsung), berupa fisik, pegawai dan perlengkapan

serta penampilan personil.

b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan

yang sesuai dengan yang diharapkan dengan akurat dan segera.

c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan petugas untuk

membantu para pelanggan dengan cepat dan tanggap.

d. Assurance (jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan, keramahan,

dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para petugas, untuk

menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan (bebas dari bahaya, risiko

atau keragu-raguan).
19

e. Emphaty (empati), perhatian secara individual yang diberikan

perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan melakukan

hubungan, berkomunikasi yang baik dengan pelanggan, perhatian

pribadi dan memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Dimensi mutu pelayanan kesehatan menurut Lori Di Pete Brown et

al .dalam Wiyono (1997).

a. Kompetensi teknis : terkait dengan ketrampilan, kemampuan dan

penampilan petugas.

b. Akses terhadap pelayanan : pelayanan kesehatan tak terhalang oleh

keadaan geografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan

bahasa.

c. Efektivitas : menyangkut norma pelayanan kesehatan dan petunjuk

klinis sesuai standar yang ada.

d. Efesiensi : terkait dengan pemilihan intervensi yang cost effective

karena terbatasnya sumber daya pelayanan kesehatan.

e. Kontinuitas : pelayanan yang diberikan lengkap sesuai yang

dibutuhkan tanpa interupsi, berhenti atau mengulangi produser

diagnosis dan terapi yang tak perlu.

f. Keamanan : berarti mengurangi resiko cedera, infeksi efek samping

dan bahaya lain yang berkaitan pelayanan.

g. Hubungan antar manusia : berkaitan dengan interaksi antara petugas

kesehatan dan pasien, manajer dan petugas dan antara tim kesehatan

dengan masyarakat.
20

h. Kenyamanan : berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tak

berhubungan langsung dengan efektivitas klinis, tapi dapat

mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedia untuk kembali ke

fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya.

C. Tinjauan Teori UmumTentang Kepuasan Pasien

1. Pengertian

Menurut Kotler (2007) Kepuasan adalah perasaan senang atau

kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi

atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau harapan-

harapan. Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja

dan harapan. Ada tiga tingkat kepuasan yaitu nilai kinerja berada di bawah

harapan, pasien tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pasien puas.

Apabila kinerja melebihi harapan, pasien amat puas atau senang.

Kepuasan adalah keadaan psikis yang menyenangkan yang dirasakan oleh

karena terpenuhnya secara relatif semua kebutuhan secara memadai

meliputi terciptanya rasa aman, kondisi lingkungan yang meyenangkan,

menarik keadaan sosial yang baik, adanya penghargaan, adanya perasaan

diri diakui dan bermanfaat dalam lingkungan (Thantowi, 1993 dalam Ida

W, 2014).

Suryani (2006) berpendapat bahwa kepuasan pasien dapat dinilai

berdasarkan interpretasi pasien terhadap pelayanan yang diterima sudah

sesuai dengan harapan mereka seperti kelengkapan sarana dan prasarana,

keramahan dan kesopanan petugas dalam memberikan pelayanan serta


21

keterampilan petugas pada saat memberikan pelayanan. Suparyanto (2011)

mempunyai pendapat yang hampir serupa yang menyatakan kepuasan

pelanggan merupakan bentuk evaluasi dari pelanggan terhadap produk

yang telah mereka dapatkan, sudah sesuai dengan yang diharapkan bahkan

dapat melebihi harapan mereka. Bentuk dari evaluasi kepuasan pelanggan

terhadap produk jasa maka akan dapat mempengaruhi pelanggan untuk

datang kembali dan mampu mempengaruhi konsumen lainnya.

2. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Kepuasan Pasien

Kepuasan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari pihak

pemberi pelayanaan saja, tetapi juga dipengaruhi faktor dari luar

maupun dari dalam diri pasien. Faktor dari dalam mencakup sumber

daya, pendidikan, pengetahuan dan sikap. Faktor dari luar mencakup

budaya, sosial ekonomi, keluarga dan situasi yang dihadapi (Gerson,

2004 dalam Husna, 2008)

Menurut Notoadmodjo (2003), menyatakan bahwa adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah sebagai berikut :

a. Pengetahuan, tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi

prilaku idividu, yang mana makin tinggi tingkat pengetahuan seseorang

tentang kesehatan, maka makin tinggi untuk berperan serta.

b. Kesadaran, bila pengetahuan tidak dapat dipahami, maka dengan

sendirinya timbul suatu kesadaran untuk berprilaku partisipasi.

c. Sikap postif, merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan salah satu


22

kompensasi dari sikap positif adalah menerima (receiving), diartikan

bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

d. Sosial ekonomi

e. Sistem nilai

f. Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan

diterimanya. Dalam hal ini aspek komunikasi memegang peranan penting

karena pelayanan kesehatan adalah high personal contact.

g. Empati yang ditunjukkan oleh pemberi pelayanan kesehatan. Sikap ini

akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan terpengaruh terhadap

tingkat kepatuhan pasien.

3. Cara memelihara Kepuasan Pasien

Menurut Daimayanti (2010) menyebutkan ada beberapa aspek dalam

memelihara kepuasan pasien :

a. Penuhi dan berilah lebih dari harapan pasien (Meet or exceed customers

expectations).

b. Fokus pada pemuasan pasien (fokus on delighting customers).

c. Sediakan penyelesaian pada masalah pasien (Provide solution to

customers problems).

Jadi kepuasan pasien adalah perasaan senang atau kecewa seseorang

yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya

terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya, nilai

kinerja berada di bawah harapan, pasien tidak puas. Bila kinerja memenuhi
23

harapan, pasien puas,apabila kinerja melebihi harapan, pasien amat puas.

(Ida W, 2014).

4. Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien

Menurut Griffith (1987) dalam Ida W (2014 ), ada beberapa aspek-

aspek yang mempengaruhi perasaan puas pada seseorang yaitu:

a. Sikap pendekatan staf pada pasien yaitu sikap staf terhadap pasien ketika

pertama kali datang di rumah sakit.

b. Kualitas perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah

dilakukan oleh pemberi layananan kepada pasien, seberapa pelayanan

perawatan yang berkaitan dengan proses kesembuhan penyakit yang

diderita pasien dan kalangsungan perawatan pasien selama berada di

rumah sakit.

c. Prosedur administrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan administrasi

pasien dimulai masuk rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai

keluar dari rumah sakit.

d. Waktu menunggu yaitu berkaitan dengan waktu yang diperbolehkan

untuk berkunjung maupun untuk menjaga dari keluarga maupun orang

lain dengan memperhatikan ruang tunggu yang memenuhi standar rumah

sakit antara lain: ruang tunggu yang nyaman, tenang, fasilitas yang

memadai misalnya televisi, kursi, air minum dan sebagainya.

e. Fasilitas umum yang lain seperti kualitas pelayanan berupa makanan dan

minuman, privasi dan kunjungan. Fasilitas ini berupa bagaimana

pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan pasien seperti makanan dan


24

minuman yang disediakan dan privasi ruang tunggu sebagai sarana bagi

orang-orang yang berkunjung di rumah sakit.

f. Fasilitas ruang rawat inap untuk pasien yang harus di rawat. Fasilitas

rawat inap ini disediakan berdasarkan permintaan pasien mengenai ruang

rawat inap yang dikehendakinya.

5. Dimensi Kepuasan Pasien

Dimensi kepuasan yang dirasakan seseorang sangat bervariasi sekali,

namun secara umum dimensi dari kepuasan sebagaimana yang

didefinisikan diatas mencakup hal-hal berikut (Azwar, 2007) :

a. Kemampuan yang mengacu hanya pada penerapan standart kode etik

profesi

Pelayanan kesehatan dikatakan memenuhi kebutuhan kepuasan

pasien apabila pelayanan yang diberikan mengikuti standart serta kode

etik yang disepakati dalam suatu profesi, atau dengan kata lain yaitu

bila suatu pelayanan kesehatan yang diberikan telah mengacu pada

standar yang telah ditetapkan oleh profesi yang berkompeten serta tidak

menyimpang dari kode etik yang berlaku bagi profesi tersebut. Ukuran-

ukuran yang digunakan untuk menilai pemikiran seseorang terhadap

kepuasan yang diperolehnya mencakup hubungan petugas pasien

(relationship), kenyamanan pelayanan (amenities), kebebasan

melakukanpilihan (choice), pengetahuan dan kompetensi teknis

(scientific knowledge and technical skill), efektifitas pelayanan

(effectivess) dan keamanan tindakan (safety).


25

b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kesehatan

Persyaratan suatu pelayanan kesehatan dinyatakan sebagai

pelayanan yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan pada penerima

jasa apabila pelaksanaan pelayanan yang diajukan atau ditetapkan,

yang didalamnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien

mengenai ketersediaan pelayanan kesehatan (available), kewajaran

pelayanan kesehatan (appropriate), kesinambungan pelayanan kesehatan

(continue), penerimaan pelayanan kesehatan (acceptable), ketercapaian

pelayanan kesehatan (accessible), keterjangkauan pelayanan kesehatan

(affordable), efisiensi pelayanan kesehatan (efficient) dan mutu

pelayanan kesehatan (quality). Untuk menyelenggarakan pelayanan

kesehatan yang memenuhi semua persyaratan pelayanan tidak semudah

yang diperkirakan, sehingga untuk mengatasi hal ini diterapkan prinsip

kepuasan yang terkombinasi secara selektif dan efektif, dalam arti

penerapan dimensi kepuasan kelompok pertama dilakukan secara

optimal, sedangkan beberapa dimensi kelompok kedua dilakukan secara

selektif yaitu yang sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan


26

6. Metode Mengukur Kepuasan

Menurut Kotler (2007) Ada beberapa metode yang digunakan dalam

mengukur kepuasan pelanggan yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran

Menyediakan berupa kotak saran, dalam memberikan kesempatan kepada

pasien untuk menyampaikan keluhan, saran, dan kritikan mereka tentang

pelayanan yang diterimanya.

b. Pembelanja Misterius (Ghost Shopping)

Metode ini merupakan bentuk strategi pelayanan kesehatan yang

kemudian melaporkan temuannya sehingga hasil tersebut dapat dijadikan

bahan evaluasi dan pengambilan keputusan

c. Lost Customer Analisis

Perusahaan berusaha mencari informasi mengenai para konsumen yang

telah berhenti membeli produknya, agar nantinya pihak perusahaan

mampu memahami kebutuhan yang diharapkan oleh konsumen.

d. Survei Kepuasan Pelanggan

Kepuasan konsumen yang dapat diukur berdasarkan kuesioner,

pos,telepon, ataupun wawancara langsung untuk memperoleh tingkat

kepuasan pasien.

