Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. SOP Menghentikan perdarahan

a. Pengertian

Suatu tindakan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah


maupun non bedah

b. Tujuan

Mencegah syok

c. Indikasi

1. Perdarahan pada kasus bedah

2. Perdarahan kasus non bedah

d. Persiapan

1. Alat Alat yang dipersiapkan sesuai dengan teknik yang akan


dilaksanakan untuk kasus bedah :

a) Alat pelindung diri (masker, handscoen, scort)

b) Balut tekan

c) Kain kasa steril

d) Sarung tangan

e) Tourniquet
f) Plester

g) Set untuk menjahit luka

h) Obat desinfektan

i) Sanksteken blakemore tube (SB tube) bila memungkinkan

j) Spuit 20-50 cc

k) Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin

l) Jelly / pelicin

2. Pasien Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan


yang akan dilakukan

3. Lingkungan Tenang

e. Pelaksanaan tindakan

a) Petugas menggunakan masker, handscoen, scort

b) Perawat I

1) Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan


permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan (lihat lampiran)

2) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka

c) Perawat II

1) Mengatur posisi pasien

2) Memakai sarung tangan kecil


3) Meletakkan kain kasa steril di atas luka, kemudian ditekan dengan
ujung-ujung jari

4) Meletakkkan lagi kain kasa steril di atas kain kasa yang pertama,
kemudian tekan dengan ujung jari bila perdarah masih berlangsung.
Tindakan ini dapat dilakukan secara berulang sesuai kebutuhan
tanpa mengangkat kain kasa yang ada.

d) Balut tekan

1) Meletakkan kain kasa steril di atas luka

2) Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan benda keras


(verband atau kayu balut) di atas luka

3) Membalut luka dengan menggunakan verband balut tekan.

e) Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan


trumatik amputas

1) Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi) dengan


menggunakan kain kasa steril

2) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka,


kemudian ikatlah dengan kuat.

3) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara


periodik

f) Memasang SB tube

1) Menyiapkan peralatan untuk memasang SB tube


2) Mengatur posisi pasien

3) Mendampingi dokter selama pemasangan SB tube

4) Mengobservasi tanda vital pasien

g) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan tourniquet dan SB


tube :

1) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika tindakan


lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi atau
sebagai live saving

2) Selama melakukan tindakan, perhatikan :

a) Kondisi pasien dan tanda-tanda vital

b) Ekspresi wajah

c) Perkembangan pasien

3) Pemasangan SB tube dilanjutkan dengan pengompresan dan irigasi


melalui selang
SOP Menghentikan Perdarahan

Pengertian:
Tindakan yang dilakukan agar perdarahan berhenti.

Tujuan:
1. Agar darah berhenti keluar
2. Agar tidak terjadi shok

Prosedur:
Alat:
1. Hanscune (bila ada)
2. Perban/kain untuk menekan luka
Proses:
1. Aktifkan system emergency (118)
2. Gunakan handskune bila memungkinkan.
3. Letakkan perban bersih, bantalan, atau kain bersih diatas luka dan tekan
kuat-kuat selama 10 menit, atau lebih bila perlu sampai perdarahan berhenti.
4. Bila perdarahan tidak berhenti, angkat bagian yang cedera lebih tinggi dari
jantung sambil terus menekan (ekstremitas) tetapi bila ada dugaan fraktur
makan jangan lakukan hal tersebut.
5. Biarkan semua bantalan tetap pada tempatnya, lalu balut dengan kuat
namun tidak terlalu ketat sehingga menutup aliran darah pada luka. Bila
darah menembus perban, beri tambahan perban diatasnya. Tetap awasi
perembesan darah/perdarahan sampai tim medis datang.

Peringatan:
a. Jangan menggunakan torniket. Hal ini bisa menimbulkan kematian jaringan.
Penggunaan torniket adalah jalan keluar terakhir untuk menghentikan
pendarahan.
b. Jangan coba-coba melepaskan atau menggerakkan benda asing yang
terbenam di dalam luka.
c. Pada kondisi gawat darurat kesterilan alat no.2

Anda mungkin juga menyukai