D. Tinjauan Tentang Badan Penyelengara Jaminan Nasional (BPJS)

a. Pengertian Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga

yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di


27

Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial merupakan badan hukum nirlaba. Dan Program Badan

Penyelenggara Jaminan SosialKesehatan 2014 ini mulai berlaku pada

tanggal 1 januari 2014.

b. TugasBadan Penyelenggara Jaminan Sosial

1) Melakukan atau menerima pendaftaran peserta

2) Memungut dan mengumpulkan Iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja

3) Menerima bantuan Iuran dari Pemerintah

4) Mengelola dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta

5) Mengumpulkan dan mengelola data peserta program Jaminan Sosial

6) Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan

sesuai dengan ketentuan program Jaminan Sosial

7) Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program Jaminan

Sosial kepada peserta dan masyarakat

c. KepesertaanWajib Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

1) Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di

Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. Ini sesuai pasal 14 UU Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial.

2) Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sedangkan orang atau keluarga


28

yang tidak bekerja pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan

anggota keluarganya pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Setiap peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial akan ditarik iuran

yang besarnya ditentukan kemudian. Sedangkan bagi warga miskin,

iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ditanggung pemerintah

melalui program Bantuan Iuran.

3) Menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tidak hanya

wajib bagi pekerja di sektor formal, namun juga pekerja informal.

Pekerja informal juga wajib menjadi anggota Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya

dan membayar iuran sesuai dengan tingkatan manfaat yang

diinginkan.

d. Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

1) Biaya premi warga yang tidak mampu akan ditanggung negara dengan

besaran premi tanggungan Rp 19.225 per orang per bulan untuk 86,4

juta warga miskin.

2) Biaya bagi penerima upah/gaji rutin per bulan untuk satu tahun pertama

sebesar 0,5% dari gaji yang diterima, dan 4% dibayarkan oleh pihak

perusahaan.

3) Bagi masyarakat umum, pekerja yang tidak menerima upah mandiri dan

sektor informal iuran didasarkan kelas.

4) Kelas III Rp 25.500 orang/bulan, kelas II, Rp 51.000 orang/bulan, dan

kelas I, Rp 80.000 orang/bulan


29

e. Fasilitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Ada dua kelompok peserta yang dikelola Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan yaitu peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan

peserta non-PBI.

1) Peserta PBI terdiri dari fakir miskin dan orang tak mampu yang

berdasarkan data pemerintah pada 2011 peserta PBI berjumlah 86,4

juta orang.

2) Sedangkan peserta non-PBI adalah pegawai negeri sipil, anggota TNI

dan Polri, pegawai swasta, pekerja mandiri, bukan pekerja seperti

veteran dan penerima pensiun.

E. Tinjauan tentang Hasil Penelitian Sebelumnya

Peneliti akan mengemukakan hasil penelitian terdahulu sebagai bahan

perbandingan/rujukan yaitu :

1. Hasil penelitian Irchas Eko. W(2015) dengan judul penelitian Analisis

Kepuasan Pasien Peserta BPJS Kesehatan Pada Pelayanan Rawat Jalan

Tingkat Pertama (RJTP) di Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian ini

adalah crossectinal hasi penelitian menyebutkan bahwa penelitian secara

umum menunjukanada hubungan bermakna antara tangibles (pvalue

= 0,001), responsiveness (p-value = 0,000), accessible (pvalue = 0,012),

empathy (pvalue = 0,017), Safe (pvalue = 0,005) dipuskesmas.

Sedangkan pada dokter praktik tangibles (pvalue=0,000),

responsiveness(p-value = 0,000), accessible (pvalue = 0,000), empathy

(pvalue = 0,000), Safe(pvalue = 0,000). Kepuasan pasien pada pelayanan


30

kesehatan yang diberikan oleh dokter praktik lebih tinggi dibandingkan

dengan pelayanan yang diberikan oleh puskesmas.

2. Hasil penelitian Agus Diman. S (2015) dengan judul penelitian

Hubungan Mutu pelayanan BPJS kesehatan dengan Kepuasan pasien di

Instalasi Rawat Inap Kelas IIRSUD SekayuTahun2015. Jenis penelitian

ini adalah crossectional hasil penelitian menyebutkan sebanyak 65

responden (44,5%) menyatakan mutu pelayanan BPJS Kesehatan

tidak baik, dan pada kepuasan pasien sebanyak 69 responden

(47,3%)menyatakan tidak puas dengan pelayanan . BPJS Kesehatan.

Hasil uji statistik Chi Square menyatakan ada hubungan antara mutu

pelayanan BPJS Kesehatan dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat

Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu (p Value = 0,000).

3. Hasil penelitian Fuzna Elsa. U (2014) dengan judul penelitian Kepuasan

Pasien BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)Terhadap Pelayanan

Di Unit Rawat Jalan (URJ) rumah sakit Permata Medika Semarang

Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah crossectional. Hasil penelitian

menyebutkan bahwa 56,56 % responden merasapuas dengan cepat

dantindakan yang tepat dilakukan untuk pemeriksaan pengobatan dan

perawatan(keandalan). Selanjutnya , 54,54 % responden merasa puas

dengan dokter dan perawatyang memberikan reaksi cepat dan responsif

dan 10,10 % responden tidak puasuntuk mengenai prosedur pelayanan

yang rumit . Ada 51,51 % respondenpuas dengan jaminan keamanan

kehadiran dan ketergantungan dan 14,14 % respondentidak puas dengan


31

kemampuan dokter dalam menentukan diagnosa penyakit

(assurance),56,56 % responden merasa puas dengan peduli terhadap

keinginan dan pasienkebutuhan (empati) , dan 58,58 % pasien puas

dengan kebersihan, kerapihandan kenyamanan dari ruang tunggu

(tangibles).

F. Kerangka Teori

Landasan teori yang digunakan dalam mutu pelayanan kesehatan adalah

skema berikut ini :

Input Proses

Output

Dimensi Costumer
- Tangibles (bukti fisik)
- Reability (kehandalan)
- Responsiveness (tanggung
jawab)
- Emphaty (perhatian)

Dimensi RS
- Ketenagaan Dimensi Provider
- Dana - Kapasitas Kerja
- Suasana Kerja - Aspek Medis
- Sarana
- Isi Pekerjaan - Kepuasaan Pasien
Dimensi Pasien - Harapan
Karateristik - Keadilan
Pasien

Dimensi Aministrasi
Manajemen
- Penerapan Standar Pelayanan
Prosedur

Gambar 1. Kerangka Teori (sumber Ibrahim, 1996 dalam Sebayang M.T,


2004)
32

G. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Mutu Pelayanan
Administrasi

Mutu Pelayanan
Kedoketeran

Mutu Pelayanan Kepuasan


Keperawatan Pasien BPJS

Mutu Pelayanan Sarana


dan Prasarana Pelayanan

Lingkungan Pelayanan
Rumah Sakit

Keterangan :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian


33

H. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini :

1. Mutu Pelayanan Administrasi

H0 : Tidak ada hubungan antara mutu pelayanan administrasi dengan

kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

H1 : Ada hubungan antara mutu pelayanan administrasi dengan

kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

2. Mutu Pelayanan Kedokteran

H0 : Tidak ada hubungan antara mutu pelayanan kedokteran dengan

kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

H1 : Ada hubungan antara mutu pelayanan kedokteran dengan

kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

3. Mutu Pelayanan Keperawatan

H0 : Tidak ada hubungan antara mutu pelayanan keperawatan dengan

kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

H1 : Ada hubungan antara mutu pelayanan keperawatan dengan

kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

4. Mutu Pelayanan Sarana dan Prasarana

H0 : Tidak ada hubungan antara mutu pelayanan sarana dan prasarana

dengan kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun

2016.
34

H1 : Ada hubungan antara mutu pelayanan sarana dan prasarana

dengan kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun

2016

5. Lingkungan Pelayanan Rumah Sakit

H0 : Tidak ada hubungan antara lingkungan pelayanan rumah sakit

dengan kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun

2016.

H1 : Ada hubungan antara lingkungan pelayanan rumah sakit dengan

kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari Tahun 2016


35

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain

penelitian crossectional dimana data variabel bebas dan variabel terikat

diambil dalam waktu yang bersamaan untuk mengidentifikasi hubungan mutu

pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien BPJS di RSUD Kota Kendari

Tahun 2016.

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Peneltian ini akan dilaksanakan pada 21 Juni 2016 sampai selesai yang

berlokasi di RSUD Kota Kendari.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah rata-rata kunjungan pasien Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial selama periode rata-rata kunjungan

perbulan yang berjumlah 2776 pasien.

2. Sampel

Prosedur pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan cara

menentukan Pasien secara accidental sampling. Teknik ini digunakan

untuk menggali informasi dari para pengunjung dimana pemilihan

responden berdasarkan berapa banyak responden yang berhasil ditemui di

lokasi penelitian selama waktu penelitian berlangsung hingga dipenuhi

jumlah keseluruhan sampel. Besar sampel ditentukan dengan rumus :

35
36

=
1+ .

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d = tingkat kepercayaan (0,1)

2776
=
1 + 2776. (0.1)

2776
=
1 + 2776. (0.01)

2776
=
28.76

n = 96.52 pembulatan 96 orang

3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum setiap penelitian dari

suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti / karakteristik

sampel yang layak diteliti yang menjadi kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah :

1) Responden yang bisa baca dan tulis

2) Responden yang berumur 15 tahun

3) Responden pengguna BPJS


37

b. Kriteria Ekslusi

Sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus

dikeluarkan karena berbagai sebab. Kriteria inklusi dalam penelitian

ini adalah :

1) Responden yang sedang dalam keadaan cemas, gelisah, dan

marah

2) Responden yang tidak bersedia mengisi kuesioner

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent variable) yaitu mutu pelayanan administrasi,

mutu pelayanan dokter, mutu pelayanan perawat, mutu pelayanan sarana

dan prasarana dan lingkungan rumah sakit.

2. Variabel terikat (dependent variable) yaitu kepuasan pasien

E. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Adapun defenisi operasional dari penelitian ini adalah :

1. Mutu pelayanan administrasi adalah interpretasi pasien tentang mutu

pelayanan kepada pasien sejak datang sampai keluar dari rumah sakit

meliputi : kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti langsung

atas pelayanan administrasi.

Instrumen peneltian menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri dari

5 pernyataan. Jawaban digolongkan 0 kategori, jawaban ya bernilai 1

dan jawaban tidak bernilai 1 sehingga kriteria objektif :

Baik : jika jawaban responden 60%

Tidak Baik : jika jawaban responden < 60% (Skala Guttman)


38

2. Pelayanan dokter adalah interpretasi pasien tentang mutu pelayanan

yang dinyatakan berdasarkan pengalaman pasien selama mendapat

pelayanan meliputi : kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan

bukti langsung atas pelayanan dokter.

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri dari

5 pernyataan. Jawaban digolongkan 0 kategori, jawaban ya bernilai 1

dan jawaban tidak bernilai 1 sehingga kriteria objektif :

Baik : jika jawaban responden 60%

Tidak Baik : jika jawaban responden < 60% (Skala Guttman)

3. Mutu pelayanan perawat adalah interpretasi pasien tentang mutu

pelayanan yang dinyatakan berdasarkan pengalaman pasien selama

mendapat pelayanan, meliputi : kehandalan, daya tang gap, jaminan,

empati dan bukti langsung atas pelayanan perawat.

Instrumen peneltian menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri dari

5 pernyataan. Jawaban digolongkan 0 kategori, jawaban ya bernilai 1

dan jawaban tidak bernilai 1 sehingga kriteria objektif :

Baik : jika jawaban responden 60%

Tidak Baik : jika jawaban responden < 60% (Skala Guttman)

4. Sarana dan prasarana pelayanan adalah interpretasi pasien tentang

ketersediaan sarana pelayanan yang dinyatakan berdasar kan

pengalaman pasien selama berada di Rumah sakit, meliputi :

kehandalan, daya tang gap, jaminan, empati dan bukti langsung atas

ketersediaan sarana pelayanan.


39

Instrumen peneltian menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri dari

5 pernyataan. Jawaban digolongkan 0 kategori, jawaban ya bernilai 1

dan jawaban tidak bernilai 1 sehingga kriteria objektif :

Baik : jika jawaban responden 60%

Tidak Baik : jika jawaban responden < 60% (Skala Guttman)

5. Lingkungan pelayanan adalah interpretasi pasien tentang mutu

lingkungan pelayanan yang dinyatakan berdasar kan pengalaman pasien

selama dirawat, meliputi : kehandalan, daya tang gap, jaminan, empati

dan bukti langsung dalam lingkungan rumah sakit.

Instrumen peneltian menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri dari

5 pernyataan. Jawaban digolongkan 0 kategori, jawaban ya bernilai 1

dan jawaban tidak bernilai 1 sehingga kriteria objektif :

Baik : jika jawaban responden 60%

Tidak Baik : jika jawaban responden < 60% (Skala Guttman)

6. Kepuasan pasien adalah adalah tingkat keadaan yang dirasakan pasien

yang merupakan ukuran subjektif hasil penilaian terhadap pelayanan

kesehatan di RSUD Kota Kendari.

Instrumen peneltian menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri dari

24 pernyataan. Jawaban digolongkan 0 kategori, jawaban ya bernilai 1

dan jawaban tidak bernilai 1 sehingga kriteria objektif :

Puas : jika jawaban responden 60%

Tidak puas : jika jawaban responden < 60% (Skala Guttman)


40

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara elektronik

dengan menggunakan komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel

disertai penjelasan agar memudahkan dalam analisis.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karateristik

dan hubungan variabelvariabel yang diteliti dengan menggunakan

rumus :

Keterangan :

f = Frekuansi yang sedang dicari presentasenya.

N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).

K = Angka presentase (100) (Candra, 2008).

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk

menganalisis hubungan dua variabel yg dapat bersifat : simetris tak

saling mempengaruhi, saling mempengaruhi, variabel satu

mempengaruhi variabel lain. Dilakukan untuk melihat pengaruh tiap-

tiap variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji

statistik dengan tingkat kemaknaan () ; 0,1 uji statistik yang

digunakan adalah Chi-square:


41

( )
=

Keterangan :

X = Nilai Chi Square

O = Frekuensi observasi

E = Frekuensi harapan

Karena syarat untuk penggunaan chi-square tidak terpenuhi maka

digunakan Fisher Exact Test dengan rumus :

( + )! ( + )! ( + )! ( + )!
=
! ( )! ( )! ( )! ( )!

Dasar pengambilan hipotesis :

1) H0 diterima dan Ha ditolak jika X hitung X tabel atau p value

> a (0,05) artinya tidak ada hubungan variabel indepanden dan

variabel dependen.

2) H0 ditolak dan Ha diterima jika X hitung > X tabel atau p value

< a (0,05) artinya ada hubungan variabel indepanden dan variabel

dependen.

Jika uji chi-square (X) maka untuk kasus K x K, makna untuk

mengetahui kuatnya hubungan digunakan koefisien cramer.


=
( 1)

Keterangan :

l = Jumlah baris atau kolom terkecil

pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi :


42

Interval Koefisien Tingkat Hubungan / Pengaruh

0,00-0,199 = Sangat lemah

0,20-0,399 = Lemah

0,40-0,599 = Sedang

0,50-0,799 = Kuat

0,80-1,000 = Sangat Kuat (Chandra. B, 2007)

G. Etika Peneltian

1. Informed concent (lembar persetujuan)

Diberikan kepada responden yang bersedia diteliti dan kemudian

ditanda tangani oleh responden tersebut guna menghindari suatu keadaan

hal-hal yang tidak diinginkan peneliti.

2. Anominaty (tanpa nama)

Kerahasiaan terhadap responden menjadi prioritas peneliti

3. Confidentialy

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti.

H. Penyajian Data

Data yang telah diperoleh dan telah diolah kemudian ditampilkan dalam

bentuk tabel serta tekstual kemudian diintegrasikan dalam bentuk penjelasan


43

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

RSUD Kota Kendari terdapat dikelurahan Kambu Kecamatan

Kambu Kota Kendari atau terletak di Jalan Brigjen Z.A Sugianto No. 30

Kendari dengan luas lahan 13.000 m.

RSUD Kota Kendari memiliki batasbatas sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga

b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mokoau

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wua-Wua

2. Sarana Pelayanan Kesehatan

RSUD Kota Kendari memiliki sarana gedung akan dijelaskan pada

tabel berikut ini :

43
44

Tabel. 1 Sarana dan Prasana RSUD Kota Kendari Tahun 2015


No Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Gedung sekretariat (anturium) 1 Unit
2. Gedung poliklinik (bogenvile) 1 Unit
3. Gedung IGD 1 Unit
4. Gedung Radiologi (matahari) 1 Unit
5. Gedung Operasi (crysant) 1 Unit
6. Gedung ICU 1 Unit
7. Gedung Ponek (teratai) 1 Unit
8. Gedung Perawatan isolasi (lavender) 1 Unit
9. Gedung perawatan VIP (anggrek) 1 Unit
10. Gedung perawatan bedah (melati) 1 Unit
11. Gedung ruang perawatan anak (mawar) 1 Unit
12. Gedung instalasi gizi 1 Unit
13. Gedung laboratorium 1 Unit
14. Gedung loundri 1 Unit
15. Ruang apotek 1 Unit
16. Gedung Pemusalaran Jenazah 1 Unit
Sumber : Data Sekunder April 2016

Tabel 1 menunjukkan RSUD Kota Kendari memiliki 16 gedung.

Dari 16 gedung terdapat 5 gedung perawatan yaitu gendung anggrek,

gedung melati, gedung teratai, gedung mawar, gedung lavender, dan gedung

ICU.

RSUD Kota Kendari merupakan Rumah Sakit Umum milik

pemerintah Kota Kendari. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit tipe C

dengan dengan kapasitas tempat tidur 138 buah, menyelenggarakan program

pelayanan, pencegahan, pemeliharaan, dan rehabilitasi kesehatan secara

komprehensif, bermutu, dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.


45

3. Tenaga Kesehatan

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat RSUD Kota

Kendari didukung oleh sumber tenaga sebanyak 385 orang (PNS 185 orang

dan Non 200 non PNS) terdiri tenaga medis (dokter), tenaga para medis

(perawat, bidan, farmasi, radiologi, fisoterapi, analis kesehatan dll) dan

tenaga tenaga teknis lainnya.

B. Hasil Penelitian

1. Karateristik Responden

Sesuai dengan hasil penelitian karateristik responden RSUD Kota

Kendari adalah sebagai berikut :

a. Umur

Umur merupakan lama hidup seseorang yang dihitung sejak tahun

kelahirannya. Sesuai dengan data yang diperoleh distribusi umur

responden akan dijelaskan sebagai berikut berikut ini :

Tabel 2 Distribusi Umur Responden di RSUD Kota Kendari


Tahun 2016
No Umur n %
1. 15 - 25 Tahun 17 17.7
2. 26 - 35 Tahun 39 40.6
3. 36 - 45 Tahun 26 27.1
4. 46 - 55 Tahun 8 8.3
5. >56 Tahun 6 6.3
Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016
46

Tabel 2 menunjukkan bahwa umur responden terbanyak adalah

golongan umur 2635 tahun berjumlah 39 responden (40.6%) dan yang

terendah adalah golongan umur >56 tahun berjumlah 6 responden

(6.3%).

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan perbedaan tipe seksual dilihat dari

bentuk dan fungsi fisilogis tubuh. Sesuai dengan data yang diperoleh

distribusi jenis kelamin responden akan dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 3 Distribusi Jenis Kelamin Responden di RSUD Kota


Kendari Tahun 2016
No Jenis Kelamin n %

1. Perempuan 42 43.8

2. Laki-Laki 54 56.3

Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 3 menunjukkan bahwa jenis kelamin responden terbanyak

adalah laki-laki yaitu berjumlah 54 responden (56,3%) dan yang terendah

adalah perempuan berjumlah 42 responden (56,3%).

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang

ditempuh seseorang selama menduduki bangku sekolah dan kuliah

dengan mendapat ijazah. Sesuai dengan data yang diperoleh distribusi

pendidikan responden akan dijelaskan sebagai berikut :


47

Tabel 4 Distribusi Pendidikan Responden di RSUD Kota Kendari


Tahun 2016
No Pendidikan n %
1. SD 1 1.0
2. SMP 10 10.4
3. SMU 51 53.1
4. D III S1 30 31.3
5. S2 S3 4 4.2
Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 4 menunjukkan bahwa pendidikan responden terbanyak

adalah pendidikan SMU yaitu 51 responden (53,1%) dan pendidikan

yang paling sedikit adalah pendidikan SD yaitu berjumlah 1 responden

(1,0%).

2. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk

mendistribusikan karateristik responden, yang bertujuan untuk mengetahui

sebaran frekuensi responden. Sesuai data hasil penelitian terhadap

responden pada pasien di RSUD Kota Kendari adalah sebagai berikut :

a. Mutu Pelayanan Administrasi

Pelayanan administrasi merupakan kegiatan pelayanan tata-usaha

yang meliputi pelayanan surat menyurat, kearsipan, rekam medik

pembukuan, keuangan dan lain-lain. Berikut ini distribusi persepsi

responden tentang mutu pelayanan administrasi di RSUD Kota Kendari:


48

Tabel 5 Distribusi Persepsi Responden Tentang Mutu Pelayanan


Administrasi di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
Mutu Pelayanan
No n %
Administrasi
1. Baik 73 76.0

2. Tidak Baik 23 24.0

Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 5 menunjukkan persepsi responden tentang mutu pelayanan

administrasi bahwa dari 96 responden terdapat 73 responden (76,0%)

yang mengatakan baik dan 23 responden (24,0%) mengatakan tidak baik.

b. Mutu Pelayanan Dokter

Pelayanan dokter merupakan pelayanan kesehatan (pelayanan

medis) yang diberikan kepada seseorang yang tujuannya utamanya untuk

menyembuhkan penyakit dan memulikan kesehatan yang sasaran

utamanya adalah perseorang dan keluarga. Berikut ini distribusi persepsi

responden tentang mutu pelayanan dokter di RSUD Kota Kendari :

Tabel 6 Distribusi Persepsi Responden Tentang Mutu Pelayanan


Dokter di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
No Mutu Pelayanan Dokter n %

1. Baik 69 71.9

2. Tidak Baik 27 28.1

Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 6 menunjukkan persepsi responden tentang mutu pelayanan

dokter bahwa dari 96 responden terdapat 69 responden (71,9%) yang

mengatakan baik dan 27 responden (28,1%) mengatakan tidak baik.


49

c. Mutu Pelayanan Perawat

Pelayanan perawat merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan

yang pelaksanaannya didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan

pelayanan berbentuk pelayanan bio-psikososial-spritual yang paripurna,

ditunjukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Berikut ini

distribusi persepsi responden tentang mutu pelayanan perawat di RSUD

Kota Kendari :

Tabel 7 Distribusi Persepsi Responden Tentang Mutu Pelayanan


Perawat di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
No Mutu Pelayanan Perawatan n %

1. Baik 73 76.0

2. Tidak Baik 23 24.0

Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 7 menunjukkan persepsi responden tentang mutu pelayanan

perawat bahwa dari 96 responden terdapat 73 responden (76,0%) yang

mengatakan baik dan 23 responden (24,0%) mengatakan tidak baik.

d. Mutu Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan segala jenis peralatan dan

perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat

utama/pembantu dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Berikut ini

distribusi persepsi responden tentang mutu sarana dan prasarana di

RSUD Kota Kendari :

Tabel 8 Distribusi Persepsi Responden Tentang Mutu Sarana dan


Prasarana di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
50

Mutu Sarana dan


No n %
Prasarana
1. Baik 79 82.3

2. Tidak Baik 17 17.7

Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 8 menunjukkan persepsi responden tentang mutu sarana

dan prasarana bahwa dari 96 responden terdapat 79 responden (82,3%)

yang mengatakan baik dan 17 responden (17,7%) mengatakan tidak baik.

e. Lingkungan Rumah Sakit

Lingkungan rumah sakit merupakan kondisi lingkungan

pelayanan di rumah sakit yang kondusif dan memberikan rasa aman dan

nyaman kepada pasien. Berikut ini distribusi persepsi responden tentang

mutu lingkungan pelayanan di RSUD Kota Kendari :

Tabel 9 Distribusi Persepsi Responden Tentang Mutu


Lingkungan Pelayanan di RSUD Kota Kendari Tahun
2016
Mutu Lingkungan
No n %
Pelayanan
1. Baik 77 80.2

2. Tidak Baik 19 19.8

Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 9 menunjukkan persepsi responden tentang mutu

lingkungan pelayanan bahwa dari 96 responden terdapat 77 responden

(80,2%) yang mengatakan baik dan 19 responden (19,8%) mengatakan

tidak baik.
51

f. Kepuasan Pasien

Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang

yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya

terhadap kinerja atau hasil suatu produk. Berikut ini distribusi persepsi

responden tentang kepuasan pasien :

Tabel 10 Distribusi Persepsi Responden Tentang Kepuasan


Terhadap Pelayanan Kesehatan di RSUD Kota Kendari
Tahun 2016
No Kenyamanan n %

1. Puas 75 78.1

2. Tidak Puas 21 21.9

Total 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 10 menunjukkan persepsi responden tentang kepuasan

terhadap pelayanan bahwa dari 96 responden terdapat 75 responden

(78,1%) yang mengatakan puas dan 21 responden (21,9%) mengatakan

tidak puas.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariate menggunakan uji chi square dimaksudkan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu pengaruh variabel dependen

(kepuasan pasien) dengan variabel independen (terdiri mutu pelayanan

administrasi, mutu pelayanan kedokteran, mutu pelayanan keperawatan,

mutu sarana prasarana dan mutu lingkungan rumah sakit).


52

a. Hubungan Mutu Pelayanan Administrasi Dengan Kepuasan Pasien

Adapun hasil analisis hubungan mutu pelayanan administrasi

dengan kepuasan pasien adalah sebagai berikut :

Tabel 11 Analisis Hubungan Mutu Pelayanan Admnitrasi Dengan


Kepuasan Pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
Kepuasan Pasien
Mutu Pelayanan
No
Administrasi Puas Tidak Puas Total % Value
n % n %
1. Baik 67 69.8 6 6.2 73 76,0
2. Tidak Baik 8 8.3 15 15.6 23 24,0 0.000
Total 75 78.1 21 21.9 96 100
Sumber : Data Primer April 2016

Tabel 11 diatas menunjukkan dari 73 responden (93.7%) yang

menyatakan mutu pelayanan administrasi baik terdapat 67 responden

(69.8%) merasa puas dan 6 responden (6.2%) merasa tidak puas,

sedangkan dari 23 responden (24.0%) yang menyatakan mutu pelayanan

administrasi tidak baik terdapat 6 responden (6.2%) yang merasa puas

dan 15 responden (15.6%) merasa tidak puas.

Setelah dilakukan uji statistic fishers exact diperoleh nilai Value =

0.00 < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, interpretasi ada hubungan

yang signifikan antara mutu pelayanan administrasi dengan tingkat

kepuasan pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

b. Hubungan Mutu Pelayanan Dokter Dengan Kepuasan Pasien

Adapun hasil analisis hubungan pelayanan dokter dengan kepuasan

pasien adalah sebagai berikut :


53

Tabel 12 Analisis Hubungan Pelayanan Dokter Dengan Kepuasan


Pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

Mutu Kepuasan Pasien


No Pelayanan
Puas Tidak Puas
Total % Value
Dokter
n % n %
1. Baik 67 69.8 2 2.1 69 71.9
2. Tidak Baik 8 8.3 19 19.8 27 28.1 0.000
Total 75 78.1 21 21.9 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 12 diatas menunjukkan dari 69 responden (71.9%) yang

menyatakan mutu pelayanan dokter terdapat 67 responden (69.8%)

merasa puas dan 2 responden (2.1%) merasa tidak puas, sedangkan dari

27 responden (28.1%) yang menyatakan mutu pelayanan dokter tidak

baik terdapat 8 responden (8.3%) yang merasa puas dan 19 responden

(19.8%) merasa tidak puas.

Setelah dilakukan uji statistic fishers exact diperoleh nilai p = 0.00

< 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, interpretasi ada hubungan yang

signifikan antara mutu pelayanan dokter dengan tingkat kepuasan pasien

di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

c. Hubungan Mutu Pelayanan Perawat Dengan Kepuasan Pasien

Adapun hasil analisis hubungan mutu pelayanan perawat dengan

kepuasan pasien adalah sebagai berikut :


54

Tabel 13 Analisis Hubungan Mutu Pelayanan Perawat Dengan


Kepuasan Pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
Kepuasan Pasien
Mutu
No pelayanan Puas Tidak Puas Total % Value
Perawat
n % n %
1. Baik 68 70.8 5 5.2 73 76.0
2. Tidak Baik 7 7.3 16 16.7 23 24.0 0,000
Total 75 78.1 21 21.9 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 13 diatas menunjukkan dari 73 responden (76.0%) yang

menyatakan mutu pelayanan perawatan baik terdapat 68 responden

(70.8%) merasa puas dan 5 responden (5.2%) merasa tidak puas,

sedangkan dari 23 responden (24.09%) yang menyatakan mutu pelayanan

perawat tidak baik terdapat 7 responden (7.3%) yang merasa puas dan 16

responden (16.7%) merasa tidak puas.

Setelah dilakukan uji statistic chi-square diperoleh nilai p = 0.00 <

0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, interpretasi ada hubungan yang

signifikan antara mutu pelayanan perawat dengan tingkat kepuasan

pasien pada rawat jalan RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

d. Hubungan Mutu Sarana dan Prasarana Dengan Kepuasan Pasien

Adapun hasil analisis hubungan sarana dan prasarana dengan

kepuasan pasien adalah sebagai berikut :


55

Tabel 14 Analisis Hubungan Sarana Prasarana Dengan Kepuasan


Pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

Kepuasan Pasien
Mutu Sarana
No dan Puas Tidak Puas Total % Value
Prasarana
n % n %
1. Baik 73 76.0 6 6.2 79 82.3
2. Tidak Baik 2 2.1 15 15.6 17 17.7 0,000
Total 75 78.1 21 21.9 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 14 diatas menunjukkan dari 79 responden (82.3%) yang

menyatakan mutu sarana dan prasarana baik terdapat 73 responden

(76.0%) merasa puas dan 6 responden (6.2%) merasa tidak puas,

sedangkan dari 17 responden (17.7%) yang menyatakan mutu sarana dan

prasarana tidak baik terdapat 2 responden (2.1%) yang merasa puas dan

15 responden (15.6%) merasa tidak puas.

Setelah dilakukan uji statistic fishers exact diperoleh nilai p = 0.00

< 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, interpretasi ada hubungan yang

signifikan antara mutu sarana dan prasarana kepuasan pasien di RSUD

Kota Kendari Tahun 2016.

e. Hubungan Mutu Lingkungan Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien

Adapun hasil analisis hubungan linkungan pelayanan dengan

kepuasan pasien adalah sebagai berikut :


56

Tabel 15 Analisis Hubungan Lingkungan Pelayanan Dengan


Kepuasan Pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016

Kepuasan Pasien
Lingkungan
No
Pelayanan Puas Tidak Puas Total % Value
n % n %
1. Baik 72 75.0 5 5.2 77 80.2
2. Tidak Baik 3 3.1 16 16.7 19 19.8 0,000
Total 75 78.1 21 21.9 96 100
Sumber : Data Primer Juni 2016

Tabel 15 diatas menunjukkan dari 77 responden (80.2%) yang

menyatakan lingkungan pelayanan di rumah sakt baik terdapat 72

responden (75.0%) merasa puas dan 5 responden (5.2%) merasa tidak

puas, sedangkan dari 19 responden (19.8%) yang menyatakan lingkungan

pelayanan tidak baik terdapat 3 responden (3.1%) yang merasa puas dan

16 responden (16.7%) merasa tidak puas.

Setelah dilakukan uji statistic fishers exact diperoleh nilai p = 0.00

< 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, interpretasi ada hubungan yang

signifikan antara lingkungan pelayanan d rumah sakit dengan tingkat

kepuasan pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan ada bebrapa hal yang diperoleh mengenai

hubungan mutu pelayanan terhadap kepuasan pasien di RSUD Kota Kendari

tahun 2016, akan dijelaskan sebagai berikut :


57

1. Hubungan Hubungan Mutu Pelayanan Administrasi Dengan

Kepuasan Pasien

Mutu pelayanan administrasi merupakan totalitas dari pelayanan

adminitrasi yang diberikan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa

pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelayanan

administrasi kesehatan merupakan kegiatan pelayanan tata-usaha yang

meliputi pelayanan surat menyurat, kearsipan, pembukuan dan lain-lain.

Tujuan pelayanan administrasi adalah menciptakan suasana administrasi

yang lancar dan menyenangkan bagi pasien. Kesan pertama kali bagi

pasien rawat jalan terbentuk sewaktu pasien berbicara pertama kali dengan

penerimaan pasien.

Hasil uji statistic fishers exact diperoleh nilai Value = 0.00 < 0.05

maka hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara mutu

pelayanan administrasi dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Kota

Kendari Tahun 2016. Kepuasan pasien oleh pelayanan administrasi

disebabkan oleh pelayanan yang ramah, santun, cepat dan penampilan

petugas yang rapi.

Ini sejalan dengan penelitian Nasution (2011) yang menyebutkan

bahwa terdapat korelasi (hubungan) antara variabel mutu pelayanan

administrasi dengan kepuasan pasien. Pada responden yang menyatakan

puas terhadap mutu pelayanan administrasi ini disebabkan oleh

penampilan petugas yang bersih dan rapi serta keramahan, sikap sopan dan

santun dari petugas yang baik.


58

Penelitian didukung pula oleh Suaib (2013) yang menyatakan ada

pengaruh pelayanan administrasi terhadap kepuasan pasien pada kedua

jenis pasien yaitu pasien umum dan pasien BPJS. Menurutnya puas

tidaknya pasien terhadap suatu pelayanan dapat dilihat dari prosedur

pelayanan. Prosedur pelayanan yang cepat dan tidak berbelit-belit akan

memberikan rasa puas bagi penguna layanan.

penelitian Trimurthy (2012) yang menunjukkan bahwa ada

hubungan antara kehandalan petugas administrasi dengan minat

pemanfaatan kembali pelayanan rawat jalan Puskesmas Pandanaran Kota

Semarang (p value = 0,0041). Dan hasil penelitian Amalia (2015) yang

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kehandalan,

daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik pelayanan administrasi

dengan kepuasan pasien (p<0,005) dan dari kelima dimensi kualitas

layanan tersebut, variabel bukti fisik memiliki pengaruh paling dominan

(koefisien beta 0,348).

Pada hasil ini terdapat 6 responden (6.2%) yang meyatakan tidak

puas terhadap pelayanan tetapi merasa mutu pelayanan administrasi baik.

Hal ini disebabkan karena pasien tidak membawa kelengkapan berkas

seperti KTP, kartu keluarga ataupun surat rujukan sehingga pasien

terkendala dengan pelayanan administrasi yang lama.

Terdapat pula 6 responden (6.2%) yang menyatakan mutu

pelayanan administrasi tidak baik tetapi merasa merasa puas, hal ini
59

disebabkan responden pelayanan yang diterima cukup baik seperti petugas

perawat ramah, sopan dan sikap empati dari dokter yang baik.

Menurut Prasetijo (2005) salah satu pertimbangan yang menjadikan

alasan seorang pasien untuk memanfaatkan pelayanan jasa rumah sakit

adalah penampilan petugasnya. Persepsi pasien terhadap pelayanan yang

diterimanya dipengaruhi oleh stimulus yang salah satunya adalah

penampilan dan daya tanggapan petugas adminstrasi yang melayani.

Sewaktu pasien pertama berkunjung, pasien berharap langsung

ditangani oleh tenaga kesehatan dan kewajiban mendaftar di ruang

pendaftaran disertai dengan proses pelayanan administrasi yang baik,

sehingga pasien merasa dihargai dan memberi kesan pertama tentang

rumah sakit. Hal ini perlu menjadi perhatian tersendiri bagi manajemen

rumah sakit untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas pelayanan

administrasi.

2. Hubungan Mutu Pelayanan Dokter Dengan Kepuasan Pasien

Salah satu indikator pelayanan kesehatan yang dapat menjadi

prioritas dalam menentukan kepuasan pasien adalah kinerja dari

tenaga dokter. Mutu pelayanan dokter adalah perilaku atau

penampilan dokter rumah sakit dalam proses pelayanan kesehatan

pada pasien yang meliputi layanan medis, layanan nonmedis, tingkat

kunjungan, sikap, dan penyampaian informasi yang maksimal kepada

pasien (Maksum, 2014).


60

Setelah dilakukan uji statistic fishers exact diperoleh nilai p = 0.00

< 0.05 maka ini ada hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan

dokter dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Kota Kendari Tahun

2016.

Mengacu pada hasil penelitian ketidak puasan pasien terhadap

pelayanan dokter ini disebabkan tidak disiplinya waktu khususnya

pelayanan dokter spesialis sehingga pasien harus menunggu lama untuk

mendapatkan pelayanan dokter. Keluhan pasien umum yang dominan

adalah pasien merasa dokter kurang respon dan kurang tanggap

menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan kurang jelas

dalam memberikan informasi tentang penyakit yang diderita pasien.

Ini sejalan dengan penelitian Nasution (2011) yang menyebutkan

bahwa erdapat korelasi (hubungan) antara variabel mutu pelayanan dokter

dengan kepuasan pasien. Seorang dokter harus dapat meyakinkan pasien

bahwa dia memiliki kemampuan dalam proses penyembuhan suatu

penyakit. Peran seorang dokter dalam pelayanan kesehatan adalah unsur

yang penting sekali. Tetapi dalam paradigma terkini ada perubahan dalam

sudut pandang dokter, bahwa pasien yang akan menentukan produk atau

jasa kesehatan. Kalau pasien merasa tidak puas dengan pelayanan dokter

maka dia bisa berpindah ke pelayanan kesehatan lain. Padahal seorang

pasien bisa bertindak sebagai agen promosi dan pemasaran rumah sakit.

Penelitian Suaib (2015) yang menunjukkan bahwa ada hubungan

antara dimensi efisiensi dan kompetensi teknis dokter dengan kepuasan


61

pasien (p=0,00) lebih lanjut peneliti membahas bahwa pelayanan yang

disiplin dan penjelasan yang baik dari dokter merupakan dimensi efisiensi

yang mempengaruhi kepuasan pasien, sementara kompetensi teknis dan

ketersediaan dokter dan perawat 24 jam dalam memberikan pelayanan

juga mempengaruhi kepuasan pasien.

Penelitian Wira di RSUD Wangaya Kota Denpasar (2012) yang

menunjukkan bahwa proporsi responden yang tidak puas dengan

kehandalan pelayanan dokter (52%) lebih besar dari pada responden yang

puas (48%), hal ini disebabkan kurangnya tenaga dokter dan seringnya

dokter terlambat dalam memberikan pelayanan.

Pada penelitian terdapat 2 resonden (2.1%) yang menyatakan mutu

pelayanan dokter baik tetapi tidak merasa puas. Hal ini disebabkan proses

antrian yang panjang sehingga terkesan lama mendapat pelayanan.

Terdapat pula 8 reponden (8.3%) yang menyatakan mutu pelayanan

dokter tidak baik tetapi merasa puas. Hal ini disebabkan khususnya rawat

jalan tersedia ruang tunggu dengan fasilitasi yang baik seperti tempat

duduk yang baik dengan ruangan ber-AC sehingga dapat menunggu

dengan nyaman.

Sambutan penerimaan oleh petugas, kecepatan dan keseriusan

petugas dalam melayani akan sangat kuat dalam membentuk persepsi

terhadap mutu pelayanan dokter. Hubungan interpsonal yang baik akan

membuat mereka merasakan apresiasi yang baik pula, yang akhirnya

membuat mereka senang, bahkan puas dengan pelayanan yang diterima.


62

Kepuasan yang membekas dalam diri mereka akan membentuk persepsi

bahwa pelayanan dokter bermutu (Maksum, 2005).

3. Hubungan Mutu Pelayanan Perawat Dengan Kepuasan Pasien

Mutu pelayanan keperawatan adalah derajat kesempurnaan

pelayanan keperawatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar

pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di

rumah sakit secara wajar, efisien, serta diberikan secara aman dan

memuaskan, sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan

memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta

masyarakat konsumen (Satrianegara & Saleha, 2010).

Setelah dilakukan uji statistic chi-square diperoleh nilai p = 0.00 <

0.05 maka ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara mutu

pelayanan perawat dengan tingkat kepuasan pasien pada rawat jalan

RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

Mengacu pada hasil penelitian ketidak puasan pasien terhadap

pelayanan keperawatan adalah perawat kurang ramah dan sopan, kurang

tanggap terhadap keluhan pasien serta sulit diajak komunikasi. Pelayanan

kesehatan di rumah sakit sangat tergantung pada petugas sebagai baris

terdepan dalam memberikan pelayanan, salah satu diantaranya adalah

perawat. Keluhan pasien yang sering muncul adalah perawat yang kurang

ramah, kurang peduli dan sulit untuk dihubungi. Hal ini terjadi karena

perawat berhadapan langsung dengan pasien selama 24 jam, sehingga


63

pasien lebih mudah menilai sikap perawat dibanding dokter dalam

memberikan pelayanan

Penelitian Sari (2014) menegenai hubungan mutu pelayanan

keperawatan dengan kepuasan pasien pengguna BPJS di puskesmas

mojowarno yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara mutu

pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien (p=0,00) lebih lanjut hasil

penelitian menunjukkan bahwa hamper setengah responden merasa

mendapatkan mutu pelayanan yang baik (38,9%) dan hamper setengah

kepuasan pasien adalah sangat puas (47,2%) .

Hasil ini sejalan dengan penelitian Supratman (2012) pada

Puskesmas Penumping yang menunjukkan ada hubungan antara kinerja

perawat dengan kepuasan pasien (p=0,009), lebih lanjut peneliti

membahas bahwa responden merasa puas dengan ketelitian perawat saat

memberikan asuhan keperawatan seperti mentensi pasien dan memasang

infus, serta ketepatan waktu dalam memulai pelayanan, walaupun dokter

terkadang terlambat namun tersedianya tenaga perawat yang dapat

memberikan pelayanan kepada pasien membuat pasien tidak merasa

diterlantarkan.

Hasil penelitian ini didukung pula oleh Suaib (2013) yang

menyatakan terdapat pengaruh antara mutu pelayanan keperawatan dengan

kepuasan pasien (p=0.000), dimana semakin bagus pelayanan perawat

terkait dengan kemampuan perawat dalam memberikan penjelasan tentang

hal-hal yang berkaitandengan tindakan medik, serta kemampuan dalam


64

memberikan rasa aman dan sikap sopan santun dalam memberikan

pelayanan kepada pasien maka semakin puas pula pasien sebagai penerima

pelayanan.

Sesuai hasil penelitian terdapat 5 responden (5.2%) yang

menyatakan mutu pelayanan perawatan baik tetapi tidak puas. Hal Ini

disebabkan karena lingkungan ruang perawatan yang tidak membuat

nyaman disebabkan banyaknya pembesuk/ keluarga khususnya ruang

perawatan isolasi sehingga menyebabkan ketidak puasan

Terdapat pula 7 reponden (7.3%) yang menyatakan mutu pelayanan

perawatan tidak baik tetapi merasa puas. Hal ini disebabkan pelayanan

kedokteran yang baik seperti dokter bersikap ramah dan tanggap terhadap

keluhan pasien.

Hasil pengamatan pada RSUD Kota Kendari terhadap jumlah

tenaga perawat sudah mencukupi namun proporsi tenaga PNS lebih sedikit

dibanding tenaga Non PNS (rasio tenaga PNS dan Non PNS 1 : 5) dimana

pada umunya tenaga non PNS kurang tanggap dan kurang termotivasi

dalam memberikan pelayanan disebabkan perbedaan upah yang diterima

dan perbedaan tanggung jawab yang diberikan. Menurut Aditama (2004)

kekurangpuasan perawat terhadap pekerjaan akan menyebabkan

kurangnya motivasi kerja perawat. Keadaan ini akan menyebabkan

kurangnya kualitas pelayanan yang dalam jangka panjang dapat

menimbulkan keluhan pasien seperti perawat kurang ramah dan kurang

sabar.
65

Pelayanan keperawatan merupakan ujung tombak utama pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit dan merupakan cermin utama dari keberhasilan

pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pelayanan keperawatan yang

bermutu tinggi harus dilaksanakan oleh tenaga keperawatan profesional

dengan cara yang profesional juga. Setiap aspek dari pengobatan dan

perawatan pasien yang dilakukan oleh tim pelayanan kesehatan harus

didokumentasikan sehingga dapat memberikan gambaran secara

keseluruhan dari kondisi kesehatan pasien, serta merupakan alat bukti

yang legal bagi pasien,keluarga, tim kesehatan lain, maupun pihak lain

yang memerlukan (Munijaya, 2012).

4. Hubungan Mutu Sarana dan Prasarana Dengan Kepuasan Pasien

Kelengkapan sarana dan prasarana merupakan tersedianya berbagai

fasliltas keperawatan yang cukup dan memadai sehingga menunjang

keberlangsungan proses keperawatan. Menurut Azwar (2000) menyatakan

bahwa salah satu faktor seseorang merasa puas dan terus memanfaatkan

pelayanan kesehatan adalah tersedianya fasilitas medis yang meliputi

sarana dan prasarana kesehatan serta kelengkapan alat-alat medis dan

tersedianya obat-obatan.

Setelah dilakukan uji statistic fishers exact diperoleh nilai p = 0.00

< 0.05 maka ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara mutu

sarana dan prasarana kepuasan pasien di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

Mengacu pada hasil penelitian ketidak puasan pasien terhadap

mutu sarana dan prasarana disebabkan kebersihan ruangan perawatan


66

yang kurang, sering terjdadi kekurangan bantal dan sprei, kerapian

bangunan, dekorasi ruangan khususnya bangunan bangsal kelas III

Sesuai hasil penelitian terdapat 6 responden (6.2%) menyatakan

mutu prasarana baik tetapi tidak puas. Ini disebabkan karena lingkungan

ruang pelayanan khususnya lingkungan perawatan kelas 2 dan 3 yang

tidak membuat nyaman disebabkan banyaknya pembesuk/ keluarga

sehingga menyebabkan ketidak puasan.

Penelitian Supardi (2012) di balai kesehatan karyawan rokok kudus

yang menyatakan bahwa ada hubungan antara persepsi pelayanan dokter

(p=0,012), perawat (p =0,005), mutu pelayanan administrasi (p =0,0013)

mutu keadaan lingkungan (p=0,009) dan mutu sarana peralatan dan obat

(p=0,002) dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan pengobatan di

BKKRK, dimana tingkat kepuasan pasien terhadap sarana peralatan dan

obat adalah yang tertinggi dibandingkan dengan variable yang lain (84%).

Menurut Samsi (2010) Penampilan fisik tempat pelayanan

pengobatan berpengaruh terhadap mutu pelayanan, hal ini berkaitan

dengan kenyamanan yang dirasakan oleh pasien dikarenakan kelengkapan

dan terpeliharannya sarana. Kurangnya perhatian pasien terhadap kondisi

sarana puskesmas dimungkinkan karena sikap pasien apabila datang ke

Puskesmas hanya mengharapkan segera sembuh dari sakitnya. Pasien

datang ke puskesmas hanya sebentar dan tidak menjalani rawat inap di

tempat itu. Hal ini berbeda dengan pendapat Gani (2013) dimana Pasien

sebagai pengguna pelayanan pengobatan sangat memperhatikan sarana dan


67

prasarana yang dimiliki oleh penyelenggara pelayanan pengobatan

tersebut, persepsi pasien sebagai pengguna pelayanan dipengaruhi salah

satunya adalah dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

penyelenggara yang menjadi suatu indentitas tersendiri bagi provider

dimata konsumen

Terdapat pula 2 responden (2.1%) yang merasa mutu sarana dan

prasarana tidak baik tetapi merasa puas. Hal ini disebabkan karena

tanggung jawab perawat baik yang melayani pasien dengan ramah sopan

dan rasa empati yang baik sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan

yang ada meskipun dengan sarana dan prasana yang belum memadai.

Manajamen rumah sakit perlu melakukan langkah-langkah untuk

meminimalkan keluhan melalui peningkatan mutu sarana pelayanan

kesehatan di ruang pemeriksaan dan perawatan serta perbaikan sarana

yang ada, seperti jumlah bantal, tempat tidur, sprei, sarung bantal,

sandaran infus, pispot serta kompetensi petugas yang menggunakan peral

atan kesehatan . Perlu memperbaiki dan membersihkan kamar mandi / WC

secara rutin, sehingga membuat pasien nyaman.

5. Hubungan Mutu Lingkungan Rumah Sakit Dengan Kepuasan Pasien

Mutu lingkungan pelayanan yang baik merupakan keadaan

lingkungan pelayanan yang tertib, tersedia ruang tunggu yang nyaman,

bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan

fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan

sebagainya (Menpan, 2003) dalam hal ini pada lingkungan rumah


68

sakit/lingkungan haruslah kondusif sehingga memberikan rasa puas

kepada pasien.

Setelah dilakukan uji statistic fishers exact diperoleh nilai p = 0.00

< 0.05 maka hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

lingkungan pelayanan di rumah sakit dengan tingkat kepuasan pasien di

RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

Ini sejalan dengan penelitian Nasution (2011) yang menyebutkan

bahwa terdapat korelasi (hubungan) antara variable lingkungan rumah

sakit dengan kepuasan pasien. Untuk masalah lingkungan rumah sakit hal

yang paling utama dkeluhkan pasien adalah kebersihan toilet dan kamar

mandi. Untuk itu M anajamen rumah sakit perlu melakukan langka-

langkah untuk meminimalkan keluhan melalui pningkatan mutu

lingkungan pelayanan antara lain penataan ruang penerimaan, kamar

periksa, fasilitas parkir, kamar mandi dan WC.

Supardi (2012) di balai kesehatan karyawan rokok kudus yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara persepsi pelayanan dokter

(p=0,012), perawat (p =0,005), mutu pelayanan administrasi (p =0,0013)

mutu keadaan lingkungan (p=0,009) dan mutu sarana peralatan dan obat

(p=0,002) dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan pengobatan di

BKKRK, dimana tingkat kepuasan pasien terhadap sarana peralatan dan

obat adalah yang tertinggi dibandingkan dengan variable yang lain (84%)

Sesuai hasil penelitian terdapat 5 responden (5.2%) yang

menyatakan mutu lingkungan rumah sakit baik tetapi tidak merasa puas
69

hal ini disebabkan pelayanan dokter yang kurang maksimal disebabkan

sering terjadi keterlambatan pelayanan.

Kenyamanan terhadap lingkungan rumah sakit sangat

mempengaruhi terhadap persepsi kepuasan pasien mutu pelayanan rumah

sakit. Salah tujuan dari pelayanan perawat di rumah sakit menciptakan

lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi pasien sehingga

mempercepat proses penyembuhan. Kesan pertama kali bagi pasien rawat

inap terbentuk sewaktu pasien pertama kali masuk rumah sakit. Kesan ini

sering menetap pada diri pasien dan mempengaruhi sikap mereka terhadap

lembaga, dan mutu pelayanan yang mereka terima


70

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada hubungan mutu pelayanan administrasi dengan kepuasan pasien di

RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

2. Ada hubungan mutu pelayanan dokter dengan kepuasan pasien di RSUD

Kota Kendari Tahun 2016.

3. Ada hubungan mutu pelayanan perawat dengan kepuasan pasien di

RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

4. Ada hubungan yan mutu sarana dan prasarana dengan kepuasan pasien di

RSUD Kota Kendari Tahun 2016.

5. Ada hubungan lingkungan rumah sakit dengan kepuasan pasien di RSUD

Kota Kendari Tahun 2016.

B. Saran

Kesimpulan diatas, maka saran-saran adalah :

1. Bagi pihak RSUD Kota Kendari perlu meningkatkan kualitas dan mutu

pelayanan kesehatan melalui perbaikan dan peningkatkan kelengkapan

sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan bagi petugas kesehatan

untuk meningkatkan profesionalisme dalam memberi pelayanan

2. Rumah Sakit agar melakukan pemantauan secara terus-menerus untuk

mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.

3. Bagi peneliti selanjutnnya agar mengembangkan variabel lain untuk

mengetahu faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien.

69
DAFTAR PUSTAKA

Agus Diman. S, 2015. Hubungan Mutu pelayanan BPJS kesehatan dengan Kepuasan
pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas III RSUD Sekayu Tahun 2015. Akademi
Keperawatan Pemkab Banyuasin. Jurnal Naskah Publikasi Volume VIII

Alwi. S, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia : Strategi Keunggulan


Kompetitif Edisi Kedua.BPFEE.Yogyakarta.

Amalia,P 2015,Hubungan Dimensi Mutu Pelayanan Dengan Tingkat Kepuasan


Pasien di RSUD Dr.H.Soemarnososroatmodjo Bulungan Kaltim,
Universitas Andalas 2015

Ariadi. 2005. Persepsi Pasien terhadap Mutu Pelayanan Dokter Ditinjau Dari
Karakteristik Dan Mutu Pelayanan Dokter di Instalasi Rawat Jalan RSI
Sunan Kudus Tahun 2005. Thesis. Universitas Diponegoro : Semarang

Azwar, A, 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Binarupa


Aksara. Jakarta.

________, 2007. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip


LingkaranPemecahan Masalah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

BPJS. 2015. Profil BPJS. Kesehatan. Unggul [on line] accessed 1 Februari 2016
Available at www.jamsosindonesia.com/sjsn/bpjs

BPJS. 2015.Pedoman Pengurusan Anggota Baru Kendari. Jakarta

Chandra,B, 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan, EGC, Jakarta

Damaiyanti, M. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. PT.


Refika Aditama. Bandung

Ida. A, 2014. Jurnal. Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan


Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD
Wanggaya Denpasar. Universitas Udayana.

Irchas E. W, 2015. Jurnal. Analisis Kepuasan Pasien Peserta BPJS Kesehatan


Pada Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) Di Kota
Bandar Lampung. Fakultas Kesmas. Universitas Sriwijaya. Lampung

Husna R.A el all. 2008. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan


Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan keperawatan Di Rumah Sakit Stti
Khodidja Sepanjang. Jurnal Keperawatan Bagian Medikal Bedah
Universitas Muhammadiyah Surabaya

Kotler. P, 2007. Dasar-dasar Pemasaran, Jilid Sembilan.Edisi Bahasa


Indonesia.PT. Indeks. Jakarta.

Muninjaya, A. A. G. 2012. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. EGC.Jakarta.

Maksum, 2014. Gambaran tentang mutu pelayanan dokter berdasarka Persepsi pasien di
instalasi rawat jalan rumah sakit Universitas Hasanuddin Kota Makassar.
Jurnal Naskah Publikasi. Universitas Hasanuddin

Nursalam, 2007, Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional, Edisi Kedua. Salemba Medika, Jakarta.

Notoadmodjo, 2003. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta

Nasution, 2011. Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Terhada Kepuasan Pasien


Poliklinik Gigi di Puskesmas Mutiara Kabupaten Asahan Tahun
2011. Jurnal Vol. 5 Universitas Sumatra Utara.

Profil RSUD Abunawas Kota Kendari Tahun 2015.

Prasetijo, 2005. Perilaku Konsumen, Penerbit Andi, Yogyakarta

Saleha S & Satrianegara FM, 2010. Buku Ajar Organisasi Manajemen Pelayanan
Kesehatan Serta Kebidanan, Salremba Medika, Jakarta

Sari, Nirmala, Hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien


pengguna BPJS di puskesmas mojowarno kabupaten Jombang, FKM
Universitas Jember, 2014

Sebayang MT, 2004. Tesis. Analisis Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan


Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi
Medan. Universitas Sumatra Utara, Medan

Suaib. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Pada


Ruang Rawat Inap RSUD Syech Yusuf Kabupaten Gowa. Junal Naskah
Publikasi. Fakultas Kesmas. Universitas Hasnuddin Makassar.

Suprayanto, 2011. Kepuasan Pelanggan Pelayanan Kesehatan. Unggul [on line]


accessed 1 Februari 2016 Available at www.scrib.com

Suryani, 2006. Komunikasi Terapeutik, Aplikasi dan Teori. EGC. Jakarta

Tjiptono, F. 2002. Strategi Pemasaran, Andi Offset, Yogyakarta


Trimurti, Iga, Hubungan dimensi mutu pelayanan dengan minat pemanfaatan
kembali Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Pandanaran Kota
Semarang,Semarang, Undip 2012

Undang-Undang RI Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta

Undang-Undang RI. Nomor. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Biro Hukum
Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Wira, Dwidyaniti, Ayu, Ida, Hubungan antara persepsi mutu pelayanan dokter
dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III di RSUD Wangaya, Prodi
IKM Universitas Udayana, 2014

Wiyono, D., 1997. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Buku 1 dan 2,


Airlangga University Press, Surabaya.

Widyasih. E, 2014. Jurnal. Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan BPJS di RS


Kendal. Universitas Indonesia

Wilda T.W, 2015. Skripsi. Perbandingan Preferensi Peserta BPJS Terhadap


Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit dr. Pirngadi dan Rumah Sakit
Martha Friska Medan Tahun 2015. Universitas Sumatra Utara
LAMPIRAN
KUSIONER PENELITIAN
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN BPJS TERHADAP KEPUASAN
PASIEN DI RSUD KOTA KENDARI
TAHUN 2016

N0.Respoden :
Nama (inisial) :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekrjaan :
Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SMP. 4. SLTA 5. Perguruan Tinggi
Pembiayaan : 1. BPJS 2. Umum
Jenis Pelayanan : 1. Rawat Jalan 2. Rawat Inap

Petunjuk pengisian:

1. isilah data di bawah ini dengan lengkap. Berilah tanda cek (x) pada kolom yang
tersedia
2. Jawaban yang telah dipilih adalah yang paling sesuai dengan pendapat atau
pengamatan Bapak/Ibu/Saudara/i.
3. Kejujuran Bapak/Ibu/Saudara/i, dalam memberikan jawaban sangat kami hargai.
4. Jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i, kami jamin kerahasiaannya
1. VariabelIndependen

Jawaban
No Uraian
Ya Tidak
PelayananAdministrasi

1. Petugas administrasi memasukkan data pasien dengan cepat


dan tepat.

2. Petugas administrasi memberikan yang jelas dan mudah


dimengerti.

3. Petugas administrasi cekatan dalam melayani administrasi


pasien.

4. Petugas administrasi melayani pasien tanpa memandang


status social.

5. Petugas administrasi berpenampilan bersih dan rapi.


Pelayanan Dokter

1. Dokter berkunjung secara teratur dan tepat waktu.

2. Dokter tanggap terhadap keluhan pasien.

3. Dokter mampu menentukan diagnosis penyakit pasien.

4. Dokter memberikan perhatian kepada setiap pasien.

5. Dokter berpenampilan rapi dan bersih.


Pelayanan Perawat

1. Jadwal pelayanan perawat dijalankan dengan tepat .

2. Perawat tanggap terhadap keluhan pasien .

3. Perawat memberikan penjelasan dengan sopan dan ramah ?

4. Perawat memberikan perhatian secara khusus kepada pasien.

5. Perawat berpenampilan rapi dan bersih.


Sarana dan Prasana Pelayanan

1. Sarana pelayanan kesehatan cukup handal.

2.
Sarana pelayanan kesehatan tetap ada tersedia apabila
dibutuhkan.
3.

4. Dokter, perawat dan petugas laboratorium mampu


menggunakan sarana pelayanan kesehatan dengan terampil.
5.

Sarana pelayanan kesehatan terawatt dengan baik.

Sarana pelayanan kesehatan yang dipakai lengkap, bersih


dan siap digunakan

Lingkungan Rumah Sakit

1. Ruang penerimaan pasien nyaman dan tertata rapi.

2. Penataan kamar periksa mendukung kelancaran proses


pelayanan,

3. Keamanan dalam proses pelayanan terjamin.

4. Fasilitas parkir kenderaan bermotor memadai sesuai


kebutuhan

5. Kamarmandi/WC tersediabersihdanrapi

2. Kepuasan Pasien

Jawaban
No Peryataan Tidak
Puas
Puas
1. Saya merasa pelayanan petugas di rumah sakit ini, tepat
dengan kebutuhan pasien.
2. Menurut saya pelayanan petugas di rumah sakit ini, cukup
cekatan.
3. Dokter datang tepat waktu.
4. Petugas melakukan tugasnya penuh tanggung jawab dengan
menyelesaikan pekerjaannya dalam melayani Pasien.
5. Petugas selalu peka dengan kebutuhan pasien.

6. Petugas di rumah sakit ini dapat memahami dan mengerti


perasaan pasien.
7. Petugas segera tanggap dalam memberikan tindakan kepada
pasien.
8. Petugas dalam melayani bersikap sopan kepada pasien.

9. Petugas dalam melayani bersikap ramah kepada pasien.

10. Petugas dalam melayani bersikap sabar kepada pasien.

11. Petugas mengutamakan kenyamanan pasien.


12. Petugas dapat menciptakan rasa aman bagi pasien.
13. Perawat dapat menjalin komunikasi yang baik dengan
Pasien.
14. Petugas memperlakukan semua pasien sama tanpa
memandang status social.
15. Petugas di rumah sakit ini mampu mendengarkan keluhan
pasien.
16. Petugas memberikan informasi yang jelas, lengkap
mengenai pengobatan serta efek sampingan dari pegobatan
yang diberikan kepada saya
17. Saya merasa ruang rawat inap tertata rapi,harum dan bersih.

18. Saya merasa kamar mandi dan toilet yang bersih, rapi dan
harum.
19. Saya merasa lingkungan rumah sakit tertata rapi dan bersih.

20. Saya merasa prosedur pelayanan mudah dan tidak berbelit-


belit.
21. Saya merasa informasi yang diberikan petugas cukup jelas
dan mudah dimengerti.
22 Saya merasa rambu-rambu penunjuk arah rumah sakit jelas
dan mudah dipahami.
23. Saya merasa sarana dan prasarana rumah sakit cukup
lengkap.
24. Saya merasa cukup aman dan nyaman dengan lingkungan
rumah sakit.
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENGIKUTI PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Dengan ini menyatakan bahwa saya,tidak keberatan diikut sertakan dalam

penelitian Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien BPJS di RSUD

Kota Kendari Tahun 2015. Dan saya bersedia untuk ikut aktif membantu demi kelancaran

penelitian ini sampai selesai.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa ada paksaan

dari pihak manapun.

Kendari, 2016

Yang Membuat Pernyataan

( )
MASTER TABEL PENELITIAN

No Nama Umur Jenis Pendidikan Kepuasan Pasien


Kelamin
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Kategori
1 Ns 38 P D III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
2 ASB 68 L S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Puas
3 Hn 45 L D III 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Puas
4 NS 48 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
5 RZ 15 L SMP 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Puas
6 Wg 54 L SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
7 Hr 65 L SMU 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas
8 Rn 52 P S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
9 RR 28 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Puas
10 Zk 26 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
11 Tr 49 L S1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 15 Tidak Puas
12 RDS 19 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
13 Htn 32 P S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Puas
14 Nn 67 P SMP 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Tidak Puas
15 BSD 68 L S3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
16 RD 70 L SMP 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 Tidak Puas
17 FD 28 L D III 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
18 RF 33 P SMU 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Puas
19 DFS 36 P SMU 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
20 SF 33 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
21 HLF 52 P S2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 Tidak Puas
22 ST 38 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
23 Mn 42 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Puas

24 ADS 18 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas


25 Zkw 39 L D III 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Puas
26 Dd 39 P DI 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 Puas
27 Ptt 39 P D III 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas
28 swr 28 p SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Puas
29 Sdf 28 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Puas
30 Syb 25 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas
31 Arb 26 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
32 Tnm 25 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 Puas
33 Asw 33 P D III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
34 Ali 33 L SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
35 Yss 24 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
36 Ptg 24 P SMP 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas
37 Chrs 29 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
38 Srv 39 P D III 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 23 Puas
39 Ab 32 L S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
40 BT 30 P D III 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Puas
41 Abk 30 L S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Tidak Puas
42 Umt 31 L S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
43 Sdf 33 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 Tidak Puas
44 Jk 30 P SMU 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
45 Ld. 33 L S1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Puas
46 Bnd 32 L D III 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
47 Sca 29 L SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
48 Erk 29 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 Tidak Puas
49 Wd 40 P S2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
50 Dg s 34 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Puas

51 Cs 41 L S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
52 SS 42 L S2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Puas
53 Cbn 42 P S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 Puas
54 Og 44 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas
55 Vsd 34 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Puas
56 Lnt 35 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Puas
57 Umr 37 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Puas

58 Abs 38 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas


59 Tht 38 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Puas

60 Fqr 38 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas


61 Sdf 33 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 Tidak Puas
62 Jk 30 P SMU 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
63 Umt 31 L S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
64 Ld. 33 L S1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Puas
65 Bnd 32 L D III 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
66 Sca 29 L SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
67 Erk 29 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 Tidak Puas
68 Wd 40 P S2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
69 Dg s 34 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Puas

70 Cs 41 L S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
71 SS 42 L S2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Puas
72 Cbn 42 P S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 Puas
73 Og 44 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas
74 Vsd 34 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Puas
75 Lnt 35 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Puas
76 Umr 37 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Puas

77 Abs 38 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas


78 Tht 38 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 Puas

79 Fqr 38 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas


80 Swr 28 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
81 Sdf 28 P SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 Puas
82 Syb 25 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas
83 Arb 26 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
84 Tnm 25 L SMU 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 Puas
85 Asw 33 P D III 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
86 Ali 33 L SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
87 Yss 24 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
88 Ptg 24 P SMP 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11 Tidak Puas
89 Chrs 29 P SMU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 Puas
90 Srv 39 P D III 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 23 Puas
91 Ab 32 L S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
92 BT 30 P D III 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 Puas
93 Abk 30 L S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 Tidak Puas
94 Mzk 33 L SLTP 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
95 Ai 28 P D III 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
96 Int 40 p S1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 Puas
Pelayanan Administrasi Pelayanan Dokter Pelayanan Perawat Sarana dan prasarana Lingkungan Rumah Sakit
P1 P2 P3 P4 P5 Kategori P1 P2 P3 P4 P5 Kategori P1 P2 P3 P4 P5 Kategori P1 P P P4 P5 Kategori P1 P2 P3 P4 P5 Kategori
2 3
1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 0 2 2 Tidak Baik

1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik


1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
Baik
0 0 0 1 1 2 Tidak Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 0 0 0 0 1 1 Tidak Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 1 1 1 3 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 0 0 0 0 1 1 Tidak Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 0 1 1 1 4 Baik
Baik Baik
1 1 0 1 1 4 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 0 0 0 0 1 1 Tidak Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 1 1 1 3 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 0 0 0 2 Tidak Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 0 0 0 0 1 1 Tidak Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 0 1 1 3 Baik
0 0 0 1 1 2 Tidak Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 0 0 0 0 1 1 Tidak Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 0 0 0 0 1 1 Tidak Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik

1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 0 1 0 1 3 Baik


Baik Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
0 0 0 1 1 2 Tidak Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 0 0 0 0 1 1 Tidak Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 1 1 4 Baik
Baik
0 0 0 1 1 2 Tidak Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 0 0 0 2 Tidak Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 0 0 0 0 1 1 Tidak Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 0 0 0 2 Tidak Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 1 1 1 1 4 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 0 1 3 Baik
1 1 1 1 1 5 Baik 0 0 0 1 1 2 Tidak 1 1 1 1 1 5 Baik 1 1 1 1 1 5 Baik 1 0 1 0 1 3 Baik
Baik
Frequency Table

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LAKI-LAKI 16 40.0 40.0 40.0

PEREMPUAN 24 60.0 60.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

UMUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 15-25 6 15.0 15.0 15.0

26-35 24 60.0 60.0 75.0

>36 10 25.0 25.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

PENDIDIKANTERAKHIR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 5 12.5 12.5 12.5

SMA 35 87.5 87.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Kepuasan Pasien

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Puas 75 78.1 78.1 78.1

Tidak Puas 21 21.9 21.9 100.0

Total 96 100.0 100.0


Mutu Pelayanan Administrasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 73 76.0 76.0 76.0

Tidak Baik 23 24.0 24.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

Mutu Pelayanan Dokter

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 69 71.9 71.9 71.9

Tidak Baik 27 28.1 28.1 100.0

Total 96 100.0 100.0

Mutu Pelayanan Perawat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 73 76.0 76.0 76.0

Tidak Baik 23 24.0 24.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

Mutu Sarana dan Prasarana

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 79 82.3 82.3 82.3

Tidak Baik 17 17.7 17.7 100.0

Total 96 100.0 100.0


Lingkungan Rumah Sakit

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 77 80.2 80.2 80.2

Tidak Baik 19 19.8 19.8 100.0

Total 96 100.0 100.0


Crosstabs

Case Processing Summary

N Valid 96 96 96 96 96

Missing 0 0 0 0 0

Mutu Pelayanan
Administrasi 20 2 14 27 81
*Kepuasan Pasien

Chi-Square Tests

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pearson Chi-square 33.248a 1 .000 .949 40 .071

Continuity Correction 29.996 1 .000 .539 40 .000

Likelihood Ratio 29.664 1 .000 .726 40 .000

Fishers Exact Test .938 40 .029

Linear-By-Linear
32.902 1 .000 .913 40 .005
Association

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The


minimum expected count is 5.03.
b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

N Valid 96 96 96 96 96

Missing 0 0 0 0 0

Mutu Pelayanan Dokter


20 2 14 27 81
*Kepuasan Pasien
Chi-Square Tests

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pearson Chi-square 51.695a 1 .000 .949 40 .071

Continuity Correction 47.822 1 .000 .539 40 .000

Likelihood Ratio 49.941 1 .000 .726 40 .000

Fishers Exact Test .938 40 .029

Linear-By-Linear
51.156 1 .000 .913 40 .005
Association

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The


minimum expected count is 5.03.
b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

N Valid 96 96 96 96 96

Missing 0 0 0 0 0

Mutu Pelayanan Perawat


20 2 14 27 81
*Kepuasan Pasien

Chi-Square Tests

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pearson Chi-square 40.253a 1 .000 .949 40 .071

Continuity Correction 36.667 1 .000 .539 40 .000

Likelihood Ratio 36.135 1 .000 .726 40 .000

Fishers Exact Test .938 40 .029

Linear-By-Linear
39.834 1 .000 .913 40 .005
Association

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The


minimum expected count is 5.03.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary

N Valid 96 96 96 96 96

Missing 0 0 0 0 0

Mutu Sarana dan


Prasarana 20 2 14 27 81
*Kepuasan Pasien

Chi-Square Tests

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pearson Chi-square 53.232a 1 .000 .949 40 .071

Continuity Correction 48.618 1 .000 .539 40 .000

Likelihood Ratio 46.082 1 .000 .726 40 .000

Fishers Exact Test .938 40 .029

Linear-By-Linear
52.677 1 .000 .913 40 .005
Association

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The


minimum expected count is 5.03.
b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

N Valid 96 96 96 96 96

Missing 0 0 0 0 0

Lingkungan Rumah Sakit


20 2 14 27 81
*Kepuasan Pasien
Chi-Square Tests

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pearson Chi-square 53.860a 1 .000 .949 40 .071

Continuity Correction 49.409 1 .000 .539 40 .000

Likelihood Ratio 47.276 1 .000 .726 40 .000

Fishers Exact Test .938 40 .029

Linear-By-Linear
53.299 1 .000 .913 40 .005
Association

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The


minimum expected count is 5.03.
b. Computed only for a 2x2 table
GAMBAR. 1. PADA SAAT WAWANCARA KEPADA RESPONDEN
GAMBAR 2. PADA SAAT WAWANCARA RESPONDEN

Anda mungkin juga menyukai